• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAAN PREEKLAMPSIA DI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAAN PREEKLAMPSIA DI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN

PREEKLAMPSIA DI RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO

SRAGEN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

IMUNG DESY ERMA PRADITA J 210140026

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

(2)
(3)
(4)
(5)

1

HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAAN PREEKLAMPSIA DI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Abstrak

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikasi yang menimbulkan masalah kesehatan pada perempuan. Di Indonesia peningkatan preeklampsia sekitar 15% - 25%, dari peningkatan resiko yang sering terjadi yaitu riwayat hipertensi kronis, preeklampsia, diabetes milletus, ginjal kronis dan hioperlasentosis.Didapatkan dari profil kesehatan tahun 2014, sekitar 30% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010 disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan infeksi. Penyakit hipertensi dalam kehamilan disebabkan oleh kelainan vaskuler yang menyerang sebelum kehamilan atau akan muncul dalam kehamilan atau akan mucul pada saat nifas. Tujuan dalam penelitian ini adalah Mengetahui hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadiaan preeklampsia di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan retrospektif. 436 ibu hamil yang menderita preeklampsia yang diambil dengan teknik total sampling pada bulan Mei 2016-Februari 2018. Teknik pengolahan data Menggunakan teknik chi square.Terdapat hubungan usia ibu hamil terhadap kejadian preeklampsia di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dan kejadian preeklampsia di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen pada bulan Mei 2016-Februari 2018 yang paling banyak terjadi pada usia 20-35 tahun sebanyak 64,4%. Sebagian besar di usia 20-35 tahun mengalami preeklampsia berat 79%.

Kata Kunci : Kehamilan, Preeklampsia, Umur Abstrak

Maternal Mortality Rate (MMR) is one of the indications that cause health problems in women. In Indonesia the increase in preeclampsia is about 15% - 25%, from the increased risk that often occurs are history of chronic hypertension, preeclampsia, diabetes milletus, chronic kidney and hioperlasentosis. Obtained from the 2014 health profile, approximately 30% of maternal deaths in Indonesia in 2010 are due to hypertension in pregnancy (HDK) and infection. Hypertension disease in pregnancy is caused by vascular abnormalities that attack before pregnancy or will appear in pregnancy or will appear at the time of childbirth. To know the correlation between maternal age with preeclampsia incidence in RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. This research is descriptive correlational research with retrospective approach. 436 pregnant women suffering from preeclampsia taken with total sampling technique in May 2016-February 2018. Data processing technique Using chi square technique. There is a correlation between maternal age to preeclampsia in RSUD dr. Soehadi

(6)

2

Prijonegoro Sragen and the incidence of preeclampsia in RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen in May 2016-February 2018 which most happened at the age of 20-35 years as much as 64.4%. Most of those aged 20-35 years have severe preeclampsia 79%.

Keywords: Pregnancy, Preeclampsia, Age

1. PENDAHULUAN

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikasi yang menimbulkan masalah kesehatan pada perempuan. Banyak nya AKI pada era ini membuat masyarakat untuk menyadari betapa pentingnya untuk meningkatkan kesehatan ibu.Terdapat dua kategori pada kematian ibu yaitu disebabkan kematian pada kehamilan dan persalinan secara langsung dan kematian yang disebabkan secara tidak langsung yaitu oleh penyakit dan bukan oleh kehamilan dan persaliananya (Kemenkes RI, 2013).

Di dunia terdapat sekitar 585.000 ibu meninggal per tahun nya saat hamil atau bersalin dan 58,1% diantaranya dikarenakan oleh preeklampsia (World Health Organization, 2014). Penyebab kematian ibu hamil pada perdarahan sekitar (28%), preeklampsia (24%), infeksi (11%), komplikasi (8%), partus lama (5%), trauma obstetrik (5%), emboli obstetrik (3%). Persentase KIA pada preeklampsia didapatkan sekitar 24% dari 58,1%. Di Indonesia peningkatan preeklampsia sekitar 15% - 25%, dari peningkatan resiko yang sering terjadi yaitu riwayat hipertensi kronis, preeklampsia, diabetes milletus, ginjal kronis dan hiperlasentosis (mola hidatidosa, kehamilan multipel, bayi besar) (Prawirohardjo, 2009).Preeklampsia merupakan penyebab kematian maternal dan parinatal paling penting (Mochtar, 2013).

Pada tahun 2012 di dapatkan bahwa angka kematian ibu pada saat kehamilan, persalinan dan nifas sekitar 359/100.000 kelahiran yang hidup.Dibandingkan pada tahun 2007 presentase hasil sekitar 228/100.000 yang semakin tahun terus mengalami peningkatan. Didapatkan dari profil kesehatan tahun 2014, sekitar

(7)

3

30% kematian ibu di indonesia pada tahun 2010 disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan infeksi. Penyakit hipertensi dalam kehamilan disebabkan oleh kelainan vaskuler yang menyerang sebelum kehamilan atau akan muncul dalam kehamilan atau akan muncul pada saat nifas (Kemenkes RI, 2013).

Preeklampsia merupakan salah satu penyakit yang angka kejadian nya disetiap negara berbeda–beda.Angka kejadian preeklampsia lebih banyak terjadi di negara berkembang dibandingkan pada negara maju.Hal ini disebabkan karena pada negara maju perawatan parenatalnya lebih baik.Kejadian preeklampsia dapat di pengaruhi oleh paritas, ras, faktor genetik dan lingkungan.Dalam kehamilan dengan preeklampsia lebih umum terjadi pada primigravida, sedangkan pada multigravida lebih berhubungan dengan penyakit hipertesi kronis, diabetes milletus dan penyakit ginjal (Gafur,2012).Preeklampsia hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada nulipara. Terdapat pada anita usia subur dengan umur ekstrim,biasanya pada wanita umur >35 tahun atau remaja belasan tahun (Mochtar, 2007).

Usia sangatlah berpengaruh pada usia kehamilan maupun dalam persalinan. Pada wanita dibawah 20 tahun dan diatas umur 35 tahun tidak dianjurkan untuk hamil maupun melahirkan. Dikarenakan pada usia tersebut memiliki resiko tinggi yaitu salah satunya terjadi keguguran bahkan juga bisa mengakibatkan kematian pada ibu maupun bayinya (Gunawan S, 2010). Preeklampsia dari 2,601ibu hamilditemukan sebanyak 58,1% pada usia <35 tahun (Qiu et.al 2009).

Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016 sebanyak 602 kasus, mengalami penurunan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu tahun 2015 yang sebanyak 619 kasus (Dinkes Jateng, 2015). Dengan demikian Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunandari 111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi 109,65 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016. Namun di dalam jumlah kasus kematian ibu menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah sebesar 63,12

(8)

4

persen kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu hamil sebesar 22,92 persen dan pada waktu persalinan sebesar 13,95 persen (Dinkes Jateng, 2016). Pada tahun 2015 penyebab kematian ibu di karenakan perdarahan sekitar (21,14%), hipertensi sebesar(26,34%), infeksi (2,76%), gangguan sistem peredaran darah (9,27%), lain-lain (40,49%). Sedangkan pada tahun 2016 penyebab kematian ibu dikarenakan perdarahan sekitar 21,26%, hipertensi 27,08%, infeksi 4,82%, gangguan sistem peredaran darah 13,29%, gangguan metabolisme 0,33 dan lain-lain 33,22%. Sementara berdasarkan umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada usia 20-34 tahun sebesar 67,11%, kemudian umur ≥ 35 tahun sebesar 29,07% dan pada umur ≤20 tahun sebesar 3,82% (Dinkes Jateng, 2016). Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen pada tahun 2015 di dapatkan sekitar 15 kasus kematian ibu (Dinkes Kab.Sragen, 2015) dan pada tahun 2016 di dapatkan 17 kasus kematian ibu (Dinkes Kab.Sragen, 2016).

Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen didapatkan ibu hamil pada tahun 2016 sebanyak 1414, dan pada bulan Januari sampai bulan November 2017 didapatkan sebanyak 1560. Pada tahun 2016 di dapatkan bahwa 301 ibu hamil di dapatkan mengalami preeklampsia dan pada bulan januari sampai bulan november 2017 di dapatkan 388 ibu mengalami preeklampsia. data yang di peroleh dari bulan Agustus 2017 sampai 21 desember 2017 didapatkan 85 ibu mengalami preeklampsia.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis menganggap perlu di lakukan penelitian tentang “Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadiaan Preeklampsia di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen”.

(9)

5

2. METODE

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan menggunakandeskriptif korelasional yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada (Arikunto, 2010). Pedekatan yang digunakan adalah Retrospektif. Retrospektifadalah penelitian yang bersifat back ward looking atau melihat kebelakang (Ircham Machfoedz, 2007).

Sampel penelitian ini 436 ibu hamil yang menderita preeklampsia di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen pada bulan Mei 2016-Februari 2018. Sampel penelitian ini menggunakan total sampling dan teknik pengolahan data menggunakan teknik chi square.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Umur dan Preeklampsia

Tabel 1.

Distribusi Responden sampel berdasarkan umur pada penelitian di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen pada bulan Mei 2016-Februari 2018

No Umur ibu Frekuensi Persentase (%)

1. <20 tahun 37 8,5

2. 20-35 tahun 281 64,4

3. >35 tahun 118 27,1

Total 436 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang usianya 20-35 tahun mengalami preeklampsia 281 responden (64,4%), sedangkan sebagian kecil ibu hamil yang usianya <20 tahun 37 responden (8,5%).

(10)

6

Tabel 2

Distribusi Ibu Hamil dengan Preeklampsia pada penelitian di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen pada bulan Mei 2016-Februari 2018tahun 2018

No Preeklampsia Frekuensi Persentase (%)

1. Ringan 74 17,0

2. Berat 362 83,0

Total 436 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya ibu hamil mengalami preeklampsia berat 362 responden(83,0%), sedangkan sebagian kecil mengalami preeklampsia ringan 74 responden (17,0%).

Tabel 3

Hubungan usia ibu hamil dengan kejadiaan preeklampsia di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Bulan Mei 2016-Februari 2018

Usia Preeklamsia

Ringan Berat Total

Fre k % Frek % Frek % < 20 tahun 3 8 34 92 37 100 2 hitung = 9,167 20-35 tahun 59 21 222 79 281 100 Sig = 0,010 > 35 tahun 12 10 106 90 118 100 Kes= H0 ditolak

Total 74 17 362 83 436 100

Berdasarkan tabel 3 diatas di ketahui hasil menggunakan Chi square nilai X2hitung = 9,167 dengan p-value = 0,010 maka kesimpulan hasil data diatas adalah Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara usia ibu hamil terhadap kejadian preeklampsia. Hasil menunjukkan bahwa berdasarkan tabulasi silang kejadian preeklampsia ditinjau dari usia menunjukkan bahwa pada usia <20 tahun terdapat 34 responden (92%) yang mengalami preeklampsia berat, selanjutnya pada usia 20-35 tahun terdapat 222 responden (79%) yang mengalami preeklampsia berat, sedangkan pada usia >35 tahun terdapat 106 responden (90%) yang mengalami preeklampsia berat. Dari hasil analisa

(11)

7

tersebut di dapatkan bahwa kelompok usia terbanyak yang mengalami preeklampsia di umur 20-35 tahun sebagian besar mengalami preeklampsia berat.

3.2 Pembahasan

Preeklamsia merupakan kondisi yang hanya terjadi di kehamilan manusia, tanda dan gejala yang akan mucul pada selama kehamilan dan akan menghilang dengan cepat setelah melahirkan plasenta dan janin (Sibai, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui usia sampel paling banyak berada di usia 20-35 tahun sebanyak 64,4%.Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Qiou et.al. 2009) dalam penelitianya menemukan dari 2,601 ibu hamil ditemukan kejadian preklamsia sebanyak 58,1 % pada usia <35 tahun. Penelititian di dapatkan bahwa kasus preeklampsia lebih banyak ditemukan pada usia ibu hamil dengan umur 20-35 tahun dengan 64,61% (Manuaba, 2017). Kasus preeklampsia lebih banyak terjadipada usia 20-35 tahun dengan 68,8% (Khuzaiyah, 2016). Penelitian tersebut mendukung hasil riset yang dilakukan peneliti dimana terdapat kasus preeklampsia terbanyak dengan umur 20-35 tahun. Sedangkanhasil penelitian yang dilakukan Montolalu pada tahun 2014 dimana hasil preeklampsia terbanyak pada umur <20 tahun dengan 56,5%. Hasil dari penelitian ini bertentangan dengan hasil yang dilakukan oleh peneliti dimana pada usia 21-35 tahun mengalami preeklampsia lebih banyak.

Hal yang berbeda diungkapkan bahwa kehamilan yang mengalami preeklampsia cenderung pada ibu hamil yang berusia <20 tahun dan >35 tahun (Gunawan, 2010). Hasil ini sependapat dalam penelitianya menemukan bahwa preklamsia banyak terjadi pada usia> 35 tahun (Tessema et.al, 2015).

Umur merupakan salah satu faktor yang dapat menetukan kesehatan ibu hamil.Akan tetapi pada kasus preeklampsia umur tidak menjadi satu-satunya faktor resiko kemunculan preeklampsia, melainkan ada faktor lainnya seperti

(12)

8

nulipara,kehamilan ganda, obesitas, riwayat penyakit, genetik dan preeklampsia pada kehamilan sebelumnya (Cunningham, 2014).Berdasarkan hasil penelitian, faktor lain yang dapat memicu preklamsia yaitu hipertensi, diabetes militus, dan usia pernikahan(Tessema et.al, 2015). Pada penelitian terjadinya preklamsia merupakan faktor utama kematian pada janin(Quaker et.al, 2015).

4. PENUTUP 4.1 Simpulan

1) Terdapat hubungan usia ibu hamil terhadap kejadian preeklampsia di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

2) Kejadian preeklampsia di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen pada bulan Mei 2016-Februari 2018yang paling banyak terjadi pada usia 20-35 tahun sebanyak 64,4%.

3) Usia ibu hamil dengan kejadiaan preeklampsia terbanyak pada usia 20-35 tahun sebagian besar di usia tersebut mengalami preeklampsia berat sebanyak 79%.

4.2 Saran

1.)Bagi ibu hamil

Bagi ibu hamil diharapkan dapat dilakukan pencegahan dengan meningkatkan edukasi dan informasi pada ibu hamil dan selalu melakukan kunjungan ANC secara rutin.

2.)Petugas kesehatan

Memberikan informasi dan masukan mengenai hubungan usia ibu hamil dengan kejadian preeklampsia sehingga dapat di lakukan upaya untuk menurunkan kejadian preeklampsia.

(13)

9

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau titik tolak tambahan bila diadakan penelitian lain dengan metode yang berbeda dan jumlah responden yang berbeda terkait usia ibu hamil dengan kejadian preeklampsia.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rause DJ, Spancy CY. Williams obstetrics. 23 ed. New York: Mc Graw Hill; 2010. p.706-47.

Dinkes Prov. Jateng. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015. Semarang.

________________. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016. Semarang.

Dinkes Sragen. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten Sragen.Sragen. ___________. (2016). Profil Kesehatan Kabupaten Sragen. Sragen.

Gafur.A, Nurdin.A, Rahmadhany.S, dan Rahim.M.R.(2012). Hubungan Antara Primigravida dengan Preeklampsia.

Gunawan.S, (2010).Reproduksi Kehamilan dan Persalinan : CV Graha.

Kemenkes Kesehatan RI.Rencana Aksi Percepatan Penurunana AKI 2013 – 2015. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI: 2013.

Khuzaiyah.S, Anies dan Wahyuni.S. (2016).Karakteristik Ibu Hamil Preeklampsia. Jurnal Ilmiah Kesehatan(JIK) Vol IX No. 2September 2016 ISNN: 1978-3167.

Manuaba.I B G F, dan Putu Dyah W. (2017). Gambaran Kasus Preeklampsia Dengan Penanganan Konservatif di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar-Bali Tahun 2013. E-Jurnal Medika Vol. 6 No. 10 Juni 2017 ISSN: 2303-1395.

Mochtar R.(2013) Sinopsis Obstetri. Ed. 21. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Notoadmojo, S. (2010).Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Qiu, C., Williams, M. A., Calderon-Margalit, R., Cripe, S. M., & Sorensen, T. K.

(2009). Preeclampsia risk in relation to maternal mood and anxiety disorders diagnosed before or during early pregnancy. American Journal of Hypertension, 22(4), 397–402. https://doi.org/10.1038/ajh.2008.366

(14)

10

Sibai, B. (2007). Hipertensi.Dalam S. Gabbe, J. Niebyl & J. Simpson (Ed).Obstetric: normal and Problem Pregnancies. Edisi ke-5. Philadelphia: Churchill Livingstone.

Tessema, G. A., Tekeste, A., & Ayele, T. A. (2015). Preeclampsia and associated factors among pregnant women attending antenatal care in Dessie referral hospital, Northeast Ethiopia: A hospital-based study. BMC Pregnancy and Childbirth, 15(1), 1–7. https://doi.org/10.1186/s12884-015-0502-7

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.. Ada dua manfaat

terhadap integritas informasi laporan keungan pada berusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2003-2006 menyimpulkan bahwa variabel struktur

Kepuasan juga berperan penting dalam mengukur loyalitas konsumen, Kepuasan akan mendorong konsumen untuk mengulang perilaku pembelian atau konsumsi yang mengakibatkan

Berikut temuan penelitian dikatakan bahwa penggunaan strategi card sort dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi struktur dan fungsi bagian tubuh tumbuhan pada siswa

Kegiatan penelitian, pemanfaatan, dan pengembangan tenaga nuklir di KNPJ memungkinkan untuk melepas material radioaktif ke lingkungan, sehingga diperlukan pemantauan

Data hasil dari analisis tekstur kayu jati dengan Metode GLCM akan diklasifikasi dengan metode k-NN lalu untuk proses validasi akan dilakukan holdout di mana data yang

Data multivariat, dari ketiga faktor (Stres, hiperglikemi, lama menderita diabetes) yang paling berpengaruh terhadap nyeri neuropati diabetik adalah faktor stress dengan nilai p-

Sungai berperan sangat besar bagi masyarakat. Dapat dikatakan bahwa sungai adalah urat nadi bagi mereka. Sungai bukan hanya dimanfaatkan untuk perairan, namun