• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Financing To Deposit Ratio (FDR), Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia (Periode : 2013 - 20

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Financing To Deposit Ratio (FDR), Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia (Periode : 2013 - 20"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA

(DPK), NON PERFORMING FINANCING (NPF),

FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), DAN TINGKAT

INFLASI TERHADAP TOTAL PEMBIAYAAN YANG

DIBERIKAN OLEH BANK PEMBIAYAAN RAKYAT

SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA

(PERIODE : 2013 - 2018)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

dan Jurusan Studi Hukum Fakultas Agama Islam

Oleh:

BAYU ANDESTYA B 300 152 014 / I 000 152 014

TWINNING PROGRAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

1

ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), NON PERFORMING FINANCING (NPF), FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP TOTAL PEMBIAYAAN YANG DIBERIKAN OLEH BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

(BPRS) DI INDONESIA (PERIODE : 2013 - 2018)

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (Dpk), Non Performing Financing (Npf), Financing To Deposit Ratio (Fdr), Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Bprs) Di Indonesia (Periode : 2013– 2018)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) terhadap Dana Pihak Ketiga (Dpk), Non Performing Financing (Npf), Financing To Deposit Ratio (Fdr), Dan Tingkat Inflasiterhadap periode 2013-2018. Penelitian ini menggunakan variabel independen Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (Npf), Financing To Deposit Ratio (Fdr), dan Tingkat Inflasi. Adapaun variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari OJK dan BI. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis ECM yang diolah menggunakan Eviews. Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa dalam jangka pendek variabel NPF dan FDR memiliki pengaruh terhadap pembiayaan BPRS, sedangkandalam jangka panjang yang memiliki pengaruh adalah NPF, FDR dan Infalsi.

Kata kunci : BPRS, NPF, FDR, inflasi, dan pembiayaan PBPRS.

Abstract

This study is entitled "Analysis of the Influence of the Amount of Third Party Funds (Dpk), Non Performing Financing (Npf), Financing To Deposit Ratio (Fdr), And Inflation Rate Against Total Financing Provided By Islamic People's Financing Banks (Bprs) In Indonesia (Period: 2013 - 2018) ". The purpose of this study was to determine the effect of financing of Islamic People's Financing Banks (Sharia Rural Banks) on Third Party Funds (Dpk), Non Performing Financing (Npf), Financing To Deposit Ratio (Fdr), and Inflation Rate towards the 2013-2018 period. This study uses independent variables Third Party Funds (DPK), Non Performing Financing (Npf), Financing To Deposit Ratio (Fdr), and Inflation Rate. The dependent variable used in this study is the financing of the Islamic People's Financing Bank. The type of data used is secondary data obtained from the FSA and BI. The analysis technique used in this study is ECM analysis which is processed using Eviews. Based on the estimation results show that in the short term the NPF and FDR variables have an influence on BPRS financing, while in the long run the influence is NPF, FDR and Infalsi.

(6)

2

1. PENDAHULUAN

Perbankan syariah hadir di Indonesia untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat islam yang membutuhkan atau ingin memperoleh layanan jasa perbankan tanpa adanya riba. Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank syariah maupun persaingan dengan bank konvensional, membuat bank syariah dituntut harus memiliki kinerja yang baik agar mampu bersaing dalam pasar perbankan di Indonesia.

Perkembangan lembaga-lembaga keuangan syariah cukup signifikan, seiring dengan tanggapan masyarakat yang sangat positif dengan keberadaan lembaga keuangan syariah yang ada. Hal tersebut memang tidak bisa dilepaskan dari peranan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Lembaga ini dapat menjangkau masyarakat kalangan ekonomi mikro kecil dan menengah. Kedudukan LKMS yang antara lain dipresentasikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), Baitul Mal wat-Tamwil (BMT), dan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren), lembaga ini mempunyai peran yang cukup strategis dalam menjangkau transaksi syariah mikro kecil dan menengah.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang kegiatannya diatur atau di payungi oleh Bank Indonesia. Berbeda dengan BMT dan Kopontren yang merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang diatur oleh kementrian Koperasi dan UKM. Dalam masa awal periode 1992 sampai dengan 1998 terdapat hanya satu bank umum syariah dan 78

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah perbankan yang unik, dimana bank ini beroprasi dalam skala kecil, diperuntukan melayani usaha kecil dan menengah, BPRS beroprasi pada wilayah kabupaten atau kota dengan jangkauan yang terbatas sebagaimana permodalannya yang relatif kecil. Namun meskipun pada satu sisi BPRS adalah perbankan yang beroprasi terbatas, dengan permodalan mulai dari Rp 500 juta, yang tentunya pula dengan jumlah karyawan yang kecil, namun tidak dapat dipungkiri bahwa BPRS adalah sebuah bank atau suatu lembaga kepercayaan, yang harus dikelola sesuai prinsip-prinsip Good Corporate Governace (GCG). (Siregar,2008)

(7)

3

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi pihak-pihak yang memerlukan pendanaan.untuk itu bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan harus berdasarkan dua prinsip perbankn syariah yang mendasar. Pertama, prinsip keadilan, pembiayaan harus saling menguntungkan baik bagi pihak pengguna dana maupun penyedia dana. Kedua, prinsip kepercayaan merupakan landasan dalam menentukan persetujuan pembiayaan yang akan diberikan. Pada dasarnya produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah yaitu produk penyaluran dana (Financing) dan produk penghimpunan dana (Funding). Dan bank syariah perlu memperhatikan tingkat pembiayaan yang bermasalah (Non Permoming Financing), perbandingan jumlah prmbiayaan yang di berikan serta jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat untuk mengembangkan likuiditasnya. Dan salah satu gambaran perekonomian makro dari suatu negara dapat dilihat dari tingkat inflasi yang terjadi di Negara tersebut.

Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa total pembiayaan BPRS di Indonesia pada tahun 2013 hingga tahun 2018 selalu mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2013 total pembiayaan BPRS hanya Rp 3.565.521.000, namun jumlah tersebut selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya hingga mencapai Rp. 9.084.467.000 di akhir tahun 2018.

Hal tersebut membuktikan semakin sadarnya masyarakat akan pentingnya pembiayaan berbasis syariah yang terbukti jauh lebih adil daripada bank konvensional. Selain itu bank syariah memiliki keunggulan dari bank konvensional, baik dari secara spiritual maupun secara rasional. Keunggulan-keunggulan tersebut membuat masyarakt lebih memilih bank syariah untuk mengajukan pembiayaan. Ditambah lagi perkembangan bank syariah yang begitu pesat membuat masyarakat lebih yakin terhadap bank berbasis syariah.

Pembiayaan yang diberikan oleh BPR Syariah diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memperoleh pendanaan untuk kegiatan ekonomi, karena BPR Syariah dikhususkan untuk menjangku masyarakat dalam kalangan ekonomi mikro, kecil, dan menengah. Masyarakat yang seperti inilah yang

(8)

4

memerlukan bantuan pendanaan dari BPR Syariah dengn sistem bagi hasil dan bukan dengan sistem bungan yang sangat memberatkan rakyat kecil.

Tingginya penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengindikasikan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada perbankan syariah sekaligus menunjukan bahwa pasar potensial perbankan syariah masih besar di Indonesia. (Hamidi, 2003).

Faktor internal bank yang juga harus diperhatikan dalam memberikan pembiayaan kepada masyarakat, salah satunya adalah berkaitan dengan resiko likuiditas yaitu pembiayaan non lancar (Non Performing Financing). Menurut Bank Indonesia, bank yang sehat adalah bank yang memiliki Non Performing Financing (NPF) kurang dari 5%. Besar kecilnya NPF dapat dijadikan pertimbanga oleh bank syariah untuk menyalurkan dan memberikan pembiayaan kepada masyarakat, semakin besar pembiayaan bermasalah maka bank syariah akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan, karena apabia Non Performing Financing (NPF) tinggi maka akan mengurangi likuiditas dana yang akan disalurkan.

Selain itu, rasio antara jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, atau biasa disebut Financing to Deposit Ratio (FDR)juga menjadi masalah internal yang sering dihadai oleh lemaga pembiayaan. FDR ditentukan oleh perandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun, yaitu mencangkup tabungan, giro, dan deposito. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin besar kredit maka pendapatan yang diperoleh naik, karena pendapatan naik secara otomatis laba yang diterima juga akan naik.

Kestabilan tingkat Inflasi sangat penting untuk mendukung kegiatan perekonomian masyarakat. Apabila tingkat atau kondisi Inflasi stabil, maka dapat menimbulkan kepercayaan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonominya, baik konsumsi maupun investasi. Gejolak inflasi yang signifikan akan

(9)

5

mengganggu kestabilan perekonomian. Dampak adanya inflasi yang tinggi akan merugikan banyak golongan masyarakat. (Rivai, 2007).

Berdasarkan uraian diatas, maka terdapat faktor yang mempengaruhi total pembiayaan yang diberikan BPRS kepada masyarakat, dimana faktor internal (DPK, NPF, FDR) dan faktor eksternal (Inflasi). Penulis terarik untuk meneliti dan memahami lebih dalam seputarmasalah tersebut karena masih sedikit penelitian mengenai Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) secara umum. Maka oleh karena itu, penulis terdorog untuk mengangkat permasalahan mengenai

“ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), NON PERFORMING FINANCING (NPF), FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP TOTAL PEMBIAYAAN YANG DIBERIKAN OLEH BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA (PERIODE : 2008 - 2018) ”

2. METODE

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan Error Correction Model (ECM) untuk melihat hubungan jangka pendek dan menggunakan uji kointegritas untuk melihat indikasi adanya hubungan jangka panjang. Analisis data akan dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer, program Eviews 8. Pengujian ECM baru dapat dilakukan bila terdapat indikasi adanya hubugan jangka panjang dengan menggunakan uji kointegritas. Variabel-variabel dikatakan kointegritasi bila stasioner pada ordo yang sama. Untuk menguji kestasioner data, maka pada penelitian ini digunakan Augmented Dickey Fuller (ADF) test.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dilihat dari nilai R-squareyang sebesar 53,3% menunjukkan bahwa variabel total pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dapat dijelaskan oleh variabel total dana pihak ketiga, non performing finance (NPF), financing to deposit ratio

(FDR) dan inflasi, sisanya sebesar 46,7% dijelaskan oleh variabel independen lain yang tidak digunakan dalam peneilitian ini. Nilai R-square yang cukup tinggi

(10)

6

dalam penelitian ini salah satu faktornya karena dalam jangka pendek terdapat variabel independen yang signifikan sedangkan dalam jangka panjang terdapat tiga variabel. Berikut penjelasan lebih lanjut:

Pengaruh Variabel NPF terhadap Total Pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Dalam Jangka Pendek Maupun Jangka Panjang, Non Performing

Financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah berpengaruh signifikan negatif

terhadap total Pembiayaan dalam jangka pendek maupunjangka panjang. Hubungan yang bersifat negatif menandakan bahwaapabila NPF rendah maka akan meningkatkan total Pembiayaan dan sebaliknya apabila NPF tinggi akan mengurangi total Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia.

Hal ini sesuai dengan penelitian Firaldi pada tahun 2013, bahwa non

performing loan atau pada bank syariah di sebut non performing

financingberpengaruh negative terhadap pemberian kredit sebuah bank. Artinya

jika non performing loan/non performing financing naik tinggi maka pemberian kredit perbankan akan rendah.

Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF) pada

perbankan syariah yang tinggi dapat mengakibatkan tidak bekerjanya fungsi intermediasi bank secara optimal karena mengurangi atau menurunkan perputaran dana bank, sehingga memperkecil kesempatan bank memperoleh pendapatan. Apabila dana di bank berkurang maka akan pula mengurangi pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada masyarakat (Soedarto, 2004).

Pengaruh Variabel FDR terhadap Total Pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Dalam Jangka Pendek Maupun Jangka Panjang

Financing to Deposit Ratio (FDR) atau kemampuan likuiditas perbankan

berpengaruh signifikan positif terhadap total Pembiayaan dalam jangka pendek dan jangka panjang berpengaruh negatif. Hubunganyang bersifat positif menandakan jika FDR rendah maka akan menurunkan total Pembiayaan dan sebaliknya apabila FDR tinggi akan meningkatkan total Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia.

(11)

7

Hal ini sesuai dengan penelitian Yanti dkk pada tahun 2018, bahwa

financing to deposit ratio pada bank syariah berpengaruh positif terhadap

pemberian kredit sebuah bank. Artinya jika financing to deposit ratio naik tinggi maka pemberian kredit perbankan akan tinggi.

Kemampuan menjalankan fungsi intermediasi secara baik bagi perbankan dapat menggunakan FDR sebagai indikatornya. Semakin tinggi rasio FDR maka bank tersebut semakin baik dalam menjalankan fungsi intermediasinya, semakin tinggi FDR maka pembiayaan yang disalurkan juga semakin meningkat. Demikian sebaliknya, jika terjadi penurunan FDR maka pembiayaan yang disalurkan juga mengalami penurunan. Jadi bisa disimpulakn FDR memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap total pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) (Dendawijaya, 2009).

Tidak Berpengaruhnya Variabel Inflasi terhadap Total Pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Pada Jangka Pendek Namun Berpengaruh Pada Jangka Panjang

Tingkat Inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap total pembiayaan yang diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia dalam jangka pendek, sedangkan dalam jangka panjang berpengaruh signifikan. Hubungan dalam jangka pendek sesuai dengan penelitian yang dilakukan Firaldi pada tahun 2013, namun dalam jangka panjang penelitian yang ia lakukan juga menghasilkan kesimpulan yang sama yaitu tidak berpengaruh signifikan.

Berpengaruhnya inflasi terhadap total pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam jangka panjang menurut Saekhu (2015) dapat disebabkan karena semakin besarnya kedudukan perbankan syariah sebagai faktor yang dapat mempengaruhi peredaran uang di Indonesia. Inflasi dapat dikatakan sebagai suatu fenomena moneter yang selalu meresahkan dan menggrogoti stabilitas ekonomi suatu Negara. Inflasi yang melebihi angka dua digit, tidak hanya mendongkrak kenaikan harga-harga umum dan menurunkan nilai uang, tetapi juga meningkatkan angka pengangguran, memperlebar jurang antara kaya dan miskin, serta dapat melunturkan kepercayaan masyarakat terhadap kewibawaan suatu Negara.(Khalwaty, 2000).

(12)

8

4. PENUTUP

Berdasarkan kesimpulan dari regresi model ECM (Error Correction Model)mengenai pengaruh jumlah dana pihak ketiga, non performing financing, dan tingkat inflasi terhadap total pembiayaan yang diberikan bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Semua variabel penelitian stasioner pada tingkat difference pertama, Terdapat kointegrasi pada model yang digunakan sehingga menandakan adanya indikasi hubungan jangka panjang, Model yang digunakan terbebas dari masalah asumsi klasik, Model yang digunakan sudah eksis atau tepat, terlihat dari nilai probabilitas F statistik < alpha (0,05), Nilai R2 sebesar 0.533, artinya 53,3% variasi varaiabel pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dapat dijelaskan oleh variabel dana pihak ketiga (DPK), non performing finance(NPF), financing to deposit ratio

(FDR) dan tingkat inflasi. Sisanya sebesar 46,7 % dipengaruhi oleh variabel-variabel atau faktor-faktor lain yang tidak dipakai dalam model, DPK dalam jangka pendek maupun jangka panjang tidak memiliki pengaruh terhadap total pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), NPFdalam jangka pendek mempunyai pengaruh yang signifikan negatif terhadap total pembiayaan yang diberikan bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia, yang berarti setiap peningkatan NPF akan menurunkan total pembiayaan. Sedangkan dalam jangka panjang NPFjuga berpengaruh signifikan terhadap total pembiayaan yang diberikan bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia. Hal ini membawa implikasi bahwa variabel NPF dapat digunakan untuk melihat pergerakan total pembiayaan yang diberikan BPRS dalam jangka pendek maupun jangka panjang, FDR dalam jangka pendek berpengaruh positif terhadap total pembiayaan yang diberikan bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia. Sedangkan dalam jangka panjang FDR mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap total pembiayaan yang diberikan oleh bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia, dimana dalam jangka pendek setiap peningkatan FDR akan meningkatkan total pembiayaan dan dalam jangka panjang setiap peningkatan FDR akan menurunkan total pembiayaan.Hal ini membawa implikasi bahwa dalam jangka pendek maupun panjang variabel FDR dapat digunakan untuk melihat pergerakan total

(13)

9

pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah., Tingkat Inflasi dalam jangka pendek tidak memiliki hubungan namun jangka panjang mempunyai hubungan yang signifikan terhadap total pembiayaan yang diberikan bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam jangka panjang BPRS perlu mewaspadai hal ini dan untuk jangka pendek tingkat inflasi di Indonesia tidak akan mempengaruhi total pembiayaan yang diberikan BPRS di Indonesia.

Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dalam penelitian mengenai analisis pengaruh dana pihak ketiga (DPK), non performing financing

(NPF),financing to deposit ratio (FDR) dan tingkat inflasi terhadap total pembiayaan yang diberikan bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia, dapat ditarik sebuah saran darinya yaitu : Bagi para praktisi, keberadaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat kecil ekonomi lemah. Seperti tujuan Bank Indonesia yang menyatakan bahwa BPR Syariah adalah bank yang didirikan untuk melayani Usaha menengah, kecil dan mikro. Oleh karena itu peningkatan jumlah BPR Syariah di Indonesia serta pembiayaannya harus di perhatikan dan diberikan dukungan penuh agar masyarakat menengah dan kecil dapat mendapatkan pula modal usaha yang cukup mudah. Selain itu, tingkat NPF BPRS yang cukup tinggi di atas 5% perlu menjadi perhatian agar dapat lebih meningkatkan produktifitas dan efektifitas., Dalam jangka panjang, para nasabah selaku pemilik dana pihak ketiga perlu memperhatikan pembiayaan bermasalah dan bagi nasabah peminjam perlu memperhatikantingkat inflasi, karena keduanya mempunyai pengaruh terhadap total pembiayaan BPRS, Bagi para peneliti berikutnya agar periode penelitian ini dapat diperpanjang serta menggunakan variabel pengujian yang lebih banyak, sehingga dapat memberikan hasil penelitian yang lebih akurat lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mushlih, Abdullah dan Ashishawi, Shalah. 2001. “Fiqih Ekonomi Keuangan Islam.” Jakarta: Penerbit Darul Haq.

(14)

10

Ariefianto, Doddy. 2012. ”Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan

Menggunakan Eviews.” Jakarta: Penerbit Erlangga.

Arianti, Wuri dan Muharamm, Harjum.2011. “Analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), dan Return Of Asset (ROA) terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah.”

Bank Indonesia, “Statistik Perbankan Syariah” (Islamic Banking Statistik)

Periode Januari 2013 sampai Desember 2018.

Duddy Roesmara dan Nurul Chotimah. 2008. “Analisis variable-variabel yang mempengaruhi Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia ditinjau

dari sisi penawaran.” Jurnal Vol 2.

Firaldi, Mufqi. 2013. “Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga, (Dpk), Non Performing Financing (Npf) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(Bprs) Di Indonesia.” Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Gujarati, Damodar. 2010. “Ekonometrika Dasar” Jakarta: Erlangga.

Hamja, Yahya. 2008. “Modul I Ekonometrika.” Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah.

Hamidi, Muhamad. 2003. “Jejak-Jejak Ekonomi Syariah.” Jakarta :Senayan

Abadi Publishing.

Hasanudin, Mohamad dan Prihatiningsih. 2010. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga, NPL, Dan Inflasi Terhadap Penyaluran

Kredit BPR Di Jawa Tengah.” Jurnal TEKNIS Vol.5 Semarang.

Hasbi, Hariandy dan Sumachdar, Endamg. 2011. “Financial Performance Analysis for Islamic Rural Bank to Third Party Funds and The

Comparation with Conventional Rural Bank in Indonesia.” Kuala

Lumpur: IACSIT Press.

Huda, Nurul. 2008. Ekonomi Makro Islam : “Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana.

Khalwaty, Tajul. 2000. “Inflasi Dan Solusinya.” Jakarta: Penerbit Gramedia

Pustaka Utama.

Maruddani, et al. 2007. “Model Dinamik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pasca Krisis Moneter: Suatu Pendekatan Koreksi Kesalahan (Model Koreksi

(15)

11

Muhamad. 2005. “Manajemen Bank Syariah: Edisi Revisi.” Yogyakarta: AMP

YKPN.

Mufraiani, Arief. 2008. “Modul Perbankan Syariah Landasan Teori dan

Praktek. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Jakarta.

Nachrowi, et al. 2006. “Ekonometrika Pendekatan Populer dan Praktis Untuk

Analisis Ekonomi dan Keuangan.” Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Rodoni, Ahmad. 2010. “Panduan Penulisan Skripsi.” Jakarat: Feis UIN Press.

Rosadi, Dedi. 2012. “Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Aplikasi untuk budang Ekonomi, Bisnis, dan Keuangan.”

Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Rivai, Veithzal dan Arviyan. 2010. “Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep, dan

Aplikasi.” Jakarta:Penerbit Bumi Aksara.

Saekhu. 2015. “Pengaruh Inflasi Terhadap Kinerja Pembiayaan Bank Syariah, Volume Pasar Uang Antar Bank Syariah, dan Posisi Outstanding

Sertifikat Wadiah Bank Indonesia.” Jurnal economica, Vol. VI. Edisi 1.

Soedarto, Mochamad. 2004. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi penyaluran kredit pada bank perkreditan rakyat (BPR)”

Tesis Univesitas Diponegoro, Semarang.

Syamsiah, Siti. 2012. “Pengaruh Jumlah Pembiayaan dan Nasabah Terhadap Keuntungan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) As Salam di

Referensi

Dokumen terkait

EVALUASI KINERJA APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASKES KOMERSIAL PADA PASIEN.. RAWAT INAP DI PT ASKES CABANG BOYOLALI

Laporan laba rugi komprehensif (statement of compherensive income) PSAK 1 memperkenalkan laba rugi komprehensif yaitu laporan yang memberikan informasi mengenai kinerja entitas

Penulis berharap agar tesis ini dapat memberikan kontribusi dan bermanfaat banyak bagi akademisi dan segala pihak yang membutuhkan, sehingga hasil yang diperoleh dapat

pada satu atau lebih karakter/obyek yang ada di dalam film. Character shot ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu full shot, two shot, medium shot, serta close up. Full

Telah memuat Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya untuk Jangka. Menengah (lima tahun)

Dari nilai percepatan tanah maksimum dan intensitas Kota Padang yang diperoleh dapat dibandingkan dampak akibat gempa yang berasal dari wilayah interplate dan intraplate

Berdasarkan hasil uji t dalam pengujian hipotesis pada tabel diatas, hasilnya adalah dari kelima variabel komponen fraud triangle yang dimoderasi dengan keahlian

Nama PARILAWATI S.Pd.AUD Jabatan KEPALA SEKOLAH Tanggal Pengisian 1 April 2016. Tanda