• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Industri Perkebunan Kelapa Sawit Dan Industri Minyak Kelapa Sawit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Industri Perkebunan Kelapa Sawit Dan Industri Minyak Kelapa Sawit"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang A. Latar Belakang Kelapa sawit (

Kelapa sawit (elaesis elaesis ) merupakan tanaman perkebunan penting) merupakan tanaman perkebunan penting penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati. penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati. Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dilakukan kegiatan perluasan Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dilakukan kegiatan perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada dan

areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada dan intensifikasi. Pelakuintensifikasi. Pelaku usaha tani kelapa sawit di Indonesia terdiri dari perusahaan perkebunan usaha tani kelapa sawit di Indonesia terdiri dari perusahaan perkebunan swasta, perkebunan Negara dan perkebunan rakyat (kemenpan, 2008).

swasta, perkebunan Negara dan perkebunan rakyat (kemenpan, 2008).

Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi (Andrew, 2012).

Sulawesi (Andrew, 2012).

Menurut Kementrian Perindustrian (2007), Industri perkebunan kelapa Menurut Kementrian Perindustrian (2007), Industri perkebunan kelapa sawit dan industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri sawit dan industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis, karena berhubungan dengan sektor pertanian (

strategis, karena berhubungan dengan sektor pertanian (agro-based-industry agro-based-industry )) yang banyak berkembang di negara tropis seperti Indonesia. Kehadiran yang banyak berkembang di negara tropis seperti Indonesia. Kehadiran perkebunan kelapa sawit secara ekonomis telah memberikan harapan yang perkebunan kelapa sawit secara ekonomis telah memberikan harapan yang besar bagi para pemilik modal. Perluasan lahan perkebunan kelapa sawit besar bagi para pemilik modal. Perluasan lahan perkebunan kelapa sawit terus meningkat. Perluasan tanpa control dimana hutan, lahan pertanian, terus meningkat. Perluasan tanpa control dimana hutan, lahan pertanian, bahkan pantai pun di eksploitasi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Di bahkan pantai pun di eksploitasi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Di Sumatera Utara sampai saat ini tercatat luas perkebunan kelapa sawit sekitar  Sumatera Utara sampai saat ini tercatat luas perkebunan kelapa sawit sekitar  600.000 ha dengan jumlah buruh 132.000 buruh.

600.000 ha dengan jumlah buruh 132.000 buruh.

Umumnya pembangunan perkebunan kelapa sawit selalu di ikuti Umumnya pembangunan perkebunan kelapa sawit selalu di ikuti dengan pembangunan pabrik minyak kelapa sawit yang berada pada areal dengan pembangunan pabrik minyak kelapa sawit yang berada pada areal perkebunan maupun daerah-daerah strategis pembangunan pabrik minyak perkebunan maupun daerah-daerah strategis pembangunan pabrik minyak kelapa sawit. Tahapan pembangunan perkebunan kelapa sawit dimulai kelapa sawit. Tahapan pembangunan perkebunan kelapa sawit dimulai dengan persiapan lahan (studi kelayakan), pembukaan lahan, pembibitan, dengan persiapan lahan (studi kelayakan), pembukaan lahan, pembibitan, penanaman dan pemanenan (Kemenlh, 2007). Sedangkan pabrik minyak penanaman dan pemanenan (Kemenlh, 2007). Sedangkan pabrik minyak kelapa sawit umumnya terdiri dari bagian pengangkutan tandan buah segar  kelapa sawit umumnya terdiri dari bagian pengangkutan tandan buah segar  (TBS) dari kebun

(TBS) dari kebun kepabrik, bagian penimbangan, bagian pembongkaran buahkepabrik, bagian penimbangan, bagian pembongkaran buah (loading ramp), bagian pemasakan/perebusan dan sterilisasi, bagian (loading ramp), bagian pemasakan/perebusan dan sterilisasi, bagian pelepasan buah dari tandan dan penumbukan, bagian pengadukan pelepasan buah dari tandan dan penumbukan, bagian pengadukan (digestion), bagian pengempaan untuk memeras minyak sawit, bagian (digestion), bagian pengempaan untuk memeras minyak sawit, bagian permunian minyak sawit (clarifitation), bagian inti

permunian minyak sawit (clarifitation), bagian inti sawit (Kemenlh, 2007).sawit (Kemenlh, 2007).

Persaingan industri termasuk industri perkebunan kelapa sawit yang Persaingan industri termasuk industri perkebunan kelapa sawit yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber  semakin ketat menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber 

(2)

daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi. Kualitas daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi. Kualitas produk yang dihasilkan tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia produk yang dihasilkan tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam perusahaan (SDM) yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam perusahaan seperti modal, mesin, dan material dapat bermanfaat apabila telah diolah oleh seperti modal, mesin, dan material dapat bermanfaat apabila telah diolah oleh SDM. SDM sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-masalah yang SDM. SDM sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja. berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja. Keselamatan dan kesehatan pekerja tergantung pada hubungan interaktif  Keselamatan dan kesehatan pekerja tergantung pada hubungan interaktif  yang mempengaruhi

yang mempengaruhi performance performance  yaitu kapasitas kerja, beban kerja danyaitu kapasitas kerja, beban kerja dan beban tambahan dari lingkungan kerja. Pekerja perkebunan kelapa sawit beban tambahan dari lingkungan kerja. Pekerja perkebunan kelapa sawit umumnya berpendidikan rendah dan bersifat tertutup karena tinggal menetap umumnya berpendidikan rendah dan bersifat tertutup karena tinggal menetap di rumah-rumah yang disediakan oleh perusahaan perkebunan. Pekerja di rumah-rumah yang disediakan oleh perusahaan perkebunan. Pekerja perkebunan tinggal di dareah perdesaan yang sulit untuk mengakses perkebunan tinggal di dareah perdesaan yang sulit untuk mengakses pelayanan kesehatan (KPS, 2009).

pelayanan kesehatan (KPS, 2009).

Perkebunan dapat dianggap sebagai satu masyarakat yang tertutup, Perkebunan dapat dianggap sebagai satu masyarakat yang tertutup, sehingga usha-usaha kesehatanpun harus dilakukan harus disesuaikan sehingga usha-usaha kesehatanpun harus dilakukan harus disesuaikan dengan sifat-sifat masyarakat demikian, dalam arti menyelenggarakan sendiri dengan sifat-sifat masyarakat demikian, dalam arti menyelenggarakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Usaha-usaha ini meliputi

untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Usaha-usaha ini meliputi bidang preventif bidang preventif  dan kuratif baik mengenai penyakit umum, kecelakaan mupun penyakit akibat dan kuratif baik mengenai penyakit umum, kecelakaan mupun penyakit akibat kerja. Untuk mencegah penyakit-penyakit akibat kerja harus diambil cara-cara kerja. Untuk mencegah penyakit-penyakit akibat kerja harus diambil cara-cara pencegahan yang disesuaikan dengan jenis-jenis bahaya menurut pekerjaan pencegahan yang disesuaikan dengan jenis-jenis bahaya menurut pekerjaan nya. Atas dasar itulah disusun program pencegahan yang sebaik-baiknya nya. Atas dasar itulah disusun program pencegahan yang sebaik-baiknya (Suma’mur,1996).

(Suma’mur,1996). B. Rumusan Masalah B. Rumusan Masalah

Industri perkebunan kelapa sawit dan industri minyak kelapa sawit Industri perkebunan kelapa sawit dan industri minyak kelapa sawit terus berkembang di Indonesia. Berkembangnya industri ini dapat menyerap terus berkembang di Indonesia. Berkembangnya industri ini dapat menyerap tenaga kerja perkebunan yang nantinya dapat mengurangi angka tenaga kerja perkebunan yang nantinya dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan pengangguran di Indonesia. Kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan dari industri tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia (SDM) yang dari industri tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki perusahaan. Sumber daya manusia yang baik adalah sumber daya dimiliki perusahaan. Sumber daya manusia yang baik adalah sumber daya manusia yang sehat yang akhirnya akan menjadi pekerja yang produktif. manusia yang sehat yang akhirnya akan menjadi pekerja yang produktif. Berdasarkan latar belakang di atas maka di rumuskan masalah pada makalah Berdasarkan latar belakang di atas maka di rumuskan masalah pada makalah ini sebagai berikut ; bagaimanakah proses dan peranan kesehatan kerja di ini sebagai berikut ; bagaimanakah proses dan peranan kesehatan kerja di industri perkebunan kelapa sawit dan indusri minyak kelapa sawit?

industri perkebunan kelapa sawit dan indusri minyak kelapa sawit? C. Tujuan Penulisan

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui proses kerja dan bahaya potensi pada pekerjaan a. Untuk mengetahui proses kerja dan bahaya potensi pada pekerjaan

lapangan pada Industri perkebunan kelapa sawit. lapangan pada Industri perkebunan kelapa sawit. b.

b. Untuk mengetahui pUntuk mengetahui proses kerja daroses kerja dan bahaya potensn bahaya potensi pada pekerjaai pada pekerjaan pabrikn pabrik pada industri minyak kelapa sawit.

(3)

c.

c. Untuk mengetaUntuk mengetahui peranan hui peranan kesehatan kesehatan kerja pada kerja pada industri perkebunindustri perkebunan danan dan industri minyak kelapa sawit.

industri minyak kelapa sawit. D. Manfaat Penulisan

D. Manfaat Penulisan

a. Memberikan informasi tentang proses kerja dan bahaya potensi pada a. Memberikan informasi tentang proses kerja dan bahaya potensi pada

pekerjaan lapangan pada Industri perkebunan kelapa sawit. pekerjaan lapangan pada Industri perkebunan kelapa sawit. b.

b. Memberikan informasMemberikan informasi tentang proi tentang proses dan bses dan bahaya potensi padahaya potensi pada pekerjaana pekerjaan pabrik pada industri minyak kelapa sawit.

pabrik pada industri minyak kelapa sawit.

c. Memberikan informasi tentang peranan kesehatan kerja pada industri c. Memberikan informasi tentang peranan kesehatan kerja pada industri

perkebunan dan industri minyak kelapa sawit. perkebunan dan industri minyak kelapa sawit.

(4)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN

A.

A. Proses kerja padProses kerja pada industri perkeba industri perkebunan kelapa sawitunan kelapa sawit a.

a. Persiapan Persiapan lahanlahan

Tahapan persiapan lahan terdiri dari studi

Tahapan persiapan lahan terdiri dari studi kelayakan dan perencanaankelayakan dan perencanaan luas kebun beserta tata ruang kebun. Studi kelayakan bertujuan untuk luas kebun beserta tata ruang kebun. Studi kelayakan bertujuan untuk menentukan lokasi dan mencocokkan kesesuaian lingkungan untuk menentukan lokasi dan mencocokkan kesesuaian lingkungan untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Dalam kegiatan ini juga dikumpulkan pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Dalam kegiatan ini juga dikumpulkan data mengenai ketersidaan sumber air, akses jalan dan faktor pendukung data mengenai ketersidaan sumber air, akses jalan dan faktor pendukung lainnya. Perencanaan luas kebun biasanya disesuaikan dengan kapasitas lainnya. Perencanaan luas kebun biasanya disesuaikan dengan kapasitas pabrik yang akan di bangun. Pabrik dengan kapasitas 30/jam dapat pabrik yang akan di bangun. Pabrik dengan kapasitas 30/jam dapat dipasok oleh kebun dengan luas 6.000 ha. Perencanaan tata ruang juga dipasok oleh kebun dengan luas 6.000 ha. Perencanaan tata ruang juga berkaitan dengan pembagian areal untuk pembibitan, jaringan jalan dan berkaitan dengan pembagian areal untuk pembibitan, jaringan jalan dan  jembatan,

 jembatan, bangunan bangunan konservasi, konservasi, tata tata air air atau atau drainase, drainase, komplekkomplek perkantoran dan perumahan, pabrik dan fasilitas lainnnya. Tata ruang perkantoran dan perumahan, pabrik dan fasilitas lainnnya. Tata ruang kebun biasanya di bagi dalam beberapa bagian manajemen atau dikenal kebun biasanya di bagi dalam beberapa bagian manajemen atau dikenal dengan sebutan afdeling, dan terdiri dari beberapa blok untuk dengan sebutan afdeling, dan terdiri dari beberapa blok untuk memudahkan pengawasan, perawatan dan mengatur panen.

memudahkan pengawasan, perawatan dan mengatur panen. b.

b. Pembukaan Pembukaan lahanlahan

Pembukaan lahan harus dilakukan dengan teknik dan tatacara yang Pembukaan lahan harus dilakukan dengan teknik dan tatacara yang benar (tanpa melakukan pembakaran). Tujuan pembukaan lahan yang benar (tanpa melakukan pembakaran). Tujuan pembukaan lahan yang benar adalah untuk menghindari kebakaran lahan, menghindari polusi benar adalah untuk menghindari kebakaran lahan, menghindari polusi udara dan menyediakan bahan organic untuk memperbaiki kesuburan udara dan menyediakan bahan organic untuk memperbaiki kesuburan struktur tanah.

struktur tanah. c. Pembibitan c. Pembibitan

Kebutuhan lokasi pembibitan biasanya 1-1,5 % dari luas kebun. Lokasi Kebutuhan lokasi pembibitan biasanya 1-1,5 % dari luas kebun. Lokasi pembibitan ditentukan pada saat penentuan tata ruang kebun. Lokasi pembibitan ditentukan pada saat penentuan tata ruang kebun. Lokasi pembibitan yang dipilih biasanya pada topografi rata, dekat dengan pembibitan yang dipilih biasanya pada topografi rata, dekat dengan sumber air, dekat dengan sumber air, memiliki akses jalan yang baik dan sumber air, dekat dengan sumber air, memiliki akses jalan yang baik dan bebas gangguan manusia dan binatang. Pemeliharaan bibit meliputi bebas gangguan manusia dan binatang. Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, penyiangan, pengawasan dan seleksi serta

penyiraman, penyiangan, pengawasan dan seleksi serta pemupukan.pemupukan.

Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari apabila jatuh hujan lebih Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari apabila jatuh hujan lebih dari 7-8 mm pada hari yang bersangkutan. Penyiangan adalah usaha dari 7-8 mm pada hari yang bersangkutan. Penyiangan adalah usaha untuk menghilangkan gulma yang tumbuh dalam polybeg. Penyiangan untuk menghilangkan gulma yang tumbuh dalam polybeg. Penyiangan dapat dilakukan dengan dikored atau desemprot dengan herbisida. dapat dilakukan dengan dikored atau desemprot dengan herbisida. Penyiangan gulma harus dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Seleksi Penyiangan gulma harus dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Seleksi pembibitan dilakukan hingga 4-9 bulan. Pemupukan merupakan proses pembibitan dilakukan hingga 4-9 bulan. Pemupukan merupakan proses terakhir pada tahap pembibitan, pupuk yang diberikan pada tahap terakhir pada tahap pembibitan, pupuk yang diberikan pada tahap pembibitan adalah urea dan rustica. Umumnya bibit di pindah ke areal pembibitan adalah urea dan rustica. Umumnya bibit di pindah ke areal tanam pada umur 10-14 bulan.

(5)

d. Penanaman d. Penanaman

Tahapan penanaman meliputi penentuan pola tanam, pengajiran, Tahapan penanaman meliputi penentuan pola tanam, pengajiran, dan pembuatan lubang tanaman. Pola tanam kelapa sawit dilakukan dan pembuatan lubang tanaman. Pola tanam kelapa sawit dilakukan dengan monokultur atau tumpang sari. Pengajiran adalah menentukan dengan monokultur atau tumpang sari. Pengajiran adalah menentukan letak dan jarak penanaman. Pembuatan lubang tanaman dilakukan 2 letak dan jarak penanaman. Pembuatan lubang tanaman dilakukan 2 minggu sebelum penanaman dan disekitar lubang tanam harus bebas dari minggu sebelum penanaman dan disekitar lubang tanam harus bebas dari gulma. Penanaman di usahakan pada musim hujan untuk menjaga agar  gulma. Penanaman di usahakan pada musim hujan untuk menjaga agar  tanaman mendapat cukup air. Penanaman dilakukan oleh satu regu yang tanaman mendapat cukup air. Penanaman dilakukan oleh satu regu yang terdiri dari 3 orang pekerja untuk membuat lubang, membawa kecambah, terdiri dari 3 orang pekerja untuk membuat lubang, membawa kecambah, dan menutup tanah.

dan menutup tanah. e.

e. Pemeliharaan Pemeliharaan tanamantanaman

Pemeliharaan tanaman dibagi menjadi 2 bagian yaitu pemeliharaan Pemeliharaan tanaman dibagi menjadi 2 bagian yaitu pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan pemeliharaan tanaman tanaman belum menghasilkan (TBM) dan pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM).

menghasilkan (TM). Tanaman belum mengTanaman belum menghasilkan adalah tahasilkan adalah tanaman yangnaman yang baru ditanam dari bibit sampai berumur 30-36 bulan. Selama masa TBM baru ditanam dari bibit sampai berumur 30-36 bulan. Selama masa TBM diperlukan beberapa pekerjaan yang harus dilakaukan secara terus harus diperlukan beberapa pekerjaan yang harus dilakaukan secara terus harus dilakukan yaitu konsolidasi tanaman dengan selalu menjaga tanaman agar  dilakukan yaitu konsolidasi tanaman dengan selalu menjaga tanaman agar  tidak goyah dan berdiri tegak, penyisipan tanaman yang mati atau kurang tidak goyah dan berdiri tegak, penyisipan tanaman yang mati atau kurang subur, pemeliharaan penutup tanah, pemupukan, pengendalian hama dan subur, pemeliharaan penutup tanah, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, persiapan sarana panen dan pemeliharaan jalan dan parit penyakit, persiapan sarana panen dan pemeliharaan jalan dan parit drainase.saat pemeliharaan TBM, biasanya juga dilakukan seleksi drainase.saat pemeliharaan TBM, biasanya juga dilakukan seleksi tanaman untuk memilih tanaman yang

tanaman untuk memilih tanaman yang berkualitas baik.berkualitas baik.

Pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) adalah pemeliharaan Pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) adalah pemeliharaan tanaman yang sudah berproduksi. Tanaman kelapa sawit mulai berbunga tanaman yang sudah berproduksi. Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 12-14 bulan. Panen yang menguntungkan secara ekonomis pada umur 12-14 bulan. Panen yang menguntungkan secara ekonomis baru terjadi pada saat tanaman berumur 2,5 tahun. Tanaman kelapa sawit baru terjadi pada saat tanaman berumur 2,5 tahun. Tanaman kelapa sawit akan berproduksi optimal jika dipelihara dengan baik. Pemeliharaan TM akan berproduksi optimal jika dipelihara dengan baik. Pemeliharaan TM meliputi pengendalian tanaman liar (gulma), pemangkasan pelepah, meliputi pengendalian tanaman liar (gulma), pemangkasan pelepah, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan dan pemeliharaan jalan pengendalian hama dan penyakit, pemupukan dan pemeliharaan jalan rintisan. Sebagian besar hama yang menyerang adalah golongan insekta rintisan. Sebagian besar hama yang menyerang adalah golongan insekta atau serangga. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman sawit atau serangga. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman sawit umumnya disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus (kemenpan, 2008). umumnya disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus (kemenpan, 2008).

Contoh hama dan penyakit tanaman adalah tungau, nematode, Contoh hama dan penyakit tanaman adalah tungau, nematode, kumbang, ulat api dan lain sebgainya. Pengendalian hama dan penyakit kumbang, ulat api dan lain sebgainya. Pengendalian hama dan penyakit tanaman biasanya dilakukan dengan penyemprotan pestisida kimiawi. tanaman biasanya dilakukan dengan penyemprotan pestisida kimiawi.  Agar

 Agar penyemptotan penyemptotan pestisida pestisida kimia kimia lebih lebih merata merata dan dan tidak tidak mudah mudah hilanghilang oleh air hujan, maka tambahkan perekat perata AERO 810, dosis (1/2 oleh air hujan, maka tambahkan perekat perata AERO 810, dosis (1/2 tutup) /tangki (kemenpan, 2008).

tutup) /tangki (kemenpan, 2008). f. Pemanenan

f. Pemanenan

Tanaman kelapa sawit sudah dapat produktif setelah umur tiga Tanaman kelapa sawit sudah dapat produktif setelah umur tiga tahun, dan pucak produktif setelah umur lima tahun. Aktivitas pemanenan tahun, dan pucak produktif setelah umur lima tahun. Aktivitas pemanenan biasanya dilakukan dengan empat tahap yaitu proses pemanenan buah, biasanya dilakukan dengan empat tahap yaitu proses pemanenan buah, pemungutan buah, pengumpulan buah di tempat penampungan hasil dan pemungutan buah, pengumpulan buah di tempat penampungan hasil dan pengangkutan buah ke pabrik . Pemanenan buah dapat dilakukan secara pengangkutan buah ke pabrik . Pemanenan buah dapat dilakukan secara

(6)

manual atau mekanik yaitu penggunaan alat-alat bermesin. Alat-alat manual atau mekanik yaitu penggunaan alat-alat bermesin. Alat-alat pemanenan yang biasa digunakan secara manual adalah dodos, egrek, pemanenan yang biasa digunakan secara manual adalah dodos, egrek, tojok dan kampak sawit.

tojok dan kampak sawit. Alat pemanenan yang menggunakan mesin dapatAlat pemanenan yang menggunakan mesin dapat berupa egrek bermesin dan dodos bermesin. Proses pengumpulan buah berupa egrek bermesin dan dodos bermesin. Proses pengumpulan buah  juga

 juga dilakukan dilakukan secara secara manual manual atau atau mekanik mekanik yaitu yaitu menggunakan menggunakan mesinmesin seperti grabber lift trailer. Setelah pengumpulan buah, maka buah di seperti grabber lift trailer. Setelah pengumpulan buah, maka buah di angkut ke tempat penampungan hasil. Pengumpulan buah ke tempat angkut ke tempat penampungan hasil. Pengumpulan buah ke tempat penampungan hasil dapat dilakukan dengan grabber lift trailer atau penampungan hasil dapat dilakukan dengan grabber lift trailer atau menggunakan angkong dan mendorongnya menuju tempat

menggunakan angkong dan mendorongnya menuju tempat penampunganpenampungan hasil. Sedangkan proses pengangkutan buah menuju pabrik biasanya hasil. Sedangkan proses pengangkutan buah menuju pabrik biasanya menggunakan truk.

menggunakan truk. B.

B. Proses kerja Proses kerja pada industpada industri minyak kelapa ri minyak kelapa sawitsawit

Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah daging Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah daging dan kulitnya. Bagian daging dan kulit buah

dan kulitnya. Bagian daging dan kulit buah menghasilkan minyak kelapa sawitmenghasilkan minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan CPO juga diolah lagi menjadi kernel mentah atau crude palm oil (CPO) dan CPO juga diolah lagi menjadi kernel oil. CPO yang dihasilkan dapat berbentuk cair (olein) dan berbentuk padat oil. CPO yang dihasilkan dapat berbentuk cair (olein) dan berbentuk padat (Sterain), Olein akan diproses lebih lanjut menjadi cooking oil yang kita kenal (Sterain), Olein akan diproses lebih lanjut menjadi cooking oil yang kita kenal dan stearin digunakan lebih lanjut untuk berbagai keperluan industri dan stearin digunakan lebih lanjut untuk berbagai keperluan industri oleochemicals. Minyak kelapa sawit dapat diolah menjadi bahan baku untuk oleochemicals. Minyak kelapa sawit dapat diolah menjadi bahan baku untuk industri lainnya, seperti minyak goreng, bahan baku margarine, dan industri lainnya, seperti minyak goreng, bahan baku margarine, dan kosmetika sedangkan sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi kosmetika sedangkan sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos (Kemenperin, 2007).

(Kemenperin, 2007).  Alur

 Alur proses pengolahan proses pengolahan minyak kelapa minyak kelapa sawit dapat sawit dapat dijelaskan sebagaidijelaskan sebagai berikut (Kemenperin, 2007) : berikut (Kemenperin, 2007) : Proses sterilisasi Proses sterilisasi Mesin Bantingan Mesin Bantingan Penerimaan TBS Penerimaan TBS Tandan Tandan Kosong Kosong Buah Sawit Buah Sawit Pengolahan Pengolahan Limbah Limbah Digunakan Digunakan untuk untuk pemupukan pemupukan Proses Proses Pengepresan Pengepresan CPO kotor CPO kotor Proses Proses Penjernihan Penjernihan Pengolahan Pengolahan Limbah Limbah Limbah Cair Limbah Cair Pembuangan Sesuai Pembuangan Sesuai Dengan Ketentuan Yang Dengan Ketentuan Yang

Berlaku Berlaku CPO bersih CPO bersih Bui Sawit Bui Sawit Pemecahan Biji Pemecahan Biji Serat Serat Hydro Cyclone Hydro Cyclone Palm Palm Kernel Kernel Cangkang Cangkang Digunakan untuk Digunakan untuk bahan baku boiler bahan baku boiler

(7)

a.

a. Penerimaan Penerimaan TBSTBS

Tandan buah segar (TBS) yang dipanen dari kebun diangkut ke Tandan buah segar (TBS) yang dipanen dari kebun diangkut ke pabrik menggunakan truk. Sebelum dimasukkan ke loading rump, TBS pabrik menggunakan truk. Sebelum dimasukkan ke loading rump, TBS ditimbang terlebih dahulu pada

ditimbang terlebih dahulu pada jembatan penimbangan (weighing brigae).jembatan penimbangan (weighing brigae). b.

b. Perebusan Perebusan (Sterilisasi)(Sterilisasi)

TBS yang sudah ditimbang dimasukkan kedalam lori rebusan yang TBS yang sudah ditimbang dimasukkan kedalam lori rebusan yang terbuat dari plat baja berlubang-lubang (bejana uap bertekanan). Proses terbuat dari plat baja berlubang-lubang (bejana uap bertekanan). Proses ini biasanya berlangsung selama 90 menit dengan menggunakan uap air  ini biasanya berlangsung selama 90 menit dengan menggunakan uap air  yang berkekuatan antara 280 sampai 290 Kg/TBS. perebusan dilakukan yang berkekuatan antara 280 sampai 290 Kg/TBS. perebusan dilakukan pada suhu >120

pada suhu >120 00C untuk menghentikan enzim.C untuk menghentikan enzim. c.

c. Mesin Mesin Bantingan Bantingan (Tressher)(Tressher)

Pada tahap ini, buah yang masih melekat pada tandanya akan Pada tahap ini, buah yang masih melekat pada tandanya akan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan. Pada tahap ini buah dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan. Pada tahap ini buah sawit telah terpisah dari tandanya.

sawit telah terpisah dari tandanya. d.

d. Pengepresan Pengepresan (Screw (Screw Press)Press)

Pengepresan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar dari Pengepresan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar dari dading buah. Masa yang keluar dari digester diperas kembali dalam screw dading buah. Masa yang keluar dari digester diperas kembali dalam screw press pada tekanan 50-60 bar dengan menggunakan air pembilas pada press pada tekanan 50-60 bar dengan menggunakan air pembilas pada suhu 90-95

suhu 90-95 00C. setelah proses ini akan diperoleh C. setelah proses ini akan diperoleh minyak kotor, ampas danminyak kotor, ampas dan biji sawit.

biji sawit. e.

e. Proses Proses penjernihan/pemurniapenjernihan/pemurnian n minyakminyak

Minyak yang dihasilkan dari proses pengepresan dialirkan pada Minyak yang dihasilkan dari proses pengepresan dialirkan pada proses pemurnian proses pemurnian dilakukan dengan sistem proses pemurnian proses pemurnian dilakukan dengan sistem pengendapan, sentrifugasi dan penguapan. Minyak yang telah dimurnikan pengendapan, sentrifugasi dan penguapan. Minyak yang telah dimurnikan dipertahankan pada suhu 90-95

dipertahankan pada suhu 90-95 00C . setelah berada pada batas standartC . setelah berada pada batas standart untuk paramater yang telah ditatapkan, maka minyak dipompa pada t

untuk paramater yang telah ditatapkan, maka minyak dipompa pada t angkiangki timbun.

timbun. f.

f. Proses Proses pengolahan pengolahan inti inti sawit sawit (Bui (Bui Sawit)Sawit)  Ampas

 Ampas kempa kempa yang yang terdiri terdiri dari dari biji biji dan dan serabut, serabut, dimasukkandimasukkan kedalam depericaper melalui cake brake conveyor yang dipanaskan kedalam depericaper melalui cake brake conveyor yang dipanaskan dengann uap

dengann uap air air agar kandungaagar kandungan air semakin ken air semakin kecil, sehingga Press Cakcil, sehingga Press Cakee terurai dan memudahkan proses pemisahan. Pada Depericaper terjadi terurai dan memudahkan proses pemisahan. Pada Depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan biji. Nut kemudian dialirkan ke Nut Craker  proses pemisahan fibre dan biji. Nut kemudian dialirkan ke Nut Craker  sebagai alat pemecah. Masa biji pecah dimasukkan dalam Dry Seperator  sebagai alat pemecah. Masa biji pecah dimasukkan dalam Dry Seperator  (Proses pemisahan debu dan cangkang halus) untuk memisahkan (Proses pemisahan debu dan cangkang halus) untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh dengan cangkang/inti. Masa cangkang cangkang halus, biji utuh dengan cangkang/inti. Masa cangkang bercampur inti dialirkan masuk ke dalam Hydro Cyclone untuk bercampur inti dialirkan masuk ke dalam Hydro Cyclone untuk memisahkan antara inti dengan cangkang. Inti dialirkan masuk ke dalam memisahkan antara inti dengan cangkang. Inti dialirkan masuk ke dalam Kernel Drier untuk proses pengeringan sampai kadar

Kernel Drier untuk proses pengeringan sampai kadar airnya mencapai 7 %airnya mencapai 7 % dengan tingkat pengeringan 50°C, 60°C dan 70°C dalam waktu 14-16jam. dengan tingkat pengeringan 50°C, 60°C dan 70°C dalam waktu 14-16jam.

(8)

Selanjutnya guna memisahkan kotoran, maka dialirkan melalui Winnowing Selanjutnya guna memisahkan kotoran, maka dialirkan melalui Winnowing Kernel (Kernel Storage), sebelum diangkut dengan truk ke pabrik Kernel (Kernel Storage), sebelum diangkut dengan truk ke pabrik pemproses berikutnya.

pemproses berikutnya. g.

g. Fasilitas pendukuFasilitas pendukung yang terdapng yang terdapat pada Indusat pada Industri Minyak Kelapa Stri Minyak Kelapa Sawitawit Beberapa fasilitas pendukung yang terdapat pada industri minyak Beberapa fasilitas pendukung yang terdapat pada industri minyak kelapa sawit adalah unit pengolahan air limbah, unit kamar mesin, dan kelapa sawit adalah unit pengolahan air limbah, unit kamar mesin, dan stasiun ketel uap, bengkel pemeliharaan pabrik, dan laboratorium.

stasiun ketel uap, bengkel pemeliharaan pabrik, dan laboratorium. C.

C. Bahaya poteBahaya potensi pada industri pernsi pada industri perkebunan kelapa sakebunan kelapa sawitwit a.

a. Pembukaan Pembukaan lahanlahan

Proses pembukaan lahan dilakukan dengan Proses pembukaan lahan dilakukan dengan penebangan-penebangan pohon baik secara manual atau menggunakan mesin (chin penebangan pohon baik secara manual atau menggunakan mesin (chin saw). Pembukaan lahan juga merupakan kegiatan pembersihan lahan saw). Pembukaan lahan juga merupakan kegiatan pembersihan lahan dengan menggunaka

dengan menggunakan alat-alat berat n alat-alat berat seperti excavator dan motor grader.seperti excavator dan motor grader. Bahaya potensi untuk kesehatan kerja yang mungkin terjadi adalah Bahaya potensi untuk kesehatan kerja yang mungkin terjadi adalah

pneumokonioses (penimbunan debu dalam paru), gangguan

pneumokonioses (penimbunan debu dalam paru), gangguan

gastrointestinal 

gastrointestinal  pada pengemudi alat berat, berkurangnya kekuatanpada pengemudi alat berat, berkurangnya kekuatan genggaman (

genggaman (carpal tunnel syndrome)carpal tunnel syndrome) pada pekerja yang menggunakanapada pekerja yang menggunakana alat-alat pemotong, terserang binatang-binatang berbisa, terinfeksi cacing alat-alat pemotong, terserang binatang-binatang berbisa, terinfeksi cacing dan terserang mikro organisme seperti jamur dan bakteri pada saat dan terserang mikro organisme seperti jamur dan bakteri pada saat melakukan pembersihan lahan. Sedangkan bahaya potensi untuk melakukan pembersihan lahan. Sedangkan bahaya potensi untuk kecelakaaan kerja terdapat pada penggunaan mesin-mesin pemotong dan kecelakaaan kerja terdapat pada penggunaan mesin-mesin pemotong dan penggunaan alat-alat berat.

penggunaan alat-alat berat.

Peraturan Pengendalian bahaya kesehatan kerja dapat dilakukan Peraturan Pengendalian bahaya kesehatan kerja dapat dilakukan dengan penggunaan alat pelindung diri, seperti

dengan penggunaan alat pelindung diri, seperti safety helmet (Hard hat)safety helmet (Hard hat) kelas C

kelas C,, , penggunaan alat pelindung kaki jenis, penggunaan alat pelindung kaki jenis vinyl vinyl , pakain kerja (overal),, pakain kerja (overal), dan penggunaan sarung tangan kulit karena. Penggunaan sarung tangan dan penggunaan sarung tangan kulit karena. Penggunaan sarung tangan kulit cocok digunakan ketika pekerja bersentuhan dengan benda atau alat kulit cocok digunakan ketika pekerja bersentuhan dengan benda atau alat yang permukaannya kasar.

yang permukaannya kasar.

Pengendalian bahaya kecelakaan kerja pada penggunaan Pengendalian bahaya kecelakaan kerja pada penggunaan mesin-mesin pemotong dapat dikendalikan dengan mematuhi

mesin pemotong dapat dikendalikan dengan mematuhi standart standart  operstional procedure 

operstional procedure  (SOP) penggunaan alat dan dapat dikendalikan(SOP) penggunaan alat dan dapat dikendalikan dengan penggunaan alat pelindung diri seperti googles untuk mencegah dengan penggunaan alat pelindung diri seperti googles untuk mencegah serpihan debu terbang, alat pelindung tangan berjenis metal messh, serpihan debu terbang, alat pelindung tangan berjenis metal messh, pakaian kerja (apron),

pakaian kerja (apron), safety shoes safety shoes  berjenis vinyl. Untuk mencegahberjenis vinyl. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dari penggunaan alat-alat berat dapat dilihat terjadinya kecelakaan kerja dari penggunaan alat-alat berat dapat dilihat pada Permenakertrans No.Per 09/Men VII/2010 tentang operator dan pada Permenakertrans No.Per 09/Men VII/2010 tentang operator dan petugas pesawat angkat dan angkut. Salah satu bagian penting dari petugas pesawat angkat dan angkut. Salah satu bagian penting dari peraturan tersebut adalah adanya lisensi K3 untuk operator alat berat peraturan tersebut adalah adanya lisensi K3 untuk operator alat berat seperti excavator.

(9)

b.

b. Pembibitan, pPembibitan, penanaman enanaman dan dan pemeliharaan tpemeliharaan tanamananaman

Proses pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman Proses pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman dilakukan pada area terbuka dan dalam keadaan aman dan bersih. Aman dilakukan pada area terbuka dan dalam keadaan aman dan bersih. Aman berarti bebas dari gangguan binatang berbahaya sedangkan yang berarti bebas dari gangguan binatang berbahaya sedangkan yang dimaksud dengan bersih adalah bebas dari gulma dan semak belukar. dimaksud dengan bersih adalah bebas dari gulma dan semak belukar. Potensi bahaya kesehatan pada proses ini adalah pneumokonioses Potensi bahaya kesehatan pada proses ini adalah pneumokonioses (penimbunan debu dalam paru), dermatoses (kelainan kulit karena (penimbunan debu dalam paru), dermatoses (kelainan kulit karena pekerjaan) dan penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida merupakan pekerjaan) dan penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida merupakan potensial bahaya terbesar pada proses ini. Pengggunaan pestisida yang potensial bahaya terbesar pada proses ini. Pengggunaan pestisida yang tidak aman dapat m

tidak aman dapat menyebabkan ganggenyebabkan gangguan kesehatan seperti penyakit akuuan kesehatan seperti penyakit aku maupun kronis, keracunan dan kematian. Monitoring biologi paparan maupun kronis, keracunan dan kematian. Monitoring biologi paparan pestisida dapat dilihat dari kadar cholinesterase dalam darah. Bahaya pestisida dapat dilihat dari kadar cholinesterase dalam darah. Bahaya penggunaan pestisida terdapat pada pekerja penyemprot dan pekerja penggunaan pestisida terdapat pada pekerja penyemprot dan pekerja yang bertugas pada gudang penyimpanan pestisida. Pemerintah telah yang bertugas pada gudang penyimpanan pestisida. Pemerintah telah mengatur tentang pengawasan, penyimpanan dan penggunaan pestisida mengatur tentang pengawasan, penyimpanan dan penggunaan pestisida dalam peraturan pemerintah No.07 tahun 1973.

dalam peraturan pemerintah No.07 tahun 1973.

Pencegahan bahaya kesehatan bagi pekerja penyemprot pestisida Pencegahan bahaya kesehatan bagi pekerja penyemprot pestisida dapat dilakukan secara administratf dan penggunaan alat pelindung diri dapat dilakukan secara administratf dan penggunaan alat pelindung diri (APD). Pengendalian secara administrative adalah proses pengendalian (APD). Pengendalian secara administrative adalah proses pengendalian dengan ca

dengan cara administrativra administrative mengurangi e mengurangi bahaya bahaya dan resiko dan resiko dari bahayadari bahaya kimia. Misalnya

kimia. Misalnya safe operating limit, work permit, standart operational safe operating limit, work permit, standart operational  procedure (SOP),

procedure (SOP), pelatihan, modifikasi perilaku, jadwal istirahat dan lainpelatihan, modifikasi perilaku, jadwal istirahat dan lain sebagainya (Indonesia HSE, 2012)

sebagainya (Indonesia HSE, 2012)

Pencegahan bahaya pestisida dapat dikendalikan dengan Pencegahan bahaya pestisida dapat dikendalikan dengan menggunakan APD yang sesuai dengan proses dan sifat pestisida yang menggunakan APD yang sesuai dengan proses dan sifat pestisida yang digunakan. alat pelindung diri yang digunakan dalam penggunaan digunakan. alat pelindung diri yang digunakan dalam penggunaan pestisida dapt berupa pakaian pelindung, kaca mata, dan sarug tangan pestisida dapt berupa pakaian pelindung, kaca mata, dan sarug tangan yang terbuat dari neoprene jika bahan tersebut digunakan untuk yang terbuat dari neoprene jika bahan tersebut digunakan untuk bercampur dengan minyak atau pelarut organis. Alat-alat pelindung diri bercampur dengan minyak atau pelarut organis. Alat-alat pelindung diri harus terbuat dari karet, apabila yang dikerjakan chlor hydrocarbon harus terbuat dari karet, apabila yang dikerjakan chlor hydrocarbon (Suma’mur, 1996)

(Suma’mur, 1996)..

Pekerja yang bertugas pada tempat penyimpanan (gudang) Pekerja yang bertugas pada tempat penyimpanan (gudang) pestisida juga dapat mengalami gangguan kesehatan. Tempat pestisida juga dapat mengalami gangguan kesehatan. Tempat penyimpanan pestisida harus bebas dari potensi bahaya kesehatan, penyimpanan pestisida harus bebas dari potensi bahaya kesehatan, kecelakaan kerja, dan kebakaran. Pengendalian gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, dan kebakaran. Pengendalian gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja pada pekerja gudang pestisida dapat dilakukan secara kecelakaan kerja pada pekerja gudang pestisida dapat dilakukan secara administrative, secara teknik, sistem peringatan dan penggunaan APD. administrative, secara teknik, sistem peringatan dan penggunaan APD. Pengendalian secara adminstratif dapat dilakukan dengan

Pengendalian secara adminstratif dapat dilakukan dengan safe operating safe operating  limit, work permit, standart operational procedure (SOP),

limit, work permit, standart operational procedure (SOP), pelatihan,pelatihan, modifikasi perilaku dan jadwal istirahat.

modifikasi perilaku dan jadwal istirahat.

Pengendalian secara teknik untuk mencegah bahaya kesehatan Pengendalian secara teknik untuk mencegah bahaya kesehatan dan keselamatan kerja pada tempat penyimpanan pestisida dapat dan keselamatan kerja pada tempat penyimpanan pestisida dapat dilakukan dengan mengatur sistem ventilasi

dilakukan dengan mengatur sistem ventilasi local exhaust ventilation local exhaust ventilation ,, pencahayaan pada ruangan, tempat peletakan pestisida yang terlindung, pencahayaan pada ruangan, tempat peletakan pestisida yang terlindung,

(10)

teratur, kuat dan tidak bocor. Pengendalian dengan sistem peringatan teratur, kuat dan tidak bocor. Pengendalian dengan sistem peringatan dapat dilakukan dengan memberi peringatan, instruksi, tanda , label, yang dapat dilakukan dengan memberi peringatan, instruksi, tanda , label, yang akan membuat orang akan waspada jika berada dalam tempat akan membuat orang akan waspada jika berada dalam tempat penyimpanan pestisida. Sistem peringatan juga dapat berupa pemahaman penyimpanan pestisida. Sistem peringatan juga dapat berupa pemahaman tentang

tentang lembar dalembar data ta keselamatan keselamatan bahan bahan (MSDS), (MSDS), tersedianya tersedianya sistemsistem alarm dan jalur evakuasi. Pengendalian bahaya potensi pada tempat alarm dan jalur evakuasi. Pengendalian bahaya potensi pada tempat penyimpanan pestisida juga dapat diakukan dengan penggunaan APD. penyimpanan pestisida juga dapat diakukan dengan penggunaan APD. Yang sesuai dengan bahan kimia yang

Yang sesuai dengan bahan kimia yang terkandung dalam pestisida.terkandung dalam pestisida. c. Pemanenan

c. Pemanenan

Pemanen merupakan proses terakhir dari

Pemanen merupakan proses terakhir dari perkebunan kelapa sawit.perkebunan kelapa sawit. Proses pemanenan meliputi memotong pelepah, dan TBS, memasukkan Proses pemanenan meliputi memotong pelepah, dan TBS, memasukkan TBS kedalam angkong, mendorong angkong yang berisi TBS ketempat TBS kedalam angkong, mendorong angkong yang berisi TBS ketempat penampugan hasil, danpemuatan TBS kedalam truk pengangkut. penampugan hasil, danpemuatan TBS kedalam truk pengangkut. Pemanenan dapat dilakukan dengan alat pemanen manual atau alat Pemanenan dapat dilakukan dengan alat pemanen manual atau alat panen bermesin. Penggunaan alat panen bermesin dapat membantu panen bermesin. Penggunaan alat panen bermesin dapat membantu mengurangi beban kerja tenaga pemanen. Potensi bahaya kesehatan mengurangi beban kerja tenaga pemanen. Potensi bahaya kesehatan pada proses pemanenan adalah gangguan pada fisiologis tubuh karena pada proses pemanenan adalah gangguan pada fisiologis tubuh karena faktor ergonomic, gangguan kesehatan yang mungkin terjadi adalah faktor ergonomic, gangguan kesehatan yang mungkin terjadi adalah gangguan otot rangka (muscoleskeletal disordes),

gangguan otot rangka (muscoleskeletal disordes), Repetitive Strain Injury Repetitive Strain Injury  cedera dari sistem muskuloskeletal dan saraf)

cedera dari sistem muskuloskeletal dan saraf), Carpal Tunnel Syndrome , Carpal Tunnel Syndrome  ( 

( timbul seperti sakit di pergelangan tangan). Pencegahan yang mungkintimbul seperti sakit di pergelangan tangan). Pencegahan yang mungkin dilakukan untuk potensi bahaya kesehatan dapat dilakukan secara dilakukan untuk potensi bahaya kesehatan dapat dilakukan secara subtitusi, yaitu dengan menggunakan alat pemanen bermesin sehingga subtitusi, yaitu dengan menggunakan alat pemanen bermesin sehingga mengurangi beban kerja pemanen, manual handling yang baik dengan mengurangi beban kerja pemanen, manual handling yang baik dengan konsep yang ergonomis yang menyesuaikan pada posisi, proses, dan konsep yang ergonomis yang menyesuaikan pada posisi, proses, dan kemampuan mengangkat beban dalam bekerja yang sesuai dengan kemampuan mengangkat beban dalam bekerja yang sesuai dengan kemampuan tubuh.

kemampuan tubuh.

Potensi kecelakaan yang mungkin terjadi pada proses pemanen Potensi kecelakaan yang mungkin terjadi pada proses pemanen adalah tertimpa TBS, tertimpa pelepah, terluka akibat duri sawit pada adalah tertimpa TBS, tertimpa pelepah, terluka akibat duri sawit pada tangan dan kaki, terluka karena alat panen. Pengendalian dapat dilakukan tangan dan kaki, terluka karena alat panen. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara kerja yang baik, yaitu dengan penerapan

dengan cara kerja yang baik, yaitu dengan penerapan job  job safety analysis safety analysis  (JSA) pada proses kerja.

(JSA) pada proses kerja. D.

D. Bahaya poBahaya potensi pada industensi pada industri minyak kelaptri minyak kelapa sawita sawit a. Sterlisasi

a. Sterlisasi

Strelisasi adalah perebusan yang dilakukan dalam bejana Strelisasi adalah perebusan yang dilakukan dalam bejana bertekanan (steriliser) dengan menggunakan uap air jenuh (saturated bertekanan (steriliser) dengan menggunakan uap air jenuh (saturated steam). Proses perebusan ini menggunakan suhu > 120

steam). Proses perebusan ini menggunakan suhu > 120 00C. PotensiC. Potensi bahaya kesehatan pada area ini adalah luka bakar jika bersentuhan bahaya kesehatan pada area ini adalah luka bakar jika bersentuhan dengan mesin sterilisasi, gangguan kesehatan karena efek panas seperti dengan mesin sterilisasi, gangguan kesehatan karena efek panas seperti heat rash, heat cramps dan heat exhaustion. Pengendalian panas pada heat rash, heat cramps dan heat exhaustion. Pengendalian panas pada area dapat dilakukan dengan sistem ventilasi yang menyeluruh untuk area dapat dilakukan dengan sistem ventilasi yang menyeluruh untuk menurunkan suhu pada area tersebut. Potensi bahaya kecelakaan kerja menurunkan suhu pada area tersebut. Potensi bahaya kecelakaan kerja

(11)

dapat disebabkan oleh bangunan / konstruksi mesin sterilisasi yang tidak dapat disebabkan oleh bangunan / konstruksi mesin sterilisasi yang tidak kokoh. Pengendalian yang dapat dilakukan dengan menggunakan APD. kokoh. Pengendalian yang dapat dilakukan dengan menggunakan APD. b.

b. Mesin Mesin bantinganbantingan

Potensi bahaya kesehatan pada proses ini adalah luka

Potensi bahaya kesehatan pada proses ini adalah luka bakar akibatbakar akibat percikan air pada proses pembantingan. Pengendalian yang dapat percikan air pada proses pembantingan. Pengendalian yang dapat dilakukan dengan menggunakan APD. Potensi bahaya kecelakaan kerja dilakukan dengan menggunakan APD. Potensi bahaya kecelakaan kerja dapat terjadi pada mesin pembantingan. Kecelakaan dapat terjadi akibat dapat terjadi pada mesin pembantingan. Kecelakaan dapat terjadi akibat tidak kokohnya konstruksi tempat mesin

tidak kokohnya konstruksi tempat mesin bantingan.bantingan. c.

c. Pengepresan Pengepresan (Screw (Screw Press)Press)

Potensi bahaya kecelakaan kerja dapat terjadi pada mesin Potensi bahaya kecelakaan kerja dapat terjadi pada mesin pembantingan. Kecelakaan dapat terjadi akibat tidak kokohnya konstruksi pembantingan. Kecelakaan dapat terjadi akibat tidak kokohnya konstruksi tempat mesin pengepresan.

tempat mesin pengepresan. d.

d. Proses Proses penjernihan/pemurniapenjernihan/pemurnian n minyakminyak

Potensi bahaya kecelakaan kerja dapat terjadi pada mesin Potensi bahaya kecelakaan kerja dapat terjadi pada mesin pembantingan. Kecelakaan dapat terjadi akibat tidak kokohnya konstruksi pembantingan. Kecelakaan dapat terjadi akibat tidak kokohnya konstruksi tempat mesin-mesin penjernihan.

tempat mesin-mesin penjernihan. e.

e. Stasiun Stasiun ketel ketel uap uap (Boiler)(Boiler)

Ketel uap (boiler) merupakan salah satu jenis bejana bertekanan. Ketel uap (boiler) merupakan salah satu jenis bejana bertekanan. Stasiun ketel uap merupakan fasilitas yang sering mengalami ledakan. Stasiun ketel uap merupakan fasilitas yang sering mengalami ledakan. Ledakan ini sering menimbulkan korban luka-luka dan korban jiwa. Boiler  Ledakan ini sering menimbulkan korban luka-luka dan korban jiwa. Boiler  atau lebih dikenal sebagai ketel

atau lebih dikenal sebagai ketel uap pada dasarnya adalah sebuah bejanauap pada dasarnya adalah sebuah bejana yang dipergunakan sebagai tempat untuk memproduksi uap (steam). Uap yang dipergunakan sebagai tempat untuk memproduksi uap (steam). Uap dari pemanasan air dalam boiler dilakukan pada temperatur tertentu untuk dari pemanasan air dalam boiler dilakukan pada temperatur tertentu untuk kemudian digunakan untuk berbagai keperluan. Permenakertrans No. kemudian digunakan untuk berbagai keperluan. Permenakertrans No. Per.Per. 01/Men/1982 berisi tentang kesehatan dan keselamatan kerja 01/Men/1982 berisi tentang kesehatan dan keselamatan kerja penggunaan bejana bertekanan.

penggunaan bejana bertekanan.

Potensi bahaya kesehatan pekerja boiler adalah penyakit akibat Potensi bahaya kesehatan pekerja boiler adalah penyakit akibat paparan panas seperti heat rash dan heat cramps, gangguan paparan panas seperti heat rash dan heat cramps, gangguan pendengaran akibat paparan bising. Potensi bahaya kecelakaan kerja pendengaran akibat paparan bising. Potensi bahaya kecelakaan kerja pada pekerjaan boiler adalah terjadinya ledakan dan kebakaran pada pada pekerjaan boiler adalah terjadinya ledakan dan kebakaran pada boiler. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan penggunaan alat boiler. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan penggunaan alat pelindung diri untuk meminimalisir paparan panas, bising pada saat pelindung diri untuk meminimalisir paparan panas, bising pada saat melakukan pekerjaan pada area boiler.

melakukan pekerjaan pada area boiler.

Kunci penting pemakaian ketel uap secara aman (

Kunci penting pemakaian ketel uap secara aman (PusdiklatPusdiklat Kemenakertrans

(12)

1.

1.

Dalam hal pengadaan

Dalam hal pengadaan

Bagi Pengusaha

Bagi Pengusaha yang akan yang akan membeli Ketel Uap membeli Ketel Uap yang akanyang akan dipakai di perusahaannya, pilihlah Ketel Uap yang pembuatannya dipakai di perusahaannya, pilihlah Ketel Uap yang pembuatannya memenuhi prosedur

memenuhi prosedur yang berlakyang berlaku. u. Sebagai contohSebagai contoh, misalkan aka, misalkan akann membeli Ketel Uap pipa api ( Fire Tube Boiler ) baru buatan dalam membeli Ketel Uap pipa api ( Fire Tube Boiler ) baru buatan dalam negeri, maka sangat perlu diperhatikan, apakah Boiler tersebut negeri, maka sangat perlu diperhatikan, apakah Boiler tersebut memiliki dokumen meliputi ; 1) Gambar konstruksi, 2) Gambar detail memiliki dokumen meliputi ; 1) Gambar konstruksi, 2) Gambar detail sambungan, 3) Sertifikat bahan, 4)

sambungan, 3) Sertifikat bahan, 4) Perhitungan kekuatan konstruksi, 5)Perhitungan kekuatan konstruksi, 5) Surat keterangan hasil Radiography Test dan atau Ultrasonic Test Surat keterangan hasil Radiography Test dan atau Ultrasonic Test sambungan las dan 6) Laporan pengawasan pembuatan pesawat uap sambungan las dan 6) Laporan pengawasan pembuatan pesawat uap yang ditandatangani

yang ditandatangani engineer engineer perusahaan pembuat boiler yangperusahaan pembuat boiler yang bersangkutan dan Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap. bersangkutan dan Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap. 2.

2.

Dalam hal pengoperasian

Dalam hal pengoperasian

a.

a. Pemakai Pemakai jangan jangan mulai mulai memakainya memakainya sebelum sebelum dilakukan dilakukan pemeriksaanpemeriksaan dan pengujian pertama oleh Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( dan pengujian pertama oleh Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (  AK3)

 AK3) spesialis Pesawat spesialis Pesawat Uap Uap dari dari Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Keselamatan danKeselamatan dan Kesehatan Kerja

Kesehatan Kerja (PJK3) (PJK3) yang memiliki Surayang memiliki Surat Keputusan Pet Keputusan Penunjukannunjukan (SKP) dari Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan (SKP) dari Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Kemenakertrans R.I atau Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Kemenakertrans R.I atau Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap yang kemudian dinyatakan telah memenuhi syarat K3 Pesawat Uap yang kemudian dinyatakan telah memenuhi syarat K3 olehnya yang dibuktikan dengan diterbitkannya Akte Izin Ketel Uap olehnya yang dibuktikan dengan diterbitkannya Akte Izin Ketel Uap tersebut dari Dinas

tersebut dari Dinas Tenaga Kerja Tenaga Kerja / Instansi y/ Instansi yang berwenang ang berwenang didi daerah yang

daerah yang bersangkutan. bersangkutan. Menurut peraturan yMenurut peraturan yang berlaku, khang berlaku, khusususus untuk Ke

untuk Ketel Uap tel Uap yang yang direntalkan, direntalkan, Akte IzAkte Izinnya innya diterbitkan olediterbitkan oleh Dirjenh Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Kemenakertrans R.I.

Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Kemenakertrans R.I. b.

b. Air Air umpan umpan Ketel Ketel Uap Uap (( Feed Water Boiler Feed Water Boiler  ) yang digunakan harus) yang digunakan harus selalu memenuhi standar dengan melalui proses water treatment. selalu memenuhi standar dengan melalui proses water treatment. Untuk mengetahui kepastian memenuhi standar atau tidaknya air  Untuk mengetahui kepastian memenuhi standar atau tidaknya air  umpan tersebut maka pemakai perlu mengujikannya ke Laboratotium umpan tersebut maka pemakai perlu mengujikannya ke Laboratotium penguji air yang dinilai mampu dan hasil ujinya akurat. Selanjutnya penguji air yang dinilai mampu dan hasil ujinya akurat. Selanjutnya hasil uji air umpan bandingkan dengan standar yang berlaku antara hasil uji air umpan bandingkan dengan standar yang berlaku antara lain mengenai ; pH, kesadahan total, oksigen dan lain-lain dari feed lain mengenai ; pH, kesadahan total, oksigen dan lain-lain dari feed water boiler yang akan

water boiler yang akan digunakan.digunakan. c.

c. Pekerja yang Pekerja yang mengoperasikannymengoperasikannya harus a harus yang syang sudah terlatih danudah terlatih dan berpengalaman yang dibuktikan dengan Sertifikat operator Ketel Uap berpengalaman yang dibuktikan dengan Sertifikat operator Ketel Uap

yang diterbitkan oleh Dirjen Pembinaan Pengawasan

yang diterbitkan oleh Dirjen Pembinaan Pengawasan

Ketenagakerjaan Kemenakertrans R.I. Untuk Ketel Uap berkapasitas Ketenagakerjaan Kemenakertrans R.I. Untuk Ketel Uap berkapasitas 10 Ton/jam atau lebih, pekerja yang mengoperasikannya harus 10 Ton/jam atau lebih, pekerja yang mengoperasikannya harus bersertifikat operator Pesawat Uap kelas I, sedangkan untuk Boiler  bersertifikat operator Pesawat Uap kelas I, sedangkan untuk Boiler 

berkapasitas kurang dari 10 Ton/jam , pekerja yang

berkapasitas kurang dari 10 Ton/jam , pekerja yang

mengoperasikannya harus bersertifkikat operator Pesawat Uap kelas mengoperasikannya harus bersertifkikat operator Pesawat Uap kelas II.

II. d.

d. Ketel Uap yang sedKetel Uap yang sedang operasi tidak boleang operasi tidak boleh ditinggalkan oleh oph ditinggalkan oleh operator erator  yang bertugas melayaninya. Artinya Ketel Uap yang sedang beroperasi yang bertugas melayaninya. Artinya Ketel Uap yang sedang beroperasi harus selalu ada

(13)

e.

e. Setelah Setelah beroperasi beroperasi beberapa beberapa lama, lama, maka maka pemakai pemakai wajibwajib memeriksakan Ketel Uapnya secara berkala kepada AK3 spesialis memeriksakan Ketel Uapnya secara berkala kepada AK3 spesialis Pesawat Uap dari PJK3 yang memiliki SKP dari Dirjen Pembinaan Pesawat Uap dari PJK3 yang memiliki SKP dari Dirjen Pembinaan Pengawasan

Pengawasan Kemenakertrans Kemenakertrans R.I R.I atau atau kepadkepada a PengawPengawasas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap. Untuk Ketel uap

Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap. Untuk Ketel uap yang dipakaiyang dipakai di kapal laut perusahaan pelayaran pemeriksaan berkalanya minimal di kapal laut perusahaan pelayaran pemeriksaan berkalanya minimal sekal tiap tahun, untuk Ketel Uap yang dipakai di darat pemeriksaan sekal tiap tahun, untuk Ketel Uap yang dipakai di darat pemeriksaan berkalanya minimal sekali tiap 2 tahun, untuk Ketel Lokomotif  berkalanya minimal sekali tiap 2 tahun, untuk Ketel Lokomotif  pemeriksaan berkalanya minimal sekali tiap 3 tahun.

pemeriksaan berkalanya minimal sekali tiap 3 tahun. f.

f. Untuk Untuk melakukan melakukan perbaikan, perbaikan, penggantian penggantian atau atau perobahan perobahan kostruksikostruksi dan atau perle

dan atau perlengkapan Ketel ngkapan Ketel Uap, pemakai Uap, pemakai wajib melaporkan wajib melaporkan terlebihterlebih dahulu ke Dinas Tenaga Kerja setempat, sehingga pemeriksaan dahulu ke Dinas Tenaga Kerja setempat, sehingga pemeriksaan khusus dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dan pemakai khusus dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dan pemakai memperoleh petunjuk-petunjuk antara lain teknik pengerjaannya, memperoleh petunjuk-petunjuk antara lain teknik pengerjaannya, standar bahan, pengelasan dan sebagainya yang harus dipenuhi.

standar bahan, pengelasan dan sebagainya yang harus dipenuhi.

g.

g.

 Agar  Agar kerak kerak ketel ketel (( scale scale ) yang terjadi di dalam Ketel Uap tidak) yang terjadi di dalam Ketel Uap tidak semakin tebal dan keras yang dapat mengakibatkan

semakin tebal dan keras yang dapat mengakibatkan over heating over heating  (( pemanasan lebih ), maka sebaiknya Ketel Uap secara teratur  pemanasan lebih ), maka sebaiknya Ketel Uap secara teratur  dilakukan

dilakukan cleaning cleaning dengan cara manual, mekanis maupun chemis olehdengan cara manual, mekanis maupun chemis oleh orang yang

orang yang ahlinya. ahlinya. Jika di dJika di dalam Ketel Uaalam Ketel Uap bebasp bebasscale scale maka akanmaka akan berdampak positip terhadap efisienci dan

berdampak positip terhadap efisienci dan life time life time Ketel Uap yangKetel Uap yang bersangkutan.

bersangkutan.

E. Peranan kesehatan dan keselamatan kerja pada industri perkebunan E. Peranan kesehatan dan keselamatan kerja pada industri perkebunan

dan industri minyak kelapa sawit. dan industri minyak kelapa sawit.

Program kesehatan dan keselamatan kerja sangat perlu karena dapat Program kesehatan dan keselamatan kerja sangat perlu karena dapat memperbaiki kualitas hidup pekerja melalui jaminan kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup pekerja melalui jaminan kesehatan dan keselamatan kerja serta situasi kerja yang aman, tentram dan sehat sehingga keselamatan kerja serta situasi kerja yang aman, tentram dan sehat sehingga dapat mendorong pekerja untuk lebih efisien dan produktif. Produktifitas dapat mendorong pekerja untuk lebih efisien dan produktif. Produktifitas adalah rasio terbaik

adalah rasio terbaik antara masukan antara masukan (input) dan kel(input) dan keluaran (output) uaran (output) sedangkansedangkan efisiensi adalah pemanfaatan sumber-sumber yang ada seperti

efisiensi adalah pemanfaatan sumber-sumber yang ada seperti tenaga, waktutenaga, waktu dan

dan dana dan dana dan sebagainya sebagainya yang terbatas uyang terbatas untuk dapat ntuk dapat dimanfaatkan sedimanfaatkan secaracara efektif dan upaya antara lain menekan pemborosan sampaisekecilnya efektif dan upaya antara lain menekan pemborosan sampaisekecilnya (Harrys, 2005)

(Harrys, 2005)

Schuler dan Jackson (1999) mengatakan, apabila perusahaan dapat Schuler dan Jackson (1999) mengatakan, apabila perusahaan dapat melaksanakan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan baik, maka melaksanakan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan baik, maka perusahaan memperoleh manfaat sebagai berikut :

perusahaan memperoleh manfaat sebagai berikut : 1.

1. Meningkatkan produktMeningkatkan produktifitas karena menurunnya jumlah hari kerjaifitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.

yang hilang. 2.

2. Meningkatkan Meningkatkan efisiensi efisiensi dan dan kualitas kualitas pekerja pekerja yang yang lebihlebih berkomitmen.

berkomitmen. 3.

3. Menurunya Menurunya biaya-biaya biaya-biaya kesehatan kesehatan dan asuradan asuransi.nsi. 4.

4. Tingkat kompensTingkat kompensasi pekerja dan pasi pekerja dan pembayaran langsembayaran langsung yang lebihung yang lebih rendah karena menurunnya pangajuan klaim.

(14)

5.

5. Fleksibilitas dan adaFleksibilitas dan adaptabilitas yang ptabilitas yang lebih besar sebagalebih besar sebagai akibat darii akibat dari partisipasi dan ras kepemilikan.

partisipasi dan ras kepemilikan. 6.

6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karenRasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkana meningkatkan citra perusahaan.

citra perusahaan. 7.

(15)

BAB III

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan A. Kesimpulan 1.

1. Proses kerja padProses kerja pada industri perkebua industri perkebunan kelapa snan kelapa sawit meliputi persiapan laawit meliputi persiapan lahan,han, pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan pemanenan.

pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan pemanenan. 2.

2. Proses kerja pada industri minyak kelapProses kerja pada industri minyak kelapa sawit meliputi penerimaan TBS,a sawit meliputi penerimaan TBS, perebusan (sterilisasi), mesin pembantingan (tressher), pengepresan (Screw perebusan (sterilisasi), mesin pembantingan (tressher), pengepresan (Screw Press), proses penjernihan/pemurnian minyak, dan Proses pengolahan inti Press), proses penjernihan/pemurnian minyak, dan Proses pengolahan inti sawit (Bui Sawit)

sawit (Bui Sawit)

3. Potensi bahaya pada industri perkebunan kelapa sawit terdapapat pada 3. Potensi bahaya pada industri perkebunan kelapa sawit terdapapat pada proses pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan proses pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan pemanenan. Potensi bahay tidak terdapat pada

pemanenan. Potensi bahay tidak terdapat pada proses persiapan lahan.proses persiapan lahan.

4. Potensi bahaya pada industri minyak kelapa sawit terdapat pada semua 4. Potensi bahaya pada industri minyak kelapa sawit terdapat pada semua

semua proses. semua proses.

5. Program kesehatan dan keselamatan kerja sangat perlu karena dapat 5. Program kesehatan dan keselamatan kerja sangat perlu karena dapat memperbaiki kualitas hidup pekerja melalui jaminan kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup pekerja melalui jaminan kesehatan dan keselamatan kerja serta situasi kerja yang aman, tentram dan sehat sehingga keselamatan kerja serta situasi kerja yang aman, tentram dan sehat sehingga dapat mendorong pekerja untuk lebih efisien dan produktif.

dapat mendorong pekerja untuk lebih efisien dan produktif. B. Saran

B. Saran

1. Perusahaan menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan 1. Perusahaan menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan

kerja secara berlelanjutan. kerja secara berlelanjutan. 2.

2. Perusahaan Perusahaan lebih sering melaklebih sering melakukan atau ukan atau memberi pelatihan-pelatihan memberi pelatihan-pelatihan kepadakepada pekerja yang bekerja pada bagian yang mempunyai resiko tinggi terjadinya pekerja yang bekerja pada bagian yang mempunyai resiko tinggi terjadinya penyakit akibat kerja dan

(16)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Harry Siregar , 2005.

Harry Siregar , 2005. Peranan Peranan Keselamatan Keselamatan Kerja Kerja di di Tempat Tempat Kerja Kerja Sebagai Sebagai Wujud Wujud  Keberhasilan Perusahaan,

Keberhasilan Perusahaan, Jurnal Teknologi Proses Fakultas Teknik ProgramJurnal Teknologi Proses Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara

Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara Indonesia HSE, 2011.

Indonesia HSE, 2011. Hirarki pengendalian bahaya untuk pencegahan penyakit Hirarki pengendalian bahaya untuk pencegahan penyakit  akibat kerja dan kecelakaan kerja 

akibat kerja dan kecelakaan kerja . Diakses dari. Diakses dari http://indohse.web.id.http://indohse.web.id. Oktober 2012

Oktober 2012

Schuler, Randall S. dan Susan E. Jackson. 1999.

Schuler, Randall S. dan Susan E. Jackson. 1999. Manajemen Sumber Daya Manajemen Sumber Daya  Manusia Menghadapi Abad Ke-21.

Manusia Menghadapi Abad Ke-21. Jakarta: ErlanggaJakarta: Erlangga Suma’mur, 1996.

Suma’mur, 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Gunung Agung, JakartaGunung Agung, Jakarta Kemenakertrans, 2011,

Kemenakertrans, 2011, Pemakaian Ketel Uap Secara Aman Pemakaian Ketel Uap Secara Aman , Diakses dari, Diakses dari http://pusdiklat.depnakertrans.go.id

http://pusdiklat.depnakertrans.go.id .. Oktober 2012Oktober 2012 Kemenlh, 2007,

Kemenlh, 2007, Panduan Penyusunan dan Pemeriksaan Dokumen UPKL-UPLPanduan Penyusunan dan Pemeriksaan Dokumen UPKL-UPL Perkebunan Kelapa Sawit,

Perkebunan Kelapa Sawit, JakartaJakarta Kemenpan, 2008.

Kemenpan, 2008. Teknologi Budi Daya Sawit..Teknologi Budi Daya Sawit.. Badan Penelitian danBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor 

Pengembangan Pertanian. Bogor  Kemeperin, 2007.

Kemeperin, 2007. Gambaran Sekilas Industri Minyak Kelapa Sawit,Gambaran Sekilas Industri Minyak Kelapa Sawit, JakartaJakarta KPS, 2009,

KPS, 2009, Derita kaum buruh di tengah kemegahan perkebunan kelapa sawit,Derita kaum buruh di tengah kemegahan perkebunan kelapa sawit, Diakses dari http://www.kpsmedan.org. Oktober 2012

Diakses dari http://www.kpsmedan.org. Oktober 2012 Permenakertrans No. Per. 01/Men/1982 berisi tentang

Permenakertrans No. Per. 01/Men/1982 berisi tentang Kesehatan dan Keselamatan Kesehatan dan Keselamatan  Kerja Penggunaan Bejana Bertekanan.

Kerja Penggunaan Bejana Bertekanan.

Permenakertrans No.Per 09/Men VII/2010 tentang

Permenakertrans No.Per 09/Men VII/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat Operator dan Petugas Pesawat  Angkat dan Angkut.

Angkat dan Angkut.

Peraturan Pemerintah No.07 tahun 1973 berisi tentang

Peraturan Pemerintah No.07 tahun 1973 berisi tentang Pengawasan Atas Pengawasan Atas  Peredaran, Penyimpanan, dan Penggunaan Pestisida 

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan fenomena yang ada dapat disimpulkan bahwa pada siswa Sekolah Dasar Negeri Kraton tentang masalah yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat

Hasil prediksi pada mosel ARIMA (4,1,0) data penjualan tenaga listrik pada Segmen R3 di Jawa Timur paling rendah pada bulan Februari tahun 2018 dikarenakan jumlah hari pada

Triyantono. Studi Deskriptif Tentang Program Pemerintah Nawa Cita Melalui Kegiatan Pembangunan Tingkat Padukuhan Di Desa Karangasem Kecamatan Paliyan

Berdasarkan pada Tabel 2 dapat dilihat peningkatan penggunaan bahan bakar oleh BRT hingga tahun 2030. Peningkatan penggunaan bahan bakar BRT terjadi sampai tahun

Setiap teks yang disampaikan pasti memiliki fungsi sosial atau tujuan teks tersebut. dalam tulisan ini teks yang diambil adalah teks iklan produk yang tentu saja memiliki

Jika dilihat dari konsep pemupukan (5T) yaitu: tepat dosis, tepat waktu, tepat jenis, tepat cara, dan tepat kualitas dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa petani belum

Burung merpati dengan ranting zaitun di paruhnya mengungkapkan tentang janji keselamatan dan kehidupan dari Allah (bnd. Jadi sekalipun Gereja mengalami berbagai ancaman

Beberapa nilai siswa tidak mencapai kriteria ketuntasa minimal (KKM), namun setelah menggunakan Mobile Learning Media bermuatan ethnoscience menunjukkan bahwa