• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAT Lengkap CAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TAT Lengkap CAT"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

sikodiagnostik

sikodiagnostik

VIII 

VIII 

T

The

he m

m a

a tic

tic A

Ap

p p

p e

errc

c e

ep

p tio

tion T

n Te

es

st (T

t (T.A.T

.A.T))

Child

Child rre

en A

n A p

p p

p e

errc

c e

ep

p tion

tion T

Te

es

st (C

t (C..A

A..T

T))

Ματερι Κυλιαη Πσικοδιαγνοστικ ςΙΙΙ

Ματερι Κυλιαη Πσικοδιαγνοστικ ςΙΙΙ

ΣΤΙΠΣΙ Ωιδψα Δηαρμα

ΣΤΙΠΣΙ Ωιδψα Δηαρμα

Παλεμβανγ

Παλεμβανγ

Ηανψα υντυκ διγυνακαν δι καλανγαν σενδιρι Ηανψα υντυκ διγυνακαν δι καλανγαν σενδιρι

Imelda Novelina Sihotang, S.Psi, Psi

Imelda Novelina Sihotang, S.Psi, Psi

(2)

Pengertian

Pengertian

T

Thematichematic A A pperceptionpperception TTestest

••

adalahadalah tes yang mengapersepsikan tema dari suatu gambartes yang mengapersepsikan tema dari suatu gambar yang ambigous/mendua arti.

yang ambigous/mendua arti.

••

adalahadalah teknik proyeksi yang digunakan untuk mengungkapteknik proyeksi yang digunakan untuk mengungkap dinamika kepribadian yang terlihat nyata dalam hubungan dinamika kepribadian yang terlihat nyata dalam hubungan interpersonal dan dalam apersepsi terhadap lingkungan. interpersonal dan dalam apersepsi terhadap lingkungan.

••

merupakanmerupakan metode yang berguna bagi para ‘interpreter’metode yang berguna bagi para ‘interpreter’ yang cukup terlatih untuk mencoba “mengungkapkan” yang cukup terlatih untuk mencoba “mengungkapkan” beberapa dorongan-dorongan yang sifatnya dominan, beberapa dorongan-dorongan yang sifatnya dominan, emosi-emosi, sentimen-sentimen, serta kepribadian yang kompleks emosi, sentimen-sentimen, serta kepribadian yang kompleks dan konflik-konflik kepribadian. Kekhususan dari alat tes dan konflik-konflik kepribadian. Kekhususan dari alat tes ini adalah terletak pada kemampuannya untuk mengungkapkan ini adalah terletak pada kemampuannya untuk mengungkapkan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari hambatan pada kecenderungan-kecenderungan yang mendasari hambatan pada klien; yang seringkali tidak mau ataupun tidak dapat klien; yang seringkali tidak mau ataupun tidak dapat mengakui tentang adanya gangguan dan hambatan tertentu mengakui tentang adanya gangguan dan hambatan tertentu dalam dirinya; dikarenakan klien tidak menyadari tentang dalam dirinya; dikarenakan klien tidak menyadari tentang hal tersebut.

hal tersebut.

Sifat dari Thematic Apperception Test

Sifat dari Thematic Apperception Test

••

Ambigous/tidak jelas/tidak terstruktur, karena setiapAmbigous/tidak jelas/tidak terstruktur, karena setiap orang dapat berbeda-beda dalam orang dapat berbeda-beda dalam mengartikan/menafsirkannya.

mengartikan/menafsirkannya.

PSIKODIAGNOSTIK VIII PSIKODIAGNOSTIK VIII

THEMATIC APPERCEPTION TEST

THEMATIC APPERCEPTION TEST

T. A. T

T. A. T

(3)

Pengertian

Pengertian

T

Thematichematic A A pperceptionpperception TTestest

••

adalahadalah tes yang mengapersepsikan tema dari suatu gambartes yang mengapersepsikan tema dari suatu gambar yang ambigous/mendua arti.

yang ambigous/mendua arti.

••

adalahadalah teknik proyeksi yang digunakan untuk mengungkapteknik proyeksi yang digunakan untuk mengungkap dinamika kepribadian yang terlihat nyata dalam hubungan dinamika kepribadian yang terlihat nyata dalam hubungan interpersonal dan dalam apersepsi terhadap lingkungan. interpersonal dan dalam apersepsi terhadap lingkungan.

••

merupakanmerupakan metode yang berguna bagi para ‘interpreter’metode yang berguna bagi para ‘interpreter’ yang cukup terlatih untuk mencoba “mengungkapkan” yang cukup terlatih untuk mencoba “mengungkapkan” beberapa dorongan-dorongan yang sifatnya dominan, beberapa dorongan-dorongan yang sifatnya dominan, emosi-emosi, sentimen-sentimen, serta kepribadian yang kompleks emosi, sentimen-sentimen, serta kepribadian yang kompleks dan konflik-konflik kepribadian. Kekhususan dari alat tes dan konflik-konflik kepribadian. Kekhususan dari alat tes ini adalah terletak pada kemampuannya untuk mengungkapkan ini adalah terletak pada kemampuannya untuk mengungkapkan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari hambatan pada kecenderungan-kecenderungan yang mendasari hambatan pada klien; yang seringkali tidak mau ataupun tidak dapat klien; yang seringkali tidak mau ataupun tidak dapat mengakui tentang adanya gangguan dan hambatan tertentu mengakui tentang adanya gangguan dan hambatan tertentu dalam dirinya; dikarenakan klien tidak menyadari tentang dalam dirinya; dikarenakan klien tidak menyadari tentang hal tersebut.

hal tersebut.

Sifat dari Thematic Apperception Test

Sifat dari Thematic Apperception Test

••

Ambigous/tidak jelas/tidak terstruktur, karena setiapAmbigous/tidak jelas/tidak terstruktur, karena setiap orang dapat berbeda-beda dalam orang dapat berbeda-beda dalam mengartikan/menafsirkannya.

mengartikan/menafsirkannya.

PSIKODIAGNOSTIK VIII PSIKODIAGNOSTIK VIII

THEMATIC APPERCEPTION TEST

THEMATIC APPERCEPTION TEST

T. A. T

T. A. T

(4)

Sejarah Thematic Apperception Test

Sejarah Thematic Apperception Test

••

Tahun 1935, untuk yang pertama kaliTahun 1935, untuk yang pertama kali HENRY A. MURRAYHENRY A. MURRAY dandan

 MORGAN

 MORGAN mengembangkan Thematic Apperception Test dengan 30mengembangkan Thematic Apperception Test dengan 30 kartu bergambar + 1 kartu kosong (blank card)

kartu bergambar + 1 kartu kosong (blank card)

••

Tahun 1938,Tahun 1938, H. A.H. A. MURRAY MURRAY mengadakan penelitian-penelitianmengadakan penelitian-penelitian kembali terhadap Thematic Apperception Test yang I, kembali terhadap Thematic Apperception Test yang I, sehingga pada akhirnya material Thematic Apperception sehingga pada akhirnya material Thematic Apperception Test menjadi 20 kartu, yang terdiri dari 19 kartu Test menjadi 20 kartu, yang terdiri dari 19 kartu bergambar + 1 kartu kosong (blank card).

bergambar + 1 kartu kosong (blank card).

Kegunaan

Kegunaan

••

Bermanfaat bagi semua studi dalam mengungkap dinamikaBermanfaat bagi semua studi dalam mengungkap dinamika kepribadian individu.

kepribadian individu.

••

Dapat Dapat digunakan digunakan dalam dalam mencobamencoba menafsirkan/menginterpretasikan segala bentuk tingkah menafsirkan/menginterpretasikan segala bentuk tingkah laku yang menyimpang/abnormal/mengalami gangguan, seperti laku yang menyimpang/abnormal/mengalami gangguan, seperti psikosomatis, neurosis dan psikosis.

psikosomatis, neurosis dan psikosis.

••

Bermanfaat Bermanfaat sebagai sebagai langkah langkah pertama/pengantar pertama/pengantar untukuntuk melaksanakan serangkaian interview dalam psikoterapi melaksanakan serangkaian interview dalam psikoterapi ataupun pelaksanaan psikoanalisis yang sifatnya tidak ataupun pelaksanaan psikoanalisis yang sifatnya tidak mendalam.

mendalam.

Dasar Pemikiran

Dasar Pemikiran

Prosedur yang ditempuh dalam penggunaan alat tes ini adalah Prosedur yang ditempuh dalam penggunaan alat tes ini adalah dengan memperlihatkan kepada klien suatu rangkaian dengan memperlihatkan kepada klien suatu rangkaian gambar-gambar, dimana klien diminta untuk mau menceritakan secara gambar, dimana klien diminta untuk mau menceritakan secara spontan tentang gambar yang telah dilihatnya. Ternyata spontan tentang gambar yang telah dilihatnya. Ternyata dengan cara menganalisis “hasil cerita-cerita” tersebut kita dengan cara menganalisis “hasil cerita-cerita” tersebut kita

(5)

dapat mengungkapkan bagian-bagian penting dari suatu kepribadian. Hal ini sebenarnya tergantung pada dua unsur kecenderungan psikologis, yaitu :

Adanya kecenderungan bahwa individu akan menginterpretasikan sesuatu yang tidak jelas, mengacu pada pengalaman masa lalunya dan keinginan-keinginannya saat sekarang.

Adanya kecenderungan bahwa sewaktu individu membuat cerita, biasanya akan mengambil bahan cerita dari perbendaharaan pengalaman sebelumnya dan mengekspresikan perasaan senang-ketidaksenangan, maupun keinginannya, baik secara disadari maupun tidak disadari.

 Aspek-aspek

HENRY MURRAY

, mengungkap tujuh aspek dalam Thematic

 A pperception Test :

1. Aspek Mental

 Mengungkap pengalaman Testee yang luas dan pemikiran yang lebih matang

 Dapat tergambar dari : organisasi cerita (sebab-akibat cerita; kelogisan; konsep cerita yang cermat, runtut dan terpadu; ketepatan konsep cerita dengan gambar; bahasa yang digunakan mudah dipahami)

2. Aspek Imajinasi

 Mengungkap kekuatan daya khayal dan kreativitas Testee, yaitu seberapa jauh Testee dapat memperkaya persepsi terhadap gambar-gambar TAT dengan isi cerita yang mengekspresikan pengalaman/latar belakang pribadi.

(6)

3. Aspek Dinamika Keluarga

 Mengungkap latar belakang keluarga (ayah, ibu, saudara kandung)

 Dapat tergambar dari : apakah terjadi “blocking” (terutama pada K.5, 6 BM, 7BM/GF, 8, 9) dalam menanggapi kartu tersebut, atau apakah ada emosi (marah, senang, dll) yang berkaitan dengan kartu-kartu tersebut.

4. Aspek Penyesuaian Terhadap Diri Sendiri

 Mengungkap apakah Testee itu dapat menerima /menolak keadaan dirinya (kelebihan-kekurangan).

5. Aspek Emosi

 Mengungkap reaksi yang lebih dominant muncul

 Dapat tergambar dari ekspresi wajah dan reaksi tubuh (body language).

6. Aspek Penyesuaian Seksual

 Mengungkap bagaimana hubungan heteroseksual Testee; dengan temen sebaya (laki-laki/perempuan), hubungan orangtua dan anak.

7. Aspek Behavioral

 Mengungkap tentang perilaku Testee

 Dapat tergambar dari proses pelaksanaan tes, perilaku apa yang muncul (misal: emosi, gembira sekali, dll).

 Administrasi Thematic Apperception Test

1. Melaksanakan rapport yang baik

Menanyakan keadaan testee

Membuat suasana tidak tegang, agar testee mudah/bebas/nyaman untuk mengeluarkan imajinasinya, melalui kata-kata (verbal)maupun ekspresi emosinya.

(7)

2. Teknik untuk menyimpan data pada saat pelaksanaan tes a. Manual Recording

Yaitu, tester mencatat sendiri data pada kertas

Kelebihan : hemat biaya

Kelemahan : Tester tidak dapat melihat ekspresi testee pada saat bercerita, testee merasa kurang nyaman karena melihat tester mencatat setiap perkataannya dan kemunginan ada kata-kata yang tidak tercatat oleh tester.

 b. Self Recording

Yaitu, testee sendiri yang mencatat

Kelebihan : Tester dapat mengobservasi ekspresi testee pada saat bercerita.

Kelemahan : Testee mungkin tidak mengeluarkan ekspresi emosinya, karena sibuk mencatat dan ceita yang dikeluarkan testee pun tidak spontan.

c. Stenografi

Tester menulis dengan cepat dan menggunakan simbol-simbol atau singkatan-singkatan.

d. Mechine Recording

Tester menggunakan tape recorder atau video

Kelebihan : Tester dapat memperhatikan ekspresi testee sambil mendengarkan cerita.

Kelemahan : Testee merasa cemas karena ceritanya direkam.

e. Hidden Microphone

Yaitu, dengan menggunakan dua tenaga sukarela selain testee, 1 untuk mencatat cerita testee dan 1 lagi untuk memperhatikan ekspresi testee.

(8)

3. Pelaksanaan Tes

Sebaiknya pelaksanaan tes dilakukan dalam 2 (dua) session, yaitu session ke-1 proses pengambilan data dan session ke-2 untuk menggali lebih dalam/memperjelas data yang dirasa kurang jelas (inquiry ).

Ada dua bentuk inquiry :

a. Intermittent inquiry , dilakukan di sela-sela pemberian kartu atau setelah separuh waktu perjalanan tes.

b. Final inquiry , dilakukan inquiry setelah semua kartu diberikan.

Layaknya tes ini dilakukan secara individual ( 1 tester-1 testee), tetapi dapat juga dilakukan secara klasikal/kelompok (untuk kepentingan seleksi karyawan), yaitu gambar ditampilkan melalui slide dan testee diminta menuliskan ceritanya.

Secara individual, waktu tidak perlu dibatasi, namun biasanya diberikan waktu 5 menit (5’) per kartu.

Perlu untuk melakukan observasi selama proses pelaksanaan tes.

4. Instruksi

Instruksi ini sesuai untuk klien adolesen dan dewasa yang memiliki inteligensi average serta cukup berpengalaman, diucapkan sebagai berikut :

“Ini adalah tes imajimasi. Sebentar, saya akan memperlihatkan kepada anda beberapa gambar satu   persatu, dan tugas anda adalah berusaha untuk membuat

suatu karangan/cerita yang dramatis dari tiap gambar-gambar tersebut. Ceritakanlah/uraikanlah dari gambar, kira-kira apa yang terjadi sebelumnya, apa yang terjadi   pada saat itu/apa yang dirasakan dan dipikirkan

(9)

  pelakunya, kemudian berikan juga akibat yang 

ditimbulkannya. Berceritalah sesuai dengan apa yang 

  pertama kali terlintas dalam benak anda. Apakah anda sudah merasa jelas dan mengerti? (tunggu sebentar). Baiklah, jika anda sudah mengerti, kita dapat memulainya sekarang…….ini adalah gambar yang pertama”.

Instruksi ini dipergunakan untuk klien anak, orang dewasa yang kurang berpendidikan atau yang memiliki intelegensi di bawah normal, dan untuk para penderita psikotik, diucapkan sebagai berikut :

“ Ini adalah tes menguraikan cerita. Di sini saya memiliki beberapa gambar yang sebentar lagi akans saya perlihatkan pada anda, dimana untuk setiap gambarnya saya meminta kesediaan anda untuk membuat suatu karangan cerita. Ceritakanlah apa yang telah terjadi sebelumnya dan apa yang terjadi saat ini/sekarang. Ceritakanlah juga pikiran, perasaan dan perbuatan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya, serta bagaimana kesudahannya/akibatnya. Anda dapat membuat berbagai jenis cerita apapun sesuai dengan keinginan serta kesukaan anda sendiri. Apakah anda sudah mengerti? (tunggu sebentar). Baiklah, sekarang dapat kita mulai saja, dan ini………….., adalah gambar yang pertama.”

5. Peranan Psikolog dalam pelaksanaan tes

Bersikap netral, tidak berpihak pada testee ataupun gambar-gambar

Tidak boleh berkomentar betul/salah, senang/tidak senang

Tidak memberikan penolakan/persetujuan secara verbal/non verbal

(10)

Yang boleh diperjelas Psikolog/Tester :

Bila urutan/alur cerita kurang jelas

Testee sulit mengatakan objek secara pasti

Bila cerita testee terlalu pendek/panjang

 Wawancara dan Observasi dalam T.A.T

1. Wawancara

Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada testee : a. Keadaan diri/identitas testee

Seperti, nama, usia, latar belakang pendidikan, sudah berkeluarga/belum, pekerjaan/pendidikan…apakah testee suka dengan bidang kerja/pendidikan yang ditekuni saat ini, prestasi testee…..apakah testee cukup puas/kecewa dengan prestasinya saat ini, dll.

b. Latar belakang keluarga testee

Kelengkapan anggota keluarga, pola asuh orang tua, hubungan ayah-ibu, orang tua-anak, dan hubungan antar saudara kandung/tiri.

c. Relasi sosial testee

Hnbungan dengan teman kerja/dekat atau dengan lingkungan sekitar, usia rata-rata teman-teman testee, dan apakah hubungan itu berjalan dengan baik?

2. Observasi

Hal-hal yang perlu diobservasi :

a. Tingkah laku testee selama mengerjakan tes, missal : testee mengalami blocking pada saat bercerita, dll.

b. Reaksi terhadap kartu-kartu, misal : testee melotot, berdehem, menggaruk-garuk kepala/badan, memegang badan, menggosok-gosok hidung, dll, atau muncul perasaan ragu-ragu, gerakan yang tidak menentu yang muncul secara spontan.

(11)

GAMBARAN UMUM TENTANG KARTU-KARTU T.A.T

KARTU 1

Mengungkap : Keinginan untuk berprestasi dan hubungan dengan orang tua.

KARTU 2

Mengungkap : aspirasi klien, pandangan terhadap lingkungan dan sikap terhadap orang tua.

KARTU 3-BM 

Mengungkap : Perasaan depresi, patah hati, frustrasi yang dapat mengakibatkan agresifitas

KARTU 3-GF

Mengungkap : Perasaan putus asa, kesedihan dan konflik

KARTU 4

Mengungkap : situasi konflik antara perempuan dan laki-laki atau konflik dalam rumah tangga atau sikap terhadap jenis kelamin lain (aspek seksual)

KARTU 5

Mengungkap : sikap terhadap ibu/ istri atau terhadap diri sendiri

KARTU 6-BM 

Mengungkap : Hubungan dan sikap antara ibu/ perempuan dan anak laki-laki/ laki-laki, apa penyebab konflik antara ibu/ perempuan dan anak laki-laki/ laki-laki

(12)

KARTU 6-GF

Mengungkap : hubungan dan sikap terhadap ayah/laki-laki dan anak perempuan/ perempuan, apa penyebab konflik antara ayah/ laki-laki dan anak perempuan/ perempuan.

KARTU 7- BM 

Mengungkap : Sikap ayah terhadap anak laki-laki atau terhadap sesama jenis

KARTU 7-GF

Mengungkap : Sikap Ibu terhadap anak perempuan atau terhadap sesama jenis.

KARTU 8-BM 

Mengungkap : Ambisi klien (mengarah pada suatu hal yang positif/cita-cita) ,dan atau adanya kecenderungan agresi (pembunuhan, dendam, dll)

KARTU 8-GF

Mengungkap : Ambisi klien tentang masa sekarang dan masa yang akan datang.

KARTU 9-BM 

Mengungkap : Hubungan dengan sesama jenis,  peer group/teman sebaya (hubungan social).

KARTU 9-GF

Mengungkap : Sikap terhadap sesama jenis, peer group/ teman sebaya, atau persaingan antar saudara kandung/ ibu (hubungan social).

KARTU 10

Mengungkap : hubungan antara lawan jenis atau dengan orang tua.

(13)

KARTU 11

Mengungkap : Indikasi ketakutan klien terhadap agresi atau rasa ingin tahu klien yang besar terhadap hal-hal yang berbahaya/mengancam.

KARTU 12-M 

Mengungkap : Hubungan antara ayah/ kakak laki-laki dan anak/ adik laki-laki (sesame jenis) dan ketakutan akan dominasi oleh figure yang lebih superior.

KARTU 12-F

Mengungkap : Hubungan antara ibu/ kakak dengan anak/adik perempuan dan ketakutan akan dominasi oleh figure yang lebih superior.

KARTU 12-BG

Mengungkap : Kecemasan/ ketakutan anak

KARTU 13-FM 

Mengungkap: masalah seksual antara laki-laki dan perempuan

KARTU 13-BG

Mengungkap : Orientasi masa lalu anak

KARTU 14

Mengungkap : Cerminan masalah yang sedang dihadapi klien, harapan/ ambisi, dan mungkin ada pikiran untuk bunuh diri.

KARTU 15

Mengungkap : Ketakutan akan kematian, atau tentang pengalaman masa lalu/ sekarang.

KARTU 16 (Blank Card)

Mengungkap : Masalah yang menekan pikiran klien, atau ambisi/harapan klien yang ingin/ sedang dicapai.

(14)

KARTU 17-BM 

Mengungkap : Keinginan untuk menonjolkan diri, tingkat masalah/konflik yang belum dapat diatasi, atau reaksi terhadap keadaan yang darurat/ mendesak.

KARTU 17-GF

Mengungkap : Perasaan depresi yang dapat menyebabkan sikap agresif.

KARTU 18-BM 

Mengungkap : Kecemasan klien terhadap agresi, adanya konflik yang belum dapat diatasi, atau mengindikasikan kecanduan obat/ alcohol.

KARTU 18-GF

Mengungkap : Kecenderungan agresi pada wanita, konflik antara ibu dan anak.

KARTU 19

Mengungkap : Keinginan akan rasa aman, cara-cara yang dapat mengatasi frustasi yang ditimbulkan oleh lingkungan.

KARTU 20

Mengungkap : Masalah/ konflik yang sedang dipikirkan, masalah dengan lawan jenis, atau adanya kecenderungan agresifitas.

(15)

ANALISA DALAM THEMATIC APPERCEPTION TEST

Faktor-faktor yang tercakup dalam teknik analisa TAT, antara lain :

1. TOKOH / HERO

Langkah pertama dalam analisa cerita TAT adalah menentukan siapa tokohnya. Suatu asumsi dasar kita sejauh ini adalah, kisah yang diceritakan oleh subjek (penutur cerita) pada dasarnya adalah kisah tentang dirinya sendiri atau ada kaitannya dengan dirinya sendiri. Biasanya dalam cerita tersebut terdapat sejumlah figure, dan kita perlu untuk mengatakan tentang figure yang diidentifikasi oleh subjek sebagai tokoh utama (hero). Hero adalah figure yang sering disebutkan dalam cerita atau yang diceritakan pertama kali, yang mirip dengan subjek baik dalam usia dan jenis kelamin, dan kejadian-kejadian dalam cerita hampir selalu dinilai dari sudut pandang hero. Tidak menutup kemungkinan, tokoh utama cerita/ hero tersebut lebih dari satu (merupakan sekumpulan orang).

2. KEBUTUHAN/DORONGAN TOKOH (NEED)

Adalah penting dalam analisis TAT untuk memperhatikan tingkah laku tokoh dan aktivitasnya dalam cerita, oleh karena itu dari hal ini dapat disimpulkan dan dinilai kebutuhan dan dorongan subjek. Kebutuhan-kebutuhan ini mungkin diekspresikan dalam tingkah laku di kehidupan nyatanya atau mungkin diekspresikan dalam kehidupan nyata secara berlawanan dan untuk memenuhinya, subjek berfantasi. Kebutuhan/need dapat merupakan kecenderungan

(16)

perasaan-perasaan tokoh utama/hero. Kebutuhan dapat dibagi dalam 3 kategori :

a. Aktivitas tokoh yang ditujukan kepada objek atau siatuasi.

b. Aktivitas tokoh yang ditujukan terhadap orang lain. c. Reaksi tokoh terhadap aktivitas yang dilakukan orang

lain.

Dalam praktek, kita menggunakan/memanfaatkan daftar dari 28 buah klasifikasi berbagai jenis need (drive) menurut kegunaannya masing-masing.

3. PRESS

Adalah situasi umum atau kondisi lingkungan (terutama yang menyangkut manusia) yang dapat mempengaruhi tingkah laku tokoh utama/hero. Factor lingkungan yang dapat menstimuli aktivitas tokoh dapat dibagi 3 kategori, yakni:

a. Makhluk Hidup (Living Beings)

b. Objek Tak Hidup (Inanimate Objects)

c. Kekuatan social, tekanan dan ideology (Social Forces,  pressures, and ideologies)

Untuk melihat pentingnya stimuli dari lingkungan pada seseorang dapat dilihat dari intensitas, frekuensi, dan lamanya stimuli itu seperti yang digambarkan oleh subjek.

4. KONFLIK/CONFLIC

Adalah pertentangan antara dorongan (need) yang dimiliki tokoh utama dan lingkungan (press), atau ketidakberhasilan tokoh utama dalam mewujudkan dorongan/kebutuhannya (need) karena kurangnya dukungan dari lingkungan (press).

(17)

5. AKHIR CERITA/KESIMPULAN (OUTCOMES)

Kesimpulan atau akhir dari cerita subjek perlu untuk dipelajari dan diperhatikan, apakah tokohnya “bahagia atau tidak bahagia”, “sukses atau gagal”, apakah persoalan tokoh dapat dipecahkan/tidak, keinginannya terpenuhi atau tidak, apakah suatu keadaan konflik tetap berlangsung, atau akhir yang tidak pasti (indefinite endings).

6. TEMA (THEMA)

Adalah inti dari cerita, atau merupakan interaksi antara suatu need (atau gabungan beberapa need) pelaku utama, suatu press (atau gabungan beberapa press) dan akhir/penyelesaian cerita.

(18)

Format Laporan

LAPORAN INTERPRETASI TAT SUBYEK SATU

I. IDENTITAS SUBYEK

Nama :

Tempat Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Anak Ke : Status Perkawinan : Pendidikan Terakhir : Pekerjaan : Tanggal Pemeriksaan : Tester :

II. CATATAN TENTANG SUBYEK

……berisi cerita tentang diri subyek……tentang riwayat hidup subjek; keluarga-orang tua, anak, adik, kakak; sosialisasi subjek; pengalaman-pengalaman hidup subjek-baik yang menyenangkan/menyedihkan, dll……

III. URUTAN KARTU KARTU 1

 A. CERITA KESELURUHAN

……uraikan cerita keseluruhan dari subyek tentang kartu 1……

(19)

B.  ANALISA KARTU

  Analisa Uraian

Hero ………

 Need

-

n. Achievement

“………” (uraikan

kalimat dari cerita yang menunjukkan adanya need tsb)

- n. Succorance, dll Press

-

 p. aggression “………” (idem atas) Konflik

-

n. Achievement x p. aggression “………”(uraikan kalimat dari cerita yang menunjukkan adanya konflik tsb), dst.

Thema ………

  Akhir Cerita ………

KARTU 2 – 20……(idem)

IV. KESIMPULAN KHUSUS

Diambil dari ke-20 kartu

NEED KARTU n. Achievement 1, 3 GF, 5…dst n. Succorance 2, 3 GF, 15…dst dst…… PRESS KARTU p. Aggression 3GF, 16, 20…dst dst…… KONFLIK KARTU n. Ach x p. Agg 3GF, 6GF, …dst

(20)

IV. KESIMPULAN UMUM 

……uraian dari kesimpulan khusus (penggabungan dari need, press, dan konflik yang ada)

 V. DINAMIKA PSIKOLOGIS

……uraian dari kesimpulan umum yang digabungkan dengan catatan tentang subjek.

URAIAN KETERANGAN

Dalam keluarga subjek cenderung lebih dekat ke bapak, karena S bias lebih terbuka dengan beliau. Sehingga S sangat mengagumi dan di mata S, sosok ayahnya itu sangat memiliki dedikasi……dst

Interview alinea 2 kalimat 2

p. affiliation dst…………

(21)

PENGERTIAN

CAT (Children Apperception Test) adalah metoda proyeksi

atau metoda apperceptive untuk mengamati kepribadian dengan mempelajari dinamika yang penuh arti dari perbedaan individu dalam mempersepsi stimulus-stimulus tertentu.

CAT merupakan penurunan langsung dari TAT, namun bukan untuk menggantikannya. TAT digunakan untuk mengamati kepribadian pada orang dewasa, sedangkan CAT digunakan pada anak usia 3-10 tahun.

SEJARAH C.A.T

 Ide awal pembuatan CAT lahir dari diskusi antara ERNST KRIS dan LEOPOLD BELLAK. Menurut KRIS, anak lebih mudah mengidentifikasikan diri mereka sendiri dengan figure hewan daripada dengan figure manusia. Kemudian dilakukan berbagai penelitian untuk melihat segi positif dan negative penggunaan figure hewan dan manusia. Dari hasil tes Rorschach yang dilakukan terhadap anak, menunjukkan hasil bahwa anak lebih banyak memunculkan respon hewan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa hewan dapat menggantikan figure identifikasi pada anak usia 3-10 tahun. Kemudian dipublikasikan CAT dengan menggunakan figure hewan pada tahun 1949.

 Selain CAT, tahun 1952 diterbitkan CAT-S. Paket ini didisain untuk anak yang masih sangat muda dengan gambar

PSIKODIAGNOSTIK VII

CHILDREN APPERCEPTION TEST

C. A. T

(22)

figure hewan dengan latar belakang aktivitas keluarga dan teman usia sebaya.

 Sepanjang 15 tahun, berbagai penelitian difokuskan untuk membandingkan relative penggunaan figure hewan dan manusia. Dari berbagai penelitian tersebut disimpulkan bahwa penggunaan figure manusia lebih memiliki nilai dibandingkan figure hewan. Kemudian dikembangkan versi manusia untuk digunakan pada situasi-situasi khusus. Tahun 1965, BELLAK menerbitkan CAT-H yang menampilkan figure manusia dalam situasi yang analog dengan gambar-gambar pada versi hewan.

 Walaupun penggunaan figure hewan pada CAT yang asli dipertimbangkan menghasilkan stimulus yang tidak dipengaruhi factor budaya dibandingkan dengan karakter manusia, namun sebagian setting gambar membuktikan bahwa penggunaan berbagai kelengkapan seperti toilet, tempat tidur, kursi, sofa dan sepeda roda tiga berbeda dengan tipe yang ada pada kebudayaan di luar barat. Dengan pertimbangan tersebut, tahun 1966 SAMIKO MARUI mengembangkan CAT untuk digunakan di Jepang dan UMA CHOWDHURY menghasilkan adaptasi untuk India. Tahun 1975 diterbitkan versi Philipina (PACT) yang menjelaskan gambaran situasi yang sama dengan CAT tapi menggunakan figure manusia dalam gambaran yang lebih ambigu. Di Chekoslovakia juga dikembangkan CATO untuk mengukur relasi interpersonal anak di dalam lingkungan social yang lebih luas. Tahun 1974 di Indonesia dikembangkan adaptasi Indonesia dengan menggunakan figure hewan.

(23)

 MACAM DAN KEGUNAAN CAT

1. CAT digunakan untuk :

Memahami hubungan anak dengan figur-figur penting dan dorongan-dorongannya. Gambar-gambar didisain untuk mengamati masalah persaingan dengan saudara, sikap terhadap figure orang tua dan cara mempersepsikan figure tersebut, mempelajari hubungan anak dengan kedua orang tua, fantasi anak mengenai orang tua yang buruk.

Melalui CAT kita berharap dapat mengeluarkan fantasi anak tentang agresi, penerimaan terhadap dunia orang dewasa dan mengenai ketakutannya berada sendirian di malam hari (kemungkinan berhubungan dengan mengompol), cara orang tua mengatasinya dan reaksi orang tua terhadap hal tersebut.

Melalui CAT kita juga dapat mempelajari mekanisme pertahanan diri anak dan cara meresponnya yang dinamis dan membantu mengatasi masalah perkembangannya.

Secara klinis, CAT digunakan untuk mengamati factor-faktor dinamis yang terkait dengan tingkah laku anak dan kelompok, sekolah atau di rumah.

2. MACAM 

CAT merupakan tes kepribadian untuk anak yang menggunakan gambar-gambar hewan. Namun dalam perkembangan selanjutnya terdapat beberapa versi CAT.

BELLAK mengembangkan CAT yang menggunakan figure

manusia pada gambar-gambarnya, sehingga dikenal sebagai

CAT-H (Children Apperception Test-Human). CAT-H digunakan

untuk anak yang lebih besar (5-10) dan untuk anak yang lebih muda dengan kemampuan intelektual superior. Juga

(24)

dikembangkan CAT-S (Children Apperception Test-Supplement) untuk digunakan pada anak yang masih sangat muda (3-5) atau juga pada remaja yang mengalami gangguan dan pada anak yang usia mentalnya ada pada tahap pra-sekolah.

TEORI C.A.T

Secara umum, teori yang mendasari CAT tidaklah berbeda dengan TAT. Namun demikian akan diuraikan 3 proposisi yang mendasari pembuatan CAT, yaitu :

1. Proposisi pertama berhubungan dengan hipotesis dasar

proyeksi. Bila testee dihadapkan pada suatu situasi tertentu dan ia diberi kebebasan, maka ia tidak hanya memberikan informasi mengenai apa yang ia jumpai, tapi juga informasi mengenai dirinya sebagai pribadi yang unik, termasuk tingkah laku adaptif dan defensifnya. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa esensi dari proposisi ini adalah persepsi. Persepsi merupakan fungsi dari kepribadian yang mempelajari perbedaan respon perceptual individu dan akan mengarahkan kita untuk memahami kepribadian individu tersebut.

2. Proposisi kedua berhubungan dengan pemilihan situasi

yang disajikan pada 10 gambar. Gambar-gambar CAT dirancang sebagai sarana untuk memperoleh gambaran mengenai kepribadian anak, berdasarkan ide-ide yang mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah, situasi dan peran pada anak-anak. Misal, situasi makan, toilet training, atau tidur. Alasannya :

Situasi demikian diasumsikan akan merangsang munculnya respon reflektif dan tidak ada jarak antara fantasi dan kenyataan.

(25)

Dengan menggunakan situasi ini, diharapkan akan lebih mudah untuk mempelajari hal-hal yang menjadi perhatian masalah, harapan diri, identifikasi, fungsi adaptasi dan pertahanan diri pada anak-anak.

3. Proposisi ketiga berkaitan dengan pemilihan figure

hewan. Alasannya :

Pengalaman Psikoanalitis dengan anak ternyata menyatakan bahwa anak lebih siap mengindentifikasikan diri dengan figure hewan daripada figure manusia.

Relasi emosional dengan hewan lebih mudah untuk anak dan hewan biasanya memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil daripada figure manusia dewasa.

Hewan memainkan peran utama pada ketakutan anak dan menjadi figure identifikasi pada khayalan atau mimpi anak.

Pada kenyataan sehari-hari, hewan juga menjadi sahabat anak-anak.

Penggunaan figure hewan juga dapat menyamarkan agresi dan sentiment negative lainnya yang akan lebih mudah dijelaskan dengan singa daripada dengan figure ayah, dan harapan anak yang tidak terpenuhi dapat lebih mudah dijelaskan dengan figure hewan.

(26)

CAT (CHILDREN APPERCEPTION TEST)

 ADMINISTRASI TES

1. Melaksanakan rapport yang baik

Sebagaimana halnya dengan tes lain, pendekatan terhadap anak perlu dilakukan disesuaikan dengan usia, tipe aktivitas tingkah laku anak dan tingkat kesulitan. Secara umum, menciptakan good rapport akan terasa lebih sulit pada anak yang lebih muda usia dan anak “bermasalah”.

2. Pelaksanaan Tes

Sebaiknya pelaksanaan tes dilakukan dalam 2 (dua) session, yaitu session ke-1 proses pengambilan data dan session ke-2 untuk menggali lebih dalam/memperjelas data yang dirasa kurang jelas (inquiry ). Setelah seluruh cerita disampaikan, dapat dilakukan inquiry  dengan menanyakan pada anak mengenai hal-hal penting di dalam cerita, seperti mengapa seseorang diberi nama tertentu, nama tempat, usia dan lain-lain. Pertanyaan inquiry diberikan berdasarkan cerita yang disampaikan.

Kartu diperlihatkan satu per satu secara berurutan sampai selesai. Kemudian kartu tersebut ditutup dan disimpan oleh tester. Akan sangat membantu jika kartu yang diperlihatkan hanya kartu yang sedang diceritakan, sedangkan kartu lainnya disimpan. Pada prinsipnya, seluruh kartu harus diperlihatkan satu per satu, namun jika anak lelah dan tester dapat melihat indikasi masalah yang mengganggu anak, dapat dipilih sebagian kartu untuk menggali masalah spesifik. Misalnya anak

(27)

yang mempunyai masalah dengan saudara kandung dapat diberi kartu 1 dan 4 saja.

Pencatatan dilakukan terhadap seluruh jawaban anak, termasuk awal cerita yang salah, “keseleo lidah”, pandangan pribadi dan kesulitan menemukan kata-kata.

Pada saat pelaksanaan tes, mungkin perlu untuk memberikan semangat pada anak, tetapi jangan sugestif.

Lyles (1958) melakukan penelitian yang menunjukkan

bahwa sikap positif pada diri tester membantu penyesuaian diri anak. Sedangkan sikap negative memunculkan kecemasan dan agresi.

3. Instruksi

Dalam hal ini, tester harus memperhatikan bahwa instruksi dan penjelasan harus disesuaikan dengan perkembangan anak.

Untuk instruksi dapat dikatakan kepada anak bahwa ia akan diajak bermain di mana dalam permainan itu anak diminta untuk menceritakan gambar-gambar. Anak diminta untuk menceritakan apa yang terjadi, apa yang sedangndilakukan hewan-hewan itu, apa yang terjadi sebelumnya dan apa yang akan terjadi kemudian.

Penting untuk disampaikan kepada anak bahwa tidak ada jawaban atau cerita yang salah, semua yang disampaikan adalah benar. Pada umumnya, pada anak yang lebih muda dibutuhkan lebih banyak waktu dan dorongan, sedangkan anak yang lebih tua akan lebih cepat menangkap apa yang diharapkan.

(28)

4. Observasi

Pencatatan terhadap akvitas dan tingkah laku anak penting dilakukan selama pemeriksaan berlangsung. Blatt

(1961) menyarankan untuk memperhatikan aktivitas fisik,

gesture, ekspresi wajah dan postur dalam kaitannya dengan respon.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh tester selama pemeriksaan berlangsung, a.l :

1. Tingkah laku anak selama dites, misalnya seperti :

 Manifestasi tingkah laku yang nampak (overt behaviour)

 Reaksi terhadap Tester

 Reaksi anak terhadap situasi tes dan terhadap gambar

2. Hubungan Antara Instruksi dan urutan Kejadian dalam Cerita, seperti :

Instruksi CAT meminta anak untuk memasukkan tiga periode waktu dalam ceritanya, yaitu masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Berdasarkan cara klien mengikuti instruksi tersebut, maka dapat dilakukan beberapa penilaian mengenai, :

 sikap klien terhadap masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang

 periode waktu di mana anak merasa sangat cemas

(29)

DESKRIPSI/GAMBARAN UMUM TENTANG KARTU-KARTU C.A.T

KARTU 1

Anak-anak ayam duduk mengitari meja yang di atasnya terdapat mangkuk berisi makanan. Pada sisi kiri, ada seekor ayam besar yang tergambar samar 

Mengungkap : “sibling rivalry” (persaingan antar saudara), situasi pemberian hadiah atau pemberian hukuman (lewat siatuasi pemberian makan oleh orang tua), masalah umum yang berkaitan dengan oralitas.

KARTU 2

Seekor beruang menarik tambang pada satu ujung, sementara beruang lain dengan seekor anak beruang menarik ujung  tambang yang lain.

Mengungkap : tentang identifikasi anak terhadap figure yang dapat diajak bekerjasama di antara ayah atau ibu, masalah yang berkaitan dengan ketakutan akan agresi, sikap agresi anak atau otonomi.

KARTU 3

Seekor singa dengan pipa dan tongkat duduk di kursi; di sudut kanan bawah, seekor tikus muncul dari lubang.

Mengungkap : Singa pada umumnya dipandang sebagai figure ayah yang dilengkapi symbol pipa dan tongkat. Tikus dipandang sebagai anak-ana, namun beberapa anak mengidentifikasi diri mereka dengan singa dan mengganti figure identifikasi beberapa kali, hal ini menunjukkan kebingungan mengenai peran, konflik antara pemenuhan kebutuhan dan otonomi.

(30)

KARTU 4

Seekor kangguru memakai topi, membawa keranjang berisi botol susu; di kantongnya ada anak kangguru yang sedang memegang  balon; sedangkan anak kangguru yang lebih besar sedang  mengendarai sepeda.

Mengungkap : “sibling rivalry”, hubungan antara ibu-anak, keinginan untuk mandiri dan berkuasa.

KARTU 5

Sebuah kamar yang gelap dengan tempat tidur besar pada latar  belakang; di depan terdapat tempat tidur bayi dengan 2 bayi beruang di dalamnya.

Mengungkap : hal yang berkaitan dengan dugaan, pengamatan, kebingungan dan keterlibatan emosi pada anak.

KARTU 6

Suatu gua yang gelap dengan gambaran yang samara dari 2 ekor  beruang di latar belakang; seekor bayi beruang sedang  berbaring di latar depan.

Mengungkap : merupakan pelengkap kartu 5 dan pada kartu ini dapat merefleksikan perasaan cemburu.

KARTU 7

Seekor harimau menunjukkan taring dan cakarnya, menerkam seekor kera yang sedang melompat ke udara.

Mengungkap : hal yang berkaitan dengan tingkat kecemasan anak yang berkaitan dengan adanya agresi.

KARTU 8

Dua ekor kera dewasa duduk di sofa, minum dari cangkir the. Di depan, seekor kera dewasa tengah bicara dengan anak kera.

(31)

Mengungkap : berkaitan dengan peran anak di dalam keluarga. Di samping itu juga menggambarkan konsep anak mengenai kehidupan social orang dewasa.

KARTU 9

Sebuah kamar yang gelap terlihat melalui pintu terbuka dari kamar yang terang. Dalam kamar gelap terdapat tempat tidur  anak-anak yang di dalamnya berdiri seekor kelinci yang  memandang melalui pintu.

Mengungkap : ketakutan akan kegelapan, ditinggal sendiri, dipisahkan oleh orang tua, rasa ingin tahu yang besar mengenai sesuatu hal yang terjadi.

KARTU 10

Seekor anak anjing telungkup di atas lutut anjing dewasa dengan latar belakang situasi kamar mandi.

Mengungkap : “kejahatan dan hukuman”, memperlihatkan mengenai konsep moral anak, “toilet training”, dan kecenderungan regresi.

 ANALISA dan INTERPRETASI C.A.T

Hal-hal yang perlu diungkap dalam menganalisa CAT, antara lain :

Tema

Tokoh utama cerita (hero)

Kebutuhan tokoh dan dorongan-dorongannya

Konsep tentang lingkungan

Hubungan dengan orang lain

Konflik yang signifikan

Kecemasan

(32)

Pertahanan diri yang utama dalam mengatasi konflik dan ketakutan

Keadekuatan super ego yang ditampilkan oleh “hukuman” atas “tindakan criminal”

Ketika mengingterpretasi data CAT, penting untuk memperhatikan berbagai referensi yang mungkin muncul untuk kejadian pada situasi masa lalu dan masa kini anak, termasuk keadaan keluarga (seperti : bercerai, orang tua tiri, adopsi, nama dan jenis kelamin saudara kandung) dan situasi kritis serta krisis kehidupan (operasi, diperlakukan tidak adil, penganiayaan seksual dan kematian anggota keluarga).

KESULITAN PENGGUNAAN C.A.T

Beberapa kesulitan yang dihadapi dalam penggunaan CAT sebagai suatu tes proyeksi, antara lain :

1. Masalah Usia

Untuk anak dengan usia antara 3 – 5 tahun, sangat sulit dilakukan interpretasi CAT secara memuaskan, yang disebabkan cerita yang dibuat anak pada usia ini kurang mengandung nilai interpretative dan diagnosis, sebaliknya hampir selalu deskriptif. Kesulitan ini terutama disebabkan karena perkembangan fungsi psikis anak usia tersebut belum mencapai kematangan untuk dapat mempersepsi beberapa figure secara serempak, lalu mengintegrasikannya dalam suatu rangkaian abstraksi yang logis dn kemudian menyampaikannya dalam susunan cerita. 2. Mengenai Gambar

Usaha Bellak untuk menjadikan CAT sebagai suatu tes yang dapat digunakan dalam berbagai kondisi kebudayaan, ternyata masih mengalami kesulitan. Kesulitan ini

Gambar

figure  hewan  dengan  latar  belakang  aktivitas  keluarga dan teman usia sebaya.

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat masih belum mengetahui tentang kebijakan tersebut, sehingga kesiapannya pun dapat dikatakan kurang, akan tetapi masyarakat merasa terbantu dengan adanya

Yang dimaksud dengan "tindakan preventif non yustisial" adalah tindakan yang dilakukan oleh Pol PP dalam rangka menjaga dan/atau memulihkan Ketertiban Umum dan

Tugas akhir yang berjudul “Analisis Pemilihan Moda Transportasi Alternatif Akibat Gangguan Operasional Kereta Commuter Indonesia Pada Rute Red Line Jakarta Kota -

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran broadcast message sebagai media komunikasi internal dan eksternal, sebagai ajang komunikasi khusus antar

Dalam tulisan ini akan dibahas lebih lanjut mengenai keterlambatan perkembangan pada anak-anak yang akan disebut dengan terminologi baik GDD ataupun KPG yang

Ketidakbermaknaan korelasi tingkat gejala adiksi internet dengan aktivitas yang dilakukan jika tidak tersedia dana, dapat dijelaskan karena sebagian besar

1) Kelompok kecil harus menyediakan pelayanan kebidanan sebagai asuhan dari awal pelayanan (baiknya, pada awal kehamilan), selama kehamilan (3 trimester),

Berdasarkan sifat ini maka matriks yang berbentuk eselon baris atau matriks segitiga akan lebih mudah untuk dihitung nilai determinannya karena hanya merupakan perkalian dari elemen