• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmiah Media Agrosains Vol. 6 No. 2, Desember 2020:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ilmiah Media Agrosains Vol. 6 No. 2, Desember 2020:"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI MOL DAUN KELOR DAN REBUNG BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.)

The Mol Application of Moringa Leaves and Bamboo Shoots on The Growth and Yield of Pakcoy (Brassica rapa L.)

Arum Asriyanti Suhastyo1*, Bondan Hary Setiawan1,

1Program Studi Agroindusri Politeknik Banjarnegara Jl. Raya Madukara Km. 2 Kenteng, Banjarnegara

*Sur-el: arumasriyanti11@gmail.com ABSTRAK

Budi daya tanaman pakcoy bisa dilakukan secara organik maupun anorganik, namun untuk mendapatkan hasil tanaman pakcoy yang bermutu tinggi tentunya budidaya secara organik harus segera dilakukan, mengingat semakin banyak residu yang dihasilkan dari penggunaan pupuk anorganik dan pestisida anorganik. Salah satu upaya yang dilakukan dalam budidaya tanpa menggunakan bahan-bahan kimia yang akan merusak lingkungan adalah dengan penggunaan mikroorganisme lokal (Mol). Bahan alami yang mengandung zat perangsang pertumbuhan serta mikroorganisme lokal, diantaranya adalah daun kelor dan rebung bambu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa konsentrasi Mol daun kelor dan rebung terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok faktorial, dengan dua faktor yang dicobakan yaitu pemberian Mol dan dosis pemupukan. Faktor pertama P1 = Mol daun kelor, P2 = Mol rebung Faktor kedua dosis pemupukan D1= 60 ml/l, D2= 70 ml/l, D3= 80 ml/l. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga didapatkan 18 plot percobaan. Data dianalisis menggunakan Uji F, apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan (DMRT) taraf 5%. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan Aplikasi Mol daun kelor dan rebung bambu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy belum mampu meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot segar tanaman. Dosis Mol daun kelor 70 ml/l merupakan dosis Mol yang optimum untuk memberikan hasil pertumbuhan rata-rata tanaman tertinggi 8,62 cm dan hasil pakcoy terbaik seberat 3,45 g. dan dosis Mol rebung bambu 70 ml/l memberikan hasil terbaik untuk pertumbuhan jumlah daun rata-rata sebanyak 7,98 helai.

Kata kunci: rebung, dosis, kelor, organik

ABSTRACT

Pakcoy plant cultivation can be carried out organically or inorganically, but to get high quality pakcoy plants, of course organic cultivation must be done immediately, considering the more residues generated from the use of inorganic fertilizers and inorganic pesticides One of the efforts made in cultivation without using materials -Chemicals that will damage the environment are the use of local microorganisms (Mol). Natural ingredients that contain growth stimulants and local microorganisms, including moringa leaves and bamboo shoots. This study aims to determine the effect of giving some moringa and bamboo shoots to the growth and yield of pakcoy plants. The research design used was factorial randomized block design, with two factors being tested, namely the administration of moles and the dose of fertilization. The first factor P1 = mol of moringa leaves, P2 = mol of bamboo shoots. The second factor is the fertilizer dose D1 = 60 ml / l, D2 = 70 ml / l, D3 = 80 ml / l. Each treatment was repeated 3 times to obtain 18 experimental plots. Data were analyzed using the F test, if significantly different, then continued with the Duncan Test (DMRT) level of 5%. The conclusion of this study showed that the application of moringa leaves and bamboo shoots on the growth and yield of pakcoy was not able to increase plant height, number of leaves and plant fresh weight. The mole dose of moringa leaves 70 ml / l is the optimum mole dose to give the highest average plant growth yield of 8,62 cm and the best yield of pakcoy weighing 3.45 g. and a dosage of Mol bamboo shoots 70 ml / l gave the best results for the growth of the number of leaves an average of 7,98 pieces.

(2)

PENDAHULUAN

Pakcoy merupakan salah satu tanaman sayur yang digemari, mudah didapatkan serta mudah dibudidayakan. Sayuran ini termasuk tanaman sayur tahan panas, sehingga bisa ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi (100-1.000 mdpl), akan tetapi hasil panen akan lebih baik bila ditanam di dataran tinggi. Pakcoy tahan terhadap air hujan, sehingga dapat ditanam sepanjang tahun akan tetapi pada saat musim kemarau perlu diperhatikan penyiraman secara teratur. Tanaman ini dapat dipanen pada umur 30-45 hari setelah tanam (HST) dengan potensi produksi 20-25 ton/ha dan kebutuhan benih pakcoy 400-500 g/ha (Wananto, 2017).

Budidaya tanaman pakcoy bisa dilakukan secara organik maupun anorganik, namun untuk mendapatkan hasil tanaman pakcoy yang bermutu tinggi tentunya budidaya secara organik harus segera dilakukan, mengingat semakin banyak residu yang dihasilkan dari penggunaan pupuk anorganik dan pestisida anorganik. Penggunaan pupuk anorganik dan pestisida yang berlebihan serta tidak tepat sasaran dapat menyebabkan berbagai permasalahan diantaranya keracunan tanaman, timbulnya resistensi hama, tercemarnya tanah dan air, juga memberikan dampak negatif terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya pengembangan pupuk organik yang efisien untuk dapat meningkatkan kesuburan tanah dan pengendalian hama penyakit.

Salah satu upaya yang dilakukan dalam budidaya tanpa menggunakan bahan-bahan kimia yang akan merusak lingkungan adalah dengan penggunaan mikroorganisme local (Mol). Penyubur tanaman memanfaatkan mikroorganisme local menjadi solusi menuju pertanian ramah lingkungan dan bebas dari pupuk dan obat-obatan kimiawi. Bahan Mol mudah didapatkan dan mudah diolah. Mikroorganisme lokal adalah mikroorganisme yang aktif dan berada di suatu tempat, yang didapat dari tanaman atau bagian tanaman. Larutan Mol merupakan larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia setempat yang mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit

tanaman. Oleh karena itu, Mol dapat digunakan baik sebagai dekomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida organik terutama sebagai fungisida.

MOL adalah cairan yang mengandung mikroorganisme (bakteri) yang berguna untuk tanaman dan kesuburan tanah seperti Rhizobium sp, Azospirillum sp, Azotobacter sp, Pseudomonas sp, Bacillus sp dan bakteri pelarut phospat dan merupakan hasil produksi sendiri dari bahan-bahan alami disekeliling kita (lokal) (Rahayu dan Tamtomo, 2017)

Bahan alami yang mengandung zat perangsang pertumbuhan serta mikroorganisme lokal, diantaranya adalah daun kelor dan rebung bambu. Daun kelor mengandung senyawa kimia seperti kalsium, magnesium, fosfor, zat besi, sulfur dan hormon sitokinin sehingga daun kelor dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik cair. Hasil penelitian Kartika (2014), pembuatan pupuk organik cair dengan menambahkan ekstrak daun kelor sebanyak 40% berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy yang meliputi jumlah daun, panjang tanaman, berat basah dan berat kering. Rebung bambu mengandung unsur kalium 533 mg, fosfor 59 mg, dan kalsium 13 mg, serta diduga juga mengandung fitohormon berupa gibberelin (Nugroho, 2014). Hasil penelitian Sukasih (2018), menyatakan Mol rebung dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau dengan dosis 60 ml/l air.

Bahan organik banyak tersedia di alam baik yang berupa sisa-sisa tanaman dan hewan ataupun sumber daya hayati berupa pemanfaatan mikroorganisme lokal sebagai pupuk untuk menghemat biaya pupuk sekaligus meningkatkan produktivitas tanaman serta terwujudnya pertanian organik. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy terhadap aplikasi Mol daun kelor dan rebung bambu.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Politeknik Banjarnegara pada bulan April – Juni 2020. Alat dan bahan yang digunakan adalah polibag, sprayer, ember, pengaduk, pisau, alat penumbuk, botol, benih pakcoy, daun kelor, rebung, air sisa cucian beras, dan gula jawa. Rancangan penelitian yang

(3)

digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok faktorial, dengan dua faktor yaitu pemberian Mol dan dosis Mol. Faktor pertama terdiri dari P1 = Mol daun kelor, P2 = Mol rebung dan faktor kedua terdiri dari dosis Mol D1= 60 ml/l, D2= 70 ml/l, D3= 80 ml/l (Sukasih, 2018). Aplikasi Mol dilakukan sesuai perlakuan yaitu 7 hari sekali dengan cara disemprotkan pada daun dan tanah disekitar tanaman.Masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga didapatkan 18 plot percobaan. Data dianalisis menggunakan Uji F, apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan (DMRT) taraf 5%.

a. Pembuatan Mol daun kelor (Suhastyo dan Raditya, 2019)

Bahan dan alat yang digunakan adalah 5 kg daun kelor, 10 l air sisa cucian beras, ¼ kg gula jawa, ember, pengaduk, pisau, dan alat penumbuk/blender. Langkah-langkah pembuatan Mol daun kelor :

1) Ambil daun kelor yang telah disiapkan kemudian hancurkan dengan cara diblender setelah itu masukkan kedalam ember yang berisi air sisa cucian beras. 2) Selanjutnya iris gula merah kemudian

masukkan ke dalam ember yang berisi air sisa cucian beras dan daun kelor yang telah diblender kemudian diaduk-aduk sampai gula larut.

3) Setelah tercampur merata, ember ditutup rapat.

4) Selanjutnya setiap 2 hari sekali ember dibuka dan diaduk-aduk, fermentasi sampai 15 hari atau sudah berbau harum. 5) Apabila sudah 15 hari atau berbau harum

Mol dapat disaring dan simpan dalam botol.

b. Pembuatan Mol Rebung bambu (Masese dan Mambuhu, 2016).

Bahan dan alat yang digunakan adalah 1,5 kg rebung bambu, 3 l air sisa cucian beras, ¼ kg gula jawa, ember, pengaduk, pisau dan alat penumbuk/blender. Langkah-langkah pembuatan Mol rebung bamboo :

1) Ambil rebung bambu yang telah disiapkan kemudian dipotong-potong kecil lalu diblender selanjutnya dimasukkan kedalam ember yang telah berisi air sisa cucian beras

2) Selanjutnya iris-iris gula merah lalu masukkan ke dalam ember yang berisi air sisa cucian beras dan rebung bambu yang telah diblender kemudian diaduk-aduk sampai gula larut.

3) Setelah tercampur merata, ember ditutup rapat.

4) Selanjutnya setiap 2 hari sekali ember dibuka dan diaduk-aduk, fermentasi sampai 15 hari atau sudah berbau harum. 5) Apabila sudah 15 hari atau berbau harum

Mol dapat disaring dan simpan dalam botol.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis uji F menunjukkan bahwa pemberian Mol dan dosis pemberian Mol tidak menunjukkan pengaruh nyata pada tinggi tanaman jumlah daun dan boot segar tanaman pakcoy, seperti dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot basah tanaman pakcoy pada pemberian dan dosis pemupukan Mol daun kelor dan rebung bambu.

Keterangan: tn = tidak beda nyata, P1= Mol daun kelor, P2= Mol rebung bambu, D1=dosis Mol 60 ml/l, D2= dosis Mol 70 ml/l, D3= dosis Mol 80 ml/l.

Salah satu parameter pertumbuhan tanaman yang paling mudah diamati adalah tinggi. Tanaman setiap waktu terus tumbuh hal menunjukkan bahwa telah terjadi pembelahan

dan pembesaran sel. Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, fisiologi dan genetik. Komposisi dan kadar unsur hara makro ataupun mikro sangat berpengaruh

Mol Dosis

Tinggi Tanaman Jumlah Daun Bobot basah

D1 tn D2 tn D3 tn D1 tn D2 tn D3 tn D1 tn D2 tn D3 tn

P1tn 5,33 8,62 5,89 4 7,83 6,42 3,033 3,45 2,88

(4)

terhadap tanaman, oleh karena itu pemberian pupuk harus seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemberian Mol daun kelor dan rebung bamboo tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi, jumlah daun dan bobot basah tanaman pakcoy. Hal ini diduga disebabkan kandungan unsur hara serta dosis yang diberikan belum dapat mencukupi kebutuhan tanaman pakcoy. Dosis pemberian pupuk sangat penting diperhatikan karena dapat berpengaruh dengan kemampuan pupuk diserap oleh tanaman.

Sebagaimana diketahui bahwa Mol merupakan larutan yang mengandung mikroorganisme yang berguna untuk tanaman dan kesuburan tanah (Julia et al., 2004) seperti Rhizobium sp, Azospirillum sp, Azotobacter sp, Pseudomonas sp, Bacillus sp dan bakteri pelarut phospat. Oleh karena itu diduga mikroorganisme yang terdapat dalam Mol belum mampu menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi tanaman, populasi mikroba tidak bertambah sehingga proses mineralisasi senyawa organik menjadi anorganik dalam tanah tidak berlangsung cepat sehingga menyebabkan hara menjadi tidak tersedia bagi tanaman.

Mol daun kelor mengandung sitokinin yang berperan pada pembelahan sel dan mempercepat pertumbuhan tunas dan batang. Sedangkan Mol rebung mengandung giberelin yang merupakan zat pengatur tumbuh yang berperan merangsang perpanjangan ruas batang, terlibat dalam inisiasi pertumbuhan buah setelah penyerbukan juga meningkatkan besaran daun beberapa jenis tumbuhan (Wicaksono et al., 2016). Akan tetapi pada penelitian ini kandungan zat pengatur tumbuh yang ada pada masing-masing Mol diduga tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman pakcoy. Hal ini sesuai dengan George et al. (2008) menyatakan bahwa penggunaaan sitokinin dengan konsentrasi rendah belum tentu dapat meningkatkan proses pemanjangan secara optimal dan dosis tinggi justru dapat menurunkan pertumbuhan tunas karena gagalnya sel dalam proses pemanjangan.

Terdapat hubungan yang berbanding lurus antara berat basah tanaman, jumlah daun, serta tinggi tanaman. Semakin banyak daun makan berat basah tanaman juga semakin besar begitupula dengan tinggi tanaman, makin tinggi tanaman berat basah juga semakin tinggi (Mursalim et al, 2018). Pada penelitian ini bobot basah terberat terdapat pada perlakuan pemberian Mol daun kelor dosis 70 ml/l. Hal ini

disebabkan memasuki minggu ke 3 hampir pada semua perlakuan pemberian Mol rebung bambu terserang hama ulat sehingga membuat daun berlubang dan ada yang habis. Hal ini mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pengendalian yang dilakukan dengan cara mekanik dan fisik dengan pertimbangan untuk menjaga kelestarian lingkungan.

KESIMPULAN

Aplikasi Mol daun kelor dan rebung bambu belum mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy (tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot basah).

DAFTAR PUSTAKA

George, E.F., Hall, M.A., Klerk, G.D. 2008.Plant Growth Regulators II: Cytokinins, theirAnologues and Antagonists. Plant Propa-gation by Tissue Culture 3rd Edition, pp. 205-226.

Kartika, R.D. 2014. Pengaruh pupuk organik cair daun kelor (Moringa oleifera Lamk) terhadap pertumbuhan tanaman pakchoy (Brassica rapa, L.) yang ditanam secara hidroponik dan sumbangannya pada pembelajaran biologi di SMA. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Julita, S., Gultom, H., Mardaleni, M. 2004. Pengaruh pemberian Mikro organisme lokal (Mol) nasi dan hormon tanaman unggul terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai (Capsicum annum L.). Dinamika Pertanian. 28 (3) : 167-174. Lindung. 2015. Teknologi Mikroorganisme EM4

dan Mol. Kementerian Pertanian. Balai Pelatihan Jambi.

Maspary. 2012. Membuat Mol Rebung Bambu http://www.gerbangpertanian.com/2012/05/ membuat-mol-rebung-bambu.htmldiakses 28 Juli 2020.

Mursalim I, Musatami, M.K, Ali, A. 2018. Pengaruh penggunaan pupuk organik mikrooganisme lokal media nasi, batang pisang, dan ikan tongkol terhadap pertumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea). Jurnal Biotek. 6 (1) : 32-42.

Nugroho, A. 2014. Meraup Untung Budidaya Rebung. Pustaka Baru Press.Yogyakarta. Rahayu, S., Tamtomo, F. 2017. Efektivitas

(5)

meningkatkan kualitas kompos, produksi dan efisiensi pemupukan N, P, K pada tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L.). Jurnal AGROSAINS. 13 (2) : 21-29.

Salim, A., Mustaha, Suhardi. 2003. Acuan Rekomendasi pemupukan spesifikasi lokasi untuk tanaman kakao di Sulawesi Tenggara. Paket Informasi Coklat. 16 (2) : 52-64. Sukasih, N.S. 2018. Pengaruh Mol rebung

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica sinensis L.) pada tanah PMK.Fakultas Pertanian Universitas Kapuas. PIPER. 26 (14) : 252.

Suhastyo, A.A. dan Raditya, F.T. 2019. Respon pertumbuhan dan hasil sawi pagoda (Brassica narinosa) terhadap pemberian Mol daun kelor. Agrotech Res J. 3 (1) : 56-60.

Wananto. A.Y. 2017. Produktivitas pakcoy (Brassica rapa L.) dapat ditingkatkan

dengan pemberian pupuk kandang ayam dan aplikasi pupuk Tithonia Diversifolia (Kipahit). Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Wicaksono, F.Y., Nurmala, T., Irwan, A.W., Putri, A.S.U. 2016. Pengaruh pemberian gibberellin dan sitokinin pada konsentrasiyang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) di dataran medium. Jurnal Kultivasi. 15 (1) : 52-58.

Masese, Z.D., Mambuhu, N. 2016. Pengaruh dosis Mol rebung bambu dan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica juncea L). Jurnal Agrominansia. 1(2):185-196.

Gambar

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot basah tanaman pakcoy pada pemberian dan  dosis pemupukan Mol daun kelor dan rebung bambu

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi antara konsentrasi CMC ( Carboxy Methyl Cellulose ) dan konsentrasi bubur buah mangga memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0.05) terhadap organoleptik

Penelitian ini menganalisa berbagai faktor dari lingkungan internal maupun eksternal yang kemudian digunakan sebagai dasar pembuatan strategi pengembangan yang dapat

Pada baterai, karbon aktif digunakan sebagai bahan anoda baterai litium dimana kemampuan sebagai karbon aktif dalam menyerap energi sangat baik karena memiliki luas

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) Mengetahui peran Inspektorat Pembantu Kota dan Implementasi Good Government Governance di Kota

Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data langsung dari sumbernya baik mengenai pandangan atau pendapat maupun fenomena yang dilihat dirasakan dan dialami

Dengan memperhatikan hasil dari penelitian, maka diharapkan perusahaan lebih dapat memahami analisis dari prediksi delisting pada perusahaan, sehingga nantinya akan membantu

Judul Tesis : Analisis Pengaruh Persepsi Kemudahan, Manfaat, Kenyamanan Terhadap Keputusan Pembelian Online (Studi Kasus pada Konsumen Pengguna Layanan Dompet

Secara teoretis penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan terhadap perkembangan keilmuan, khususnya untuk memperkaya referensi berupa hasil penelitian yang berkaitan