• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN LAMPIRAN KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN LAMPIRAN KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

LAMPIRAN

KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR TAHUN 2020

TENTANG

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN TAHUN 2020 – 2024

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN TAHUN 2020 – 2024

(7)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 7 - BAB I PENDAHULUAN

Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian merupakan dokumen perencanaan strategis jangka menengah yang berfungsi sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan di lingkungan Sekretariat. Rencana Strategis Sekretariat disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 13 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2020-2024, melalui Renstra Sekretariat dapat terlihat peran Sekretariat sebagai supporting unit dalam upaya perwujudan Visi dan Misi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Dalam dokumen Rencana Strategis Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015-2019, Visi Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian “Terwujudnya peningkatan budaya organisasi berbasis kinerja dan kompetensi serta tata kelola organisasi yang transparan dan akuntabel untuk menunjang tujuan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian”, adapun Misi Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah “Meningkatkan efektivitas pelayanan, dukungan Manajemen, tugas teknis serta pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai bagi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian”. Visi dan Misi Sekretariat tersebut kemudian diturunkan ke dalam Tujuan Strategis yakni (1) meningkatnya budaya organisasi berbasis kinerja dan kompetensi serta tata kelola organisasi yang baik, dan (2) tersedianya sarana dan prasarana yang berkualitas.

BAB I akan mendeskripsikan kondisi umum Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terkait upaya serta capaian-capaian dalam usaha mewujudkan tujuan yang sudah ditetapkan. Pada akhir BAB I akan digambarkan potensi dan permasalahan yang akan dihadapi oleh Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 5 (lima) tahun mendatang. Gambaran terkait potensi dan permasalahan disusun dengan memperhitungkan kekuatan, kelemahan, potensi dan tantangan yang berasal

(8)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 8 -

dari dalam maupun luar lingkungan Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

A. KONDISI UMUM

Renstra Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015-2019 memiliki 2 (dua) tujuan strategis sebagai berikut:

1. Meningkatnya Budaya Organisasi Berbasis Kinerja dan Kompetensi serta Tata Kelola Organisasi yang Baik.

Sasaran strategis yang ingin diwujudkan dalam tujuan strategis ini adalah meningkatnya budaya organisasi berbasis kinerja dan kompetensi, serta tata kelola organisasi yang baik. Terdapat 4 (empat) indikator yang digunakan untuk mengukur sasaran tersebut meliputi Indeks Kepuasan Layanan Kesekretariatan, Persentase Penggunaan Aplikasi di Bidang Kesekretariatan, Kualifikasi Laporan tetap “Wajar Tanpa Pengecualian” dan Persentase Sumber Daya Manusia yang Memenuhi Standar Kompetensi.

a. Indeks Kepuasan Layanan Sekretariat

Indikator kepuasan layanan sekretariat adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pemangku kepentingan atas pelayanan Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan melakukan survei kepada unit kerja lainnya di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Layanan Kesekretariatan meliputi Layanan Perencanaan, Layanan Persidangan, Layanan Hukum dan Layanan Hubungan Masyarakat, serta Layanan Umum.

Survei Kepuasan Layanan Kesekretariatan memuat sejumlah pertanyaan atas tingkat kepuasan, serta aspek-aspek terkait jenis layanan yang dilaksanakan oleh masing-masing Biro pada

Sekretariat mencakup: a) kemudahan akses layanan, b) kemampuan penyelesaian tugas dan permasalahan, serta

c) kemampuan komunikasi Pejabat/Pegawai pemberi layanan. Nilai indeks diperoleh dari nilai rata-rata hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden. Terdapat 4 (empat) kategori dalam

(9)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 9 -

penilaian/pengisian survey yaitu (1) Sangat Tidak Puas, (2) Tidak Puas, (3) Puas, dan (4) Sangat Puas.

Adapun target Indeks Kepuasan Layanan Sekretariat tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 adalah 3 (puas). Berikut gambaran capaian target indeks kepuasan layanan Sekretariat Tahun 2015 – 2019:

Tabel 1.1

Target Indikator Kepuasan Layanan Sekretariat Tahun 2015 – 2019

No. Indikator Kinerja Tahun

2015 2016 2017 2018 2019 1. Biro Perencanaan 4 2,89 2,9 3,1 3 2. Biro Umum 2,9 3 2,9 3. Biro HPH 3,025 3,1 3,1

Indeks Kepuasan Layanan Sekretariat

4 2,89 2,94 3,1 3

Sumber: Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mampu memenuhi target Indeks Kepuasan Layanan pada Tahun 2015, Tahun 2018 dan Tahun 2019, sedangkan pada Tahun 2016 dan Tahun 2017 target indeks kepuasan tidak dapat dicapai dengan selisih 0,11 pada tahun 2016 dan 0,06 pada Tahun 2017.

b. Organisasi

Dalam rangka menilai efektivitas organisasi, Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melakukan evaluasi organisasi yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pedoman Evaluasi Kelembagaan Instansi Pemerintah. Beberapa dimensi yang diukur melalui evaluasi kelembagaan adalah struktur organisasi dan proses organisasi. Dimensi struktur organisasi terdiri dari subdimensi kompleksitas, formalisasi dan sentralisasi sedangkan dimensi proses organisasi terdiri dari subdimensi keselarasan, tata kelola

(10)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 10 -

dan kepatuhan, perbaikan dan peningkatan proses, manajemen risiko, serta teknologi informasi. Dari hasil evaluasi tersebut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memperoleh peringkat komposit IV dengan skor 77,58.

Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian juga telah melakukan penyesuaian kelas jabatan untuk menyelaraskan antara beban tugas yang diemban dengan penghasilan yang diterima oleh pemangku jabatan. Kelas jabatan di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ditetapkan dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 14 Tahun 2017 tentang Kelas Jabatan di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang kemudian direvisi menjadi Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2019.

Tidak hanya penyesuaian kelas jabatan, analisis jabatan juga dievaluasi dan disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 41 Tahun 2018 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Instansi Pemerintah. Tindak Lanjut atas terbitnya Permenpan 41 Tahun 2018 juga dilakukan terhadap peta jabatan yang kemudian ditetapkan melalui Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 18 Tahun 2019 di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Lebih lanjut, evaluasi beban kerja juga dilakukan secara berkala mengingat banyaknya tugas tambahan yang dibebankan kepada Menteri Koordinator Perekonomian.

Dalam rangka menindaklanjuti berbagai penugasan khusus yang dibebankan kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, maka dibentuk Pusat Kajian Perekonomian yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5

(11)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 11 -

Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Dengan adanya Pusat Kajian Perekonomian diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang implementatif dan responsif terhadap permasalahan dan/atau isu di bidang perekonomian.

c. Ketatalaksanaan

Dalam rangka pelaksanaan proses kerja yang efektif dan efisien, maka Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menyusun konsep peta proses bisnis mulai dari level 0 hingga level 3 sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2018 tentang Penyusunan Peta Bisnis Proses Instansi Pemerintah dan substansinya didasarkan pada Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Untuk mempermudah proses penyusunan dan monitoring Standar Operasional Prosedur di unit kerja, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah mengembangkan e-SOP.

Tata laksana mencakup berbagai area, salah satunya adalah kearsipan. Tata kelola kearsipan berfokus pada penyempurnaan regulasi tentang tata naskah dinas dan kearsipan. Oleh karena itu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menyusun empat Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di bidang kearsipan meliputi:

1) Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2018 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;

2) Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 10 Tahun 2018 tentang Klasifikasi Arsip di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;

3) Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 3 Tahun 2019 tentang Sistem Klasifikasi Keamanan dan

(12)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 12 -

Akses Arsip di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; dan

4) Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 4 Tahun 2019 tentang Jadwal Retensi Arsip di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

d. Tata Kelola

1) Pengelolaan Keuangan

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian Kementerian dalam penyelenggaraan urusan Pemerintahan di bidang ekonomi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengalami fluktuasi total anggaran dari tahun 2015-2019. Total anggaran bergantung pada penugasan strategis yang diberikan oleh Presiden. Tren total anggaran tersebut mengalami kenaikan diikuti dengan realisasi anggaran yang dicapai Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Realisasi anggaran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak 2017 selalu berada diatas 96%.

Grafik 1.1

Pagu dan Realisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015-2019 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Pagu 293,0 329,2 366,8 463,7 453,5 433,7 Realisasi 204,5 232,5 302,2 446,9 438,9 427,7 Persentase 69,80% 70,63% 95,40% 96,38% 96,78% 98,62% 0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 120,00% 0,0 250,0 500,0

Pagu Realisasi Persentase

Sumber: Aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (Aplikasi OM-SPAN) Kementerian Keuangan yang

(13)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 13 -

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjadi salah satu entitas yang berkewajiban untuk menyusun laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Laporan keuangan dinilai kualitasnya melalui opini dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah meraih predikat WTP 12 (dua belas) kali berturut-turut atas laporan keuangan dari tahun 2008 sampai tahun 2019.

Selain opini dari BPK, proses pelaksanaan anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga juga diukur melalui Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA). IKPA adalah penilaian yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) menilai aspek kesesuaian terhadap perencanaan, pelaksanaan anggaran, kepatuhan terhadap regulasi, serta efisiensi pelaksanaan kegiatan.

Berikut adalah Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran dari tahun-tahun sebelumnya, terlihat tren kenaikan nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) dari tahun ke tahun:

Tabel 1.2 Capaian Nilai IKPA

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indikator Kinerja

Pelaksanaan Anggaran

2016 2017 2018 2019

73,13% 80,32% 85,55% 83,89%

Sumber: Hasil Penilaian Kinerja Pelaksanaan Anggaran oleh DJPB Kementerian Keuangan yang dapat diakses di aplikasi OMSPAN

Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menandakan bahwa Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku pengguna Anggaran Pendapatan Belanja Negara telah

(14)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 14 -

berhasil mengimplementasikan perbaikan dalam tata kelola anggaran.

2) Teknologi dan Informasi

Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui Biro Perencanaan memiliki fungsi untuk memberikan layanan di bidang teknologi informasi, layanan tersebut berupa pengembangan software/aplikasi berbasis web yang bertujuan mempermudah unit kerja dalam melaksanakan tugasnya. Sampai dengan tahun 2020 Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah mengembangkan 36 aplikasi berbasis web, baik yang dikembangkan secara mandiri maupun hasil kerjasama dengan Pihak Ketiga.

Melalui kegiatan monitoring dan evaluasi terkait penggunaan aplikasi diketahui bahwa aplikasi berbasis web yang dapat dimanfaatkan dengan baik adalah sebanyak 27 aplikasi, lalu 3 aplikasi memiliki konten yang tidak termutakhirkan, 2 aplikasi sedang dalam tahap pengembangan dan sisanya 4 aplikasi yang pemanfaatannya belum optimal. Hasil ini menunjukkan perlu adanya perbaikan terkait efektivitas pengembangan aplikasi, pemanfaatan aplikasi (aplikasi yang dikembangkan harus dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang) serta keselarasan aplikasi dengan Rencana Induk Teknologi Informasi dan Komunikasi (RITIK) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendukung implementasi Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik ini bertujuan untuk mewujudkan birokrasi pemerintahan dan pelayanan publik yang berkinerja tinggi,

(15)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 15 -

dengan karakteristik integratif, dinamis, transparan, dan inovatif

Sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi diberikan mandat untuk melakukan penilaian terkait penerapan SPBE di seluruh instansi Pemerintahan. Adapun hasil penilaian SPBE di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3

Penilaian Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)

Nilai Indeks SPBE dan

Domain

Aspek 2018 2019

Indeks SPBE 2,81 3,25

Domain Kebijakan SPBE 2,00 2,76

Domain Tata Kelola 2,71 2,86

Domain Layanan SPBE 3,12 3,61

Sumber: Hasil Penilaian Penyelenggaraan SPBE yang dapat diakses di Portal SPBE Nasional (http://spbe.go.id/moneval)

3) Pengawasan

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), telah mengamanatkan kepada setiap Instansi Pemerintah untuk menyelenggarakan SPIP di lingkungan organisasinya masing-masing. Tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP dalam mencapai tujuan pengendalian internal ditandai oleh eksistensi control design yang bersifat hard control dan soft control dinilai melalui Maturity Level Penyelenggaran SPIP yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah melakukan penilaian maturitas SPIP sebanyak dua kali, yakni pada tahun 2017 dan tahun 2019. Pada tahun 2017, nilai maturitas SPIP Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah 2,35. Pada tahun 2019 nilai maturitas SPIP di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

(16)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 16 -

adalah 3,33. Hal ini menandakan bahwa Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah berhasil mencapai target RPJMN 2015-2019 yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah tidak hanya mengamanatkan tentang maturitas SPIP tetapi juga pelaksanaan manajemen risiko. Pelaksanaan manajemen risiko di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah dilaksanakan sejak terbitnya Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 1 Tahun 2019 tentang penerapan Manajemen Risiko di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Kegiatan yang telah dilakukan dalam penerapan manajemen risiko adalah Penandatangan Piagam Manajemen Risiko oleh masing-masing Pejabat Eselon I. Dalam Piagam Manajemen Risiko tersebut ditetapkan lingkungan dan batasan dalam pelaksanaan manajemen risiko. Piagam Manajemen Risiko juga mengisyaratkan penyusunan dokumen penilaian risiko,

penyusunan dokumen penanganan risiko, dan

penyelenggaraan rapat berkala untuk membahas pelaksanaan proses Manajemen Risiko di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

e. Sumber Daya Manusia

Mewujudkan sumber daya manusia yang kompeten merupakan salah satu tugas yang diampu oleh Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah melakukan berbagai upaya melalui:

(17)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 17 -

1) Pengadaan dan Penyiapan pegawai yang profesional sesuai standar kompetensi yang diharapkan adalah salah satu fungsi dari Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam mendukung keberhasilan organisasi. Pemenuhan kebutuhan SDM dilaksanakan melalui perencanaan, penetapan dan pengadaan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS. Pelaksanaan sistem perencanaan dan penetapan kebutuhan pegawai sebagaimana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan tersebut adalah meliputi pelaksanaan penetapan kebutuhan CPNS dan kebutuhan pegawai jabatan struktural. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah melaksanakan perekrutan CPNS sebanyak 3 (tiga) kali yang berasal dari seleksi CPNS umum dan CPNS lulusan Politeknik Keuangan Negara STAN.

2) Menyediakan informasi mengenai kompetensi PNS dengan menggunakan metode Assessment Center yang dilakukan oleh assessor internal pemerintah (Badan Kepegawaian Negara) untuk level jabatan pelaksana dan juga bekerjasama dengan assessor independen untuk level Jabatan Administrasi dan Jabatan Pimpinan Tinggi. Sampai dengan Tahun 2019, telah diselenggarakan beberapa kali asesmen bagi para pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Total pejabat dan pegawai yang telah mengikuti asesmen adalah 514 orang dari total pegawai 617 orang. Adapun total pegawai yang memenuhi standar kompetensi adalah sebanyak 458 orang.

(18)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 18 -

Tabel 1.4

Persentase Sumber Daya Manusia yang Memenuhi Standar Kompetensi Indikator Kinerja Utama Tahun Target Realisasi %

Kinerja Persentase Sumber Daya

Manusia yang memenuhi Standar Kompetensi 2015 75% 82% 109% 2016 75% 71,87% 95,73% 2017 90% 85% 94% 2018 90% 89,40% 99,33% 2019 90% 89,10% 99%

Sumber: Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mampu memenuhi target persentase sumber daya manusia yang memenuhi standar kompetensi. Capaian realisasi terlihat naik dari tahun ke tahun kecuali pada tahun 2016 dan tahun 2019, meski begitu persentase kinerja Sekretariat terkait hal ini konsisten diatas 94% dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.

Sasaran strategis lainnya yang ingin dicapai dalam tujuan strategis ini sebagai dampak dari penugasan lain dari Presiden adalah Perbaikan Kemudahan Berusaha, Terwujudnya Percepatan dan Efektivitas Kebijakan Ekonomi dan Terwujudnya Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian Kebijakan Ekonomi.

f. Perbaikan Kemudahan Berusaha

Berbagai upaya perbaikan iklim usaha yang dilakukan oleh pemerintah menghasilkan peningkatan yang signifikan pada peringkat Ease of doing Business (EoDB) dari peringkat 106 pada tahun 2015 menjadi 91 pada tahun 2016, meningkat pesat pada tahun 2017 menjadi peringkat 72, dan turun satu peringkat pada tahun 2018 dan 2019, menjadi peringkat 73. Indonesia tidak mengalami perubahan posisi dalam hal peringkat kemudahan berusaha peringkat 73, sama dengan posisi tahun lalu dalam Laporan Doing Business 2019 karena 35 negara melakukan perbaikan yang lebih signifikan dibanding Indonesia 10

(19)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 19 -

diantaranya merupakan negara top reformer, namun setidaknya Indonesia tidak menjadi bagian dari 75 (tujuh puluh lima) negara yang mengalami penurunan peringkat dalam Laporan Doing Business 2020.

Untuk mencapai target peringkat pada Laporan Doing Business, Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah memberikan dukungan dalam memfasilitasi penyelenggaraan koordinasi perbaikan di berbagai sektor guna mendukung upaya perbaikan iklim usaha di Indonesia. Upaya yang telah dilakukan mencakup perbaikan kebijakan dan layanan publik, perbaikan regulasi secara berkelanjutan, serta memantau implementasi dari kebijakan di lapangan untuk memastikan efektivitas dari penyelenggaraan regulasi dan kebijakan yang berlaku dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan usaha di sektor formal di Indonesia.

Gambar 1.1

Peringkat Ease of Doing Business Indonesia 2014-2019

(20)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 20 -

g. Kebijakan Percepatan dan Efektivitas Kebijakan Ekonomi

Pemerintah telah meluncurkan 16 (enam belas) Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) selama periode kurun 2015 – 2018. Paket Rekomendasi Percepatan dan Efektivitas Kebijakan Ekonomi merupakan gabungan hasil kinerja dari sejumlah bidang koordinasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Peranan Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam pelaksanaan tugas Satuan Tugas Pemerataan Kebijakan Ekonomi (PKE) adalah dalam bentuk dukungan teknis dan operasional Satgas PKE, serta koordinasi lintas unit kerja di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, lintas Kementerian/Lembaga, dan dengan stakeholder terkait. Peranan dimaksud antara lain dengan penetapan Keputusan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 52 Tahun 2016 tentang Tim Teknis Pada Unit Pendukung Satuan Tugas Percepatan dan Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi dan Keputusan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 37 Tahun 2017 tentang Tim Teknis Pada Unit Pendukung Satuan Tugas Percepatan dan Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi.

Target kinerja Sekretariat yang ditetapkan oleh Sekretariat dalam mendukung Kebijakan Percepatan dan Efektivitas Kebijakan Ekonomi berupa paket rekomendasi percepatan dan efektivitas kebijakan ekonomi, terdiri atas rekomendasi-rekomendasi kebijakan yang dihasilkan oleh Satgas PKE.

(21)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 21 -

Gambar 1.2

Linimasa Paket Kebijakan Ekonomi I-XVI

Tabel 1.5

Realisasi Percepatan dan Efektivitas Kebijakan Ekonomi Indikator

Kinerja Utama Tahun Target Realisasi

% Kinerja Jumlah Paket Rekomendasi Percepatan dan Efektivitas Kebijakan Ekonomi

2018 Rekomendasi 4 Paket Rekomendasi 4 Paket (Memuaskan) 100%

2019 Rekomendasi 1 Paket Rekomendasi 1 Paket (Memuaskan) 100% Sumber: Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian

h. Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian Kebijakan Perekonomian

Sekretariat Kementerian Koordinator selain menjalankan tugas layanan manajemen juga melaksanakan penugasan khusus yang bersifat lintas unit kerja. Salah satu penugasan khusus yang diemban oleh Sekretariat Kementerian adalah dukungan kegiatan Komite Ekonomi dan Industri Nasional dan Kebijakan Pemerataan Ekonomi. Terkait dengan tugas ini, Sekretariat Kementerian diharapkan dapat mewujudkan 1 paket rekomendasi yang terdiri atas rekomendasi-rekomendasi

(22)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 22 -

kebijakan yang terbagi ke dalam dua kegiatan, yaitu Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) dan Kebijakan Pemerataan Ekonomi. Pada tahun 2019, perhitungan capaian kinerja diperoleh sebesar 100% dengan kategori “Memuaskan”.

Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tentang Komite Ekonomi dan Industri Nasional. KEIN mempunyai tugas untuk melakukan pengkajian terhadap permasalahan ekonomi dan Industri nasional, regional dan global, menyampaikan saran tindak strategis dalam menentukan kebijakan ekonomi dan industri yang diberikan Presiden, dan melaksanakan tugas lain dalam lingkup ekonomi dan industri yang diberikan Presiden.

Untuk membantu pelaksanaan tugas Komite Ekonomi dan Industri Nasional, dibentuk 17 kelompok kerja. Dalam pelaksanaan tugasnya, Komite Ekonomi dan Industri Nasional dibantu oleh sebuah sekretariat yang secara fungsional dilakukan oleh salah satu unit kerja di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Pada tahun 2019, sekretariat KEIN secara fungsional dilakukan oleh Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, melalui Biro Perencanaan.

Pemerintah telah menyusun Kebijakan Pemerataan Ekonomi yang terdiri dari 3 pilar utama yaitu lahan, kesempatan, dan kapasitas SDM. Berdasarkan 3 pilar utama kebijakan ekonomi ini, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyusun rekomendasi KPE yang terkait dengan 10 (sepuluh) bidang yakni: a) Sinkronisasi Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial, b) Pertanian, c) Perkebunan, d) Perumahan Perkotaan, Urbanisasi, Pengembangan Rest Area, Pengembangan Pusat-Pusat Kota Baru di Luar Jawa, e) Nelayan dan Budidaya Rumput Laut, f) Sistem Pajak Berkeadilan, g) Manufaktur dan ICT, h) Ritel dan Pasar, i) Pembiayaan dan Anggaran Pemerintah, dan j) Vokasi.

(23)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 23 -

Adapun capaian paket rekomendasi terkait pelaksanaan tugas-tugas diatas adalah sebagai berikut:

Tabel 1.6

Capaian atas Rekomendasi Hasil Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Bidang Perekonomian

Indikator

Kinerja Utama Tahun Target Realisasi

% Kinerja Jumlah Paket Rekomendasi Hasil Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Bidang Perekonomian 2018 1 Paket

Rekomendasi Rekomendasi 1 Paket (Memuaskan) 100%

2019 1 Paket Rekomendasi 1 Paket Rekomendasi 100% (Memuaskan)

Paket Rekomendasi Hasil Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Bidang Perekonomian terdiri atas rekomendasi Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) dan Rekomendasi Kebijakan Pemerataan Ekonomi.

Sumber: Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian 2. Tersedianya Sarana dan Prasarana yang Berkualitas.

Sasaran strategis yang ingin diwujudkan dalam tujuan strategis ini adalah Tersedianya sarana dan prasarana yang berkualitas untuk seluruh pegawai. Indikator yang digunakan untuk mengukur sasaran ini adalah persentase pemenuhan sarana dan prasarana yang berkualitas untuk seluruh pegawai. Indikator ini diukur dengan membandingkan antara realisasi belanja modal dengan target pengadaan aset tetap pada tingkat output belanja Layanan Internal (Overhead). Tujuan pengukuran ini adalah agar sarana dan prasarana perkantoran dapat dipenuhi dengan memaksimalkan realisasi dari target pengadaan belanja modal aset tetap.

Tabel 1.7

Persentase Pemenuhan Sarana dan Prasarana yang Berkualitas untuk Seluruh Pegawai 2015-2019

Persentase pemenuhan sarana dan prasarana yang berkualitas untuk

seluruh pegawai

2015 2016 2017 2018 2019

100% 100% 100% 76,62% 99,86% Sumber: Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian

(24)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 24 -

Pada tahun 2018 terdapat penurunan persentase disebabkan turunnya Realisasi Belanja Modal pada Layanan Internal. Di tahun tersebut terdapat penambahan pagu pada Belanja Modal pada Layanan Internal (Overhead) di tengah tahun sehingga realisasi belanja modal hanya sebesar 76,62%. Nilai realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin pada tahun 2019 sangat optimal, dan jauh meningkat dibandingkan tahun 2018. Hal ini disebabkan perencanaan anggaran yang lebih baik dibandingkan tahun 2018, adapun realisasi tahun 2019 adalah sebesar 99,86% dari total pagu.

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Dalam rangka menjaga efektivitas dan kelancaran pelaksanaan tugas Sekretariat sebagai unit pendukung di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada periode 2020-2024, maka perlu dilakukan identifikasi potensi dan permasalahan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun strategi yang sesuai dengan tugas dan fungsi Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Beberapa aspek yang dikelola oleh Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sesuai Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah (1) Pengelolaan Anggaran dan Keuangan, (2) Pengelolaan Organisasi dan Tata Laksana, (3) Pengelolaan Sumber Daya Manusia, (4) Legislasi dan Advokasi, (5) Manajemen Barang Milik Negara dan Administrasi Umum (6) Pengelolaan Data dan Informasi, (7) Pengelolaan Hubungan Masyarakat, dan (8) Pelaksanaan Tugas Khusus. 1. Pengelolaan Anggaran dan Keuangan

Potensi:

a. Kementerian Koordinator telah menerapkan konsep penganggaran berbasis kinerja melalui penguatan efektivitas penyusunan program dan anggaran.

b. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memiliki tren penyerapan anggaran yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

(25)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 25 -

c. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terus memperbaiki proses bisnis pengelolaan anggaran dan keuangan dengan mengembangkan sistem informasi dan digitalisasi dokumen keuangan.

d. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian secara aktif menggunakan aplikasi terkait anggaran dan keuangan yang dikembangkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan Kementerian Keuangan.

e. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian hanya memiliki dua satker, hal ini memungkinkan proses pengelolaan anggaran dan keuangan yang sederhana.

Permasalahan:

a. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sering mendapatkan penugasan khusus dari Presiden seiring dengan perubahan kondisi perekonomian, hal ini membutuhkan fleksibilitas pengelolaan anggaran yang mampu memfasilitasi pelaksanaan tugas tersebut.

b. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian belum menerapkan pendekatan kinerja balances scorecard secara maksimal, sehingga keselarasan antara penganggaran dan kinerja masih belum terwujudkan dengan sempurna.

c. Saat ini fungsi Kesekretariatan di unit kerja dijalankan oleh Asisten Deputi yang merangkap sebagai Sekretaris Deputi, adapun pelaksanaan fungsi tersebut dijalankan oleh satu unit level Eselon III yakni Bidang Program dan Tata Kelola. Tingginya kompleksitas tugas Bidang Program dan Tata Kelola ini seringkali menjadi hambatan dalam koordinasi terkait pengelolaan program dan anggaran.

(26)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 26 -

2. Pengelolaan Organisasi dan Tata Laksana Potensi:

a. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian merupakan tipe Kementerian Kecil dengan rentang organisasi yang tidak terlalu lebar.

b. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melakukan evaluasi organisasi secara berkala.

c. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menyusun konsep proses bisnis sampai dengan level 3.

d. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memiliki e-sop yang merupakan bank data SOP di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Permasalahan:

a. Penambahan tugas fungsi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 37 tentang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yang semula hanya berfokus pada koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kini bertambah menjadi penyelesaian masalah, pengawalan program prioritas dan pengelolaan isu. Beberapa dampak yang ditimbulkan dari penambahan tugas ini adalah penambahan beban kerja, penyesuaian analisis jabatan, penyesuaian proses bisnis dan SOP.

b. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian masih dalam proses menindaklanjuti kebijakan terkait penyederhanaan organisasi. Kedepannya, beberapa hal yang perlu diantisipasi terkait hal ini adalah penyesuaian struktur organisasi, perubahan jabatan dari eselon III dan IV menjadi jabatan fungsional, penyesuaian kelas jabatan, analisa beban kerja dan analisa jabatan, serta standar kompetensi.

(27)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 27 -

c. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sering kali mendapat penugasan khusus dari presiden sehingga diperlukan kapasitas organisasi yang cukup fleksibel untuk menjalankan penugasan tersebut.

3. Pengelolaan Sumber Daya Manusia Potensi:

a. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah mengimplementasikan sistem merit secara optimal dan efektif dengan kategori IV (sangat Baik).

b. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah mengembangkan sistem informasi yang mempermudah pelayanan di bidang sumber daya manusia.

c. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian saat ini tengah mengembangkan sistem manajemen talenta.

d. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memiliki komposisi pegawai milenial yang cukup tinggi.

Permasalahan:

a. Penyederhanaan Birokrasi melalui pemangkasan Eselon III dan IV menyebabkan perubahan proses bisnis yang cukup besar dalam manajemen sumber daya manusia meliputi pola karir, pola mutasi, pengembangan pegawai dan penilaian kinerja.

b. Dalam menunjang tugas fungsi Kementerian maka diperlukan Sumber Daya Manusia dengan kompetensi yang tinggi, terkait dengan hal ini Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian belum memiliki standar kompetensi teknis dan belum seluruh pegawai yang memenuhi standar kompetensi manajerial.

c. Arah kebijakan pengelolaan ASN Nasional yang sering kali berubah.

(28)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 28 -

e. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sering mendapatkan penugasan khusus dari Presiden sehingga memerlukan fleksibilitas manajamen SDM dan ketersediaan SDM yang dapat melaksanakan penugasan tersebut.

4. Legislasi dan Advokasi Potensi:

a. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah mengembangkan sistem informasi dalam rangka mengoptimalkan layanan hukum khususnya di bidang penyusunan produk hukum, publikasi dan dokumentasi produk hukum.

b. Pemekaran unit yang bertugas memberikan layanan legislasi dan advokasi diharapkan dapat lebih memperkuat kualitas layanan. c. Peran Sekretariat dalam mengkoordinasi dan sinkronisasi

kebijakan internal mendorong terciptanya produk hukum yang berkualitas.

Permasalahan:

a. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memiliki tugas untuk mengkoordinasikan seluruh kebijakan ekonomi lintas Kementerian/Lembaga Teknis, hal ini membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten.

b. Arah kebijakan nasional yang mensyaratkan adanya penyederhanaan peraturan memerlukan upaya koordinasi yang lebih intens serta resource yang cukup baik dari jumlah Sumber Daya Manusia dan ataupun sarana prasarana.

5. Manajemen Barang Milik Negara dan Administrasi Umum Potensi:

a. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian merupakan tipe Kementerian Kecil dengan jumlah Barang Milik Negara (BMN) yang relatif tidak banyak.

b. Pengadaan Barang Modal terpusat di Sekretariat, sehingga mempermudah proses pengelolaan awal BMN.

(29)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 29 -

c. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah memiliki Peraturan-peraturan dasar pengelolaan kearsipan.

d. Tingkat kepuasan terhadap pelayanan kerumahtanggaan selama beberapa tahun terakhir tercatat “Baik”.

Permasalahan:

a. Belum tersedianya tempat penyimpanan Barang/Gudang.

b. Penggabungan fungsi pengadaan dan pengelolaan barang BMN berada dalam satu unit, hal ini membutuhkan SOP yang efektif agar kualitas pengelolaan dan akuntabilitas pelaksanaan tugas terjaga.

c. Mobilitas BMN yang tinggi membutuhkan pengawasan BMN yang baik.

d. Perubahan struktur organisasi mengakibatkan perlunya perubahan/penyesuaian terhadap peraturan-peraturan terkait pengelolaan kearsipan.

e. Kebutuhan sarana prasarana kantor yang berubah-ubah dikarenakan adanya penugasan khusus presiden yang sifatnya mendadak.

6. Pengelolaan Data dan Informasi Potensi:

a. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah memiliki Rencana Induk Teknologi Informasi dan Komunikasi.

b. Kementerian Koordinator terus melakukan perbaikan, upgrading dan pemeliharaan infrastruktur TIK

c. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terus mengoptimalkan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, hal ini terlihat dengan tersedianya ragam TIK yang dapat mempermudah proses bisnis dan pelaksanaan tugas/fungsi.

d. Pengumpulan data yang semakin ekstensif dalam rangka mendukung pengambilan kebijakan.

(30)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 30 - Permasalahan:

a. Meningkatnya kebutuhan TIK sejalan dengan bertambahnya kompleksitas tugas dan fungsi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang perlu diimbangi dengan adanya standar dalam perencanaan dan pengembangan TIK.

b. Belum tersedianya portal satu data Perekonomian yang mengakomodir kebutuhan data seluruh unit kerja dan mempermudah data sharing lintas unit kerja.

7. Pengelolaan Hubungan Masyarakat Potensi:

a. Semakin banyak platform media komunikasi/sosial yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi publik.

b. Pemekaran unit yang menangani humas dan strategi publikasi kebijakan diharapkan dapat mengoptimalkan peran humas dalam mendukung pengambilan ataupun diseminasi kebijakan. c. Makin banyak ASN yang memiliki media sosial yang dapat

digunakan dalam diseminasi kebijakan ataupun identifikasi isu yang harus ditindaklanjuti.

Permasalahan:

a. Semakin tingginya keingintahuan publik terkait informasi yang dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk membuat isu yang menggiring opini masyarakat serta adanya potensi kebocoran informasi yang bersifat rahasia.

b. Arus informasi yang cepat membuat peredaran berita negatif atau

hoax harus ditangani dengan maksimal.

c. Tambahan tugas yang diemban kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam pengelolaan isu terkait kebijakan di bidang perekonomian menuntut strategi komunikasi yang efektif.

(31)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 31 - 8. Pelaksanaan Tugas Khusus

Potensi:

a. Awareness para stakeholder yang cukup tinggi terkait pentingnya penugasan yang diberikan oleh Presiden.

b. Rentang organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang tidak lebar mempermudah koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan tugas khusus.

Permasalahan:

a. Dinamika penugasan khusus yang mengikuti perkembangan kondisi membutuhkan kesiapan organisasi yang tinggi, baik dari segi sumber daya manusia, sarana prasarana, IT dan anggaran. b. Kompleksitas penugasan khusus yang tinggi dan harus

diimbangi dengan proses koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian yang tinggi.

(32)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 32 - BAB II

VISI, MISI, NILAI-NILAI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

A. VISI SEKRETARIAT KEMENTERIAN

Visi Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tahun 2020-2024 adalah “Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik untuk mendorong tercapainya visi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian”, yakni:

Visi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian:

“Mewujudkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Berkeadilan, dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.”

B. MISI SEKRETARIAT KEMENTERIAN

Dalam rangka mendukung pencapaian seluruh Misi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan memenuhi kebutuhan serta tuntutan masyarakat terkait penyelenggaraan good governance, misi Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah “Mewujudkan tata kelola sumber daya organisasi yang efektif untuk mendorong tercapainya misi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian”. Misi ini akan diwujudkan melalui:

1. Menciptakan budaya kerja berbasis kinerja dan nilai Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

2. Menerapkan tata kelola organisasi yang efektif dan akuntabel. 3. Mewujudkan sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya. 4. Menerapkan strategi komunikasi publik yang adaptif sesuai dengan

tuntutan publik dan organisasi.

5. Menyediakan layanan manajemen yang terintegrasi.

6. Menyediakan TIK yang mampu menjadi enabler proses bisnis organisasi.

(33)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 33 -

7. Mengembangkan pengelolaan BMN yang akuntabel dan mampu memenuhi kebutuhan.

8. Menyediakan rekomendasi-rekomendasi strategis untuk mendukung proses pengambilan kebijakan.

C. TUJUAN SEKRETARIAT KEMENTERIAN

Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memiliki kewajiban untuk mendorong pencapaian seluruh tujuan strategis Kementerian, namun Sekretariat Kementerian memiliki tanggung jawab penuh terhadap pencapaian tujuan strategis yakni “Terwujudnya Aparatur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang Profesional, Inovatif, dan Berintegritas”. Tujuan strategis Kementerian ini selanjutnya dijabarkan ke dalam dua tujuan Sekretaris kementerian yakni:

1. Terwujudnya Aparatur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang profesional, Inovatif dan Berintegritas.

2. Optimalisasi fungsi decision support dan special mission. D. SASARAN STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN

Dalam rangka mewujudkan Sasaran Strategis Kementerian yakni “Terwujudnya Aparatur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang Profesional, Inovatif, dan Berintegritas”, Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan 3 (tiga) sasaran strategis yang dikelompokkan ke dalam 2 (dua) tujuan, yakni:

1. Sasaran strategis yang mendukung pencapaian tujuan Terwujudnya Aparatur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang profesional, Inovatif dan Berintegritas adalah:

a) Terciptanya Tata Kelola Kementerian Koordinator yang baik; b) Terwujudnya Pelayanan Prima.

2. Sasaran strategis yang mendukung pencapaian tujuan Optimalisasi fungsi decision support dan special mission yaitu pelaksanaan harmonisasi kebijakan di bidang perekonomian yang efektif.

(34)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 34 - E. NILAI-NILAI SEKRETARIAT KEMENTERIAN

Nilai-nilai Kementerian merupakan acuan bagi seluruh komponen organisasi untuk bekerja dan bersikap. Implementasi nilai-nilai Kementerian ke dalam perilaku organisasi merupakan suatu keharusan agar visi dan misi yang telah ditetapkan dapat tercapai. Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 1 Tahun 2014, makna dari nilai-nilai Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah:

1. Profesional (professional)

Melaksanakan pekerjaan atas dasar pengetahuan dan keahlian khusus untuk meningkatkan kinerja individu dan organisasi.

2. Integritas (integrity)

Mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap kesepakatan, aturan dan ketentuan serta undang-undang yang berlaku melalui loyalitas profesi dalam memperjuangkan tujuan organisasi.

3. Kerja Sama (team work)

Kemampuan menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama dengan menjadi bagian dari suatu kelompok untuk menciptakan sinergi dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

4. Inovasi (innovation)

Mencerminkan kemauan dan kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan implementasi yang lebih baik dalam memperbaiki kualitas proses dan hasil kerja di atas standar.

5. Tanggung Jawab (responsibility)

Menjalankan tugas dan kewajiban yang dibebankan secara sungguh-sungguh dan tuntas serta memikul konsekuensi atas hasil yang telah disepakati.

(35)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 35 - BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

Penyusunan strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian harus selaras dan mendukung pencapaian arah kebijakan strategi di tingkat nasional dan kementerian. Berikut penjabaran dari strategi nasional dan kementerian ke dalam strategi unit organisasi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian:

A. STRATEGI NASIONAL DAN KEMENTERIAN YANG DIAMANATKAN DAN

MENJADI TANGGUNG JAWAB SEKRETARIAT KEMENTERIAN

KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN 1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 merupakan dokumen perencanaan strategis nasional yang berisikan visi, misi dan program presiden terpilih. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 yang merupakan tahapan terakhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, memiliki sasaran untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan pembangunan struktur perekonomian yang kokoh dan berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah, didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. RPJMN 2020-2024 yang merupakan titik tolak untuk mencapai Visi Indonesia 2045 yaitu Indonesia Maju, menitikberatkan penguatan proses transformasi ekonomi dalam rangka mencapai tujuan pembangunan tahun 2045 pada pencapaian infrastruktur, pengembangan kualitas sumber daya manusia, penyelenggaraan layanan publik, serta peningkatan kesejahteraan rakyat yang lebih baik, maka tema pembangunan

(36)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 36 -

nasional yang juga merupakan Visi Presiden dan Wakil Presiden telah ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024 adalah:

“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong “

Gambar 1.3 Misi dan Arahan Presiden

Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2020-2024

Arahan Presiden yang berkaitan langsung dengan peran, tugas, dan fungsi Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah (1) Pembangunan Sumber Daya Manusia dan (2) Penyederhanaan Birokrasi. RPJPN 2005 – 2025, Visi Indonesia 2045, dan Visi Misi Presiden menjadi landasan utama penyusunan RPJMN 2020–2024, yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam 7 (tujuh) Agenda Pembangunan. Selanjutnya agenda-agenda pembangunan tersebut diwujudkan melalui Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas serta Proyek Strategis Prioritas yang juga disebut dengan Major Project.

Gambar 1.4

7 Agenda Pembangunan RPJMN 2020-2024

(37)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 37 -

Dari ke-7 (tujuh) Agenda Pembangunan dan Arah Kebijakan Pembangunan Nasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendukung seluruh Agenda Pembangunan tersebut. Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berkontribusi pada 2 (dua) Agenda Pembangunan dan Arah Kebijakan Nasional berikut:

a) Agenda Pembangunan ke-1, “Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkualitas dan Berkeadilan”, dengan Arah Kebijakan dan Strategi berikut:

1) Mewujudkan Pemulihan Ekonomi Nasional dan

Transformasi Ekonomi yang Berkualitas dan Berkeadilan, melalui Perumusan Rekomendasi Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional yang Tepat dan Responsif.

2) Mewujudkan Pemerataan Ekonomi Nasional melalui Koordinasi Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Pemerataan Ekonomi dan Monitoring Pelaksanaan Kebijakan Pemerataan Ekonomi.

3) Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dengan memperluas kesempatan berusaha melalui Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Cipta Kerja yang Berkualitas.

4) Mendorong Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Perekonomian melalui Penyusunan Rekomendasi Rekomendasi Percepatan dan Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi.

b) Agenda Pembangunan ke-4, “Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan”, dengan arah kebijakan dan strategi berikut: Penguatan Penerapan Revolusi Mental dalam Tata Kelola Pemerintahan dan Penguatan dukungan terhadap Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) melalui Gerakan Indonesia Mandiri (GIMa).

(38)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 38 - Peran Sekretariat Kementerian:

a) Perumusan Rekomendasi Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional

Perekonomian global sedang mengalami guncangan akibat Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan tentu saja hal ini juga berdampak pada perekonomian Indonesia. Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia terkoreksi cukup dalam sebesar -(5,23) pada Kuartal II Tahun 2020. Pemerintah berupaya untuk menangani pandemi baik dalam penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi yang terdampak dengan membentuk Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), dalam hal ini peran Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah membantu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional melalui pemberian dukungan terhadap pelaksanaan Sekretariat KPC-PEN.

b) Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Pemerataan Ekonomi

Dalam rangka mewujudkan Pemerataan Ekonomi Nasional, Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memiliki peran dalam mengkoordinasikan sektor-sektor yang terkait dalam perumusan Kebijakan Pemerataan Ekonomi yang berkualitas.

c) Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Cipta Kerja yang Berkualitas

Sampai dengan saat ini terdapat beberapa kebijakan di bidang perekonomian yang saling tumpang tindih. Hal ini dapat mengganggu iklim usaha di Indonesia. Untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dan atraktif yang serta terhindar dari ancaman middle income trap Pemerintah melakukan reformasi kebijakan melalui Omnibus Law UU Cipta Kerja. Omnibus Law

(39)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 39 -

menyederhanakan sekaligus sejumlah peraturan perundang-undangan.

Omnibus Law Cipta kerja terdiri dari 11 klaster yaitu: 1) Simplifikasi perizinan tanah, 2) Persyaratan investasi, 3) Ketenagakerjaan 4) Kemudahan dan perlindungan UMKM, 5) Kemudahan berusaha, 6) Dukungan riset dan invoasi, 7) Administrasi pemerintahan, 8) Pengenaan sanksi, 9) Pengendalian lahan, 10) Kemudahan proyek pemerintah, 11) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Peranan Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam pelaksanaan Omnibus Law Cipta Kerja adalah melalui dukungan teknis dan operasional kegiatan koordinasi kebijakan cipta kerja, serta koordinasi lintas unit kerja di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian/Lembaga, dan dengan stakeholder terkait.

d) Penyusunan Rekomendasi Percepatan dan Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi

Pemerintah terus melakukan serangkaian kebijakan dalam rangka meningkatkan daya saing investasi, daya saing industri dan ekspor, serta daya beli masyarakat yang terangkum dalam Paket Kebijakan Ekonomi I-XVI. Adapun kegiatan yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam rangka penyusunan rekomendasi percepatan dan efektivitas pelaksanaan kebijakan meliputi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, pemantauan dan evaluasi dan penyelesaian kasus.

e) Revolusi Mental dalam Tata Kelola Pemerintahan

Dalam rangka mendukung implementasi revolusi mental dan pembangunan kebudayaan di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Sekretariat selaku unit yang memiliki peran sebagai unit penggerak selalu mengawal penerapan nilai-nilai Kementerian Koordinator Bidang

(40)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 40 -

Perekonomian yakni PIKIR (Profesional, Integritas, Kerja Sama, Inovatif, dan Responsibility). Penerapan nilai ini di monitoring secara berkala melalui pengisian Survei Penerapan PIKIR yang hasilnya digunakan sebagai dasar dalam penguatan perwujudan nilai-nilai kementerian.

Selain penerapan nilai-nilai kementerian, revolusi mental dalam kelola juga dilakukan melalui penciptaan budaya organisasi yang berbasis kinerja dan kompetensi. Penguatan budaya kerja organisasi dilakukan sejalan dengan penerapan Reformasi Birokrasi khususnya pada area Manajemen Perubahan. Fokus penerapan area ini adalah (a) Peningkatan Komitmen dan dan Implementasi Perubahan (reform), (b) Penguatan Nilai Integritas, (c) Pengembangan dan penguatan peran agen perubahan dan role model, (d) Pengembangan Budaya Kerja dan Cara Kerja yang adaptif. Pelaksanaan reformasi birokrasi dalam area Manajemen Perubahan ini diturunkan ke dalam rencana aksi kelompok kerja manajemen perubahan untuk dapat dilaksanakan dan di monitoring pelaksanaannya secara berkala.

Revolusi mental dapat diterapkan secara optimal apabila diimbangi dengan sistem manajemen SDM yang efektif. Penerapan manajemen SDM di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS. Adapun dua poin penting yang mendukung penerapan revolusi mental ASN adalah penghargaan (reward) dan disiplin (punishment) yang secara umum diketahui sebagai pendekatan utama dalam membentuk perilaku tertentu. Unit kerja yang menangani bagian SDM secara konsisten mengelola penerapan penghargaan (reward) dan disiplin (punishment) di

(41)

masing-KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 41 -

masing unit kerja dan melaporkan pelaksanaannya secara berkala.

f) Penguatan Pusat-Pusat Perubahan Gerakan Revolusi Mental Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 12 Tahun 2016 Gerakan Nasional Revolusi Mental mengamanatkan pelaksanaan lima fokus program GNRM yakni (1) Gerakan Indonesia Melayani, (2) Gerakan Indonesia Bersih, (3) Gerakan Indonesia Tertib, (4) Gerakan Indonesia Mandiri, dan (5) Gerakan Indonesia Bersatu. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian secara aktif mengkoordinasikan Program Gerakan Indonesia Mandiri dan bertanggung jawab atas terwujudnya perilaku masyarakat Indonesia yang mandiri.

Gerakan Indonesia Mandiri (GIMa) memiliki beberapa program yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian antara lain:

1) peningkatan perilaku yang mendukung tercapainya kemandirian bangsa dalam berbagai sektor kehidupan; 2) peningkatan perilaku yang mendukung tercapainya

pertumbuhan kewirausahaan dan ekonomi kreatif;

3) peningkatan peran koperasi dan UMKM terhadap ekonomi nasional;

4) peningkatan perilaku yang mendukung tercapainya pemerataan ekonomi dan pengembangan potensi daerah tertinggal;

5) peningkatan perilaku yang mendukung penggunaan produk dan sebesar-besarnya komponen dalam negeri;

6) peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga kerja;

7) peningkatan penelitian dan pengembangan di bidang ekonomi, pangan, dan energi;

8) peningkatan sinergi penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang kemandirian di bidang ekonomi, pangan, dan energi;

(42)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 42 -

9) peningkatan penggunaan hasil penelitian dan pengembangan teknologi dalam negeri;

10) pemberian kemudahan bagi perseorangan atau perusahaan dalam negeri untuk mendaftarkan dan pemeliharaan Hak Kekayaan Intelektual;

11) peningkatan internalisasi nilai-nilai persaingan usaha yang sehat; dan

12) penyempurnaan peraturan perundang-undangan

(deregulasi).

Dalam rangka mendukung pencapaian program GIMA di atas, Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berperan sebagai unit yang mengkoordinasikan pelaksanaan GIMa di seluruh unit kerja Kemeterian Koordinator Bidang Perekonomian. Selain itu, Sekretaris Kementerian juga menjadi ketua pelaksana Pekan Kerja Nyata (PKN) yang merupakan salah satu kegiatan rutin dalam rangka diseminasi hasil capaian program GIMa.

2. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Berdasarkan Visi dan Misi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dirumuskan tujuan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah:

a) Terciptanya Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif, Produktif dan Berkualitas;

b) Terwujudnya Pemerataan Ekonomi yang Berkeadilan dan Pengurangan Kesenjangan;

c) Terwujudnya Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan;

d) Terwujudnya Peningkatan Daya Saing dan Kemandirian Perekonomian;

e) Terwujudnya Aparatur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang Profesional, Inovatif, dan Berintegritas.

(43)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 43 -

Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bertugas untuk mewujudkan tujuan Kementerian yakni “Terwujudnya Aparatur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang Profesional, Inovatif, dan Berintegritas”. Tujuan level Kementerian ini kemudian diturunkan ke dalam tujuan Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (1) Terwujudnya Aparatur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang profesional, Inovatif dan Integritas, dan (2) Terwujudnya optimalisasi fungsi

decision support dan special mission.

Adapun sasaran strategis yang ingin dicapai Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam rangka mewujudkan tujuan di atas, yaitu:

a) Terciptanya Tata Kelola Kementerian Koordinator yang baik; b) Terwujudnya Pelayanan Prima;

c) Pelaksanaan Harmonisasi Kebijakan di bidang perekonomian yang efektif.

3. Kerangka Regulasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Regulasi dan kelembagaan menjadi salah satu penghambat utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sehingga kerangka regulasi yang disusun secara tepat, sederhana dan fleksibel serta membuka inovasi yang konstruktif diyakini akan membantu memberikan fasilitas, mendorong, dan mengatur perilaku masyarakat serta penyelenggara negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pengambilan, Pengawasan, dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan di Tingkat Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah, memiliki kewenangan untuk memberikan persetujuan atas kebijakan dan/atau regulasi yang bersifat strategis dan mempunyai dampak luas kepada masyarakat, sebelum diusulkan kepada Presiden.

(44)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 44 -

Selain peran tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian juga mengusulkan rancangan peraturan pada tahun 2020-2024 yang terkait dengan bidang perekonomian sebagai berikut: a) Rancangan Undang-Undang tentang Cipta Kerja

Rancangan Undang-Undang tentang Cipta Kerja konsep

Omnibus Law merupakan rancangan peraturan yang disusun

untuk mengatasi permasalahan dalam ekosistem

ketenagakerjaan di Indonesia dalam menghadapi dunia persaingan yang kompetitif. Melalui konsep Omnibus Law ini, diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan tumpang tindih regulasi, sehingga dapat meningkatkan iklim investasi di Indonesia.

b) Revisi Perpres terkait Penataan Dewan Nasional dan Dewan Kawasan KEK

Revisi Perpres dalam Penataan Dewan Nasional dan Dewan Kawasan KEK upaya untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dan juga pemerintah daerah, sehingga melalui Revisi Perpres ini, akan dilakukan revitalisasi kelembagaan yang akan memberikan penegasan antara Dewan Nasional, Dewan Kawasan, dan Administrator, begitu juga dengan peningkatan status kelembagaan Sekretariat Dewan Nasional menjadi Sekretariat Jenderal, yang diharapkan akan memperkuat koordinasi dengan seluruh stakeholder.

Selaku unit yang memiliki tugas dalam koordinasi dan penyusunan peraturan perundang undangan serta pelaksanaan advokasi hukum, Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bertugas untuk mengkoordinasikan dua regulasi di atas mulai dari penyusunan hingga penetapan.

4. Kerangka Kelembagaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengalami transformasi organisasi dan kelembagaan yang meliputi tugas, fungsi,

(45)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 45 -

dan peran Kementerian yang didasarkan pada RPJMN 2020-2024 serta disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Dalam proses transformasi organisasi serta kelembagaan ini, tidak terlepas dari hasil evaluasi kelembagaan yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian juga melakukan penataan organisasi dengan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2019 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kementerian Negara Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024 serta Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara. Penataan dimaksud, telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 37 Tahun 2020 tentang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yang didalamnya mengatur tentang perubahan nomenklatur, tugas dan fungsi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Peraturan tersebut kemudian menjadi dasar ditetapkannya Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sebagai peraturan yang mengatur lebih lanjut tentang perubahan nomenklatur, tugas, dan fungsi unit-unit kerja di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Dalam pengaturan tersebut telah meliputi perubahan pada lingkup kementerian yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yang secara langsung dan tidak langsung juga mempengaruhi perubahan nomenklatur, tugas, dan fungsi beberapa unit kerja di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Selain itu, dengan mempertimbangkan kebutuhan organisasi, terdapat pemecahan unit kerja Eselon II pada Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yaitu Biro Hukum, Persidangan, dan Humas menjadi Biro Hukum dan Organisasi dan Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan.

(46)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 46 -

Selain adanya transformasi pada lingkup organisasi, Kerangka Kelembagaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian juga meliputi transformasi serta penataan pada beberapa lingkup berikut. a) Ketatalaksanaan;

b) Pengelolaan Sumber Daya Manusia;

c) Penerapan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik; d) Reformasi Birokrasi; dan

e) Sistem Pengendalian Internal Pemerintah dan Manajemen Risiko. Transformasi Organisasi dan Kelembagaan ini merupakan salah satu upaya dalam penciptaan budaya organisasi yang bersih dan akuntabel, serta dalam rangka mewujudkan tujuan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yaitu Terwujudnya Aparatur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang Profesional, Inovatif, dan Berintegritas.

B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI SEKRETARIAT KEMENTERIAN

KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Arah kebijakan dan strategi Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada tahun 2020-2024 dalam rangka mendukung agenda prioritas pembangunan nasional serta mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis baik di level Kementerian ataupun Sekretariat adalah sebagai berikut:

1. Terwujudnya Aparatur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang profesional, Inovatif dan Integritas

Kondisi yang ingin dicapai dalam tujuan ini adalah sebagai berikut:

a) Terciptanya Tata Kelola Kementerian Koordinator yang baik; b) Terwujudnya pelayanan yang prima.

2. Optimalisasi fungsi decision support dan special mission

Kondisi yang ingin dicapai dari tujuan ini adalah “Pelaksanaan Harmonisasi Kebijakan di Bidang Perekonomian yang Efektif.”

(47)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 47 -

Strategi yang dilakukan untuk mewujudkan kondisi di atas adalah sebagai berikut:

a) Terciptanya Tata Kelola Kementerian Koordinator yang Baik 1) Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang Efektif.

(a) Penguatan Komitmen seluruh Pimpinan dan Pegawai terhadap Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;

(b) Penetapan Roadmap Reformasi Birokrasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2020-2024;

(c) Monitoring pelaksanaan Reformasi Birokrasi diseluruh unit kerja secara berkala;

(d) Penguatan peran agen perubahan di masing-masing unit kerja;

(e) Evaluasi penerapan nilai Kementerian.

2) Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang Efektif.

(a) Menjadikan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja yang tercantum dalam Renstra 2020-2024 sebagai acuan dalam penyusunan Indikator Kinerja Utama Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja;

(b) Optimalisasi pelaksanaan dialog kinerja pada tingkat unit organisasi;

(c) Peningkatan efektivitas penyampaian hasil monitoring implementasi kinerja bulanan dan triwulanan untuk dilaporkan secara berkala kepada pimpinan;

(d) Optimalisasi penggunaan sistem manajemen kinerja. 3) Terciptanya Sumber Daya Manusia yang Profesional

(a) Meningkatkan tingkat partisipasi pegawai dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan;

Gambar

Gambar 1.3  Misi dan Arahan Presiden

Referensi

Dokumen terkait

Fotografi ekspresi “Kombinasi Cetak Anthotype dan Alih Imaji Dalam Fotografi Ekspresi : Simbolisasi Dampak Negatif Penggunaan Media Sosial” ini nantinya akan

Proses pertumbuhan ini meliputi pembentukan protein-protein tubuh, sehingga kelainan genetik atau struktur dan jumlah kromosom akan sangat mempengaruhi pembentukan

Peningkatan kekuatan mekanik material sebesar 24% dibandingkan dengan material tanpa penmabahan nanopartikel, ini terjadi pada penambahan fraksi massa SiO 2 sebesar 0,0087.

Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa kegiatan preventive maintenance dilakukan sebagai pencegahan dari kerusakan yang akan terjadi pada waktu proses produksi dan juga

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji geomorfologi Gua Seplawan pada kawasan Karst Jonggrangan yang meliputi: (1) tipe gua dan bentuklahan di sekitar gua, (2) tipe

Penetapan bentuk ganti kerugian yang akan diberikan kepada responden dilakukan melalui proses musyawarah, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 37 Undang-Undang Nomor

Umumnya mereka menganut agama islam dengan taat, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa asli Madura yang di bagi menjadi beberapa tingkatan, bahasa Madura biasa dan

Dengan menggunakan pewarna daun jati muda (Tectona Grandis) dan filtrat kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus), struktur histologis preparat lebih jelas dan lebih