• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ETOS KERJA ISLAM TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI AH ARTHA MAS ABADI KABUPATEN PATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ETOS KERJA ISLAM TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI AH ARTHA MAS ABADI KABUPATEN PATI"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN PATI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)

Dalam Ilmu Syari’ah

r

Oleh:

MAYYA PUJI FEBRIANA 052411085

JURUSAN

EKONOMI

ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp. : 4 (empat) eks. Hal : Naskah Skripsi

A.n. Sdr. Mayya Puji Febriana Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syari’ah

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Setelah saya memberikan bimbingan dan koreksi seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudara :

Nama : Mayya Puji Febriana Nim : 052411085

Judul :”PENGARUH ETOS KERJA ISLAM TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK PEMBIAYAAN RAKTAY SYARI’AH ARTHA MAS ABADI KABUPATEN PATI”

Dengan ini, saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqasyahkan.

Demikian harap menjadi maklum. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Muhammad Saifullah, M.Ag H. Suwanto, S.Ag, M.M

(3)

kerja islam ini juga menekankan kreatifitas kerja sebagai sumber kehidupan, dalam penelitian ini bahwa kinerja karyawan dipengaruh oleh etos kerja islam, maka semakin tinngi etos kerja islam semakin tinggi pula kinerja karyawan tersebut. Sehingga etos kerja islam berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada BPRS Artha Mas Abadi Pati, karena yang sedikitnya belum banyak BPRS menerapkan sistem etika kerja islam dalam operasional kerjanya. Bahwa BPRS merupakan suatu lembaga keuangan yang mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan, dalam bentuk aktivitas pembiayaan yang berdasarkan dengan prinsip syari’ah. Dari latar belakang tersebut timbul permasalahan yaitu bagaimanakah pengaruh dan penerapan etos kerja islam terhadap kinerja karyawan di BPRS Artha Mas Abadi Pati. Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Penerapan dan pengaruh etos kerja slam terhadap kinerja karyawan pada BPRS Artha Mas Abadi Pati.

Penelitian ini menggunakan jenis dan sumber data yaitu primer, sekunder, populasi dan sampel, dan beberapa metode yaitu antara lain : Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode angket (kuesioner) yaitu pengumpulan data berupa pertanyaan tertulis untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden. Dan menggunakan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, buku dan sebagainya. Dan menggunakan alat ukur berupa validitas dan reliabilitas untuk melihat kevaliditan hasil penelitian dan reliabel dalam crombach alpha, Selanjutnya menggunakan metode analisis data dengan menggunakan beberapa metode. Pertama, metode analisis factor yaitu metode yang digunakan untuk meringkas atau mereduksi data dari variable banyak menjadi variable sedikit. Kedua, menggunakan metode analisis regresi sederhana yaitu digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu variabel etos kerja Islam terhadap kinerja karyawan di BPRS Artha Mas Abadi Pati, dengan menggunakan uji hipotesis berupa uji simulasi (uji f) yaitu digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas yang digunakan, secara simultan mampu menjelaskan variabel terikat. Dan koefisien determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Hasil penelitian tersebut, dilihat secara simultan bahwa variabel etos kerja islam berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan di BPRS Artha Mas Abadi Pati, sebesar 0,725 atau 72,5% dan sisanya yang tidak mempengaruhi sebesar 25,5%. Kedua, Secara koefisien determinan variabel etos kerja Islam berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan di BPRS Artha Mas Abadi Pati, sebesar 28.947%. Dari penelitian tersebut diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada semua pihak untuk dapat meningkatkan kinerja.

(4)

menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, Desember 2009 Deklarator,

Mayya Puji Febriana NIM. 052411085

(5)

χÎ)

©!$#

Ÿω

çÉitóãƒ

$tΒ

BΘöθs)Î/

4©®Lym

(#ρçÉitóãƒ

$tΒ

öΝÍκŦàΡr'Î/

“……….Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri……...”

(6)

Dengan segala kerendahan hati, baik sebagai hamba Allah dan Insan akademis, karya ilmiah yang sederhana ini penulis persembahkan kepada:

Almamaterku & Pengelola Prodi Ekonomi Islam IAIN Walisongo

Pembimbing Bapak Muhammad Saifullah, M.Ag, dan Bapak H. Suwanto, S.Ag, M.M

Seluruh karyawan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi Kabupaten Pati.

Semua keluarga penulis: Bapak dan Ibu tercinta ( Mathori dan Umi Haryani) serta Adek-adek tersayang (Thoni dan Miela)

Kelurga besar pati (Om Aries, Bulek Erna, Bulek Toon, Bulek Enii,Om Mat, Om,Too, DeK I’am, Dek Alim, Dek LuLuk, Dek UjiB, n Dek Nisfa) Keluarga Yogyakarta (Om Juk, Bulek Hayati, Dek Fina dan Dek Ifa})

(7)

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : “PENGARUH ETOS KERJA ISLAM TERHADAP KINERJA

KARYAWAN DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI’AH PATI.”

dengan baik tanpa banyak menuai kendala yang berarti. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabat dan pengikutnya.

Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.

Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun yang sangat besar bagi penulis. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Abdul jamil, MA selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Drs. H. Muhyiddin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang

3. Bapak Muh. Saifullah, M.Ag selaku Kajur Ekonomi Islam

4. Bapak Muh.Saifullah, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I, serta Bapak H. Suwanto, S.Ag, M.M selaku Dosen Pembimbing II, yang telah bersedia

(8)

Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Karyawan BPRS Artha Mas Abadi Pati yang telah membantu memberikan fasilitas dan waktunya. Semua itu sangat berharga bagi penulis

7. Seluruh Anggota Besar Penulis: Bapak-Ibu ku tercinta (Mathori dan Umi Haryani) serta Semua Keluarga Pati, penulis menghaturkan terima kasih yang agung. Kalian semua adalah ruh yang membangkitkan penulis untuk selalu melangkah optimis.

8. Untuk Teman-Teman Penulis Di Paket EiA 2005, terima kasih kawan kalian adalah teman-teman yang paling baik dan jangan pernah terputus tali persahabatan kita.

9. Untuk Teman-Teman Kos Mama-Miaa, (Pink, Cely, Icha, Uling, Hans, Erna, dan Anaa) kalian adalah teman-teman yang selalu ada dalam suka maupun duka.

10. Kakak ku Di_din, terima kasih ku ucapkan telah mengisi hari-hari penulis menjadi lebih berarti, pengorbanan untuk mencurahkan perhatian dan memberikan motivasi semakin memantapkan penulis dalam menjalani hidup. Kasih sayangmu, sulit untuk dilupakan.

(9)

dan saran serta masukan yang konstruktif selalu penulis tunggu sehingga sempurnanya penulisan skripsi ini.

Semarang, Desember 2009 Penulis

Mayya Puji Febriana NIM. 052411085

(10)

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN ABSTRAK ... iv

HALAMAN DEKLARASI... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR... ix

HALAMAN DAFTAR ISI... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 10 C. Tujuan Penelitian ... 10 D. Manfaat Penelitian ... 11 E. Sistematika Skripsi... 11

BAB II TELAAH PUSTAKA A. Landasan Teori... 13

1. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah ... 13

a. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah... 13

b. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah... 13

c. Perbedaan BPRS dan BPR ... 14

d. Produk-produk Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah.... 14

2. Etos Kerja Islam ... 17

a. Pengertian Etos Kerja Islam... 17

b. Sistem Etos Kerja Islam ... 22

c. Konsep-konsep Etika Islam ... 24

(11)

d. Tujuan Penilaian Kinerja ... 34

e. Sistem Penilaian Kinerja ... 34

B. Penelitian terdahulu... 35

C. Kerangka Berpikir... 37

D. Hipotesa ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data ... 40

1. Data Primer ... 40

2. Data Sekunder ... 41

B. Populasi Penelitian ... 42

C. Metode Pengumpulan Data ... 42

1. Metode Angket (Kuesioner)... 43

2. Metode Dokumentasi ... 44

D. Validitas dan Reliabilitas ... 44

1. Validitas ... 44

2. Reliabilitas ... 46

E. Metode Analisis Data... 47

1. Analisis Faktor ... 47

2. Analisis Regresi Sederhana... 48

a. Uji Simultan (Uji f) ... 49

b. Uji Determinasi ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 52

(12)

e. Struktur Organisasi ... 59

2. Karakteristik Responden BPRS Artha Mas Abadi ... 61

a. Jenis kelamin ... 61

b. Pendidikan responden ... 62

c. Pekerjaan responden ... 63

d. Agama responden ... 63

e. Usia responden ... 64

3. Deskriptif Data Penelitian Pada BPRS Artha Mas Abadi . 65 a. Hasil Penerapan Etos Kerja Islam ... 66

b. Hasil Analisis Kinerja... 70

4. Hasil Analisis Data Validitas dan Reliabilitas... 71

a. Uji Factor... 73

b. Analisis Regresi Sederhana ... 81

c. Hasil Persamaan Regresi ... 83

B. Pembahasan ... 84 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ... 91 B. SARAN ... 91 C. PENUTUP... 92 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

(13)

Tabel 2 Pendidikan Responden……….52

Tabel 3 Pekerjaan responden……….52

Tabel 4 Agama responden………..53

Tabel 5 Umur responden ………...54

Tabel 6 Hasil Skor Kuesioner Regresi………...54

Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen...62

Tabel 8 Hasil Uji Validitas Instrumen...63

Tabel 9 KMO and Bartlett’s test...66

Tabel 10 Communalities...67

Tabel 11 Total Variance Explained...69

Tabel 12 Component Matrix...71

Table 13 Model Summary...74

Tabel 14 Anova...75

(14)

1

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam menghadapi beratnya tekanan persaingan seharusnya Indonesia telah berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusianya sejak duapuluh tahun yang lalu karena hanya sumber daya manusia yang handal yang dapat menjadi keunggulan yang kompetitif bagi Negara berkembang seperti Indonesia untuk mendapatkan manfaat dari era globalisasi.1 Manajemen kinerja bekerja dengan mengindikasikan arah yang sebenarnya dan arah yang diinginkan, sama seperti mengindikasikan dimana posisi individu atau tim saat ini dan membantu memfokuskan perhatian dan usaha pada arah yang diinginkan. Sayangnya, manajemen kinerja ini sering diartikan terlalu spesifik dan sempit oleh para manager, dimana mereka menyamakannya dengan penghargaan kinerja Padahal, penghargaan kinerja hanyalah sesuatu yang sangat penting, tapi sangat jauh kaitannya dengan manajemen kinerja.2

Karyawan bisa belajar seberapa besar kinerja mereka melalui sarana informasi, seperti komentar yang baik dari mitra kerja, tetapi penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Fokusnya adalah untuk

1

http:// Pustaka.net/analisis factor gaya kepemimpinan dan etos kerja terhadap kinerja pegawai yang telah menerapkan SNI.com/2009/07/15. 10.00 WIB

2

(15)

mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang, sehingga karyawan, organisasi, masyarakat semuanya memperoleh manfaat.3 Keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan Sumber Daya Manusia terutama dalam kinerjanya. Maka di sinilah sangat penting untuk disadari oleh setiap pimpinan suatu organisasi yaitu dengan adanya teknik-teknik untuk dapat memelihara prestasi (kinerja) karyawan antara lain adalah dengan memberikan motivasi agar dapat melangsungkan tugas mereka sesuai aturan dan pengarahan.4

Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah tumbuh sangat cepat dan menjadi bagian dari kehidupan keuangan di Indonesia. Di mana telah diatur dalam UU Nomor 7 tahun 1992 yaitu tentang perbankan pasal 5 ayat 1 yang diperbaharui dengan UU Nomor 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa menurut jenisnya, bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) adalah BPR biasa yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip ekonomi syari’ah (islam) terutama bagi hasil.5 Berdirinya BPR Islam di Indonesia selain didasari oleh tuntutan bermuamalah secara islam yang merupakan keinginan kuat dari sebagian besar umat Islam di Indonesia juga sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturisasi perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijaksanaan keuangan, moneter, itu perbankan dilihat secara umum,

3

Randall S. Schuler dan Susan E .Jacson, Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad Ke-21,ilid 2, Jakarta : Erlangga, 1996, hlm. 3.

4

Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPEF, 2000, hal. 163 5

M. Sholahuddin, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, Surakarta : MUP-UMS, 2006, hlm. 61.

(16)

sedangkan secara khusus yaitu mengisi peluang terhadap kebijaksanaan bank dalam penetapan tingkat suku bunga (rate of interest), yang selanjutnya secara luas dikenal sebagai bank tanpa bunga.6

Kehadiran perbankan Syari’ah di Indonesia dengan diawali berdirinya Bank Muamalat Indonesia, telah menjadi tonggak penting dalam kehidupan perbankan syari’ah di Indonesia. Karena Bank Muamalat membuktikan mampu bertahan dalam kondisi perekonomian yang sangat parah, saat krisis ekonomi meruntuhkan banyak Bank-bank Konvensional, sehingga harus masuk dalam program rekapitulasi pemerintah bahkan harus dilikuidasi. Keberhasilan Bank Muamalat telah memacu kalangan perbankan untuk terjun pada bank syari’ah, prospek perbankan syari’ah sangat cerah dan potensial sebab daya dukung penduduk Indonesia yang mayoritas adalah muslim. Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem syari’ah adalah sistem yang dapat diandalkan.7 Dengan tumbuh dan berkembangnya perbankan syari’ah disertai dengan perkembangan lembaga keuangan syari’ah lainnya, yang akan memberikan alternatif dan kelengkapan dari sebuah sistem keuangan yang mantap, daya dukung perekonomian dan kegiatan bisnis harus ditopang oleh lembaga-lembaga lainnya.8 Sejak paket kebijakan bidang perbankan digulirkan pada bulan Oktober 1988 atau yang dikenal dengan Pakto 88, jumlah BPR meningkat cukup signifikan. Jumlah BPR di Indonesia posisi Desember 2004 sebanyak 2.158 BPR sedangkan

6

Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga terkait, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada , 2004, hlm. 29.

7

Rahman El Junusi, ’’Pengaruh Religiositas dan Etika Kerja Islam Terhadap Kinerja Lembaga Keuangan Syariah” Penelitian, Semarang : IAIN Walisongo Semarang, 2005, hlm.2,td.

8

(17)

jumlah BPR di Jawa Tengah pada posisi yang sama sebanyak 598 BPR (27,71% dari total BPR di Indonesia). Jumlah BPR yang cukup banyak tersebut di satu sisi dapat memperlancar fungsi intermediasi namun di sisi lain memberatkan pemilik berkaitan dengan ketentuan pemenuhan modal disetor terutama bagi BPR yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah.9

Penilaian kinerja Keuangan dan manajemen karyawan di beberapa BPRS dilakukan dengan menilai Tingkat Kesehatan (TKS) BPRS dimaksud dan menggunakan merger. Salah satu syarat BPR yang akan melakukan merger adalah TKS BPR hasil merger berpredikat cukup sehat. Kondisi tingkat kesehatan BPR merger di wilayah Jawa Tengah posisi September 2008 dibandingkan pada saat persetujuan merger secara umum menunjukkan kinerja yang baik hal tersebut ditandai dengan sebanyak 28 BPR (82,35%) TKS-nya naik/tetap, sedangkan sisanya (6 BPR) TKS-nya menurun. BPR merger yang TKS-nya menurun antara lain disebabkan terdapat beberapa permasalahan keuangan yang baru terkuak setelah merger, di samping meningkatnya jumlah kredit non-lancar. Kantor Bank Indonesia di Jawa Tengah (KBI Semarang, Solo, dan Purwokerto) terus melakukan pembinaan secara serius dan berkesinambungan terhadap BPR merger yang TKS-nya menurun sehingga diharapkan pada tahun 2009 BPR dimaksud meningkat kinerjanya.10

PT. BPRS Artha Mas Abadi merupakan bank syari’ah pertama di kota Pati, yang merupakan salah satu unit usaha dari Pesantren Maslakul

9

http : // Pustaka net. Boks Perkembangan Kinerja BPR Merger di Jawa Tengah. Com & task. 27 Juli 2009. 11.00 WIB.

10

(18)

Huda yang diasuh oleh KH. MA Sahal Mahfudz yang pada awalnya merupakan modal pinjaman, akan tetapi sukses karena dikelola dengan sistem manajemen professional. Sehingga, merupakan salah satu perusahaan perbankan syari’ah yang melakukan kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana kepada masyarakat pedesaan dan pinggiran kota yang berpotensi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengusaha kecil mikro, dan berperan serta dalam pembangunan ekonomi bangsa terutama untuk meningkatkan peranan pengusaha kecil muslim yang juga didalamnya terdapat para santri. Melalui proses seksama BPRS Artha Mas Abadi di bawah BPPM Maslakul Huda yang berdomisili di desa Kajen Margoyoso memperoleh ijin prinsip No 7/1776/DPbs kemudian disusul penerbitan ijin usaha No.8/46/KEP.GBI/2006 yaitu untuk beroperasional melayani masyarakat umum, dalam menumbuh kembangkan USP (Unit Simpan Pinjam) Syari’ah agar bisa berperan sebagai lembaga keuangan yang akan memberikan pembiayaan dan menghimpun dana dari para santri dan masyarakat sekitar. Unit Simpan Pinjam Syari’ah (USPS) Artha Mas Abadi terkait erat dengan keberadaan Biro Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (BPPM ) Pesantren Maslakul Huda yang didirikan pada tahun 1978 oleh KH. MA. Sahal Mahfudh. Setelah mendirikan badan keuangan konvensional (BPR ARTHA HUDA ABADI), BPPM Pesantren Maslakul Huda melalui Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi mengembangkan lembaga keuangan syari’ah dengan mendirikan USP

(19)

Syari’ah. Dengan berdirinya USP Syari’ah ini diharapkan akan dapat menumbuhkembangkan ekonomi rakyat dengan sistem syari’ah.11

Namun BPRS Artha Mas Abadi selama ini belum pernah melakukan pengukuran kinerja secara keseluruhan yang dilakukan oleh beberapa BPRS lainnya seperti halnya dilakukan dengan menilai tingkat kesehatan (TKS) dan menggunakan merger,12 karena Perusahaan masih terfokus pada tolok ukur keuangan yang bersifat jangka pendek dan mengabaikan tujuan jangka panjang seperti kepuasan pelanggan, proses bisnis internal maupun pembelajaran dan pertumbuhan. Keberhasilan yang dilihat dari kinerja keuangannya saja tidaklah memberikan gambaran secara utuh mengenai kemampuan perusahaan dalam bersaing dan terus menghasilkan profit baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Menghadapi kondisi demikian, PT. BPRS Artha Mas Abadi harus lebih meningkatkan kinerja manajemennya di setiap bidang dengan memperhatikan faktor internal dan eksternal berupa etika kerja Islam yang dimiliki.13

Kinerja karyawan BPRS tidak akan muncul tanpa ada faktor-faktor yang melatarbelakanginya, dengan demikian dampak selanjutnya tentu saja kinerja karyawan BPRS akan terasa lebih efektif. Oleh karena itu penting sekali mengambil tindakan untuk menganalisis etika kerja yang mempengaruhi kinerja karyawan. Pada dasarnya semua kegiatan usaha yang

11

http://www.maslakulhuda.net/index.php?option=com_content&task=view&id=9. 12 Agustus 2009. 10.30 WIB

12

http : // Pustaka net. Boks Perkembangan Kinerja BPR Marger di Jawa Tengah Op.cit. 27 Juli 2009. 11.00 WIB

13

http : // elibery. mb.ipb. ac. Id/gdi. Php? Mod = browse & op = read & id = mbip. 27 Juli 2009. 11.00 WIB.

(20)

dilaksanakan oleh BPRS bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, adanya peningkatan kegiatan usaha yang ditangani, diharapkan pendapatan anggotanya meningkat. Maka dari itu sangat diharapkan partisipasi karyawan dalam meningkatkan kinerja BPRS dengan melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang telah diberikan oleh BPRS.14

Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yaitu suatu sifat khusus dari perasaan moral dan kaidah-kaidah etis dalam sekelompok orang.15 Maka secara lengkapnya ”etos’’ ialah karakteristik dan sikap, kebiasaan, serta kepercayaan, yang bersifat khusus tentang seseorang individu atau sekelompok manusia. Perkataan ”etos” terambil pula perkataan ”etika” dan ”etis” yang merujuk kepada makna akhlak atau bersifat akhlaqi yaitu kualitas esensial seseorang atau suatu kelompok termasuk suatu bangsa.16 Sehingga dengan kata ”etik” atau ”etos’’ dikenallah istilah etika bisnis yaitu cara atau pedoman perilaku dalam menjalankan sesuatu usahanya.17

Menurut Rafik Issa Beekum etika dapat didefinisikan sebagai seperangkat prinsip moral yang membedakan yang baik dari yang buruk. dalam Islam, istilah yang paling dekat berhubungan dengan istilah etika adalah khuluq.18 Etika kerja Islam yang bersumber dari syari’ah yang terdirii

14

http : //one. Indoskripsi. Com/ node / 4066. 27 Juli 2009. 11.00 WIB. 15

Henk ten Napel, Kamus Teologi Inggris-Indonesia, Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 1994, hlm 129.

16

Nurcholis Majid, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta : Yayasan Paramadina, 2000, hlm. 410

17

Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995, hlm 25

18

(21)

dari al-Qur’an dan hadist.19 Dimana dijelaskan etika kerja dalam perspektif hadist adalah semacam kandungan ”spirit” atau semangat yang menggelegak untuk menggubah sesuatu menjadi lebih bermakna. Seseorang yang memiliki etos kerja Islam, ia tidak mungkin membiarkan dirinya untuk menyimpang atau membiarkan penyimpangan yang akan membinasakan.20 Sedangkan etika dalam perspektif Al-Qur’an adalah etika kerja yang mengedepankan nilai-nilai Al-Qur’an, yang bertujuan menolak anggapan bahwa bisnis hanya merupakan aktivitas keduniaan yang terpisah dari persoalan etika dan pada sisi lain akan mengembangkan prinsip-prinsip etika bisnis Al-Qur’an, sebagai upaya konseptualisasi sekaligus mencari landasan persoalan-persoalan praktek mal-bisnis.21 Etika kerja Islam menekankan kooperasi dalam kerja dan konsultasi merupakan jalan untuk mengatasi rintangan dan mencegah terjadinya error. Etika kerja Islam menekankan kreatifitas kerja sebagai sumber kebahagiaan dan kesempurnaan. Singkatnya etika kerja Islam menyatakan bahwa hidup tanpa kerja adalah tidak berarti dan melaksanakan aktivitas ekonomi adalah sebuah kewajiban.22

Karyawan merupakan aset terpenting bagi perusahaan. Kualitas pelayanan konsumen atau nasabah tergantung pada etika kerja pelayanan

19

Astri Fitria, Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Sikap Akuntan dalam Perubahan Organisasi dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening, Jurnal Maksi, vol 3 Agustus 2003, hlm. 19

20

Toto Tasmara, loc.cit., hlm. 21 21

R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an, Pustaka Pesantren : Yogyakarta, 2006, hlm. 5

22

(22)

atau tingkat kinerja seorang karyawan. Begitu halnya apabila seseorang karyawan memiliki penghayatan etika kerja Islam, motivasi yang tinggi, maka dia akan bekerja dengan giat dan puas atas hasil kerja yang dicapai, karena etika kerja Islam bukan hanya seperangkat konsep ideal tetapi juga suatu amal praktikal yang akan tetap aktual.23 Melihat realita perkembangan perbankan yang sangat kompetitif, menuntut para karyawan untuk melakukan peningkatan kinerja atau prestasi baru dengan menggunakan etika kerja Islam yang harus dilakukan oleh karyawan perbankan syari’ah khususnya Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi, agar para nasabah berminat untuk menggunakan produk atau jasa-jasa Bank Syari’ah atau merekrut para nasabah yang ada pada Bank Konvensional supaya berpindah pada Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi.

Mendasarkan pada latar belakang di atas maka pengaruh etos kerja Islam pada karyawan BPRS sangatlah menarik untuk diteliti dengan mengkaitkan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu dengan menerapkan etos kerja muslim pada karyawan agar dapat meningkatkan kinerja, sebagaimana untuk diterapkan pada BPRS Artha Mas Abadi yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip syari’at Islam. Maka hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH ETOS KERJA ISLAM TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

23

Toto Tasmara , Etos Kerja Pribadi Muslim, Jakarta : PT Dana Bhakti Wakaf, 1995, hlm. 1

(23)

(BPRS) ARTHA MAS ABADI KABUPATEN PATI” (Studi Kasus Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah [BPRS] kabupaten Pati).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan etos kerja Islam pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Artha Mas Abadi Kabupaten Pati.

2. Bagaimana pengaruh etos kerja Islam terhadap kinerja karyawan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Artha Mas Abadi Kabupaten Pati.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan

1. Untuk mengetahui penerapan etos kerja Islam terhadap kinerja karyawan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi kabupaten Pati.

2. Untuk mengetahui pengaruh etos kerja Islam terhadap kinerja karyawan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Artha Mas Abadi kabupaten Pati.

(24)

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber pengetahuan, rujukan serta acuan bagi semua pihak yang ingin mendalami ilmu ekonomi Syari’ah, khususnya bagi pihak Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah dalam memperhatikan kinerja karyawan terutama dalam hal etos kerja islam.

2. Kegunaan praktis

Dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan pengetahuan Lembaga Keuangan Syari’ah dan menjadi rujukan penelitian berikutnya tentang pengaruh etos kerja terhadap kinerja karyawan.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Secara luas sistematika pembahasan dalam penyusunan skripsi ini akan dibagi menjadi lima bab, yaitu :

Bab I : Berisi pendahuluan untuk mengantarkan permasalahan skripsi

secara keseluruhan. Pendahuluan pada bab pertama ini didasarkan pada bahasan masih secara umum. Bab ini nantinya terdiri dari tujuh sub bab, yaitu Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Sistematika penulisan.

(25)

Bab II : Akan dipaparkan mengenai kerangka teori dan bahasan untuk

mengantarkan kepada pembahasan tentang etos kerja Islam terhadap Kinerja karyawan.

Bab III : Karena penelitian ini berupa penelitian lapangan, maka akan

penulis paparkan mengenai metode penelitian yaitu berupa sumber dan jenis data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.

Bab IV : Setelah pembahasan yang mendalam pada landasan teori dan

perolehan data yang dicari, kemudian penyusun memaparkan sejarah atau gambaran umum BPRS Artha Mas Abadi serta pemabahasannya secara analisis data kuantitatif, sejalan dengan pokok permasalahan yang telah penyusun jelaskan sebelumnya.

Bab V : Berisikan penutup dan kesimpulan yang merupakan jawaban atas

pokok permasalahan yang penyusun ajukan dan juga berisi saran-saran yang akan berguna bagi penyusun pada khususnya dan pihak-pihak yang lain pada umumnya

(26)

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah

2.1.1.1 Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah

Bank rakyat syari’ah adalah bank yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip syari’ah terutama bagi hasil. BPRS didirikan sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturisasi dalam perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijakan keuangan, moneter, itu dilihat secara umum. Sedangkan secara khusus mengisi peluang terhadap kebijaksanaan bank dalam penetapan tingkat suku bunga atau rate of interest, selanjutnya secara luas dikenal sebagai sistem perbankan bagi hasil atau system perbankan syari’ah.

24

2.1.1.2 Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah

Tujuan dengan berdirinya BPRS adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat islam terutama masyarakat golongan ekonomi lemah

24

(27)

2. Meningkatkan pendapatan perkapita 3. Menambah lapangan kerja

4. Membina semangat ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita menuju kehidupan yang memadai.25

2.1.1.3 Perbedaan BPR Syari’ah dan BPR Konvensional

BPR BPRS ¾ Bagi hasil berdasarkan

bunga

¾ Yang diperjualbelikan uang bukan barang ¾ Menunggu datangnya

nasabah (bersifat pasif) ¾ Tabunganya bersifat

Fixed (tabungan yang bunganya sudah pasti)

¾ Bagi hasilnya berdasarkan prinsip syari’ah

¾ Yang diperjual belikan barang bukan uang

¾ Tidak menunggu datangnya nasabah (bersifat aktif) ¾ Tidak menunggu datangnya nasabah (bersifat aktif) ¾ Tabungannya berbentuk mudharabah ( suatu akad kerja sama shohibul mal dengan

mudhorib dan keuntungannya

ditentukan bersama)

2.1.1.4 Produk-Produk BPRS

Produk BPRS tersebut adalah sebagai berikut : 1. Mobilisasi dana masyarakat

a. Simpanan amanah

Bank menerima titipan amanah atau Trustee account yaitu berupa dana ZIS karena bank dapat menjadi

25

Ibid. hlm. 63-64

(28)

perpanjangan tangan baitul maal dalam menyimpan dan menyalurkan dana umat agar bermanfaat.

b. Tabungan wadi’ah

Prinsip dasar wadi’ah menyebutkan seseorang penitip barang wajib membayar seluruh biaya yang dikeluarkan pihak yang dititipi secara otomatis untuk keperluan pemeliharaan barang titipan tersebut.

c. Deposito wadiah atau deposito mudharabah

Adalah wadi’ah atau mudharabah dimana bank menerima dana masyarakat berjangka 1,3,6,12 bulan dan seterusnya, sebagai penyertaan sementara pada bank.

2. Penyaluran dana

a. Pembiayaan Mudharabah

Adalah suatu perjanjian pembiayaan antara bank dengan pengusaha, dimana pihak bank menyediakan pembiayaan modal usaha atas dasar perjanjian bagi hasil. b. Pembiayaan Musyarakah

Adalah suatu perjanjian pembiayaan antara bank dengan pengusaha, dimana keduanya sama-sama menyertakan modalnya serta dikelola secara bersama pula atas dasar perjanjian bagi hasil.

(29)

c. Pembiayaan Bai’ Bithaman Ajil

Adalah suatu perjanjian pembiayaan antara bank dengan pengusaha atau nasabah, dimana bank menyediakan untuk pembelian barang atau aset yang dibutuhkan nasabah untuk mendukung suatu usaha

d. Pembiayaan Murabahah

Adalah suatu perjanjian yang disepakati antara bank dengan nasabah, dimana bank menyediakan pembiayaan untuk modal kerja yang dibutuhkan nasabahnya dan yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank tersebut.

e. Pembiayaan Qordul Hasan

Adalah Suatu perjanjian pembiayaan antara bank dengan nasabah yang diperuntukkan kepada pengusaha kecil atau perorangan dan penerima pembiayaan hanya dibebani biaya administrasi.26

26

(30)

2.1.2 Pengetahuan Tentang Etos Kerja Islam

2.1.2.1 Pengertian Etos Kerja Islam

Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yaitu sifat khusus dari perasaan moral dan kaidah-kaidah etis se sekelompok orang.27 Maka secara lengkapnya ”etos’’ ialah karakteristik dan sikap, kebiasaan, serta kepercayaan dan seterusnya yang bersifat khusus tentang seseorang individu atau sekelompok manusia. Dari perkataan ”etos” terambil pula perkataan ”etika” dan ”etis” yang merujuk kepada makna akhlak atau bersifat akhlaqi yaitu kualitas esensial seseorang atau suatu kelompok termasuk suatu bangsa.28

Jadi etika adalah seperangkat nilai tentang baik, benar, buruk, dan salah yang berdasarkan prinsip-prinsip moralitas, khususnya dalam perilaku dan tindakan. Sehingga etika salahsatu faktor penting bagi terciptanya kondisi kehidupan manusia yang lebih baik.29

Kerja adalah segala aktivitas yang dilakukan karena ada dorongan untuk mewujudkan sesuatu sehingga tumbuh rasa tanggung jawab yang benar untuk menghasilkan karya atau

27

Henk Ten Napel, Kamus Teologi Inggris-Indonesia, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1994, hlm 129.

28

Nurcholis Majid, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta : Yayasan Paramadina, 2000, hlm. 410

29

(31)

produk yang berkualitas dan dilakukan dengan kesengajaan dan direncanakan.30

Menurut Kidron dalam Yousef pada etika kerja Islami lebih berorientasi pada penyelamatan individu di akhirat berdasarkan doktrin agama. Maksudnya bahwa kerja mempunyai etika yang harus selalu diikutsertakan di dalamnya oleh karena kerja merupakan bukti adanya iman dan parameter pahala dan siksa.31

Etos kerja Islam pada hakekatnya merupakan bagian dari konsep Islam tentang manusia karena etos kerja adalah bagian dari proses eksistensi diri manusia dalam lapangan kehidupannya yang amat luas dan komplek. Etos kerja merupakan nilai-nilai yang membentuk kepribadian seseorang dalam bekerja. Etos kerja pada hakekatnya di bentuk dan dipengaruhi oleh sistem nilai yang dianut seseorang dalam bekerja. Yang kemudian membentuk semangat yang membedakannya antara yang satu dengan yang lain. Etos kerja Islam dengan demikian merupakan refleksi pribadi seorang kholifah yang bekerja dengan bertumpu pada kemampuan konseptual yang dimilikinya yang bersifat kreatif dan inovatif.32

30

Toto Tasmara, Op. cit, hlm 15-17 31

Astri Fitria, Op. cit, hlm. 16 32

Moh Ali Azizi, Ed, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat Paradikma Aksi metodologi, Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2005, hlm. 35

(32)

Pemahaman etika menurut konsep Islam diungkapkan Triyuwono dari Astri Fitria, bahwa tujuan utama etika menurut Islam adalah menyebarkan rahmat pada semua makhluk, tujuan itu secara normatif berasal dari keyakinan Islam dan misi sejati hidup manusia. Tujuan itu pada hakekatnya bersifat transendental karena tujuan itu tidak hanya terbatas pada kehidupan dunia individu, tetapi juga pada kehidupan setelah dunia ini, etika ini terekspresikan dalam bentuk syari’ah yang terdiri dari al-Qur’an dan hadist.33

Dimana dijelaskan etika kerja dalam perspektif hadist adalah semacam kandungan ”spirit” atau semangat yang menggelegak untuk menggubah sesuatu menjadi lebih bermakna. Seseorang yang memiliki etos kerja Islam, ia tidak mungkin membiarkan dirinya untuk menyimpang atau membiarkan penyimpangan yang akan membinasakan.34 Hal ini dapat di lihat dalam Hadis Shoheh muslim dalam bab Amar ma’ruf nahi munkar dalam jilid I yaitu Rasulullah bersabda :

ﻣ

ﻦ

ﻯﹶﺃﺭ

ﻢﹸﻜﻨِﻣ

ﺍﺮﹶﻜﻨﻣ

ﻩﺮﻴﻐﻴﹶﻠﹶﻓ

ِﻩِﺪﻴِﺑ

ﹾﻥِﺈﹶﻓ

ﻢﱠﻟ

ﻊِﻄﺘﺴﻳ

ِﻪِﻧﺎﺴِﻠِﺒﹶﻓ

ﻢَﱠﻟ ﹾﻥِﺈﹶﻓ

ﻊِﻄﺘﺴﻳ

ِﻪِﺒﹾﻠﹶﻘِﺒﹶﻓ

ﻚِﻟﺍﹶﺫﻭ

ﻒﻌﺿﹶﺃ

ﹸﻥﺎﻤﻳِْﻹﹶﺍ

)

ﺚﻳﺪﳊﺍ

(

35

Artinya : “Barangsiapa di antara kamu melihat terjadinya kemungkaran, hendaklah kamu cegah dengan tangan; apabila tidak sanggup dengan tangan, hendaklah

33

Astri fitria, Op. cit. hlm. 19 34

Toto Tasmara, loc.cit., hlm. 21 35

Abu Hussein bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusairi, Jami’ al-Shohih, jilid I, Libanon : Dar-al Fikr, t.th, hlm. 50.

(33)

dengan lidah; dan apabila tidak sanggup dengan lidah, cegahlah dengan hati; tetapi yang terakhir ini adalah selemah-lemahnya iman”. (HR. Muslim) Sedangkan etika dalam perspektif Al-Qur’an adalah etika kerja yang mengedepankan nilai-nilai Al-Qur’an. Yang bertujuan menolak anggapan bahwa bisnis hanya merupakan aktivitas keduniaan yang terpisah dari persoalan etika dan pada sisi lain akan mengembangkan prinsip-prinsip etika bisnis Al-Qur’an, sebagai upaya konseptualisasi sekaligus mencari landasan persoalan-persoalan praktek mal-bisnis.36 Dengan demikian, etika kerja merumuskan pengertian yaitu etika digunakan dalam pengertian nilai-nilai dan norma-norma moral, atau ilmu baik tentang baik dan buruk yang menjadi pegangan seseorang suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.37 Hal ini dapat dijelaskan dalam QS. Ali Imran ayat 104 tersebut menyeru dalam kebajikan :

ﹶﻥﻮﻬﻨﻳﻭ ِﻑﻭﺮﻌﻤﹾﻟﺎِﺑ ﹶﻥﻭﺮﻣﹾﺄﻳﻭ ِﺮﻴﺨﹾﻟﺍ ﻰﹶﻟِﺇ ﹶﻥﻮﻋﺪﻳ ﹲﺔﻣﹸﺃ ﻢﹸﻜﻨِﻣ ﻦﹸﻜﺘﹾﻟﻭ

ﹶﻥﻮﺤِﻠﹾﻔﻤﹾﻟﺍ ﻢﻫ ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺃﻭ ِﺮﹶﻜﻨﻤﹾﻟﺍ ِﻦﻋ

∩⊇⊃⊆∪

Artinya :

”Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan merekalah orang-orang yang beriman” 38

36

R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an, Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2006, hlm 5

37

Ibid. hlm. 41 38

Al-Qur'anul Karim, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Kudus : Toko Kitab Mubarokatan Thoyyibah, t.t, hlm. 63

(34)

Etika merupakan sistem hukum dan moralitas yang komprehensif dan meliputi seluruh wilayah kehidupan manusia. Didasarkan pada sifat keadilan syariah bagi umat Islam berfungsi sebagai sumber serangkaian kriteria untuk membedakan mana yang benar (haq) dan mana yang buruk (batil). Dengan menggunakan syariah bukan hanya membawa individu lebih dekat dengan tuhan, tetapi juga memfasilitasi terbentuknya masyarakat yang adil yang di dalamnya individu mampu merealisasikan potensinya dan kesejahteraan diperuntukkan bagi semua.39

Toto Tasmara menyebutkan dalam bukunya membudayakan Etos Kerja Islami bahwa terdapat 25 prinsip atau ciri Etos Kerja Muslim yang mengarahkan terhadap perilaku adalah sebagai berikut :

1. Kecanduan terhadap waktu

2. Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas) 3. Memiliki kejujuran

4. Memiliki komitmen (Aqidah, Aqad, Itiqod) 5. Kuat pendirian (Istiqomah)

6. Bersikap disiplin

7. Konsekuen dan berani menghadapi tantangan 8. Memiliki sikap percaya diri

39

(35)

9. Bersifat kreatif 10. Bertanggung jawab 11. Bahagia karena melayani 12. Memiliki harga diri

13. Memiliki jiwa kepemimpinan 14. Berorientasi pada masa depan 15. Hidup berhemat dan efisien 16. Memiliki jiwa wiraswasta

17. Memiliki insting bertanding (Fastabiqul Khairat) 18. Bersifat mandiri

19. Belajar dan haus mencari ilmu 20. Memiliki semangat perantauan 21. Memperhatikan kesehatan dan gizi 22. Tangguh dan pantang menyerah 23. Berorientasi pada produktivitas 24. Memperkaya jaringan Silaturahmi

25. Memiliki semangat perubahan (Spirit of change)40 2.1.2.2 Sistem Etika Kerja Islam

Pandangan etika kontemporer berbeda dari sistem etika islam dalam banyak hal. Terdapat enam sistem etika yang saat ini mendominasi pemikiran etika pada umumnya, yaitu :

40

Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta : Gema Insani, 2002, hlm. 73-134

(36)

1. Relativisme ( kepentingan pribadi)

Yaitu keputusan etis dibuat berdasarkan kepentingan pribadi dan kebutuhan pribadi.

2. Utilitarianisme ( kalkulasi untung atau rugi)

Yaitu keputusan etis dibuat berdasarkan hasil yang diberikan oleh keputusan-keputusan. Suatu tindakan disebut etis jika memberikan keuntungan terbesar bagi sejumlah besar orang.

3. Universalisme ( kewajiban )

Yaitu keputusan etis yang menekankan maksud suatu tindakan atau keputusan. Keputusan yang sama harus dibuat oleh setiap orang dibawah kondisi yang sama.

4. Hak ( kepentingan individu)

Yaitu keputusan etika yang menekankan nilai-nilai individu, kebebasan untuk memilih.

5. Keadilan distributif ( keadilan dan kesetaraan)

Yaitu keputusan etika yang menekankan nilai-nilai individu, keadilan dan menegaskan pembagian yang adil atas kekayaan dan keuntungan.

6. Hukum tuhan

Yaitu keputusan etis dibuat berdasarkan hukum tuhan yang termaktub dalam kitab suci. 41

41

(37)

2.1.2.3 Konsep-konsep Etika Islam

Lima konsep kunci yang membentuk sistem etika islam adalah :

1. Keesaan

Dari konsep ini, maka islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan.42

Berhubungan dengan konsep tauhid, berbagai aspek dalam kehidupan manusia yakni politik, ekonomi, sosial dan keagamaan membentuk satu kesatuan homogen yang bersifat konsisten dari dalam dan integrasi dengan alam semesta secara luas. Berdasarkan prinsip tauhid ini, maka dapat dijelaskan dalam Qs. Al-Hujurat ayat 13 :

ﹶﻞِﺋﺎﺒﹶﻗﻭ ﺎﺑﻮﻌﺷ ﻢﹸﻛﺎﻨﹾﻠﻌﺟﻭ ﻰﹶﺜﻧﹸﺃﻭ ٍﺮﹶﻛﹶﺫ ﻦِﻣ ﻢﹸﻛﺎﻨﹾﻘﹶﻠﺧ ﺎﻧِﺇ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺎﻬﻳﹶﺃ ﺎﻳ

ﲑِﺒﺧ ﻢﻴِﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﱠﻥِﺇ ﻢﹸﻛﺎﹶﻘﺗﹶﺃ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﺪﻨِﻋ ﻢﹸﻜﻣﺮﹾﻛﹶﺃ ﱠﻥِﺇ ﺍﻮﹸﻓﺭﺎﻌﺘِﻟ

∩⊇⊂∪

Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.43

42

R. Lukan Fauroni, Op. cit. hlm. 144-145 43

(38)

Sedangkan dalam hadist adalah

ﺑِﻨ

ﻰ

ِﻡﹶﻼﺳِﻹﹾﺍ

ﻰﻠﻋ

ٍﺔﺴﻤﺧ

ﻰﻠﻋ

ﹾﻥﹶﺍ

ﺪﺣﻮﻳ

ُﷲﺍ

ِﻡﺎﹶﻗِﺇﻭ

ِﺓﹶﻼﺼﻟﺍ

,

ِﺀﺎﺘﻳِﺍﻭ

ِﺓﺎﹶﻛﺰﻟﺍ

,

ِﻡﺎﻴِﺻﻭ

ﹶﻥﺎﻀﻣﺭ

ﺞﺤﹾﻟﺍﻭ

44

Artinya : Islam dibangun atas lima dasar yaitu mentauhidkan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat puasa Ramadhan dan haji.

2. Kesetimbangan (keadilan)

Keadilan merupakan prinsip dasar dan utama yang harus ditegakkan dalam keseluruh aspek kehidupan, termasuk kehidupan berekonomi. Prinsip ini mengarahkan pada para pelaku keuangan syari’ah agar dalam melakukan aktivitas ekonominya tidak menimbulkan kerugian (madharat) bagi orang lain.45

Dengan demikian, kesetimbangan, kemoderatan, merupakan prinsip etis mendasar yang harus diterapkan dalam aktivitas maupun entitas bisnis atau kerja.46 Dimana dijelaskan dalam al-Qur’an Qs. Al-Baqarah ayat 195

ﺍﻮﻨِﺴﺣﹶﺃﻭ ِﺔﹶﻜﹸﻠﻬﺘﻟﺍ ﻰﹶﻟِﺇ ﻢﹸﻜﻳِﺪﻳﹶﺄِﺑ ﺍﻮﹸﻘﹾﻠﺗ ﺎﹶﻟﻭ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ِﻞﻴِﺒﺳ ﻲِﻓ ﺍﻮﹸﻘِﻔﻧﹶﺃﻭ

ﺍ ﱠﻥِﺇ

ﲔِﻨِﺴﺤﻤﹾﻟﺍ ﺐِﺤﻳ ﻪﱠﻠﻟ

َ

∩⊇®∈∪ 44

Abu Hussein Muslim bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusairi, Jami’ al-Shohih, Juz 1, Libanon : Darul Fikru, hlm. 34

45

Kuat Ismanto,” Manajemen Syari’ah Implementasi TQM dalam Lembaga Keungan Syari’ah”, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 29.

46

(39)

Artinya : ”Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan allah, dan jangankah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuatt baiklah karena sesungguhnya allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”47

Dijelaskan juga dalam hadist :

ﱡﻞﹸﻛ

ِﻣ ﻰﻣﹶﻼﺳ

ﻦ

ِﺱﺎﻨﻟﺍ

ِﻪﻴﹶﻠﻋ

ﹲﺔﹶﻗﺪﺻ

ﱠﻞﹸﻛ

ٍﻡﻮﻳ

ﻊﹸﻠﹾﻄﺗ

ِﻪﻴِﻓ

ﺲﻤﺸﻟﹶﺍ

ﹸﻝِﺪﻌﻳ

ﻦﻴﺑ

ِﺱﺎّﻨﻟﺍ

ﹲﺔﹶﻗﺪﺻ

48

Artinya : Setiap pergelangan atau persendian pada diri manusia membutuhkan sodaqoh pada setiap kali matahari terbit. Berbuat adil pada manusia adalah sodaqoh. 3. Kehendak bebas

Kemampuan manusia untuk bertindak tanpa tekanan eksternal dalam ukuran ciptaan Allah dan sebagai khalifah Allah di muka bumi. Dan kehendak bebas dalam islam ini berarti yang dibatasi oleh keadilan, sebagaimana Allah berfirman dalam Qs. Al-Kahfi ayat 29

ﹸﻔﹾﻜﻴﹾﻠﹶﻓ َﺀﺎﺷ ﻦﻣﻭ ﻦِﻣﺆﻴﹾﻠﹶﻓ َﺀﺎﺷ ﻦﻤﹶﻓ ﻢﹸﻜﺑﺭ ﻦِﻣ ﻖﺤﹾﻟﺍ ِﻞﹸﻗﻭ

ﺎﻧِﺇ ﺮ

ﺍﻮﹸﺛﺎﻐﻳ ﺍﻮﹸﺜﻴِﻐﺘﺴﻳ ﹾﻥِﺇﻭ ﺎﻬﹸﻗِﺩﺍﺮﺳ ﻢِﻬِﺑ ﹶﻁﺎﺣﹶﺃ ﺍﺭﺎﻧ ﲔِﻤِﻟﺎﱠﻈﻠِﻟ ﺎﻧﺪﺘﻋﹶﺃ

ﺎﹰﻘﹶﻔﺗﺮﻣ ﺕَﺀﺎﺳﻭ ﺏﺍﺮﺸﻟﺍ ﺲﹾﺌِﺑ ﻩﻮﺟﻮﹾﻟﺍ ﻱِﻮﺸﻳ ِﻞﻬﻤﹾﻟﺎﹶﻛ ٍﺀﺎﻤِﺑ

∩⊄®∪ Artinya : Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari

Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman), hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir), biarlah ia kafir. ’’Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang 47

Al-Qur'anul Karim, Op.cit., hlm. 29. 48

Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim, Matan al-Bukhari, Jilid 2, Libanon: Darul Fikr, t.th. 1995, hlm. 138.

(40)

gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.49

Dijelaskan juga dalam hadist:

ﻦﻣ

َﻦﺳ

ِﰱ

ِﻡﹶﻼﺳِﻻﹾﺍ

ﹰﺔﻨﺳ

ﹰﺔﻨﺴﺣ

ﹶﻞِﻤﻌﹶﻓ

ﺎﻬِﺑ

ﻩﺪﻌﺑ

ﺐِﺘﹸﻛ

ﻪﹶﻟ

ﹸﻞﹾﺜِﻣ

ِﺮﺟﹶﺍ

ﻦﻣ

ﹶﻞِﻤﻋ

ﺎﻬِﺑ

ﹶﻻﻭ

ﺺﹸﻘﺘﻳ

ﻦِﻣ

ﻢِﻫِﺭﻮﺟﹸﺍ

ﹲﺊﻴﺷ

ﻦﻣﻭ

ﻦﺳ

ِﰱ

ِﻡﹶﻼﺳِﻻﹾﺍ

ﹰﺔﻨﺳ

ﹰﺔﹶﺌﻴﺳ

ﹶﻞِﻤﻌﹶﻓ

ﺎﻬِﺑ

ﻩﺪﻌﺑ

ﺐِﺘﹸﻛ

ِﻪﻴﹶﻠﻋ

ﹸﻞﹾﺜِﻣ

ﻦﻣِﺭﺯِﻭ

ﹶﻞِﻤﻋ

ﺎﻬِﺑ

ﹶﻻﻭ

ﺺﹸﻘﻨﻳ

ﻦِﻣ

ﻢِﻫِﺭﺍﺯﻭﹶﺍ

ﹲﺊﻴﺷَ

50

Artinya : Barang siapa yang mensunahkan (menjalankan) suatu sunnah (tradisi/kebiasaan) baik di dalam islam, lalu sunnah itu diamalkan sesudahnya, maka di catat untuknya seperti pahala orang yang melakukannya tanpa dikurangi sedikitpun dari pihak mereka. Dan barang siapa yang mensunahkan suatu sunnah keburukan di dalam Islam, lalu sunnah itu diamalkan sesudahnya, maka ditimpakan kepadanya seperti dosa orang-orang yang melakukannya, tanpa dikurangi sedikit pun dari dosa mereka.

4. Tanggung jawab

Secara logis, aksioma ini berhubungan erat dengan aksioma kehendak bebas, ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dan bertanggung jawab atas semua yang dilakukannya.51 Sebagaimana dijelaskan dalam Qs. an-Nissa’ ayat 85.

49

Al-Qur'anul Karim, Op. cit., hlm. 297 50

Abu Hussein Muslim bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusairi, Op. cit, Juz 4, hlm. 61 51

(41)

ﻊﹶﻔﺸﻳ ﻦﻣﻭ ﺎﻬﻨِﻣ ﺐﻴِﺼﻧ ﻪﹶﻟ ﻦﹸﻜﻳ ﹰﺔﻨﺴﺣ ﹰﺔﻋﺎﹶﻔﺷ ﻊﹶﻔﺸﻳ ﻦﻣ

ٍﺀﻲﺷ ﱢﻞﹸﻛ ﻰﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﹶﻥﺎﹶﻛﻭ ﺎﻬﻨِﻣ ﹲﻞﹾﻔِﻛ ﻪﹶﻟ ﻦﹸﻜﻳ ﹰﺔﹶﺌﻴﺳ ﹰﺔﻋﺎﹶﻔﺷ

ﺎﺘﻴِﻘﻣ

∩∇∈∪

Artinya : “Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik, niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. Dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.52 Dijelaskan juga dalam hadist

ﻢﹸﻜﱡﻠﹸﻛ

ٍﻉﺍﺭ

ﻢﹸﻜﱡﻠﹸﻛﻭ

ﹲﻝﻭﺆﺴﻣ

ﻦﻋ

ِﻪِﺘﻴِﻋﺭ

:

ﻡﺎﻣِْﻹﹶﺍ

ٍﻉﺍﺭ

ﹲﻝﺆﺴﻣﻭ

ﻦﻋ

ِﻪِﺘﻴِﻋﺭ

,

ﹸﻞﺟﺮﻟﺍﻭ

ٍﻉﺍﺭ

ِﻪِﻠﻫﹶﺃ

ﻮﻫﻭ

ﹲﻝﺆﺴﻣ

ﻦﻋ

ِﻪِﺘﻴِﻋﺍﺭ

,

ﹸﺓﹶﺃﺮﻤﹾﻟﺍﻭ

ﹸﺔﻴِﻋﺍﺭ

ﻰِﻓ

ِﺖﻴﺑ

ﺎﻬِﺟﻭﺯ

ﹲﺔﹶﻟﺆﺴﻣﻭ

ﻦﻋ

ﺎﻬِﺘﻴِﻋﺭ

ﻡِﺩﺎﺨﹾﻟﺍﻭ

ٍﻉﺍﺭ

ِﰱ

ِﻝﺎﻣ

ِﻩِﺪﻴﺳ

ﹸﻝﺆﺴﻣﻭ

ﻦﻋ

ِﻪِﺘﻴﻋﺭ

53

Artinya : “Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing dari kami akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Imam adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban kepemimpinannya. Seorang laki-laki pemimpin terhadap keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban akan kepemimpinannya. Wanita itu adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Pelayan itu pemimpin dalam harta tuannya/majikannya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”

52

Al-Qur'anul Karim, Op. cit., hlm. 91 53

(42)

5. Kebajikan (Ihsan)

Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran54

Kebenaran disini adalah nilai kebenaran yang dianjurkan dan tidak bertentangan dengan ajaran islam. Dalam konteks bisnis, kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap, dan perilaku yang benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas, proses pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan (laba).55 Dengan demikian dapat dijelaskan dalam Qs. An-Nahl ayat 91:

ﻬﻌِﺑ ﺍﻮﹸﻓﻭﹶﺃﻭ

ﺎﻫِﺪﻴِﻛﻮﺗ ﺪﻌﺑ ﹶﻥﺎﻤﻳﹶﺄﹾﻟﺍ ﺍﻮﻀﹸﻘﻨﺗ ﺎﹶﻟﻭ ﻢﺗﺪﻫﺎﻋ ﺍﹶﺫِﺇ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ِﺪ

ﹶﻥﻮﹸﻠﻌﹾﻔﺗ ﺎﻣ ﻢﹶﻠﻌﻳ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﱠﻥِﺇ ﺎﹰﻠﻴِﻔﹶﻛ ﻢﹸﻜﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻢﺘﹾﻠﻌﺟ ﺪﹶﻗﻭ

∩®⊇∪

Artinya : “Dan tepatilah Perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”.56

54

Muhammad, dan R. Lukman Fauroni, ”Visi al-Qur’an Tentang Etika dan Bisnis”, Jakarta : Salemba Diniyah, 2002, hlm. 17

55

Kuat ismanto. Op. cit. hlm. 34 56

(43)

Dan dapat pula dijelaskan dalam hadis dibawah ini :

ﻢﱠﻠﺳﻭ ِﻪﻴﹶﻠﻋ ُﷲﺍ ﱠﻞﺻ ِﷲﺍ ﹶﻝﻮﺳﺭ ﺖﹾﻟ ﹶﺄﺳ ﹶﻝ ﺎﹶﻗ

:

ﺮِﺒﻟﹾﺍ ِﻦﻋ

ِﻢﹾﺛ ِﹾﻻﺍﻭ

ﻦﺴﺣ ﺮِﺒﹾﻟﺍ ﹶﻝﺎﹶﻘﹶﻓ

ِﻖﹸﻠﺨﹾﻟﺍ

ﻢﹾﺛِﻹﹾﺍﻭ

ﻙﺎﺣﺎﻣ

ِﰱ

ﻙِﺭﺪﺻ

ﺖﻫِﺮﹶﻛﻭ

ﹾﻥﹶﺍ

ﻊِﻠﱠﻄﻳ

ِﻪﻴﹶﻠﻋ

ﺱﺎﻨﻟﺍ

57

Artinya : “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw. mengenai soal kebijakan dan dosa. Beliau bersabda : “Kebajikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah sesuatu yang merisaukan hatimu dimana kamu merasa tidak suka apabila hal itu sampai dilihat oleh orang lain”.

2.1.2.4 Penerapan Etos Kerja Islam

Ditengah kepungan zaman yang serba modern ini, seakan nilai etika semakin luntur, bahkan boleh dibilang mulai hilang karena kecenderungan masyarakat untuk berlaku bebas seakan sudah mewabah disetiap lini kehidupan.58 Karena sesungguhnya etos berkaitan dengan nilai kejiwaan seseorang hendaknya setiap pribadi muslim harus mengisinya dengan kebiasaan yang positif dan mampu menunjukkan kepribadiannya sebagai seorang muslim dalam bentuk hasil kerja serta sikap dan perilaku yang menuju atau mengarah kepada hasil yang lebih sempurna. Penerapan etos kerja Islam yaitu dengan cara mengekspresikan sikap atau sesuatu selalu berdasarkan semangat untuk menuju kepada perbaikan, dengan berupaya bersungguh-sungguh menerapkan etika tersebut, yang

57

Abu Hussein Muslim bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusairi, Op. cit, Jilid 4, hlm. 7 58

(44)

berupaya untuk menghindari hal yang negatif.59 Yaitu dengan cara menerapkan kode etik secara tegas dalam perusahaan dengan baik sehingga akan mempunyai reputasi yang baik dan mendapatkan keuntungan, sebagai mana penerapan etos kerja islam tersebut sesuai dengan al-Qur’an dan Hadist.

Faktor itulah yang kemudian dianggap penting sekali sebagai salah satu standar bahwa etika Islam dalam sebuah bisnis memegang peranan penting bagi sukses dan tidaknya suatu perusahaan.60

2.1.3 Kinerja

2.1.3.1 Pengertian kinerja

Kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang

dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya yaitu sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan kepada karyawan. 61

Definisi lain, menjelaskan bahwa kinerja merupakan catatan yang dihasilkan dari fungsi pegawai atau kegiatan yang

59

Toto Tasmara, Loc. Cit, hlm 16 60 Johan Arifin, Op. cit. hlm 59

61

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004 hlm. 67

(45)

dilakukan pegawai selama periode waktu tertentu.62 Prestasi kerja juga merupakan suatu prestasi seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya.63 Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat, kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan baik dengan standar yang telah ditentukan. Di samping itu kinerja seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, inisiatif, pengalaman kerja, kepuasan dan motivasi. Kinerja diharapkan mampu menghasilkan mutu pekerjaan yang baik serta jumlah pekerjaan yang sesuai dengan standar. Kinerja yang dicari oleh perusahaan dari seseorang tergantung dari kemampuan motivasi dan kepuasan individu karyawan yang diterima. Meskipun demikian motivasi sering menjadi variabel yang terlupakan, motivasi merupakan hasrat di dalam seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan untuk mencapai tujuan.64 Sebagaimana dikutip Arifin, bahwa bagi karyawan baru prestasi kerja merupakan bukti dari pemahaman mereka terhadap pekerjaan, sedangkan bagi karyawan lama prestasi kerja merupakan umpan balik terhadap perilaku terhadap mereka.65

62

Ambar Teguh dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2003, hlm. 223-224

63

Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2000, hlm. 154 64

Davis dan Newstorm, Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, oleh Arifin, hlm. 19 65

(46)

2.1.3.2 Faktor-faktor kinerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian suatu kinerja yaitu :

1. Kemampuan (ability)

Yaitu suatu kemampuan dari pegawai yang terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (knowledge & skill).

2. Motivasi (motivation)

Yaitu motivasi yang terbentuk dari suatu sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi pekerjaan. Yang merupakan suatu kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan kerja.66

2.1.3.3 Manfaat Penilaian Kinerja

Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi perencanaan kebijakan suatu organisasi. Secara rinci manfaat penilaian kinerja bagi perusahaan adalah:

1. Perbaikan prestasi kerja (kinerja) 2. Penyesuaian kompensasi

3. Pengambilan keputusan

4. Kebutuhan latihan dan pengembangan

5. Perencanaan dan kepentingan penelitian pegawai.

66

(47)

6. Membantu terhadap kesalahan desain dari pegawai.67 2.1.3.4 Tujuan Penilaian Kinerja

Sebuah penilaian yang dilakukan akhir-akhir ini mengidentifikasi beberapa tujuan yaitu :

1. Mengevaluasi yang menekankan perbandingan antara orang lain.

2. Pengembangan yang menekankan perubahan dalam diri seorang pegawai dengan seiringnya waktu.

3. Dengan pemeliharaan sistem.

4. Dengan cara mendokumentasi keputusan-keputusan sumber daya manusia.68

2.1.3.5 Sistem Penilaian Kinerja

Permasalahan yang telah dihadapi dalam sebuah program penilaian kinerja adalah upaya menjamin keabsahannya. Keabsahan sebuah penilaian kinerja pegawai dapat diakui apabila suatu sistem penilaian mengikuti kaidah-kaidah yang ditentukan secara standar. Secara rinci prosedur atau sistem penilaian kinerja adalah :

1. Keputusan di bidang kepegawaian yaitu berdasarkan sistem penilaian kinerja yang formal dan terstandar.

67

Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakrta : Graha Ilmu, 2003, hlm. 225

68

Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia MenghadapiAbad 21, Jakarta : Erlangga, 1999, hlm. 3

(48)

2. Proses penilaian hendaknya seragam untuk semua pegawai.

3. Standar dari penilaian dikomunikasikan kepada pegawai. 4. Pegawai dapat melihat hasil penilaiannya.

5. Pegawai diberikan kesempatan untuk tidak menyetujui atau menyetujuinya.

6. Penilaian diberi petunjuk bagaimana cara melakukan penilaian secara tepat, dan sistematis.

7. Pembuatan keputusan kepegawaian diberi informasi tentang hasil dari penilaian.69

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian Bambang Guritno Waridin dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Persepsi Karyawan Terhadap Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, dan Motivasi Kerja’’ menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan antara variabel-variabel yang diteliti. Bambang Guritno Waridin menggunakan analisis berganda, yaitu uji validitas yang mendasarkan pada korelasi antara masing-masing item dengan total item, dan juga uji reliabilitas yaitu masing-masing skor butir dikorelasikan dengan skor totalnya. Untuk menguji kuesioner. Dari hasil penelitian diatas bahwa hasil korelasi

69

(49)

menunjukkan bahwa hasil besaran korelasi antar variable bebas. Yaitu antar variabel perilaku kepemimpinan dengan kepuasan kerja.70

Astri Fitria dalam penelitiannya yang berjudul tentang “Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Sikap Akuntan Dalam Perubahan Organisasi Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening”. Penelitian ini menitikberatkan sikap akuntan yang disertai etika kerja Islam dalam suatu organisasi bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara etika kerja dan komitmen organisasi. Pada penelitian ini, Astri Fitria menggunakan analisis Uji T-test, yaitu dalam pengujian ini, peneliti telah mengirimkan 500 kuesioner terhadap responden. Dalam waktu penelitian selama 3 bulan, telah kembali 305 kusioner dari para responden. Hal ini berarti terjadi adanya respon rate lebih dari 50%.71

2.3 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

2.3.1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pada tinjauan pustaka maka kerangka pemikiran teoritis yang disajikan dalam penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah

70

Waridin,” Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja”, Jurnal JRBI, Volume 1. No. 1, Januari 2005, hlm 67

71

Astri ftria, ”Pengaruh Etika Kerja Terhadap Sikap Akuntan Dalam Perubahan Organisasi dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening”, Jurnal MAKSI, Volume 3, Agustus, 2003.

(50)

Kinerja Karyawan KERANGKA PIKIRAN

1. Kemampuan (Mampu meningkatkan target pekerjaan)

2. Mempunyai Minat dalam pekerjaan

3. Mampu menciptakan inovasi, dan tujuan yang jelas.

4. Memiliki peluang bertumbuh dan maju. Gambar. 1.0

Etos Kerja Islam

1. Kecanduan terhadap waktu

2. Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas)

3. Memiliki kejujuran

4. Memiliki komitmen (aqidah, aqad, itiqad)

5. Istiqomah (kuat pendirian) 6. Bersifat disiplin

7. Konsekuen

8. Bersikap percaya diri 9. Bersifat kreatif

10. Bersikap tanggung jawab 11. Bahagia karena melayani 12. Memiliki harga diri 13. Jiwa kepemimpinan 14. Berorientasi masa depan 15. Bersifat hemat dan efisien 16. Memiliki jiwa wiraswasta 17. Memiliki insting bertanding 18. Bersifat mandiri

19. Belajar dan harus mencari ilmu 20. Semangat perantauan

21. Memperhatikan kesehatan

22. Tanggung dan pantang menyerah 23. Berorientasi pada produktivitas 24. Memperbanyak jalinan silaturahmi 25. Memiliki semangat perubahan.

(51)

2.3.2 Hipotesis

H1 : Etos kerja Islam berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Bank Pembiayaan Rakyat syariah (BPRS) Artha Mas Abadi.

Variabel Definisi Dimensi Skala

- Etos Kerja Islam Adalah cara pandang yang diyakini seorang muslim bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, tetapi sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh dan mempunyai nilai ibadah sangat luhur. 1. Kecanduan terhadap waktu

2. Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas)

3. Memiliki kejujuran

4. Memiliki komitmen (Aqidah, Aqad, Itiqod)

5. Kuat pendirian (Istoqomah)

6. Bersikap displin

7. Konsekuen dan berani menghadapi tantangan 8. Memiliki sikap percaya

diri

9. Bersifat kreatif 10. Bertanggung jawab 11. Bahagia karena melayani 12. Memiliki harga diri

13. Memiliki jiwa kepemimpinan

14. Berorientasi pada masa depan

15. Hidup berhemat dan efisien

16. Memiliki jiwa wiraswasta

17. Memiliki insting bertanding ( Fastabiqul

Khairat)

18. Bersifat mandiri

19. Belajar dan haus mencari ilmu

20. Memiliki semangat perantauan

21. Memperhatikan kesehatan dan gizi

22. Tangguh dan pantang menyerah

(52)

23. Berorientasi pada produktivitas 24. Memperkaya jaringan Silaturahmi 25. Memiliki semangat perubahan (Spirit of change) - Kinerja karyawan Kemampuan / prestasi kerja yang secara nyata untuk memenuhi standar kerja yang diterapkan. 1. Kemampuan (Mampu meningkatkan target pekerjaan)

2. Mempunyai Minat dalam pekerjaan

3. Mampu menciptakan inovasi, dan tujuan yang jelas.

4. Memiliki peluang bertumbuh dan maju.

(53)

40

3.1 Jenis dan Sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

3.1.1 Data Primer

Merupakan suatu data yang didapat dari sumber pertama, yaitu dari individu atau perseorangan, data ini bisa berwujud hasil wawancara dan pengisian kuesioner atau angket serta dari data yang dimiliki oleh pihak perusahaan.72

Penelitian ini menggunakan data primer atau data empiris yang diperoleh dari penyebaran kuesioner.73 Kuesioner adalah alat

pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan tertulis untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden.74 Metode ini digunakan untuk pengembalian data mengenai etos kerja Islam yang mempengaruhi kinerja karyawan di Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Artha Mas Abadi kabupaten Pati, Kuesioner yang dipakai disini adalah model tertutup karena jawaban telah disediakan dan pengukurannya menggunakan skala likert, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

72 Hesein Umar, Metode Riset bisnis, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm. 84.

73 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta : PT. Bumi Aksara, hlm. 19

(54)

orang tentang fenomena sosial. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan lima alternatif jawaban yang telah disediakan oleh peneliti.75 Responden juga diminta untuk memilih

salah satu jawaban dengan cara memberi tanda/ symbol (√). Data ini adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau obyek penelitian.76

3.1.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti melalui buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini, literatur, dan artikel yang didapat dari website.77 Atau data yang berasal dari orang-orang kedua atau bukan data yang datang secara langsung. Namun data-data ini mendukung pembahasan dari penelitian. Untuk itu beberapa sumber buku atau data yang akan membantu mengkaji secara kritis diantaranya yaitu berkaitan dengan tema penelitian tersebut Data sekunder dalam penelitian ini meliputi gambaran umum perusahaan.78 Dan data tentang etos kerja Islam yang diterapkan dalam BPRS Artha Mas Abadi adalah dari bukunya Toto Tasmara yang berjudul Membudayakan Etos Kerja Isami.

75 Ibid. hlm. 90

76 Burhan Bungin, S.Sos. Msi, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi Dan Kebijakan Publik Ilmu-ilmu Sosial lainnya, Jakarta : Kencana, 2005, hlm. 97

77 Ibid, hlm 19.

78 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi), Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2006, hlm. 160

(55)

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.79 Penentuan jenis populasi ini didasarkan atas alasan bahwa yang akan di uji, etos kerja Islam yang mempengaruhi kinerja karyawan.80 Populasi yang akan dijadikan obyek dalam penelitian ini

adalah seluruh nasabah pada BPRS Artha Mas Abadi Pati yaitu sebanyak 13 karyawan.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian populasi ini memnggunakan sample sensus yaitu teknik pengambilan sampel dilakukan secara meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian atau obyek penelitian.81 Yaitu dengan mengambil sampel seluruh karyawan BPRS Artha Mas Abadi sebanyak 13 karyawan yang akan dijadikan responden.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah :

79 Sugiyono, Op.cit. hlm. 91

80 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 1998, hlm. 108

Gambar

Tabel 4.2  Pendidikan Responden  No Pendidikan  terakhir  Responden
Tabel 4.3  Pekerjaan responden  Frecuency
Tabel 4.5  Umur Responden  No   Frecuency  (responden)  Percent   Valid  Percent  Cumulative Percent   1
Tabel 6.1  Anova

Referensi

Dokumen terkait

Pada ekstrak etanol bagian manakah antara batang, bunga, akar, dan daun dari Echinacea purpurea yang memiliki perubahan diameter sel otot mencit putih jantan

Penelitian ini secara khusus ditujukan untuk mengetahui apakah pertanyaan yang dibuat oleh mahasiswa menunjukkan kemampuan berpikir kritis mereka, apakah jawaban

Meyerhoff (2006) states that code mixing “generally refers to the alternation between varieties, or codes within a clause or phrase.” Code mixing occurs when speaker use

Namun sebagian besar tanaman padi tertinggi dan jumlah anakan padi per rumpun terbanyak baik pada periode tanam maupun periode ratun ditemukan pada lahan yang

Untuk kegiatan yang mengutamakan dampak sosial, hukum dan budaya (non ekonomi), dapat mengungkapkan permasalahan dalam dua aspek utama yang saling terkait atau bersinergi

• Metode ini lebih tepat digunakan untuk menentukan prioritas masalah kesehatan dengan memperhatikan teknik responsif dimana tujuan yang dicapai dari..

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Membangun seorang pemimpin yang kuat kepercayaan dalam visi dengan bertindak dengan cara yang konsisten dengan itu dan dengan menunjukkan kepada orang lain apa