KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
1. Kesimpulan Umum
Berdasarkan analisa dan pembahasan terhadap fenomena yang terjadi di lapangan, hasii penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kurikulum pendidikan menengah berciri khas Agama Islam di Madrasah Aliyah Negeri Surade Kabupaten Sukabumi belum begitu memadai dan masih harus terus ditingkatkan. Implementasi kurikulum pendidikan menengah berciri khas agama Islam belum berjalan efektif sehingga belum menampakkan prestasi hasil belajar siswa sebagaimana diharapkan. Secara garis besar belum efektifnya implementasi kurikulum pendidikan menengah berciri khas Agama Islam di MAN Surade ada keterkaitan dengan:
a. Keberadaan Guru
Guru mata peiajaran IPS di MAN Surade dilihat dari latar belakang pendidikannya semuanya non-IPS, sehingga dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru mata peiajaran IPS belum memadai. Beberapa aspek kemampuan guru yang dianggap masih
belum memadai antara lain terietak pada aspek kemampuan menulis rencana pembelajaran, melakukan inter aksi di keias, melakukan penilaian dan yang lebih berat lagi dalam memberikan nuansa agama Islam ke dalam materi pembelajaran. Keberadaan tersebut antara lain disebabkan pengaiaman guru mata peiajaran IPS masih relatif terbatas, dimana sebagian dari mereka masih belum lama mengemban tugas mengajar mata peiajaran IPS.
Kemampuan guru mata peiajaran IPS masih terbatas pada pengaiaman mereka sewaktu belajar di SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. Empat dari lima guru mata peiajaran IPS di MAN Surade masih berstatus sebagai guru honor (guru tidak tetap). Dan mereka belum mendapatkan kesempatan mengikuti penataran, pendidikan dan pelatihan, atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan kualifikasinya sebagai guru bidang studi IPS yang
qualified.
b. Pembinaan Kepala MAN Surade dan Pengawas Pendidikan Agama Islam
Kepala MAN Surade dan Pengawas Pendidikan Agama Islam masih dirasakan kurang dan hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerja guru. Keluhan guru tentang hal tersebut menjadi sebuah aiasan mengapa kegiatan pembelajaran di bidang IPS
masih menduduki ranking yang kurang memuaskan, disamping hal-hal lain yang dianggap masih perlu peningkatan.
c. Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Terutama kurangnya buku-buku materi pembelajaran menjadi alasan utama guru-guru yang mengajar mata peiajaran IPS sehingga menyebabkan murid-muridnya kurang wawasan. Pengembangan guru dalam memberikan materi pembelajaran menjadi kurang luas, tambahan bacaanpun tidak ada, terbatas pada buku paket yang dimiliki MA saja yang menjadi sumber materi pembelajaran dan itu sangat terikat dengan kurikulum yang tertulis
dalam dokumen.
d. Waktu
Waktu yang tersedia relatif kurang disbanding dengan materi bahasan. Kesulitan pengembangan materi akibat kurangnya waktu berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh.
Banyak pembahasan yang tidak tuntas daiam membahas suatu materi pembelajaran. Lebih-lebih ketika guru menyampaikan
materi pembelajaran dengan metode ceramahnya dan keterkaitan
antara materi pembelajaran sebagaimana yang ditulis dalamkurikulum
dengan
nuansa
agama
Isiam.
Tampak
sekali
cakupannya luas dan memeriukan waktu yang sangat panjang.
e. Faktor ketidaksesuaian antara tugas mengajar guru dengan
latar belakang pendidikan formalMasih
sukar
dihindari
ketidaksesuaian
antara
tugas
mengajar guru dengan latar belakang pendidikan formal karena
guru
yang
ada
memang
demikian,
hal
ini juga
akibat dari
kemampuan Departemen Agama untuk mengangkat guru sangat
terbatas.
2. Kesimpulan Khusus
Pada kesimpulan khusus ini meiiputi gambaran tentang:
a. Aspek Tuntutan Kurikulum 1994
Dilihat dari latar belakang siswa MAN Surade baik latar
belakang pendidikan atau latar belakang orang tua dan tempat
tinggal keadaannya sangat kurang menunjang. Hampir setengah
dari seluruh jumlah siswa berlatar belakang pendidikan SLTP,
dimana di sekolah ini tidak diajarkan materi pembelajaran agamaIslam secara mendalam sebagaimana halnya yang diajarkan di
Madrasah Tsanawiyah dengan demikian maka murid MAN Suradeyang berasal dari SLTP kurang mendalami ilmu-ilmu agama Islam
sebagaimana tuntutan dari Kurikulum Madrasah Aliyah 1994.Siswa yang tinggal di pesantren sangat sedikit, sedangkan
materi
pembelajaran
di
MA
sarat
sekali
dengan
materi
pembelajaran agama Islam. Bagi siswa yang tinggal di pesantren
dapat
menambah
ilmu
pengetahuan
dan
wawasannya
di
pesantren, sedangkan bagi siswa yang tinggal bersama orang
tuanya sangat ketinggalan. Disamping itu kelebihan siswa yang
tinggal
di
pesantren
benar-benar
dapat
memisahkan
mana
sebenarnya materi
pembelajaran yang relevan dengan agama
Islam dan mana yang tidak relevan walaupun pada akhirnya siswa
mengikuti isi materi pembelajaran yang diberikan di MA.Kemampuan,
keterampilan
dan
ketaatan
siswa
MAN
Surade dalam beribadah, berdzikir, berdo'a serta menjadi imam
masih kurang dan masih diperlukan upaya-upaya peningkatannya.
Usaha yang dilakukan pihak MAN Surade dalam meningkatkan
kemampuan siswa dalam membaca, menulis dan memahami
Al-Qur'an, terutama yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi perlu mendapat perhatian khusus, terutama pelatih dan
manajemen pelatihannya.Secara khusus, melihat keberhasilan pembelajaran yang
bersifat aplikatif dapat di diketahui dari kepemilikan sikap dan
perilaku akhlaqulkarimah siswa, namun sangat disayangkan
siswa-siswi MAN Surade masih belum memiliki sikap dan perilakuakhlaqulkarimah. Begitu juga dalam memahami, menghayati dan
mengambil manfaat dari tarikh al-lslam yang kaitannya dengan
materi pembelajaran ilmu pengetahuan sosial masih belum tampak.
Baik siswa, guru juga karyawan MAN Surade masih belum memiliki kemampuan dalam menerapkan prinsip-prinsip muamalah dan syariat Islam dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Dukungan lingkungan terhadap proses belajar mengajar di MAN Surade masih diperlukan sentuhan khusus yang menjadi masyarakat di sekitar lingkungan madrasah lebih merasa memiliki terutama rasa tanggung jawab tentang keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sehingga hambatan lingkungan terhadap proses belajar mengajar dapat dengan mudah diatasi.
Kondisi dan pemanfaatan sarana dan prasarana ibadah yang ada di MAN Surade saat ini perlu mendapat peningkatan mutu sarana serta perawatannya. Untuk kegiatan yang dilakukan di mesjid masih perlu ada peningkatan. Mesjid dalam kapasitas sebagai tempat ibadah sekaligus juga tempat belajar dapat digunakan untuk mendidik calon-calon imam mesjid di masa yang akan datang. Jika selama ini imam mesjid masih belum dipercayakan kepada siswa dalam kaitannya dengan pembelajaran maka bagi siswa yang sudah dianggap cukup cakap dapat dipercaya untuk bertindak selaku imam.
Guru-guru dalam melakukan pengawasan ibadah siswa
masih kurang kompak dan berakibat kurang disiplinnya siswa. Di
sisi lain guru dituntut untuk memberikan suri teladan yang baik.
Pembinaan yang dilakukan Kepala MAN Surade terhadap
guru masih kurang sesuai dengan tuntutan Kurikulum Madrasah
Aliyah 1994 serta dengan keinginan guru. Ketepatan orang tua
dalam membayar kewajiban keuangan MAN Surade menjadi
kurang sehubungan masih ditemukan adanya keluhan orang tua
tentang jumlah kewajiban membayar keuangan MAN Surade.
Bahkan
orang
tua
yang
merasa
kurang
mampu
dalam
melaksanakan kewajiban membayar iuran ke MAN Surade tidak
pernah melakukan kunjungan ke MAN Surade.
b. Aspek keberhasilan Kurikulum Madrasah Aliyah 1994
Tinjauan terhadap aktivitas guru mata peiajaran IPS dalam
proses belajar mengajar di MAN Surade adalah sebagai berikut:
1). Guru Bidang Studi Sosiologi
Meskipun dalam memberikan uraian tentang topik-topik
materi
bidang
studi
sosiologi
guru
ini
mengaitkan
materi
pembelajaran dengan ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan dengan topik pembahasan, namun mengaitkan tekanannya berbeda dengan mengajarkan, sehingga bobot ibadahnya sangat rendahuntuk meningkatkan keyakinan siswa bahwa sesungguhnya seiuruh ilmu pengetahuan itu berasal dari Allah SWT.
2). Guru Bidang Studi Antropologi
Metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru ini adalah metode ceramah. Keadaan ini menjadikan siswa jenuh dan kurang kreatif. Siswa hanya mendengarkan saja tanpa terbebani untuk mengembangkan pemikiran.
3). Guru Bidang Studi Tata Negara
Di samping penampilannya tidak mencerminkan sebagai seorang ustadz, juga dalam menyajikan materi pembelajaran tidak pernah mengaitkan materi pada pokok bahasan dengan hal-hal yang bersifat hukum Islam. Dia mengajarkan materi pembelajaran tidak melakukan pengayaan dengan mengaitkan materi pada pokok bahasan dengan hukum Islam.
4). Guru Bidang Studi Ekonomi
Guru yang mengajarkan ekonomi di MAN Surade sangat patuh pada kurikulum yang tertulis dalam dokumen Kurikulum Madrasah Aliyah 1994 namun kepatuhannya adalah kepatuhan kaku yang mematikan kreativitas pribadinya. Pengembangan dan pengayaan pembelajaran tidak ditemukan.
Selanjutnya keberhasilan Kurikulum Madrasah Aliyah dapat
pula ditinjau dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Sebagai remaja yang rata-rata berusia 17 tahun kestabilan
berpikirnya masih belum dapat diandalkan. Kecerdasan berpikir
tidak seimbang dengan gejolak emosi jiwa yang mengakibatkan
konsentrasi belajar menjadi buyar. Rasa keakuannya sangat tinggi
di satu sisi, sementara di sisi lain rasa pengakuan terhadap
eksistensi orang lain masih rendah.
Hal ini berdampak pada
kurangnya semangat belajar siswa MAN Surade dalam kelas dan
menambah rasa jemu mendengarkan guru yang dominan memberi
ceramah.
Sementara itu cara siswa belajar di rumah terganggu
dengan tayangan televisi dan masih kurang perhatian orang tua.
c. Aspek pemahaman guru terhadap Kurikulum Madrasah
Aliyah 1994Akibat dari kurang jelasnya tuntutan agama Islam dalam
Kurikulum Madrasah Aliyah 1994 dalam bidang studi IPS, guru
tidak memiliki keberanian mengembangkan kurikulum ini dengan
nuansa keagamaan secara penuh.
B. Rekomendasi
Untuk memperoleh manfaat dari hasil penelitian yang disajikan
dalam
penulisan tesis ini, seperti yang diharapkan pada bagian
pendahuluan maka perlu dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai
berikut:
1. Guru Mata Peiajaran IPS
Himbauan
agar kembali
membaca,
mempeiajari
untuk
dipahami dan diamalkan tentang Kurikulum Madrasah Aliyah 1994
secara mendalam terutama harus benar-benar disadari bahwaMadrasah Aliyah adalah Sekolah Menengah Umum yang Berciri
Khas Agama Islam (SK. Mendikbud Nomor: 0489/U/1993 Pasal 1
butir 6)Sebelum melakukan pembelajaran terlebih dahulu guru
harus mempersiapkannya sesuai dengan aturan yang ada. Buatkan
rencana pengajaran yang baik dan benar sehingga apa-apa yang
dipersiapkan dapat dilaksanakan dan terwujud di dalam kelas.
Dengan membuat perencanaan yang matang maka pelaksanaan
pembelajaran akan menjadi lebih terarah, berisi dan bermakna.
Lakukan kegiatan pembelajaran dengan hati ikhlas karena
Allah SWT. Seraya memohon karunia-Nya agar segala ilmu yang
kita miliki yang merupakan anugerah dari Allah SWT. Ini dapat
Jangan segan-segan bertanya baik kepada teman sejawat
dengan berdiskusi atau kepada Kepala MAN Surade bila ditemukan
ada masalah-masalah yang tidak bisa dipecahkan sendiri.
2. Kepala MAN Surade
Tingkatkan pembinaan terhadap guru-guru, baik dari sisi
volume
waktunya
atau/terutama
isi/materi
pembinaannya.
Pengakuan Kepala Madrasah terhadap keberadaan guru sangat
penting.
Guru
yang
merasa
tersentuh
hatinya,
diakui
keberadaannya, diposisikan pada posisi yang sesuai dengan
eksistensi akan lebih baik melakukan tugas-tugasnya karena
sesuai dengan kemampuan dan kemauannya.
Berikan motivasi kepada guru-guru untuk terus menerus
meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Tugas
guru yang mulia itu harus dihayati benar oleh mereka. Guru yang
bertugas tidak sekedar mengajar namun yang lebih penting adalah
mendidik,
maka Kepala Madrasah berkewajiban memberikan
pembinaan terutama masalah suri teladan yang harus dicerminkan
oleh guru dalam setiap langkah dan sikapnya.
Guru yang mengajar mata peiajaran IPS di MAN Surade
kebanyakan masih berstatus guru tidak tetap, oleh karena itu maka
Kepala Madrasah betui-betul harus memperhatikan mereka
sehubungan dengan ketidakterikatan mereka dengan aturan-aturan
negeri. Alangkah lebih bijak jika Kepala Madrasah juga turuT™*^^^'^
membantu mereka dalam merekomendasikan lamaran menjadi
Pegawai Negeri Sipil.3. Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI)
Implementasi kurikulum pendidikan menengah yang berciri
khas agama Islam di MA menuntut pengawasan yang sangat baik
dan berkesinambungan, Upaya-upaya yang dapat ditempuh dalam
melakukan
pengawasan
terhadap
kinerja
guru dan
Kepala
Madrasah salah satu dengan melakukan pengawasan secara
berkala. Jika selama ini pengawasan hanya dilakukan sesuai
dengan kebutuhan saat tertentu, maka untuk selanjutnya PPAI
dapat melakukannya dengan jadwal yang rutin disamping kegiatan
insidentil yang sesuai dengan kebutuhan tertentu.
Dalam menjalankan tugas dapat bekerja sama dengan
Kepala Madrasah secara harmonis, seiring dan sejalan, sehingga
akan Menimbulkan kesan yang lebih positif dihadapan guru-guru.
Program
yang
jelas
harus
dimiliki
oleh
PPAI
yang
dikoordinasikan dengan Kepala Madrasah. Insya-Allah guru-guru
dalam
mengimplementasikan
kurikulum
pendidikan
menengah
berciri khas agama Islam akan lebih termotivasi dalam menjalankan
PPAI
juga
harus
mau
meningkat
wawasan
dan
pengetahuannya serta aktif mencari informasi terutama yang
berkaitan dengan implementasi Kurikulum Pendidikan Menengah
Berciri Khas Agama Islam. Dengan cara meningkatkan koordinasi
dengan Departemen Agama dan Dinas Pendidikan.
Pada saat melakukan supervisi dan pembinaan hindari
agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar.
4. Peneliti Berikutnya
Dapat diinformasikan kepada peneliti berikutnya bahwa
aspek penting yang belum terungkap dalam penelitian ini yaitu
tentang kejelasan Kurikulum Pendidikan Menengah Berciri Khas
Agama Islam. Masalah pokok yang diungkap disini yaitu difokuskan
pada implementasinya, bukan kepada isinya.
Tampaknya isi kurikulum pendidikan menengah berciri khas
agama Islam ini tidak secara utuh berciri khas agama Islam,
terbukti dari dokumen kurikulum yang tertulis dan memuat isi
kurikulum tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan berciri khas
agama Islam.Terkesan penyusunan kurikulum ini sangat dipengaruhi
oleh prinsip-prinsip ideologi yang seolah tidak secara penuh
mengedepankan ciri khas agama Islam, salah satu contohnya
dalam bidang studi ekonomi yang diajarkan di MA bukan peiajaran ekonomi 'syari'ah'.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini belum memenuhi harapan berbagai pihak, karena itu suatu hal yang sangat berharga jika ada peneliti yang berminat mengkaji lebih jauh tentang Implementasi Kurikulum Pendidikan Menengah Berciri
Khas Agama Islam di Madrasah Aliyah.
5. Departemen Agama
Dapat disampaikan bahwa sehubungan dengan masih lemahnya implementasi kurikulum pendidikan menengah berciri khas agama Islam ditinjau dari tuntutan kurikulum, hasil yang dicapai serta dukungan profesional guru maka perlu melakukan:
a. Upaya mengubah visi guru, Kepala Madrasah dan PPAI
Salah satu karakteristik dari Kurikulum Madrasah
Aliyah 1994 memiliki sifat fleksibilitas yang tinggi. Sifat fleksibel
tersebut antara lain tercermin dalam format GBPP, dimana
aspek metode, alokasi waktu sarana dan sumber pembelajaran
tidak lagi secara eksplisit ditentukan dalam GBPP. Saat ini
penentuan dan pengembangan aspek tersebut menjadi tugas
tingkat mikro, sementara ini guru-guru di MA masih punya
anggapan yang kuat bahwa tugas guru adalah mengajar.
Tidak ditemukan adanya guru yang kreatif dan inovatif
dalam melakukan tugasnya untuk memperoleh hasil yang lebih
baik. PPAI dan Kepala Madrasah dalam melakukan penilaian
terhadap kerja guru masih belum optimal karena mereka juga
belum
memahami
hakekat
dari
Implementasi
Kurikulum
Pendidikan Menengah Berciri Khas Agama Islam.
Berdasarkan kenyataan ini Departemen Agama perlu
berupaya mengubah pikiran dan visi guru, Kepala madrasah
dan PPAI terhadap hakekat tugas dan fungsinya
masing-masing. Guru harus dipandang tidak hanya sebagai pelaksana
kurikulum, tetapi juga sebagai pengembang kurikulum.
b. Upaya menciptakan suasana kerja yang kondusif
Kepala Madrasah berkewajiban menciptakan suasana
kerja yang kondusif, sebagai tindak lanjut dalam melakukanperubahan
visi guru
dalam
implementasi
kurikulum dapat
dilakukan dengan:
(1). Pemenuhan
sarana
dan
prasarana
keagamaan
yang
(2). Melakukan pertemuan khusus guru-guru mata peiajaran
IPS untuk berdiskusi membahas kendala-kendaia yangdihadapi sekaligus menentukan upaya pemecahannya.
(3). Memanfaatkan
guru
yang
dipandang
lebih
memiliki
kemampuan
dalam
kegiatan
pembelajaran
untuk
menularkan pengetahuannya.
c. Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum llmu Pengetahuan
Sosial
Dalam
melakukan
kegiatan
pembelajaran,
guru
harus
melaksanakan konsep dasar ilmu pengetahuan sosial sebagai
berikut:
No Bidang Studi Konsep Dasar
"Dan tolong menolonglah kamu (dalam mengerjakan}
kebaikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dan berbuat dosa dan pelanggaran."
2. Antropologi Q.S: Al-Hujrat Ayat 13
"Hai Manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dengan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling kenal mengenai"
Tata Negara
"Dan carilah apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu kebahagiaan (negeri akhirat) dan janganlah kamu melpakan kebahaglaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) burnt. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
Q.S. An- Nisa : 59
"Hai orang-orang yang beriman tatatilah Allah dan
tatatilah Rasul serta orang-orang yang berkuasa
diantara kamu."