ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM
PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK
Khusnul Khatimah, Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457
Email : chuznul_cena@yahoo.com. Telp. 085647137756
Abstract : This study aims to determine the base of economic sector and the base of agricultural sub sector, to know the component of regional growth agricultural sub sector, to know the priority development of agricultural sub sector, as well as to know the agricultural sector income multiplier in Demak. The basic method used in this research is descriptive. The data used are secondary data. Method of data analysis used are LQ, shift share, combined LQ and shift share, and income multipliers. The results showed the agricultural sector is a sector basis. Food crops sub sector and the fisheries sub sector is a sub sector basis. Sub sector, which has a rapidly growing sub sector are livestock and forestry sub sector. Sub sector that are competitive both sub sector are food crops and fisheries sub sector. Food crops sub sector and the fisheries sub sector occupied the second development priority, plantation crops sub sector and livestock sub sector occupied the fourth priority, and forestry sub sector occupied the fifth priority. Agricultural income multiplier for the year 2007-2011 had an average value of 2,3845, meaning that every happened increase agricultural incomes by Rp 1 then going to increase total revenue of Rp 2,3845.
Keywords : Demak Regency, Agricultural Sector, Loqation Quotient, Shift Share, Income Multiplier
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor perekonomian basis dan sub sektor pertanian basis, mengetahui komponen pertumbuhan wilayah sub sektor pertanian, mengetahui prioritas pengembangan sub sektor pertanian, serta mengetahui pengganda pendapatan sektor pertanian di Kabupaten Demak. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu LQ, Shift Share, gabungan LQ dan Shift Share, dan pengganda pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan sektor pertanian merupakan sektor basis. Sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan merupakan sub sektor basis. Sub sektor yang memiliki pertumbuhan cepat yaitu sub sektor peternakan dan sub sektor kehutanan. Sub sektor yang memiliki daya saing baik yaitu sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan. Sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan menduduki prioritas pengembangan kedua, sub sektor tanaman perkebunan dan sub sektor peternakan menduduki prioritas keempat, dan sub sektor kehutanan menduduki prioritas kelima. Pengganda pendapatan sektor pertanian selama tahun 2007-2011 memiliki nilai rata-rata 2,3845, artinya setiap terjadi kenaiakan pendapatan di sektor pertanian sebesar Rp 1 maka terjadi kenaikan total pendapatan daerah sebesar Rp 2,3845.
Kata kunci: Kabupaten Demak, Sektor Pertanian, Location Quotient, Shift Share, Pengganda Pendapatan
PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian
dijadikan pusat perhatian
pembangunan ekonomi dalam
kerangka pembangunan nasional.
Pengalaman dari beberapa negara yang kini telah maju dan menjadi negara industri, mereka membangun sektor
industrinya melalui pembangunan
sektor pertanian terlebih dahulu,
misalnya Negara Jepang (Anonim, 1982 : v). Sektor pertanian di Kabupaten Demak telah berperan
banyak dalam peningkatan
perekonomian melalui pembentukan PDRB, penyediaan pangan dan bahan baku industri, dan penyedia lapangan pekerjaan.
Kabupaten Demak merupakan daerah agraris yang berada pada posisi sangat strategis di wilayah pantai utara (pantura) Jawa Tengah. Luas wilayah
Kabupaten Demak yaitu sebesar
89.743 hektar yang terdiri atas 48.947 hektar (54,19%) berupa lahan sawah dan 40.796 hektar (45,81%) berupa lahan kering (BPS Kabupaten Demak,
2012). Selain itu, dilihat dari
penyerapan tenaga kerja dari 469.854 orang yang bekerja, sejumlah 175.386 orang (37,33%) bekerja di bidang pertanian (BPS Kabupaten Demak, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Demak merupakan salah
satu kabupaten yang masih
mengandalkan sektor pertanianmya
dalam menunjang pembangunan
perkonomian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor perekonomian basis sub sektor pertanian basis, mengetahui komponen pertumbuhan wilayah sub sektor pertanian, mengetahui prioritas pengembangan sub sektor pertanian,
serta mengetahui pengganda
pendapatan sektor pertanian di
Kabupaten Demak.
METODE PENELITIAN
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang yang aktual
kemudian data yang telah
dikumpulkan mula-mula disusun,
dijelaskan dan di analisis (Surakhmad, 1994 : 139-140).
Lokasi Penelitian
Daerah penelitian yang diambil adalah Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder meliputi PDRB Kabupaten Demak dan Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011 Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000, dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak 2011-2016 yang diperoleh dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Kabupaten Demak, dan Dinas
Pertanian Kabupaten Demak. Metode Analisis Data
Analisis untuk menentukan sektor perekonomian dan sub sektor pertanian basis di Kabupaten Demak
Location Quotient (Budiharsono, 2005
: 34). Besarnya nilai LQ diperoleh dari persamaan berikut :
vi/vt
LQ=--- ...(1) Vi/Vt
Dimana LQ adalah indeks Location
Quotient, vi adalah pendapatan
sektor/sub sektor i pada sektor
pertanian di Kabupaten Demak, vt
adalah pendapatan total wilayah
Kabupaten Demak, Vi adalah
pendapatan sektor/sub sektor i pada sektor pertanian di Provinsi Jawa
Tengah, Vt adalah pendapatan total
wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Analisis yang digunakan untuk mengatahui komponen pertumbuhan wilayah sub sektor pada sektor pertanian di Kabupaten Demak adalah
analisis Shift Share (Budiharsono,
2005 : 137). Analisis Shift Share
secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut:
∆ Yij = PNij + PPij + PPWij...(2) Y’ij – Yij = ∆ Yij...(3) = Yij (Ra – 1) + Yij (Ri – Ra) + Yij (ri – Ri)
Dimana ri adalah Y’ij/Yij, Ri adalah
Y’i/Yi, Ra adalah Y’../Y.., PNij
adalah (Ra – 1) x Yij, PPij adalah (Ri
– Ra) x Yij, PPWij adalah (ri – Ri) x
Yij, ∆Yij adalah perubahan dalam
PDRB sub sektor pertanian i
Kabupaten Demak, Yij adalah PDRB
sub sektor pertanian i Kabupaten
Demak pada tahun dasar analisis, Y’ij
adalah PDRB sub sektor pertanian i Kabupaten Demak pada tahun akhir
analisis, Yi. adalah PDRB sub sektor
pertanian i Provinsi Jawa Tengah pada
tahun dasar analisis, Y’i. adalah PDRB
sub sektor pertanian i Provinsi Jawa
Tengah pada tahun akir analisis, Y..
adalah PDRB total Provinsi Jawa
Tengah pada tahun dasar analisis, Y’..
adalah PDRB total Provinsi Jawa
Tengah pada tahun akhir analisis, PNij
adalah pertumbuhan nasional PDRB sub sektor pertanian i Kabupaten
Demak, PPij adalah komponen
pertumbuhan proporsional PDRB sub sektor pertanian i Kabupaten Demak, PPWij adalah komponen pertumbuhan pangsa wilayah PDRB sub sektor
pertanian i Kabupaten Demak, Ra-1
adalah presentase perubahan PDRB yang disebabkan komponen nasional, Ri – Ra adalah persentase perubahan PDRB yang disebabkan komponen
pertumbuhan proporsional, ri – Ri
adalah persentase perubahan PDRB
yang disebabkan komponen
pertumbuhan pangsa wilayah.
Analisis yang digunakan dalam penentuan prioritas pengembangan sub sektor pada sektor pertanian di Kabupaten Demak adalah analisis
gabungan Location Quotient dan Shift
Share dengan kriteria pada Tabel 1.
Tabel 1. Analisis Gabungan LQ dan Shift Share Prioritas LQ PP PPW 1.Utama B + + 2.Kedua B B NB − + + + − + 3.Ketiga NB − + 4.Keempat NB + − 5.Kelima NB − − 6.Alternatif B − −
Analisis yang digunakan untuk
mengetahui angka pengganda
pendapatan sektor pertanian dalam perekonomian wilayah di Kabupaten Demak yaitu sebagai berikut (Tarigan, 2005 : 37) :
MS = Y...(4) YB
∆Y = MS X ∆YB...(5)
Dimana MS adalah angka pengganda
pendapatan, Y adalah pendapatan total
Kabupaten Demak, YB adalah
pendapatan sektor pertanian
Kabupaten Demak, ∆Y adalah
perubahan pendapatan daerah
Kabupaten Demak, ∆YB adalah
perubahan pendapatan sektor pertanian Kabupaten Demak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sektor Perekonomian dan Sub
Sektor Pertanian Basis di
Kabupaten Demak
Sektor perekonomian yang
menjadi sektor basis di Kabupaten Demak yaitu sektor pertanian, sektor
bangunan, sektor keuangan,
persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sektor pertanian mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 2,1995. Sektor bangunan selama tahun 2007 sampai 2011 mempunyai nilai rata-rata nilai LQ sebesar 1,0964. Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 1,0820. Sektor jasa-jasa mempunyai rata-rata nilai LQ sebesar
1,1467. Sektor-sektor tersebut
termasuk sektor basis dikarenakan memiliki nilai LQ > 1 sehingga sektor tersebut sudah mampu mencukupi
kebutuhan masyarakat lokal
Kabupaten Demak, bahkan jika terjadi surplus dapat mengekspor ke luar wilayah.
Sektor yang menjadi sektor non basis di Kabupaten Demak yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor gas, listrik, dan air bersih, sektor perdagangan,
hotel, dan restoran, sektor
pengangkutan dan komunikasi. Sektor
pertambangan dan penggalian
mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,1929. Sektor industri pengolahan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,3245. Sektor listrik, gas, dan air bersih mempunyai nilai rata-rata LQ 0,7796. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran mempunyai nilai LQ rata-rata sebesar 0,9467. Sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,8240. Sektor tersebut termasuk sektor non basis dikarenakan memiliki nilai LQ ≤ 1 sehingga sektor tersebut belum mampu
mencukupi kebutuhan lokal
masyarakat Kabupaten Demak, bahkan jika terjadi kekurangan harus membeli dari wilayah lain.
Sub sektor pertanian yang
menjadi basis di Kabupaten Demak yaitu sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan. Sub sektor tanaman bahan makanan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar
1,1507. Sub sektor perikanan
mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 2,0371. Sub sektor tersebut termasuk sub sektor basis dikarenakan memiliki nilai LQ > 1 sehingga sub sektor tersebut sudah mampu mencukupi
kebutuhan masyarakat lokal
surplus dapat mengekspor ke luar wilayah.
Sub sektor pertanian yang
menjadi sub sektor non basis di Kabupaten Demak yaitu sub sektor
tanaman perkebunan, sub sektor
peternakan, dan sub sektor kehutanan.
Sub sektor tanaman perkebunan
mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar
0,2651. Sub sektor peternakan
mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar
0,3964. Sub sektor kehutanan
mempunyai rata-rata nilai LQ 0,0173. Sub sektor tersebut termasuk sub sektor non basis dikarenakan memiliki nilai LQ ≤ 1 sehingga sub sektor tersebut belum mampu mencukupi
kebutuhan lokal masyarakat
Kabupaten Demak, bahkan jika terjadi
kekurangan harus membeli dari
wilayah lain.
Komponen Pertumbuhan Wilayah Sub Sektor Pertanian di Kabupaten Demak
Komponen pertumbuhan wilayah terbagi menjadi tiga komponen yaitu pertumbuhan nasional, pertumbuhan proporsional, dan pertumbuhan pangsa
wilayah. Komponen pertumbuhan
nasional sub sektor pertanian
mempunyai nilai PNij sebesar
11,1693%, artinya sub sektor di
Kabupaten Demak memiliki
pertumbuhan yang cepat dibanding Provinsi Jawa Tengah.
Komponen pertumbuhan
proporsional sub sektor pertanian di Kabupaten Demak pada sub sektor peternakan memiliki nilai PPij poritif
yaitu sebesar Rp 5.993.950.187
(10,4369%). Sub sektor kehutanan memiliki nilai PPij positif yaitu
sebesar Rp 3.400.213 (0,9585%). Sub sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Provinsi Jawa Tengah dikarenakan memiliki nilai PPij positif.
Sub sektor tanaman bahan
makanan mempunyai nilai (PP < 0) yaitu sebesar Rp – 10.929.390.852
(-1,2098%). Sub sektor tanaman
perkebunan mempunyai nilai (PP < 0) yaitu sebesar Rp − 919.255.237
(-2,773%). Sub sektor perikanan
memiliki nilai pertumbuhan
proporsional negatif yaitu sebesar Rp –
5.220.207.288 (-3,8500%).
Pertumbuhan sub sektor-sub sektor termasuk lambat bila dibandingkan sub sektor yang sama di Provinsi Jawa Tengah dikarenakan memiliki nilai PP negatif.
Komponen pertumbuhan pangsa wilayah sub sektor pertanian di Kabupaten Demak pada sub sektor tanaman bahan makanan memiliki
nilai PPW Rp 60.359.085.607
(6,6815%). Sub sektor perikanan memiliki nilai PPW positif yaitu Rp 5.666.732.640 (4,1793%). Sub sektor tersebut termasuk sub sektor yang memiliki daya saing yang baik jika dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dikarenakan memiliki nilai PPW positif.
Sub sektor tanaman perkebunan di Kabupaten Demak memiliki nilai pertumbuhan pangsa wilayah negatif yaitu sebesar Rp – 6.665.543.044 (-20,1237%). Sub sektor peternakan memiliki nilai PPW negatif yaitu yaitu sebesar Rp – 720.661.390 (-1,2548%). Sub sektor kehutanan memiliki nilai PPW negatif yaitu sebesar Rp –
7.403.139 (-2,0869%). Sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang baik bila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dikarenakan memiliki nilai PPW negatif.
Prioritas Pengembangan Sub Sektor Pertanian di Kabupaten Demak
Sub sektor tanaman bahan
makanan dan sub sektor perikanan
termasuk prioritas pengembangan
kedua di Kabupaten Demak. Kedua sub sektor tersebut merupakan sub sektor basis dan memiliki daya saing
yang baik dibandingkan dengan
wilayah lain di Provinsi Jawa Tengah, tetapi sub sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lambat selama tahun 2007-2011. Keberadaan sub sektor tanaman bahan makanan dan
sub sektor perikanan diharapkan
mampu meningkatkan perekonomian daerah Kabupaten Demak karena kedua sub sektor tersebut memiliki potensi yang baik dan memberikan kontribusi terbesar di sektor pertanian Kabupaten Demak. Maka dari itu, sub sektor tanaman bahan makanan dan
sub sektor perikanan menduduki
peringkat kedua.
Sub peternakan dan sub sektor
kehutanan menduduki prioritas
pengembangan keempat. Sub sektor tersebut merupakan sub sektor non basis di Kabupaten Demak dan tidak memiliki daya saing yang baik tetapi memiliki pertumbuhan yang cepat.
Sub sektor tanaman perkebunan
menduduki prioritas pengembangan kelima di Kabupaten Demak. Sub sektor tanaman perkebunan merupakan sub sektor non basis di Kabupaten Demak dan memiliki pertumbuhan yang lambat, serta tidak memiliki
daya saing yang baik jika
dibandingkan dengan wilayah lain
sehingga sub sektor tersebut
menduduki peringkat kelima.
Pengganda Pendapatan Sektor
Pertanian di Kabupaten Demak Rata-rata nilai angka pengganda pendapatan Kabupaten Demak tahun
2007-2011 yaitu sebesar 2,3845
sehingga dapat dikatakan setiap terjadi
perubahan pendapatan di sektor
pertanian sebesar Rp 1 maka akan
menghasilkan pendapatan daerah
Kabupaten Demak sebesar Rp 2,3845. Pada tahun 2007-2011 nilai angka pengganda pendapatan di Kabupaten Demak mengalami pertumbuhan yang berfluktuatif. Pada tahun 2011 terjadi kenaikan pendapatan sektor pertanian yaitu menjadi 43.703,28 juta rupiah dan mempunyai nilai angka pengganda
sebesar 2,4210 sehingga adanya
kenaikan pada sektor pertanian
tersebut mengakibatkan kenaikan pula pendapatan total daerah Kabupaten
Demak menjadi 105.805,97 juta
rupiah. Sektor pertanian merupakan sektor basis di Kabupaten Demak dan menduduki peringkat pertama dalam
kontribusinya terhadap PDRB
Kabupaten Demak. Oleh karena itu, adanya peningkatan pendapatan di sektor pertanian maka meningkat pula pendapatan total PDRB Kabupaten Demak dengan asumsi pendapatan di sektor-sektor perekenomian lain tetap. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sektor perekonomian yang menjadi basis di
Kabupaten Demak selama tahun 2007-2011 yaitu sektor pertanian; sektor
bangunan; sektor keuangan,
persewaan, dan jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Sub sektor pada sektor pertanian yang menjadi sub sektor basis di Kabupaten Demak selama tahun 2007-2011 yaitu sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan. Sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan di Kabupaten Demak selama
tahun 2007-2011 memiliki
pertumbuhan yang lambat (PP−) tetapi memiliki daya saing yang baik
(PPW+). Sub sektor tanaman
perkebunan di Kabupaten Demak selama tahun 2007-2011 memiliki pertumbuhan yang lambat (PP−) dan tidak memiliki daya saing (PPW−). Sub sektor peternakan dan sub sektor
kehutanan di Kabupaten Demak
selama tahun 2007-2011 memiliki pertumbuhan yang cepat (PP+) tetapi tidak memiliki daya saing yang baik (PPW−). Prioritas pengembangan sub sektor pada sektor pertanian di Kabupaten Demak adalah sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan menduduki peringkat kedua, sub sektor peternakan dan sub sektor kehutanan menduduki peringkat
keempat, sub sektor tanaman
perkebunan menduduki peringkat
kelima. Peranan sektor pertanian di
Kabupaten Demak dilihat dari
indikator pendapatan pada tahun 2007-2011 diperoleh sebesar 2,3845, artinya setiap terjadi peningkatan pendapatan sektor pertanian sebesar Rp 1, maka total pendapatan daerah Kabupaten Demak meningkat sebesar Rp 2,3845.
Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah pada sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan yang termasuk sub sektor basis, memiliki daya saing
yang baik tetapi memiliki
pertumbuhan yang cepat. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan pada sektor tanaman bahan makanan agar dapat meningkatkan pertumbuhan di sub sektor tersebut, misalnya dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang
mendukung antara lain dengan
perbaikan akses jalan yang ada di Kabupaten Demak terutama daerah-daerah sentra penghasil produk sub sektor tanaman bahan makanan. Hal tersebut diperlukan guna kelancaran dalam proses tataniaga produk sub sektor tabama di Kabupaten Demak. Upaya yang dapat dilakukan pada sub sektor perikanan yaitu danya kendala sedimentasi tambak seharusnya semua petani tambak dapat mengantisipasi kehilangan ikan akibat banjir dengan melakukan upaya pemanenan dini.
Selanjutnya Adanya kendala
overfishing pada perikanan laut
seharusnya pemerintah dapat tegas dalam mencanangkan program terkait
penegakan hukum atas adanya
penyalahgunaan sumberdaya laut. Perlu adanya penelitian lebih lanjut guna mengetahui komoditas-komoditas unggulan yang dimiliki Kabupaten Demak sehingga dapat diketahui komoditas unggulan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Demak. Selain itu, penelitian tersebut dapat digunakan untuk mengetahui
bagaimana posisi dan peranan
Kabupaten Demak. Adanya informasi-informasi tersebut dapat membantu
pemerintah dalam meningkatkan
sektor pertanian mengingat sektor pertanian merupakan sektor basis di
Kabupaten Demak sehingga
diharapkan dapat meningkatkan peran sektor pertanian dalam pembangunan wilayah Kabupaten Demak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1982. Pembangunan
Pertanian. Edisi Komoditi
Tertentu. Departemen
Pertanian. Biro Hubungan
Masyarakat.
Badan Pusat Statistik. 2007. Demak Dalam Angka 2007. BPS Kabupaten Demak. Demak. __________________. 2012. Demak
Dalam Angka 2012. BPS Kabupaten Demak. Demak.
Budiharsono, Sugeng. 2005. Teknik
Analisis Pembangunan
Wilayah Pesisir dan Lautan. Pradnya Paramita. Jakarta.
Surakhmad, Winarno. 1994.
Pengantar Penelitian Ilmiah :
Dasar, Metode, dan Teknik.
Edisi Ketujuh. Tarsito.
Bandung.
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi
Regional : Teori dan Aplikasi.
Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.