• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kasus Hands-On (7/2008) Insufisiensi Vena Kronik dan Ulkus Vena Tungkai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kasus Hands-On (7/2008) Insufisiensi Vena Kronik dan Ulkus Vena Tungkai"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kasus Hands-On (7/2008)

Insufisiensi Vena Kronik dan Ulkus Vena Tungkai

Bernd von Hallern. Elbe Kliniken Stade - Buxtehude gGmbH. Klinikum Stade, Bremervorder Str.111. D-21682 Stade, Jerman.

Hari ke-5

Setelah empat hari pengobatan, kondisi luka jauh membaik dan terjadi penurunan tanda-tanda infeksi. Tendon yang terbuka diangkat pada hari sebelumnya. Terapi yang sudah dimulai terus dilanjutkan.

Hari ke-15

Kondisi luka menunjukkan granulasi baru. Diambil keputusan untuk melakukan transplantasi kulit mesh-graft pada hari berikutnya.

Hari ke-20

Graft yang tumbuh dengan sempurna pada hari ke-4 pasca operasi. Pasien akan dipulangkan dari rumah sakit empat hari kemudian.

Hari ke-11

Cutimed® Sorbact® swab, yang diolesi dengan Cutimed®

gel sebelum dipakaikan, diangkat tanpa menimbulkan trauma pada dasar luka. Granulasi jelas terlihat. Dengan kondisi luka bebas infeksi, mulai beralih ke dressing luka hidroaktif (dressing hidrokapiler Alione®)

dressing pads swab tupfers ribbon gauze 72161-00 72162-00 72163-00 7 cm x 9 cm 10 cm x 10 cm 10 cm x 20 cm 40 pack 40 pack 20 pack 40 pack 40 pack 20 pack 10 pack 10 pack 10 pack 70 pack (14 x 5) 4 cm x 6 cm 7 cm x 9 cm 2 cm x 50 cm 5 cm x 200 cm 7.5 cm x 7.5 cm 7.5 cm x 15.0 cm 72164-00 72166-00 72611-00 72168-00 Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact®

Cutimed® Sorbact® gel

Catatan:

Nama produk Cutisorb® Sorbact® diubah menjadi Cutimed® Sorbact® pada 2008.

Laporan kasus dilakukan dengan menggunakan Cutisorb® Sorbact® swab dan absorbent pads.

Fase Penyembuhan Luka

Keterangan Penandaan Luka

Kedalaman Luka Level Eksudasi

Nekrotik Infeksi Sloughy Bergranulasi Berepitelisasi Dangkal Dalam Keduanya Kering Rendah

Sedang sampai Tinggi

Penulis

Cutimed

®

Sorbact

®

Solusi Tepat untuk Luka Kotor, Terinfeksi dan Terkontaminasi

www.cutimed-sorbact.com

PT BSN medical Indonesia

German Centre, Suite 4340 - 4460, Jl. Kapt. Subijanto Dj., Bumi Serpong Damai, Tangerang 15321 - Indonesia Telp. ( 62 21 ) 537 6248, Fax. ( 62 21 ) 537 6258 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi :

www.bsnmedical.com

Laporan Khusus Hands-On

Insufisiensi Vena Kronik dan

Diagnosis

Diagnosis

Hari ke-1

Terapi

Setidaknya 70 % dari semua ulkus pada tungkai berawal dari insufisiensi vena kronik (chronic venous insufficiency/CVI). Tetapi, perjalanan terapi yang refrakter seharusnya menimbulkan kecurigaan etiologi ulkus tungkai yang bukan akibat vena. Evaluasi diagnostik komprehensif dan intervensi spesifik yang ditimbulkannya penting untuk mempertahankan keberhasilan terapi.

CVI dapat didefinisikan sebagai gangguan menetap pada aliran darah balik dari perifer ke vena sentral beserta komplikasinya. Ini menggambarkan ketidakmampuan untuk menghasilkan penurunan tekanan yang adekuat dalam vena di daerah yang terganggu, meskipun telah mengaktifkan otot pompa vena.

CVI disebabkan oleh:

sindrom pascatrombosis varikosis, atau

abnormalitas vaskular.

Pada mayoritas pasien, sindrom pascatrombosis merupakan faktor utama dalam terjadinya CVI atau ulkus vena tungkai. Sebanyak 80 % pasien yang telah mengalami flebotrombosis akan menderita CVI dan setidaknya 10 % pasien akan menderita ulkus vena tungkai pascatrombosis selama hidup mereka.

Ulkus vena tungkai bilateral dengan inflamasi.

Sindrom pascatrombosis pada tungkai bawah kiri.

Obesitas.

Bedah debridement tanpa penutupan luka primer dan terapi antibakteri. Terapi kompresi konsisten.

Pasien wanita usia 42 tahun mengalami ulkus vena raksasa pada tungkai bawah kiri. Ulkus terinfeksi dan tertutup oleh nanah nekrotik, berminyak dan berbau tak sedap. Ulkus lain terdapat pada maleolus medial kiri dan pada sisi kanan daerah bimaleolar dengan pulsasi arteri pedis yang teraba. Pasien memiliki riwayat sindrom pascatrombosis setelah mengalami trombosis dalam pada enam tahun sebelumnya. Pasien telah menerima pengobatan untuk ulkus dari berbagai sumber. Pada 2005 misalnya, ulkus pada sisi kiri ditutupi skin graft (tandur kulit).

Sonografi dupleks pada vena menunjukkan sistem vena dalam yang paten dengan refluks nyata. Vena tibialis anterior dapat diperlihatkan pada tungkai bawah. Vena saphena magna dan parva memiliki aliran cukup.

Kami berhasil mengangkat bahan-bahan nekrotik terutama pada ulkus yang besar dan memasang dressing luka antibakteri dilapisi hidrogel (Cutimed® Sorbact® gel). Tindakan ini menghasilkan ulkus bergranulasi yang bebas dari

nekrosis dan infeksi hanya dalam waktu 11 hari. Terapi kompresi dengan perban stretch pendek dan dua hari drainase

Riwayat dan perjalanan penyakit

Terapi

Ulkus vena tungkai bilateral terkait dengan insufisiensi vena kronik. Defisiensi faktor VIII dengan gangguan fungsi endotel vaskular. Homosisteinemia.

Sanitasi dasar luka dan transplantasi kulit mesh-graft.

Pasien berusia 74 tahun menderita ulkus vena tungkai kronik selama beberapa tahun, pasca trombosis berulang. Pada awal pengobatan kami melihat ulkus pratibial dan medial seukuran telapak tangan, dengan tendon terbuka tepat di atas sendi pergelangan kaki. Seluruh area luka tertutup nanah nekrotik fibrinosa dengan nekrosis kulit residual di sekeliling tepi luka. Area sekitar ulkus yang berkoloni dan berbau tak sedap itu mengalami eritem dan pembengkakan. Pasien mengalami nyeri kontak yang parah pada lukanya.

Kami melakukan debridement luka dalam anestesi lokal dengan krim EMLA®, irigasi antiseptik dengan larutan

oktenidin, dan memakai Cutimed®Sorbact® swab untuk terapi antimikroba. Pada hari ketiga, tendon yang terbuka di

atas sendi pergelangan kaki diangkat dengan pemberian anestesi lokal. Ulkus menjadi lebih bersih secara progresif dengan pengobatan dan dressing antibakteri setiap hari.

Lima belas hari setelah perawatan, luka bergranulasi dan bebas infeksi. Pasca diagnosis praoperasi dan evaluasi diagnostik koagulasi yang komprehensif, pembedahan vena varikosis dilakukan pada tungkai kiri dengan stripping pada vena saphena magna. Transplantasi kulit mesh-graft dilakukan pada waktu yang bersamaan.

Riwayat dan perjalanan penyakit

Ulkus raksasa pada sisi lateral tungkai bawah terinfeksi

dan memiliki lapisan nanah fibrinosa yang berminyak dengan sejumlah jaringan nekrotik. Area hitam pada ulkus disebabkan oleh pengobatan pribadi selama enam bulan dengan alginat perak. Pembersihan luka secara mekanik dilakukan sedalam mungkin, irigasi antiseptik dan penanganan luka antibakteri dengan Cutimed® Sorbact®

gel. Fiksasi dressing luka dengan film dressing transparan. Inisiasi terapi kompresi konsisten dengan perban stretch pendek.

Hari ke-2

Penggantian dressing luka setelah 24 jam; lapisan nanah pertama telah terangkat. Terapi luka dilanjutkan dengan Cutimed® Sorbact® gel.

Hari ke-3

Pembersihan luka dilanjutkan dan tanda-tanda infeksi mereda. Bedah debridement untuk mengangkat materi nekrotik yang tersisa dilakukan dalam anestesi lokal dengan krim EMLA®.

Hari ke-4

Setelah pembersihan luka dan irigasi, tampak luka bebas dari materi nekrotik dan infeksi. Sekarang beralih ke dressing foam semioklusif (e.g. Allevyn® plus) dan sarana

penunjang granulasi dengan perawatan dressing berbasis asam hialuronat (Hyalofill®)

Hari ke-7

Status luka makin membaik. Diamati adanya granulasi insipien.

Hari ke-11

Dengan kondisi luka yang bersih dan bergranulasi, secara mengejutkan pasien memberi tahu kami bahwa ia harus meninggalkan rumah sakit hari ini juga karena alasan pribadi. Dia tidak datang pada pemeriksaan ulang untuk penutupan luka dengan skin graft.

Hari ke-1

Ulkus vena tungkai berukuran besar, semisirkular, dan terinfeksi dengan lapisan nanah nekrotik fibrinosa dan beberapa area jaringan nekrotik. Ulkus sudah ada selama 26 bulan dan ukurannya semakin besar. Terapi luka sebelumnya meliputi dressing ointment, dressing silikon, alginat perak dan kompres absorben. Terapi kompresi dengan stoking kompresi pernah dilakukan tetapi tidak mencukupi.

Aktivitas pertama saat perawatan di rumah sakit terdiri dari debridement mekanis dan irigasi luka menyeluruh dengan larutan oktenidin. Cutimed®Sorbact® swab dan Cutimed®Sorbact® absorbent pads dipakai selama 24 jam. Terapi

(2)

Laporan Kasus Hands-On (7/2008)

Insufisiensi Vena Kronik dan Ulkus Vena Tungkai

Bernd von Hallern. Elbe Kliniken Stade - Buxtehude gGmbH. Klinikum Stade, Bremervorder Str.111. D-21682 Stade, Jerman.

Hari ke-5

Setelah empat hari pengobatan, kondisi luka jauh membaik dan terjadi penurunan tanda-tanda infeksi. Tendon yang terbuka diangkat pada hari sebelumnya. Terapi yang sudah dimulai terus dilanjutkan.

Hari ke-15

Kondisi luka menunjukkan granulasi baru. Diambil keputusan untuk melakukan transplantasi kulit mesh-graft pada hari berikutnya.

Hari ke-20

Graft yang tumbuh dengan sempurna pada hari ke-4 pasca operasi. Pasien akan dipulangkan dari rumah sakit empat hari kemudian.

Hari ke-11

Cutimed® Sorbact® swab, yang diolesi dengan Cutimed®

gel sebelum dipakaikan, diangkat tanpa menimbulkan trauma pada dasar luka. Granulasi jelas terlihat. Dengan kondisi luka bebas infeksi, mulai beralih ke dressing luka hidroaktif (dressing hidrokapiler Alione®)

dressing pads swab tupfers ribbon gauze 72161-00 72162-00 72163-00 7 cm x 9 cm 10 cm x 10 cm 10 cm x 20 cm 40 pack 40 pack 20 pack 40 pack 40 pack 20 pack 10 pack 10 pack 10 pack 70 pack (14 x 5) 4 cm x 6 cm 7 cm x 9 cm 2 cm x 50 cm 5 cm x 200 cm 7.5 cm x 7.5 cm 7.5 cm x 15.0 cm 72164-00 72166-00 72611-00 72168-00 Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact®

Cutimed® Sorbact® gel

Catatan:

Nama produk Cutisorb® Sorbact® diubah menjadi Cutimed® Sorbact® pada 2008.

Laporan kasus dilakukan dengan menggunakan Cutisorb® Sorbact® swab dan absorbent pads.

Fase Penyembuhan Luka

Keterangan Penandaan Luka

Kedalaman Luka Level Eksudasi

Nekrotik Infeksi Sloughy Bergranulasi Berepitelisasi Dangkal Dalam Keduanya Kering Rendah

Sedang sampai Tinggi

Penulis

Cutimed

®

Sorbact

®

Solusi Tepat untuk Luka Kotor, Terinfeksi dan Terkontaminasi

www.cutimed-sorbact.com

PT BSN medical Indonesia

German Centre, Suite 4340 - 4460, Jl. Kapt. Subijanto Dj., Bumi Serpong Damai, Tangerang 15321 - Indonesia Telp. ( 62 21 ) 537 6248, Fax. ( 62 21 ) 537 6258 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi :

www.bsnmedical.com

Laporan Khusus Hands-On

Insufisiensi Vena Kronik dan

Diagnosis

Diagnosis

Hari ke-1

Terapi

Setidaknya 70 % dari semua ulkus pada tungkai berawal dari insufisiensi vena kronik (chronic venous insufficiency/CVI). Tetapi, perjalanan terapi yang refrakter seharusnya menimbulkan kecurigaan etiologi ulkus tungkai yang bukan akibat vena. Evaluasi diagnostik komprehensif dan intervensi spesifik yang ditimbulkannya penting untuk mempertahankan keberhasilan terapi.

CVI dapat didefinisikan sebagai gangguan menetap pada aliran darah balik dari perifer ke vena sentral beserta komplikasinya. Ini menggambarkan ketidakmampuan untuk menghasilkan penurunan tekanan yang adekuat dalam vena di daerah yang terganggu, meskipun telah mengaktifkan otot pompa vena.

CVI disebabkan oleh:

sindrom pascatrombosis varikosis, atau

abnormalitas vaskular.

Pada mayoritas pasien, sindrom pascatrombosis merupakan faktor utama dalam terjadinya CVI atau ulkus vena tungkai. Sebanyak 80 % pasien yang telah mengalami flebotrombosis akan menderita CVI dan setidaknya 10 % pasien akan menderita ulkus vena tungkai pascatrombosis selama hidup mereka.

Ulkus vena tungkai bilateral dengan inflamasi.

Sindrom pascatrombosis pada tungkai bawah kiri.

Obesitas.

Bedah debridement tanpa penutupan luka primer dan terapi antibakteri. Terapi kompresi konsisten.

Pasien wanita usia 42 tahun mengalami ulkus vena raksasa pada tungkai bawah kiri. Ulkus terinfeksi dan tertutup oleh nanah nekrotik, berminyak dan berbau tak sedap. Ulkus lain terdapat pada maleolus medial kiri dan pada sisi kanan daerah bimaleolar dengan pulsasi arteri pedis yang teraba. Pasien memiliki riwayat sindrom pascatrombosis setelah mengalami trombosis dalam pada enam tahun sebelumnya. Pasien telah menerima pengobatan untuk ulkus dari berbagai sumber. Pada 2005 misalnya, ulkus pada sisi kiri ditutupi skin graft (tandur kulit).

Sonografi dupleks pada vena menunjukkan sistem vena dalam yang paten dengan refluks nyata. Vena tibialis anterior dapat diperlihatkan pada tungkai bawah. Vena saphena magna dan parva memiliki aliran cukup.

Kami berhasil mengangkat bahan-bahan nekrotik terutama pada ulkus yang besar dan memasang dressing luka antibakteri dilapisi hidrogel (Cutimed® Sorbact® gel). Tindakan ini menghasilkan ulkus bergranulasi yang bebas dari

nekrosis dan infeksi hanya dalam waktu 11 hari. Terapi kompresi dengan perban stretch pendek dan dua hari drainase

Riwayat dan perjalanan penyakit

Terapi

Ulkus vena tungkai bilateral terkait dengan insufisiensi vena kronik. Defisiensi faktor VIII dengan gangguan fungsi endotel vaskular. Homosisteinemia.

Sanitasi dasar luka dan transplantasi kulit mesh-graft.

Pasien berusia 74 tahun menderita ulkus vena tungkai kronik selama beberapa tahun, pasca trombosis berulang. Pada awal pengobatan kami melihat ulkus pratibial dan medial seukuran telapak tangan, dengan tendon terbuka tepat di atas sendi pergelangan kaki. Seluruh area luka tertutup nanah nekrotik fibrinosa dengan nekrosis kulit residual di sekeliling tepi luka. Area sekitar ulkus yang berkoloni dan berbau tak sedap itu mengalami eritem dan pembengkakan. Pasien mengalami nyeri kontak yang parah pada lukanya.

Kami melakukan debridement luka dalam anestesi lokal dengan krim EMLA®, irigasi antiseptik dengan larutan

oktenidin, dan memakai Cutimed®Sorbact® swab untuk terapi antimikroba. Pada hari ketiga, tendon yang terbuka di

atas sendi pergelangan kaki diangkat dengan pemberian anestesi lokal. Ulkus menjadi lebih bersih secara progresif dengan pengobatan dan dressing antibakteri setiap hari.

Lima belas hari setelah perawatan, luka bergranulasi dan bebas infeksi. Pasca diagnosis praoperasi dan evaluasi diagnostik koagulasi yang komprehensif, pembedahan vena varikosis dilakukan pada tungkai kiri dengan stripping pada vena saphena magna. Transplantasi kulit mesh-graft dilakukan pada waktu yang bersamaan.

Riwayat dan perjalanan penyakit

Ulkus raksasa pada sisi lateral tungkai bawah terinfeksi

dan memiliki lapisan nanah fibrinosa yang berminyak dengan sejumlah jaringan nekrotik. Area hitam pada ulkus disebabkan oleh pengobatan pribadi selama enam bulan dengan alginat perak. Pembersihan luka secara mekanik dilakukan sedalam mungkin, irigasi antiseptik dan penanganan luka antibakteri dengan Cutimed® Sorbact®

gel. Fiksasi dressing luka dengan film dressing transparan. Inisiasi terapi kompresi konsisten dengan perban stretch pendek.

Hari ke-2

Penggantian dressing luka setelah 24 jam; lapisan nanah pertama telah terangkat. Terapi luka dilanjutkan dengan Cutimed® Sorbact® gel.

Hari ke-3

Pembersihan luka dilanjutkan dan tanda-tanda infeksi mereda. Bedah debridement untuk mengangkat materi nekrotik yang tersisa dilakukan dalam anestesi lokal dengan krim EMLA®.

Hari ke-4

Setelah pembersihan luka dan irigasi, tampak luka bebas dari materi nekrotik dan infeksi. Sekarang beralih ke dressing foam semioklusif (e.g. Allevyn® plus) dan sarana

penunjang granulasi dengan perawatan dressing berbasis asam hialuronat (Hyalofill®)

Hari ke-7

Status luka makin membaik. Diamati adanya granulasi insipien.

Hari ke-11

Dengan kondisi luka yang bersih dan bergranulasi, secara mengejutkan pasien memberi tahu kami bahwa ia harus meninggalkan rumah sakit hari ini juga karena alasan pribadi. Dia tidak datang pada pemeriksaan ulang untuk penutupan luka dengan skin graft.

Hari ke-1

Ulkus vena tungkai berukuran besar, semisirkular, dan terinfeksi dengan lapisan nanah nekrotik fibrinosa dan beberapa area jaringan nekrotik. Ulkus sudah ada selama 26 bulan dan ukurannya semakin besar. Terapi luka sebelumnya meliputi dressing ointment, dressing silikon, alginat perak dan kompres absorben. Terapi kompresi dengan stoking kompresi pernah dilakukan tetapi tidak mencukupi.

Aktivitas pertama saat perawatan di rumah sakit terdiri dari debridement mekanis dan irigasi luka menyeluruh dengan larutan oktenidin. Cutimed®Sorbact® swab dan Cutimed®Sorbact® absorbent pads dipakai selama 24 jam. Terapi

(3)

Laporan Kasus Hands-On (7/2008)

Insufisiensi Vena Kronik dan Ulkus Vena Tungkai

Bernd von Hallern. Elbe Kliniken Stade - Buxtehude gGmbH. Klinikum Stade, Bremervorder Str.111. D-21682 Stade, Jerman.

Hari ke-5

Setelah empat hari pengobatan, kondisi luka jauh membaik dan terjadi penurunan tanda-tanda infeksi. Tendon yang terbuka diangkat pada hari sebelumnya. Terapi yang sudah dimulai terus dilanjutkan.

Hari ke-15

Kondisi luka menunjukkan granulasi baru. Diambil keputusan untuk melakukan transplantasi kulit mesh-graft pada hari berikutnya.

Hari ke-20

Graft yang tumbuh dengan sempurna pada hari ke-4 pasca operasi. Pasien akan dipulangkan dari rumah sakit empat hari kemudian.

Hari ke-11

Cutimed® Sorbact® swab, yang diolesi dengan Cutimed®

gel sebelum dipakaikan, diangkat tanpa menimbulkan trauma pada dasar luka. Granulasi jelas terlihat. Dengan kondisi luka bebas infeksi, mulai beralih ke dressing luka hidroaktif (dressing hidrokapiler Alione®)

dressing pads swab tupfers ribbon gauze 72161-00 72162-00 72163-00 7 cm x 9 cm 10 cm x 10 cm 10 cm x 20 cm 40 pack 40 pack 20 pack 40 pack 40 pack 20 pack 10 pack 10 pack 10 pack 70 pack (14 x 5) 4 cm x 6 cm 7 cm x 9 cm 2 cm x 50 cm 5 cm x 200 cm 7.5 cm x 7.5 cm 7.5 cm x 15.0 cm 72164-00 72166-00 72611-00 72168-00 Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact®

Cutimed® Sorbact® gel

Catatan:

Nama produk Cutisorb® Sorbact® diubah menjadi Cutimed® Sorbact® pada 2008.

Laporan kasus dilakukan dengan menggunakan Cutisorb® Sorbact® swab dan absorbent pads.

Fase Penyembuhan Luka

Keterangan Penandaan Luka

Kedalaman Luka Level Eksudasi

Nekrotik Infeksi Sloughy Bergranulasi Berepitelisasi Dangkal Dalam Keduanya Kering Rendah

Sedang sampai Tinggi

Penulis

Cutimed

®

Sorbact

®

Solusi Tepat untuk Luka Kotor, Terinfeksi dan Terkontaminasi

www.cutimed-sorbact.com

PT BSN medical Indonesia

German Centre, Suite 4340 - 4460, Jl. Kapt. Subijanto Dj., Bumi Serpong Damai, Tangerang 15321 - Indonesia Telp. ( 62 21 ) 537 6248, Fax. ( 62 21 ) 537 6258 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi :

www.bsnmedical.com

Laporan Khusus Hands-On

Insufisiensi Vena Kronik dan

Diagnosis

Diagnosis

Hari ke-1

Terapi

Setidaknya 70 % dari semua ulkus pada tungkai berawal dari insufisiensi vena kronik (chronic venous insufficiency/CVI). Tetapi, perjalanan terapi yang refrakter seharusnya menimbulkan kecurigaan etiologi ulkus tungkai yang bukan akibat vena. Evaluasi diagnostik komprehensif dan intervensi spesifik yang ditimbulkannya penting untuk mempertahankan keberhasilan terapi.

CVI dapat didefinisikan sebagai gangguan menetap pada aliran darah balik dari perifer ke vena sentral beserta komplikasinya. Ini menggambarkan ketidakmampuan untuk menghasilkan penurunan tekanan yang adekuat dalam vena di daerah yang terganggu, meskipun telah mengaktifkan otot pompa vena.

CVI disebabkan oleh:

sindrom pascatrombosis varikosis, atau

abnormalitas vaskular.

Pada mayoritas pasien, sindrom pascatrombosis merupakan faktor utama dalam terjadinya CVI atau ulkus vena tungkai. Sebanyak 80 % pasien yang telah mengalami flebotrombosis akan menderita CVI dan setidaknya 10 % pasien akan menderita ulkus vena tungkai pascatrombosis selama hidup mereka.

Ulkus vena tungkai bilateral dengan inflamasi.

Sindrom pascatrombosis pada tungkai bawah kiri.

Obesitas.

Bedah debridement tanpa penutupan luka primer dan terapi antibakteri. Terapi kompresi konsisten.

Pasien wanita usia 42 tahun mengalami ulkus vena raksasa pada tungkai bawah kiri. Ulkus terinfeksi dan tertutup oleh nanah nekrotik, berminyak dan berbau tak sedap. Ulkus lain terdapat pada maleolus medial kiri dan pada sisi kanan daerah bimaleolar dengan pulsasi arteri pedis yang teraba. Pasien memiliki riwayat sindrom pascatrombosis setelah mengalami trombosis dalam pada enam tahun sebelumnya. Pasien telah menerima pengobatan untuk ulkus dari berbagai sumber. Pada 2005 misalnya, ulkus pada sisi kiri ditutupi skin graft (tandur kulit).

Sonografi dupleks pada vena menunjukkan sistem vena dalam yang paten dengan refluks nyata. Vena tibialis anterior dapat diperlihatkan pada tungkai bawah. Vena saphena magna dan parva memiliki aliran cukup.

Kami berhasil mengangkat bahan-bahan nekrotik terutama pada ulkus yang besar dan memasang dressing luka antibakteri dilapisi hidrogel (Cutimed® Sorbact® gel). Tindakan ini menghasilkan ulkus bergranulasi yang bebas dari

nekrosis dan infeksi hanya dalam waktu 11 hari. Terapi kompresi dengan perban stretch pendek dan dua hari drainase

Riwayat dan perjalanan penyakit

Terapi

Ulkus vena tungkai bilateral terkait dengan insufisiensi vena kronik. Defisiensi faktor VIII dengan gangguan fungsi endotel vaskular. Homosisteinemia.

Sanitasi dasar luka dan transplantasi kulit mesh-graft.

Pasien berusia 74 tahun menderita ulkus vena tungkai kronik selama beberapa tahun, pasca trombosis berulang. Pada awal pengobatan kami melihat ulkus pratibial dan medial seukuran telapak tangan, dengan tendon terbuka tepat di atas sendi pergelangan kaki. Seluruh area luka tertutup nanah nekrotik fibrinosa dengan nekrosis kulit residual di sekeliling tepi luka. Area sekitar ulkus yang berkoloni dan berbau tak sedap itu mengalami eritem dan pembengkakan. Pasien mengalami nyeri kontak yang parah pada lukanya.

Kami melakukan debridement luka dalam anestesi lokal dengan krim EMLA®, irigasi antiseptik dengan larutan

oktenidin, dan memakai Cutimed®Sorbact® swab untuk terapi antimikroba. Pada hari ketiga, tendon yang terbuka di

atas sendi pergelangan kaki diangkat dengan pemberian anestesi lokal. Ulkus menjadi lebih bersih secara progresif dengan pengobatan dan dressing antibakteri setiap hari.

Lima belas hari setelah perawatan, luka bergranulasi dan bebas infeksi. Pasca diagnosis praoperasi dan evaluasi diagnostik koagulasi yang komprehensif, pembedahan vena varikosis dilakukan pada tungkai kiri dengan stripping pada vena saphena magna. Transplantasi kulit mesh-graft dilakukan pada waktu yang bersamaan.

Riwayat dan perjalanan penyakit

Ulkus raksasa pada sisi lateral tungkai bawah terinfeksi

dan memiliki lapisan nanah fibrinosa yang berminyak dengan sejumlah jaringan nekrotik. Area hitam pada ulkus disebabkan oleh pengobatan pribadi selama enam bulan dengan alginat perak. Pembersihan luka secara mekanik dilakukan sedalam mungkin, irigasi antiseptik dan penanganan luka antibakteri dengan Cutimed® Sorbact®

gel. Fiksasi dressing luka dengan film dressing transparan. Inisiasi terapi kompresi konsisten dengan perban stretch pendek.

Hari ke-2

Penggantian dressing luka setelah 24 jam; lapisan nanah pertama telah terangkat. Terapi luka dilanjutkan dengan Cutimed® Sorbact® gel.

Hari ke-3

Pembersihan luka dilanjutkan dan tanda-tanda infeksi mereda. Bedah debridement untuk mengangkat materi nekrotik yang tersisa dilakukan dalam anestesi lokal dengan krim EMLA®.

Hari ke-4

Setelah pembersihan luka dan irigasi, tampak luka bebas dari materi nekrotik dan infeksi. Sekarang beralih ke dressing foam semioklusif (e.g. Allevyn® plus) dan sarana

penunjang granulasi dengan perawatan dressing berbasis asam hialuronat (Hyalofill®)

Hari ke-7

Status luka makin membaik. Diamati adanya granulasi insipien.

Hari ke-11

Dengan kondisi luka yang bersih dan bergranulasi, secara mengejutkan pasien memberi tahu kami bahwa ia harus meninggalkan rumah sakit hari ini juga karena alasan pribadi. Dia tidak datang pada pemeriksaan ulang untuk penutupan luka dengan skin graft.

Hari ke-1

Ulkus vena tungkai berukuran besar, semisirkular, dan terinfeksi dengan lapisan nanah nekrotik fibrinosa dan beberapa area jaringan nekrotik. Ulkus sudah ada selama 26 bulan dan ukurannya semakin besar. Terapi luka sebelumnya meliputi dressing ointment, dressing silikon, alginat perak dan kompres absorben. Terapi kompresi dengan stoking kompresi pernah dilakukan tetapi tidak mencukupi.

Aktivitas pertama saat perawatan di rumah sakit terdiri dari debridement mekanis dan irigasi luka menyeluruh dengan larutan oktenidin. Cutimed®Sorbact® swab dan Cutimed®Sorbact® absorbent pads dipakai selama 24 jam. Terapi

(4)

Laporan Kasus Hands-On (7/2008)

Insufisiensi Vena Kronik dan Ulkus Vena Tungkai

Bernd von Hallern. Elbe Kliniken Stade - Buxtehude gGmbH. Klinikum Stade, Bremervorder Str.111. D-21682 Stade, Jerman.

Hari ke-5

Setelah empat hari pengobatan, kondisi luka jauh membaik dan terjadi penurunan tanda-tanda infeksi. Tendon yang terbuka diangkat pada hari sebelumnya. Terapi yang sudah dimulai terus dilanjutkan.

Hari ke-15

Kondisi luka menunjukkan granulasi baru. Diambil keputusan untuk melakukan transplantasi kulit mesh-graft pada hari berikutnya.

Hari ke-20

Graft yang tumbuh dengan sempurna pada hari ke-4 pasca operasi. Pasien akan dipulangkan dari rumah sakit empat hari kemudian.

Hari ke-11

Cutimed® Sorbact® swab, yang diolesi dengan Cutimed®

gel sebelum dipakaikan, diangkat tanpa menimbulkan trauma pada dasar luka. Granulasi jelas terlihat. Dengan kondisi luka bebas infeksi, mulai beralih ke dressing luka hidroaktif (dressing hidrokapiler Alione®)

dressing pads swab tupfers ribbon gauze 72161-00 72162-00 72163-00 7 cm x 9 cm 10 cm x 10 cm 10 cm x 20 cm 40 pack 40 pack 20 pack 40 pack 40 pack 20 pack 10 pack 10 pack 10 pack 70 pack (14 x 5) 4 cm x 6 cm 7 cm x 9 cm 2 cm x 50 cm 5 cm x 200 cm 7.5 cm x 7.5 cm 7.5 cm x 15.0 cm 72164-00 72166-00 72611-00 72168-00 Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact®

Cutimed® Sorbact® gel

Catatan:

Nama produk Cutisorb® Sorbact® diubah menjadi Cutimed® Sorbact® pada 2008.

Laporan kasus dilakukan dengan menggunakan Cutisorb® Sorbact® swab dan absorbent pads.

Fase Penyembuhan Luka

Keterangan Penandaan Luka

Kedalaman Luka Level Eksudasi

Nekrotik Infeksi Sloughy Bergranulasi Berepitelisasi Dangkal Dalam Keduanya Kering Rendah

Sedang sampai Tinggi

Penulis

Cutimed

®

Sorbact

®

Solusi Tepat untuk Luka Kotor, Terinfeksi dan Terkontaminasi

www.cutimed-sorbact.com

PT BSN medical Indonesia

German Centre, Suite 4340 - 4460, Jl. Kapt. Subijanto Dj., Bumi Serpong Damai, Tangerang 15321 - Indonesia Telp. ( 62 21 ) 537 6248, Fax. ( 62 21 ) 537 6258 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi :

www.bsnmedical.com

Laporan Khusus Hands-On

Insufisiensi Vena Kronik dan

Diagnosis

Diagnosis

Hari ke-1

Terapi

Setidaknya 70 % dari semua ulkus pada tungkai berawal dari insufisiensi vena kronik (chronic venous insufficiency/CVI). Tetapi, perjalanan terapi yang refrakter seharusnya menimbulkan kecurigaan etiologi ulkus tungkai yang bukan akibat vena. Evaluasi diagnostik komprehensif dan intervensi spesifik yang ditimbulkannya penting untuk mempertahankan keberhasilan terapi.

CVI dapat didefinisikan sebagai gangguan menetap pada aliran darah balik dari perifer ke vena sentral beserta komplikasinya. Ini menggambarkan ketidakmampuan untuk menghasilkan penurunan tekanan yang adekuat dalam vena di daerah yang terganggu, meskipun telah mengaktifkan otot pompa vena.

CVI disebabkan oleh:

sindrom pascatrombosis varikosis, atau

abnormalitas vaskular.

Pada mayoritas pasien, sindrom pascatrombosis merupakan faktor utama dalam terjadinya CVI atau ulkus vena tungkai. Sebanyak 80 % pasien yang telah mengalami flebotrombosis akan menderita CVI dan setidaknya 10 % pasien akan menderita ulkus vena tungkai pascatrombosis selama hidup mereka.

Ulkus vena tungkai bilateral dengan inflamasi.

Sindrom pascatrombosis pada tungkai bawah kiri.

Obesitas.

Bedah debridement tanpa penutupan luka primer dan terapi antibakteri. Terapi kompresi konsisten.

Pasien wanita usia 42 tahun mengalami ulkus vena raksasa pada tungkai bawah kiri. Ulkus terinfeksi dan tertutup oleh nanah nekrotik, berminyak dan berbau tak sedap. Ulkus lain terdapat pada maleolus medial kiri dan pada sisi kanan daerah bimaleolar dengan pulsasi arteri pedis yang teraba. Pasien memiliki riwayat sindrom pascatrombosis setelah mengalami trombosis dalam pada enam tahun sebelumnya. Pasien telah menerima pengobatan untuk ulkus dari berbagai sumber. Pada 2005 misalnya, ulkus pada sisi kiri ditutupi skin graft (tandur kulit).

Sonografi dupleks pada vena menunjukkan sistem vena dalam yang paten dengan refluks nyata. Vena tibialis anterior dapat diperlihatkan pada tungkai bawah. Vena saphena magna dan parva memiliki aliran cukup.

Kami berhasil mengangkat bahan-bahan nekrotik terutama pada ulkus yang besar dan memasang dressing luka antibakteri dilapisi hidrogel (Cutimed® Sorbact® gel). Tindakan ini menghasilkan ulkus bergranulasi yang bebas dari

nekrosis dan infeksi hanya dalam waktu 11 hari. Terapi kompresi dengan perban stretch pendek dan dua hari drainase

Riwayat dan perjalanan penyakit

Terapi

Ulkus vena tungkai bilateral terkait dengan insufisiensi vena kronik. Defisiensi faktor VIII dengan gangguan fungsi endotel vaskular. Homosisteinemia.

Sanitasi dasar luka dan transplantasi kulit mesh-graft.

Pasien berusia 74 tahun menderita ulkus vena tungkai kronik selama beberapa tahun, pasca trombosis berulang. Pada awal pengobatan kami melihat ulkus pratibial dan medial seukuran telapak tangan, dengan tendon terbuka tepat di atas sendi pergelangan kaki. Seluruh area luka tertutup nanah nekrotik fibrinosa dengan nekrosis kulit residual di sekeliling tepi luka. Area sekitar ulkus yang berkoloni dan berbau tak sedap itu mengalami eritem dan pembengkakan. Pasien mengalami nyeri kontak yang parah pada lukanya.

Kami melakukan debridement luka dalam anestesi lokal dengan krim EMLA®, irigasi antiseptik dengan larutan

oktenidin, dan memakai Cutimed®Sorbact® swab untuk terapi antimikroba. Pada hari ketiga, tendon yang terbuka di

atas sendi pergelangan kaki diangkat dengan pemberian anestesi lokal. Ulkus menjadi lebih bersih secara progresif dengan pengobatan dan dressing antibakteri setiap hari.

Lima belas hari setelah perawatan, luka bergranulasi dan bebas infeksi. Pasca diagnosis praoperasi dan evaluasi diagnostik koagulasi yang komprehensif, pembedahan vena varikosis dilakukan pada tungkai kiri dengan stripping pada vena saphena magna. Transplantasi kulit mesh-graft dilakukan pada waktu yang bersamaan.

Riwayat dan perjalanan penyakit

Ulkus raksasa pada sisi lateral tungkai bawah terinfeksi

dan memiliki lapisan nanah fibrinosa yang berminyak dengan sejumlah jaringan nekrotik. Area hitam pada ulkus disebabkan oleh pengobatan pribadi selama enam bulan dengan alginat perak. Pembersihan luka secara mekanik dilakukan sedalam mungkin, irigasi antiseptik dan penanganan luka antibakteri dengan Cutimed® Sorbact®

gel. Fiksasi dressing luka dengan film dressing transparan. Inisiasi terapi kompresi konsisten dengan perban stretch pendek.

Hari ke-2

Penggantian dressing luka setelah 24 jam; lapisan nanah pertama telah terangkat. Terapi luka dilanjutkan dengan Cutimed® Sorbact® gel.

Hari ke-3

Pembersihan luka dilanjutkan dan tanda-tanda infeksi mereda. Bedah debridement untuk mengangkat materi nekrotik yang tersisa dilakukan dalam anestesi lokal dengan krim EMLA®.

Hari ke-4

Setelah pembersihan luka dan irigasi, tampak luka bebas dari materi nekrotik dan infeksi. Sekarang beralih ke dressing foam semioklusif (e.g. Allevyn® plus) dan sarana

penunjang granulasi dengan perawatan dressing berbasis asam hialuronat (Hyalofill®)

Hari ke-7

Status luka makin membaik. Diamati adanya granulasi insipien.

Hari ke-11

Dengan kondisi luka yang bersih dan bergranulasi, secara mengejutkan pasien memberi tahu kami bahwa ia harus meninggalkan rumah sakit hari ini juga karena alasan pribadi. Dia tidak datang pada pemeriksaan ulang untuk penutupan luka dengan skin graft.

Hari ke-1

Ulkus vena tungkai berukuran besar, semisirkular, dan terinfeksi dengan lapisan nanah nekrotik fibrinosa dan beberapa area jaringan nekrotik. Ulkus sudah ada selama 26 bulan dan ukurannya semakin besar. Terapi luka sebelumnya meliputi dressing ointment, dressing silikon, alginat perak dan kompres absorben. Terapi kompresi dengan stoking kompresi pernah dilakukan tetapi tidak mencukupi.

Aktivitas pertama saat perawatan di rumah sakit terdiri dari debridement mekanis dan irigasi luka menyeluruh dengan larutan oktenidin. Cutimed®Sorbact® swab dan Cutimed®Sorbact® absorbent pads dipakai selama 24 jam. Terapi

(5)

Laporan Kasus Hands-On (7/2008)

Insufisiensi Vena Kronik dan Ulkus Vena Tungkai

Bernd von Hallern. Elbe Kliniken Stade - Buxtehude gGmbH. Klinikum Stade, Bremervorder Str.111. D-21682 Stade, Jerman.

Hari ke-5

Setelah empat hari pengobatan, kondisi luka jauh membaik dan terjadi penurunan tanda-tanda infeksi. Tendon yang terbuka diangkat pada hari sebelumnya. Terapi yang sudah dimulai terus dilanjutkan.

Hari ke-15

Kondisi luka menunjukkan granulasi baru. Diambil keputusan untuk melakukan transplantasi kulit mesh-graft pada hari berikutnya.

Hari ke-20

Graft yang tumbuh dengan sempurna pada hari ke-4 pasca operasi. Pasien akan dipulangkan dari rumah sakit empat hari kemudian.

Hari ke-11

Cutimed® Sorbact® swab, yang diolesi dengan Cutimed®

gel sebelum dipakaikan, diangkat tanpa menimbulkan trauma pada dasar luka. Granulasi jelas terlihat. Dengan kondisi luka bebas infeksi, mulai beralih ke dressing luka hidroaktif (dressing hidrokapiler Alione®)

dressing pads swab tupfers ribbon gauze 72161-00 72162-00 72163-00 7 cm x 9 cm 10 cm x 10 cm 10 cm x 20 cm 40 pack 40 pack 20 pack 40 pack 40 pack 20 pack 10 pack 10 pack 10 pack 70 pack (14 x 5) 4 cm x 6 cm 7 cm x 9 cm 2 cm x 50 cm 5 cm x 200 cm 7.5 cm x 7.5 cm 7.5 cm x 15.0 cm 72164-00 72166-00 72611-00 72168-00 Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact®

Cutimed® Sorbact® gel

Catatan:

Nama produk Cutisorb® Sorbact® diubah menjadi Cutimed® Sorbact® pada 2008.

Laporan kasus dilakukan dengan menggunakan Cutisorb® Sorbact® swab dan absorbent pads.

Fase Penyembuhan Luka

Keterangan Penandaan Luka

Kedalaman Luka Level Eksudasi

Nekrotik Infeksi Sloughy Bergranulasi Berepitelisasi Dangkal Dalam Keduanya Kering Rendah

Sedang sampai Tinggi

Penulis

Cutimed

®

Sorbact

®

Solusi Tepat untuk Luka Kotor, Terinfeksi dan Terkontaminasi

www.cutimed-sorbact.com

PT BSN medical Indonesia

German Centre, Suite 4340 - 4460, Jl. Kapt. Subijanto Dj., Bumi Serpong Damai, Tangerang 15321 - Indonesia Telp. ( 62 21 ) 537 6248, Fax. ( 62 21 ) 537 6258 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi :

www.bsnmedical.com

Laporan Khusus Hands-On

Insufisiensi Vena Kronik dan

Diagnosis

Diagnosis

Hari ke-1

Terapi

Setidaknya 70 % dari semua ulkus pada tungkai berawal dari insufisiensi vena kronik (chronic venous insufficiency/CVI). Tetapi, perjalanan terapi yang refrakter seharusnya menimbulkan kecurigaan etiologi ulkus tungkai yang bukan akibat vena. Evaluasi diagnostik komprehensif dan intervensi spesifik yang ditimbulkannya penting untuk mempertahankan keberhasilan terapi.

CVI dapat didefinisikan sebagai gangguan menetap pada aliran darah balik dari perifer ke vena sentral beserta komplikasinya. Ini menggambarkan ketidakmampuan untuk menghasilkan penurunan tekanan yang adekuat dalam vena di daerah yang terganggu, meskipun telah mengaktifkan otot pompa vena.

CVI disebabkan oleh:

sindrom pascatrombosis varikosis, atau

abnormalitas vaskular.

Pada mayoritas pasien, sindrom pascatrombosis merupakan faktor utama dalam terjadinya CVI atau ulkus vena tungkai. Sebanyak 80 % pasien yang telah mengalami flebotrombosis akan menderita CVI dan setidaknya 10 % pasien akan menderita ulkus vena tungkai pascatrombosis selama hidup mereka.

Ulkus vena tungkai bilateral dengan inflamasi.

Sindrom pascatrombosis pada tungkai bawah kiri.

Obesitas.

Bedah debridement tanpa penutupan luka primer dan terapi antibakteri. Terapi kompresi konsisten.

Pasien wanita usia 42 tahun mengalami ulkus vena raksasa pada tungkai bawah kiri. Ulkus terinfeksi dan tertutup oleh nanah nekrotik, berminyak dan berbau tak sedap. Ulkus lain terdapat pada maleolus medial kiri dan pada sisi kanan daerah bimaleolar dengan pulsasi arteri pedis yang teraba. Pasien memiliki riwayat sindrom pascatrombosis setelah mengalami trombosis dalam pada enam tahun sebelumnya. Pasien telah menerima pengobatan untuk ulkus dari berbagai sumber. Pada 2005 misalnya, ulkus pada sisi kiri ditutupi skin graft (tandur kulit).

Sonografi dupleks pada vena menunjukkan sistem vena dalam yang paten dengan refluks nyata. Vena tibialis anterior dapat diperlihatkan pada tungkai bawah. Vena saphena magna dan parva memiliki aliran cukup.

Kami berhasil mengangkat bahan-bahan nekrotik terutama pada ulkus yang besar dan memasang dressing luka antibakteri dilapisi hidrogel (Cutimed® Sorbact® gel). Tindakan ini menghasilkan ulkus bergranulasi yang bebas dari

nekrosis dan infeksi hanya dalam waktu 11 hari. Terapi kompresi dengan perban stretch pendek dan dua hari drainase

Riwayat dan perjalanan penyakit

Terapi

Ulkus vena tungkai bilateral terkait dengan insufisiensi vena kronik. Defisiensi faktor VIII dengan gangguan fungsi endotel vaskular. Homosisteinemia.

Sanitasi dasar luka dan transplantasi kulit mesh-graft.

Pasien berusia 74 tahun menderita ulkus vena tungkai kronik selama beberapa tahun, pasca trombosis berulang. Pada awal pengobatan kami melihat ulkus pratibial dan medial seukuran telapak tangan, dengan tendon terbuka tepat di atas sendi pergelangan kaki. Seluruh area luka tertutup nanah nekrotik fibrinosa dengan nekrosis kulit residual di sekeliling tepi luka. Area sekitar ulkus yang berkoloni dan berbau tak sedap itu mengalami eritem dan pembengkakan. Pasien mengalami nyeri kontak yang parah pada lukanya.

Kami melakukan debridement luka dalam anestesi lokal dengan krim EMLA®, irigasi antiseptik dengan larutan

oktenidin, dan memakai Cutimed®Sorbact® swab untuk terapi antimikroba. Pada hari ketiga, tendon yang terbuka di

atas sendi pergelangan kaki diangkat dengan pemberian anestesi lokal. Ulkus menjadi lebih bersih secara progresif dengan pengobatan dan dressing antibakteri setiap hari.

Lima belas hari setelah perawatan, luka bergranulasi dan bebas infeksi. Pasca diagnosis praoperasi dan evaluasi diagnostik koagulasi yang komprehensif, pembedahan vena varikosis dilakukan pada tungkai kiri dengan stripping pada vena saphena magna. Transplantasi kulit mesh-graft dilakukan pada waktu yang bersamaan.

Riwayat dan perjalanan penyakit

Ulkus raksasa pada sisi lateral tungkai bawah terinfeksi

dan memiliki lapisan nanah fibrinosa yang berminyak dengan sejumlah jaringan nekrotik. Area hitam pada ulkus disebabkan oleh pengobatan pribadi selama enam bulan dengan alginat perak. Pembersihan luka secara mekanik dilakukan sedalam mungkin, irigasi antiseptik dan penanganan luka antibakteri dengan Cutimed® Sorbact®

gel. Fiksasi dressing luka dengan film dressing transparan. Inisiasi terapi kompresi konsisten dengan perban stretch pendek.

Hari ke-2

Penggantian dressing luka setelah 24 jam; lapisan nanah pertama telah terangkat. Terapi luka dilanjutkan dengan Cutimed® Sorbact® gel.

Hari ke-3

Pembersihan luka dilanjutkan dan tanda-tanda infeksi mereda. Bedah debridement untuk mengangkat materi nekrotik yang tersisa dilakukan dalam anestesi lokal dengan krim EMLA®.

Hari ke-4

Setelah pembersihan luka dan irigasi, tampak luka bebas dari materi nekrotik dan infeksi. Sekarang beralih ke dressing foam semioklusif (e.g. Allevyn® plus) dan sarana

penunjang granulasi dengan perawatan dressing berbasis asam hialuronat (Hyalofill®)

Hari ke-7

Status luka makin membaik. Diamati adanya granulasi insipien.

Hari ke-11

Dengan kondisi luka yang bersih dan bergranulasi, secara mengejutkan pasien memberi tahu kami bahwa ia harus meninggalkan rumah sakit hari ini juga karena alasan pribadi. Dia tidak datang pada pemeriksaan ulang untuk penutupan luka dengan skin graft.

Hari ke-1

Ulkus vena tungkai berukuran besar, semisirkular, dan terinfeksi dengan lapisan nanah nekrotik fibrinosa dan beberapa area jaringan nekrotik. Ulkus sudah ada selama 26 bulan dan ukurannya semakin besar. Terapi luka sebelumnya meliputi dressing ointment, dressing silikon, alginat perak dan kompres absorben. Terapi kompresi dengan stoking kompresi pernah dilakukan tetapi tidak mencukupi.

Aktivitas pertama saat perawatan di rumah sakit terdiri dari debridement mekanis dan irigasi luka menyeluruh dengan larutan oktenidin. Cutimed®Sorbact® swab dan Cutimed®Sorbact® absorbent pads dipakai selama 24 jam. Terapi

(6)

Laporan Kasus Hands-On (7/2008)

Insufisiensi Vena Kronik dan Ulkus Vena Tungkai

Bernd von Hallern. Elbe Kliniken Stade - Buxtehude gGmbH. Klinikum Stade, Bremervorder Str.111. D-21682 Stade, Jerman.

Hari ke-5

Setelah empat hari pengobatan, kondisi luka jauh membaik dan terjadi penurunan tanda-tanda infeksi. Tendon yang terbuka diangkat pada hari sebelumnya. Terapi yang sudah dimulai terus dilanjutkan.

Hari ke-15

Kondisi luka menunjukkan granulasi baru. Diambil keputusan untuk melakukan transplantasi kulit mesh-graft pada hari berikutnya.

Hari ke-20

Graft yang tumbuh dengan sempurna pada hari ke-4 pasca operasi. Pasien akan dipulangkan dari rumah sakit empat hari kemudian.

Hari ke-11

Cutimed® Sorbact® swab, yang diolesi dengan Cutimed®

gel sebelum dipakaikan, diangkat tanpa menimbulkan trauma pada dasar luka. Granulasi jelas terlihat. Dengan kondisi luka bebas infeksi, mulai beralih ke dressing luka hidroaktif (dressing hidrokapiler Alione®)

dressing pads swab tupfers ribbon gauze 72161-00 72162-00 72163-00 7 cm x 9 cm 10 cm x 10 cm 10 cm x 20 cm 40 pack 40 pack 20 pack 40 pack 40 pack 20 pack 10 pack 10 pack 10 pack 70 pack (14 x 5) 4 cm x 6 cm 7 cm x 9 cm 2 cm x 50 cm 5 cm x 200 cm 7.5 cm x 7.5 cm 7.5 cm x 15.0 cm 72164-00 72166-00 72611-00 72168-00 Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact® Cutimed® Sorbact®

Cutimed® Sorbact® gel

Catatan:

Nama produk Cutisorb® Sorbact® diubah menjadi Cutimed® Sorbact® pada 2008.

Laporan kasus dilakukan dengan menggunakan Cutisorb® Sorbact® swab dan absorbent pads.

Fase Penyembuhan Luka

Keterangan Penandaan Luka

Kedalaman Luka Level Eksudasi

Nekrotik Infeksi Sloughy Bergranulasi Berepitelisasi Dangkal Dalam Keduanya Kering Rendah

Sedang sampai Tinggi

Penulis

Cutimed

®

Sorbact

®

Solusi Tepat untuk Luka Kotor, Terinfeksi dan Terkontaminasi

www.cutimed-sorbact.com

PT BSN medical Indonesia

German Centre, Suite 4340 - 4460, Jl. Kapt. Subijanto Dj., Bumi Serpong Damai, Tangerang 15321 - Indonesia Telp. ( 62 21 ) 537 6248, Fax. ( 62 21 ) 537 6258 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi :

www.bsnmedical.com

Laporan Khusus Hands-On

Insufisiensi Vena Kronik dan

Diagnosis

Diagnosis

Hari ke-1

Terapi

Setidaknya 70 % dari semua ulkus pada tungkai berawal dari insufisiensi vena kronik (chronic venous insufficiency/CVI). Tetapi, perjalanan terapi yang refrakter seharusnya menimbulkan kecurigaan etiologi ulkus tungkai yang bukan akibat vena. Evaluasi diagnostik komprehensif dan intervensi spesifik yang ditimbulkannya penting untuk mempertahankan keberhasilan terapi.

CVI dapat didefinisikan sebagai gangguan menetap pada aliran darah balik dari perifer ke vena sentral beserta komplikasinya. Ini menggambarkan ketidakmampuan untuk menghasilkan penurunan tekanan yang adekuat dalam vena di daerah yang terganggu, meskipun telah mengaktifkan otot pompa vena.

CVI disebabkan oleh:

sindrom pascatrombosis varikosis, atau

abnormalitas vaskular.

Pada mayoritas pasien, sindrom pascatrombosis merupakan faktor utama dalam terjadinya CVI atau ulkus vena tungkai. Sebanyak 80 % pasien yang telah mengalami flebotrombosis akan menderita CVI dan setidaknya 10 % pasien akan menderita ulkus vena tungkai pascatrombosis selama hidup mereka.

Ulkus vena tungkai bilateral dengan inflamasi.

Sindrom pascatrombosis pada tungkai bawah kiri.

Obesitas.

Bedah debridement tanpa penutupan luka primer dan terapi antibakteri. Terapi kompresi konsisten.

Pasien wanita usia 42 tahun mengalami ulkus vena raksasa pada tungkai bawah kiri. Ulkus terinfeksi dan tertutup oleh nanah nekrotik, berminyak dan berbau tak sedap. Ulkus lain terdapat pada maleolus medial kiri dan pada sisi kanan daerah bimaleolar dengan pulsasi arteri pedis yang teraba. Pasien memiliki riwayat sindrom pascatrombosis setelah mengalami trombosis dalam pada enam tahun sebelumnya. Pasien telah menerima pengobatan untuk ulkus dari berbagai sumber. Pada 2005 misalnya, ulkus pada sisi kiri ditutupi skin graft (tandur kulit).

Sonografi dupleks pada vena menunjukkan sistem vena dalam yang paten dengan refluks nyata. Vena tibialis anterior dapat diperlihatkan pada tungkai bawah. Vena saphena magna dan parva memiliki aliran cukup.

Kami berhasil mengangkat bahan-bahan nekrotik terutama pada ulkus yang besar dan memasang dressing luka antibakteri dilapisi hidrogel (Cutimed® Sorbact® gel). Tindakan ini menghasilkan ulkus bergranulasi yang bebas dari

nekrosis dan infeksi hanya dalam waktu 11 hari. Terapi kompresi dengan perban stretch pendek dan dua hari drainase

Riwayat dan perjalanan penyakit

Terapi

Ulkus vena tungkai bilateral terkait dengan insufisiensi vena kronik. Defisiensi faktor VIII dengan gangguan fungsi endotel vaskular. Homosisteinemia.

Sanitasi dasar luka dan transplantasi kulit mesh-graft.

Pasien berusia 74 tahun menderita ulkus vena tungkai kronik selama beberapa tahun, pasca trombosis berulang. Pada awal pengobatan kami melihat ulkus pratibial dan medial seukuran telapak tangan, dengan tendon terbuka tepat di atas sendi pergelangan kaki. Seluruh area luka tertutup nanah nekrotik fibrinosa dengan nekrosis kulit residual di sekeliling tepi luka. Area sekitar ulkus yang berkoloni dan berbau tak sedap itu mengalami eritem dan pembengkakan. Pasien mengalami nyeri kontak yang parah pada lukanya.

Kami melakukan debridement luka dalam anestesi lokal dengan krim EMLA®, irigasi antiseptik dengan larutan

oktenidin, dan memakai Cutimed®Sorbact® swab untuk terapi antimikroba. Pada hari ketiga, tendon yang terbuka di

atas sendi pergelangan kaki diangkat dengan pemberian anestesi lokal. Ulkus menjadi lebih bersih secara progresif dengan pengobatan dan dressing antibakteri setiap hari.

Lima belas hari setelah perawatan, luka bergranulasi dan bebas infeksi. Pasca diagnosis praoperasi dan evaluasi diagnostik koagulasi yang komprehensif, pembedahan vena varikosis dilakukan pada tungkai kiri dengan stripping pada vena saphena magna. Transplantasi kulit mesh-graft dilakukan pada waktu yang bersamaan.

Riwayat dan perjalanan penyakit

Ulkus raksasa pada sisi lateral tungkai bawah terinfeksi

dan memiliki lapisan nanah fibrinosa yang berminyak dengan sejumlah jaringan nekrotik. Area hitam pada ulkus disebabkan oleh pengobatan pribadi selama enam bulan dengan alginat perak. Pembersihan luka secara mekanik dilakukan sedalam mungkin, irigasi antiseptik dan penanganan luka antibakteri dengan Cutimed® Sorbact®

gel. Fiksasi dressing luka dengan film dressing transparan. Inisiasi terapi kompresi konsisten dengan perban stretch pendek.

Hari ke-2

Penggantian dressing luka setelah 24 jam; lapisan nanah pertama telah terangkat. Terapi luka dilanjutkan dengan Cutimed® Sorbact® gel.

Hari ke-3

Pembersihan luka dilanjutkan dan tanda-tanda infeksi mereda. Bedah debridement untuk mengangkat materi nekrotik yang tersisa dilakukan dalam anestesi lokal dengan krim EMLA®.

Hari ke-4

Setelah pembersihan luka dan irigasi, tampak luka bebas dari materi nekrotik dan infeksi. Sekarang beralih ke dressing foam semioklusif (e.g. Allevyn® plus) dan sarana

penunjang granulasi dengan perawatan dressing berbasis asam hialuronat (Hyalofill®)

Hari ke-7

Status luka makin membaik. Diamati adanya granulasi insipien.

Hari ke-11

Dengan kondisi luka yang bersih dan bergranulasi, secara mengejutkan pasien memberi tahu kami bahwa ia harus meninggalkan rumah sakit hari ini juga karena alasan pribadi. Dia tidak datang pada pemeriksaan ulang untuk penutupan luka dengan skin graft.

Hari ke-1

Ulkus vena tungkai berukuran besar, semisirkular, dan terinfeksi dengan lapisan nanah nekrotik fibrinosa dan beberapa area jaringan nekrotik. Ulkus sudah ada selama 26 bulan dan ukurannya semakin besar. Terapi luka sebelumnya meliputi dressing ointment, dressing silikon, alginat perak dan kompres absorben. Terapi kompresi dengan stoking kompresi pernah dilakukan tetapi tidak mencukupi.

Aktivitas pertama saat perawatan di rumah sakit terdiri dari debridement mekanis dan irigasi luka menyeluruh dengan larutan oktenidin. Cutimed®Sorbact® swab dan Cutimed®Sorbact® absorbent pads dipakai selama 24 jam. Terapi

Referensi

Dokumen terkait