• Tidak ada hasil yang ditemukan

WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PROVINSI GORONTALO

PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2018

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA GORONTALO,

Menimbang: a. bahwa Perumahan dan Kawasan Permukiman merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah dalam memenuhi salah satu kebutuhan dasar bagi peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat di Daerah, sehingga masyarakat dapat menempati dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur sesuai amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. bahwa pertumbuhan dan perkembangan suatu

wilayah/kawasan menyebabkan kebutuhan lahan semakin terbatas dan tidak diimbangi dengan kemampuan daya beli akan perumahan sehingga diperlukan suatu pengaturan dalam pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman;

\

c. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 18 huruf b Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembinaan berwenang untuk menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat daerah Kota Gorontalo;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penyelenggaran Perumahan dan Kawasan Permukiman;

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

(2)

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1822);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);

4. Undang-undang Nomor 12 tahun 2011 tentang pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 5234);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5883);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang tentang pembentukan produk hukum daerah

8. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang tentang Bangunan Gedung (Lembaran Daerah Kota Gorontalo Tahun 2016 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kota

Gorontalo Nomor 194);

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM AS1STEN SEKDA O f l V 0 K -

I

(3)

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA GORONTALO dan

WALIKOTA GORONTALO MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Gorontalo.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Walikota adalah Walikota Gorontalo.

4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan DPRD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. 5. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

6. Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, Penyelenggaraan Perumahan, Penyelenggaraan Kawasan Permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

(4)

7. Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.

8. Perumahan adalah kumpulan Rumah sebagai bagian dari Permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan Prasarana, Sarana, Utilitas Umum sebagai hasil upaya pemenuhan Rumah yang layak huni. 9. Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan

lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

10. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.

11. Rumah Komersial adalah Rumah yang diselenggarakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan.

12. Rumah Swadaya adalah Rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat.

13. Rumah Umum adalah Rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan Rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

14. Rumah Khusus adalah Rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan khusus.

15. Perumahan Kumuh adalah Perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian.

16. Permukiman Kumuh adalah Permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta Sarana dan Prasarana yang tidak memenuhi syarat.

17. Kawasan Siap Bangun yang selanjutnya disebut Kasiba adalah sebidang tanah yang fisiknya serta Prasarana, Sarana dan Utilitas Umumnya telah dipersiapkan untuk pembangunan lingkungan hunian skala besar sesuai dengan rencana tata ruang.

18. Lingkungan Siap Bangun yang selanjutnya disebtu Lisiba adalah sebidang tanah yang fisiknya serta Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umumnya telah dipersiapkan untuk pembangunan Perumahan dengan Perumahan dengan

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

(5)

batas-batas kaveling yang jelas dan merupakan bagian dari kawasan siap bangun sesuai dengan rencana rinci tata ruang.

19. Kaveling Tanah Matang adalah sebidang tanah yang telah dipersiapkan untuk Rumah sesuai dengan persyaratan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan tanah, rencana rinci tata ruang, serta rencana tata bangunan dan lingkungan.

20. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman dan nyaman.

21. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.

22. Utilitas Umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian.

23. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kota, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kota, rencana struktur wilayah kota, rencana pola ruang wilayah kota, penetapan kawasan strategis kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.

24. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau Badan Hukum.

25. Badan Hukum adalah Badan Hukum yang didirikan oleh warga Negara Indonesia yang kegiatannya dibidang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Pasal 2

Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman diselenggarakan dengan berasaskan:

a. kesejahteraan;

b. keadilan dan pemerataan; c. keefisienan dan kemanfaatan; d. keterjangkauan dan kemudahan; e. kemandirian dan kebersamaan; f. kemitraan;

g. keserasian dan keseimbangan;

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

(6)

h. keterpaduan; i. kesehatan;

j. kelestarian dan keberlanjutan; dan

k. keselamatan, keamanan, ketertiban dan keteraturan. Pasal 3

Perumahan dan Kawasan Permukiman diselenggarakan dengan tujuan: a. mewujudkan Perumahan dan Kawasan Permukiman yang layak huni;

b. mewujudkan Perumahan dan Kawasan Permukiman yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan yang didukung Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU);

c. mewujudkan peningkatan kualitas Permukiman Kumuh di Daerah; d. mewujudkan penyediaan rumah susun

e. bagi masyarakat berpenghasilan rendah;

f. mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian sesuai dengan tata ruang; dan

g. meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pembangunan Perumahan dengaan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun perdesaan.

Pasal 4

Ruang lingkup Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman meliputi: a. hak dan kewajiban;

b. tugas dan wewenang; c. kebijakan dan strategi;

d. Penyelenggaraan Perumahan;

e. Penyelenggaraa Kawasan Permukiman; f. pemeliharaan dan perbaikan;

g. penyediaan tanah; h. pendanaan;

i. peran serta masyarakat; dan j. pembinaan dan pengawasan.

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

(7)

BAB II

HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 5

Dalam Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, Setiap Orang berhak:

a. memperoleh informasi yang berkaitan dengan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman;

b. melakukan pembangunan dan perbaikan/renovasi Perumahan dan Kawasan Permukiman;

c. menempati, menikmati, dan/atau memiliki/memperoleh Rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur;

d. memperoleh manfaat dari Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman;

e. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialami secara langsung sebagai akibat Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman; dan

f. mengajukan gugatan perwakilan ke pengadilan terhadap Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman yang merugikan masyarakat.

Pasal 6

Dalam Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, Setiap Orang wajib:

a. menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, dan kesehatan di Perumahan dan Kawasan Permukiman;

b. turut mencegah teijadinya Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman yang merugikan dan membahayakan kepentingan orang lain/kepentingan umum;

c. menjaga dan memelihara prasarana lingkungan, sarana lingkungan, dan Utilitas Umum yang berada di Perumahan dan Kawasan Permukiman; dan

d. mengawasi pemanfaatan dan berfungsinya Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman.

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

*

0

-_L

(8)

BAB III

TUGAS DAN WEWENANG Pasal 7

Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman mempunyai tugas:

a. menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat Daerah di bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi;

b. menyusun dan melaksanakan kebijakan Daerah dengan berpedoman pada strategi nasional dan provinsi tentang pendayagunaan dan pemafaatan hasil rekayasa teknologi di bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

c. menyusun rencana pembangunan dan pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman pada tingkat Daerah;

d. menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan Daerah dalam penyediaan Rumah, Perumahan, Permukiman, Lingkungan Hunian, dan Kawasan Permukiman;

e. melaksanakan pemanfaatan teknologi dan rancang bangun yang ramah lingkungan serta pemanfaatan industri bahan bangunan yang mengutamakan sumber daya dalam negeri dan kearifan lokal yang aman bagi kesehatan;

f. melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di

bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman pada tingkat Daerah; g. melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat Daerah;

h. melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman pada tingkat Daerah;

i. melaksanakan peningkatan kualitas Perumahan dan Permukiman;

j. melaksanakan kebijakan dan Strategi daerah provinsi dalam Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan berpedoman pada kebijakan nasional;

k. melaksanakan pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman;

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

(9)

-l. mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman pada tingkat Daerah;

m. mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk mendukung terwujudnya Perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah;

n. memfasilitasi penyediaan Perumahan dan Permukiman bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah;

o. menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba; dan

p. memberikan pendampingan bagi orang perseorangan yang melakukan pembangunan Rumah Swadaya.

Pasal 8

Pemerintah Daerah dal am melaksanakan Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman berwenang:

a. menyusun dan menyediakan basis data Perumahan dan Kawasan Permukiman pada tingkat Daerah;

b. menyusun dan menyempumakan peraturan perundang-undangan bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman pada tingkat Daerah bersama DPRD; c. memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang Perumahan dan

Kawasan Permukiman pada tingkat Daerah;

d. melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman pada tingkat Daerah;

e. mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan Perumahan dan Permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah;

f. menyediakan Prasarana dan Sarana pembangunan Perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah pada tingkat Daerah;

g. memfasilitasi keija sama pada tingkat Daerah antara Pemerintah Daerah dan Badan Hukum dalam Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman;

h. menetapkan lokasi Perumahan dan Permukiman sebagai Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh pada tingkat Daerah; dan

i. memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh pada tingkat Daerah.

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

(10)

BAB IV

PENYELENGGARAAN PERUMAHAN Bagian Kesatu

Umum Pasal 9

(1) Penyelenggaraan Perumahan dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Badan Hukum dan/atau Setiap Orang.

(2) Penyelenggaraan Perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. perencanaan Perumahan;

b. pembangunan Perumahan; c. pemanfaatan Perumahan; dan d. pengendaiian Perumahan.

(3) Perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup Rumah atau Perumahan beserta Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum.

(4) Penyelenggaraan Perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada Peraturan Daerah tentang RTRW.

Pasal 10

(1) Rumah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) dibedakan menurut jenis dan bentuknya.

(2) Jenis Rumah meliputi: a. rumah komersial; b. rumah umum; c. rumah khusus;

d. rumah swadaya; dan e. rumah negara.

Bentuk Rumah meliputi: a. rumah tunggal; b. rumah deret; dan c. rumah susun.

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

(11)

Bagian Kedua Perencanaan Perumahan

Pasal 11

(1) Perencanaan Perumahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan Rum ah. (2) Perencanaan Perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. perencanaan dan perancangan Rumah; dan

b. perencanaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan.

(3) Perencanaan Perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup rumah sederhana, rumah menengah, dan/atau rumah mewah.

Pasal 12

(1) Perencanaan dan perancangan Rumah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a dilakukan untuk:

a. menciptakan Rumah yang layak huni;

b. mendukung upaya pemenuhan kebutuhan Rumah oleh masyarakat dan pemerintah; dan

c. meningkatkan tata bangun dan lingkungan yang terstruktur.

(2) Hasil perencanaan dan perancangan Rumah harus memenuhi persyaratan teknis, administratif, tata ruang, dan ekologis.

(3) Ketentuan mengenai persyaratan teknis, administratif, tata ruang, dan ekologis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Walikota.

Pasal 13

(1) Perencanaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf b meliputi:

a. rencana penyediaan kavling tanah untuk Perumahan sebagai bagian dari Permukiman; dan

b. rencana kelengkapan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum Perumahan.

(2) Rencana penyediaan kavling tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digunakan untuk:

a. landasan perencanaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum; dan

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA / V w i /

-•

4 k

T

(12)

b. m e n in g k a tk a n d a y a g u n a d a n h a sil g u n a ta n a h s e s u a i d e n g a n re n c a n a ta p a k (site plan) a ta u re n c a n a ta ta b a n g u n a n d a n lin g k u n g an .

(3) R e n c a n a k e le n g k a p a n P ra s a ra n a , S a ra n a d a n U tilitas U m um se b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a y a t (1) h u r u f b d ig u n a k a n u n tu k : a. m ew u ju d k a n lin g k u n g a n P e ru m a h a n y a n g layak h u n i; d a n b. m e m b a n g u n R u m ah . P asal 14 (1) P e re n c a n a a n P ra s a ra n a , S a r a n a ,d a n U tilitas U m um s e b a g a im a n a d im a k s u d d a la m P asal 13 h a r u s m e m e n u h i p e rs y a ra ta n a d m in istra tif, te k n is d a n ekologis.

(2) P e re n c a n a a n P ra s a ra n a , S a ra n a , d a n U tilitas U m um y a n g te la h m e m e n u h i p e rs y a ra ta n w ajib m e n d a p a t p e n g e sa h a n d a ri P e m e rin ta h D aerah .

(3) K e te n tu a n m en g en ai ta ta c a ra p e n g e sa h a n p e re n c a n a a n P ra s a ra n a , S a ra n a d a n U tilitas U m um se b a g a im a n a d im a k su d p a d a a y a t (2) d ia tu r d e n g a n P e ra tu ra n W alikota. B agian Ketiga P e m b a n g u n a n P e ru m a h a n P a sa l 15 (1) P e m b a n g u n a n P e ru m a h a n m eliputi: a. p e m b a n g u n a n R u m ah d a n P ra s a ra n a , S a ra n a , d a n U tilitas U m um : d a n / a t a u b. p e n in g k a ta n k u a lita s P e ru m a h a n . (2) P e m b a n g u n a n P e ru m a h a n d ila k u k a n d e n g a n m e n g e m b an g k a n teknologi d a n ra n c a n g b a n g u n y a n g ra m a h lin g k u n g a n s e rta m e n g e m b an g k a n in d u s tri b a h a n b a n g u n a n y a n g m e n g u ta m a k a n p e m a n fa a ta n s u m b e r d ay a d a la m negeri d a n k e arifan lokal y a n g a m a n bagi k e s e h a ta n .

P asal 16 (1) B a d a n H u k u m y a n g m e la k u k a n p e m b a n g u n a n w ajib m e w u ju d k a n P e ru m a h a n d e n g a n h u n ia n y a n g b erim b an g . (2) P e m b a n g u n a n P e ru m a h a n sk a la b e s a r y a n g d ila k u k a n oleh B a d an H u k u m w ajib m ew u ju d k a n h u n ia n b e rim b a n g d a la m s a tu h a m p a ra n . PERANGKAT DAERAH KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

(13)

(3) K ew ajiban se b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a y a t (1) d ik e c u a lik a n u n tu k B ad an H u k u m y a n g m e m b a n g u n P e ru m a h a n y a n g s e lu ru h n y a d itu ju k a n u n tu k p e m e n u h a n R u m ah U m um .

(4) D alam h a l p e m b a n g u n a n P e ru m a h a n se b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a y a t (1), P e m e rin ta h D a era h d a p a t m em b e rik a n in s e n tif k e p a d a B a d an H u k u m u n tu k m en d o ro n g p e m b a n g u n a n P e ru m a h a n d e n g a n h u n ia n b erim b an g . (5) P e m b a n g u n a n P e ru m a h a n sk a la b e s a r d e n g a n h u n ia n b e rim b a n g s e b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a y a t (2) m elip u ti ru m a h s e d e rh a n a , ru m a h m e n e n g a h , d a n r u m a h m ew ah. (6) H u n ia n b e rim b a n g se b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a y a t (1) s a m p a i d en g an a y a t (5) d ila k s a n a k a n b e rd a s a rk a n k e te n tu a n p e r a tu r a n p e ru n d a n g - u n d a n g a n . (7) K e te n tu a n m en g e n ai p e m b e ria n in s e n tif k e p a d a B a d a n H u k u m se b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a y a t (4) d ia tu r d e n g a n P e ra tu ra n W alikota. P a sa l 17

(1) D alam h a l p e m b a n g u n a n P e ru m a h a n d e n g a n h u n ia n b e rim b a n g tid a k d a la m s a tu h a m p a ra n , p e m b a n g u n a n R u m ah U m um h a r u s d ila k s a n a k a n d a la m s a tu D aerah . (2) P e m b a n g u n a n R u m a h U m um se b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a y a t (1) h a r u s m em p u n y a i a k s e s m e n u ju p u s a t p u s a t p e la y a n a n a ta u te m p a t k e ija . (3) B a d a n H u k u m w ajib m e n y e d ia k a n d a n m e m b a n g u n a k s e s se b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a y a t (2) se b elu m m e m b a n g u n R u m ah , P ra s a ra n a , S a ra n a d a n U tilitas U m um lain n y a. (4) B a d a n H u k u m w ajib m e n y e d ia k a n te m p a t p e m a k a m a n y a n g m e ru p a k a n b ag ia n d a ri fasilitas p e n u n ja n g sosial. (5) L u as te m p a t p e m a k a m a n s e b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a y a t (4), s e b e s a r 2% (d u a p e r se ra tu s) d a ri lu a s ta n a h y a n g te rc a n tu m d a la m izin lo k asi P ad a k a w a s a n y a n g d ite ta p k a n p e m e rin ta h .

(6) P e ru m a h a n selain p e r u n tu k a n R u m ah U m um w ajib m e n y e d iak a n a k s e s ja la n d e n g a n le b a r p alin g se d ik it 6 (enam ) m eter.

(7) K e te n tu a n lebih la n ju t m en g en ai p e n y ed iaa n a k s e s d a ri R u m a h U m um y a n g d ib a n g u n m e n u ju p u s a t p e la y a n a n a ta u te m p a t k erja se b a g a im a n a d im a k su d p a d a a y a t (2) d ia tu r d e n g a n P e ra tu ra n W alikota. PERANGKAT DAERAH KABAG

HUKUM A SiSTEN SEKDA

(14)

Pasal 18

(1) Pembangunan Rumah meliputi Pembangunan rumah tunggal, rumah deret, dan/atau rumah susun.

(2) Pembangunan Rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan berdasarkan tipologi, ekologi, budaya, dinamika ekonomi di Daerah serta mempertimbangkan faktor keselamatan dan keamanan.

(3) Pembangunan Rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (l)dapat dilakukan oleh Setiap Orang, pemerintah, pemerintah provinsi dan/atau Pemerintah Daerah.

(4) Pembangunan Rumah dan Perumahan harus dilakukan sesuai dengan RTRW Daerah.

Pasal 19

(1) Pembangunan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dilakukan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, Pemerintah Daerah, Badan Hukum, dan/atau Setiap Orang.

(2) Pembangunan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum wajib dilakukan sesuai dengan rencana, rancangan dan perizinan.

(3) Pembangunan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan harus memenuhi persyaratan:

a. kesesuaian antara kapasitas pelayanan dan jumlah rumah;

b. keterpaduan antara Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum dan lingkungan hunian; dan

c. ketentuan teknis pembangunan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum. (4) Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum yang telah selesai dibangun oleh

Setiap Orang harus diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat Pemanfaatan Perumahan

Pasal 20

(1) Pemanfaatan Perumahan digunakan sebagai fungsi hunian.

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

(15)

(2) Pemanfaatan Perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di lingkungan hunian meliputi:

a. pemanfaatan Rumah;

b. pemanfaatan Prasarana dan Sarana Perumahan; dan

c. pelestarian Rumah, Perumahan, serta Prasarana dan Sarana Perumahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 21

(1) Pemanfaatan Rumah dapat digunakan sebagai kegiatan usaha secara terbatas tanpa membahayakan dan tidak mengganggu fungsi hunian.

(2) Pemanfaatan Rumah selain digunakan untuk fungsi hunian harus memastikan terpeliharanya Perumahan dan lingkungan hunian.

(3) Ketentuan mengenai pemanfaatan Rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota.

Bagian Kelima Pengendalian Perumahan

Pasal 22 (1) Pengendalian Perumahan dimulai dari tahap:

a. perencanaan;

b. pembangunan; dan c. pemanfaatan.

(2) Pengendalian Perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dalam bentuk: a. perizinan;

b. penertiban; dan/atau c. penataan.

(3) Pemerintah Daerah dapat membentuk atau menunjuk Perangkat Daerah yang menangani urusan pengendalian Perumahan dan Kawasan Permukiman.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengendalian Perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3) diatur dengan Peraturan Walikota.

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM AS1STEN SEKDA

(16)

BAB V

PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMAN Bagian Kesatu

Umum Pasal 23

(1) Penyelenggaraan Kawasan Permukiman bertujuan untuk memenuhi hak warga Negara atas tempat tinggal yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur serta menjamin kepastian bermukim.

(2) Penyelenggaraan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup lingkungan hunian dan tempat kegiatan pendukung perikehidupan dan penghidupan di perkotaan.

(3) Penyelenggaraan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib dilaksanakan sesuai dengan arahan pengembangan Kawasan Permukiman yang terpadu dan berkelanjutan.

(4) Arahan pengembangan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi:

a. hubungan antar kawasan fungsional sebagai bagian lingkungan hidup di luar kawasan lindung;

b. keterkaitan lingkungan hunian perkotaan;

c. keterkaitan antara pengembangan lingkungan hunian perkotaan dan pengembangan kawasan perkotaan;

d. keserasian tata kehidupan manusia dengan lingkungan hidup;

e. keseimbangan antara kepentingan publik dan kepentingan Setiap Orang; dan

f. lembaga yang mengoordinasikan pengembangan Kawasan Permukiman.

Pasal 24

(1) Penyelenggaraan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3) dilakukan melalui:

a. pengembangan yang telah ada; b. pembangunan baru; atau c. pembangunan kembali.

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

(17)

(2) P en y elen g g araan p e m b a n g u n a n lin g k u n g a n h u n ia n b a rn p e rk o ta a n m e n c ak u p :

a. p en y ed iaa n lo k asi P erm u k im a n ;

b. p e n y ed iaa n P ra s a ra n a , S a ra n a , d a n U tilitas U m um P e rm u k im a n ; d a n c. p en y ed iaa n lokal p e la y a n a n j a s a p e m e rin ta h a n , p e la y a n a n sosial d a n

k eg ia tan ekonom i.

(3) P en y elen g g araan K aw asan P e rm u k im a n se b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a y a t (1) d ila k s a n a k a n m elalu i ta h a p a n : a. p e re n c a n a a n ; b. p e m b a n g u n a n ; c. p e m a n fa a ta n ; d a n d. p en g en d alian . B agian K edua P e re n c a n a a n K aw asan P e rm u k im a n P asal 25 (1) P e re n c a n a a n K aw asan P e rm u k im a n h a r u s d ila k u k a n s e s u a i d e n g a n RTRW. (2) P e re n c a n a a n K aw asan P e rm u k im a n h a r u s m e n c ak u p : a. p e n in g k a ta n s u m b e r d a y a p e rk o ta a n ; b. m itigasi b e n c a n a ; d a n c. p e n y ed iaa n a ta u p e n in g k a ta n P ra s a r a n a , S a ra n a , d a n U tilitas U m um . (3) K e te n tu a n lebih la n ju t m en g en ai p e re n c a n a a n K aw asan P e rm u k im a n s e b a g a im a n a d im a k su d p a d a a y a t (1) d ia tu r d e n g a n P e ra tu ra n W alikota. B ag ian Ketiga P e m b a n g u n a n K aw asan P e rm u k im a n P asal 26 (1) P e m b a n g u n a n K aw asan P e rm u k im a n h a r u s m e m e n u h i re n c a n a d a n izin p e m b a n g u n a n lin g k u n g a n h u n ia n d a n k e g ia ta n p e n d u k u n g . (2) P e m b a n g u n a n K aw asan P e rm u k im a n se b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a y a t (1) d a p a t d ila k u k a n oleh P e m erin tah D a era h d a n / a t a u B a d an H u k u m .

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM A SISTEN SEKDA

(18)

Pasal 27

(1) Pelaksanaan pembangunan lingkungan hunian baru mencakup: a. pembangunan Permukiman;

b. pembangunan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Permukiman; dan c. pembangunan lokasi pelayanan jasa pemerintahan dan pelayanan

sosial.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembangunan lingkungan hunian baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota.

Bagian Keempat

Pemanfaatan Kawasan Permukiman Pasal 28

(1) Pemanfaatan Kawasan Permukiman dilakukan untuk:

a. menjamin Kawasan Permukiman sesuai dengan fungsinya sebagaimana ditetapkan dalam RTRW; dan

b. mewujudkan struktur ruang sesuai dengan perencanaan Kawasan Permukiman.

(2) Pemanfaatan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas pemanfaatan lingkungan hunian perkotaan serta pemanfaatan

tempat kegiatan pendukung perkotaan. Pasal 29

(1) Pemanfaatan lingkungan hunian perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dilakukan melalui:

a. pemanfaatan hasil pengembangan lingkungan hunian;

b. pemanfaatan hasil pembangunan lingkungan hunian baru; atau c. pemanfaatan hasil pembangunan kembali lingkungan hunian.

(2) Pemanfaatan hasil pembangunan lingkungan hunian perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:

a. tempat tinggal;

b. Prasarana, Sarana, dan Utilitas umum Permukiman; dan

c. Lokasi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

(19)

Bagian Kelima

Pengendalian Kawasan Permukiman Pasal 30

(1) Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya bertanggung jawab melaksanakan pengendalian dalam penyelenggaraan Kawasan Permukiman. (2) Pengendalian Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan untuk:

a. menjamin pelaksanaan pembangunan Permukiman dan pemanfaatan Permukiman sesuai dengan rencana Kawasan Permukiman;

b. mencegah tumbuh dan berkembangnya Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; dan

c. mencegah terjadinya tumbuh dan berkembangnya lingkungan hunian yang tidak terencana dan tidak teratur.

Pasal 31

(1) Pengendalian dalam penyelenggaraan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dilakukan pada tahap:

a. perencanaan;

b. pembangunan; dan c. pemanfaatan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tahapan pengendalian dalam Penyelenggaraan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota.

BAB VI

PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN Pasal 32

(1) Setiap Orang wajib melakukan pemeliharaan dan perbaikan Rumah.

(2) Pemerintah Daerah dan/atau Setiap Orang wajib melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum Perumahan, Permukiman, lingkungan hunian dan Kawasan Permukiman.

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

(20)

Pasal 33

(1) Pemeliharaan Rumah, Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum dilakukan melalui perawatan dan pemeriksaan secara berkala.

(2) Pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui rehabilitasi atau pemugaran.

(3) Rehabilitasi atau pemugaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 34

Pengembang Rumah wajib melakukan pemeliharaan dan perbaikan terhadap Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum apabila:

a. Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum belum diserahterimakan dengan Pemerintah Daerah; atau

b. Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum masih dalam garansi pemeliharaan setelah diserahkan kepada Pemerintah Daerah.

BAB VII

PENYEDIAAN TANAH Pasal 35

Ketersediaan untuk pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman sesuai dengan RTRW Daerah.

Pasal 36

Penyediaan tanah oleh Pemerintah Daerah untuk Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman hanya untuk masyarakat berpenghasilan rendah, rumah tangga miskin dan korban bencana.

Pasal 37

Pemerintah Daerah wajib memberikan sosialisasi dan informasi Kasiba dan Lasiba kepada pengembang.

BAB VIII PENDANAAN

Pasal 38

Sumber dana untuk pemenuhan kebutuhan Rumah, Perumahan, Permukiman, serta lingkungan hunian perkotaan berasal dark

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

(21)

b. A n g g aran P e n d a p a ta n d a n B elan ja D aerah ; d a n / a t a u

c. s u m b e r d a n a la in n y a s e s u a i d e n g a n k e te n tu a n p e r a tu r a n p e ru n d a n g - u n d a n g a n .

P asal 39

D a n a s e b a g a im a n a d im a k s u d d a la m P asal 38 d im a n fa a tk a n u n t u k m e n d u k u n g : a. P en y elen g g araan P e ru m a h a n d a n K aw asan P e rm u k im a n ; d a n / a t a u

b. K e m u d a h a n d a n / a t a u b a n tu a n p e m b a n g u n a n d a n p e ro le h a n R u m a h bagi m a s y a ra k a t b e rp e n g h a sila n re n d a h , r u m a h tan g g a m isk in , d a n k o rb a n b e n c a n a s e s u a i d e n g a n s ta n d a r p e la y a n a n m inim al.

P a sa l 40

(1) P e n d a n a a n p e la k s a n a a n p e m b a n g u n a n P e ru m a h a n d a n P e rm u k im a n y a n g b e rs u m b e r d ari A nggaran P e n d a p a ta n d a n B elan ja d a e ra h se b a g a im a n a d im a k s u d d a la m P a sa l 38 h u r u f b, P e m e rin ta h D a era h d a p a t b e k e rja s a m a d e n g a n p ih a k p e rb a n k a n y a n g b e rg e ra k di b id a n g P e ru m a h a n .

(2) K e te n tu a n m en g e n ai k e rja s a m a se b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a y a t (1) d ia tu r d e n g a n P e ra tu ra n W alikota.

BAB IX

PERAN SERTA MASYARAKAT P asal 41

(1) P en y elen g g araan P e ru m a h a n d a n K aw asan P e rm u k im a n d ila k u k a n oleh P e m e rin ta h D a era h d e n g a n m e lib a tk a n p e ra n s e rta m a s y a ra k a t.

(2) P eran s e rta m a s y a ra k a t se b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a y a t (1) d ila k u k a n d e n g a n m em b e rik a n m a s u k a n dalam : a. p e n y u s u n a n r e n c a n a p e m b a n g u n a n P e ru m a h a n d a n K aw asan P e rm u k im a n ; b. p e la k s a n a a n p e m b a n g u n a n P e ru m a h a n d a n K aw asan P e rm u k im a n ; c. p e m a n fa a ta n P e ru m a h a n d a n K aw asan P e rm u k im a n ; d. p e m e lih a ra a n d a n p e rb a ik a n P e ru m a h a n d a n K aw asan P e rm u k im a n ; d a n / a t a u

e. p e n g e n d a lia n P en y elen g g araan P e ru m a h a n d a n K aw asan P e rm u k im a n .

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

(22)

(3) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan membentuk forum pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukitnan.

Pasal 42

(1) Forum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (3) mempunyai fungsi dan tugas:

a. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat;

b. membahas dan merumuskan pemikiran arah pengembangan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman;

c. meningkatkan peran dan pengawasan masyarakat; d. memberikan masukan kepada pemerintah; dan/atau

e. melakukan peran abitrase dan mediasi di bidang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman.

(2) Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur:

a. instansi pemerintah yang terkait dalam bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

b. asosiasi perusahaan penyelenggara Perumahan dan Kawasan Permukiman;

c. asosiasi profesi penyelenggara Perumahan dan Kawasan Permukiman; d. asosiasi perusahaan barang dan jasa mitra usaha penyelenggara

Perumahan dan Kawasan Permukiman;

e. pakar di bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman; dan/atau

f. lembaga swadaya masyarakat dan/atau yang mewakili konsumen yang berkaitan dengan penyelenggaraa pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman.

BAB X

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 43

(1) Pemerintah Daerah melalui Perangkat Daerah yang membidangi urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman.

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

r ttfr

(23)

(2) P e m b in a a n d a n p e n g a w a sa n se b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a y a t (1) m elip u ti p e m a n ta u a n d a n e v alu asi s e s u a i d e n g a n k e te n tu a n p e ra tu r a n p e ru n d a n g - u n d a n g a n . (3) D alam m e la k s a n a k a n p e m b in a a n d a n p e n g a w a sa n s e b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a y a t (1) d a n a y a t (2) d ib e n tu k tim y a n g d ite ta p k a n d e n g a n K e p u tu sa n W alikota. BAB XI SANKSI ADMINISTRATE P a sa l 44 (1) S e tia p O ra n g a ta u B a d a n H u k u m y a n g m ela n g g ar k e te n tu a n d a la m P a sa l 12 a y a t (1) d a n P a sa l 14 a y a t (1), d ik e n a k a n s a n k s i a d m in is tr a te b e ru p a :

a. p e rin g a ta n te rtu lis; b. p e n c a b u ta n izin u s a h a ;

c. p e n c a b u ta n in sen tif; d a n / a t a u d. d e n d a a d m in istra tif.

(2) B a d a n H u k u m y a n g m ela n g g ar k e te n tu a n d a la m P a sa l 16 a y a t (1) d a n a y a t (2), d ik e n a k a n s a n k s i a d m in is tra tif b eru p a:

a. p e rin g a ta n tertu lis;

b. p e n g h e n tia n se m en ta r a a ta u te ta p p a d a p e k e rja a n p e la k s a n a a n p e m b a n g u n a n ; d a n / a t a u

c. d e n d a a d m in istratif.

(3) B a d a n H u k u m y a n g m ela n g g ar k e te n tu a n d a la m P a sa l 17 a y a t (1) d a n a y a t (2), d ik e n a k a n s a n k s i a d m in is tra tif b e ru p a :

a. p e rin g a ta n te rtu lis;

b. p e m b a ta s a n k e g ia ta n p e m b a n g u n a n ; c. p e m b e k u a n izin m e n d irik a n b a n g u n a n ;

d. p e n c a b u ta n izin m e n d irik a n b a n g u n a n ; d a n / a t a u e. p e m b o n g k a ra n b a n g u n a n .

(4) S etiap O ra n g y a n g m ela n g g ar k e te n tu a n se b a g a im a n a d im a k s u d d a la m P asal 18 a y a t (4), d ik e n a k a n sa n k s i a d m in is tra tif b e ru p a :

a. p e rin g a ta n te rtu lis;

b. p e m b e k u a n izin m e n d irik a n b a n g u n a n ;

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM AS1STEN SEK D A

(24)

c. pencabutan izin mendirikan bangunan; dan d. pembongkaran bangunan.

(5) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), dikenakan sanksi administratif berupa:

a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara pelaksanaan pembangunan; dan c. perintah pembongkaran.

(6) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) dikenakan sanksi administratif berupa:

a. peringatan tertulis;

b. pembekuan surat bukti kepemilikan Rumah; c. denda administratif; dan/atau

d. pencabutan surat bukti kepemilikan Rumah.

(7) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3), dikenakan sanksi administratif berupa:

a. peringatan tertulis; b. pembekuan izin usaha;

c. pencabutan insentif; dan/atau d. denda administratif.

(8) Tata cara dan mekanisme pengenaan sanksi administratif dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan-perundang-undangan.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 45

Peraturan Pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini harus ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak Peraturan Daerah Ini diundangkan.

Pasal 46

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA n u r y

rt

\jr

(25)

Agar s e tia p o ra n g m e n g e ta h u in y a , m e m e rin ta h k a n p e n g u n d a n g a n P e ra tu ra n D ae ra h ini d e n g a n p e n e m p a ta n n y a d a la m L em b aran D a e ra h K ota G orontalo.

D iu n d a n g k a n di G orontalo

p a d a tan g g a l 16 J u l i 2 0 1 8

SEKRETARIS DAE£WH KOTA GORONTALO,

ISMAIL MADJID

LEMBARAN DAERAH KOTA GORONTALO TAHUN 2 0 1 8 NOMOR .5

NOREG PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO : (5 /2 0 /2 0 1 8 ) D ite ta p k a n di G orontalo

p a d a tan g g al 16 J u l i 2 0 1 8

PERANGKAT KABAG

(26)

PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2018

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

I. UMUM

Peraturan perundang-undangan yang lebih teknis dalam mengatur perumahan dan kawasan permukiman adalah Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan Hunian Berimbang. Dimana yang dimaksud dengan perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Selanjutnya yang dimaksud dengan permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan dam kawasan perdesaan. Sedangkan kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

Oleh sebab itu, dalam rangka penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman di Kota Gorontalo, maka Pemerintahan Kota Gorontalo perlu menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Kebijakan penyusunan rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud tersebut merupakan pendelegasian atau perintah dari ketentuan dalam Pasal 36 ayat (3), Pasal 49 ayat (3), dan Pasal 98 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, yang menyatakan bahwa kemudahan akses, pemanfaatan rumah, dan penetapan lokasi diatur dengan peraturan daerah. Sehingga dengan

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

(27)

demikian peraturan daerah tersebut akan menjadi dasar oleh Pemerintahan Kota Gorontalo dalam rangka menyelenggarakan kebijakan mengenai pcrumahan dan kawasan permukiman.

II, PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Cukup Jelas Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas Pasal 9 Cukup Jelas Pasal 10 Clukup Jelas Pasal 11 Cukup Jelas Pasal 12 Cukup Jelas Pasal 13 Cukup Jelas Pasal 14 Cukup Jelas Pasal 15 Cukup Jelas Pasal 16 Cukup Jelas PERANGKAT KABAG

(28)

Pasal 17 Cukup Jelas Pasal 18 Cukup Jelas Pasal 19 Cukup Jelas Pasal 20 Cukup Jelas Pasal 21 Cukup Jelas Pasal 22 Cukup Jelas Pasal 23 Cukup Jelas Pasal 24 Cukup Jelas Pasal 25 Cukup Jelas Pasal 26 Cukup Jelas Pasal 27 Cukup Jelas Pasal 28 Cukup Jelas Pasal 29 Cukup Jelas Pasal 30 Cukup Jelas Pasal 31 Cukup Jelas Pasal 32 Cukup Jelas Pasal 33 Cukup Jelas Pasal 34 Cukup Jelas Pasal 35 Cukup Jelas PERANGKAT DAERAH KABAG

HUKUM ASISTEN SEKDA

{b

T 7

(29)

Pasal 36 Cukup Jelas Pasal 37 Cukup Jelas Pasal 38 CXukup Jelas Pasal 39 Cukup Jelas Pasal 40 Cukup Jelas Pasal 41 Cukup Jelas Pasal 42 Cukup Jelas Pasal 43 Cukup Jelas Pasal 44 Cukup Jelas Pasal 45 Cukup Jelas Pasal 46 Cukup Jelas

BERITA DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 2.16

PERANGKAT DAERAH

KABAG

HUKUM AS1STEN SEKDA 'V vflz/

x:

( ik

Referensi

Dokumen terkait

Saat menemukan teman maupun kelompok yang nyaman bagi remaja tersebut, remaja akan sulit untuk melepaskan diri dari kelompok sebaliknya remaja akan mulai mengadopsi nilai-

Metode yang dilakukan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi hasil pemugaran Gapura Royal Palace Angkor Thom Kamboja ini adalah survei lapangan untuk mendata kondisi kerusakan

Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. 4 Adapun variabel terikat yang akan digunakan dalam

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pelelangan Nomor: }27ll}lPokja 5lPTOl20l2 Tanggal 19 April 2012, maka dengan ini diumumkan Pemenang Pelelangan untuk

[r]

Yang perlu Anda ingat dalam menabung adalah bukan pada jumlahnya (walaupun itu juga penting), tetapi kesetiaan untuk menabung dalam jumlah yang sama.. Masih

Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan produksi tertinggi dari salah satu konsentrasi campuran antara pupuk kimia NPK dan biokompos cair, sehingga dapat

1) Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang semakin besar kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi. 2) Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi,