• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM

PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK

Khusnul Khatimah, Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457

Email : chuznul_cena@yahoo.com. Telp. 085647137756

Abstract : This study aims to determine the base of economic sector and the base of agricultural sub sector, to know the component of regional growth agricultural sub sector, to know the priority development of agricultural sub sector, as well as to know the agricultural sector income multiplier in Demak. The basic method used in this research is descriptive. The data used are secondary data. Method of data analysis used are LQ, shift share, combined LQ and shift share, and income multipliers. The results showed the agricultural sector is a sector basis. Food crops sub sector and the fisheries sub sector is a sub sector basis. Sub sector, which has a rapidly growing sub sector are livestock and forestry sub sector. Sub sector that are competitive both sub sector are food crops and fisheries sub sector. Food crops sub sector and the fisheries sub sector occupied the second development priority, plantation crops sub sector and livestock sub sector occupied the fourth priority, and forestry sub sector occupied the fifth priority. Agricultural income multiplier for the year 2007-2011 had an average value of 2,3845, meaning that every happened increase agricultural incomes by Rp 1 then going to increase total revenue of Rp 2,3845.

Keywords : Demak Regency, Agricultural Sector, Loqation Quotient, Shift Share, Income Multiplier

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor perekonomian basis dan sub sektor pertanian basis, mengetahui komponen pertumbuhan wilayah sub sektor pertanian, mengetahui prioritas pengembangan sub sektor pertanian, serta mengetahui pengganda pendapatan sektor pertanian di Kabupaten Demak. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu LQ, Shift Share, gabungan LQ dan Shift Share, dan pengganda pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan sektor pertanian merupakan sektor basis. Sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan merupakan sub sektor basis. Sub sektor yang memiliki pertumbuhan cepat yaitu sub sektor peternakan dan sub sektor kehutanan. Sub sektor yang memiliki daya saing baik yaitu sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan. Sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan menduduki prioritas pengembangan kedua, sub sektor tanaman perkebunan dan sub sektor peternakan menduduki prioritas keempat, dan sub sektor kehutanan menduduki prioritas kelima. Pengganda pendapatan sektor pertanian selama tahun 2007-2011 memiliki nilai rata-rata 2,3845, artinya setiap terjadi kenaiakan pendapatan di sektor pertanian sebesar Rp 1 maka terjadi kenaikan total pendapatan daerah sebesar Rp 2,3845.

Kata kunci: Kabupaten Demak, Sektor Pertanian, Location Quotient, Shift Share, Pengganda Pendapatan

(2)

PENDAHULUAN

Pembangunan pertanian

dijadikan pusat perhatian

pembangunan ekonomi dalam

kerangka pembangunan nasional.

Pengalaman dari beberapa negara yang kini telah maju dan menjadi negara industri, mereka membangun sektor

industrinya melalui pembangunan

sektor pertanian terlebih dahulu,

misalnya Negara Jepang (Anonim, 1982 : v). Sektor pertanian di Kabupaten Demak telah berperan

banyak dalam peningkatan

perekonomian melalui pembentukan PDRB, penyediaan pangan dan bahan baku industri, dan penyedia lapangan pekerjaan.

Kabupaten Demak merupakan daerah agraris yang berada pada posisi sangat strategis di wilayah pantai utara (pantura) Jawa Tengah. Luas wilayah

Kabupaten Demak yaitu sebesar

89.743 hektar yang terdiri atas 48.947 hektar (54,19%) berupa lahan sawah dan 40.796 hektar (45,81%) berupa lahan kering (BPS Kabupaten Demak,

2012). Selain itu, dilihat dari

penyerapan tenaga kerja dari 469.854 orang yang bekerja, sejumlah 175.386 orang (37,33%) bekerja di bidang pertanian (BPS Kabupaten Demak, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Demak merupakan salah

satu kabupaten yang masih

mengandalkan sektor pertanianmya

dalam menunjang pembangunan

perkonomian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor perekonomian basis sub sektor pertanian basis, mengetahui komponen pertumbuhan wilayah sub sektor pertanian, mengetahui prioritas pengembangan sub sektor pertanian,

serta mengetahui pengganda

pendapatan sektor pertanian di

Kabupaten Demak.

METODE PENELITIAN

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang yang aktual

kemudian data yang telah

dikumpulkan mula-mula disusun,

dijelaskan dan di analisis (Surakhmad, 1994 : 139-140).

Lokasi Penelitian

Daerah penelitian yang diambil adalah Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder meliputi PDRB Kabupaten Demak dan Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011 Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2000, dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak 2011-2016 yang diperoleh dari Badan

Pusat Statistik (BPS) Kabupaten

(3)

Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Kabupaten Demak, dan Dinas

Pertanian Kabupaten Demak. Metode Analisis Data

Analisis untuk menentukan sektor perekonomian dan sub sektor pertanian basis di Kabupaten Demak

Location Quotient (Budiharsono, 2005

: 34). Besarnya nilai LQ diperoleh dari persamaan berikut :

vi/vt

LQ=--- ...(1) Vi/Vt

Dimana LQ adalah indeks Location

Quotient, vi adalah pendapatan

sektor/sub sektor i pada sektor

pertanian di Kabupaten Demak, vt

adalah pendapatan total wilayah

Kabupaten Demak, Vi adalah

pendapatan sektor/sub sektor i pada sektor pertanian di Provinsi Jawa

Tengah, Vt adalah pendapatan total

wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Analisis yang digunakan untuk mengatahui komponen pertumbuhan wilayah sub sektor pada sektor pertanian di Kabupaten Demak adalah

analisis Shift Share (Budiharsono,

2005 : 137). Analisis Shift Share

secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut:

∆ Yij = PNij + PPij + PPWij...(2) Y’ij – Yij = ∆ Yij...(3) = Yij (Ra – 1) + Yij (Ri – Ra) + Yij (ri – Ri)

Dimana ri adalah Y’ij/Yij, Ri adalah

Y’i/Yi, Ra adalah Y’../Y.., PNij

adalah (Ra – 1) x Yij, PPij adalah (Ri

– Ra) x Yij, PPWij adalah (ri – Ri) x

Yij, ∆Yij adalah perubahan dalam

PDRB sub sektor pertanian i

Kabupaten Demak, Yij adalah PDRB

sub sektor pertanian i Kabupaten

Demak pada tahun dasar analisis, Y’ij

adalah PDRB sub sektor pertanian i Kabupaten Demak pada tahun akhir

analisis, Yi. adalah PDRB sub sektor

pertanian i Provinsi Jawa Tengah pada

tahun dasar analisis, Y’i. adalah PDRB

sub sektor pertanian i Provinsi Jawa

Tengah pada tahun akir analisis, Y..

adalah PDRB total Provinsi Jawa

Tengah pada tahun dasar analisis, Y’..

adalah PDRB total Provinsi Jawa

Tengah pada tahun akhir analisis, PNij

adalah pertumbuhan nasional PDRB sub sektor pertanian i Kabupaten

Demak, PPij adalah komponen

pertumbuhan proporsional PDRB sub sektor pertanian i Kabupaten Demak, PPWij adalah komponen pertumbuhan pangsa wilayah PDRB sub sektor

pertanian i Kabupaten Demak, Ra-1

adalah presentase perubahan PDRB yang disebabkan komponen nasional, Ri – Ra adalah persentase perubahan PDRB yang disebabkan komponen

pertumbuhan proporsional, ri – Ri

adalah persentase perubahan PDRB

yang disebabkan komponen

pertumbuhan pangsa wilayah.

Analisis yang digunakan dalam penentuan prioritas pengembangan sub sektor pada sektor pertanian di Kabupaten Demak adalah analisis

gabungan Location Quotient dan Shift

Share dengan kriteria pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis Gabungan LQ dan Shift Share Prioritas LQ PP PPW 1.Utama B + + 2.Kedua B B NB − + + + − + 3.Ketiga NB − + 4.Keempat NB + − 5.Kelima NB − − 6.Alternatif B − −

(4)

Analisis yang digunakan untuk

mengetahui angka pengganda

pendapatan sektor pertanian dalam perekonomian wilayah di Kabupaten Demak yaitu sebagai berikut (Tarigan, 2005 : 37) :

MS = Y...(4) YB

∆Y = MS X ∆YB...(5)

Dimana MS adalah angka pengganda

pendapatan, Y adalah pendapatan total

Kabupaten Demak, YB adalah

pendapatan sektor pertanian

Kabupaten Demak, ∆Y adalah

perubahan pendapatan daerah

Kabupaten Demak, ∆YB adalah

perubahan pendapatan sektor pertanian Kabupaten Demak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sektor Perekonomian dan Sub

Sektor Pertanian Basis di

Kabupaten Demak

Sektor perekonomian yang

menjadi sektor basis di Kabupaten Demak yaitu sektor pertanian, sektor

bangunan, sektor keuangan,

persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sektor pertanian mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 2,1995. Sektor bangunan selama tahun 2007 sampai 2011 mempunyai nilai rata-rata nilai LQ sebesar 1,0964. Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 1,0820. Sektor jasa-jasa mempunyai rata-rata nilai LQ sebesar

1,1467. Sektor-sektor tersebut

termasuk sektor basis dikarenakan memiliki nilai LQ > 1 sehingga sektor tersebut sudah mampu mencukupi

kebutuhan masyarakat lokal

Kabupaten Demak, bahkan jika terjadi surplus dapat mengekspor ke luar wilayah.

Sektor yang menjadi sektor non basis di Kabupaten Demak yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor gas, listrik, dan air bersih, sektor perdagangan,

hotel, dan restoran, sektor

pengangkutan dan komunikasi. Sektor

pertambangan dan penggalian

mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,1929. Sektor industri pengolahan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,3245. Sektor listrik, gas, dan air bersih mempunyai nilai rata-rata LQ 0,7796. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran mempunyai nilai LQ rata-rata sebesar 0,9467. Sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 0,8240. Sektor tersebut termasuk sektor non basis dikarenakan memiliki nilai LQ ≤ 1 sehingga sektor tersebut belum mampu

mencukupi kebutuhan lokal

masyarakat Kabupaten Demak, bahkan jika terjadi kekurangan harus membeli dari wilayah lain.

Sub sektor pertanian yang

menjadi basis di Kabupaten Demak yaitu sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan. Sub sektor tanaman bahan makanan mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar

1,1507. Sub sektor perikanan

mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar 2,0371. Sub sektor tersebut termasuk sub sektor basis dikarenakan memiliki nilai LQ > 1 sehingga sub sektor tersebut sudah mampu mencukupi

kebutuhan masyarakat lokal

(5)

surplus dapat mengekspor ke luar wilayah.

Sub sektor pertanian yang

menjadi sub sektor non basis di Kabupaten Demak yaitu sub sektor

tanaman perkebunan, sub sektor

peternakan, dan sub sektor kehutanan.

Sub sektor tanaman perkebunan

mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar

0,2651. Sub sektor peternakan

mempunyai nilai rata-rata LQ sebesar

0,3964. Sub sektor kehutanan

mempunyai rata-rata nilai LQ 0,0173. Sub sektor tersebut termasuk sub sektor non basis dikarenakan memiliki nilai LQ ≤ 1 sehingga sub sektor tersebut belum mampu mencukupi

kebutuhan lokal masyarakat

Kabupaten Demak, bahkan jika terjadi

kekurangan harus membeli dari

wilayah lain.

Komponen Pertumbuhan Wilayah Sub Sektor Pertanian di Kabupaten Demak

Komponen pertumbuhan wilayah terbagi menjadi tiga komponen yaitu pertumbuhan nasional, pertumbuhan proporsional, dan pertumbuhan pangsa

wilayah. Komponen pertumbuhan

nasional sub sektor pertanian

mempunyai nilai PNij sebesar

11,1693%, artinya sub sektor di

Kabupaten Demak memiliki

pertumbuhan yang cepat dibanding Provinsi Jawa Tengah.

Komponen pertumbuhan

proporsional sub sektor pertanian di Kabupaten Demak pada sub sektor peternakan memiliki nilai PPij poritif

yaitu sebesar Rp 5.993.950.187

(10,4369%). Sub sektor kehutanan memiliki nilai PPij positif yaitu

sebesar Rp 3.400.213 (0,9585%). Sub sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Provinsi Jawa Tengah dikarenakan memiliki nilai PPij positif.

Sub sektor tanaman bahan

makanan mempunyai nilai (PP < 0) yaitu sebesar Rp – 10.929.390.852

(-1,2098%). Sub sektor tanaman

perkebunan mempunyai nilai (PP < 0) yaitu sebesar Rp − 919.255.237

(-2,773%). Sub sektor perikanan

memiliki nilai pertumbuhan

proporsional negatif yaitu sebesar Rp –

5.220.207.288 (-3,8500%).

Pertumbuhan sub sektor-sub sektor termasuk lambat bila dibandingkan sub sektor yang sama di Provinsi Jawa Tengah dikarenakan memiliki nilai PP negatif.

Komponen pertumbuhan pangsa wilayah sub sektor pertanian di Kabupaten Demak pada sub sektor tanaman bahan makanan memiliki

nilai PPW Rp 60.359.085.607

(6,6815%). Sub sektor perikanan memiliki nilai PPW positif yaitu Rp 5.666.732.640 (4,1793%). Sub sektor tersebut termasuk sub sektor yang memiliki daya saing yang baik jika dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dikarenakan memiliki nilai PPW positif.

Sub sektor tanaman perkebunan di Kabupaten Demak memiliki nilai pertumbuhan pangsa wilayah negatif yaitu sebesar Rp – 6.665.543.044 (-20,1237%). Sub sektor peternakan memiliki nilai PPW negatif yaitu yaitu sebesar Rp – 720.661.390 (-1,2548%). Sub sektor kehutanan memiliki nilai PPW negatif yaitu sebesar Rp –

(6)

7.403.139 (-2,0869%). Sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang baik bila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dikarenakan memiliki nilai PPW negatif.

Prioritas Pengembangan Sub Sektor Pertanian di Kabupaten Demak

Sub sektor tanaman bahan

makanan dan sub sektor perikanan

termasuk prioritas pengembangan

kedua di Kabupaten Demak. Kedua sub sektor tersebut merupakan sub sektor basis dan memiliki daya saing

yang baik dibandingkan dengan

wilayah lain di Provinsi Jawa Tengah, tetapi sub sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lambat selama tahun 2007-2011. Keberadaan sub sektor tanaman bahan makanan dan

sub sektor perikanan diharapkan

mampu meningkatkan perekonomian daerah Kabupaten Demak karena kedua sub sektor tersebut memiliki potensi yang baik dan memberikan kontribusi terbesar di sektor pertanian Kabupaten Demak. Maka dari itu, sub sektor tanaman bahan makanan dan

sub sektor perikanan menduduki

peringkat kedua.

Sub peternakan dan sub sektor

kehutanan menduduki prioritas

pengembangan keempat. Sub sektor tersebut merupakan sub sektor non basis di Kabupaten Demak dan tidak memiliki daya saing yang baik tetapi memiliki pertumbuhan yang cepat.

Sub sektor tanaman perkebunan

menduduki prioritas pengembangan kelima di Kabupaten Demak. Sub sektor tanaman perkebunan merupakan sub sektor non basis di Kabupaten Demak dan memiliki pertumbuhan yang lambat, serta tidak memiliki

daya saing yang baik jika

dibandingkan dengan wilayah lain

sehingga sub sektor tersebut

menduduki peringkat kelima.

Pengganda Pendapatan Sektor

Pertanian di Kabupaten Demak Rata-rata nilai angka pengganda pendapatan Kabupaten Demak tahun

2007-2011 yaitu sebesar 2,3845

sehingga dapat dikatakan setiap terjadi

perubahan pendapatan di sektor

pertanian sebesar Rp 1 maka akan

menghasilkan pendapatan daerah

Kabupaten Demak sebesar Rp 2,3845. Pada tahun 2007-2011 nilai angka pengganda pendapatan di Kabupaten Demak mengalami pertumbuhan yang berfluktuatif. Pada tahun 2011 terjadi kenaikan pendapatan sektor pertanian yaitu menjadi 43.703,28 juta rupiah dan mempunyai nilai angka pengganda

sebesar 2,4210 sehingga adanya

kenaikan pada sektor pertanian

tersebut mengakibatkan kenaikan pula pendapatan total daerah Kabupaten

Demak menjadi 105.805,97 juta

rupiah. Sektor pertanian merupakan sektor basis di Kabupaten Demak dan menduduki peringkat pertama dalam

kontribusinya terhadap PDRB

Kabupaten Demak. Oleh karena itu, adanya peningkatan pendapatan di sektor pertanian maka meningkat pula pendapatan total PDRB Kabupaten Demak dengan asumsi pendapatan di sektor-sektor perekenomian lain tetap. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sektor perekonomian yang menjadi basis di

(7)

Kabupaten Demak selama tahun 2007-2011 yaitu sektor pertanian; sektor

bangunan; sektor keuangan,

persewaan, dan jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Sub sektor pada sektor pertanian yang menjadi sub sektor basis di Kabupaten Demak selama tahun 2007-2011 yaitu sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan. Sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan di Kabupaten Demak selama

tahun 2007-2011 memiliki

pertumbuhan yang lambat (PP−) tetapi memiliki daya saing yang baik

(PPW+). Sub sektor tanaman

perkebunan di Kabupaten Demak selama tahun 2007-2011 memiliki pertumbuhan yang lambat (PP−) dan tidak memiliki daya saing (PPW−). Sub sektor peternakan dan sub sektor

kehutanan di Kabupaten Demak

selama tahun 2007-2011 memiliki pertumbuhan yang cepat (PP+) tetapi tidak memiliki daya saing yang baik (PPW−). Prioritas pengembangan sub sektor pada sektor pertanian di Kabupaten Demak adalah sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan menduduki peringkat kedua, sub sektor peternakan dan sub sektor kehutanan menduduki peringkat

keempat, sub sektor tanaman

perkebunan menduduki peringkat

kelima. Peranan sektor pertanian di

Kabupaten Demak dilihat dari

indikator pendapatan pada tahun 2007-2011 diperoleh sebesar 2,3845, artinya setiap terjadi peningkatan pendapatan sektor pertanian sebesar Rp 1, maka total pendapatan daerah Kabupaten Demak meningkat sebesar Rp 2,3845.

Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah pada sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan yang termasuk sub sektor basis, memiliki daya saing

yang baik tetapi memiliki

pertumbuhan yang cepat. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan pada sektor tanaman bahan makanan agar dapat meningkatkan pertumbuhan di sub sektor tersebut, misalnya dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang

mendukung antara lain dengan

perbaikan akses jalan yang ada di Kabupaten Demak terutama daerah-daerah sentra penghasil produk sub sektor tanaman bahan makanan. Hal tersebut diperlukan guna kelancaran dalam proses tataniaga produk sub sektor tabama di Kabupaten Demak. Upaya yang dapat dilakukan pada sub sektor perikanan yaitu danya kendala sedimentasi tambak seharusnya semua petani tambak dapat mengantisipasi kehilangan ikan akibat banjir dengan melakukan upaya pemanenan dini.

Selanjutnya Adanya kendala

overfishing pada perikanan laut

seharusnya pemerintah dapat tegas dalam mencanangkan program terkait

penegakan hukum atas adanya

penyalahgunaan sumberdaya laut. Perlu adanya penelitian lebih lanjut guna mengetahui komoditas-komoditas unggulan yang dimiliki Kabupaten Demak sehingga dapat diketahui komoditas unggulan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Demak. Selain itu, penelitian tersebut dapat digunakan untuk mengetahui

bagaimana posisi dan peranan

(8)

Kabupaten Demak. Adanya informasi-informasi tersebut dapat membantu

pemerintah dalam meningkatkan

sektor pertanian mengingat sektor pertanian merupakan sektor basis di

Kabupaten Demak sehingga

diharapkan dapat meningkatkan peran sektor pertanian dalam pembangunan wilayah Kabupaten Demak.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1982. Pembangunan

Pertanian. Edisi Komoditi

Tertentu. Departemen

Pertanian. Biro Hubungan

Masyarakat.

Badan Pusat Statistik. 2007. Demak Dalam Angka 2007. BPS Kabupaten Demak. Demak. __________________. 2012. Demak

Dalam Angka 2012. BPS Kabupaten Demak. Demak.

Budiharsono, Sugeng. 2005. Teknik

Analisis Pembangunan

Wilayah Pesisir dan Lautan. Pradnya Paramita. Jakarta.

Surakhmad, Winarno. 1994.

Pengantar Penelitian Ilmiah :

Dasar, Metode, dan Teknik.

Edisi Ketujuh. Tarsito.

Bandung.

Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi

Regional : Teori dan Aplikasi.

Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Pelanggaran atas pencemaran perairan mengakibatkan tanggung jawab mutlak bagi si pelaku, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 35 Ayat 1 UU No.23 Tahun 1997

“Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto,

Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Dita Kurnia dalam penelitiannya Iklan dan Word of Mouth (WOM) mempengaruhi Minat Beli Mahasiswa Universitas

Sehubungan dengan Pelelangan Seleksi sederhana di atas, dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Kelompok Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten

Demikian yang dapat saya sampaikan, saya harap UASBN dapat berjalan dengan lancar dan semoga anak-anak kita bisa berhasil dalam ujian nanti.. Penggalan pidato tersebut termasuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden ibu – ibu melakukan perilaku vulva hygiene di dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul dengan perilaku

Listwise deletion based on all variables in

Dengan demikian penulis perlu mengkaji penelitian ini untuk mengetahui kebenaran adanya singkatan dan akronim yang terdapat dalam surat kabar Kedaulatan Rakyat edisi