• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERBUKAAN DIRI PELAKU PERSELINGKUHAN DENGAN PASANGAN LEGAL DALAM HUBUNGAN PERNIKAHAN NASKAH PUBLIKLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KETERBUKAAN DIRI PELAKU PERSELINGKUHAN DENGAN PASANGAN LEGAL DALAM HUBUNGAN PERNIKAHAN NASKAH PUBLIKLASI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

KETERBUKAAN DIRI PELAKU PERSELINGKUHAN DENGAN PASANGAN LEGAL DALAM HUBUNGAN PERNIKAHAN

NASKAH PUBLIKLASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1

Ilmu Komunikasi

ELLA OKTA FRISTIANI L 100 110 087

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

3

KETERBUKAAN DIRI PELAKU PERSELINGKUHAN DENGAN PASANGAN LEGAL DALAM HUBUNGAN PERNIKAHAN

Ella Okta Fristiani Ellaoktafr@gmail.com L100110087

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Keterbukaan diri seseorang atau Self disclosure merupakan salah satu bentuk komunikasi, seseorang yang berusaha mengungkapkan informasi-informasi mengenai dirinya yang biasanya kita sembunyikan (DeVito: 1997). Tindakan perselingkuhan dan komunikasi yang diciptakan oleh pihak pelaku untuk dapat memuluskan hubungan perselingkuhan tidaklah mudah, pelaku harus tetap menjaga keutuhan rumah tangganya karena adanya tanggung jawab terhadap keluarga. Peneliti ingin mengetahui bagaimana hidden self, open self serta kategorisasi keterbukaan diri pelaku perselingkuhan terhadap pasangan legalnya dengan menganalisis masalah menggunakan teori keterbukaan diri dari DeVito. Metode penelitian studi kasus kualitatif menggunakan teknik sampling, purposive sampling dengan metode pengumpulan data wawancara mendalam. Hasil penelitian, pelaku menyembunyikan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan perselingkuhannya (hidden self)

karena faktor ketakutan akan kehilangan pasangan serta mendapatkan citra negatif. Pelaku juga memperluas area open self dengan membuka diri dengan tujuan untuk menutupi tindakan perselingkuhannya.

Kata kunci : Keterbukaan Diri, Perselingkuhan, Pernikahan

PENDAHULUAN

Pernikahan adalah hubungan

antar lawan jenis yang diakui secara

sosial, yang ditunjukkan untuk

melegalkan hubungan seksual,

melegitimasi membesarkan anak, dan

membangun pembagian peran diantara

sesama pasangan (Sarwono, 2009:73).

(4)

4

keharmonisan dalam suatu hubungan,

semua pasangan umumnya dilandasi

rasa kasih sayang, pengertian, dan

kepercayaan antara satu sama lain.

Namun tidak jarang

kepercayaan yang dibangun dalam

suatu hubungan disalahgunakan oleh

salah satu pihak demi kepentingan

pribadinya, salah satunya dengan

upaya melakukan penghianatan atau

selingkuh. Dalam suatu hubungan,

perselingkuhan dianggap sebagai

bentuk akhir/ utama dari

pengkhianatan, dimana umumnya

perselingkuhan didefinisikan sebagai

tindakan seksual di luar hubungan

yang sedang dijalani atau suatu ikatan

pernikahan.

Tindakan perselingkuhan dan

komunikasi yang diciptakan oleh pihak

pelaku untuk dapat memuluskan

hubungan perselingkuhan tentu tidak

mudah untuk dijalankan, karena

pelaku harus terus menerus melakukan

kebohongan terhadap pasangan primer.

Dalam upaya memuluskan tindakan

perselingkuhan yang dilakukan,

terdapat beberapa fakta tentang diri

pelaku perselingkuhan yang tidak

diungkapkan kepada pasangannya.

Menurut DeVito (1997: 10)

Keterbukaan diri seseorang atau Self

disclosure merupakan salah satu

bentuk komunikasi, dimana kita

berusaha mengungkapkan

informasi-informasi mengenai diri kita yang

biasanya kita sembunyikan.

Bentuk-bentuk pernyataan yang tidak

disengaja.

Pada tindakan perselingkuhan,

seorang pelaku perselingkuhan

(5)

5

keterbukaan dirinya. Seperti Jendela

keterbukaan diri yang diungkapkan

oleh Johari Window, kuadran pertama

yaitu Jendela Open pada Jendela

keterbukaan menyebutkan bahwa

seseorang menjadi seseorang yang

terbuka, yaitu terbuka dalam

memberikan informasi mengenai

dirinya kepada orang lain, namun pada

kuadran kedua yaitu Jendela Hidden

yang menyebutkan bahwa seseorang

akan berusaha menyembunyikan

informasi tentang dirinya dari orang

lain. Berdasarkan berita yang dilansir

oleh portal media online

Republika.co.id pada April 2012

menyebutkan bahwa perselingkuhan

mendominasi penyebab perceraian.

Pada Januari 2014, angka perceraian

naik 40% dari tahun sebelumnya dan

90% dari kasus perceraian yang

diajukan ke pengadilan Agama,

disebabkan karena faktor

perselingkuhan yang dilakukan oleh

pihak suami dan 10% dari dilakukan

oleh pihak istri. Kondisi tersebut

sangatlah memprihatinkan.

Dengan semakin maraknya

fenomena perselingkuhan yang terjadi

dalam sebuah hubungan pernikahan

yang terjadi saat ini, dengan

menggunakan studi kasus, peneliti

ingin mengetahui dan mencoba

mengulas tentang bagaimana open self

dan hidden self , serta bagaimana

kategorisasi keterbukaan diri (Self

Disclosure) pelaku perselingkuhan

dengan pasangan legal pada hubungan

pernikahan. KAJIAN TEORI

A. Konsep Diri dan Keterbukaan

Diri dalam Hubungan

(6)

6

Konsep diri merupakan

pandangan dan perasaan kita

terhadap diri kita. Persepsi tentang

diri bersifat psikologi, sosial, dan

juga fisis. Bagaimana watak diri

kita, bagaimana orang lain

memandang kita, konsep diri

meliputi apa yang kita pikirkan

dan apa yang kita rasakan tentang

diri kita (Jalaluddin, 2011: 99)

Menurut DeVito (1997: 10)

Keterbukaan diri seseorang atau

Self disclosure merupakan salah

satu bentuk komunikasi, dimana

kita berusaha mengungkapkan

informasi-informasi mengenai diri

kita yang biasanya kita

sembunyikan.

Keterbukaan diri yang

dilakukan seseorang ditandai

dengan tindakan seseorang yang

secara terbuka mengungkapkan

informasi mengenai diri sendiri

seperti harapan, ketakutan,

pikiran, perasaan, serta

pengalaman pribadi kita.

Keterbukaan diri memiliki

nilai-nilai yang sangat penting.

Pertama, dengan berbagi perasaan,

pikiran serta pengalaman pribadi

sering mempererat kedekatan

antarmanusia. Kedua, ketika orang

lain memahami diri kita mereka

dapat merespon kita secara lebih

sensitif. Ketiga, keterbukaan diri

mempengaruhi apa yang kita

ketahui tentang diri kita dan

bagaimana kita dapat merasa siapa

diri kita dihadapan orang banyak.

(Wood, 2013: 155).

Jendela Johari merupakan alat

untuk menelaah mengenai luas

dan hubungannya antara

(7)

7

umpan balik atau feedback dalam

suatu hubungan (Luft dalam

Budyatna 2011:40). Window

menggambarkan semua informasi

tentang diri anda yang dapat

diketahui. Jendela Johari

mencakup empat tipe informasi.

Area terbuka (open self) yaitu

informasi mengenai diri kita yang

orang lain dan diri kita ketahui.

Area buta (blind self) yaitu segala

informasi yang orang lain ketahui

mengenai diri kita namun kita

tidak mengetahui hal tersebut.

Area tersembunyi (hidden self),

yaitu meliputi informasi yang kita

ketahui tentang diri kita namun

kita memilih untuk tidak

memberikan informasi tentang diri

kita kepada orang lain. Area gelap

(unknown) yaitu kumpulan

informasi tentang diri kita yang

tidak kita ketahui dan orang lain

juga tidak mengetahi tentang hal

tersebut (Wood, 2013:155).

Pernikahan

Duval dan Miller (Sarwono,

2009:73) “pernikahan adalah hubungan pria dan wanita yang

diakui secara sosial yang

ditunjukkan untuk melegalkan

hubungan seksual, melegitimasi

dalam membesarkan anak, dan

membangun pembagian peran

diantara sesama pasangan”

B. Kebohongan Antarpribadi

Teori ini menyatakan bahwa

seseorang sering kali dihadapkan

pada situasi dimana mereka

membuat pernyataan yang kurang

jujur guna menghindar dari

melukai perasaan atau

menyenangkan orang lain, untuk

(8)

8

dirinya, atau untuk mempercepat

atau memperlambat suatu

hubungan (Buller et al dalam

Budyatna, 2011: 207).

Perselingkuhan

Beberapa alasan terjadinya

perselingkuhan menurut (Hall

dalam Intaglia Harsanti 2008: 3)

The boat-rocking affair, Terjadi

apabila merasa tidak puas dengan

hubungan yang dimiliki. The exit

affair, Terjadi ketika

perselingkuhan dijadikan cara

untuk lepas dari suatu hubungan.

The thrill affair, Ada sensasi

tersendiri sehingga hubungan

yang dilakukan terasa

menggairahkan, romantis dan

menarik. The three's company

affair, Terjadi karena tidak dapat

berkomitmen dengan satu orang /

merasa tercekik dalam hubungan

monogami.

Faktor-faktor Penyebab/

Alasan Selingkuh (Satiadarma

dalamHarsanti, 2008: 4)

a. Alasan Psikofisik

Adanya keterpikatan

secara fisik yang menggugah

untuk melakukan pendekatan

dengan orang lain. Mulai dari

paras, bentuk tubuh, tatapan

mata, nada bicara, gerakan

tubuh hingga cara berpakaian.

Kebutuhan biologis yaitu

selalu berusaha mencari

pemenuhan, seperti makan,

minum, bernafas & seks.

b. Alasan Sosial

Masalah kultural yaitu

adanya pengaruh tradisi masa

lampau, seperti wanita yang

(9)

9

melakukan hubungan seksual

di luar nikah walaupun ia

merasa sakit hati.

Perbedaan kelas sosial,

agama, dan kebiasaan

Ketidaksiapan menerima

perbedaan dan keunikan

pasangan. Desakan ekonomi

yaitu hubungan yang dilandasi

ikatan kerja yang tidak bisa

diatasi. Pengaruh teman

memiliki pengaruh besar,

apabila teman memberi

dukungan, besar kemungkinan

yang bersangkutan akan terus

melakukan perselingkuhan.

c. Alasan Psikologis

Masalah kepribadian

Adanya desakan kebutuhan

tertentu yang tidak dapat

dipenuhi bersama pasangan,

tetapi berpeluang untuk

dipenuhi di luar hubungan

perkawinan. Kebutuhan diri

yaitu kebutuhan akan pujian,

kasih sayang, penampilan fisik,

dan kebutuhan seksual.

Tekanan menggugah

munculnya dorongan

kebutuhan ke permukaan,

membangkitkan seseorang

berperilaku tertentu ke suatu

arah tertentu. Reduksi tegangan

terjadi apabila seseorang

membutuhkan sesuatu tetapi

tidak diperoleh. ketegangan

dapat pudar apabila sesuatu

diperoleh sesuai kebutuhan.

METODOLOGI

Jenis penelitian yang

digunakan adalah jenis penelitian

kualitatif dengan metode penelitian

(10)

10

Sumber data penelitian

didapatkan dari subjek penelitian atau

informan yang di anggap memenuhi

kriteria yang ditentukan oleh peneliti

dan memahami tentang topik

penelitian. Jenis sampel yang

digunakan adalah jenis purposive

sampling. Penulis menentukan subjek

penelitian berdasarkan kriteria yang

ditentukan oleh penulis, yaitu pertama

subjek merupakan orang yang sudah

memiliki ikatan pernikahan, kedua

subjek pernah atau sedang melakukan

kegiatan perselingkuhan. Jumlah

sample pada penelitian ini hanya

berjumlah satu orang.

Teknik pengumpulan data pada

penelitian ini menggunakan metode

wawancara mendalam secara tatap

muka langsung dengan subjek

penelitian. Teknik keabsahan data

peneliti membandingkan antara data

yang diperoleh dari narasumber

melalui wawanvara dengan teori yang

berkaitan dengan penelitian.

Teknik analisis yang digunakan

oleh peneliti adalah teknik analisis

data deskriptif, artinya dari data yang

diperoleh akan disajikan kemudian

dianalisis secara deskriptif, yaitu

setelah data terkumpul dan didapatkan

dari narasumber maka selanjutnya

data akan diidentifikasi, dikategorikan

kemudian ditafsirkan dan diambil

kesimpulan.

PEMBAHASAN

Upaya perselingkuhan yang

dilakukan oleh salah satu pasangan

yang dalam kasus ini adalah suami

yang melakukan tindakan

perselingkuhan, disebabkan oleh

beberapa faktor.

Berdasarkan pengakuan dari

(11)

11

mempegaruhi dirinya dalam

melakukan upaya perselingkuhan,

salah satunya adalah adanya

kebosanan dalam hubungan

pernikahannya. Kebosanan atau

kejenuhan yang dirasakan oleh

informan bersumber pada keadaan

rumah tangga yang dirasa monoton,

selain faktor kebosanan, informan juga

menginginkan adanya sensasi baru

dalam sebuah hubungan.

Kebosanan dalam hubungan

serta keinginan untuk mendapatkan

sensasi baru dalam suatu hubungan

dapat diartikan sebagai bentuk

ketidakpuasan suami terhadap

pasangannya atau istrinya. Munculnya

ketidakpuasan dengan pasangannya

tersebut yang menjadi latar belakang

paling kuat yang dirasakan oleh

informan.

Keterbukaan diri seseorang

merupakan konsep tentang tingkat

keterbukaan diri seseorang terhadap

orang lain maupun terhadap dirinya

sendiri. Apabila ditilik dari beberapa

faktor seseorang mengungkapkan

dirinya salah satunya adalah terhadap

orang yang disukai. Pernikahan

merupakan bentuk komitmen yang

dijalani oleh dua orang yaitu suami

dan istri yang memiliki keterikatan

hati yang kuat. Sehingga dalam

hubungan pernikahan seharusnya

memiliki tingkat keterbukaan dan

kenyaman yang tinggi akibat dari rasa

suka yang mendalam terhadap

pasangan. Pada tindakan

perselingkuhan, seorang pelaku

perselingkuhan mencoba bermain

dalam proses keterbukaan dirinya.

A. Keterbukaan Diri dengan Tujuan

(12)

12

Apabila dianalisis dari kasus

perselingkuhan yang berarti

adanya upaya penghianatan dalam

hubungan pernikahan, tingkat

keterbukaan dari pelaku

perselingkuhan dapat mengalami

perubahan.

Informan melakukan

keterbukaan diri seperti

keterbukaan akan perasaan dengan

cara mengungkapkan perasaan

cinta melalui ucapan verbal dan

nonverbal. informan melakukan

keterbukaan diri dengan sering

memberikan ucapan cinta dan

bentuk-bentuk perhatian lainnya

seperti sering memberikan hadiah

kepada istrinya serta berusaha

untuk selalu dapat mendengarkan

keluhan-keluhan yang tengah

dirasakan oleh pasangannya.

Ungkapan tersebut dimaksudkan

untuk menunjukkan bentuk

perhatian kepada pasangan.

Dari upaya keterbukaan diri

yang dilakukan oleh informan

tersebut, tidak terlepas dari tujuan

yang menyimpang, informan

mengharapakan agar pasangan

tidak menaruh kecurigaan

terhadap tindakan perselingkuhan

yang tengah dilakukannya.

B. Ketidakterbukaan Diri dan

Kebohongan Antarpribadi

Selain melakukan

keterbukaan diri dengan tujuan

tertentu tersebut, informan juga

memperbesar area tertutup

(hidden self) dirinya. Informan

menutupi atau menyembunyikan

segala hal yang berkaitan dengan

tindakan perselingkuhannya, juga

berbagai informasi-informasi yang

(13)

13

satunya adalah dengan mengganti

nama kontak pasangan

selingkuhannya menjadi nama

samaran atau jenis nama lawan

jenis. Selain itu, informan juga

menyembunyikan benda-benda

yang berkaitan dengan pasangan

selingkuhannya. Area tertutup

pada diri informan ini juga

termasuk pada kategori

kebohongan antarpribadi

penyembunyian atau concealment

yaitu menyembunyikan sebuah

rahasia ( Buller dalam Budyatna,

2011: 208).

Upaya melebihkan atau

mengurangi informasi yang

dilakukan oleh informan akan

memperbesar area tertutup yang

ada pada diri informan. Informan

sering melakukan kebohongan

antarpribadi seperti pada saat

informan tengah bertemu dengan

pasangan selingkuhannya.

Informan memberikan informasi

kepada pasangan legalnya dengan

informasi yang berangkat dari

kebenaran namun informan

memilah, informasi mana yang

seharusnya disampaikan dan

informasi yang seharusnya tidak

disampaikan. kebohongan yang

dilakukan oleh informan juga

termasuk dalam kebohongan

distortion, yaitu kebohongan yang

berangkat dari kebenaran tetapi

kurang lebih telah diubah agar

sesuai dengan tujuan orang yang

berbohong dan dalam kategori ini

sering ada yang dilebihkan atau di

kurangi (Granhag dalam

(14)

14

C. Kategori Keterbukaan Diri Pelaku

Perselingkuhan Dalam Hubungan Pernikahan

Dalam proses pengungkapan

diri atau keterbukaan diri

seseorang dapat dikategorikan

dalam tiga kategori yaitu,

overdisclosure, underdisclosure,

dan selektif. Seseorang

melakukan keterbukaan diri

dengan berbagai latar belakang

atau alasan dan termasuk dalam

kategori keterbukaan diri selektif

dengan tujuan untuk membuat

pasangannya dapat memperoleh

kesan tertentu yaitu dengan

informan bersikap manis dan

bersikap terbuka dengan pasangan

agar informan dapat membawa

fikiran pasangan untuk tidak

mencurigai tindakan

perselingkuhannya. Informan juga

tidak ingin hubungan

perselingkuhannya terungkap

karena akan ada resiko dari

keterbukaan diri yang dilakukan

seperti adanya penolakan dari

lingkungan sosial serta munculnya

citra negatif. Hal tersebut

memperluas area hidden self pada

informan.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pasangan legal dan

keluarganya merupakan prioritas

utama pelaku dibandingkan

pasangan selingkuhannya,

sehingga pelaku tidak

menginginkan adanya perpisahan

yang terjadi dalam keluarganya.

Faktor tersebut yang

melatarbelakangi perubahan

keterbukaan diri yang dilakukan

(15)

15

legalnya. Informan sering

melakukan keterbukaan diri

dengan cara mengungkapkan

perasaan langsung maupun tidak

langsung seperti melalui media

telefon, member hadiah-hadiah

kecil dan menyampaikan

keluh-kesah kepada pasangan dengan

tujuan pasangan akan melakukan

hal yang sama sehingga dapat

memberikan perhatian lebih

kepada pasangan.

Ketidakterbukaan diri

informan dilakukan dengan cara

menyembunyikan

informasi-informasi yang berkaitaan dengan

perselingkuhannya seperti

pertemuannya dengan pasangan

selingkuhannya, juga identitas dari

pasangan selingkuhannya.

Ketidakterbukaan diri informan

dilakukan dengan cara melakukan

kebohongan-kebohongan

antarpribadi. Kebohongan

antarpribadi dengan cara

mengurangi dan menambahi

informasi yang disampaikan

kepada pasangan legalnya,

menjadikan tugas pekerjaan

sebagai alasan informan untuk

menutupi pertemuannya dengan

pasangan selingkuhannya.

Keterbukaan diri yang

dilakukan informan atau pelaku

perselingkuhan termasuk pada

kategori keterbukaan diri selektif,

dimana informan menilai dan

kemudian memilih informasi

mana yang seharusnya dan tidak

seharusnya disampaikan kepada

pasangannya. .Informan juga tidak

ingin hubungan

perselingkuhannya terungkap

(16)

16

keterbukaan diri yang dilakukan

seperti adanya penolakan dari

lingkungan sosial serta munculnya

citra negatif.

B. Saran

Pada penelitian

selanjutnya, peneliti dapat

melakukan penelitian dengan

menambah jumlah subjek

penelitian, sehingga data yang

didapatkan memiliki perbedaan

sudut pandang.

Pada penelitian

selanjutnya, peneliti

menggunakan metode

pengumpulan data dengan

menggunakan metode

observasi. Hal ini guna

menggali informasi dan data

secara lebih mendalam, untuk

melihat detail-detail yang

mungkin belum terungkap oleh

peneliti karena adanya

keterbatasan waktu penelitian

saat ini sehingga dapat

diperoleh hasil penelitian yang

lebih maksimal.

C. Persantunan

Pada kesempatan ini

peneliti hendak mengucapkan

terimakasih kepada kedua

pembimbing, Ibu Rinasari

Kusuma, M.I.Kom dan Ibu

Palupi, MA yang senantiasa

membimbing dan memberikan

arahan serta ilmu kepada

peneliti sehingga peneliti

mampu menyelesaikan karya

ini.

DAFTAR PUSTAKA

Budyatna, Muhammad dan Leila Mona Ganiem. 2011. Teori

Komunikasi Antarpribadi.

(17)

17

Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi

Antarmanusia edisi Kelima.

Jakarta: Profesional Book.

Gray, John. 2013. Men are from Mars, Women are from Venus. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

Morissan. 2013. Psikologi

Komunikasi. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Psikologi

Komunikasi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Sarwono, Sarlito W dan Eko A Meinarno. 2009. Psikologi

Sosial. Jakarta: Salemba

Humanika

Tubb, Stewart L. 2005. Human

Communications

Prinnsip-Prinsip Dasar. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya.

Tubb, Stewart L. 2005. Human

Communications

Konteks-Konteks Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Wisnuwardani, Dian & Sri Fatmawati Mashoedi. 2012. Hubungan Interpersonal. Jakarta: Salemba Humanika

Wood, Julia T. 2010. Kommunikasi

Interpersonal Komunikasi

Keseharian. Jakarta : Salemba Humanika.

Jurnal:

Harsanti, Intaglia. 2010. Motivasi Seorang Wanita Melakukan Perselingkuhan. Depok: Universitas Gunadarma

Nurliatiwi, Aprilita. 2011. Keterbukaan Pada Pasangan Suami Istri Beda Domisili(Studi Kasus Keterbukaan Diri dalam Mengelola Isu Perselingkuhan pada Pasangan Menikah yang Tinggal di Kabupaten Sungailiat dan Luar Kab. Sungailiat propinsi Babel. Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Refrensi Online: http://www.republika.co.id/berita/nasi onal/umum/14/11/14/nf0ij7- tingkat-perceraian-indonesia- meningkat-setiap-tahun-ini-datanya di akses pada Kamis, 18 Maret 2015 pukul 20.00

http://www.republika.co.id/berita/hum aira/samara/14/01/22/mzrv4d-

mengapa-banyak-terjadi-perselingkuhan di akses pada 24 Maret 2015 Pukul 22.00

http://www.kompasiana.com/pakcah/di -indonesia-40-perceraian-setiap-jam_54f357c07455137a2b6c711 5 di akses pada Jumat, 11 April 2015 pukul 20.30

Referensi

Dokumen terkait

Maka dalam penelitian ini sampel yang akan digunakan adalah sebanyak 30, yaitu efektivitas pengendalian intern persediaan yang diambil dari 30 toko.. 3.4

Types of Hedges Used in the Method of the Research Section of the Undergraduate Students Skripsi of English Education Department Teacher Training and Education

1) Perbandingan antara pengalaman perusahaan sendiri dengan perusahaan lain atau perusahaan secara umum. 2) Pengetahuan tentang karakteristik setiap peril, sifat peril, sifat

Untuk melakukan jangkauan perubahan maka kebijakan ditentukan dari tahapan implementasinya, hal ini tidak luput dari timbulnya berbagai problem-problem yang justru

peningkatan kesadaran dari seluruh fungsi jiwa untuk dipusatkan pada sesuatu hal, baik yang ada di luar maupun yang ada di dalam

Selain sebagai indikator pelayanan yang menunjukkan seberapa cepat dan tanggap petugas kesehatan dalam menangani masalah dan memberikan pertolongan medis kepada

Sinar Nada yang berhubungan dengan penggunaan kinerja otak kiri manusia salah satunya adalah siswa lebih disiplin, sedangkan manfaat yang telah diperoleh kegiatan ekstrakurikuler

Istilah yang tepat untuk melengkapi kalimat tersebut adalah. Cermati