• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN AKHIR

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BIBIT TUMBUHAN BERPOTENSI

EKONOMI DI KAWASAN HUTAN KEMASYARAKATAN

SUNGAI WAIN BALIKPAPAN

KEMENTERIAN/LEMBAGA:

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

Peneliti/Perekayasa:

1. Drs. R. Subekti Purwantoro, M.Si. 2. Dra. Hartutiningsih – M. Siregar 3. Dra. Inggit Puji Astuti, M.Si. 4. Wihermanto, S.Si.

5. Sahromi. S.Hut.

(2)

2 INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2012

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Pengembangan Teknologi Bibit Tumbuhan Berpotensi Ekonomi Di Kawasan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain Balikpapan

2. Kode : I.57

3. Koridor : 3 (Kalimantan)

4. Fokus : Perkayuan

5. Lokus : Sungai Wain, Kota Balikpapan - Kalimantan Timur 6. Biaya Penelitian : Rp 250.000,- (Dua ratus lima puluh juta rupiah)

7. Peneliti Pengusul : Drs. R. Subekti Purwantoro, M.Si. 8. Peneliti Anggota 6. 1. Dra. Hartutiningsih – M. Siregar :

7. 2. Dra. Inggit Puji Astuti, M.Si. 8. 3. Wihermanto, S.Si.

9. 4. Sahromi. S.Hut.

1.

Bogor, 20 September 2012

Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor - LIPI

Ir. Mustaid Siregar, M.Si. NIP 19610523 198601 1 001

(3)

3 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……… 5

B. Pokok Permasalahan ………. 6

C. Maksud dan Tujuan Kegiatan ……….… 6

D. Metodologi Pelaksanaan ………...… 7

1. Lokus Kegiatan ………... 8

2. Fokus Kegiatan ………..…... 8

3. Ruang Lingkup ……….… 8

4. Bentuk Kegiatan ………..…. 9

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN A. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ……….. 9

1. Perkembangan Kegiatan ………. 9

2. Kendala dan Hambatan Pelaksanaan Kegiatan …………... 10

B. Pengelolaan Administrasi Manajerial ……… 11

1. Perencanaan Anggaran ……….... 11

2. Mekanisme Pengelolaan Anggaran ……….... 11

3. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset ………. 11

4. Kendala dan Hambatan Pengelolaan Administrasi Manajerial ………….. 12

BAB III METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA A. Metode Pencapaian Target Kinerja ………..…….… 12

1. Kerangka-Rancangan Metode Penelitian …………..…..….. 12

2. Indikator Keberhasilan Pencapaian ……….…..…. 13

3. Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Penelitian ….…… 14

B. Potensi Pengembangan Ke Depan ………... 15

1. Kerangka Pengembangan Ke Depan ………. 15

(4)

4

BAB IV SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program ……… 16

1. Kerangka Sinergi Koordinasi ………...…… 16

2. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi …………...…… 17

3. Perkembangan Sinergi Koordinasi ……… 17

B. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa ……….…… 17

1. Kerangka dan Strategi Pemanfaatan ……….……… 17

2. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan ……….……… 18

3. Perkembangan Pemanfaatan ………. 18

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……….…..… 18

1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran …….….... 19

2. Metode Pencapaian Target Kinerja ………..…..… 19

3. Potensi Pengembangan Ke Depan ……….……..… 19

4. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program ………..…. 19

5. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa ………..…..….. 19

B. Saran 1. Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan ……… 19

2. Keberlanjutan Dukungan Program Ristek ……… 19

Pustaka ……….. 20

(5)

5

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hutan kemasyarakatan merupakan model Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan tujuan pokok melakukan fungsi konservasi dan fungsi ekonomi berkelanjutan yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar kawasan. Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) di Kota Balikpapan Kalimantan Timur merupakan kawasan Hutan Lindung yang mengalami tekanan yang tinggi oleh aktivitas masyarakat sekitar yang mengganggu kelestarian hutan. Berdasarkan hal tersebut maka pada tahun 2011 mengacu SK Menteri Kehutanan menetapkan sebagian kawasan Hutan Lindung seluas 1.400 ha sebagai Kawasan Hutan Kemasyarakatan HLSW. Pada kawasan HLSW tersebut juga terdapat Kebun Raya Balikpapan. PKT - Kebun Raya Bogor, LIPI berperan mendukung pemberdayaan masyarakat pada Hutan Kemasyarakatan HLSW dengan melakukan kegiatan transfer teknologi pembibitan tanaman berpotensi ekonomi kepada masyarakat. Kebun Raya Bogor sebagai lembaga konservasi telah melakukan serangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan bibit jenis-jenis tumbuhan berkayu berpotensi ekonomi yang meliputi kayu dan aren. Kegiatan penyiapan bibit pohon untuk berbagai keperluan yang telah dilakukan antara lain untuk dikembalikan pada habitat aslinya dilakukan pada Intsia bijuga (Leguminosae), Diospyros macrophylla (Dipterocarpaceae) di Ujung Kulon, Pinanga javana (Arecaceae) dikembalikan di Hutan Gunung Halimun dan Gunung Salak. Selain itu telah berhasil mengembangkan bibit aren, Arenga pinnata (Arecaceae) dalam skala besar dengan cara penyemaian yang lebih efisien (Mujahidin et al. 2003).

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahun pertama (2012) meliputi pelatihan teknologi pembibitan dan budidaya jenis-jenis tumbuhan berpotensi ekonomi (kayu dan aren), dan pemeliharaan bibit. Bibit tumbuhan berpotensi ekonomi kayu dan aren disemai di pembibitan Kebun Raya Balikpapan dengan menggunakan metode yang sudah disiapkan dan setelah bibit siap tanam akan dibagikan untuk sepenuhnya dikelola oleh masyarakat. Khusus untuk bibit aren sengaja ditanam di Kawasan Hutan Kemasyarakatan agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Hasil dari kegiatan ini adalah menghasilkan tenaga terampil dalam melakukan perbanyakan jenis-jenis tumbuhan berpotensi ekonomi, tersedianya dan terdistribusikannya 5.000 bibit berbagai jenis tumbuhan berpotensi ekonomi kayu dan aren untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara berkelanjutan. Kegiatan

(6)

6

pembibitan tumbuhan berkayu dan aren akan dilakukan pada tahun pertama dan sekaligus melakukan survey untuk pengembangan bibit jenis tumbuhan berpotensi ekonomi lainnya melalui inventarisasi.

B. Pokok Permasalahan

Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain saat ini telah mengalami gangguan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Ditandai dengan semakin berkurangnya luasan hutan primer akibat penebangan liar, perambahan kawasan, perburuan satwa serta kebakaran hutan. Untuk mengurangi dampak kerusakan tersebut Pemerintah Kota Balikpapan bekerjasama dengan Pertamina dan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI untuk mengembangkan bibit jenis-jenis tumbuhan berkayu berpotensi ekonomi dan aren yang diperuntukkan bagi masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan lindung, diprioritaskan masyarakat yang penghidupannya sangat tergantung dari Hutan Lindung Sungai Wain. Jenis-jenis pohon yang kayunya berpotensi ekonomi a.l. Pongamia pinnata, Paraserianthes falcataria, Dipterocarpus retusus, Vitex parviflora, Intsia bijuga, Koompasia excelsa, Hevea brasiliensis, dan Arenga pinnata. Areal Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain tersebut rencana akan dikelola oleh 10 kelompok masyarakat.

C. Maksud dan Tujuan Kegiatan

Kegiatan ini ada beberapa tujuan yaitu:

1) Melatih masyarakat Kelompok Tani yng bermukim di dalam Kawasan Hutan Kemasyarakatan dalam pembibitan tumbuhan kayu bernilai ekonomi dan pembibitan karet dan aren untuk dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan; 2) Menyediakan bibit tumbuhan berpotensi ekonomi terdiri atas bibit merbau

(Intsia bijuga), kempas (Koompasia excelsa), sengon merah (Parasianthes falcataria), karet (Hevea brasiliensis), dan termasuk bibit aren (Arenga pinnata) sebanyak 5.000 bibit untuk dibagikan kepada 10 kelompok masyarakat yang bermukim di dalam Kawasan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain.

3) Menyediakan daftar jenis tumbuhan liar yang dimanfaatkan oleh masyarakat. 4) Menyediakan informasi bibit kayu melalui penelitian viabilitas biji dan

(7)

7

D. Metodologi Pelaksanaan

Pembelajaran di dalam kelas dilakukan di Kantor Unit Pelaksanaan Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain dan DAS Manggar. Peserta pelatihan terdiri atas perwakilan dari 10 Kelompok Tani yang berdomisili di Kecamatan Balikpapan Utara yang meliputi Kelompok Tani Mekar Tani Jaya, Karet Banua, Tunas Harapan, Mekar Hijau, Mekar Bakti, Sapo Jaya Mandiri, Tanah Leluhur, Bunga Salak, Bunga Pisang, dan Harapan Sejahtera, masing-masing kelompok diwakili 3 peserta, sehingga jumlah total peserta pelatihan 30 orang.

Aplikasi dari materi yang diberikan di kelas dituangkan dalam bentuk praktek pembibitan yang lokasinya di Pembibitan Kebun Raya Balikpapan. Tempat semai berupa kotakan kayu diisi media serbuk gergaji dengan cara dihamparkan dengan ketebalan 20-25 cm (Gambar 1). Benih pohon disebar secara merata dan dilakukan penaburan fungisida dan insektisida. Kemudian ditutup kembali dengan serbuk gergaji sedalam 5-10 cm, kemudian ditaburi dengan insektisida pada permukaan medianya. Tempat penyemaian diberi naungan dengan menggunakan paranet dengan intensitas 75 %. Penyiraman dilakukan setiap hari, diusahakan persemaian tidak tergenang air atau terlalu lembab. Jenis-jenis tumbuhan berpotensi ekonomi yang dipraktekkan meliputi: merbau (Intsia bijuga), kempas (Koompasia excelsa), sengon (Paraserianthes falcataria), karet (Hevea brasiliensis) dan aren (Arenga pinnata).

Gambar 1. Tempat penyemaian biji aren menggunakan kotak kayu Sumber: Mujahidin et al. (2003)

(8)

8

Setelah berkecambah dan berukuran 5 - 10 cm, benih dipindahkan kedalam polybag yang berukuran 15 cm x 25 cm yang sudah diisi media tanam. Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah, kompos dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Selanjutnya bibit ditempatkan pada tempat pemeliharaan bibit yang ternaungi. Pemeliharaan bibit yang dilakukan meliputi penyiraman, pengendalian hama dan penyakit, penyiangan gulma, dan pemupukan. Bibit dapat ditanam setelah berumur lebih dari satu tahun.

1. Lokus Kegiatan

Lokasi yang menjadi prioritas kegiatan ini adalah masyarakat Kelompok Tani yang tinggal di dalam Kawasan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain Kota Balikpapan.

2. Fokus Kegiatan

Pulau Kalimantan merupakan salah satu paru-paru utama dunia yang mempunyai luas hutan 41 juta ha, dimana 29,8 juta ha merupakan hutan produksi dan pada saat ini luas hutan produksi yang sudah dimanfatkan sebesar 15,7 juta ha (52,7%). Berkaitan dengan hal tersebut kegiatan PKPP 2012 fokus pada pengembangan bibit jenis-jenis kayu yang bernilai ekonomi, di samping itu juga pengembangan bibit karet dan aren.

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan terdiri atas transfer teknologi pembibitan kayu dan aren dari tenaga berpengalaman Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI kepada masyarakat Kelompok Tani Kawasan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain Kota Balikpapan dengan difasilitasi Ruang Pelatihan oleh Unit Pelaksana Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain dan DAS Manggar. Penyemaian biji kayu merbau, kempas, sengon merah, karet, dan aren sekaligus mengimplementasikan pengetahuan dari hasil pelatihan yang difasilitasi oleh Kebun Raya Balikpapan, praktek penyemaian dan pemeliharaan bibit di Pembibitan yang telah disiapkan. Inventarisasi jenis-jenis tumbuhan liar yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar HKm. Sungai Wain. Penelitian viabilitas biji dan penelitian pertumbuhan bibit dengan berbagai media dan naungan kayu Hopea bancana dan Stercularia javanica yang dilakukan di Pembibitan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI.

(9)

9

4. Bentuk Kegiatan

1) Pelatihan teknologi pembibitan jenis-jenis tumbuhan berpotensi ekonomi kayu dan aren. Peserta: Perwakilan dari 10 Kelompok Masyarakat yang telah dibentuk yang berdomisili di Kecamatan Balikpapan Utara antara lain kelompok Mekar Tani Jaya; Karet Banua; Tunas Harapan; Mekar Hijau; Mekar Bakti; Sapo Jaya Mandiri; Tanah Leluhur; Bunga Salak; Bunga Pisang dan Harapan Sejahtera. Tempat Pelatihan: Di Kebun Raya Balikpapan Kalimantan Timur.

2) Penyemaian biji: Jenis-jenis tumbuhan berpotensi ekonomi yang akan disemai dalam kerangka pelatihan adalah: merbau (Intsia bijuga), kempas (Koompasia excelsa), sengon merah (Paraserianthes falcataria), karet (Hevea brasiliensis), dan aren (Arenga pinnata). Tempat penyemaian biji dan pemeliharaan bibit semula direncanakan satu lokasi yang ditunjuk yang berdekatan dengan areal Hutan Kemasyarakatan, namun oleh karena akses menuju lokasi kesulitan telah disepakati tempat penyemaian dan pembibitan di Pembibitan Kebun Raya Balikpapan.

3) Inventarisasi jenis tumbuhan bernilai ekonomi di Hutan Lindung Sungai Wain.

4) Penelitian viabilitas biji dan pertumbuhan bibit kayu Hopea bancana dan Stercularia javanica di Pembibitan PKT Kebun Raya Bogor.

BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

1. Perkembangan Kegiatan

1) Telah terlaksana transfer teknologi pembibitan tumbuhan berpotensi ekonomi (kayu dan aren) melalui Pelatihan Teknik Pembibitan dari Tim PKPP berangkat dari Bogor ke Kota Balikpapan sampai kembali ke Bogor selama 6 hari (25 s.d. 30 Maret 2012). Penyelenggaraannya dilakukan di Kantor Unit Pelaksana Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain dan DAS Manggar, Kota Balikpapan dengan jumlah yang hadir 54 orang, 30 di antaranya peserta pelatihan dari 20 orang perwakilan dari Kelompok Tani HKm, 6 orang perwakilan dari K.T. Sungai Wain, dan 4 orang perwakilan dari K.T. DAS Manggar. Dibuka

(10)

10

oleh Bapak Ir. Panti Suhartono Kepala Bidang Pemantauan dan Pemulhan mewakili Kepala BLH Kota Balikpapan, Bapak Bambang Irianto Asisten Manager mewakili Manager Pertamina Unit Pemasaran Kalimantan, Bapak M. Kosim, SH mewakili Lurah Karang Joang, Bapak Dwi Ngadiono mewakili Kepala BPP Karang Joang, Bapak Selamet Usman Ketua Forum HKm. Pada hari ke-2 dilanjutkan praktek penyemaian biji merbau, biji kempas, biji sengon merah, dan biji aren seluruhnya lebih dari 5.000 biji dilakukan di Pembibitan Kebun Raya Balikpapan. Materi yang disampaikan di samping pengetahuan praktis teknik pembibitan juga dibekali tiga buku yang terdiri atas Modul Budidaya Kayu, Modul Budidaya Aren, serta Buku Budidaya Aren. Pemberi Materi Bahasan pembibitan aren oleh Bapak Mujahidin, S.P. dan pembibitan kayu oleh Bapak Sahromi, S.Hut. Selanjutnya ada 2 personal yang ditugaskan memelihara pesemaian yang mengerjakan penyiraman biji yang disemaikan, pemindahkan biji yang telah berkecambah ke polibag yang telah diisi media tumbuh, dan merawat bibit sampai bulan September 2012 untuk pada akhir kegiatan PKPP diserahkan kepada kelompok tani secara langsung atau melalui UPBPHL SW dan DAS Manggar yang telah berkoordinasi secara intensif sejak awal kegiatan.

2) Semai biji merbau (Intsia bijuga), kempas (Koompasia excelsa), sengon merah (Paraserianthes falcataria), karet (Hevea brasiliensis), dan aren (Arenga pinnata) seluruhnya 5.000 bibit dirawat di Pembibitan Kebun Raya Balikpapan.

2. Kendala dan Hambatan Pelaksanaan Kegiatan -

(11)

11

B. Pengelolaan Administrasi Manajerial 1. Perencanaan Anggaran

No Uraian Jumlah (Rp) Persentase (%)

1 Gaji dan Upah 150.700.000 60,28

2 Bahan Habis Pakai 12.100.000 4,84

3 Belanja Perjalanan 54.700.000 21,88

4 Lain-lain 32.500.000 13,00

Jumlah Biaya 250.000.000 100,000

2. Mekanisme Pengelolaan Anggaran Pertanggungjawaban Termin II sbb:

No Uraian Jumlah (Rp)

1 Gaji dan Upah 68.550.000

2 Bahan Habis Pakai 1.226.600

3 Belanja Perjalanan -

4 Lain-lain 19.363.636

Jumlah Biaya 89.140.236

Keadaan dana yang harus dipertanggungjawabkan :

1) Saldo pada Termin I Rp 689.582,-

2) Jumlah yang diterima pada Termin II Rp. 125.000.000,-

3) Jumlah total yang harus dipertanggungjawabkan pada Termin II : Rp 125.689.000,-

4) Jumlah yang dipertanggungjawabkan sampai Agustus 2012 : Rp 89.140.236,-

5) Jumlah saldo sampai akhir Agustus 2012 : Rp 36.549.346,-

3. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset

1) Pengetahuan yang didapatkan dari pelatihan sebagai modal penting dalam mengembangkan teknik pembibitan untuk berbagai jenis kayu berpotensi ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

(12)

12

lingkungan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain secara berkelanjutan melalui penjualan bibit untuk dipromosikan a.l. sebagai jenis-jenis tumbuhan bahan bangunan atau meubel, penghijauan, penyerap air untuk dapat dikembangkan di luar kawasan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain. Jika dikembangkan di dalam kawasan HKmSW dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan tanpa melakukan penebangan misalnya jenis-jenis pohon yang dapat dipanen buahnya khusus untuk aren dapat dipanen ijuknya untuk pembuatan sapu atau isi job mobil/pesawat atau untuk penyaring air, pertulangan daun aren dimanfaatkan untuk pembuatan sapu, bijinya untuk membuat bibit untuk dijual atau untuk kolang-kaling, niranya dapat dibuat gula merah. 2) Bibit yang disiapkan sebanyak 5.000 bibit terdiri atas bibit merbau,

kempas, sengon merah, karet, dan aren menjadi modal awal untuk pengembangan sebagai tanaman indukan di kawasan HKm. SW baik dimanfaatkan secara berkelanjutan sebagai bahan industri (aren), maupun sebagai indukan untuk dikembangkan pembibitannya bagi pengembangan tanaman di luar kawasan HKm SW.

3) Jenis-jenis kayu yang diteliti sebagai bahan informasi yang dapat menambah wawasan bagi masyarakat yang memanfaatkannya terkait dengan pengembangan bibitnya.

4. Kendala dan Hambatan Pengelolaan Administrasi Manajerial Pencairan dana yang tidak sesuai jadwal.

BAB III. METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA A. Metode Pencapaian Target Kinerja

1. Kerangka-Rancangan Metode Penelitian Kegiatan pada tahun ini terdiri atas:

1) Melakukan pembuatan Modul Pelatihan Pembibitan Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr.) dan Modul Pelatihan Pembibitan Tanaman Kayu,

2) Melakukan transfer teknologi pembibitan tumbuhan berpotensi ekonomi (kayu dan aren) melalui Pelatihan Teknik Pembibitan yang pesertanya berjumlah 40 orang terdiri dari 30 orang perwakilan dari

(13)

13

Kelompok Tani HKm, 6 orang perwakilan dari K.T. Sungai Wain, dan 4 orang perwakilan dari K.T. DAS Manggar,

3) Melakukan penyemaian biji dan pemeliharaan bibit tumbuhan berpotensi ekonomi dan aren lebih dari 5.000 bibit untuk 10 kelompok tani masyarakat pengelola Kawasan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain Balikpapan,

4) Melakukan inventarisasi jenis-jenis tumbuhan liar berpotensi untuk dapat dikembangkan di Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain,

5) Melakukan penelitian perkecambahan biji dan pertumbuhan bibit jenis tumbuhan kayu dan buah asli Kalimantan.

2. Indikator Keberhasilan Pencapaian 1) Pelatihan

Terlatihnya tenaga terampil dari 10 kelompok petani di sekitar kawasan HKm. Sungai Wain dalam hal perbanyakan bibit tumbuhan berpotensi ekonomi jenis kayu diantaranya merbau, kempas, sengon merah, karet dan aren.

2) Pengadaan bibit

Tersedianya bibit jenis-jenis yang diperbanyak untuk menunjang kegiatan alih teknologi perbanyakan dan budidayanya kepada masyarakat petani dalam kaitannya dengan pemanfaatan tanaman dan pelestarian kawasan hutan dan sumber daya air bagi kehidupan yang berkelanjutan.

3) Hasil Penelitian Viabilitas Biji dan pertumbuhan bibit

Diketahui daya kecambah dan kecepatan tumbuh bibitnya sebagai bahan awal teknik perbanyakan dan budidayanya dari jenis Hopea bancana dan Heritiera javanica, serta terpublikasinya makalah hasil penelitian tersebut.

4) Diketahuinya teknik penyambungan yang praktis dan akurat untuk Durio dulcis dan Durio kutejensis dengan batang bawah Durio zebethinus serta teknik budidayanya dan terpublikasinya makalah hasil penelitian tersebut.

(14)

14

3. Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Penelitian

1. ) Perkembangan penyemaian 5 jenis bibit di Pembibitan Kebun Raya Balikpapan sampai dengan September 2012 (umur 6 bulan) mencapai jumlah total bibit yang tumbuh 5.000 (>100%), target yang akan diserahkan 5.000 bibit. Dengan perincian sebagai berikut : Intsia bijuga (merbau), yang sudah tumbuh sebanyak 400 bibit. (Tabel 1.), sisanya belum atau masih sedang berkecambah. Biji jenis ini tidak serempak perkecambahannya, bibit yang sudah dipindahkan di polybag mempunyai pertumbuhan baik, tinggi bibit 10-20 cm daun berjumlah 4 lembar (Gambar 2). Biji karet yang disemaikan hampir semuanya tumbuh dengan baik 1500 bibit, biji karet termasuk golongan rekalsitran yang mudah tumbuh apabila ditanam pada media yang sesuai. Hasil pengamatan bibit karet menghasilkan tinggi tanaman yakni 70-75 cm, jumlah daun masing-masing 4-5 dan menunjukkan pertumbuhan yang baik (Gambar 3). Perkecambahan biji Koompasia exelsa (kempas) belum menunjukkan pertumbuhan yang optimal, begitu juga dengan jenis Paraserianthes falcataria (sengon merah) pertumbuhannya 34-36 cm (Gambar 4). Sedangkan biji aren prediksi kita tidak sesuai, biji aren baru mulai berkecambah, ada beberapa yang sudah mulai keluar calon daun akan tetapi belum pecah, total jumlah bibit aren yang sudah tumbuh 1.000 bibit (Gambar 5).

2. Hasil pelaksanaan penelitian pertumbuhan bibit Hopea bancana jenis kayu Kalimantan yang kayunya bernilai komersial tinggi sebagai berikut: pertumbuhan bibit pada media kompos dan sekam berpengaruh nyata pada kapasitas perkecambahan Hopea bancana dan dengan media kompos merupakan perlakuan dengan nilai rataan tertinggi. Intensitas naungan 50% memberikan pengaruh terbaik pada tingkat kesintasan dan parameter pertumbuhan pertambahn tinggi, jumlah daun, dan panjang daun. Kombinasi faktor N350 merupakan kombinasi faktor perlakuan terbaik pada pertambahn tinggi semai. Secara kuantitatif maupun

(15)

15

kualitatif semai yang ditempatkan pada intensitas naungan 50% tumbuh lebih lebih baik dan optimal. (Gambar 6).

Tabel 1. Pengamatan perkecambahan 5 jenis bibit yang dikecambahkan di Pembibitan Kebun Raya Balikpapan (umur 6 bulan).

No Nama Bibit yang

ditanam Jumlah bibit yang ditanam Bibit yang belum dipindah

Bibit Juni Bibit Sept

1. Intsia bijuga (merbau) 1.500 100 120 1.400 2. Koompasia exelsa (kempas) 1.500 - 100 100 3. Paraserianthes falcataria (sengon merah) 1.500 500 800 1.000 4. Hevea brassiliensis (karet) 1500 > - 1500 1.500 5. Arenga pinnata (aren) 5.000 400 800 1.000 Total 1000 3.320 5.000

3) Telah dilakukan penelitian perkecambahan bibit jenis kayu Heritiera javanica, asal Kalimantan (masih tahap perkecambahan). Tujuan penelitian adalah: untuk mengetahui pengaruh media dan naungan terhadap pertumbuhan semai (Gambar 7).

4) Telah dilakukan penelitian sambung pucuk durian antara durian (Durio zibethinus Murray) sebagai batang bawah (rootstock) dan lai (Durio kutejensis (Hassk.) Becc. serta lahung (Durio dulcis Becc) sebagai batang atas dilakukan untuk membantu memberikan kontribusi pemanfaatan tanaman buah koleksi Kebun Raya Bogor asli Kalimantan terhadap kesejahteraan masyarakat khususnya petani durian dan masyarakat umum lainnya (Gambar 8).

B. Potensi Pengembangan ke Depan 1. Kerangka Pengembangan ke Depan

Pengembangan teknik pembibitan dan budidaya terutama dari jenis-jenis tumbuhan penghasil kayu maupun jenis-jenis-jenis-jenis tumbuhan buah liar

(16)

16

yang sudah biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan HKm menjadi prioritas pada waktu yang akan datang.

2. Strategi Pengembangan ke Depan

1) Mengetahui dan membuat daftar tumbuhan penghasil kayu maupun jenis-jenis tumbuhan buah liar yang sudah biasa dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar kawasan HKm S.Wain

2) Mempelajari teknik perbanyakan dan budidaya serta melakukan penelitian terhadap tumbuhan penghasil kayu maupun jenis-jenis tumbuhan buah liar yang sudah biasa dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar kawasan HKm S.Wain

Pelatihan teknik perbanyakan dan budidaya tumbuhan penghasil kayu maupun jenis-jenis tumbuhan buah liar yang sudah biasa dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar kawasan HKm S.Wain kepada petani/masyarakat.

BAB IV. SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN A. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program

1. Kerangka Sinergi Koordinasi

Koordinasi antara PKT Kebun Raya Bogor, LIPI dengan Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan melalui Unit Pelaksana Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wein dan DAS Manggar (UPBPHLSW dan DAS Manggar) telah dilakukan secara intensif sejak awal Februari 2012 untuk perencanaan dan pelaksanaan transfer teknologi pembibitan tumbuhan kayu dan aren melalui pelatihan teknologi pembibitan tumbuhan bernilai ekonomi (kayu dan aren). UPBPHLSW dan DAS Manggar memfasilitasi tempat penyelenggaraan pelatihan lengkap dengan kepanitiaannya, berkat dukungan CSR Pertamina, PKT Kebun Raya Bogor, LIPI dengan dukungan Kemenristek RI melalui Kegiatan PKPP 2012 memfasilitasi peneliti yang menekuni pembibitan aren dan kayu sebagai pemberi materi, dan penyemaian 3 jenis kayu dan aren beserta perawatannya yang bekerja sama dengan Kebun Raya Balikpapan. Pada tahap selanjutnya akan dilakukan monitoring melalui teknologi komunikasi dan perjalanan untuk pemantauan pemeliharaan bibit. Di samping itu di PKT Kebun

(17)

17

Raya Bogor juga dilakukan penelitian viabilitas biji dan pertumbuhan bibit kayu bernilai ekonomi.

2. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi

1) Setiap melakukan kegiatan yang berkaitan dengan transfer teknologi yang meliputi undangan peserta pelatihan, panitia penyelenggara dari perencanaan, pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar.

2) Sinergi koordinasi terwujud dengan terpeliharanya bibit kayu merbau, kempas, sengon merah, karet, dan aren yang dilakukan secara profesional sehingga kondisi bibit tersebut dalam keadaan tumbuh dengan baik.

3) Pelaksanaan penelitian viabilitas biji dan pertumbuhan bibit Hopea bancana telah menghasilkan naskah ilmiah dan diseminarkan di Universitar Airlangga, Surabaya dalam Seminar Nasional Biodiversitas sedangkan penelitian Heritiera javanica masih berlangsung.

3. Perkembangan Sinergi Koordinasi

Koordinasi antara PKT Kebun Raya Bogor LIPI, Kebun Raya Balikpapan dan Unit Pelaksana Pengelola HLSW & Manggar sudah terjalin sebelumnya baik secara langsung melalui kunjungan ke PKT Kebun Raya Bogor ataupun melalui kontak telefon seluler, surat elektronik e-mail secara intensif. Kelancaran koordinasi kegiatan terbagun sejak mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan paska pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan di Kota Balikpapan. Dilanjutkan pembibitan, penyemaian, peliharaan bibit dan pemindahan bibit ke dalam polybag semua dilakukan oleh tenaga harian terdidik baik dari petugas Kebun Raya Balikpapan maupun dari Masyarakat Kelompok Tani di sekitarnya. Perkembangan kemajuan pelaksanaan kegiatan secara rutin dilaporkan setiap bulannya.

(18)

18

B. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 1. Kerangka dan Strategi Pemanfaatan

1) Pengetahuan yang didapatkan dari pelatihan sebagai modal penting dalam mengembangkan teknik pembibitan untuk berbagai jenis kayu berpotensi eknomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lingkungan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain secara berkelanjutan melalui penjualan bibit untuk dipromosikan a.l. sebagai jenis-jenis tumbuhan bahan bangunan atau meubel, penghijauan, penyerap air yang dapat dikembangkan di luar kawasan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain. Jika dikembangkan di dalam kawasan HKmSW dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan tanpa melakukan penebangan sebagai tanaman induk misalnya jenis-jenis pohon yang dapat dipanen buahnya, khusus untuk aren dapat dipanen ijuknya untuk pembuatan sapu atau isi job mobil/pesawat aau untuk penyaring air, pertulangan daun aren dimanfaatkan untuk pembuatan sapu, bijinya untuk membuat bibit untuk dijual atau untuk kolang-kaling, niranya dapat dibuat gula merah.

2. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan

Indikator keberhasilan telah pada kegiatan ini dengan telah diserahterimakannya bibit merbau, kempas, sengon merah, karet, dan aren sebanyak 5.000 bibit secara langsung atau tidak langsung untuk ditanam oleh masyarakat Kelompok Tani di kawasan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain pada akhir Kegiatan PKPP 30 November 2012.

3. Perkembangan Pemanfaatan

Sampai sekarang bibit merbau, kempas, sengon merah, karet, dan aren masih fase pertumbuhan dan perkembangan bibit, dengan kondisi bibit yang demikian pada akhir kegiatan PKPP disiapkan untuk diserahterimakan pada Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan selanjutnya diserahkan ke masyarakat Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain melalui Unit Pelaksana Badan Pengelola Hutan LIndung dan DAS Manggar.

(19)

19

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan

1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran

Tahapan pelaksanaan kegiatan dan anggaran telah sesuai dengan pagu yang telah direncanakan

2. Metode Pencapaian Target Kinerja

Metode pencapaian target kinerja secara umum sudah sesuai dengan rencana yang meliputi pelatihan teknik pembibitan, pengadaan bibit dan kegiatan penelitian

3. Potensi Pengembangan Ke Depan

Potensi pengembangan ke depan masih bisa dilakukan dengan menggali pemanfaatan tumbuhan dari jenis tumbuhan penghasil buah. 4. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program

Sinergi koordinasi kelembagaan-program dapat terlaksana dengan baik dan lancar

5. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa

Pengetahuan hasil transfer teknologi pembibitan diharapkan mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat dalam mengelola kawasan HKm S. Wain.

Bibit yang berhasil diperbanyak dapat digunakan sebagai indukan bagi pengembangan bibit selanjutnya, untuk kepentingan secara luas seperti diantaranya untuk penghijauan serta pemanfaatan lainnya yang berkelanjutan

B. Saran

1. Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan

Dalam pelaksanaan kegiatan seperti ini perlu koordinasi yang baik dengan stakeholder baik yang di Pusat maupun di daerah

2. Keberlanjutan Dukungan Program Ristek

Kegiatan Program Ristek seperti ini masih sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat

(20)

20 Pustaka

Ashton, P. 1998. Hopea bancana. In: IUCN 2O11. IUCN Red List of Threatened Species.

Http://www.iucnredlist.org/apps/redlist/details/33382/0. Diakses 24 Mei 2012.

Burkill, I.H. 1966. A Dictionary of The Economic Product of The Malay Peninsula, Vol.II. Ministry Agriculture and Cooperation, Kuala Lumpur. Eisai, PT. 1995. Medicinal Herb Index in Indonesia, 2nd Ed. PT Eisai

Indonesia: x + 453 hlm.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. Wageningen.

Mujahidin, Sutrisno, Dian Latifah, Tri Handayani, Izu Andri Fijridianto. 2003. Aren Budidaya dan Prospeknya. Penerbit PKT kebun Raya Bogor – LIPI. 35 p.

Matjik A.A. dan M. Sumertajaya. 2000. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab, Jilid I. IPB Press, Bogor.

Resosudarmo, B.P.. 2001. Memahami Struktur Sosial-Ekonomi Daerah: Kalimantan Timur dan Balikpapan. Environmental Policy and

(21)

21

LAMPIRAN

Gambar 2. Pertumbuhan bibit Intsia bijuga (merbau), yang

ditanam di rumah kaca Kebun Raya Balikpapan.

Gambar 3. Bibit Hevea brasiliensis (karet) yang siap diserahterimakan kepada kelompok masyarakat

(22)

22

Gambar 4. Perkecambahan bibit Kompasia exelsa (kempas) dan Paraserianthes falcataria (sengon merah)

(23)

23

LITBANGYASA

Gambar 5. Perkecambahan bibit Aren (Arenga pinnata) yang pertumbuhannya lambat.

Gambar 6. Penelitian Perkecambahan Biji Hopea bancana dan pertumbuhan semainya di Kebun Raya Bogor.

(24)

24

Gambar 7. Penelitian Perkecambahan Biji Heritiera javanica di Pembibitan Kebun Raya Bogor.

Gambar 8. Penelitian Sambung Pucuk Durian

(Durio zibethinus) dengan Lai (Durio dulcis). Pembibitan Kebun Raya Bogor.

Gambar

Gambar 1. Tempat penyemaian biji aren menggunakan kotak kayu  Sumber: Mujahidin et al
Tabel 1. Pengamatan perkecambahan  5 jenis bibit   yang  dikecambahkan di               Pembibitan     Kebun Raya Balikpapan (umur 6 bulan)
Gambar 3. Bibit  Hevea brasiliensis (karet)  yang siap                    diserahterimakan kepada kelompok masyarakat
Gambar 6. Penelitian Perkecambahan Biji Hopea bancana  dan                    pertumbuhan semainya di Kebun Raya Bogor
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan metode penyuluhan berupa materi-materi seputar Komunikasi Antar Pribadi yang disajikan beserta contoh kasus dengan penerapannya di lingkungan desa

Dengan mengamati gambar yang disajikan, siswa mampu menyajikan pecahan yang bersesuaian dengan bagian dari keseluruhan suatu bendakonkret dengan tepat.. Dengan mengamati gambar

Pengamatan diawali dengan menentukan lokasi yang dimaksud berdasarkan tanddjejak yang ditinggalkan, kemudian dibuat satu petak contoh pengamatan untuk masing-masing lokasi

Puskesmas dengan kunjungan tertinggi adalah puskesmas Merdeka sebesar 10.689 pasien dengan rata- rata kunjungan 5.345 pasien perbulan dan puskesmas dengan

Para Pihak harus memastikan bahwa semua personil yang menjalankan kegiatan berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini hanya akan melakukan kegiatan yang berhubungan

Asupan zat gizi pada pasien kanker berbeda dari penyakit lainnya dikarenakan adanya efek samping kemoterapi seperti mual, muntah, dan penurunan nafsu makan, yang

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah, dan karuniaNya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan

Perusahaan ini berada dibawah rata-rata untuk setiap kriteria, baik dalam hal volume penjualan, jumlah investasi, total produksi, segmen pasar, usia perusahaan, jumlah tenaga