• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI DAN EVALUASI GEL AROMATERAPI MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA (Cananga odorata) SEBAGAI ANTIDEPRESI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORMULASI DAN EVALUASI GEL AROMATERAPI MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA (Cananga odorata) SEBAGAI ANTIDEPRESI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

36 FORMULASI DAN EVALUASI GEL AROMATERAPI MINYAK ATSIRI

BUNGA KENANGA (Cananga odorata) SEBAGAI ANTIDEPRESI Revika Rachmaniar, Haruman Kartamihardja, Nitta Nurlita Sari, Theo Barata

Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Abstrak

Telah dilakukan penelitian mengenai evaluasi dan formulasi gel aromaterapi minyak atsiri bunga kenanga (cananga odorata) dengan berbagai variasi konsentrasi sebagai antidepresi. Evaluasi yang dilakukan terhadap gel aromaterapi minyak atsiri bunga kenanga diantaranya adalah uji organoleptis yang meliputi bau, warna dan bentuk sediaan gel, uji pH sediaan gel, uji viskositas dan uji antidepresi dengan menggunakan metode Tail Suspension Test. Hasil evaluasi gel aromaterapi minyak atsiri bunga kenangamenunjukkan bahwa ketiga formula, yaitu F1, F2, dan F3 memiliki kualitas yang baik sesuai dengan persyaratan gel aromaterapi minyak atsiri bunga kenanga. Uji aktivitas antidepresi menunjukkan bahwa ketiga formula gel aromaterapi minyak atsiri bunga kenanga masih memiliki aktivitas antidepresi, dimana F3 yang mengandung 4% minyak atsiri bunga kenanga, 1,1% carbopol ultrez 10, 0,5% trietanolamin, 2% gliserin, 0,2 % natrium metabisulfit merupakan formula yang paling efektif terhadap depresi yang dialami oleh mencit, dibandingkan F1 dan F2 dalam segi perubahan gerak dan waktu yang dihasilkan pada saat pengujian antidepresi.

Kata kunci: Cananga Odorata, gel aromaterapi minyak atsiri bunga kenanga, antidepresi Abstract

The research of the evaluation and formulation of ylang flowers (Cananga odorata) essential oil aromatherapy gel as antidepressant with varying concentrations has been done. Evaluations were performed on this gel include organoleptic test such as the odor, color and gel dosage forms, pH test, viscosity test, and antidepressants test using Tail Suspension Test. Results of evaluation of this gel showed that the three formulas, F1, F2, and F3, have good quality based on the requirements of aromatherapy gel.Antidepressant activity test showed that the three formulas of gel still have antidepressant activity, wherein F3 containing 4% ylang flower essential oil, 1.1% Carbopol ultrez 10, 0,5% trietanolamin, 2% glycerol, 0.2% sodium metabisulfite is the most effective formula, compared to F1 and F2 in terms of changes in motion and timegenerated during the testing of antidepressants.

(2)

37 PENDAHULUAN

Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan mental utama saat ini, yang mendapatkan perhatian serius. Depresi dapat terjadi pada anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua, orang yang mengalami depresi akan memunculkan emosi-emosi yang negatif seperti rasa sedih, benci, iri, putus asa, kecemasan, ketakutan, menurunnya motivasi, tingkah laku serta kondisi bercirikan ketidakberdayaan yang berlebihan, rasa dendam dan memiliki rasa bersalah yang dapat disertai dengan berbagai gejala fisik (Korff & Simon, 1996; National Academy on an Aging Society, 2000; Dooley, et al., 2000; Sharp & Lipsky, 2002; Eby & Eby, 2006; Arcache & Tordjman, 2012).

Dari pemaparan tentang depresi di atas maka untuk mengobati depresi dapat digunakan antidepresi. Antidepresi atau disebut juga antidepresan adalah obat untuk mengatasi atau mencegah depresi mental dan antidepresan juga didefinisikan sebagai senyawa yang mampu melakukan perbaikan pada gejala depresi (Mutschler, 1991).

Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman, minyak ini disebut juga dengan minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar dapat menguap, istilah esensial dipakai karena minyak atsiri memiliki bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni minyak atsiri tidak berwarna, namun pada penyimpanan lama minyak

atsiri dapat teroksidasi (Gunawan & Mulyan, 2004)

Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup, senyawa tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan langsung merangsang pada sistem olfactory (sistem pembau), kemudian sistem ini akan menstimulasi syaraf-syaraf pada otak di bawah kesetimbangan korteks serebral (Buckle, 1999). Senyawa-senyawa berbau harum atau fragrance dari minyak atsiri merupakan suatu bahan tumbuhan telah terbukti pula dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor (Buchbauer, 1991).

Tanaman kenanga (Cananga odorata) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak atsiri kenanga memiliki kandungan senyawa linalool dari golongan monoterpen yang berkhasiat sebagai antidepresan. Menurut Burdock, et al., Minyak kenanga merupakan salah satu jenis aromaterapi yang mempunyai efek menyeimbangkan, relaksasi, meredakan ketegangan, stres, denyut nadi cepat, pernafasan cepat dan bermanfaat untuk tekanan darah tinggi (Sharma, 2009).

Salah satu bentuk sediaan farmasi adalah gel. Gel kadang-kadang disebut jeli, merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Keuntungan gel dibandingkan dengan bentuk sediaan topikal lainnya yaitu memungkinkan pemakaian yang merata dan melekat dengan

(3)

38 baik mudah digunakan mudah meresap dan

baik, mudah digunakan, mudah meresap, dan mudah dibersihkan oleh air.

METODOLOGI Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah timbangan analitik, mortirdan stamper, pipet piston (pyrex), pH meter (mettler teledo), viskotester (MYR-VP 1000), mixer (IKA Turbotron), dan alat-alat gelas yang biasa digunakan di Laboratorium. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah minyak atsiri bunga kenanga (Balitro), karbopol, trietanolamin, natrium metabisulfit, aquadest, etanol pro analisis, ammonia 10%, eter, larutan vanilin 10%, H2SO4 pekat, trietanolamin, gliserin,

mencit galur wistar, dan alat uji antidepresi. Determinasi Tanaman

Bunga kenanga yang akan digunakan dalam penelitian dideterminasi terlebih dahulu di Herbarium Jatinangor, Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Padjajaran.

Skrining Fitokimia Identifikasi Minyak Atsiri Bunga Kenanga

Untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam minyak atsiri bunga kenanga (cananga

odorata), maka dilakukan penapisan fitokimia yaitu pengujian monoterpen dan seskuiterpen (DepKes RI, 2000; Farnsworth, 1966).

Penentuan bobot jenis dilakukan dengan menggunakan alat piknometer. Berat jenis minyak atsiri umumnya berkisar antara 0,800-1,180. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam penentuan mutu dan kemurnian minyak atsiri (Gunther, 1987).

Formulasi dan Pembuatan Gel Aromaterapi Minyak Atsiri Bunga Kenanga

Formula sediaan gel yang mengandung minyak atsiri dibuat dengan empat variasi formula berbeda dimana setiap formula dibedakan dengan jumlah konsentrasi minyak atsiri bunga kenanga yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Sediaan gel dibuat dengan menaburkan carbopol di atas 20 mL air panas, dibiarkan mengembang selama 60 menit. Kemudian diaduk hingga homogen menggunakan mixer 5 rpm selama 20 menit. Kemudian ditambahkan TEA dan gliserin, serta diaduk hingga membentuk gel yang homogen. Kemudian dimasukkan natrium metabisulfit, diaduk lagi hingga homogen. Setelah semua bahan tercampur dan homogen maka di tambahkan minyak atsiri bunga kenanga dengan berbagai konsentrasi.

(4)

39 Evaluasi Gel Aromaterapi Minyak Atsiri

Bunga Kenanga

Tahapan dari Evaluasi gel minyak atsiri bunga kenanga adalah sebagai berikut : a. Pengamatan Organoleptis

Pengamatan organoleptis yang dilakukan terhadap sediaan gel, meliputi pengamatan terhadap bau, warna, bentuk, dan homogenitas sedian gel, yang diamati selama 28 hari penyimpanan. Pengamatan dilakukan dengan cara pengamatan visual pada hari ke-1, 3, 5, 7, 14, 21, dan 28. b. Pengamatan pH Gel

Pengamatan pH sediaan gel dilakukan menggunakan alat pH meter digital. Pengujian dilakukan dengan mencelupkan elektroda ke dalam sediaan gel, sehingga nilai pH dapat dibaca pada alat. Pengamatan dilakukan pada hari ke-1, 3, 5, 7, 14, 21, dan 28.

c. Pengamatan Perubahan Viskositas Sediaan Gel

Evaluasi viskositas dilakukan dengan menggunakan suatu alat viscometer, menggunakan rotor pemutaran dengan nomor spindle 1 dan rpm 62,5. Spindle 1

dicelupkan ke dalam sediaan gel yang akan di evaluasi, kemudian nilai pengukuran diambil ketika angka yang ditunjukkan telah stabil. Pengukuran viskositas dilakukan pada hari ke-1, 3, 5, 7, 14, 21, dan 28.

d. Pengujian Farmakologi Antidepresan Pengujian antidepresi dilakukan pada mencit percobaan di mana mencit dimasukkan ke dalam kotak, ekor mencit digantung dengan ketinggian yang telah ditentukan dan dioleskan gel minyak atsiri bunga kenanga pada bagian kaki depan dan belakang, dimana formula minyak atsiri bunga kenanga dibuat tiga variasi konsentrasi yaitu 1%, 2% dan 4%. Waktu dan perubahan gerak mencit percobaan diamati.

HASIL DAN PEMBAHASAN Determinasi Tanaman

Bunga kenanga yang diperoleh dari perkebunan Balitro, Bogor, Jawa Barat dideterminasi terlebih dahulu. Determinasi dilakukan di Herbarium Jatinangor, Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Jurusan Biologi FMIPA, Universitas

Bahan Formula F0 F1 F2 F3 Carbopol ultrez 10 (g) 1,1 1,1 1,1 1,1 TEA (g) 0,5 0,5 0,5 0,5 Gliserin (g) 2 2 2 2 Natrium metabisulfit (g) 0,1 0,1 0,1 0,1

Minyak Atsiri bunga kenanga (ml) - 1 2 4

Aquades (ml) 96,3 95,3 94,3 92,3

(5)

40 Padjajaran. Dari hasil determinasi diketahui

bahwa tumbuhan yang digunakan sebagai penelitian adalah benar bunga kenanga (Cananga odorata).

Identifikasi Minyak Atsiri

Penapisan fitokimia dilakukan untuk identifikasi kandungan kimia atau metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuhan. Hasil penapisan fitokimia dapat dilihat pada Tabel 2.

Berdasarkan hasil penapisan fitokimia yang tercantum pada Tabel 2, di dalam minyak atsiri bunga kenanga terdeteksi senyawa monoterpen dan sesquiterpen. Senyawa tersebut merupakan golongan senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas sebagai antidepresi.

Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam penentuan mutu dan kemurnian minyak atsiri. Hasil dari perhitungan bobot jenis minyak atsiri bunga kenanga dapat dilihat pada Tabel 3.

Dari hasil perhitungan bobot jenis

minyak atsiri bunga kenanga didapatkan hasil sebesar 0,88; hasil tersebut sesuai dengan bobot minyak atsiri dalam standar yaitu berkisar antara 0,800-1,180.

Karakterisasi Minyak Atsiri Bunga Kenanga

Karakteristik minyak atsiri bunga kenanga dan hasil pemeriksaan parameter minyak atsiri bunga kenanga dapat dilihat pada tabel 4. Minyak atsiri bunga kenanga yang didestilasi di Balitro berbentuk minyak yang mudah menuap. Minyak atsiri tersebut memiliki warna kuning bening, dengan bau khas bunga kenanga yang sesuai dengan literatur Standar Nasional Indonesia atau SNI 06-3949-1005.

Evaluasi Sediaan Gel Aromaterapi Minyak Atsiri Bunga Kenanga

a. Evaluasi Pengamatan Organoleptis Gel Aromaterapi Minyak Atsiri Bunga Kenanga

Hasil pengamatan organoleptis sediaan gel aromaterapi minyak atsiri bunga

Pemerian Karakteristik SNI 06-3949-1005

Bentuk Minyak Minyak

Warna Kuning Muda Bening Kuning Muda-Tua

Bau Segar Khas kenanga Segar Khas Kenanga

Identifikasi minyak atsiri Hasil

Bobot Jenis 0,88±0,045

Golongan Senyawa Hasil

Monoterpen dan sesquiterpen +

Tabel 4. Karakteristik minyak atsiri bunga kenanga Tabel 3. Bobot jenis minyak atsiri bunga kenanga Keterangan: (+) = terdeteksi

(6)

41 kenanga secara organoleptis yang meliputi

warna, bentuk, dan bau dapat dilihat pada Tabel 5.

Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui bahwa bentuk sediaan dari gel aromaterapi minyak atsiri bunga kenanga memiliki bentuk yang sama yaitu berbentuk kental, sedangkan warna yang dihasilkan memiliki perbedaan yaitu semakin tinggi konsentrasi minyak bunga kenanga yang digunakan maka semakin meningkat pula intensitas warna dari sediaan gel aromaterapi minyak atsiri bunga kenanga, begitupun dengan bau yang dihasilkan, semakin tinggi konsentrasi maka bau yang terdapat pada gel aromaterapi minyak atsiri bunga kenanga semakin pekat.

Pengamatan selanjutnya yang dilakukan adalah pengamatan organoleptis berupa warna, bau dan bentuk yang diamati selama 28 hari, yaitu pada hari ke-1, 3, 5, 7, 14, 21, dan 28.

Berdasarkan hasil pengamatan organoleptis selama 28 hari pada sediaan gel aromaterapi minyak atsiri bunga kenanga, warna, bau, dan bentuk sediaan selama penyimpanan tidak mengalami perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan gel

aromaterapi minyak atsiri bunga kenanga stabil secara organoleptis selama penyimpanan.

b. Pengamatan pH

Pengukuran pH sediaan gel dilakukan untuk mengetahui kestabilan pH sediaan selama penyimpanan. Kestabilan pH ditujukan untuk menjaga keamanan gel sehingga tidak mengiritasi kulit. Pada sediaan topikal, pH merupakan hal yang sangat penting karena pH yang tidak sesuai dengan pH kulit akan membuat kulit menjadi kering, pecah-pecah, sensitif dan mudah terkena infeksi pada pemakaiannya. Hasil pengamatan pH sediaan gel aromaterapi minyak atsiri bunga kenanga dapat dilihat pada Gambar 1.

pH sediaan selama 28 hari mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena pengaruh penyimpanan sediaan gel dimana gel aromaterapi minyak atsiri bunga kenanga disimpan di dalam lemari yang lembab sehingga mempengaruhi pH sedian gel, tetapi nilai pH yang ditunjukan masih masuk dalam persyaratan pH sediaan untuk penggunaan topikal pada kulit yaitu 4,5-8 sesuai dengan pH kulit.

Formula Bentuk Warna Bau

F0 Kental Bening/tak berwarna Tidak berbau

F1 Kental Kuning bening + Bau khas +

F2 Kental Kuning bening ++ Bau khas ++

F3 Kental Kuning bening +++ Bau khas +++

Tabel 5. Hasil Pengamatan Secara Organoleptis Gel Aromaterapi Minyak Atsiri Bunga Kenanga

(7)

42 c. Pengamatan Viskositas

Viskositas pada sediaan gel tidak memiliki batasan, akan tetapi viskositas menjadi hl yang sangat penting untuk dievaluasi pada sediaan gel, karena nilai viskositas menggambarkan konsistesi dari sediaan gel tersebut.

Hasil pengamatan viskositas sediaan gel aromaterapi minyak atsiri bunga kenanga

dapat dilihat pada Gambar 2.

Berdasarkan hasil pengujian viskositas gel minyak atsiri bunga kenanga yang dilakukan pada hari ke-1, 3, 5, 7, 14, 21, dan 28, viskositas gel mengalami penurunan pada hari ke 1 sampai hari ke 7 kemudian selanjutnya stabil. Hal ini dapat disebabkan terlepasnya ikatan antara molekul air dengan gel yang di pengaruhi

Gambar 2. Grafik Hasil Pengujian Viskositas Gel Aromaterapi Minyak Atsiri Bunga Kenanga

(8)

43 oleh udara, tetapi setelah pada hari ke 14

sampai dengan 28 kembali stabil.

d. Uji Farmakologi Antidepresan Gel Aromaterapi Minyak Atsiri Bunga Kenanga

Pengujian antidepresi dilakukan pada mencit galur wistar. Percobaan dilakukan dengan memasukkan mencit ke dalam kotak pengujian antidepresi. Ekor mencit digantung dengan ketinggian yang telah ditentukan bertujuan untuk memberikan tekanan dan ancaman kepada mencit sehingga mencit menjadi stress dan depresi. Setelah itu, gel minyak atsiri bunga kenanga dioleskan pada bagian tangan dan kaki. Waktu dan perubahan gerak yang dilakukan oleh mencit diamati. Hasil pengujian antidepresi dapat dilihat pada Gambar 3.

Pada pengujian ini dihitung waktu mencit dari awal digantung sampai mencit tersebut diam. Dilihat dari Gambar 4.3., minyak atsiri bunga kenanga memiliki

waktu tercepat memberikan efek tenang terhadap mencit uji. Akan tetapi, di antara ketiga formula gel aromaterapi minyak atsiri bunga kenanga, formula F3 memberikan waktu yang paling cepat menghasilkan efek tenang terhadap mencit yang diuji. Hal ini disebabkan oleh jumlah konsentrasi minyak atsiri bunga kenanga pada F3 lebih besar dibandingkan dengan formula lain.

Dengan demikian, minyak atsiri bunga kenanga dapat dijadikan suatu sediaan gel aromaterapi antidepresi yang efektif, terutama dengan menggunakan formulasi formula F3.

SIMPULAN

Minyak atsiri bunga kenanga (Cananga odorata) dapat dibuat dalam bentuk sediaan gel. Gel aromaterapi minyak atsiri bunga kenanga dibuat dalam tiga formula. Hasil formulasi dan evaluasi, ketiga formula gel F1, F2, dan F3 dengan variasi

(9)

44 konsentrasi minyak atsiri bunga kenanga

berturut-turut adalah 1%, 2%, dan 4% memiliki kualitas bentuk sedian gel yang baik yang meliputi organoleptis, diantaranya memiliki bau khas kenanga dengan warna transparan kekuningan dan bentuk gel yang sesuai, memiliki nilai pH yang masuk ke dalam standar SNI, serta viskositas yang stabil pada pengujian selama 28 hari penyimpanan.

Ketiga formula gel aromaterapi minyak atsiri kenanga memiliki efek farmakologi antidepresan, terutama formula gel dengan konsetrasi minyak atsiri bunga kenanga 4%.

DAFTAR PUSTAKA

Backer, C.A. & R.C.B.v.d. Brink, JR. 1963. Flora of Java 1. Groningen: Noordhoof.

Buchbauer, G., W. Jager, L. Jirovetz, J. Ilmberger, and H. Dietrich. 1993. “Therapeutic Properties of Essential Oil and fragrances.” American Chemical Society (ACS) SimposiumSeries, 525: 160-165. Buchbauer, G. 1993. “Biological Effects of

fragran-ces and Essential Oils.” Journal Perfumer and flavorist; 18: 19-24.

Buckle, J. 1999. “Use of Aromatherapy as Comple- mentary Treatment for Chronic Pain.” J. Alternative Therapies; 5: 42-51.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional, edisi kedua. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hlm. 56-70.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, edisi keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hlm. 712-718, 1205-1206, 605-606.

Korff, M. V., & Simon, G. M. D. 1996. “The relationship between pain and depression.” The British Journal of Psychiatry, 168 (30), 101-108.

Sharma, Sumeet. 2009. Aroma Terapi (Aroma Therapy). Tangerang: Karisma Publishing Group.

Gambar

Tabel 1. Formulasi sediaan gel minyak atsiri bunga kenanga
Tabel  5.  Hasil  Pengamatan  Secara  Organoleptis  Gel  Aromaterapi  Minyak  Atsiri  Bunga  Kenanga
Gambar 1. Hasil Pengujian pH Gel Aromaterapi Minyak Atsiri Bunga Kenanga
Gambar 3. Hasil Pengujian Antidepresi

Referensi

Dokumen terkait

“ Hmmm diagnosis utama yang telah ditetapkan oleh dokter tidak sesuai dengan terapi dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien maka saya langsung konfirmasi

Kemenkes (2007) menyatakan bahwa peningkatan pengetahuan dan kemampuan professional, baik anggota maupun organisasi dituntut.. 4 untuk meningkatkan pengetahuan, kemapuan

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik dengan metode Gyssens pada pasien stroke rawat inap di RSUD Koja secara retrospektif (periode KJS dan

Perhitungan produksi pergerakan dapat dilakukan dengan analisis: produksi km, produksi rit, produksi penumpang orang, dan produksi penumpang km (seat-km). Berdasarkan prinsip

Dalam perancangan website sistem penjualan e-commerce pada toko parfum dalam penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa website e-commerce yang dibuat dapat

14. 2) direvisi menjadi : Untuk alat dengan tanda *) harus melampirkan hasil pemindaian (scan) brosur alat dan dukungan agen tunggal di Indonesia beserta LoA

Melaksanakan pergantian shift secara disiplin dan tertib administrasi dengan menyerahkan storebag yang berisi semua catatan hasil penjualan dari shiftnya, sesuai sistem prosedur