• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

NOMOR 13 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK

NOMOR 13 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA DEPOK

TAHUN 2011 – 2016

(2)

Menimbang

:

a.

bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang mengamanatkan

bahwa Kepala Daerah terpilih wajib menyusun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) Daerah;

b.

bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah, yang mengamanatkan bahwa Kepala

c.

Daerah terpilih wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dan

huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana

Pembangunan

Jangka

Menengah

(RPJM)

Daerah

Kota

Depok

Tahun 2011-2016;

Mengingat

:

1.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya

2.

Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon

(Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

49,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3828);

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

3.

yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

NOMOR 13

TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK

NOMOR 13 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA DEPOK

TAHUN 2011 – 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA DEPOK,

(3)

2

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun

2004

Nomor 5,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

6. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4438);

9. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan

Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 5043);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4090);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2001 tentang Pelaporan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4124);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

(4)

3

13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan

dan Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4664);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4815);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara

Penyusunan,

Pengendalian

dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

21. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang

Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;

22. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

(5)

4

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

24. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 01 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Depok Tahun 2006-2025

(Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2008 Nomor 01);

25. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pokok-Pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 1);

26. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 07 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah

Kota Depok (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 07);

27. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 08 Tahun 2008 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2008 Nomor 08)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 06

Tahun 2010 (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2010 Nomor 06 );

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DEPOK

dan

WALIKOTA DEPOK

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

:

PERATURAAN

DAERAH

KOTA

DEPOK

TENTANG

RENCANA

PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA DEPOK TAHUN

2011 – 2016.

BAB I KETENTUAN

UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1.

Daerah adalah Kota Depok.

2.

Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah.

3.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD, adalah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok.

4.

Walikota adalah Walikota Depok.

(6)

5

6.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disebut

Bappeda, adalah OPD Daerah yang bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan

tugas

dan

fungsi

perencanaan pembangunan

di Kota Depok.

7.

Organisasi Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat OPD, adalah

Organisasi Perangkat Daerah yang bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang tertentu.

8.

Instansi Vertikal adalah Perangkat Kementerian atau Lembaga Pemerintah

Pusat di Daerah

9.

Masyarakat adalah orang perorangan, kelompok orang, termasuk

masyarakat hukum adat atau badan hukum yang berkepentingan dengan

kegiatan dan hasil pembangunan.

10. Dunia Usaha adalah usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah dan

usaha besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

11. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa

depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan

sumber daya yang tersedia.

12. Perencanaan Pembangunan Tahunan adalah proses penyusunan rencana

pembangunan daerah yang dilaksanakan untuk menghasilkan dokumen

perencanaan selama periode 1 (satu) tahun.

13. Rencana Pembangunan

Jangka Panjang,

yang

selanjutnya

disingkat RPJP, adalah dokumen perencanaan untuk periode 20

( dua puluh ) tahun yang memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka

panjang Kota Depok.

14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya disingkat

RPJM, adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun.

15. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut RKPD adalah

rencana kerja tahunan daerah yang merupakan dokumen perencanaan

pembangunan daerah untuk priode 1 (satu) tahun.

16. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok yang selanjutnya disebut

RTRW Kota Depok adalah hasil perencanaan tata ruang wilayah yang

mengatur struktur dan pola ruang Kota Depok untuk periode 20 (dua puluh)

tahun.

17. Rencana Pembangunan Tahunan Organisasi Perangkat Daerah yang

selanjutnya disebut Renja-OPD, adalah dokumen perencanaan OPD untuk

periode 1 (satu) tahun.

(7)

6

18. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Organisasi Perangkat Daerah,

yang selanjutnya disebut Renstra-OPD, adalah dokumen perencanaan

OPD untuk periode 5 (lima) tahun.

19. Pembangunan Daerah adalah perubahan yang dilakukan secara terus-

menerus dan terencana oleh seluruh komponen di daerah untuk

mewujudkan visi daerah.

20. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

periode perencanaan.

21. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

22. Isu-isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau

dikedepankan dalam perencanaan

pembangunan daerah

karena

dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat

penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang dan menentukan tujuan

penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang.

23. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk

mewujudkan visi dan misi.

24. Kebijakan adalah

arah/tindakan

yang

diambil

oleh

Pemerintah

Pusat/Daerah untuk mewujudkan visi dan misi.

25. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi 1 (satu) atau lebih

kegiatan yang dilaksanakan oleh OPD untuk mencapai sasaran dan tujuan

serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang

dikoordinasikan oleh OPD.

26. Indikator Kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau

kualitatif yang terdiri dari unsur masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat,

dan/atau darnpak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu

kegiatan.

27. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau

keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

28. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut

APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang

dibahas dan disetujui bersama Pemerintah Daerah dengan DPRD dan

ditetapkan dengan Perda.

(8)

7

BAB II

KEDUDUKAN

Pasal 2

RPJM Daerah Kota Depok Tahun 2011-2016 merupakan :

a.

penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah ke dalam strategi

pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Kepala Daerah

dan arah kebijakan keuangan daerah dengan mempertimbangkan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota Depok

Tahun 2006-2025;dan

b.

dokumen perencanaan daerah yang memberikan arah sekaligus acuan

bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah dalam mewujudkan

pembangunan daerah yang berkesinambungan.

BAB III MAKSUD DAN

TUJUAN Pasal 3

Maksud dan tujuan penetapan RPJM Daerah adalah untuk menetapkan

pedoman perencanaan sebagai acuan dalam :

a.

penyusunan Renstra-OPD, RKPD,

Renja-OPD dan perencanaan

penganggaran;dan

b.

mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan

terpadu antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan Kota

serta dengan Kabupaten/Kota yang berbatasan.

BAB IV

SISTEMATIKA

Pasal 4

Sistematika RPJM Daerah Kota Depok Tahun 2011-2016 meliputi :

a. BAB I

: PENDAHULUAN

Memuat latar belakang, landasan hukum, hubungan antar

dokumen, sistematika penyusunan, maksud dan tujuan.

b. BAB II

: GAMBARAN UMUM KOTA DEPOK

Memuat telaahan terhadap kondisi Kota Depok dari aspek

geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat,

aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah.

(9)

8

c.

BAB III

:

GAMBARAN

PENGELOLAAN

KEUANGAN

KOTA

DEPOK

Memuat evaluasi pembangunan daerah terhadap kinerja

d.

BAB IV

:

keuangan masa lalu, kebijakan pengelolaan keuangan masa

lalu dan kerangka pendanaan.

ISU-ISU STRATEGIS

e.

BAB V

:

Memuat tantangan dan permasalahan pembangunan yang

akan dihadapi selama 5 (lima) tahun dan isu strategis.

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

f.

BAB VI

:

Memuat visi dan misi pemerintah daerah untuk kurun

waktu 5 (lima) tahun ke depan, tujuan dan sasaran dari

misi tersebut.

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

g.

BAB VII

:

Memuat dan menjelaskan arah kebijakan pembangunan

Daerah, program pembangunan daerah dan indikator kinerja

serta tahapan pencapaian.

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

DAERAH

Menjelaskan hubungan antara kebijakan umum yang berisi

arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang

h.

BAB VIII

:

dipilih dengan target capaian indikator kinerja dan program

pembangunan daerah.

INDIKASI RENCANA PROGRAM

PRIORITAS DAN

PENDANAAN

i.

BAB IX

:

Menjelaskan rencana program prioritas serta kebijakan

keuangan daerah untuk memenuhi kebutuhan pendanaan

selama 5 (lima) tahun.

INDIKATOR KINERJA DAERAH

memuat indikator kinerja daerah yang memberi gambaran

tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi

Kepala Daerah dari sisi keberhasilan penyelenggaraan

pemerintahan daerah, dalam memenuhi kinerja pada aspek

kesejahteraan,

layanan

dan

daya

saing.

Ukuran

keberhasilan ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator

outcome

program pembangunan daerah setiap tahun

sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir priode

j.

BAB X

:

RPJMD dapat dicapai.

PENUTUP

(10)

9

BAB V

ISI DAN URAIAN RPJM DAERAH

Pasal 5

Isi dan uraian RPJM Daerah Kota Depok Tahun 2011-2016 sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4, tercantum pada lampiran sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB VI PENGENDALIAN DAN

EVALUASI Pasal 6

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap

pelaksanaan RPJM Daerah Kota Depok Tahun 2011-2016.

(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJM Daerah

Kota Depok 2011-2016 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengacu

pada peraturan yang berlaku.

BAB VII KETENTUAN

PENUTUP Pasal 7

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar

setiap

orang mengetahuinya,

memerintahkan

pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah

Kota Depok.

Ditetapkan di Depok

pada tanggal 23 September 2011

WALIKOTA DEPOK,

ttd.

Diundangkan di Depok

pada tanggal 23 September 2011

SEKRETARIS DAERAH KOTA DEPOK

ttd.

H. NUR MAHMUDI ISMA’IL

H. ETY SURYAHATI, SE, M.Si

NIP 19631217 198903 2 006

(11)

10

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KOTA DEPOK TAHUN 2011-2016

I. UMUM

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota Depok Tahun

2011-2016 merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk

kurun waktu 5 (lima) tahun, yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk setiap jangka waktu 1 (satu)

tahun. Berdasarkan pasal 5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menyatakan bahwa Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah merupakan penjabaran visi,

misi dan program Kepala Daerah ke dalam strategi pembangunan daerah,

kebijakan umum, program prioritas Kepala Daerah, dan arah kebijakan

keuangan daerah, dengan berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 01

Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah

Kota Depok Tahun 2006-2025.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah tersebut digunakan

sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD), yang merupakan rencana pembangunan tahunan daerah, serta

memuat prioritas pembangunan daerah, rancangan kerangka ekonomi makro

yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah

kebijakan fiskal, serta program dan kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi

dan pendanaan yang bersifat indikatif.

Kurun waktu Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah adalah

5 (lima) tahun. Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Daerah Tahun 2011-2016 terbagi dalam tahapan perencanaan pembangunan

pada periodisasi perencanaan pembangunan tahunan yang dituangkan dalam :

a. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2012

b. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2013

c. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2014

d. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015

e. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016

(12)

11

Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Daerah Kota Depok Tahun 2011-2016, sangat tergantung

dari kesepakatan, kesepahaman dan komitmen bersama antara Pemerintah

Kota Depok, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat, serta

pemangku kepentingan di Kota Depok.

Dalam rangka menjaga kontinuitas pembangunan dan menghindarkan

kekosongan rencana pembangunan daerah, Walikota yang sedang memerintah

pada tahun terakhir pemerintahannya diwajibkan menyusun Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (RAPBD) pada tahun pertama periode Pemerintahan Walikota

berikutnya yaitu pada tahun 2016. Namun demikian, Walikota terpilih pada

periode berikutnya tetap mempunyai ruang gerak yang luas untuk

menyempurnakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) melalui

mekanisme perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD-P)

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara. Dengan adanya kewenangan untuk menyusun Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (RAPBD), maka jangka waktu keseluruhan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah adalah 2011-2016.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Isitilah-istilah dalam pasal ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya

salah tafsir dan salah pengertian dalam memahami dan melaksanakan

pasal-pasal dalam Peraturan Daerah ini.

Pasal 2

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah mempunyai

kedudukan sebagai kerangka dasar pengelolaan pembangunan daerah

dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, yang merupakan penjabaran

pembangunan Kota Depok dengan tetap memperhatikan arahan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Provinsi Jawa Barat serta merupakan pedoman dalam :

a. Penyusunan Renstra-OPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD), Renja-OPD, dan perencanaan penganggaran;

b. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan

terpadu antara Perencanaan Pembangunan Nasional, Provinsi serta

kabupaten/kota yang berbatasan.

(13)

12

Pasal 3

Tujuan yang ingin dicapai dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota

Depok tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah

Kota Depok Tahun 2011-2016 adalah untuk :

1. Mengidentifikasi perkembangan pembangunan dan pemerintahan di

Kota Depok dengan mempertimbangkan segala potensi dan sumber

daya yang dimiliki Kota Depok.

2. Merumuskan visi dan misi Kota Depok yang akan dicapai melalui

serangkaian tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, dan program

prioritas pembangunan daerah jangka menengah.

3. Menyediakan dokumen perencanaan pembangunan untuk 5 (lima)

tahun yang bersifat indikatif yang memuat kerangka makro kota Depok

dan pilihan program prioritas setelah dibahas dalam rangkaian forum

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJM

Daerah.

4. Sebagai bahan acuan utama dalam menyusun Rencana Strategis

Organisasi Perangkat

Daerah (Renstra-OPD),

Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja Organisasi Perangkat

Daerah (Renja-OPD) dan perencanaan penganggaran.

5. Menyediakan rancangan tolok ukur untuk mengukur dan melakukan

evaluasi kinerja tahunan setiap OPD.

6. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah Daerah dalam

mencapai tujuan pembangunan jangka menengah dengan cara

menyusun program dan kegiatan secara terarah, terpadu, dan terukur.

Pasal 4

Cukup Jelas

Pasal 5

Cukup Jelas

Pasal 6

Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

(14)

13

Pasal 7

Cukup Jelas

Pasal 8

Cukup Jelas

(15)

LAMPIRAN

PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK

NOMOR 13 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA DEPOK

TAHUN 2011 – 2016

(16)

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi ...

i

Daftar Tabel ...

v

Daftar Gambar ...

vii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang ...

1

1.2.

Landasan Hukum ...

2

1.3.

Hubungan Dokumen RPJM Daerah dengan Dokumen

Perencanaan Lainnya ...

5

1.4.

Sistematika Penulisan ...

6

1.5.

Maksud dan Tujuan Penyusunan RPJMD Kota Depok ...

7

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA DEPOK

2.1.

Aspek Geografis dan Demografis Kota Depok...

8

2.1.1

Aspek Geografis Kota Depok ...

8

2.1.2

Kondisi Demografis Kota Depok ...

12

2.2.

Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kota Depok ...

15

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ...

15

2.2.1.1 Perkembangan Pendapatan Daerah Regional

Bruto (PDRB) ...

15

2.2.1.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi ...

17

2.2.1.3 PDRB Perkapita Daerah dan Gini Ratio Daerah ...

17

(17)

Halaman

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial ...

19

2.2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia ...

19

2.2.2.2 Indeks Pendidikan Masyarakat ...

20

2.2.2.3. Indeks Kesehatan Masyarakat ...

20

2.3. Aspek Pelayanan Umum ...

21

2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib ...

21

2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan ...

22

2.4. Aspek Daya Saing Daerah ...

24

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ...

24

2.4.2. Fokus Fasilitas dan Infrastruktur Wilayah ...

25

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi ...

27

2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia ...

29

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA DEPOK

3.1.

Kinerja Keuangan Masa Lalu ... 35

3.1.1. Kinerja Pendapatan Daerah ... 35

3.1.1.1. Kinerja Pajak Daerah ... 38

3.1.1.2. Kinerja Retribusi Daerah ...

39

3.1.1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang

Dipisahkan ...

40

3.1.1.4. Dana Perimbangan ... 41

3.1.1.5. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah ... 41

3.1.2. Neraca Daerah ... 42

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ... 45

3.2.1. Kebijakan Umum Belanja Daerah ... 45

3.2.2. Proporsi Penggunaan Anggaran ... 46

(18)

Halaman

3.3. Kerangka Pendanaan ...

52

3.3.1. Proyeksi Pendapatan Daerah ... 53

3.3.2. Proyeksi Belanja Daerah ... 55

3.3.3. Proyeksi Pembiayaan Daerah ... 57

BAB IV

ISU – ISU STRATEGIS

4.1. Permasalahan Pembangunan Kota Depok ...

60

4.1.1. Aspek Geografis ...

61

4.1.2 Aspek Demografis ………...

61

4.1.3. Aspek Sosial Kemasyarakatan ...

62

4.1.4. Aspek Pelayanan Umum ...

63

4.1.5. Aspek Perekonomian ...

66

4.2. Isu-isu Strategis ...

67

BAB V

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

5.1 Visi ...

72

5.2 Misi ...

72

5.3 Tujuan dan Sasaran ...

72

BAB VI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Misi I (Pertama) ...

76

6.2 Strategi dan Arah Kebijakan Misi II (Kedua) ...

77

6.3 Strategi dan Arah Kebijakan Misi III (Ketiga) ...

78

6.4 Strategi dan Arah Kebijakan Misi IV (Keempat) ...

78

BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

83

7.1

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi I (Pertama) ...

83

(19)

7.3

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi III (Ketiga) ...

86

7.4

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi IV (Keempat) ...

87

BAB VIII

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN PENDANAAN

100

8.1 Program Unggulan Kepala Daerah...

100

8.2 Program Andalan Daerah……...

100

8.3 Program Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah...

100

BAB IX

INDIKATOR KINERJA DAERAH ...

137

BAB X

PENUTUP ...

146

10.1 Pedoman Transisi... 147

(20)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penggunaan Lahan Kota Depok Tahun 2009 ...

11

Tabel 2.2

Kepadatan Penduduk Kota Depok Tahun 2009 ...

13

Tabel 2.3

Kondisi Ruas Jalan dengan nilai V/A > 0,8 ...

26

Tabel 2.4

Capaian Indikator Makro Kota Depok di Bidang Infrastruktur ...

27

Tabel 2.5

Jenis, Tindakan dan Masalah Ketertiban Masyarakat Kota Depok ...

28

Tabel 2.6

Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kota Depok

Tahun 2010...

30

Tabel 3.1

Realisasi Pendapatan Daerah Kota Depok Tahun 2006-2010 ...

36

Tabel 3.2

Perkembangan Pendapatan Asli Daerah APBD Kota Depok ...

38

Tabel 3.3

Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Pemerintah Kota Depok Tahun

2006-2010 ...

43

Tabel 3.4

Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Kota Depok Tahun

2007-2010...

44

Tabel 3.5

Anggaran dan Realisasi Belanja APBD Kota Depok Tahun 2006-2010 ...

48

Tabel 3.6

Surplus / Defisit Riil Anggaran Pemerintah Kota Depok Tahun 2007-2010

50

Tabel 3.7

Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Pemerintah Kota Depok Tahun

2007-2010 ...

51

Tabel 3.8

Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Pemerintah Kota Depok

Tahun 2007-2010 ...

52

Tabel 4.1

Arahan Pemanfaatan Ruang dalam RT RW Kota Depok 2010-2030 ...

69

Tabel 4.2

Telahan Isu Strategis Pembangunan Kota Depok Terkait Isu Perencanaan

Pusat, Regional dan Kota serta Permasalahan Pembangunan Kota Depok

dalam RPJM Daerah Tahap II ...

71

Tabel 5.1

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kota Depok ...

75

(21)

Tabel 7.1

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Jangka Menengah Daerah

terkait dengan Misi ...

90

Tabel 8.1

Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan

Kota Depok 2011-2016 ...

101

Tabel 9.1

Indikator Kinerja Pembangunan Kota Depok 2011-2016 …………...

137

Tabel 9.2

Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan

(22)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1

Pola Hubungan Dokumen RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan

Lainnya ...

5

Gambar 2.1

Pembagian Administrasi Kota Depok Pasca Pemekaran Tahun 2008 ...

9

Gambar 2.2

Jumlah Penduduk Kota Depok Tahun 2006-2010 ...

12

Gambar 2.3

Komposisi Penduduk Kota Depok Menurut Lapangan Usaha ...

13

Gambar 2.4

Proporsi Penduduk 10 Tahun ke atas menurut ijazah Tertinggi yang

dimiliki Kota Depok Tahun 2006-2009 ...

14

Gambar 2.5

Proporsi Penduduk Menurut Agama Tahun 2009 ...

14

Gambar 2.6

Pertumbuhan PDRB Kota Depok Tahun 2005-2009 ...

15

Gambar 2.7

Distribusi PDRB Kota Depok Sektor Tahun 2005-2009,

Atas dasar Harga Konstan Tahun 2000 ...

15

Gambar 2.8

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Depok Tahun 2005-2009, atas

dasar Harga Konstan Tahun 2000 ...

17

Gambar 2.9

Laju Pertumbuhan Inflasi Kota Depok Tahun 2008-2010 ...

19

Gambar 2.10

Nilai IPM Kota Depok dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2009 ...

19

Gambar 2.11

Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah 2005-2009 ...

20

Gambar 2.12

Nilai AHH Kota Depok dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2009 ...

20

Gambar 2.13

Nilai IKM Rata-rata Kota Depok Tahun 2007-2010 ...

21

Gambar 2.14

Perkembangan Jumlah Fasilitas Kesehatan Masyarakat

2006-2010...

22

Gambar 2.15

Pelayanan SIUP Kota Depok Tahun 2005-2009 ...

23

Gambar 2.16

Perkembangan Jumlah Kios/Los dan Pedagang Kaki Lima Tahun

2005-2009 ...

23

(23)

Gambar 2.18

Pola Konsumsi Masyarakat Kota Depok 2005-2009 ...

25

Gambar 2.19

Kondisi Jalan Kota Depok Tahun 2009 ...

26

Gambar 2.20

Nilai APM Kota Depok Tahun 2006-2009 ...

29

Gambar 3.1

Target dan Realisasi Pendapatan Tahun 2006-2010 ...

37

Gambar 3.2

Realisasi Pajak Daerah Kota Depok Tahun 2006-2010 ...

38

Gambar 3.3

Kontribusi Pajak Menurut Jenisnya ...

39

Gambar 3.4

Realisasi Retribusi Daerah Kota Depok Tahun 2006-2010 ...

40

Gambar 3.5

Kontribusi Retribusi Daerah Menurut Jenisnya ...

40

Gambar 3.6

Realisasi Bagian Laba atas Penyertaan Modal yang dipisahkan Tahun

2006-2010 ...

41

Gambar 3.7

Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2006-2010 ...

41

Gambar 3.8

Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Tahun 2006-2010 ...

42

Gambar 3.9

Realisasi Belanja APBD Kota Depok Tahun 2006-2010 ...

46

Gambar 3.10

Proporsi Realisasi Belanja APBD Kota Depok Tahun 2007-2010 ...

47

Gambar 3.11

Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Depok berdasarkan Sumbernya ...

53

Gambar 3.12

Proyeksi Kontribusi Sumber Pendapatan Daerah ...

54

Gambar 3.13

Proyeksi PAD Kota Depok 2011-2016 ...

54

Gambar 3.14

Proyeksi Belanja Daerah Kota Depok 2011-2016 ...

55

Gambar 3.15

Proyeksi Proporsi Belanja Tidak Langsung

Kota Depok 2011-2016 ...

56

Gambar 3.16

Proyeksi Surplus/Defisit APBD Kota Depok 2011-2016 ...

57

Gambar 3.17

Proporsi Pendanaan Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Tahun

2011-2016 ...

57

Gambar 3.18

Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2011-2016 ...

58

Gambar 4.1

Pola Hubungan Antara Permasalahan Kota Depok, Rumusan Visi Misi dan

(24)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah merupakan

pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD) serta memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.

RPJM Daerah Kota Depok Tahun 2011-2016 merupakan produk perencanaan jangka menengah

tahap kedua dari pelaksanaan RPJPD Kota Depok Tahun 2006-2025 yang mengamanatkan

adanya upaya peningkatan kualitas pelayanan publik, pengembangan kompetensi SDM,

pengembangan produk dan jasa unggulan, serta pemeliharaan dan peningkatan infrastruktur

sektor unggulan.

RPJM Daerah sebagai bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional memuat

penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah ke dalam strategi pembangunan

daerah, kebijakan umum, program prioritas, dan arah kebijakan keuangan daerah. Program

proritas meliputi program OPD, program lintas OPD dan program kewilayahan. Proses

penyusunannya menggunakan lima pendekatan dalam seluruh rangkaian perencanaan, yaitu:

politik, teknokratik, partisipatif, atas-bawah (

top-down

), dan bawah-atas (

bottom-up

).

Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses penyusunan

suatu rencana karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program

pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon Kepala Daerah. Oleh karena itu, rencana

pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala

Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah. Perencanaan

dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metoda dan kerangka

berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu.

Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak

yang berkepentingan (

stakeholders

) terhadap pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk

mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Sedangkan pendekatan atas-bawah

dan, bawah-atas dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana

hasil proses atas-bawah dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan

baik di tingkat kabupaten/kota, kecamatan, dan kelurahan.

RPJM Daerah disusun bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan

kewenangan masing-masing, mengintegrasikan rencana tataruang dengan rencana

(25)

pembangunan daerah, serta dilaksanakan berdasarkan kondisi permasalahan dan potensi

yang dimiliki oleh daerah sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dokumen RPJM

Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah paling lama enam bulan setelah kepala daerah

dilantik, melalui 6 (enam) tahapan sebagaimana diatur dalam Permendagri No. 54 Tahun 2010

tentang Pelaksanaan PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yaitu meliputi

1) Persiapan penyusunan RPJM Daerah, 2) Penyusunan rancangan awal RPJM Daerah,

3) Penyusunan rancangan RPJM Daerah, 4) Pelaksanaan musrenbang RPJM Daerah,

5) Perumusan rancangan akhir RPJM Daerah, dan 6) Penetapan Peraturan Daerah tentang

RPJM Daerah.

Keberadaan RPJM Daerah ini akan menjadi patokan kerja bagi Kepala Daerah terpilih dalam

melaksanakan tugas-tugasnya selama 5 (lima) tahun mendatang. RPJM Daerah akan

dijabarkan setiap tahunnya ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan menjadi

pedoman dalam penyusunan Renstra OPD.

I.2. Landasan Hukum

Penyusunan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota

Depok Tahun 2011-2016 dilakukan dengan berlandaskan kepada beberapa ketentuan hukum,

perundang-undangan, dan peraturan pendukung lainnya sebagai berikut:

1.

Undang-undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat

II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor

49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3828);

2.

Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bebas dan

Bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

3.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4286).

4.

Undang-undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4389);

5.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

(26)

6.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4844);

7.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

8.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4725);

9.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4846);

10.

Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 5043);

11.

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

12.

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001

Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090);

13.

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 100,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4124);

14.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

15.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4593);

(27)

16.

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

17.

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

18.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

19.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

20.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelanggaraan

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

21.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4817);

22.

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48);

23.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan

Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah

Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107);

24.

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

25.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan

Lembaga Kemasyarakatan;

26.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian,

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

27.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat;

28.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan atas

Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013;

(28)

29.

Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Wajib

dan Pilihan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Depok (Lembaran Daerah Kota

Depok Tahun 2008 Nomor 07);

30.

Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan

Organisasi Perangkat daerah (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2008 Nomor 34)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2010 (Lembaran

Daerah Kota Depok Tahun 2010 Nomor 06).

1.3 Hubungan Dokumen RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan sebagaimana yang telah

diamanatkan dalam UU No.25 tahun 2004, maka keberadaan RPJM Daerah Kota Depok Tahun

2011-2016 merupakan satu bagian yang utuh dari manajemen kerja di lingkungan Pemerintah

Kota Depok khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang tertuang dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tahun Depok Tahun 2006-2025

dengan tetap memperhatikan arahan RPJM Nasional Tahun 2010 – 2014 dan RPJM Daerah

Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013.

Gambar 1 .1

Pola Hubungan Dokumen RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Selanjutnya, untuk setiap tahunnya selama periode perencanaan, RPJM Daerah sebagai

dokumen strategik perlu dijabarkan ke dalam kebijakan taktikal berupa Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Depok , yang akan menjadi acuan bagi OPD untuk menyusun

Rencana Kerja (Renja) OPD. RKPD Kota Depok akan menjadi pedoman bagi penyusunan

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Depok.

(29)

1.4. Sistematika Penulisan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

1.2.

Landasan Hukum

1.3.

Hubungan Dokumen RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

1.4.

Sistematika Penulisan

1.5.

Maksud dan Tujuan Penyusunan RPJM Daerah Kota Depok

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA DEPOK

2.1.

Aspek Geografis dan Demografis Kota Depok

2.2.

Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kota Depok

2.3.

Aspek Pelayanan Umum

2.4.

Aspek Daya Saing Daerah

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA DEPOK

3.1.

Kinerja Keuangan Masa Lalu

3.2.

Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

3.3.

Kerangka Pendanaan

BAB IV

ISU-ISU STRATEGIS

4.1.

Permasalahan Pembangunan Kota Depok

4.2.

Isu-isu Strategis

BAB V

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

5.1.

Visi

5.2.

Misi

5.3.

Tujuan dan Sasaran

BAB VI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN PENDANAAN

BAB IX

INDIKATOR KINERJA DAERAH

(30)

I.5. Maksud dan Tujuan Penyusunan RPJM Daerah Kota Depok

Maksud penyusunan RPJM Daerah Kota Depok Tahun 2011 – 2016 adalah untuk memberikan

arah dan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,

masyarakat dan dunia usaha dalam membangun kesepahaman, kesepakatan dan komitmen

guna mewujudkan visi dan misi Kota Depok Tahun 2011-2016.

Sedangkan tujuan penyusunan RPJM Daerah Kota Depok Tahun 2011 – 2016 adalah :

1.

Mengidentifikasi perkembangan pembangunan dan pemerintahan di Kota Depok dengan

mempertimbangkan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki Kota Depok.

2.

Merumuskan visi dan misi Kota Depok yang akan dicapai melalui serangkaian tujuan,

sasaran, strategi, arah kebijakan, dan program prioritas pembangunan daerah jangka

menengah.

3.

Menyediakan dokumen perencanaan pembangunan untuk 5 (lima) tahun yang bersifat

indikatif yang memuat kerangka makro kota Depok dan pilihan program prioritas setelah

dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)

RPJM Daerah.

4.

Sebagai bahan acuan utama dalam menyusun Rencana Strategis Organisasi Perangkat

Daerah (Renstra-OPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja

Organisasi Perangkat Daerah (Renja-OPD) dan perencanaan penganggaran.

5.

Menyediakan rancangan tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja

tahunan setiap OPD.

6.

Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan

pembangunan jangka menengah dengan cara menyusun program dan kegiatan secara

terarah, terpadu, dan terukur.

(31)

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA DEPOK

2.1. Aspek Geografis dan Demografis Kota Depok

2.1.1. Aspek Geografis Kota Depok

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat : 6° 19’ 00’’-6° 28’ 00’’ Lintang

Selatan dan 106° 43’ 00’’-106° 55’ 30’’ Bujur Timur. Kota Depok memiliki luas wilayah 200,29

km

2

atau 0,58 % dari luas Provinsi Jawa Barat, berbatasan langsung dengan tiga

kabupaten/kota dan dua provinsi yaitu :

a.

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi

Banten dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

b.

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi dan Kecamatan

Gunung Putri Kabupaten Bogor;

c.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan

Bojonggede Kabupaten Bogor;

d.

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Gunung Sindur

Kabupaten Bogor

Secara administratif, berdasarkan Perda No 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Wilayah

Kecamatan di Kota Depok, Pemerintahan Kota Depok yang tadinya terdiri dari 6 Kecamatan

dimekarkan menjadi 11 Kecamatan yakni Kec. Cimanggis, Kec. Sukmajaya, Kec. Tapos, Kec.

Sawangan, Kec. Pancoran Mas, Kec. Limo, Kec. Beji, Kec. Cinere, Kec. Bojongsari, Kec.

Cipayung dan Kec. Cilodong sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Dari sisi topografi, umumnya kemiringan lahan di Kota Depok berkisar 8-15%. Namun

terdapat pula kecamatan dengan kemiringan rendah yaitu di sebagian Kecamatan

Cinere, Kecamatan Beji Kecamatan Cimanggis. Sedangkan daerah dengan kemiringan

>15% terbentang dari Selatan ke Utara yaitu di sepanjang sungai yang melintasi Kota

Depok.

Berdasarkan kondisi hidrogeologi, Kota Depok didominasi oleh kelompok litiligi

endapan lanau, pasir, kerikil dan kerakal hasil pengendapan kembali endapan vulkanik

kwarter (

kipas alluvial muda

) serta konglomerat dan pasir sungai (

endapan alluvial tua

),

dengan tingkat kelulusan air sedang sampai tinggi termasuk akifer dengan

produktivitas tinggi di bagian utara dan akifer dengan produktivitas sedang di bagian

selatan dengan penyebaran akifer luas dengan debit antara 1-5 liter/detik. Keadaan ini

(32)

menunjukkan bahwa Kota Depok memiliki kandungan air tanah yang cukup baik.

Selain sumberdaya air tanah di Kota Depok juga terdapat sumberdaya air lain yang

berasal dari sumberdaya air permukaan yang meliputi 30 setu dan 14 sungai yang

melintasi Kota Depok.

Gambar 2.1

Pembagian Administrasi Kota Depok

Pasca Pemekaran Tahun 2008

Sumber : Draft RTRW Kota Depok 2010-2030

Secara umum wilayah Kota Depok memiliki daya dukung yang cukup untuk pengembangan

kegiatan budidaya baik budidaya pertanian maupun non pertanian. Namun ada beberapa

bagian wilayah yang memiliki daya dukung rendah untuk pengembangan meskipun dengan

upaya teknologi yaitu daerah dengan kemiringan lereng curam/tinggi, rawan longsor, dan

potensi erosi, di antaranya adalah kawasan sempadan Sungai Ciliwung, Cikeas, Pesanggrahan

dan Sungai Angke. Selain itu

daerah yang termasuk wilayah kendala/limitasi adalah sempadan

jalur pipa gas, sempadan jalan kereta api, sempadan setu dan sempadan jalur distribusi energi

listrik saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET).

Dari sisi penggunaan lahan, berdasarkan rancangan RTRW Kota Depok 2010-2030 tercatat

bahwa proporsi lahan terbangun meningkat pesat dalam 5 tahun terakhir, dari sekitar 9.299

ha atau 46.49 % pada tahun 2005 menjadi sebesar 10.461,99 ha atau sekitar 52.23 % dari luas

wilayah Kota Depok. Dengan demikian, proporsi lahan tidak terbangun mengalami

penyusutan dari 53,51 % pada 2005 menjadi 47,64 % pada 2009. Ini berarti rata-rata

pertumbuhan lahan terbangun mencapai 3,14 % per tahun. Dominasi penggunaan lahan

(33)

terbangun terbesar diperuntukkan bagi lahan permukiman dengan luas sebesar 9540,64 ha

atau sebesar 48,57 % dari luas lahan Kota Depok. Kondisi penggunaan lahan tahun 2009

dapat diihat pada Tabel 2.1.

Evaluasi perkembangan guna lahan terhadap arahan Revisi RTRW Kota Depok 2005-2010

dalam kajian penyusunan RTRW 2010-2030 mencatat adanya ketidaksesuaian perkembangan

penggunaan lahan dari arahan pengembangan perumahan menjadi industri, terutama mulai

terlihat adanya pertumbuhan industri secara sporadis seperti di Jalan Meruyung, Jalan Raya

Parung dan Jalan Abdul Wahab. Selain itu, terdapat kecenderungan perkembangan kawasan

perumahan formal maupun swadaya pada lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan pertanian,

kawasan lindung setempat (sempadan sungai/irigasi, setu dan SUTET) serta meningkatnya

intensitas lahan pada kawasan perumahan kepadatan rendah menjadi kepadatan sedang

bahkan cenderung kepadatan tinggi seperti pada sebagian Kecamatan Sawangan, Limo dan

Cilodong. Selain itu berkembangnya guna lahan sepanjang jalan-jalan utama Kota Depok

menjadi kawasan fungsi campuran (

mixused

) antara peruntukan perkantoran, perdagangan

retail dan non retail.

(34)

Tabel 2.1 Penggunaan Lahan Kota Depok Tahun 2009

(35)

2.1.2. Kondisi Demografis Kota Depok

Dengan luas wilayah 200,29 km², berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, Kota Depok dihuni

oleh 1.736.565 jiwa, dengan sex ratio penduduk laki-laki terhadap perempuan sebesar 102. Jumlah

ini mengalami peningkatan sebesar 316.085

jiwa dari tahun 2006 yang baru mencapai 1.420.480

jiwa. Menurut perhitungan BPS pula, laju pertumbuhan penduduk (LPP) Kota Depok dalam 10

tahun terakhir menempati posisi kedua setelah Kabupaten Bekasi dengan nilai rata-rata sebesar

4,27%, dengan laju pertumbuhan tertinggi di kecamatan Limo sebesar 8,48% dan terendah di

kecamatan Sukmajaya sebesar 3,27% .

Gambar 2.2. Jumlah Penduduk Kota Depok Tahun 2006 - 2010

Sumber: Diolah dari Depok Dalam Angka 2005 – 2009 dan Sensus Penduduk 2010

Pertumbuhan penduduk yang demikian tinggi ini dipengaruhi oleh tingginya arus migrasi yang

masuk ke Kota Depok, mengingat Kota Depok dinilai sebagai daerah yang sangat strategis dilihat

dari seluruh fungsi kota, terutama jasa, perdagangan dan permukiman. Namun perubahan

menyolok ini juga dapat disebabkan oleh perbedaan sumber data. Data 2005-2009 menggunakan

data Depok Dalam Angka yang merupakan hasil proyeksi penduduk berdasarkan Sensus

Penduduk Tahun 2000. Sedangkan data 2010 menggunakan Data Sensus Penduduk 2010 yang

mencatat jumlah penduduk faktual yang ada di lokasi tanpa melihat status administrasi

kependudukannya.

Dari sisi kepadatan penduduk, Kepadatan rata-rata Kota Depok tahun 2010 mencapai 9 ribu

jiwa/km2 dengan kecamatan terpadat adalah Kecamatan Sukmajaya (12,9 ribu jiwa/km2) disusul

Kecamatan Pancoran Mas dan Beji (11,5 ribu jiwa/km2). Sedangkan kepadatan terendah adalah di

Kecamatan Sawangan (4.7 ribu jiwa/km2) dan Bojongsari (5.1 ribu jiwa/km2). Ini dapat dilihat

dalam Tabel 2.2 berikut.

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

2005 2006

2007

2008

2009

2010

PE

N

D

UD

UK

D

EPO

K

(J

UT

A

)

TAHUN

PENDUDUK

(36)

Tabel 2.2. Kepadatan Penduduk Kota Depok Tahun 2010

NO

KECAMATAN

JUMLAH

KELURAHAN

LUAS

(km2)

JUMLAH

RT

JUMLAH

RW

KEPADATAN

RATA-RATA

1

PANCORAN MAS

6

18.17

608

104

11,569

2

CIMANGGIS

6

21.3

637

91

11,372

3

SAWANGAN

7

26.13

356

75

4,721

4

LIMO

4

12.12

214

45

7,229

5

SUKMAJAYA

6

17.99

876

122

12,946

6

BEJI

6

14.3

371

72

11,516

7

CIPAYUNG

5

11.66

321

52

10,953

8

CILODONG

5

16.14

318

60

7,665

9

CINERE

4

10.68

203

41

10,096

10

TAPOS

7

32.24

597

126

6,718

11

BOJONG SARI

7

19.56

301

77

5,101

DEPOK

63

200.29

4802

865

9,080

Sumber: Diolah dari Perda Kota Depok No. 8 Tahun 2007, Depok Dalam Angka Tahun 2010 dan Kantor

Pemberdayaan Masyarakat dan Ketahanan Panga

n Tahun 2010

Profil penduduk Kota Depok dapat dilihat dari komposisi penduduknya, yakni berdasarkan jenis

kelamin, usia, lapangan usaha dan pendidikan. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk

laki-laki dalam 5 tahun terakhir lebih banyak daripada perempuan. Rasio penduduk laki-laki-laki-laki terhadap

perempuan pada 2010 adalah 102. Sedang dari usianya, persentase penduduk angkatan kerja (usia

antara 15 – 64 tahun) masih cukup tinggi yakni sekitar 73% pada tahun 2009.

Dari sisi lapangan usaha, komposisi penduduk yang bekerja di sektor pertanian cenderung tetap

dalam 5 tahun terakhir (kurang dari 5%), di sektor industri juga cenderung stagnan dengan kisaran

kurang dari 20%. Proporsi terbesar adalah di sektor perdagangan dan jasa dengan kisaran

masing-masing sekitar 30% (Gambar 2.3).

Gambar 2.3 Komposisi Penduduk Kota Depok Menurut Lapangan Usaha

Sumber : Diolah dari data Depok Dalam Angka 2005 – 2009 dan Inkesra Kota Depok Tahun 2010

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2005

2006

2007

2008

2009

2005

2006

2007

2008

2009

PERTANIAN

1.44

2.27

1.71

4.28

2.76

INDUSTRI

15.14

16.63

14.24

12.94

15.04

PERDAGANGAN

27.79

26.92

30.21

28.66

26.53

JASA

29.14

27.98

23.62

29.12

30.57

LAINNYA

26.49

26.19

30.22

25.00

25.09

Gambar

Tabel 2.1 Penggunaan Lahan Kota Depok Tahun 2009
Gambar 2.2. Jumlah Penduduk Kota Depok Tahun 2006 - 2010
Gambar 2.3 Komposisi Penduduk Kota Depok Menurut Lapangan Usaha
Gambar 2.4.  Proporsi Penduduk 10 Tahun Ke atas Menurut Ijazah Tertinggi   yang Dimiliki di Kota Depok Tahun  2006 – 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi Kualifikasi

Seiring dengan perkembangan pariwisata di Bali, maka pura dan sekitarnya (kawasan suci) dikomodifikasikan menjadi daya tarik wisata. Manfaat keberadaan Pura Uluwatu

minyak bumi serta perengkahan biomassa (Green et al., 2006). Model ini akan digunakan pada penelitian kali ini untuk diterapkan pada optimalisasi perengkahan

Layanan terpadu satu pintu yang selanjutnya disingkat LTSP adalah pelayanan penempatan Calon Tenaga Kerja Indonesia atau Tenaga Kerja Indonesia, yang dilakukan secara

Karya ini kupersembahkan kepada orangtuaku sebagai tanda bakti dan cintaku kepada mereka, saudara-saudaraku, serta adikku tercinta.. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Setiap tenaga kesehatan dilarang memberikan susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI kecuali dalam hal diperuntukkan

Desa Sebelet Ulu dan air kopras tidak jatuh ke kategori sangat rentan dan rentan terhadap perubahan iklim karena kedua desa ini memiliki indeks kemampuan