• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kesesuaian Lokasi Permukiman Dan Industri Existing Terhadap Rencana Detail Tata Ruang Di Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi Kesesuaian Lokasi Permukiman Dan Industri Existing Terhadap Rencana Detail Tata Ruang Di Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PUBLIKASI ILMIAH

TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG DI

KECAMATAN CEPER, KABUPATEN KLATEN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi

Oleh:

NOVA INDRA PRATAMA E 100 160 022

PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

EVALUASI KESESUAIAN LOKASI PERMUKIMAN DAN

INDUSTRI EXISTING

(2)

a

JUDUL

NASKAH

PUBIIKASI

ILMIAH

MAIIASISWA

UNTyERSITAS

MUHAMMADIyATI

Sun rxanm

HALAMAN PERSETUJUANI

PUBLIKASI

ILMIAN

oleh:

I{OVA rNpna PR^TAMA

.

u t00x600.ro

Telah dip€rilsa dm disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing :-..

i'

tl NIK.867 HALAMAN PERSETUJUAN

EVALUASI KESESUAIAN LOKASI PERMUKIMAN DAN INDUSTRI EXISTING TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG

DI KECAMATAN CEPER, KABUPATEN KLATEN

(3)

lu

IIALAMAI{

PENGESAHAN

EVALUASI

KESESUAIA}\

LOKASI

PERMT]KIMAN

DAI{

INDUSTRI EXISTING

TER}IADAP

RENCANA

DETAIL

TATA RUAI\IG

DI KECAMATAhI CEPE&

KABIJPATEN

KLATEN

OLEE

NOVA INDRA PR{TAMA

El 00I 600r.

Telah dipertahankan di depan Dewan penguji

Fakultas Geograli

Universitas Mu[apmad[yah Surakarta

pada hari .Brlhr.,

ttgfttr.

ioiT-dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Agus Anggoro Sigit, S.Si., M.Sc.

(Ketua Dewan Penguji)

(.1..t

2.Ilr.

Kuswaji Dwi Priyono, M.Si.,

(Anggota I Dewan Penguji) 3.Ir. Taryono, M.Si,

(Anggota II Dewan Penguji)

t*

(...

(4)

-ffil{El

PERNYATAAN

Dengan

ini

saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan

di

suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karp atau pendapat )arg pernah ditulis atau diterbitkan orang

lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalarn daftarpustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyatam saya di atas, maka akan saya

pertanggun giawabkan sepenuhnya.

Surakarta ,

1.0.Wt...

zotT

E 100 KA A22

(5)

EVALUASI KESESUAIAN LOKASI PERMUKIMAN DAN INDUSTRI EXISTING TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG DI

KECAMATAN CEPER, KABUPATEN KLATEN

Abstrak

Peningkatan jumlah penduduk yang terus bertambah, maka akan meningkat pula permintaan terhadap lahan. Peningkatan kebutuhan terhadap lahan yang tidak diimbangi dengan jumlah lahan yang tersedia akan menimbulkan persaingan dalam pemanfaatan lahan terutama untuk lahan permukiman dan industri. Lahan permukiman dan industri yang terus meningkat mengakibatkan adanya degradasi lahan terutama lahan sawah, sehingga perlu adanya evaluasi yang berdasarkan pada arahan peruntukan yang dibuat oleh pemerintah daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran lahan permukiman dan industri saat ini dan mengevaluasi kesesuaian persebaran tersebut terhadap RDTR. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder diperoleh dari instansi terkait. Pengambilan sampel dilakukan mengunakan metode purposive sampling. Analisis hasil penelitian menggunakan metode analisis interpretasi citra dan analisis SIG kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi persebaran lahan permukiman dan industri lebih banyak berada pada wilayah yang berada pada jalan arteri maupun jalan kolektor. Desa dengan lahan permukiman tertinggi adalah Desa Klepu dengan luas 96,21 ha sedangkan untuk lahan industri ada di Desa Ceper dengan luas 76,46 ha. Hasil dari kesesuaian lokasi lahan permukiman dan industri existing terhadap RDTR menunjukan bahwa lahan permukiman dan industri yang sudah terbangun saat ini 85% sudah sesuai dengan arahan peruntukan pada RDTR, sedangkan 15% tidak sesuai. Desa dengan kelas lahan sesuai yang tertinggi adalah Desa Ngawonggo dengan luas 116,03 ha, sedangkan Desa dengan kelas tidak sesuai yang tertinggi adalah Desa Tegalrejo dengan luas 47,59 ha.

Kata kunci: permukiman, industri, persebaran, kesesuaian lokasi

Abstract

The increase of the population continues to grow, it will increase the demand for land. The increased of need for land that is not offset with the amount of land available will generate competition in land use is mainly for land housing and industry. Land housing and industries continued to increase resulting in the existence of land degradation mainly paddy fields, so the need for an evaluation of referral based on the provisions made by the local government. This research aims to know the distribution of land housings and current industry and evaluating the suitability of the sprawl against RDTR. The data used in this research in the form of primary and secondary data obtained from the relevant agencies. Sampling is performed using the method of purposive sampling. The analysis of the results of research using the method of the analysis of the image interpretation and analysis of qualitative GIS. The results showed that the location of the distribution of land housing and industry are more in the area that are on the road or arterial road collectors. The village with the highest housing land is the village of Klepu with an area of 96.21 ha of land and for the industry in the village with an area of 76.46 ha Ceper. The result of the suitability of the location of land housings and existing industry towards RDTR showed that land housings and industries that awakens this time 85% is in compliance with the directives provision on RDTR, while 15% is not appropriate. The village with the highest class of appropriate land is Ngawonggo Village with an area of 116.03 ha, while the village with the highest class is not appropriate is a village with an area of 47.59 ha Tegalrejo.

(6)

1. PENDAHULUAN

Peningkatan permintaan terhadap lahan saat ini selaras dengan peningkatan jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahun. Jumlah penduduk yang kian bertambah sedangkan persediaan lahan yang bersifat tetap, mendorong penduduk untuk menjadikan penggunaan lahan berubah ke arah aktifitas yang lebih menguntungkan. Tekanan jumlah penduduk terhadap lahan merupakan salah satu masalah bagi sumberdaya alam dan lingkungan (Masri, 2012). Masalah ini apabila terjadi secara terus menerus akan menimbulkan persaingan dalam pemanfaatan lahan terutama pada lahan sawah yang terus mengalami degradasi lahan akibat semakin tergerus oleh lahan permukiman dan industri yang semakin bertambah. Kecamatan Ceper merupakan salah satu Kecamatan dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun, berdasarkan data dari BPS dari tahun 2013 jumlah penduduk meningkat sebesar 100 jiwa setiap tahunnya.

Perkembangan lahan permukiman dan industri yang semakin cepat ini tidak terlepas dari lokasi Kecamatan Ceper yang sangat strategis, karena berada pada jalur utama yang menghubungkan Yogyakarta dan Solo. Perkembangan Kota Surakarta dan Kota Yogyakarta yang sangat progresif, berdampak pada perubahan struktur dan pola ruang wilayah Kabupaten Klaten sebagai penyangga kebutuhan permukiman (RPJMD Kabupaten Klaten, 2016). Akses di wilayah ini juga relatif bagus dengan didukung oleh sarana transportasi umum yang baik seperti tersedianya stasiun kereta api dan adanya sub terminal yang menghubungkan antar Kecamatan. Selain itu wilayah ini juga masih banyak terdapat sawah sehingga memungkinkan adanya alih fungsi lahan menjadi permukiman dan Industri. Pemanfaatan lahan untuk pembangunan permukiman dan industri harus dievaluasi dan diatur dengan baik sehingga sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang yang ada. Perencanaan ruang wilayah adalah perencanaan penggunaan atau pemanfaatan ruang wilayah yang intinya adalah perencanaan penggunaan lahan (land use planning) dan perencanaan pergerakan pada ruang tersebut (Robinson Tarigan, 2010). Pendirian bangunan untuk keperluan permukiman maupun industri harus sesuai dengan RDTR Kecamatan Ceper. Hal ini menjadi penting karena manfaat dari RDTR yakni mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah dan mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kota dengan wilayah sekitarnya, dan menjamin terwujudnya tata ruang wilayah provinsi yang berkualitas.

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengidentifikasi perkembangan permukiman dan industri di daerah penelitian, 2) menganalisis kesesuaian lokasi permukiman dan industri

(7)

2. METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel. Teknik pengambilan sampel untuk penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, teknik purposive sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Populasi objek kajian adalah permukiman dan industri existing yang berada di Kecamatan Ceper. Sampel ini merupakan dasar dalam mengidentifikasi persebaran lahan permukiman dan industri existing dan kesesuaian lokasi terhadap RDTR. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan pada penelitian ini berupa data citra quickbird perekaman tahun 2016 Kecamatan Ceper. Data ini merepresantisakan kenampakan sebaran lahan yang ada pada kenyataan melalui sebuah gambar pada tahun yang sama dengan perekamannya. Informasi dari citra quickbird di ekstrak dengan metode interpretasi untuk di jadikan peta penggunaan lahan permukiman dan industri. Data ini digunakan untuk menganalisis persebaran lahan permukiman dan industri yang telah terjadi saat ini. Data sekunder yang digunakan berupa peta RBI Kecamatan Ceper dan peta RDTR Kecamatan Ceper tahun 2011-2021. Data tersebut diperoleh melalui instansi Pemerintah Daerah melalui proses perijinan yang sesuai prosedur permintaan data. Data tersebut digunakan untuk menganalisis kesesuaian lokasi lahan permukiman dan industri terhadap RDTR.

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode SIG kualitatif. Metode analisis SIG kualitatif yaitu membandingkan permukiman dan industri yang ada saat ini dengan permukiman dan industri yang sudah direncanakan pada RDTR sebagai acuan. Proses perbandingan ini menggunakan software ArcGIS dengan tools overlay. Perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui apakah permukiman dan industri yang terbangun saat ini sudah sesuai dengan arahan pembangunan yang telah direncanakan pada RDTR atau belum sesuai di setiap unit analisis.

3. HASIL PENELITIAN

Persebaran lahan permukiman dan industri yang terjadi saat ini di daerah penelitian adalah sebesar 1478,28 ha, dengan rincian permukiman memiliki luas 1020,62 ha dan industri sebesar 457,66 ha. Gambar 1 merupakan grafik presentase dari persebaran lahan pemukiman dan industri.

(8)

Gambar 5.1 Grafik presentase persebaran lahan permukiman dan industri

Hasil tersebut menunjukan bahwa persebaran lahan permukiman lebih dominan dibandingkan lahan industri saat ini. Persebaran permukiman terbesar berada di Desa Klepu yaitu seluas 96,21 ha, hal ini karena Desa Klepu memiliki aksesibilitas jalan yang baik dan berada pada jalan arteri yang menghubungkan Jogja-Solo sehingga memudahkan penduduk untuk mengakses Desa tersebut, selain itu Desa Klepu merupakan Desa dengan jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Ceper sehingga pertumbuhan permukiman di wilayah ini sangat pesat. Persebaran industri terbesar di Kecamatan Ceper berada di Desa Ceper dengan luas sebesar 76,46 ha, hal ini karena Desa Ceper memiliki aksesibilitas yang baik dan berada pada jalan kolektor penghubung antar Kecamatan, selain itu wilayah ini memang sejak dulu merupakan pusat dari industri pengecoran logam yang menjadi salah satu industri andalan di Kecamatan Ceper. Peta persebaran lahan permukiman dan industri existing di Kecamatan Ceper dapat dilihat pada Gambar 2

Permukiman 69% Industri

(9)
(10)

Gambar 2 Peta persebaran lahan permukiman dan industri di Kecamatan Ceper Tahun 2017 Evaluasi kesesuaian lokasi lahan terhadap RDTR diperoleh hasil bahwa luas lahan yang sesuai sebesar 1285.39 ha dan luas lahan yang tidak sesuai sebesar 221,96 ha. Gambar 3 merupakan grafik presentase dari keseuaian lokasi pemukiman dan industri.

Gambar 3 Grafik presentase dari persebaran lahan pemukiman dan industri

Grafik tersebut menunjukkan bahwa kelas sesuai sebesar 85% dan lebih mendominasi dibandingkan dengan kelas tidak sesuai sebesar 15%. Desa dengan kelas lokasi lahan sesuai yang memiliki luasan terbesar adalah Desa Ngawonggo dengan luas sebesar 116,03 ha. Desa dengan kelas lokasi lahan tidak sesuai yang memiliki luasan terbesar adalah Desa Tegalrejo dengan luas sebesar 47,59 ha. Peta persebaran lahan permukiman dan industri existing di Kecamatan Ceper dapat dilihat pada Gambar 4.

85% 15%

(11)
(12)

Gambar 4 Peta kesesuaian lokasi permukiman dan industri Kecamatan Ceper tahun 2017

4. PENUTUP

Persebaran lahan permukiman hampir merata di setiap wilayah namun dalam besaran luas yang berbeda, bergantung pada beberapa faktor seperti aksesibilitas, wilayah peruntukan lahan dan jumlah penduduk. Persebaran lahan industri tidak merata di semua Desa di Kecamatan Ceper, lahan industri di Kecamatan Ceper lebih berkembang di wilayah yang berada di sekitar jalan arteri maupun jalan kolektor. Persebaran lahan permukiman dan industri yang terjadi saat ini di Kecamatan Ceper adalah sebesar 1478,28 ha. Kesesuaian lokasi lahan permukiman dan industri existing terhadap RDTR di Kecamatan Ceper adalah 85% lokasi lahan permukiman dan industri existing sudah sesuai dengan RDTR, sedangkan 15% lokasi lahan permukiman dan industri existing tidak sesuai dengan RDTR yang tersebar secara merata di setiap desa.

PERSANTUNAN

Artikel ini merupakan salah satu hasil dari penelitian skripsi yang dilakukan oleh Nova Indra Pratama. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat di Kecamatan Ceper dan Pemerintah Daerah di Kabupaten Klaten.

DAFTAR PUSTAKA

Masri, Rina. 2012. Analisis Keruangan Kesesuaian Lahan untuk Permukiman di Kabupaten

Bandung dan Bandung Barat. Jurnal Forum Geografi. Vol 26, no. 2, Desember,

pp.190-201.

Robinson, Tarigan. 2010. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Gambar 5.1 Grafik presentase persebaran lahan permukiman dan industri
Gambar 2 Peta persebaran lahan permukiman dan industri di Kecamatan Ceper Tahun 2017  Evaluasi kesesuaian lokasi lahan terhadap RDTR diperoleh hasil bahwa luas lahan yang  sesuai  sebesar  1285.39  ha  dan  luas  lahan  yang  tidak  sesuai  sebesar  221,96

Referensi

Dokumen terkait

Metode penginderaan jauh dilakukan dengan interpretasi secara visual untuk memperoleh data faktor-faktor persebaran industri di wilayah Tegallega, hal tersebut

peta penggunaan lahan aktual dan peta RDTR, serta menggunakan analisis kualitatif untuk mendeskripsikan persebaran dan faktor-faktor kesesuaian penggunaan lahan

Desa Muktiharjo mengalami perubahan penggunaan lahan paling banyak dari penggunaan lahan sawah irigasi atau pertanian lahan basah berubah menjadi permukiman, perubahan

PROGRAM PERENCANAAN TATA RUANG... PROGRAM PENGENDALIAN

Evaluasi rencana tata ruang wilayah Kota Kotamobagu dilakukan pada pemanfaatan ruang yaitu struktur ruang dan pola ruang terhadap kondisi aktual dan dibandingkan dengan indikasi

Penggunaan Lahan tahun 2007 dalam penelitian ini diperoleh dari hasil digitasi citra satelit Ikonos tahun 2007, sedangkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2000

Kabupaten/Kota:  Rencana umum tata ruang merupakan perangkat penataan ruang wilayah yang disusun berdasarkan pendekatan wilayah administratif, yang dalam

Penelitian ini bertujuan menganalisis perubahan penggunaan lahan tahun 2011 hingga 2022 dan menilai kesesuaian penggunaan lahan pada tahun 2022 dengan pola ruang Rencana Tata Ruang