• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan budaya baca level akademik dengan Strategi DRTA pada generasi Z, mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan budaya baca level akademik dengan Strategi DRTA pada generasi Z, mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma"

Copied!
228
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN BUDAYA BACA LEVEL AKADEMIK DENGAN STRATEGI DRTA PADA GENERASI Z, MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS SANATA DHARMA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bahasa Sastra Indonesia. Oleh : Sicilia Citra Putri 141224088. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN BUDAYA BACA LEVEL AKADEMIK DENGAN STRATEGI DRTA PADA GENERASI Z, MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS SANATA DHARMA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bahasa Sastra Indonesia. Oleh : Sicilia Citra Putri 141224088. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN BUDAYA BACA LEYEL AKADEMIK. DENGAI\ STRATEGI DRTA PADA GENERASI Z,. MAIIASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS SANATA DHARMA. 20 Januari 2018.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN BTIDAYA BACA LB\TEL AKADEMIK DENGAN STRaTEGI DTTTa PnDa GENERASI Z,. MAHASISWA SEMESTER TII PROGRAM STUDI PENDTDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA L]NTVERSITAS SANATA DHARMA. Dipersiapkan dan ditulis oleh:. Sicilia Citra Putri 141224088. Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi pada tanggai 29 Januari 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat. Susunan Panitia Penguji. Nama Lengkap Ketua. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.. Sekretaris. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum.. Anggota. I. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd.. Anggota. II. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.. Anggota. III. Septina Krismawati, S.S., M.A.. Yogyakart4 29 lanuari 2A18 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma. {(i \1. ,. m.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. ”Selalu berusaha menjadi yang terbaik”. “Kesuksesan akan menghampiriku”. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini. tidak memuatkarya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimanalayal<nya karya ilmiah". Yogyakarta, 20 J amtai 2018 Yang membuat pernyataan,. Sicilia Citra Putri 141224088.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada:. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberi berkat dan pendampingan kepada saya.. Keluargaku, ayah (Petrus Sumartono), ibu (Midah), dan abang (Pidelis Putra Perdana Jaya) yang selalu memberi motivasi, menghibur, mendoakan, dan mendengar keluh kesahku selama mengerjakan skripsi ini.. Teman sesama skripsi payung yang selalu mendukung, baik dalam suka maupun duka.. Semua pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN PERSETUJUAN. PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Sicilia Citra Putri. Nomor Induk Mahasiswa. :141224088. Derni pengernbangan ilmu pengetahuan, saya memberikan. kepada. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:. .. PENGEMBANGAN BUDAYA BACA LEVEL AKADEMIK DENGAN STRATEGI DRTA PADA GENERASI Z, MAHASISWA SEMESTER. III. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS SANATA DHARMA Dengan demikian, saya mernberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,. mengelolanya dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan memublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa. perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakart a pada tanggal 20 I anuai 20 18 Yang menyatakan,. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. Putri, Sicilia Citra. 2018. Pengembangan Budaya Baca Level Akademik dengan Strategi DRTA pada Generasi Z, Mahasiswa Semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk akhir dari penelitian adalah buku ajar. Penelitian ini mengkaji mengenai pengembangan budaya baca level akademik pada generasi Z, khususnya mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Penelitian pengembangan ini memiliki rumusan masalah yang berkaitan pengembangan budaya baca level akademik untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami keseluruhan unsur bacaan. Ada 30 responden yang terlibat dalam penelitian pengembangan ini. Responden adalah mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Proses penyusunan buku ajar melewati beberapa langkah. Pertama adalah pengumpulan informasi yang dilakukan dengan observasi di kelas, penyebaran angket, pengerjaan tes membaca level akademik dan wawancara. Data yang didapat akan dianalisis guna membuat perencanaan buku ajar. Kegiatan tersebut merupakan langkah kedua. Ketiga adalah validasi buku ajar oleh dosen ahli yang berisi komentar, kritik, dan saran. Proses ini akan mengantarkan peneliti ke langkah selanjutnya, yaitu revisi. Terakhir draf buku ajar akan dikembangkan isinya berdasarkan revisi pada langkah sebelumnya. Hasil penelitian adalah diketahui bahwa sebagian besar responden belum memiliki budaya baca, pengetahuan mereka mengenai strategi membaca juga masih kurang, dan pemahaman membaca level akademik masih kurang yang ditandai dengan hanya satu responden yang memperoleh nilai di atas tujuh pada tes membaca level akademik. Dari hasil tersebut, peneliti bermaksud mengembangkan budaya baca level akademik mahasiswa dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) yang tercantum dalam buku ajar. Dengan adanya buku ajar diharapkan dapat mengembangkan budaya baca level akademik mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. Putri, Sicilia Citra. 2018. Cultural Reading Development with DRTA Strategy at Academic Level on Z Generation, Student of Semester III, Indonesian Literature Language Education Program, Sanata Dharma University. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Literature Language Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University. This type of research is development research. The final product of the research is a textbook. This research examines the cultural reading development at academic level in Z generation, specifically for students in third semester of Indonesian Literature Language Education Program, Sanata Dharma University. This development research aims to develop reading culture and improve students' understanding of the overall reading element with Directed Reading Thinking Activity (DRTA) strategy through textbooks. There are 30 respondents involved in this development research. Respondents are students of the third semester of the Indonesian Language Literature Education Study Program, Sanata Dharma University. The process of preparing the textbook passes several steps. The first step is collecting the information through classroom observations, questionnaires, academic reading test and interviews. The data obtained will be analyzed to make the textbook planning. The activity is the second step. The third step is validation of textbooks by expert lecturers containing comments, criticisms, and suggestions. This process will take the researcher to the next step, that is revision. The last draft of the textbook will be developed based on revisions in the previous step. The result of the research is that most of the respondents do not have reading culture, their knowledge about reading strategy is still lacking, and reading comprehension of academic level is less marked with only one respondent who scores above 7 on academic reading test. From these results, researchers intend to develop academic reading culture level of students by using the strategy of Directed Reading Thinking Activity (DRTA) listed in the textbook. This textbook is expected to develop academic reading culture level of students of the third semester of the Indonesian Language Literature Education Program of Sanata Dharma University.. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan perlindungannya, sehingga skripsi berjudul Pengembangan Budaya Baca Level Akademik dengan Strategi DRTA pada Generasi Z, Mahasiswa Semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma dapat selesai dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat dukungan, bantuan, doa, semangat, motivasi dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1.. Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan pendampingan kepada saya.. 2.. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu tersenyum, sabar, murah hati menghadapi saya ketika meminta revisi.. 3.. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang selalu mendukung mahasiswanya.. 4.. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia sekaligus sebagai validator dalam penelitian saya.. 5.. Segenap dosen Program Studi PBSI atas doa dan dukungannya.. 6.. Robertus Marsidiq dan Theresia Rusmiyati selaku karyawan sekretariat Program Studi PBSI yang dengan sabar membantu mengurus administrasi penyelesaian skripsi ini. 7.. Keluargaku tercinta yang selalu memberi motivasi, menghibur, mendoakan, dan mendengar keluh kesahku selama mengerjakan skripsi ini.. 8.. Teman-teman skripsi payung yang selalu mendukung, baik dalam suka maupun duka.. 9.. Keluarga bapak dan ibu, om, tante, sepupu, dan keluarga besarku, yang selalu memberi semangat dan dukungan kepadaku.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. Teman-teman PBSI angkatan 2014 yang selalu mendukung dan memberi semangat. 11.. Kakak-kakak PBSI angakatan 2013 yang selalu memberi semangat.. t2. Para respondenku yang bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner, mengerjakan tes, dan mengisi kuesioner uji coba produk. 13. Keluarga. Kos 32 B yang selalu membuat suasana hati cerah.. 14. Ibu kost dan anak ibu kost yang membuat lapar hilang dengan jualan yang enak-enak. 15.. Tempat fotokopian yang selalu kudatangi untuk mencetak skripsiku yang sangat banyak.. 16. Sernua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu yang mernbantu penyelesaian skripsi ini.. Peneliti penyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan. Semoga skripsi. ini bermanfaatbagi siapapun yang membacanya.. Peneliti. Sicilia. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii MOTTO ................................................................................................................. iv PERYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ v HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................. vii ABSTRAK ............................................................................................................. viii ABSTRACT ............................................................................................................ ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xvi DAFTAR SKEMA................................................................................................ xviii DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xx BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5 1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ...................................................... 6 1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.6 Batasan Istilah ........................................................................................... 7 1.7 Sistematika Penelitian .............................................................................. 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ......................................................... 10 2.2 Generasi Z ................................................................................................. 12 2.3 Kondisi Budaya Baca Generasi Z ............................................................ 15 2.4 Budaya Baca ............................................................................................. 17 2.5 Membaca Level Akademik ...................................................................... 18 2.6 Strategi Membaca Level Akademik ........................................................ 39 2.7 Buku Ajar .................................................................................................. 41 2.8 Kerangka Berpikir .................................................................................... 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................... 45 3.2 Sumber Data dan Data Penelitian ............................................................ 49 3.3 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 49 3.4 Instrumen Penelitian ................................................................................. 51 3.4.1 Instrumen Tes ................................................................................ 51 3.4.2 Instrumen Nontes .......................................................................... 51 3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................ 53 3.5.1 Identifikasi ..................................................................................... 53 3.5.2 Klasifikasi ...................................................................................... 56 3.5.3 Interpretasi ..................................................................................... 57 3.5.4 Pelaporan........................................................................................ 57. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.6 Prosedur Pengembangan Produk ............................................................. 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 60 4.2 Analisis Data .................................................................................................... 61 4.3 Pembahasan ...................................................................................................... 65 4.3.1 Kondisi Budaya Baca Generasi Z ...................................................... 65 4.3.2 Kemampuan Membaca Level Akademik Generasi Z ....................... 75 4.3.3 Penerapan Strategi DRTA .................................................................. 89 4.3.4 Pengembangan Buku Ajar .................................................................. 118 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Hasil Penelitian ............................................................................... 125 5.2 Implikasi ........................................................................................................... 128 5.3 Saran- saran ...................................................................................................... 129 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 130 LAMPIRAN .......................................................................................................... 132 Lampiran 1 Daftar Hadir Mahasiswa PBSI USD Semester III ....................... 133 Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...................................................... 134 Lampiran 3 Angket Analisis Kebutuhan........................................................... 135 Lampiran 4 Hasil Penghitungan Angket Analisis Kebutuhan ......................... 136 Lampiran 5 Angket Budaya Baca ..................................................................... 137 Lampiran 6 Hasil Budaya Baca ......................................................................... 138. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 7 Angket Strategi DRTA .................................................................. 140 Lampiran 8 Hasil Strategi DRTA ...................................................................... 141 Lampiran 9 Tes Membaca Level Akademik .................................................... 142 Lampiran 10 Kunci Jawaban Tes Membaca Level Akademik .......................... 143 Lampiran 11 ITK Butir Soal ................................................................................ 144 Lampiran 12 Hasil Tes Membaca Level Akademik ........................................... 145 Lampiran 13 Lembar Validasi Dosen ................................................................. 147 Lampiran 14 Lembar Uji Coba Produk ............................................................... 148 Lampiran 15 RPS Buku Ajar ............................................................................... 149. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Indikator Membaca Level Akademik ...........................................................19 Tabel 3.1 Interval Skala Likert ......................................................................................54 Tabel 3.2 Kategori ITK ..................................................................................................56 Tabel 3.3 Kategori Penilaian Nurgiyantoro ..................................................................56 Tabel 4.1 Indikator Perasaan Senang Saat Membaca Buku ........................................66 Tabel 4.2 Indikator Kebutuhan Terhadap Buku ...........................................................68 Tabel 4.3 Indikator Keinginan Membaca Buku ...........................................................70 Tabel 4.4 Indikator Keinginan Mencari Buku ..............................................................72 Tabel 4.5 Indikator Cara Membaca Buku .....................................................................73 Tabel 4.6 Kategori ITK ..................................................................................................77 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan ITK Butir Soal ................................................................77 Tabel 4.8 Indikator Memahami Arti Kata, Istilah dan Ungkapan ...............................79 Tabel 4.9 Indikator Memahami Makna Tersurat..........................................................80 Tabel 4.10 Indikator Memahami Makna Tersirat ........................................................81 Tabel 4.11 Indikator Mampu Menyimpulkan Isi Teks ................................................81 Tabel 4.12 Indikator Mampu Memprediksi Maksud Penulis ......................................82 Tabel 4.13 Indikator Mampu Mengevaluasi Teks........................................................83 Tabel 4.14 Indikator Memberi Pertimbangan Kelebihan dan Kekurangan Teks .......84 Tabel 4.15 Indikator Mempertanyakan Apa”, “Mengapa”, dan “Bagaimana” Teks. 84 Tabel 4.16 Indikator Mencipta Gagasan Baru Berdasarkan Hasil Membaca Teks Baru yang Lain. ...........................................................................................85 Tabel 4.17 Indikator Mencipta Teks Baru Berdasarkan Inspirasi Teks Lain .............86. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.18 Indikator Mampu Menafsirkan Maksud yang Ingin Disampaikan Oleh Penulis ...........................................................................................................87 Tabel 4.19 Indikator Memahami Isi Bacaan Sebagai Cermin Kehidupan .................88 Tabel 4.20 Indikator Memaknai Isi Bacaan Dalam Kehidupan Senyatanya ..............88 Tabel 4.21 Kategori Skala Likert ..................................................................................91 Tabel 4.22 Indikator Menemukan Inti Bacaan .............................................................92 Tabel 4.23 Indikator Godaan dalam Membaca ............................................................94 Tabel 4.24 Indikator Menemukan Metode/Strategi Membaca ....................................95 Tabel 4.25 Indikator Memprediksi Isi Buku.................................................................97 Tabel 4.26 Indikator Jenis Bacaan yang Disukai .........................................................98 Tabel 4.27 Indikator Kebiasaan Membaca ...................................................................100 Tabel 4.28 Indikator Mencari Referensi Materi ...........................................................101 Tabel 4.29 Indikator Kualitas Buku yang Diinginkan .................................................102 Tabel 4.30 Indikator Faktor yang Mendukung Kebiasaan Membaca .........................103 Tabel 4.31 Indikator Membaca Level Akademik .........................................................104 Tabel 4.32 Kategori Skala Likert Angket Strategi DRTA...........................................106 Tabel 4.33 Indikator Proses Berpikir Selama Membaca .............................................108 Tabel 4.34 Indikator Keterlibatan Pembaca Terhadap Buku Bacaan .........................110 Tabel 4.35 Indikator Umpan Balik Pembaca Terhadap Bacaan..................................113 Tabel 4.36 Indikator Sikap Membaca Menurut Strategi DRTA .................................117. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR SKEMA Skema 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................... 44 Skema 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan.................................................... 48. xviii.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Penilaian 13 Indikator Membaca Level Akademik ........................ 78. xix.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Dalam Nuriadi (2008), membaca diartikan sebagai suatu aktivitas yang sangat jamak dilakukan bagi siapa pun, di mana pun dan kapan pun berikut dengan objek yang sangat beraneka ragam. Dari pernyataan tersebut, diketahui bahwa kegiatan membaca dilakukan oleh semua orang. Mulai dari usia 0 tahun-lansia. Pada masa kanak-kanak, kesiapan belajar membaca didasarkan pada tingkat kematangan IQ-nya (Nuriadi, 2008 : 31). Selain itu, kesiapan membaca dapat pula dipengaruhi oleh faktor usia, kondisi psikologis dan sosial, dan kondisi pertumbuhan anak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor internal sangat berpengaruh terhadap kesiapan membaca seseorang. Pada masa remaja hingga remaja akhir, kesiapan membaca mereka seringkali susah untuk diidentifikasi. Banyak dari mereka mulai bosan dan tidak tahan jika berlama-lama membaca. Banyak di antara mereka sering melakukan kegiatan di luar bidang akademik. Misalnya, bermain game, nongkrong di luar, dsb. Ketertarikan mereka dalam membaca akan surut oleh kesibukan lain yang lebih menyenangkan. Mereka akan lebih mementingkan kesenangan diri daripada belajar. Berdasarkan hasil survei UNESCO pada 2011, menunjukkan indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, dari 1000 orang, hanya satu (1) orang yang memiliki minat baca tinggi. Selain itu, Most Literate. 1.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Nations in the World, merilis pemeringkatan literasi internasional pada Maret 2016 lalu. Dalam pemeringkatan tersebut, Indonesia berada di urutan ke-60 di antara total 61 negara dalam minat baca. Hal tersebut sungguh memprihatinkan, mengingat pendidikan di Indonesia juga masih dalam tahap berkembang. Jika dilihat dari pentingnya membaca, membaca merupakan jendela bagi seseorang untuk melihat dunia. Dengan membaca, seseorang akan kaya informasi, wawasan menjadi luas dan dapat meningkatkan kecerdasan. Tanpa membaca, kita akan buta informasi dan memiliki wawasan sempit. Para remaja dan remaja akhir, khususnya mahasiswa saat ini disebut generasi Z. Generasi Z adalah generasi bagi orang-orang yang lahir antara tahun 1995-2010. Rini (2016) mengatakan generasi Z sendiri merupakan generasi yang disebut dengan generasi net, yaitu mereka yang hidup pada masa digital. Generasi Z memiliki karakteristik teknologi yang khas, yaitu internet mulai berkembang dan tumbuh sejalan dengan perkembangan media digital atau elektronik. Generasi Z adalah generasi teknologi. Para generasi Z sangat akrab dengan hal-hal yang berbau dunia maya, misalnya internet dan media sosial. Sejak masa kanak-kanak, generasi Z ini sudah mengenal apa yang disebut gadget, game online, dan media sosial. Fenomena melek teknologi ini menjadi salah satu penyebab rendahnya minat baca pada generasi Z. Menumbuhkan minat baca pada generasi Z ibarat mempertajam pisau. Agar selalu dan lebih tajam, pisau harus selalu diasah untuk digunakan kembali. Begitu juga dengan menumbuhkan minat baca, para generasi Z harus selalu dilatih untuk.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. selalu membaca. Jika mereka terus berlatih, itu akan menjadi suatu kebiasaan. Kebiasaan itu akan tertanam selalu dalam diri mereka. Untuk mengembangkan budaya baca pada mahasiswa, dalam jurnal Pranowo dan Herujiyanto (2015) berjudul Faktor dan Strategi Pengembangan Budaya Baca Melalui Membaca Pemahaman Mahasiswa menyatakan bahwa membaca pemahaman merupakan salah satu cara untuk meningkatkan budaya baca mahasiswa. Membaca pemahaman merupakan salah satu jenis membaca level akademik yang merupakan kunci untuk mengetahui berbagai informasi. Selain itu, Pranowo dan Herujiyanto (2015) juga menyatakan, sebenarnya ketika seseorang melakukan kegiatan membaca pemahaman di dalamnya terdapat membaca kritis, interpretatif, dan membaca kreatif. Keempat jenis membaca yang disebutkan di atas merupakan turunan dari membaca level akademik. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma. Peneliti menggunakan subjek tersebut karena disertai beberapa alasan. Pertama, subjek penelitian adalah generasi Z, yaitu generasi yang lahir antara tahun 1995-2010. Hal ini diketahui karena sebagian besar dari subjek penelitian lahir pada tahun 1998. Kedua, dari penyebaran angket mengenai budaya baca dan strategi membaca, banyak mahasiswa yang belum menemukan cara membaca yang tepat dan mereka tidak memiliki kebiasaan membaca. Selain itu, penghitungan hasil angket budaya baca menunjukkan skor 53,33% yang menandakan bahwa mereka memilih pernyataan ya untuk pernyataan negatif. Selanjutnya hasil penghitungan angket.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. strategi DTRA menunjukkan skor 73,06% yang menandakan bahwa sebagian besar subjek penelitian membutuhan strategi tersebut untuk menguasai membaca level akademik. Ketiga, dari hasil tes membaca level akademik yang dilakukan, hanya ada satu subjek penelitian yang mendapat nilai 72. Setelah nilai dirata-rata, diperoleh skor 50. Hasil tersebut merupakan hasil yang tidak memuaskan. KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia biasanya di atas 75, sedangkan nilai yang diperoleh subjek penelitian atau responden tidak ada yang mencapai 75. Maka dari itu, dilihat dari pernyataan di atas, membaca level akademik merupakan gerbang menguasai ilmu pengetahuan dengan mengetahui banyak informasi. Mahasiswa sebagai generasi Z diharapkan bisa mengembangkan budaya baca melalui membaca level akademik. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca level akademik adalah strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Strategi ini memiliki kekhasan yaitu pembaca diarahkan untuk mempunyai pemikiran kritis dan reflektif sekaligus meningkatkan kemampuan memprediksi isi bacaan. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu buku ajar yang berisi cara-cara mengembangkan budaya baca melalui membaca level akademik. Maka dari itu, judul penelitian ini adalah Pengembangan Budaya Baca Level Akademik dengan Strategi DRTA pada Generasi Z, Mahasiswa Semester III, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah utama penelitian ialah “Bagaimana pengembangan budaya baca level akademik dengan strategi DRTA pada generasi Z, mahasiswa semester III, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma?”. Berdasarkan rumusan masalah utama di atas, disusun sub masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kondisi budaya baca generasi Z pada mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma ? 2. Bagaimanakah kemampuan membaca level akademik generasi Z pada mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma ? 3. Bagaimanakah penerapan strategi DRTA dalam pengembangan budaya baca generasi Z pada mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma ? 4. Bagaimana pengembangan buku ajar membaca level akademik generasi Z pada mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan umum penelitian adalah ingin mendeskripsikan bagaimana pengembangan budaya baca level akademik dengan strategi DRTA pada generasi Z, mahasiswa semester III, Program Studi.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Berdasarkan tujuan umum di atas, tujuan khusus penelitian sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan kondisi budaya kondisi budaya baca generasi Z pada mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. 2. Mendeskripsikan kemampuan membaca level akademik generasi Z pada mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. 3. Mendeskripsikan penerapan strategi DRTA dalam pengembangan budaya baca generasi Z pada mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. 4. Mendeskripsikan pengembangan buku ajar membaca level akademik generasi Z pada mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. 1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan Penelitian pengembangan ini memiliki produk akhir berupa buku ajar penerapan budaya baca level akademik. Buku ini berisi tujuh bab yang memuat strategi DRTA, kelima jenis membaca level akademik, serta penerapan strategi DRTA dalam membaca level akademik. Bab I memuat materi mengenai strategi DRTA, bab II memuat materi mengenai membaca pemahaman, bab III memuat materi mengenai membaca interpretatif, bab IV memuat materi mengenai membaca kritis, bab V memuat materi mengenai membaca kreatif, bab VI.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. memuat metari mengenai membaca reflektif, dan bab VII memuat materi mengenai membaca level akademik dengan strategi DRTA. Tujuh bab terdiri dari 84 halaman dan memuat materi membaca level akademik yang diintegrasikan dengan strategi DRTA. Buku ini juga dilengkapi latihan-latihan di setiap indikator untuk pemahaman secara mendalam. Selain itu, mahasiswa merupakan sasaran utama pengguna buku ini, khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, adapun penjabaran manfaat penelitian sebagai berikut. 1.5.1 Bagi mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa untuk mengembangkan budaya baca melalui membaca level akademik di arus globalisasi dan menerapkannya budaya membaca dalam perkuliahan dan kehidupan sehari-hari. 1.5.2 Bagi peneliti lain Penelitian ini diharapan bisa menjadi masukan dan acuan untuk mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan budaya baca melalui membaca level akademik bagi mahasiswa. 1.6 Batasan Istilah Penelitian pengembangan budaya baca melalui membaca pemahaman pada generasi Z khususnya mahasiswa mengacu pada istilah-istilah generasi Z, membaca pemahaman, dan budaya baca. Berikut uraian mengenai istilah tersebut..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 1. Generasi Z Menurut teori generasi dalam Andalas (2016), generasi adalah generasi yang lahir antara tahun 1995-2010. 2. Membaca Level Akademik Jenis membaca intensif mencakup membaca pemahaman, membaca kritis, membaca kreatif, dan membaca interpretatif. (Pranowo (2017) dalam jurnal Pengembangan Budaya Baca Untuk Membaca Level Akademik Melalui Strategi Metakognisi Bagi Mahasiswa) 3. Budaya Baca Budaya baca adalah kebiasaan membaca yang muncul sebagai ekspresi dari pikiran dan perasaan orang dan merupakan cerminan dari filosofi dan nilai/norma yang berlaku di suatu masyarakat. (Fahrurrozi (2015) dalam Jurnal Pengembangan Budaya Membaca Siswa Madrasah Ibtidaiyah di Kota Semarang) 4. Buku Ajar Buku ajar adalah buku yang disusun untuk proses pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan (Prastowo : 2014). 5. Modul Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru (Abdul Majid [2008] dalam Prastowo [2014])..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 1.7 Sistematika Penelitian Penelitian. ini. memiliki. sistematika. untuk. memudahkan. pembaca. mempelajari isi penelitian. Sistematika penelitian sebagai berikut : Bab I berisi tentang pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang diharapkan, manfaat penelitian, batasan istilah dan sistematika penulisan. Bab II berisi tentang landasan teori yang memuat pemaparan teori mengenai penelitian relevan, generasi Z, kondisi budaya baca generasi Z, budaya baca, membaca level akademik, strategi membaca level akademik, buku ajar, dan kerangka berpikir. Bab III berisi tentang metodologi penelitian yang memuat jenis penelitian, sumber data dan data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan prosedur pengembangan produk. Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memuat deskripsi pelaksanaan penelitian, analisis data, dan pembahasan. Bab V berisi tentang penutup yang memuat simpulan hasil penelitian, implikasi, dan saran-saran. Selanjutnya, di bagian akhir ada daftar pustaka dan lampiran..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan Ada dua penelitian yang dilakukan terkait penelitian ini. Penelitian tersebut dilakukan oleh Diyah Puspita Rini (2016) dan Juniawan Hidayanto (2013). Di bawah ini akan dijabarkan kesimpulan penelitian dari dua peneliti yang disebutkan tadi. Peneliti hanya mengambil kesimpulan dari penelitian relevan yang tercantum. Penelitian pertama, penelitian ini dilakukan oleh Juniawan Hidayanto (2013). mahasiswa. Universitas. Negeri. Semarang. dengan. judul. Upaya. Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Taman Bacaan Masyarakat Area Publik di Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Tujuan penelitian ini adalah peneliti ingin mendeskripsikan upaya peningkatan budaya. baca. masyarakat, mendeskripsikan kendala-kendala yang dalam menumbuhkan budaya baca, dan mendeskripsikan solusi untuk mengatasi kendala yang muncul dalam menumbukahkan budaya baca masyarakat. Berdasarkan tujuan tersebut, ada kesamaan yaitu adanya usaha untuk mengembangkan budaya baca masyarakat Indonesia, terutama generasi Z. Kesimpulan penelitian ini yaitu peningkatan budaya baca masyarakat dapat ditempuh dengan adanya taman bacaan masyarakat area publik. Maksudnya adalah. lembaga. pembudayaan. kegemaran. membaca. masyarakat. yang. menyediakan ruangan untuk membaca, diskusi, bedah buku, menulis dan kegiatan sejenis ataupun kegiatan lain terutamama dalam pendidikan non formal yang. 10.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. dilengkapi dengan bahan bacaan dan sarana prasarana yang ada serta didukung oleh pengelola yang keberadanya di area publik. Keberhasilan akan taman bacaan tergantung pada upaya yang dilakukan dan upaya yang dilakukan taman bacaan citra agung antara lain melakukan berbagai jenis kegiatan literasi dan usaha kreatif. Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan Diyah Puspita Rini (2016) mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Pengaruh Karakter Generasi Z dan Peran Guru dalam Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini memiliki tujuan mengetahui pengaruh karakter generasi Z terhadap motivasi belajar mata pelajaran tertentu, mengetahui peran guru dalam pembelajaran terkait generasi Z, dan mengetahui pengaruh karakter generasi Z dan peran guru dalam pembelajaran. Tujuan penelitian tersebut memiliki kesamaan, yaitu mengkaji tentang generasi Z. Namun, dalam penelitian yang peneliti lakukan lebih fokus pada pengembangan budaya baca pada generasi Z itu sendiri, sedangkan penelitian Rini (2016) mengkaji pengaruh karakter generasi Z dalam mata pelajaran tertentu. Penelitian Rini (2016) memiliki kesimpulan sebagai berikut. 1. Terdapat pengaruh positif Karakter Generasi Z terhadap motivasi belajar akuntansi siswa kelas X akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun. 2. Terdapat pengaruh positif peran guru dalam pembelajaran terhadap motivasi belajar akuntansi siswa kelas X akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2015/2016..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 3. Terdapat pengaruh positif karakter generasi Z dan peran guru dalam pembelajaran terhadap motivasi belajar akuntansi siswa kelas X akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2015/2016. 2.2 Generasi Z Dari tahun ke tahun, setiap generasi selalu berkembang. Pada zaman ini ada generasi yang sangat akrab dengan teknologi. Generasi itu dinamakan generasi Z. Generasi ini disebut generasi teknologi karena para generasi Z sudah mengenal apa yang disebut internet sedari masa kanak-kanak. Berikut pemaparannya. Generasi Z merupakan sebutan bagi generasi yang lahir di antara tahun 19952010 (Don Taapscott [2016] dalam Pranowo dan Herujiyanto [2017]). Annwar (2016) dan Mahani (2015) dalam Andalas (2016), mengatakan bahwa generasi Z lahir saat internet mulai ada dan berkembang pesat dalam kehidupan manusia. Pernyataan ini sesuai dengan pemaparan bahwa generasi Z disebut juga dengan igeneration, Generasi Net atau Generasi Internet adalah mereka yang hidup pada masa digital (Rini [2016] dalam skripsi berjudul Pengaruh Karakter Generasi Z dan Peran Guru dalam Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2015/2016). Dalam hubungannya dengan budaya membaca, ada dua faktor yang mempengaruhi budaya baca generasi Z (mahasiswa), yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Pranowo dan Antonius Herujiyanto (2015) dalam jurnal Pengembangan Budaya Baca untuk Membaca Level Akademik Melalui Strategi Metakognisi bagi Mahasiswa, memaparkan faktor internal meliputi motivasi, minat, kebiasaan, kondisi emosi, cara membaca, pengetahuan yang dimiliki.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. sebelumnya, dan intelegensi. Faktor eksternal meliputi tingkat kesulitan bacaan, latar belakang sosial ekonomi, suasana lingkungan dan waktu, dan pengaruh budaya lisan. 2.2.1 Ciri-Ciri Generasi Z Generasi Z merupakan generasi melek teknologi. Dalam kesehariannya, mereka tidak lepas dari apa yang disebut gadget, media sosial, serta game. Youthmanual. di. website. http://www.youthmanual.com/post/tags/generasi-z. memaparkan (berbentuk narasi) beberapa ciri yang membedakan generasi Z dengan generasi milenial lainnya, yakni sebagai berikut. Pertama, di zaman globalisasi ini, berita sangat cepat menyebar. Salah satu media tempat tersebarnya isu-isu yang sedang hangat terjadi adalah melalui smartphone. Kita bisa melihat perbedaan generasi milenium dan generasi Z pada penggunaan sarana komunikasi. Dalam seminggu saja, generasi Z lebih banyak berkutat pada smartphone (selama 15 jam sehari) dibandingkan menonton TV dan menggunakan laptop. Hal ini dikarenanakan generasi Z lahir pada zaman melek teknologi, di mana banyak orang lebih suka bermain dengan smartphone-nya untuk melakukan berbagai hal seperti berbisnis, bermain game, berkomunikasi dengan orang lain, dan online di media sosial (instagram, line, whatsapp, twitter, path, facebook, email, dsb). Kedua, kita dapat melihat perbedaan signifikan antara generasi Z dengan generasi baby boomers, generasi X, dan generasi milenium dalam penggunaan televisi. Generasi Z sudah jarang menggunakan televisi untuk mengisi waktunya. Mereka lebih suka menggunakan tablet untuk menonton acara televisi. Hal ini.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. terjadi karena tablet lebih mudah digunakan dan praktis, artinya bisa dibawa kemana-mana (bentuknya yang kecil). Selain itu, mereka juga berselancar di dunia maya (media sosial) untuk menyenangkan hatinya. Ketiga, seiring berkembangnya zaman, teknologi juga ikut berkembang. Apalagi media-media sosial yang banyak bermunculan. Dulu, saat google muncul, banyak sekali orang yang menggunakannya untuk mencari informasi. Saat ini, di mana generasi Z yang lahir pada era melek teknologi. Lebih banyak lagi media sosial yang muncul. Media sosial tersebut seperti instagram, youtube, facebook, dsb. pada tabel di atas, dapat kita lihat bahwa generasi Z lebih banyak menggunakan aplikasi terbaru seperti instagram, youtube, untuk mencari informasi, berteman, dan hal lain yang menyenagkan hatinya. Keempat, terdapat semacam perbandingan mengenai kesukaan memiliki barang-barang yang keren atau lebih suka mengalami pengalaman menyenangkan. Dapat kita lihat dan rasakan bahwa generasi Z memiliki perbandingan 60% dari 100% untuk memiliki barang-barang keren. Generasi Z biasanya lebih suka halhal yang sedang menjadi trend di tengah masyarakat. Misalnya, merek telepon genggam yang sedang booming adalah Oppo, mereka akan lebih memilih membeli telepon genggam merek Oppo daripada merek yang lain. Selain itu, sebagian besar generasi tidak terlalu menyukai melakukan hal-hal yang melelahkan seperti outbond. Mereka lebih suka berkutat dengan smartphone-nya. Kelima, generasi Z suka membuat sesuatu atau barang sendiri daripada membeli. Mereka juga lebih suka hal-hal yang populer. Misalnya saja, model baju yang sedang populer adalah model robek-robek. Maka, generasi Z akan membuat.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. sendiri baju tersebut. Mereka akan membeli baju polos dan merobek baju itu sesuai keinginan mereka. Begitu juga dengan model jeans robek-robek. Mereka akan merobek jeans yang mereka miliki. Hal ini akan terjadi secara terus-menerus pada generasi Z untuk mengikuti hal-hal yang sedang populer. Keenam, dalam dunia pekerjaan, generasi Z banyak bekerja di bidang karier. Karena lahir di era melek teknologi, kualifikasi mereka sebagai seorang pekerja profesional paling relevan di masa globalisasi ini.Pekerjaan mereka juga tidak akan jauh dari hal-hal yang berbau teknologi, seperti manajemen bisnis, studi psikologis, serta edukasi dan pengembangan. Ketujuh, kemampuan-kemampuan dominan yang dikuasai oleh para generasi Z berhubungan dengan teknologi. Hal-hal tersebut seperti pencarian online, analisis data di komputer, kewirausahaan dan inovasi, blogging, dan halhal lainnya yang membutuhkan teknologi. Dari beberapa ciri di atas, dapat kita ketahui bahwa generasi Z adalah generasi yang potensial untuk mengembangkan suatu negara. Seperti yang kita ketahui, teknologi merupakan salah satu faktor yang dapat memajukan suatu bangsa atau negara.Hal ini terlihat dari seringnya para generasi Z berkutat dengan teknologi. 2.3 Kondisi Budaya Baca Generasi Z Selain Rini (2016), Don Taapscott (2016) dalam Pranowo dan Herujiyanto (2017) mengatakan generasi Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1995-2010. Generasi ini adalah generasi melek teknologi. Pada masa generasi ini, bahan bacaan tersedia di mana-mana, sepertin di media cetak dan media online. Namun,.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. kemudahan yang generasi Z dapat tidak diikuti kebiasaan dan budaya baca yang tinggi. Kecenderungan generasi Z adalah mereka lebih suka bermain game atau media sosial. Pada generasi Z, kemauan membaca sulit untuk diidentifikasi. Seperti yang terpapar dalam latar belakang, generasi ini lebih mengutamakan kesenangan diri. Kesenangan diri ini dipuaskan dengan bermain media sosial dan internet. Selain itu, hasil angket dan tes menunjukkan budaya baca dan kemampuan membaca level akademik responden selaku generasi Z tidak memuaskan. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata yang tidak tinggi, yaitu 50 serta hasil penghitungaan angket budaya baca yang memperoleh skor 53,33% untuk pilihan YA pada penyataan negatif. Dalam Pranowo dan Herujiyanto (2017), dipaparkan bahwa kondisi budaya baca di Indonesia masih rendah. Hal ini terbukti dari data sebagai berikut : a. Data melek huruf orang Indonesia berada di posisi 110 dari 173 negara pada tahun 2002. Posisi tersebut turun mejadi posisi 111 di tahun 2009. (Hasil Penelitian Human Development Index (HDI). b. Pada tahun 2012, indeks minat baca masyarakat Indonesia adalah 0,001 (UNESCO) c. Indonesia menempati posisi terendah dari 53 negara di Asia Timur. (Organisasi Kerjasama Ekonomi (OECD)) d. Peringkat literasi Indonesia berada di posisi 60 dari 61 negara. (World’s Most Literate Nations)..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa minat, budaya, dan kebiasaan membaca bangsa Indonesia masih sangat rendah. Benar saja, dari tahun 2002 sampai tahun 2012, Indonesia hampir selalu menempati posisi terendah dalam hal membaca. Fakta ini menunjukkan bahwa budaya literasi masyarakat Indonesia belum tertanam kuat. 2.4 Budaya Baca Seseorang yang memiliki pengetahuan yang luas adalah orang yang gemar membaca. Selain itu, kegemaran membaca itu sudah menjadi kebiasaan, bahkan budaya yang tidak lepas darinya. Berikut ini akan dipaparkan penjelasan mengenai budaya baca. Budaya baca adalah kebiasaan membaca yang muncul sebagai ekspresi dari pikiran dan perasaan orang dan merupakan cerminan dari filosofi dan nilai/norma yang berlaku di suatu masyarakat (Fahrurrozi [2015] dalam Jurnal Pengembangan Budaya Membaca Siswa Madrasah Ibtidaiyah di Kota Semarang). 2.4.1 Mengembangkan Budaya Baca Memunculkan budaya baca bagi mahasiswa yang tidak suka membaca merupakan sebuah tantangan besar. Selain dari segi usia yang sudah menginjak dewasa (19 tahun ke atas), kondisi psikologis mereka juga perlu diperhatikan. Dalam Musthafa (2005), kegemaran anak dalam membaca dipengaruhi oleh faktor IQ-nya. Hal ini berlaku juga bagi mahasiswa. Mahasiswa dengan IQ tinggi cenderung lebih suka membaca buku daripada mahasiswa dengan IQ rendah. Hidayanto (2013) mengatakan kebiasaan membaca seseorang dipengaruhi oleh budaya membaca di keluarganya. Jika dari kecil anak dibiasakan membaca, maka.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. hal itu akan menjadi kebiasaan dan lama-kelamaan akan menjadi budaya baca. Jika sebuah keluarga mempunyai budaya membaca, pastilah mereka memiliki perpustakaan mini di rumah. Selain itu, Hidayanto (2013) dalam skripsinya juga mengatakan ciri-ciri kebiasaan membaca yaitu adanya ruang baca dengan sejumlah koleksi buku, menjadi anggota perpustakaan yang secara rutin meminjam koleksi perpustakaan, mempunyai agenda untuk membeli buku setiap bulan, atau tiga bulan sekali, mempunyai jadwal tersendiri untuk membaca, serta menggunakan sebagian waktu luangnya untuk membaca. Budaya membaca sangat jarang dimiliki oleh seseorang. Untuk menumbuhkan budaya baca, seseorang harus mempunyai kemauan dalam dirinya untuk membaca terlebih dahulu. Jika tidak ada kemauan untuk membaca, bagaimana budaya membaca bisa ada dalam diri seseorang. Dalam jurnal Sutini (2010) berjudul Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas III Sekolah Dasar menyatakan perihal minat berhubungan dengan kebiasaan. Di sini dapat dilihat jika tidak ada kemauan atau minat, kebiasaan dan budaya membaca susah untuk dicapai. Minat baca diartikan sebagai perwujudan perilaku baca murid (dalam hal ini mahasiswa) yang disebabkan oleh faktorfaktor pendorong tertentu (Sutini : 2010). 2.5 Membaca Level Akademik Sebelum masuk pada teori-teori membaca level akademik, berikut tabel yang sebagai pengantar pada pemahaman awal mengenai membaca level akademik menurut Pranowo dan Herujiyanto (2017)..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. Tabel 2.1 Indikator Membaca Level Akademik Jenis Membaca Membaca pemahaman. Membaca kritis. 1.. Indikator Memahami arti kata, istilah, ungkapan. 2.. Memahami makna tersurat. 3.. Memahami makna tersirat. 4.. Mampu menyimpulkan isi teks. 5.. Mampu memprediksi maksud penulis. 6.. Mampu mengevaluasi teks. 7.. Memberi. pertimbangan. kelebihan. dan. “mengapa”,. dan. kekurangan teks 8.. Mempertanyakan. “apa”,. “bagaimana” teks. Membaca kreatif. 9.. Mencipta gagasan baru berdasarkan hasil membaca teks baru.. 10. Mencipta teks baru berdasarkan inspirasi teks lain. Membaca reflektif. 11. Memahami isi bacaan sebagai cermin kehidupan 12. Memaknai isi bacaan dalam kehidupan senyatanya. Membaca interpretatif. 13. Mampu menafsirkan maksud disampaikan oleh penulis. yang. ingin. Dari tabel di atas, sudah ada gambaran yang disebut membaca level akademik. Maka dari itu, untuk memperdalam pemahaman mengenai membaca level akademik, berikut akan dipaparkan jenis-jenis membaca level akademik. Pranowo dan Herujiyanto (2017) mengatakan bahwa membaca level akademik yang dimaksud adalah level akademik mahasiswa, yaitu membaca pemahaman, membaca kritis, membaca kreatif, membaca interpretatif, dan.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. membaca reflektif. Jadi, mahasiswa dipandang sebagai seorang pribadi yang telah menguasai kelima jenis membaca yang telah disebutkan di atas. Dalam membaca level akademik, mereka dituntut untuk memahami keseluruhan isi bacaan. Membaca level akademik merupakan kegiatan membaca yang menunjukkan bahwa seseorang telah menguasai lima kegiatan membaca, yaitu membaca pemahaman, membaca interpretatif, membaca kritis, membaca kreatif, dan membaca reflektif. Disebut membaca level akademik karena jika seseorang yang membaca. bacaan baru, dia pasti akan memanggil memori lama untuk menyatukan informasi baru dan informasi lama. Jadi, informasi-informasi yang telah dibaca, disimpan dalam memori (baik jangka panjang ataupun jangka pendek). Penyimpanan ini akan membuat pemahaman lebih mendalam. Maka dari itu, membaca tingkat ini disebut membaca level akademik. Berikut akan dipaparkan masing-masing kegiatan membaca, mulai dari membaca pemahaman, membaca kritis, membaca kreatif, membaca interpretatif, dan membaca reflektif. 2.5.1 Membaca Pemahaman Membaca pemahaman adalah jenis membaca untuk memahami standarstandar atau norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap teks, pembaca menggunakan strategi tertentu (Tarigan dalam Abidin (2012). Burns, dkk. (2004) dalam Pranowo. dan. Herujiyanto. (2015). mengemukakan. bahwa. mengevaluasi. kemampuan membaca pemahaman harus sekaligus mengevaluasi (a) kemampuan membaca literal (literal reading), (b) kemampuan membaca interpretatif (interpretative reading), (c) kemampuan membaca kritis (critical reading), dan.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. (d) kemampuan membaca kreatif. Jadi, membaca pemahaman saling berkaitan dengan kemampuan membaca lainnya. Untuk mencapai suatu keberhasilan, tentulah ada prinsip yang harus dipegang. Begitu juga dengan membaca pemahaman, agar seseorang bisa berhasil dalam memahami suatu bacaan, McLaughlin dan Allen dalam Rahim (2007) memaparkan prinsip-prinsip membaca yang paling memengaruhi pemahaman membaca. Berikut beberapa poin yang bersangkutan menurut peneliti. Pertama, pemahaman merupakan proses konstruksi sosial. Artinya, dalam membaca adanya proses memahami yang berkaitan dengan kehidupan sosial dalam masyarakat. Kedua, keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman. Salah satu faktor yang mempengaruhi pemahaman seseorang dalam membaca adalah penguasaan simbol atau kosakata. Ketiga, guru membaca yang profesional (unggul) memengaruhi belajar siswa. Seperti dalam tradisi Jawa ada kalimat “digugu lan ditiru” yang artinya orang yang dipercaya dan diikuti, guru juga merupakan orang yang dipercaya murid saat di sekolah. Jadi, apa yang dilakukan guru akan diikuti oleh muridnya. Keempat,pembaca yang baik memegang peranan yang strategis yang berperan aktif dalam proses membaca. Pembaca yang baik adalah pembaca yang pandai berkonsentrasi saat membaca sehingga mudah memahami apa yang dibaca. Kelima, membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna. Seperti yang sudah disebutkan, alangkah baiknya seseorang membaca untuk sesuatu yang bermanfaat, bukan untuk kepuasaan duniawi saja..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. Keenam, siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas. Dikatakan berhasil jika kegiatan membaca membaca memberikan dampak baik (bermanfaat) bagi pembacanya dan seorang pembaca tahu di mana tingkatan membaca untuk dirinya sendiri. Ketujuh, perkembangan kosakata dan pembelajaran memengaruhi pemahaman membaca. Sudah diulas sebelumnya, penguasaan kosakata sangat penting untuk memahami informasi yang tertera pada bacaan. Maka dari itu, penguasaan kosakata merupakan salah satu faktor keberhasilan membaca.Kedelapan, pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman. Saat membaca, tidak hanya mata yang digunakan untuk melihat. Namun, kerja otak dan indera juga sangat penting untuk mndalami bacaan. Seperti yang kita ketahui, membaca pemahaman merupakan salah satu jenis membaca level akademik. Di atas, telah dipaparkan prinsip-prinsip membaca pemahaman. Selain menguasai prinsip-prinsip tersebut, kita perlu menguasai kemampuan membaca level akademik. Membaca level akademik meliputi membaca pemahaman, membaca interpretatif, membaca kritis, membaca kreatif, dan membaca reflektif. (Pranowo dan Herujiyanto (2015) dalam jurnal Pengembangan Budaya Baca untuk Membaca Level Akademik Melalui Strategi Metakognisi Bagi Mahasiswa) Ada dua langkah yang bisa ditempuh untuk membangun budaya membaca level akademik. Pertama, membangun budaya baca para mahasiswa yang ingin menjadi guru di pendidikan dasar dan menengah. Ketika mereka masih menjadi mahasiswa, kebiasaan yang menyebabkan tumbuhnya budaya baca belum.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. dikembangkan secara optimal, seperti (a) kebiasaan mendiskusikan isi buku yang telah dibacanya, (b) kebiasaan meringkas isi buku yang telah dibacanya, (c) kebiasaan membuat resensi isi buku yang dibacanya, (d) kebiasaan mengikuti lomba membaca buku belum biasa diikuti, dsb. Kedua, kebiasan membaca yang perlu dikembangkan adalah membaca level akademik yaitu membaca literal, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca kreatif, dan membaca interpretative. Alasan memilih membiasakan jenis membaca level akademik adalah bahwa setelah mereka lulus dan bekerja menjadi guru di pendidikan dasar dan menengah, mereka harus mengembangkan budaya baca murid-muridnya untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. 2.5.2 Membaca Kritis Membaca kritis atau critical reading adalah jenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan (Albert (et al) 1961b : 1 dalam Tarigan (2008)). Membaca kritis bukan hanya sekadar membaca saja. Kegiatan yang dilakukan dalam membaca kritis adalah memahami masalah yang terdapat dalam bacaan. Dalam membaca kritis, seseorang harus mampu mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan teks agar pembaca dapat mengetahui masalah yang sedang dibahas (Pranowo dan Herujiyanto : 2017). Anderson, N.J. dalam Pranowo (2017) menunjukkan ciri khas yang terdapat dalam membaca kritis, diantaranya (a) mampu memeriksa data, fakta, dan argumen yang terdapat dalam teks, (b) memeriksa pengaruh fakta, data, dan.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. argumen pada kenyataan, (c) memeriksa keterbatasan rancangan studi atau fokus pengungkapan gagasan melalui teks, (d) memeriksa interpretasi yang dibuat, dan (e) memutuskan sampai sejauh mana pembaca siap untuk menerima argumen, pendapat, atau kesimpulan penulis teks. Kelima ciri khas membaca kritis di atas, membuktikan bahwa membaca memerlukan ketelitian untuk menerima dan mengolah informasi yang dibaca. Pembaca dituntut untuk cakap dalam menyikapi hal-hal yang terkandung dalam bacaan. Apakah ia akan mengikuti pikiran penulis, menolak ataupun bersikap netral mengenai ide-ide yang dibacanya. Tarigan (2008) dalam bukuny menyebutkan pada umumnya membaca kritis menuntut pembaca agar memahami maksud penulis, memanfaatkan kemampuan membaca dan berpikir kritis, memahami organisasi tulisan dasar, menilai penyajian pengarang, dan meningkatkan minat baca. Namun, tidak semua poin peneliti masukkan. Peneliti hanya memasukkan poin yang releva saja. Penjelasan poin-poin tersebut sebagai berikut. a. Memahami Maksud Penulis Tarigan (2008) menyatakan sebagian besar tulisan bertujuan untuk memberitahu, meyakinkan, mengajak, mendesak, atau menghibur. Pembaca harus tahu terlebih dahulu pokok perbincangan/permasalahan yang penulis paparkan. Perhatikan juga kata, frasa, dan kalimat yang sering digunakan. Apakah penulis sering menggunakan kata tanya, kata ajakan, kalimat pernyataan. Hal ini sangat berpengaruh untuk memahami maksud penulis. Misalnya, penulis banyak.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. menggunakan kata ajakan. Dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan penulis adalah untu mengajak atau membujuk. Biasanya. pada. awal. perbincangan/permasalahan perbincangan/permasalahan. bacaan, yang. itu. penulis. akan. diperjelas. menyinggung. dipaparkan. dibagian. isi. pokok. Selanjutnya, bacaan. dengan. menggunakan kata, frasa, dan kalimat tertentu. Kemudian, pada akhir bacaan, penulis akan memberi penekanan pada tulisannya. Sebagai pembaca kritis, kita harus bisa menangkap maksud penulis dari hal-hal yang dipaparkan di atas. b. Memanfaatkan Kemampuan Membaca dan Berpikir Kritis Kemampuan membaca yang tinggi sangat membantu dalam memahami maksud penulis. Percuma saja jika seseorang dapat membaca dengan sangat cepat, namun ia tidak mengerti hal apa yang dibicarakan dalam tulisan. Kemampuan membaca di sini mencakup kemampuan membaca cepat dan kemampuan memahami isi bacaan. Jika kita menemui suatu bahan bacaan kontroversial, biasanya permasalahan yang diangkat dalam bacaan mengandung pro dan kontra. Di sinilah pembaca sebagai pribadi yang memiliki kemampuan membaca, harus berpikir kritis dalam menyikapi bacaan yang dibacanya. Kita tidak boleh memihak pada pendapatpendapat pro ataupun kontra tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Pembaca harus berpikir kritis. Apakah pendapat-pendapat dalam bacaan logis atau tidak. Pembaca juga harus bisa memberikan argumen terkait pendapatnya, baik itu pro ataupun kontra. Lebih baik lagi jika pembaca bisa memberikan solusi terhadap permasalahan yang diperbincangkan..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. c. Memahami Organisasi Tulisan Dasar Sebagai seorang pembaca yang baik, seseorang harus tahu organisasi tulisan yang dibacanya. Secara umum, penyajian seorang penulis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan kesimpulan (Tarigan : 2008). Pendahuluan merupakan bagian dalam suatu tulisan yang berfungsi untuk mengantarkan pembaca pada pokok permasalahan yang akan dipaparkan. Pada bagian ini, penulis. mencoba. membuka. dengan. paragraf-paragraf yang. memancing. keingintahuan pembaca. Biasanya, untuk menarik perhatian pembaca, penulis mencantumkan data, realitas sosial, argumen. Hal-hal yang dicantumkan itu biasanya menuai tanggapan pro dan kontra. Bagian isi. Bagian isi membicarakan bagaimana permasalahan tersebut. Seluk beluk mengapa ada hal ini dan hal itu. Pada bagian ini, tak jarang penulis mengeluarkan pendapatnya atas apa yang sedang diperbincangkan. Agar dapat dipahamai pembaca dengan mudah, seringkali penulis menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti. Hal ini dilakukan agar alur yang dibuatnya dalam tulisan dapat dimengerti seluruhnya. Jadi, pembaca tidak akan kerepotan untuk mencari suatu arti dari kata tertentu ataupun maksud dari kalimat tertentu. Bagian kesimpulan. Setiap tulisan pastilah ada bagian kesimpulan di mana penulis mencoba menekankan hal inti dari pokok masalah yang ditulisnya. Pada bagian kesimpulan, penulis biasanya kembali mencantumkan hal-hal pokok dari masalah pada bagian pendahuluan dan isi. Dengan diulasnya kembali pokok masalah tersebut, pembaca yang cerdas seharusnya paham bahwa hal-hal itulah.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. yang menjadi pusat perhatian saat membaca. Jika pembaca sudah terpusat pada permasalahan tersebut, maka ia akan dengan mudah menyikapi isi bacaan. d. Menilai Penyajian Pengarang Menurut Tarigan (2008), ada beberapa poin yang harus dijadikan modal dalam menilai penyajian tulisan pengarang, yaitu informasi, logika, bahasa, kualifikasi, dan sumber-sumber informasi yang digunakan pengarang. Pertama, salah satu tujuan dari suatu bacaan adalah memberikan informasi. Informasi dapat berupa data ataupun fakta. Suatu bacaan yang tidak mengandung informasi bukanlah bacaan yang baik. selain itu, hal yang taka kalah penting adalah kebenaran informasi yang disajikan. Apakah informasi itu benar-benar terjadi/ada ataukah tidak. Pembaca juga bisa membuktikan sendiri apakah informasi yang disajikan benar atau tidak dengan mencari sumber lain yang serupa. Kedua, logika merupakan unsur yang tidak boleh hilang dari suatu bacaan. Apalagi bacaan tersebut bersifat ilmiah. Penulis harus pandai merangkai kata agar apa yang ditulisnya dapat diterima akal sehat. Bacaan yang isinya tidak dapat dilogika akan mengurangi kepercayaan pembaca terhadap isi bacaan. Ide-ide yang tertuang di sana pun akan diabaikan karena ide tersebut mustahil untuk direalisasikan. Maka dari itu, logika sangat penting dalam suatu bacaan untuk mengambil hati pembaca. Dengan kata lain, penulis harus bisa mendapatkan kepercayaan pembaca atas apa yang ditulisnya. Ketiga dalah bahasa. Semua bidang ilmu pasti memerlukan bahasa sebagai media untuk mengomunikasikan hasil dari penelitian atau apapun yang berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan. Sebaiknya, bahasa yang digunakan.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. dalam menulis suatu bahan bacaan harus disesuaikan dengan bidangnya, misalnya bidang politik. Jika bacaan bidang politik dikemas dengan bahasa sastra yang penuh dengan makna konotatif, maka pembaca akan bingung memahami maksud penulis. Hal yang tak kalah penting adalah, penulis sebaiknya menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan jelas sehingga pembaca mudah memahami isi bacaan. Keempat adalah kualifikasi. Kualifikasi di sini merujuk pada penulis atau pengarang. Penting bagi pembaca mengetahui latar belakang penulis. Biasanya, penulis dengan latar belakang pendidikan dan sudah berpengalaman lebih dipercaya oleh pembaca. Ada baiknya, tulisan yang ditulis disesuaikan dengan bidang ilmu penulis. Misalnya, seseorang yang ahli atau pakar di bidang kesehatan dan seseorang yang pakar di bidang ekonomi sama-sama menulis tentang pengaruh obat terhadap fungsi saraf. Tentu saja penulis akan lebih memilih untuk membaca tulisan karya pakar di bidang kesehatan daripada tulisan pakar di bidang ekonomi. Hal ini dipengaruhi oleh kepercayaan pembaca terhadap bidang ilmu yang digeluti penulis. Sumber-sumber informasi yang digunakan pengarang. Sumber informasi dari pihak terpercaya akan berpengaruh terhadap kualitas tulisan pengarang. Sumber informasi dari para pakar dan lembaga-lembaga resmi tentu akan lebih dipercaya daripada sumber dari website populer atau blog pribadi di internet. Maka dari itu, penulis perlu mengkaji lebih dalam sumber-sumber yang digunakan. Hal ini untuk menghindari adanya tanggapan atau komentar negatif dari pembaca..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. e. Meningkatkan Minat Baca Dalam Tarigan (2008), dinyatakan untuk meningkatkan minat membaca, perlu sekali kita berusaha : a) Menyediakan waktu untuk membaca; b) Memilih bahan bacaan yang baik, ditinjau dari norma-norma kekritisan yang mencakup norma-norma estetik, sastra, dan moral a. Menyediakan waktu untuk membaca Sudah dipaparkan di atas, bahwa sebagian besar generasi Z lebih sering menghabiskan waktu dengan berkutat pada gadget mereka ataupun berselancar di dunia maya. Hal-hal yang mereka lakukan adalah bermain di media sosial, melihat status teman, bermain game, chatting, dan masih banyak lagi kegiatankegiatan yang mereka lakukan di dunia maya. Kesadaran akan pentingnya membaca belum sepenuhnya tertanam dalam diri generasi Z. Dengan membaca, seseorang dapat membuka jendela dunia. Artinya seseorang bisa mengetahui informasi dunia dan perkembangan ilmu pengetahuan. Membaca merupakan pintu untuk lebih berkembang menjadi manusia yang bermartabat, manusia yang lebih maju, baik dalam segi jasmani dan rohani. Maka dari itu, menyediakan waktu membaca merupakan aspek penting dalam menumbuhkan minat baca. Jika seseorang telah memiliki minat membaca, lamakelamaan minat membaca tersebut akan menjadi kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca inilah yang melahirkan budaya membaca..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. b. Memilih Bacaan yang Baik Pertimbangan-pertimbangan berikut ini dapat membimbing pilihan kita terhadap bacaan pada waktu luang. (Tarigan : 2008) 1) Beberapa buku dibaca demi kesenangan Membaca buku demi kesenangan juga perlu. Bilamana seseorang merasa bosan dan tidak tahu ingin melakukan apa, membaca buku merupakan pilihan yang tepat. Membaca demi kesenangan bisa membantu seseorang untuk mengembangkan imajinasinya. Misalnya : membaca novel, komik, cerpen, majalah populer, dsb. 2) Beberapa buku dibaca dengan maksud agar tetap mengetahui perkembanganperkembangan di dunia. Buku merupakan jendela dunia. Dengan membaca banyak buku, pengetahuan seseorang akan luas. Pengetahuan yang dimiliki akan selalu ter-update seiring perkembangan zaman. Maka dari itu, ada buku-buku khusus yang memuat tentang perkembangan ataupun isu-isu yang sedang hangat terjadi di dunia. 3) Beberapa buku ditetapkan sebagai buku klasik, buku-buku yang ditulis oleh pengarang terkenal, yang karya-karyanya dianggap sebagai suatu unsur latar belakang orang berpendidikan, yang esensial, yang penting sekali. 4) Beberapa buku dipilih berdasarkan rekomendasi atau pujian orang lain. Membaca buku rekomendasi merupakan salah satu langkah yang baik dalam memilih bacaan. Biasanya, buku rekomendasi atau buku yang menuai pujian memiliki nilai khas tersendiri. Misalnya, novel karya Sutan Takdir Alisyahbana memuat nilai-nilai yang bersifat realistis..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. 5) Beberapa buku dibaca karena ditulis oleh pengarang yang telah dikenal oleh pembaca. Membaca buku karya pengarang terkenal memberikan kesan tersendiri bagi pembacanya. Contohnya seperti membaca karya J.K. Rowling dengan serial Harry Potter-nya yang mendunia. 6) Beberapa buku yang telah diangkat ke layar putih ternyata lebih menarik. Pada zaman sekarang, khususnya zaman digital, telah banyak buku yang difilmkan. Buku-buku yang difilmkan sebagian besar merupakan karya pengarang terkenal. Membaca buku yang telah difilmkan akan membuat kita lebih kritis dalam memberi penilaian. Apakah imajinasi dari yang kita baca, sesuai dengan visualisasi pada film. 7) Beberapa dari bacaan kita, dapat dibuat biografi atau sejarah. Membaca seluk beluk seseorang ataupun sejarah masa lalu akan memberi kita pemahanan dan pengetahuan yang mendalam mengenai orang tersebut ataupun peristiwa tertentu. Maka dari itu, bacaan seperti ini akan menarik untuk dibaca. 8) Beberapa buku yang ada kaitannya dengan minat-minat kejuruan dan keagamaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar orang akan memilih membaca buku sesuai dengan minatnya atau jurusannya. Hal ini dilakukan untuk memperdalam pengetahuannya mengenai bidang tersebut. Selain itu, membaca buku sesuai dengan minat akan mencegah kebosanan saat membaca. Orang akan senang membaca sesuatu sesuai minatnya. Oleh karena itu, pilihan buku sesuai minat merupakan pilihan yang tepat..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 2.4.2.1 Memberi Pertimbangan Kelebihan dan Kekurangan Teks Seorang pembaca yang baik harus bisa menemukan kelebihan dan kelemahan buku. Dengan kata lain, ia harus bisa menentukan kualitas tulisan yang dibacanya. Proses menentukan kualitas tulisan ini menuntut proses berpikir kritis dan pemanggilan informasi lama. Untuk dapat menilai kualitas tulisan, pembaca harus pandai mengolah pikirannya. Marzano, dkk (1988) dalam Priyatni dan Nurhadi (2017) memilah keterampilan berpikir menjadi delapan. Kedelapan keterampilan berpikir akan dipaparkan di bawah ini. 1. Keterampilan memfokuskan Keterampilan ini adalah keterampilan untuk memfokuskan pada satu masalah tertentu. Jadi, masalah lain yang tidak begitu penting akan diabaikan. Keterampilan memfokuskan mencakup : (a) keterampilan menentukan masalah dan (b) keterampilan menetapkan tujuan. Pertama, keterampilan menentukan masalah memiliki tujuan untuk memperjelas masalah yang diangkat oleh penulis. Biasanya, masalah yang dibahas dalam tulisan tidaklah jelas. Maka dari itu, cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengajukan pertanyaan 5W+1H, seperti “apakah pokok permasalahannya?”, “siapa yang bermasalah?”, “bagaimana masalah terjadi?” dan sebagainya. Jika hal ini sudah dilakukan, maka pembaca akan dapat menilai apakah masalah yang diangkat oleh penulis, jelas atau tidak. Kedua, keterampilan menetapkan tujuan. Pada keterampilan ini, pembaca akan mencoba memastikan tujuan penulis. Biasanya, penulis memiliki tujuan memberi informasi, berbagi pengalaman, menghibur, dan sebagainya. Jika.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. pembaca bisa mengenali tujuan penulis, ia akan mudah memahami isi buku dan menilai keseluruhannya. 2. Keterampilan Mengumpulkan Informasi Ada dua keterampilan yang termasuk dalam keterampilan ini, yaitu (a) keterampilan mengamati dan (b) keterampilan merumuskan pertanyaan. Pertama, keterampilan mengamati. Keterampilan ini memerlukan kepekaan panca indera. Dalam membaca kritis, hal yang diamati biasanya adalah judul, kata yang digarisbawahi, huruf besar, huruf miring, lampiran, contoh, daftar isi. Selain itu, keterampilan ini digunakan untuk membedakan fakta dan opini, apakah relevan atau tidak. Kedua, keterampilan merumuskan pertanyaan. Perumusan pertanyaan bertujuan untuk memperjelas isu/makna bacaan. Pertanyaan yang baik akan mengantarkan pembaca untuk mendapatkan informasi baru. Dalam membaca kritis, pertanyaan-pertanyaan yang dibuat akan mengarahkan pembaca untuk menilai validitas informasi yang terdapat dalam teks. 3. Keterampilan Mengingat Seperti yang diketahui, mengingat di sini adalah kemampuan untuk menyimpan informasi dalam ingatan jangka panjang. Ada dua keterampilan yang termasuk keterampilan mengingat, diantaranya keterampilan encoding dan keterampilan recalling. Keterampilan encoding merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk. menyimpan informasi agar. pengetahuan. lama).. Cara. khas. mudah yang. dipanggil (mengacu. dilakukan. biasanya. pada dengan.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. menggarisbawahi kata penting, memberi warna pada kata penting, dan sebagainya. Keterampilan recalling dilakukan tanpa adanya rencana dan tidak disadari. Keterampilan ini dilakukan dengan dua cara. Pertama, mengaktifkan prior knowledge: membuat simpulan atau penilaian terhadap sesuatu yang telah diketahui. Kedua, membuat ringkasan tentang hal yang pernah dibaca untuk mengaplikasikan konsep yang sudah dipahami. 4. Keterampilan Mengorganisasi Mengorganisasi artinya menyusun. Keterampilan ini erat kaitannya dengan penyusunan infomasi dalam otak kita. Saat sedang membaca teks, pembaca akan menyimpan semua informasi itu dalam otaknya. Biasanya, informasi yang disimpan adalah informasi menonjol seperti, kata-kata penting, gambar, ide pokok, dan sebagainya. Jika informasi yang disimpan tertata dengan. rapi,. maka. membutuhkannya.. informasi. Keterampilan. itu. akan. berpikir. mudah untuk. dipanggil. ketika. mengorganisasi. ini. memerlukan keterampilan membandingkan, mengklasifikasi, mengurutkan, dan membuat representasi. 5. Keterampilan Menganalisis Keterampilan ini digunakan untuk mengklarifikasi informasi yang terdapat dalam bacaan dengan cara mengkaji bagian per bagian. Ada empat keterampilan yangtercakup dalam keterampilan ini, yaitu (a) keterampilan mengidentifikasi atribut dan komponen, (b) keterampilan mengidentifikasi.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. pola-pola dan hubungannya, (c) keterampilan mengidentifikasi ide pokok, dan (d) keterampilan mengidentifikasi kesalahan. Pertama,. keterampilan. mengidentifikasi. atribut. dan. komponen.. Mengidentifikasi atribut dan komponen artinya pembaca harus fokus melihat rincian dan struktur objek, ide, desain, dan lain-lain yang membentuk keseluruhan bacaan menjadi informasi utuh. Kedua, keterampilan mengidentifikasi pola-pola dan hubungannya. Pada keterampilan ini, pembaca harus melihat pola hubungan antarkomponen yang membentuk informasi yang utuh. Mereka harus bisa melihat pola tersebut, misalnya sebab-akibat, korelasi, spasial, hierarkis, dan sebagainya. Ketiga, keterampilan mengidentifikasi ide pokok. Keterampilan ini lebih mengarahkan pembaca untuk mencari kalimat pokok/utama dan kalimat penjelas dalam sebuah paragraf. Namun, hal itu lebih difokuskan pada hubungan hierarkis dalam penalaran. Maksudnya, informasi yang tertera dalam bacaan masuk akal atau tidak. Keempat, keterampilan mengidentifikasi kesalahan. Sama seperti namanya, keterampilan ini berpusat pada pencarian kesalahan suatu bacaan. Misalnya, kesalahan berupa pernyataan tidak disertai alasan logis, ambiguitas, tidak relevan, tidak konsisten, dan sebagainya yang menyakut sisi kebahasaan maupun nonkebahasaan. 6. Keterampilan Menggeneralisasi Keterampilan ini berhubungan dengan membuat simpulan tentang keseluruhan bacaan. Proses penyimpulan ini menggunakan pengetahuan lama.

Gambar

Diagram 4.1 Penilaian 13 Indikator Membaca Level Akademik ........................ 78
Tabel 2.1 Indikator Membaca Level Akademik
Tabel 3.1 Interval Skala Likert
Tabel 4.2 Indikator Kebutuhan Terhadap Buku
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran

[r]

The reported statistics are the estimated parameters on dummy variables for 6–10 or 11 + reports of the indicated chronic condition in the OHIP data, from a regression of a

Dimohon kehadiran Direktur Utama/ Pimpinan Perusahaan/Pengurus Perusahaan yang disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan sesuai

Value stream mapping merupakan suatu alat perbaikan ( tool ) dalam perusahaan yang digunakan untuk membantu memvisualisasikan proses produksi secara.. menyeluruh, yang

Prosiding seminar Nasional sain dan Teknologi-II 2008, Rancangan Sistem Proses Produksi Dengan Menggunakan value stream mapping (VALSAT). The lean Enterprise

Dampak sosial dari aktivitas ‘boro’ tercermin melalui dua hal, yaitu pertama, adanya wadah atau perkumpulan warga boro yang mempunyai tujuan untuk

CBT (Cognitif Behavior Therapi) adalah suatu teknik terapi yang dilakukan kepada remaja dengan cara memberikan model, melakukan peran, mendiskusikan tema yang sudah tersusun