• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Pada Peserta Bpjs Di Puskesmas Setabelan Kota Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Pada Peserta Bpjs Di Puskesmas Setabelan Kota Surakarta"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA PESERTA BPJS DI

PUSKESMAS SETABELAN KOTA SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

RIZQIYANI KHOIRIYAH J410130079

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA PESERTA BPJS DI

PUSKESMAS SETABELAN KOTA SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

RIZQIYANI KHOIRIYAH J410130079

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Kusuma Estu Werdani S.K.M., M.Kes. NIK. 1572

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA PESERTA BPJS DI

PUSKESMAS SETABELAN KOTA SURAKARTA

OLEH

RIZQIYANI KHOIRIYAH J410130079

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Kamis, 13 Juli 2017 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

Dekan,

Dr. Mutalazimah, M.Kes NIP: 786

1. Kusuma Estu Werdani S.K.M., M.Kes (……...) (Ketua Dewan Penguji)

2. Sri Darnoto, SKM., M.PH (……...) (Anggota Penguji I)

3. Tanjung Anitasari IK, SKM., M.Kes (……...) (Anggota Penguji II)

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam penyataan saya diatas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 18 Juli 2017

Penulis

Rizqiyani Khoiriyah J410130079

(5)

1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA PESERTA BPJS DI

PUSKESMAS SETABELAN KOTA SURAKARTA Abstrak

Pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi masih perlu diperhatikan oleh peserta BPJS. Peserta BPJS memiliki hak untuk memanfaatan pelayanan kesehatan giginya dengan tindakan kuratif maupun preventif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu pengetahuan kesehatan gigi, kondisi kesehatan gigi, akses layanan, dan kepuasan pelayanan poli gigi di Puskesmas Setabelan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif analitik dengan pendekatan Crossectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua peserta BPJS yang tercatat di Puskesmas Setabelan sebanyak 125 responden. Data diambil menggunakan tehnik Accidental sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 9 mei-13 Mei 2017. Hasil penelitian diperoleh variable tidak berhubungan yaitu pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dengan pengetahuan kesehatan gigi (p value 0,305), pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dengan kondisi kesehatan gigi (p value 1,000), pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dengan akses layanan (p value 0,545), dan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dengan kepuasan pelayanan kesehatan gigi (p value 0,230). Kesimpulan dari penelitian bahwa tidak ada hubungan pengetahuan kesehatan gigi, kondisi kesehatan gigi, akses layanan dan kepuasan pelayanan kesehatan gigi dengan pemanfaatan pelayana kesehatan gigi oleh peserta BPJS di Puskesmas Setabelan Tahun 2017.

Kata kunci : Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi

Abstract

Utilization of dental health services still need to be considered by the participants BPJS. Participants of BPJS have the right to utilize their dental health services curative or preventive measures. This study aims to determine the associated factors with the utilization of health services, namely dental health knowledge, dental health conditions, services access, and satisfaction of dental health services at Local Government Clinic Setabelan. The research type is quantitative analytic with Crossectional approach. The population in this study were all recorded BPJS’ participants at Local Government Clinic Setabelan as many as 125 respondents. Data were taken using Accidental sampling technique. The data analysis is Chi-Square test. This research was conducted on May 9th - 13th of May 2017. The result of this research is unrelated variable that is utilization of dental health service with dental health knowledge (p value 0,305), utilization of dental health service with dental health condition (p value 1,000), utilization of

(6)

2

dental service with service access (p value 0,545), And utilization of dental services with dental health services (p value 0,230). The conclusion of the research is there is no correlation of knowledge of dental health, dental health condition, service access and dental health service satisfaction with utilization of dental health service by BPJS’ participants at local government clinic Setabelan Year 2017.

Keywords: Utilization of Dental Health Services

1. PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut masih menjadi isu global yang perlu diperhatikan. Pentingnya kesehatan gigi dapat dilihat dari terselenggaranya program Oral Health 2010 yang telah disepakati oleh WHO (World Health Organization), FDI (Foreign Direct Investment), IADR (International Asociation For Dental Researc) untuk mengurangi kehilangan gigi akibat penyakit priodontal terutama untuk kasus kebersihan mulut yang buruk (Hobdell dkk, 2003). Hasil Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan sebesar 25,9% penduduk Indonesia mempunyai masalah gigi dan mulut (Kemenkes, 2014).

Kejadian penyakit gigi di Indonesia masih sangat tinggi. Kejadian karies di Indonesia sebanyak 90,05% berdasarkan SKRT tahun 2004. Tampubolon (2010) menyimpulkan bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut memiliki prevalensi yang cukup tinggi dengan prevalensi penyakit periodontal pada semua kelompok umur di Indonesia sebanyak 96,58%. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya masalah kesehatan gigi dan mulut yang dapat mempengaruhi kesehatan umum. Pola hidup tidak sehat, dan tidak kontrol gigi secara teratur, serta faktor-faktor lain seperti diet, merokok, kurang vitamin dapat menyebabkan masalah pada kesehatan gigi dan mulut (Larasati, 2012).

Dukungan pemerintah dalam menangani penyakit gigi sudah baik. Hal ini terlihat pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1415 Tahun 2005 yang menetapkan penyebaran dokter gigi dan perawat gigi. Setiap puskesmas harus memiliki 1 dokter gigi dan 1 perawat gigi. Masyarakat yang telah terdaftar menjadi peserta BPJS juga telah dimudahkan untuk mendapatkan pelayanan gigi secara gratis. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) bahwa peserta BPJS kesehatan

(7)

3

mendapatkan pelayanaan gigi gratis di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun di fasilitas kesehatan tingkat lanjut yang bekerja sama dengan BPJS kesehatan. Tujuan dari aturan ini agar masyarakat melakukan pemeriksaan gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali. Tindakan perawatan gigi yang dijamin oleh BPJS meliputi, administrasi pelayanan, penyediaan dan pemberian surat rujukan, pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis. Peserta BPJS akan sangat terbantu dalam hal pembiayaan.

Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan gigi dan mulut masih kurang. Hal ini terlihat pada rasio kunjungan penumpatan dan pencabutan gigi. Data Profil Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2015, menunjukkan dari 17 Puskesmas yang ada di Kota Surakarta, perhitungan rasio penumpatan dan pencabutan terendah dikota Surakarta yakni di Puskesmas Setabelan (0,4%).Hasil survei menunjukkan bahwa pemanfaatan pelayanan gigi oleh peserta BPJS di Puskesmas Setabelan masih rendah. Hal ini dibuktikan dari dalam setahun hanya 896 orang peserta BPJS yang memeriksakan giginya di poli gigi. Rendahnya pemanfaatan pelayanan gigi dan mulut di Puskesmas Setabelan mungkin dikarenakan oleh rendahnya pengetahuan tentang kesehatan gigi, kondisi kesehatan gigi, akses layanan dan kepuasan pelayanan poli gigi di puskesmas. 2. METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, kondisi kesehatan gigi, akses layanan dan kepuasan pelayanan poli gigi dengan pemanfaatan peserta BPJS di pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Setabelan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2017 di bagian Puskesmas Setabelan. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta BPJS yang tercatat di Puskesmas Setabelan. Berdasarkan perhitungan sampel menurut lameshow (1997) jumlah 125 sampel.

(8)

4 3. HASIL

Puskesmas Setabelan memiliki Jumlah penduduk sebanyak 13279 jiwa yang tercatat pada tahun 2016, terdiri dari 6384 penduduk laki-laki dan 6895 penduduk perempuan. Luas wilayah kerja Puskesmas Setablan yaitu 1,16 km2. Puskesmas Setabelan memiliki kepadatan penduduk di kelurahan setabelan sebanyak 770 rumah, Kelurahan Keprabon sebanyak 649 rumah, kelurahan Ketelan sebanyak 493 rumah, kelurahan Timuran sebanyak 700 rumah yang mencakup rumah permanen, semi permanen dan tidak permanen.

3.1. Analisis Univariat 3.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, dan pendidikan responden, ditampilkan pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Karakteristik Responden

Karakteristik (n) (%)

Umur

Usia muda (>15) 1 ,8

Usia produktif (15-64) 94 75,2

Usia lanjut (≥60) 16 12,8

Usia lanjut resting (≥70) 14 11,2

Jenis kelamin Laki-laki 22 17,6 Perempuan 103 82,4 Pendidikan Tidak sekolah 7 5,6 Pendidikan dasar (SD) 56 44,8 Pendidikan menengah(SMP/SMA) 46 36,8 Pendidikan tinggi (D3,S1,S2) 16 12,8

Berdasarkan tabel 1, sebagian besar responden berusia produktif sebanyak 75,2% dan hanya 0,8% yang berusia muda. Responden mayoritas

(9)

5

berjenis kelamin perempuan 82,4% dan laki-laki 17,6%. Menurut pendidikan responden sebagian besar memiliki pendidikan 44,8% dan terdapat 5,6 % yang tidak sekolah.

3.1.2 Analisi Univariat

Hasil analisis univariat variabel pengetahuan kesehatan gigi, kondisi kesehatan gigi, akses layanan, pemanfaatan pelayanan, dan kepuasan pelayanan kesehatan gigi dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 2. Deskripsi hasil analisis univariat

Variabel n % Mean

Pengetahuan Kesehatan Gigi

9,12 0,01 0,70 79,30 0,35 Baik 59 47,2 Buruk 66 52,8

Kondisi kesehatan gigi

Baik 1 0,8

Buruk 124 99,2

Akses Layanan

Jauh 37 29,6

Dekat 88 70,4

Kepuasan kesehatan gigi

Kepuasan tinggi 29 23,2

Kepuasan rendah 96 76,8

Pemanfaatan

Memanfaatkan 81 64,8

Tidak memanfaatkan 44 35,2

Responden yang memiliki pengetahuan kesehatan gigi baik sebanyak 59 orang (47,2%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kesehatan gigiburuk sebanyak 66 orang (52,8%). Responden yang memiliki kondisi kesehatan gigi baik sebanyak 1 orang (0,8%), sedangkan responden yang memiliki kondisi kesehatan gigi buruk sebanyak 124 orang (99,2%). Responden

(10)

6

yang memiliki akses layanan jauh sebanyak 37 orang (29,6%), sedangkan responden yang memiliki akses layanan dekat sebanyak 70,4 orang (70,4%).Responden yang memiliki kepuasan tinggi sebanyak 29 orang (23,2%), sedangkan responden yang memiliki kepuasan rendah sebanyak 96 orang (76,8%).

3.1.3 Analisis Bivariat

Hasil analisis bivariat hubungan antara pengetahua kesehatan gigi, kondisi kesehatan gigi, akses layanan, dan kepuasan pelayanan kesehatan gigi dengan pemanfaatan pelayanan dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 3. Hasil Bivariat

Pemanfaatan Variabel Tidak memanfaatkan Memanfaatkan Total P value Pengetahuan kesehatan gigi n % n % n % Baik 35 59,32 24 40,68 59 100 0,305 Buruk 45 70,70 20 30,30 66 100 Kondisi kesehatan gigi Baik 1 100 0 0 1 100 1,000 Buruk 80 64,5 44 35,48 124 100 Akses layanan Dekat 59 67,1 29 40,5 88 100 0,545 Jauh 22 59,5 15 40,5 37 100 Kepuasan pelayanan gigi Kepuasan tinggi 22 75,8 7 24,2 29 100 0,230 Kepuasan rendah 59 61,5 37 38,5 96 100

Responden yang memiliki pengetahuan kesehatan gigi baik mayoritas tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi dan responden yang memiliki pengetahuan buruk mayoritas tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi. Responden yang memiliki kondisi kesehatan gigi baik hanya 1 orang dan tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi, dan responden yang memiliki kondisi

(11)

7

gigi buruk mayoritas tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi, responden yang mimiliki akses layanan dekat mayoritas tidak memanfaatakan pelayanan kesehatan gigi, begitu juga dengan responden yang memiliki akses layanan jauh mayoritas tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi. Responden yang memiliki kepuasan tinggi mayoritas tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi, sama halnya dengan responden yang memiliki kepuasan rendah juga tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi.

4. PEMBAHASAN

4.1 Hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada peserta BPJS di Puskesmas Surakarta

Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi diperoleh berdasarkan tabel 3, bahwa responden yang memiliki pengetahuan buruk tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi sebanyak 46 orang (70,70%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik sebagian besar memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi sebanyak 24 orang (40,68%). Berdasarkan hasil uji menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai P=0,305>0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan kesehatan gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan poli gigi di Puskesmas Setabelan.

Menurut Sarwono (2007), pengetahuan individu merupakan salah satu faktor yang menentukan seseorang untuk mencari dan meminta upaya pelayanan kesehatan. Semakin tinggi pengetahuan individu tentang akibat yang ditimbulkan oleh suatu penyakit, maka semakin tinggi upaya pencegahan yang dilakukan.

(12)

8

Teori tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian ini, dimana responden yang memiliki pengetahuan baiktidak memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi sebanyak 59,32%.

4.2 Hubungan antara kondisi kesehatan gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada peserta BPJS di Puskesmas Surakarta

Hasil analisis hubungan antara kondisi kesehatan gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi diperoleh data berdasarkan tabel 3menunjukkan bahwa responden yang memiliki kondisi kesehatan gigi buruk cenderung tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan giginya yaitu sebanyak 88 orang (64,5%), sedangkan responden yang memiliki kondisi kesehatan gigi baik bahkan tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi sebanyak 1 orang (100%). Berdasarkan hasil uji bivariat menggunakan fisher’s exact didapatkan nilai P=1.000>0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kondisi kesehatan gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Setabelan.

Responden dalam penelitian ini yang memiliki gigi berlubang sebanyak 90 orang (72%) dan responden yang pernah merasakan gigi ngilu sebanyak 85 orang (68%). Tingginya kondisi kesehatan gigi buruk responden dalam penelitian ini, tidak sejalan dengan responden yang mayoritas memiliki pengetahuan kesehatan gigi baik. Hal ini dimungkinkanKarena belum diikuti dengan kesadaran responden untuk melakukan upaya pencegahan dan perawatan gigi. Sebagaimana Pratiwi

(13)

9

(2007) menyimpulkan bahwa upaya kesehatan gigi dipengaruhi lingkungan, pengetahuan, kesadaran responden, dan pendidikan.

Responden belum menganggap masalah kesehatan gigi sebagai masalah yang serius, seperti gigi berlubang dan karang gigi. Responden menganggap ketika mereka memiliki masalah kesehatan gigi masih dapat melakukan aktivitas sehati-hari, sehingga responden lebih mengutamakan bekerja untuk mendapatkan penghasilan (Logen dkk, 2012).

4.3 Hubungan antara akses layanan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada peserta BPJS di Puskesmas Surakarta

Hasil analisis hubungan antara akses layanan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi diperoleh data berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa respondenyang memiliki akses layanan jauh cenderung memanfaatkan pelayanan kesehatan giginya sebanyak 15 orang (40,5%), sedangkan responden yang memiliki akses layanan dekat tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi sebanyak 59 orang (67,1%). Berdasarkan hasil uji menggunakan uji Chi-squaredidapatkan nilai P=0,545>0,05, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara akses layanan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Setabelan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suryandari (2012) menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jarak rumah responden dengan pemanfaatan pelayanan masyarakat di Desa Gawanan Colomadu. Akan tetapi, hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Sugiono (2010) yang

(14)

10

menyumpulkan bahwa ada hubungan antara jarak dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Akses layanan yang dekat dari tempat tinggal masyarakat terhadap puskesmas, akan semakin besar jumlah pemanfaatan masyarakat ke puskesmas, demikian pula sebaliknya semakin jauh akses layanan dari tempat tinggal masyarakat dengan puskesmas akan semakin rendah jumlah pemanfaatan masyarakat dengan puskesmas (Kristina dkk, 2008). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian ini, karena meskipun rumah responden berjarak dekat dengan puskesmas, tetap sebagian besar responden tidak memanfaatkan.

4.4 Hubungan antara kepuasan pelayanan kesehatan gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada peserta BPJS di Puskesmas Surakarta

Hasil analisis hubungan antara kondisi kesehatan gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi diperoleh data berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang memiliki kepuasan pelayanan kesehatan gigi rendah cenderung tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan giginya yaitu sebanyak 59 orang (61,5%), sedangkan responden yang memiliki kepuasan tinggi juga tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi sebanyak 22 orang (75,8%). Berdasarkan hasil uji menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai P=0,230>0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan akses layanan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Setabelan.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nidia (2012), yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kualitas layanan dengan kepuasan pasien, dimana kualitas layanan akan menimbulkan minat untuk kunjungan ulang

(15)

11

untuk pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan mayoritas responden yang memiliki kepuasan tinggi dan rendah memiliki persentase yang hampir sama.

Penentuan kualitas suatu jasa pelayanan kesehatan dapat ditinjau dari lima dimensi mutu pelayanan yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy.Apabila dari lima dimensi tersebut tidak dipenuhi akan berdampak pada pemanfaatan pelayanan kesehatan (Wijaya dan Toni, 2011).

5. PENUTUP 5.1 Simpulan

5.1.1 Karakteristik responden yang dilibatkan dalam penelitian ini mayoritas usia produktif sebanyak 94 orang (75,2%), dan responden usia mudasebanyak 1 orang (0,8%). Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (82,4%). Pendidikan responden mayoritas berpendidikan dasar 56 orang (44,8%), dan responden tidak sekolah sebanyak 7 orang (5,6%). 5.1.2 Hasil dari penelitian ini adalah bahwa tidak ada hubungan antara

pengetahuan kesehatan gigi (p value 0,305), kondisi kesehatan gigi (p value 1,000), akses layanan (p value 0,545), dan kepuasan pelayanan kesehatan gigi (p value 0,230) dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada peserta BPJS di Puskesmas Setabelan Kota Surakarta.

(16)

12 5.2 Saran

5.2.1 Bagi Peserta BPJS

Pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi perlu di tingkatkan, dari hasil penelitian ini mayoritas masyarakat belum memanfataan fasilitas kesehatan gigi di puskesmas. Penyelenggaraan BPJS akan membantu masyarakat bukan hanya tindakan kuratif saja akan tetapi tindakan preventif juga yaitu melakukan pemeriksaan kesehatan gigi setiap 6 bulan sekali.

5.2.2 Bagi Puskesmas

Diharapkan peserta BPJS di wilayah kerja Puskesmas Setabelan meningkatkan pemanfaatan pelayanan poli gigi dengan bekarjasama dengan instansi yang fokus terhadap kesehatan gigi seperti RS gigi, dan produk odol gigi.

5.2.3 Bagi Peneliti Lain

Diharapkan untuk menambah variable penelitian lain seperti persepsi dan evaluasi pelayanan kesehatan gigi

DAFTAR PUSTAKA

Hobdell, M. Petersen, P.E. Clarkson, J. Johnson, N. (2003). Global goals for oral health 2020. International Dental Journal 2003,53, 285–28. http://www.who.int/oralhealth/media/en/orhgoals_2020.pdfhttp://lppm.uns il.ac.id/files/2014/10/01.-Yaya-Priatna-Jakimun.pdf.

Kemenkes, RI. (2014). Badan Penelitian Pengambangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI: Jakarta.

Kristina, S.A. Prabandari, Y.S. &Sudjaswadi, R. (2008). Perilaku Pengobatan Sendiri yang Rasional pada Masyarakat Kecamatan Depok dan

(17)

13

Cangkringan Kabupaten Sleman. Skripsi. Universitas Gajahmada. Yogyakarta. http://mfi.farmasi.ugm.ac.id/files /news/5.bususi.pdf

Lameshow, S., Hosmer, D. W., Klar, J & Lwanga, S.K. (1997). Besar sampel dalam penelitian kesehatan. Jogjakarta: Gadjag Mada University Press Logen, Y, Balqis, &Darmawansyah. (2012). Faktor –faktor yang Berhubungan

dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh Pemulung di TPA Tamangapa. Skripsi. UNHAS. Makasar. http://repository. unhas.ac.id/handle/ 123456789 /14461.

Nidia. (2012). Pengaruh Kualitas Layanan Jasa Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Puskesmas Bara-Baraya Makassar [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin. http://repository .unhas.ac.id/bitstream/handle/

123456789/1621/ SKRIPSI%20

LENGKAP%20FEBUH%20A21108924%20NIDIA.pdf Pratiwi. 2007. Gigi Sehat. Penerbit Kompas Media Nusantara

Sarwono, L. (2007). Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep serta Aplikasinya, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta, hal. 64 – 65.

Sugiono K.(2010). Beberapa Faktor yang Mendorong Masyarakat Untuk memanfaatkan Poli Gigi di Puskesmas. Kumpulan Makalah Foril 11. FKG Trisakti. Jakarta

Suryandari, D. (2012). Hubungan antara Faktor Jarak Pelayanan dengan Pemanfaatan Pos Kesehatan Desa di Desa Gawanan Kecamatan Colomadu. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Prosiding

Seminar Ilmiah Nasional Kesehata , ISSN :

2338-2694.https://publikasiilmiah.ums.ac .id/handle/11617 /3349

Tampubolon. N, S. (2005). Dampak Karies Gigi dan Penyakit Periodontal Terhadap Kualitas Hidup: Pidato Pengukuhan Doktoral. Library.usu.ac.id/download /ebook/Nurmala%20Situmorang.pdf

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Responden
Tabel 2.  Deskripsi hasil analisis univariat
Tabel 3. Hasil Bivariat

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta anugerah-Nya lah penulis dapat menyusun dan meyelesaikan skripsi yang berjudul RANCANG

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 adalah

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah komite sekolah (pengurus dan anggota), satuan pendidikan

Bila mengkomparasikan semua pandangan di atas dengn pandangn aosiologi Slzn'ati yang berasaskan ajaran Islam, bahwa Al-QuCan sebagai sumber ajaran Islam dialamat}ao

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Kapasitas dan kecepatan laju infiltrasi pada sistem OTI lebih tinggi dibandingkan dengan sistem TOT; (2) Perlakuan sistem OTI maupun TOT

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendidikan keluarga yang terjadi di Dukuh Pondok Rejo meliputi kontrol orang tua terhadap anak agar tidak

Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan dari bulan Desember 2006 sampai dengan bulan November 2007 ini ialah Kajian Nisbah Lignin-NaHSO 3 dan pH pada Reaksi

Kembangan Raya No.2, Kembangan selatan, Jakarta Barat.. NO NAMA TEMPAT LAHIR NIP