• Tidak ada hasil yang ditemukan

Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2018 Pemerintah Kabupaten Bandung BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2018 Pemerintah Kabupaten Bandung BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Maksud penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung adalah menyediakan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung selaku entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan Keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, pembiayaan dengan pendapatan-LO, beban dari anggaran yang telah ditetapkan, dan menilai kondisi keuangan Aset, Kewajiban dan Ekuitas serta mengevaluasi efektifitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

Tujuan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung adalah menyajikan Informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah serta bermanfaat dalam membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik. Laporan Keuangan Konsolidasian yang disusun oleh Fungsi Akuntansi SKPKD/PPKD, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 296 ayat (1) yang berbunyi, “PPKD menyusun laporan keuangan pemerintah daerah dengan cara menggabungkan laporan keuangan dari SKPD”.

Hal ini dimaksudkan untuk kepentingan: 1. Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

2. Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.

3. Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

(2)

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

Selain itu laporan keuangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan memiliki karakteristik kualitatif, yaitu ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Ada empat karakteristik yang merupakan prasyarat normatif agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yaitu :

Relevan

Dikatakan relevan apabila informasi yang termuat dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan serta menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu sehingga informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya dan informasi yang relevan memiliki :

a. Manfaat umpan balik (Feedback Value);

b. Manfaat prediktif (Predictive Value); c. Tepat waktu;

d. Lengkap. Andal

Informasi laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik :

a. Penyajian Jujur;

b. Dapat di Verifikasi (Veriliability); c. Netralitas.

Dapat Dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

(3)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

Tujuan umum pelaporan keuangan pemerintah, menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan :

1. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;

2. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan;

3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;

4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kas nya;

5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;

6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengenai kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Sebagaimana Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual bahwa Laporan Keuangan menyediakan informasi mengenai Pendapatan-LRA, Belanja, Transfer, Pembiayaan, Pendapatan-LO, Beban, Aset, Kewajiban, Ekuitas dan Arus Kas suatu entitas pelaporan

Tujuan utama penyusunan laporan keuangan pemerintah ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Pemerintah Daerah kepada masyarakat dalam pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan dan pembangunan dalam bentuk program dan kegiatan berikut pendanaannya yang telah menjadi kesepakatan bersama antara Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagaimana dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Laporan Keuangan ini disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) untuk diperiksa, yang meliputi :

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL); 3. Neraca;

4. Laporan Operasional (LO);

5. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); 6. Laporan Arus Kas (LAK); dan

7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

yang selanjutnya dituangkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dilampiri laporan keuangan BUMD dan Laporan Keuangan Desa disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan

(4)

sebagai Peraturan Daerah. Hal ini sebagaimana tertuang dalam pasal 320 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah :

(1) Kepala Daerah menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) berupa Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir;

(2) Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi : a. Laporan Realisasi Anggaran; b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih; c. Neraca; d. Laporan Operasional; e. Laporan Arus Kas; f. Laporan Perubahan Ekuitas; dan g. Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);

(3) Penyajian Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

Selanjutnya dalam hal ini, entitas pelaporan adalah Pemerintah Kabupaten Bandung periode pelaporan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2018.

Penyajian Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Penyajian laporan keuangan LRA sebagaimana telah dikemukakan di atas diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dirubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual terdapat perbedaan antara penyajian format penganggaran APBD apabila dibandingkan dengan format realisasinya, yaitu perbedaan dalam pengklasifikasian kelompok dan jenis baik pendapatan maupun belanja, sehingga pada penyajian LRA format anggarannya mengalami penyesuaian namun dalam rinciannya tidak ada perbedaan.

Perbedaan tersebut meliputi: Pendapatan

a. Kelompok Dana Perimbangan setelah disesuaikan, menjadi kelompok Pendapatan Transfer jenis Transfer Pemerintah Pusat;

b. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus semula dikelompokkan pada Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah setelah disesuaikan masuk ke dalam jenis Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya;

c. Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, dan Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah lainnya semula dikelompokan pada Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah setelah disesuaikan masuk ke dalam jenis Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi;

d. Sedangkan kelompok Lain-lain Pendapatan yang Sah setelah disesuaikan terdiri dari Pendapatan Hibah, Pendapatan Dana Darurat, dan Pendapatan Lainnya.

(5)

Belanja

a. Belanja Daerah yang semula dikelompokkan kepada Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung setelah disesuaikan menjadi Belanja dan Transfer;

b. Belanja terdiri dari Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Tidak Terduga; dan c. Transfer terdiri dari Transfer Bagi Hasil Pendapatan dan Transfer Bantuan

Keuangan.

1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-undang; 3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan

Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987);

4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

(6)

8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

11. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5495);

12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679);

13. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4028);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5155);

(7)

18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman dan

Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5219);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533); 26. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

27. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

(8)

tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1425);

30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 547);

31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 825) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 134 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1952);

32. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang Transparansi dan Partisipasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor 29 Seri D);

33. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomor 2) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2015 Nomor 9);

34. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomor 19);

35. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2015 Nomor 4);

36. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 Nomor 12);

37. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 17 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah;

38. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 15 Tahun 2016 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah kepada PT. Bank Perkreditan Rakyat Kertaraharja (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 Nomor 15);

(9)

39. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 14 Tahun 2017 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Raharja Kabupaten Bandung;

40. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2017 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Nomor 4);

41. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 16 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018;

42. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018;

43. Peraturan Bupati Bandung Nomor 50 Tahun 2015 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bandung (Berita Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2015 Nomor 50);

44. Peraturan Bupati Bandung Nomor 51 Tahun 2015 tentang Kebijakan Akuntansi Kabupaten Bandung ;

45. Peraturan Bupati Bandung Nomor 54 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Bandung Nomor 9 Tahun 2008 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;

46. Peraturan Bupati Bandung Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 61 Tahun 2015 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik Daerah dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bandung;

47. Peraturan Bupati Bandung Nomor 69 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten Bandung;

48. Peraturan Bupati Bandung Nomor 3 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel;

49. Peraturan Bupati Bandung Nomor 4 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemungutan Pajak Restoran;

50. Peraturan Bupati Bandung Nomor 5 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hiburan;

51. Peraturan Bupati Bandung Nomor 38 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan dan Pengelolaan Pajak Reklame;

52. Peraturan Bupati Bandung Nomor 39 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Pengelolaan Pajak Penerangan Jalan;

53. Peraturan Bupati Bandung Nomor 40 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

54. Peraturan Bupati Bandung Nomor 6 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemungutan Pajak Parkir;

55. Peraturan Bupati Bandung Nomor 42 Tahun 2016 tentang Mekanisme Pemungutan Pajak Air Tanah;

56. Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2016 tentang Kebijakan Transisi dalam rangka Penataan Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

(10)

Susunan Perangkat Daerah (Berita Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 Nomor 49);

57. Peraturan Bupati Bandung Nomor 70 Tahun 2016 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kabupaten Bandung;

58. Peraturan Bupati Bandung Nomor 78 Tahun 2017 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018;

59. Peraturan Bupati Bandung Nomor 93 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Bandung Nomor 60 Tahun 2015 tentang Penyusutan Barang Milik Daerah berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Kabupaten Bandung;

60. Peraturan Bupati Bandung Nomor 65 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengelolaan Alokasi Dana Perimbangan Desa di Kabupaten Bandung; 61. Peraturan Bupati Bandung Nomor 69 Tahun 2018 tentang Penjabaran

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018.

1.3 Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan

Bab I Pendahuluan

1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Bandung

1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Bandung

1.3 Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Bandung

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan, dan Pencapaian Target

Kinerja APBD Pemerintah Kabupaten Bandung

2.1 Ekonomi Makro / Ekonomi Regional

2.2 Kebijakan Keuangan

2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD

Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten

Bandung

3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

Pemerintah Kabupaten Bandung

3.2 Hambatan dan Kendala dalam Pencapaian Target yang telah

Ditetapkan

Bab IV Kebijakan Akuntansi

4.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten

Bandung

4.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan

Keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung

4.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan

(11)

4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP) pada Pemerintah Kabupaten Bandung

Bab V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten

Bandung

5.1 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

5.1.1 Pendapatan-LRA 5.1.2 Belanja

5.1.3 Transfer 5.1.4 Pembiayaan

5.1.5 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)

5.2 Laporan Perubahan SAL (LPSAL)

5.3 Neraca

5.4 Laporan Operasional (LO)

5.5 Laporan Arus Kas (LAK)

5.6 Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Bab VI Penjelasan atas Informasi-informasi Non-Keuangan

6.1 Informasi Keuangan Tambahan

6.2 Informasi Non Keuangan

BAB II

EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN, DAN INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

2.1 Ekonomi Makro

2.1.1. Potensi Unggulan Daerah

Potensi unggulan Kabupaten Bandung salah satunya dapat dilihat dari sektor-sektor yang menjadi unggulan di Wilayah Kabupaten Bandung, seperti: sektor-sektor pertanian, pariwisata, perindustrian, dan sebagainya.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor unggulan Kabupaten Bandung. Hal ini dapat dilihat bahwa pada tahun 2018 jumlah produksi komoditas tanaman pangan unggulan yaitu padi, jagung, ubi kayu, dan kedelai. Ketersediaan pangan yang diindikasikan oleh jumlah produksi tanaman pangan mengalami pertumbuhan positif dan melebihi target kinerja yang telah ditetapkan. Pencapaian jumlah hasil produksi padi sampai Desember 2018 mencapai 715.283 ton, perkembangan realisasi terhadap realisasi tahun 2017 dengan produktivitas sebesar 665.623 ton ada kenaikan sebesar

49.660 ton atau 7,46 persen, hal ini dikarenakan kondii iklim pada masa tanam di

Tahun 2018 lebih bersahabat untuk membudidayakan padi. Pencapaian ini melebihi target yang telah ditetapkan yang disebabkan oleh adanya perlakuasn dan langkah strategis dalam peningkatan produktivitas lahan dan komoditas padi.

(12)

Pada Tahun 2018 ini selain meningkatkan produktivitas padi, program/kegiatan ditujukan pula untuk mengidentifikasi komoditi-komoditi lain selain padi sebagai pangan alternatif. Pada tahun 2018 produksi padi mencapai 715.283 ton, produksi jagung mencapai 81.981 ton, produksi ubi kayu mencapai 81.781 ton, dan produksi kedelai mencapai 11.805 ton. Hal ini menunjukkan peningkatan produktivitas yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2017.

Potensi lainnya yang dimiliki Kabupaten Bandung adalah sektor peternakan dengan jenis ternak antara lain : sapi perah, sapi potong, domba, kambing dan unggas. Dari komoditi sapi perah dan sapi potong, Kabupaten Bandung memberikan kontribusi yang cukup tinggi dalam memenuhi kebutuhan susu segar dan daging sebesar 93 persen, komoditi domba dan kambing memberikan kontribusi sebesar 101 persen, dan komoditi unggas memberikan kontribusi sebesar 98 persen. Pada tahun 2018 produksi daging untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Kabupaten Bandung mencapai 43.281 ton atu 127 persen dari target yang telah ditetapkan. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian potensi peternakan di Kabupaten Bandung antara lain :

- Pertumbuhan populasi ternak yang dipengaruhi oleh harga daging yang melonjak tinggi dan harga susu yang cenderung tidak meningkat menyebabkan banyak peternak sapi perah menjual ternaknya untuk menjadi daging ;

- Tingginya harga bakalan ternak yang berpengaruh pada jumlah ternak yang dipelihara oleh peternak pada budidaya sapi perah, tingginya harga bakalan juga dapat mendorong peternak untuk menjual pedet keluar wilayah Kabupten Bandung.

Potensi Industri di Kabupaten Bandung baik industri kecil, industri menengah maupun industri besar baik formal maupun non formal lebih baik didominasi oleh industri tekstil.

JENI S ∑ I KM ∑ I NVESTASI ∑ TENAGA KERJA

TAHUN 2 01 7 5 .9 4 3 3 96 .0 2 4 .12 3 .6 7 5 2 8 .7 0 0

TAHUN 2 01 8 3 .0 1 7 3 78 .8 6 9 .49 8 .6 7 5 1 9 .7 8 2

JUMLAH 8 .9 6 0 7 74 .8 9 3 .62 2 .3 5 0 4 8 .4 8 2

Sumber Data : Disperin 2018

DATA UNI T USAHA I KM AGLOM EKA TAHUN ANGGARAN 2 0 1 8

Potensi lainnya yang dimiliki Kabupaten Bandung adalah sektor pariwisata. Dari sektor pariwisata terdapat obyek-obyek wisata yang dikembangkan, antara lain: Situ Patengan, Situ Cileunca, Kawah Putih, Pemandian air panas Ciwalini, Cimanggu, Cibolang, Glamping, Ciwidey Valley, dan lain sebagainya. Beberapa tempat obyek wisata tersebut telah dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti wisma, motel, hotel dan restoran/rumah makan.

2.1.2. Pertumbuhan Ekonomi

JENI S USAHA∑ UNI T ∑ I NVESTASI ∑ TENAGA KERJA TPT & Ane ka 3 .519 5.241 .753 .261.036 147.6 71 I KE 1.2 50 154.518.6 82.7 83 7.233 I LMAT 11 7 1.072 .570 .303.967 3.067 JUMLAH 4.8 86 6.468 .842 .247.786 157.971

Sumber Dat a : Disperin 2018

DATA I NDUSTRI ANEKA/ NON AGRO TAHUN ANGGARAN 201 8

(13)

Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan ekonomi adalah melalui pengukuran pencapaian indikator makro ekonomi, yang masing-masing indikatornya terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen indikator makro tersebut diantaranya adalah : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), PDRB Perkapita, dan Tingkat Inflasi. A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pada Tahun 2017 PDRB Kabupaten Bandung baik Atas Dasar Harga Berlaku (ADH) maupun Atas Dasar Harga Konstan menunjukkan peningkatan jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2017 mencapai sebesar Rp103,36 triliun atau mengalami kenaikan sebesar Rp9,19 triliun dari tahun 2016 mencapai Rp85,80 triliun, begitu pula dengan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2017 sebesar Rp73,05 triliun mengalami peningkatan sebesar Rp4,25 triliun dari tahun 2016 sebesar Rp68,79 triliun. Berdasarkan harga konstan 2010, nilai PDRB Kabupaten Bandung pada tahun 2017 meningkat dibandingkan tahun 2016. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya produksi hampir di seluruh lapngan usaha yang sudah bebas dari pengaruh inflasi. Nilai PDRB Kabupaten Bandung tahun 2017 atas dasar harga konstan 2010, mencapai 73,05 triliun rupiah. Angka tersebut naik sebesar Rp4,25 triliun dari Rp68,80 triliun pada tahun 2016. Hal tersebut menunjukkan bahwa selama tahun 2017 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,17 persen, sedikit melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang mencapai 6,34 persen.

TAHUN PDRB ADH Ber la ku ( da la m j ut a Rp) PDRB ADH Konst a n ( da la m j ut a Rp) 2013 67. 856. 902, 7 57. 690. 587, 2 2014 76. 373. 667, 9 61. 100. 250, 2 2015 85. 803. 205, 8 64. 701. 519, 6 2016 94. 165. 926, 5 68. 797. 693, 3 2017 103. 362. 818, 6 73. 051. 179, 3 Sumber : Data BPS 2013-2017 B. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Dalam lima tahun terakhir (2013-2017), perekonomian Kabupaten Bandung mampu tumbuh 6,17 persen. Pada tahun 2016, pertumbuhan Kabupaten Bandung tercatat

sebesar 6,34 persen setelah tiga tahun sebelumnya mengalami perlambatan dan pada tahun 2017 kembali meningkat sebesar 6,17 persen.

2013 2014 2015 2016 2017 5.6 5.7 5.8 5.9 6 6.1 6.2 6.3 6.4

(14)

Sumber : Data BPS 2013-2017

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung pada tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016 disebabkan karena melambatnya beberapa lapangan usaha seperti Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor, Transportasi dan Pergudangan, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Informasi dan Komunikasi, Jasa Perusahaan, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial serta Jasa Lainnya. Sementara itu, penurunan pertumbuhan lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian turut memberikan andil terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2017.

Dari 17 lapangan usaha yang ada, sebanyak 16 lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif, 13 lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif di atas 5 persen, 3 lapangan usaha lainnya mengalami pertumbuhan kurang dari 5 persen, sedangkan 1 lapangan usaha mengalami pertumbuhan negatif yaitu Pertambangan dan Penggalian.

2013 2014 2015 2016 2017

1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 3,26 (2,40) 2,85 4,29 5,85 2 Pertambangan dan Penggalian (4,43) (1,78) 4,19 9,04 (0,70)

3 Industri Pengolahan 5,98 6,71 5,77 5,94 5,75

4 Pengadaan Listrik dan Gas 8,26 (0,50) 2,81 4,70 2,30

5 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5,48 2,85 3,77 4,55 7,27

6 Konstruksi 8,70 9,17 7,32 7,53 10,65

7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,98 5,66 5,26 5,90 5,64

8 Transportasi dan Pergudangan 5,11 10,33 7,23 6,74 5,38

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,47 4,69 7,13 6,51 6,42

10 Informasi dan Komunikasi 12,65 17,52 16,39 14,31 12,99

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 9,65 3,91 7,62 10,86 3,91

12 Real Estate 2,33 5,75 7,74 8,66 10,16

13 Jasa Perusahaan 7,02 4,98 8,73 8,76 8,29

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,63 3,53 5,61 2,92 0,95

15 Jasa Pendidikan 7,19 8,97 8,26 7,10 7,92

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 12,75 7,60 10,61 12,26 11,62

17 Jasa Lainnya 3,80 5,76 2,71 8,86 8,60

5,92

5,91 5,89 6,34 6,17 Laju Pert umbuhan Ekonomi Ta hun 2013- 2017

LAPANGAN USAHA

LPE KABUPATEN BANDUNG Sumber : Data BPS 2013-2017

C. PDRB per Kapita

Salah satu indikator yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro dari sisi ekonomi adalah pendapatan per kapita (Per Capita Income). Semakin tinggi pendapatan yang diterima oleh penduduk di suatu wilayah, maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan semakin baik. PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Jumlah penduduk yang digunakan dalam penghitungan PDRB per kapita adalah penduduk pertengahan tahun (Bulan Juni) yang didasarkan pada proyeksi hasil

(15)

Sensus Penduduk (SP) tahun 2010. PDRB Per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.

Nilai PDRB per kapita berlaku Kabupaten Bandung atas dasar harga berlaku sejak tahun 2013 sampai dengan 2017 senantiasa mengalami kenaikan. Pada tahun 2013 PDRB per kapita tercatat sebesar 19,93 juta rupiah. Secara nominal terus mengalami kenaikan hingga tahun 2017 mencapai 28,26 juta rupiah, hal tersebut mengindikasikan bahwa secara umum tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bandung dari tahun ke tahun semakin baik. Walaupun demikian, peningkatan PDRB perkapita di atas masih belum menggambarkan secara riil peningkatan daya beli masyarakat Bandung secara umum. Hal ini disebabkan pada PDRB perkapita yang dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih terkandung faktor inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. TAHUN PDRB PER-KAPI TA ADH KONSTAN ( da la m j ut a Rp) PDRB PER- KAPI TA ADH BERLAKU ( dala m j ut a Rp) 2013 16, 94 19, 93 2014 17, 61 22, 01 2015 18, 31 24, 23 2016 19, 13 26, 29 2017 19, 97 28, 26 Sumber : Data BPS 2013-2017

D. Indeks Harga Implisit

Indeks Harga Implisit merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat inflasi

dari waktu ke waktu dengan cara membandingkan GNP (Gross National Product)

nominal pada tahun tertentu dengan GNP (Gross National Product) riil.

Laju Indeks Harga Implisit Tahun 2013 sampai dengan 2017 di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Laju Indeks Harga Implisit Tahun 2013- 2017

LAPANGAN USAHA 2013 2014 2015 2016 2017

1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 6.58 6.57 8.59 6.36 3.81

2 Pertambangan dan Penggalian 2.30 0.21 1.85 1.37 6.82

3 Industri Pengolahan 8.83 7.74 6.56 5.07 2.40

4 Pengadaan Listrik dan Gas (13.87) 4.28 19.30 12.50 15.66

5 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1.51 0.19 4.41 8.67 10.29

6 Konstruksi 0.14 5.12 2.08 1.99 4.45

7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda 6.73 4.30 2.67 1.91 2.60

8 Transportasi dan Pergudangan 3.89 8.62 14.86 2.12 3.29

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.21 6.75 5.45 2.00 3.96

10 Informasi dan Komunikasi 1.83 (4.23) (0.55) 0.14 1.10

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 5.18 4.70 7.28 3.02 4.66

12 Real Estate 3.61 2.38 3.25 1.33 1.73

13 Jasa Perusahaan 1.12 4.95 4.81 2.22 1.81

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial W 2.65 2.79 8.17 3.65 4.34

15 Jasa Pendidikan 6.87 6.34 5.22 103.00 5.66

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3.06 6.40 6.96 (0.64) 3.26

17 Jasa Lainnya 4.70 6.72 6.66 4.60 5.17

(16)

2.2 Kebijakan Keuangan

Keuangan daerah merupakan bagian integral dari keuangan negara dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi, pemerataan hasil-hasil pembangunan dan menciptakan stabilitas politik. Peranan keuangan daerah menjadi semakin penting karena adanya keterbatasan dana yang dapat dialokasikan ke daerah berupa subsidi dan bantuan, selain itu semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi daerah.

Pemerintah Kabupaten Bandung sebagai sebuah institusi publik dalam melaksanakan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan memerlukan sumber dana atau modal untuk dapat membiayai pengeluarannya untuk barang-barang publik dan jasa pelayanan. Dana tersebut diperoleh melalui kemampuan menggali sumber-sumber keuangan sendiri yang didukung oleh dana perimbangan dari pemerintah pusat dan provinsi sebagai sumber pembiayaan, tugas ini berkaitan erat dengan kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Sehubungan dengan hal di atas, dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan maka setiap tahunnya disusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk mewujudkan pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi pembangunan.

Kebijakan keuangan dalam hal ini adalah menyangkut kebijakan pengelolaan APBD meliputi kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan yang dituangkan dalam Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) Tahun 2017, dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2017 yang disepakati antara Bupati Bandung dengan Pimpinan DPRD Kabupaten Bandung melalui Nota Kesepakatan

Nomor

900

/

2926

Umum

/

2017

910

/

2279

/

BKD

tanggal 2 Nopember 2017

tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2018 dan Nota Kesepakatan

Nomor

900

/

2927

Umum

/

2017

900

/

2280

/

BKD

tanggal

2 Nopember 2017 tentang Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (PPAS APBD) Tahun Anggaran 2018.

Selain itu, telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 dan Peraturan Bupati Bandung Nomor 69 Tahun 2018 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2018 yang disusun berdasarkan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Bandung dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bandung

Nomor

903

/

2013

/

BKD

903

/

1864

/−

Umum

/

2018

tanggal 12 September 2018

tentang Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2018 dan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Bandung dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bandung

Nomor

903

/

2014

/

BKD

(17)

Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2018.

2.2.1 Kebijakan Perubahan Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah pada perubahan APBD Tahun Anggaran 2018 direncanakan meningkat baik dari PAD, Dana Perimbangan maupun dari Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Rencana Perubahan Pendapatan Daerah dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD): a. Pajak Daerah

Pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2018 penerimaan Pajak Daerah direncanakan meningkat yaitu dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan PBB Perdesaan dan Perkotaan, sedangkan target Pajak Air Tanah direncanakan tetap.

b. Retribusi Daerah

Penerimaan Retribusi Daerah pada perubahan APBD Tahun Anggaran 2018 secara umum mengalami penurunan terutama dari Retribusi Sewa Alat-alat Berat di Kecamatan, Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kecamatan, Retribusi Jasa Usaha Rumah Potong Hewan, Retribusi Pasar Hewan, Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah (UPT BBI), Retribusi Pelayanan Pasar, dan Retribusi Jasa Usaha Tempat Olahraga, sedangkan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah (UPT Bitnak), Retribusi Pelayanan Pemakaman, Retribusi Ijin Memperkerjakan Tenaga Asing (IMTA) ditargetkan meningkat. Adapun Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (Kawasan Gedung Budaya Sabilulungan, Fasilitas Penunjang Kawasan Gedung Budaya Sabilulungan, dan Fasilitas Penunjang Lainnya) dianggarkan pada Perubahan APBD T.A. 2018. Adapun jenis-jenis Retribusi lainnya tidak mengalami perubahan.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada perubahan APBD tahun anggaran 2018 mengalami kenaikan, yaitu dari Deviden Bank BJB. d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah pada Perubahan APBD tahun anggaran 2018 ditargetkan meningkat, yaitu dari penerimaan Aset Daerah dan Bonus Produksi Panas Bumi yang baru dianggarkan pada perubahan APBD Tahun Anggaran 2018.

2) Dana Perimbangan

a. Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

Pada perubahan APBD Tahun Anggaran 2018, target Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak meningkat yaitu dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

b. Dana Alokasi Umum (DAU)

Pada perubahan APBD tahun anggaran 2018, Dana Alokasi Umum tidak mengalami perubahan.

(18)

Pada perubahan APBD tahun anggaran 2018, Dana alokasi Khusus tidak mengalami perubahan.

3) Pada perubahan APBD tahun anggaran 2018, target Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah secara umum meningkat, yaitu dari Hibah dan Bagi Hasil Pajak Provinsi Jawa Barat. Adapun target dari Bantuan Keuangan dari Provinsi Jawa Barat dan Dana Desa mengalami penurunan.

Atas dasar kebijakan-kebijakan tersebut di atas, ditetapkan anggaran pendapatan tahun 2018 berikut perubahannya serta dibandingkan dengan realisasi pendapatan tahun anggaran 2017, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1

RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN PERBANDINGAN REALISASI TAHUN ANGGARAN 2017

URAIAN REALISASI 2017

PENDAPATAN 5,081,260,297,655.24 5,064,214,070,267.51 5,201,946,479,574.51 (137,732,409,307.00) PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 936,905,730,680.24 813,568,015,667.51 834,706,298,691.51 (21,138,283,024.00) Pendapatan Pajak Daerah 464,592,767,806.00 378,428,000,000.00 395,465,000,000.00 (17,037,000,000.00) Pendapatan Retribusi Daerah 21,833,385,145.00 26,806,281,904.51 25,985,735,871.51 820,546,033.00 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 66,015,053,552.00 65,881,835,563.00 66,768,614,620.00 (886,779,057.00) Lain-lain PAD Yang Sah 384,464,524,177.24 342,451,898,200.00 346,486,948,200.00 (4,035,050,000.00) PENDAPATAN TRANSFER 3,541,990,387,713.00 3,637,541,344,600.00 3,708,919,613,427.00 (71,378,268,827.00) Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 3,009,662,895,582.00 3,123,675,917,000.00 3,134,905,571,000.00 (11,229,654,000.00) Bagi Hasil Pajak 132,414,794,380.00 154,713,443,000.00 154,713,443,000.00 0.00 Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam 176,808,511,261.00 116,608,839,000.00 127,838,493,000.00 (11,229,654,000.00) Dana Alokasi Umum (DAU) 2,059,845,225,000.00 2,060,202,697,000.00 2,060,202,697,000.00 0.00 Dana Alokasi Khusus (DAK) 93,254,506,200.00 171,632,825,000.00 171,632,825,000.00 0.00 Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik 547,339,858,741.00 620,518,113,000.00 620,518,113,000.00 0.00 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya 0.00 34,250,000,000.00 34,250,000,000.00 0.00 Dana Penyesuaian 0.00 34,250,000,000.00 34,250,000,000.00 0.00 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya 413,156,535,131.00 387,112,418,000.00 466,344,007,827.00 (79,231,589,827.00) Pendapatan Bagi Hasil Pajak 413,156,535,131.00 387,112,418,000.00 466,344,007,827.00 (79,231,589,827.00) Bantuan Keuangan 119,170,957,000.00 92,503,009,600.00 73,420,034,600.00 19,082,975,000.00 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Provinsi Lainnya 119,170,957,000.00 92,503,009,600.00 73,420,034,600.00 19,082,975,000.00 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 602,364,179,262.00 613,104,710,000.00 658,320,567,456.00 (45,215,857,456.00) Pendapatan Hibah 352,949,930,262.00 351,471,000,000.00 353,471,000,000.00 (2,000,000,000.00) Pendapatan Lainnya 0.00 0.00 45,381,147,456.00 (45,381,147,456.00) Pendapatan Dana Desa 249,414,249,000.00 261,633,710,000.00 259,468,420,000.00 2,165,290,000.00 BELANJA 4,609,698,467,829.26 4,920,418,455,596.90 5,207,272,759,527.62 (286,854,303,930.72) BELANJA OPERASI 3,981,126,661,923.77 4,068,319,835,727.22 4,208,359,065,231.59 (140,039,229,504.37) Belanja Pegawai 2,012,342,765,138.00 2,214,833,838,369.90 2,250,091,194,808.90 (35,257,356,439.00) Belanja Barang dan Jasa 1,649,970,882,885.77 1,759,526,347,357.32 1,858,408,220,422.69 (98,881,873,065.37) Belanja Hibah 78,830,005,000.00 93,066,900,000.00 98,966,900,000.00 (5,900,000,000.00) Belanja Bantuan Sosial 576,500,000.00 892,750,000.00 892,750,000.00 0.00

239,406,508,900.00 0.00 0.00 0.00 BELANJA MODAL 628,497,495,405.49 842,098,619,869.68 968,201,088,255.03 (126,102,468,385.35) Belanja Modal Tanah 39,813,701,975.00 52,493,563,866.00 68,018,777,794.00 (15,525,213,928.00) Belanja Modal Peralatan dan Mesin 153,387,849,592.90 164,801,569,753.68 225,817,797,287.53 (61,016,227,533.85) Belanja Modal Gedung dan Bangunan 103,619,745,146.59 308,674,860,505.00 296,804,516,694.00 11,870,343,811.00 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 244,772,333,752.00 270,893,384,155.00 330,130,579,540.00 (59,237,195,385.00) Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 86,903,864,939.00 45,235,241,590.00 47,429,416,939.50 (2,194,175,349.50) BELANJA TAK TERDUGA 74,310,500.00 10,000,000,000.00 30,712,606,041.00 (20,712,606,041.00) Belanja Tak Terduga-LRA 74,310,500.00 10,000,000,000.00 30,712,606,041.00 (20,712,606,041.00) TRANSFER 302,237,208,000.00 555,452,469,402.23 558,501,641,893.23 (3,049,172,491.00) TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN 36,959,841,000.00 45,076,946,925.63 46,780,646,925.63 (1,703,700,000.00)

ANGGARAN SEBELUM

PERUBAHAN ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN (BERKURANG)BERTAMBAH/

Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa

2.2.2 Kebijakan Perubahan Belanja Daerah

Kebijakan Perubahan Belanja Daerah tahun anggaran 2018 meliputi: 1) Kebijakan Belanja Tidak Langsung :

a. Mengalokasikan belanja pegawai yang sifatnya wajib dan mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Mengalokasikan tambahan belanja hibah sesuai peraturan

perundang-undang yang berlaku;

c. Mengalokasikan tambahan belanja bagi hasil kepada Pemerintah Desa digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan daerah kepada Desa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja bagi hasil dilaksanakan secara proporsional, guna

(19)

memperkuat kapasitas fiskal Desa dalam melaksanakan otonomi daerah;

d. Mengalokasikan tambahan belanja tidak terduga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. Mengalokasikan anggaran untuk kekurangan iuran JKM PNS;

f. Penyesuaian Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

g. Mengalokasikan anggaran tambahan untuk belanja tidak langsung, yang bersumber dari :

 SiLPA DAK Non Fisik

 SiLPA Bantuan Gubernur

2) Kebijakan Belanja Langsung :

 Perubahan APBD tahun anggaran 2018 diarahkan untuk

mengakomodir seluruh usulan tambahan belanja langsung yang diusulkan oleh Perangkat Daerah, baik dalam hal belanja langsung urusan Perangkat Daerah maupun belanja langsung urusan program.

 Mengalokasikan anggaran tambahan untuk belanja langsung, yang

bersumber dari: 1) SiLPA BLUD

2) SiLPA DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) 3) SiLPA DAK Fisik

4) SiLPA Bantuan Gubernur

 Terdapat beberapa program/kegiatan yang dipandang wajib dan

mengikat perlu untuk dianggarkan diantaranya :

1) Program Peningkatan Lingkungan Sehat Perumahan (RAKSA); 2) Program Pengendalian Banjir;

3) Program peningkatan prasarana dasar wilayah (infrastruktur); 4) Program peningkatan kesejahteraan masyarakat;

5) Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan.

Ringkasan Anggaran Belanja Tahun Anggaran 2018 berikut perbandingannya dengan realisasi anggaran tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:

(20)

Tabel 2.2

RINGKASAN ANGGARAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KABUPAT EN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN PERBANDINGAN REALISASI TAHUN ANGGARAN 2017

URAIAN REALISASI 2017

BELANJA 4,609,698,467,829.26 4,920,418,455,596.90 5,207,272,759,527.62 (286,854,303,930.72) BELANJA OPERASI 3,981,126,661,923.77 4,068,319,835,727.22 4,208,359,065,231.59 (140,039,229,504.37) Belanja Pegawai 2,012,342,765,138.00 2,214,833,838,369.90 2,250,091,194,808.90 (35,257,356,439.00) Belanja Barang dan Jasa 1,649,970,882,885.77 1,759,526,347,357.32 1,858,408,220,422.69 (98,881,873,065.37) Belanja Hibah 78,830,005,000.00 93,066,900,000.00 98,966,900,000.00 (5,900,000,000.00) Belanja Bantuan Sosial 576,500,000.00 892,750,000.00 892,750,000.00 0.00 239,406,508,900.00 0.00 0.00 0.00 BELANJA MODAL 628,497,495,405.49 842,098,619,869.68 968,201,088,255.03 (126,102,468,385.35) Belanja Modal Tanah 39,813,701,975.00 52,493,563,866.00 68,018,777,794.00 (15,525,213,928.00) Belanja Modal Peralatan dan Mesin 153,387,849,592.90 164,801,569,753.68 225,817,797,287.53 (61,016,227,533.85) Belanja Modal Gedung dan Bangunan 103,619,745,146.59 308,674,860,505.00 296,804,516,694.00 11,870,343,811.00 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 244,772,333,752.00 270,893,384,155.00 330,130,579,540.00 (59,237,195,385.00) Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 86,903,864,939.00 45,235,241,590.00 47,429,416,939.50 (2,194,175,349.50) BELANJA TAK TERDUGA 74,310,500.00 10,000,000,000.00 30,712,606,041.00 (20,712,606,041.00) Belanja Tak Terduga-LRA 74,310,500.00 10,000,000,000.00 30,712,606,041.00 (20,712,606,041.00) TRANSFER 302,237,208,000.00 555,452,469,402.23 558,501,641,893.23 (3,049,172,491.00) TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN 36,959,841,000.00 45,076,946,925.63 46,780,646,925.63 (1,703,700,000.00) Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah 34,243,425,000.00 42,374,999,864.29 44,078,699,864.29 (1,703,700,000.00) Transfer Bagi Hasi Retribusi 2,716,416,000.00 2,701,947,061.34 2,701,947,061.34 0.00 TRANSFER BANTUAN KEUANGAN 265,277,367,000.00 510,375,522,476.60 511,720,994,967.60 (1,345,472,491.00) Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya 0.00 0.00 2,000,000,000.00 (2,000,000,000.00) Transfer Bantuan Keuangan ke Desa 264,343,531,500.00 509,441,685,467.60 507,276,395,467.60 2,165,290,000.00 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya 933,835,500.00 933,837,009.00 2,444,599,500.00 (1,510,762,491.00) SURPLUS / (DEFISIT) 169,324,621,825.98 (411,656,854,731.62) (563,827,921,846.34) 152,171,067,114.72 PEMBIAYAAN

PENERIMAAN PEMBIAYAAN 489,800,844,624.36 466,235,385,717.62 648,406,452,832.34 (182,171,067,114.72) Penggunaan SiLPA 489,797,344,624.36 466,235,385,717.62 648,406,452,832.34 (182,171,067,114.72) Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya 3,500,000.00 0.00 0.00 0.00 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 10,500,000,000.00 54,578,530,986.00 84,578,530,986.00 (30,000,000,000.00) Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah 10,000,000,000.00 53,500,000,000.00 83,500,000,000.00 (30,000,000,000.00) Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri 500,000,000.00 1,078,530,986.00 1,078,530,986.00 0.00 PEMBIAYAAN NETTO 479,300,844,624.36 411,656,854,731.62 563,827,921,846.34 (152,171,067,114.72) SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA) 648,625,466,450.34 0.00 0.00 0.00

ANGGARAN SEBELUM

PERUBAHAN ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN BERTAMBAH/ (BERKURANG)

Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa

Berdasarkan Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 tersebut di atas jumlah Pendapatan Daerah dianggarkan sebesar Rp5.201.946.479.574,51, Belanja Daerah dianggarkan sebesar

Rp5.207.272.759.527,62, sedangkan Transfer dianggarkan sebesar

Rp558.501.641.893,23 sehingga terjadi defisit sebesar (Rp563.827.921.846,34). Defisit tersebut akan ditutup dari anggaran pembiayaan (jumlah pembiayaan netto). 2.2.3 Kebijakan Perubahan Pembiayaan Daerah

Kebijakan perubahan pembiayaan daerah tahun anggaran 2018 meliputi : 1) Penerimaan Pembiayan

Penerimaan pembiayaan dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun 2017 disesuaikan dengan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI).

2) Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan mengalami kenaikan yaitu untuk penyertaan modal Pemerintah Daerah kepada Bank Jabar Banten (BJB).

Pembiayaan Daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2018 dan perubahannya dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini:

(21)

Tabel 2.3

RINGKASAN ANGGARAN PEMBIAYAAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN PERBANDINGAN REALISASI TAHUN ANGGARAN 2017

URAIAN REALISASI 2017

PEMBIAYAAN

PENERIMAAN PEMBIAYAAN 489,800,844,624.36 466,235,385,717.62 648,406,452,832.34 (182,171,067,114.72) Penggunaan SiLPA 489,797,344,624.36 466,235,385,717.62 648,406,452,832.34 (182,171,067,114.72) Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya 3,500,000.00 0.00 0.00 0.00 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 10,500,000,000.00 54,578,530,986.00 84,578,530,986.00 (30,000,000,000.00) Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah 10,000,000,000.00 53,500,000,000.00 83,500,000,000.00 (30,000,000,000.00) Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri 500,000,000.00 1,078,530,986.00 1,078,530,986.00 0.00 PEMBIAYAAN NETTO 479,300,844,624.36 411,656,854,731.62 563,827,921,846.34 (152,171,067,114.72) SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA) 648,625,466,450.34 0.00 0.00 0.00

ANGGARAN SEBELUM

PERUBAHAN ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN BERTAMBAH/ (BERKURANG)

2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, merupakan variabel yang digunakan untuk mengekspresikan secara kuantitatif efektivitas dan efisiensi proses atau operasi dengan berpedoman pada target-target dan tujuan Pemerintah Kabupaten Bandung yang telah dituangkan dalam RPJMD, RKPD, KUA dan PPAS, serta secara kuantitatif dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 16 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018, Peraturan Bupati Bandung Nomor 78 Tahun 2017 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018, Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 dan Peraturan Bupati Bandung Nomor 69 Tahun 2018 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018.

Adapun indikator capaian target kinerja APBD adalah :

1. Penetapan Perda APBD dan Perda Perubahan APBD tepat waktu;

2. Kualitas Pendapatan diukur dengan total PAD terhadap total pendapatan;

3. Kualitas belanja diukur dengan total belanja untuk kesejahteraan terhadap total belanja;

4. Tingginya persentase realisasi APBD dan rendahnya SiLPA; 5. Penyampaian laporan keuangan pemerintah daerah tepat waktu.

Target kinerja APBD Tahun Anggaran 2018, dari sisi pendapatan, anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp5.201.946.479.574,51 terealisasi sebesar Rp5.259.974.811,26 atau persentase pencapaian sebesar 101,12 persen dari persentase tersebut dapat diketahui bahwa target pencapaian pendapatan melampaui target yang telah ditetapkan terutama pada pendapatan pajak daerah mencapai 119,47 persen dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp395.465.000.000,00 terealisasi sebesar Rp472.460.682.943,00.

Di sisi belanja, terealisasi sebesar Rp4.560.097,691.605,50 dari anggaran sebesar Rp5.207.272.759.527,62 atau 87,57 persen. Dari sisi transfer terealisasi sebesar Rp554.797.924.500,00 atau 99,34 persen dari anggaran sebesar Rp558.501.641.893,23 yang terdiri dari Transfer Bagi Hasil Pendapatan terealisasi sebesar Rp45.076.932.000,00 atau 96,36 persen dari anggaran sebesar Rp46.780.646.925,63 dan Transfer Bantuan Keuangan terealisasi sebesar

(22)

Rp509.720.992.500,00 atau 99,61 persen dari anggaran sebesar Rp511.720.994.967,60.

Rincian lebih lanjut mengenai penjelasan Pendapatan, Belanja, Pembiayaan, Arus Kas, dan Neraca akan diuraikan pada bab-bab selanjutnya.

BAB III

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

(23)

3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target APBD Pemerintah Kabupaten Bandung

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2018 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 16 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 dan Peraturan Bupati Bandung Nomor 78 Tahun 2017 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) perubahan Tahun Anggaran 2018 ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 dan Peraturan Bupati Bandung Nomor 69 Tahun 2018 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018.

Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah Kabupaten Bandung berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pengelolaan keuangan daerah dimulai dari perencanaan perumusan arah dan kebijakan umum, perumusan kebijakan dan strategi APBD, penyusunan Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD), dan Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Bandung, penatausahaan, akuntansi dan pertangungjawaban.

Laporan Realisasi APBD ini merupakan pengungkapan atas pengelolaan keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung yang menunjukkan ketaatan terhadap pelaksanaan APBD serta perubahannya. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2018 dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :

(24)

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2018 DAN 2017

No. URUT URAIAN

4 PENDAPATAN - LRA 5,201,946,479,574.51

4 . 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LRA 834,706,298,691.51

4 . 1 . 1 Pendapatan Pajak Daerah-LRA 395,465,000,000.00

4 . 1 . 2 Pendapatan Retribusi Daerah-LRA 25,985,735,871.51

4 . 1 . 3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan-LRA 66,768,614,620.00

4 . 1 . 4 Lain-lain PAD Yang Sah-LRA 346,486,948,200.00

4 . 2 PENDAPATAN TRANSFER-LRA 3,708,919,613,427.00

4 . 2 . 1 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat-LRA 3,134,905,571,000.00

4 . 2 . 1 . 1 Bagi Hasil Pajak-LRA 154,713,443,000.00

4 . 2 . 1 . 2 Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam-LRA 127,838,493,000.00

4 . 2 . 1 . 3 Dana Alokasi Umum (DAU)-LRA 2,060,202,697,000.00

4 . 2 . 1 . 4 Dana Alokasi Khusus (DAK)-LRA 171,632,825,000.00

4 . 2 . 1 . 5 Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik-LRA 620,518,113,000.00

4 . 2 . 2 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya-LRA 34,250,000,000.00

4 . 2 . 2 . 3 Dana Penyesuaian-LRA 34,250,000,000.00

4 . 2 . 3 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya-LRA 466,344,007,827.00

4 . 2 . 3 . 1 Pendapatan Bagi Hasil Pajak-LRA 466,344,007,827.00

4 . 2 . 4 Bantuan Keuangan-LRA 73,420,034,600.00

4 . 2 . 4 . 1 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Provinsi Lainnya-LRA 73,420,034,600.00

4 . 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH-LRA 658,320,567,456.00

4 . 3 . 1 Pendapatan Hibah-LRA 353,471,000,000.00

4 . 3 . 3 Pendapatan Lainnya-LRA 45,381,147,456.00

4 . 3 . 7 Pendapatan Dana Desa-LRA 259,468,420,000.00

5 BELANJA 5,207,272,759,527.62

5 . 1 BELANJA OPERASI 4,208,359,065,231.59

5 . 1 . 1 Belanja Pegawai-LRA 2,250,091,194,808.90

5 . 1 . 2 Belanja Barang dan Jasa-LRA 1,858,408,220,422.69

5 . 1 . 5 Belanja Hibah-LRA 98,966,900,000.00

5 . 1 . 6 Belanja Bantuan Sosial-LRA 892,750,000.00

5 . 1 . 7 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa-LRA 0.00

5 . 2 BELANJA MODAL 968,201,088,255.03

5 . 2 . 1 Belanja Modal Tanah 68,018,777,794.00

5 . 2 . 2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 225,817,797,287.53

5 . 2 . 3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 296,804,516,694.00

5 . 2 . 4 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 330,130,579,540.00

5 . 2 . 5 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 47,429,416,939.50

5 . 3 BELANJA TAK TERDUGA 30,712,606,041.00

5 . 3 . 1 Belanja Tak Terduga-LRA 30,712,606,041.00

6 TRANSFER 558,501,641,893.23

6 . 1 TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN 46,780,646,925.63

6 . 1 . 1 Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah 44,078,699,864.29

6 . 1 . 2 Transfer Bagi Hasi Retribusi 2,701,947,061.34

6 . 2 TRANSFER BANTUAN KEUANGAN 511,720,994,967.60

6 . 2 . 1 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya 2,000,000,000.00

6 . 2 . 2 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa 507,276,395,467.60

6 . 2 . 3 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya 2,444,599,500.00

SURPLUS / (DEFISIT) (563,827,921,846.34)

ANGGARAN 2018

Gambar

Tabel 5. 56 Ikhtisar Piutang
Tabel 5. 72 IKHTISAR PENYISIHAN PIUTANG Per 31 Desember 2018 dan 31 Desember 2017
Tabel 5.94 Pinjaman Bergulir
Tabel 5.60 IKHTISAR ASET PER JENIS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad

maksud dan tujuan diadakannya musyawarah tersebut dan peraturan- peraturan yang diberlakukan dalam musyawarah tersebut, maka mediator akan memberikan kesempatan

Komponen biaya yang dimasukkan dalam alternative mengerjakan sendiri atau mensubkontrakkan adalah terletak pada management fee, yaitu keseluruhan hasil dari penjualan akan

Untuk menghindari terjadinya hal-hal tersebut maka dilakukan perancangan dan pembuatan pintu gerbang yang dapat membuka dan menutup secara otomatis.. Cara kerja

Menghukum Penggugat rekonpensi dan Tergugat rekonpensi untuk me- laksanakan pembagian harta bersama pada diktum angka 2.2 di atas de- ngan bagian seperti diktum angka 3 di

Para Pihak menjam i n bahwa semua personil yang terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan Memorandum Sal i ng Pengertian ini hanya akan melakukan kegiatan yang

Makalah ini disajikan dalam Seminar Nasional Metode Penelitian yang diselenggarakan oleh Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Asocial Cognitive Eviewof Self- Regulated Academic Learning. Journal of