• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DITINJAU

DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA

Studi kasus pada bagian pengolahan departemen proses plant PT. INCO Tbk (Internasional Nickel Indonesia, Tbk)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Yance Pakan

NIM : 012214135

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DITINJAU

DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA

Studi kasus pada bagian pengolahan departemen proses plant PT. INCO Tbk (Internasional Nickel Indonesia, Tbk)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Yance Pakan

NIM : 012214135

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

Persembahan

Karya ini saya persembahkan kepada :

Yesus kristus yang karena kasih, berkat, dan anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain kacuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka

sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 April 2007 Penulis,

(7)

ABSTRAK

PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA

Studi kasus pada bagian pengolahan departemen proses plant PT. INCO Tbk (Internasional Nickel Indonesia, Tbk)

Yance Pakan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan dan masa kerja pada karyawan bagian produksi. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah karyawan bagian pengolahan yang berjumlah 257 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, wawancara, kuesioner.

Hipotesis pertama adalah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, dan hipotesis kedua adalah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari masa kerja. Untuk menguji kebenaran dari hipotesis tersebut maka dianalisis menggunakan metode statistik. Alat analisis yang digunakan untuk menguji kedua hipotesis tersebut yaitu analisis chi-square

( )

X2
(8)

ABSTRACT

DIFFERENCE OF WORKERS’ PERFORMANCE ACCORDING TO EDUCATIONAL LEVEL AND YEARS OF SERVICE

A case study at process plant departement PT.INCO Tbk (PT. International Nickel Indonesia, Tbk).

Yance Pakan Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The objective of the research was to identify the workers’ performance according to their education level and number of years of service of the employees in the production departement. The subject of the research was 257 employees of the processing departement. Data gathering methods used were observation, documentation, interview and questionnaires.

The first hypothesis was there are differences of workers’ performance by educational level, and the second hypothesis that there are differences in workers’ performance by years of the service. The statistical method used to analyse the correctness of those hypothesis. In order to test the hypothesis, the research used Chi-square

( )

2

X analysis.

The result of the research showed that there was no significant difference of workers’ performance according to educational level and there was difference of workers’ performance according to number of year service.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Yesus Kristus atas segala kasih,berkat, dan anugerah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Prestasi Kerja Karyawan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan dan Masa Kerja”, studi kasus pada bagian pengolahan departemen proses plant PT. INCO Tbk (Internasional Nickel Indonesia, Tbk)

Skripsi yang penulis ajukan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen fakultas ekonomi universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam upaya penyelesaian skripsi ini telah memperoleh bantuan dari banyak pihak. Sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak terutama kepada :

1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum M.S., selaku Dekan fakultasEkonomi universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. G.Hendra Poerwanto, selaku kepala program studi Manajemen fakultas Ekonomi universitas Sanata Dharma.

3. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E.,M.B.A, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga serta pikiran untuk membimbing dan mengarahkan serta memberi saran dan masukan sehingga skripsi ini bisa selesai. 4. Bapak Drs. V. Supriyanto, S.U., selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia

(10)

5. Seluruh Staff pengajar fakultas Ekonomi universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu pengetahuan pada penulis.

6. Seluruh Staff dan karyawan PT.INCO Sorowako yang telah membantu penulis dalam memperoleh data.

7. Kedua orang tuaku yang dengan sabar memberikan dorongan, nasehat dan mendoakan penulis

8. Semua pihak dan teman-teman yang telah membantu penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkat dan rahmatnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat menjadikan penulisan ini menjadi lebih sempurna.

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………...ii

HALAMAN PENGESAHAN ………...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………....iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….v

ABSTRAK ……….vi

ABSTRACT ……….vii

KATA PENGANTAR ………...viii

DAFTAR ISI ………...x

DAFTAR TABEL ………..xi

DAFTAR GAMBAR ………xii

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………...1

B. Rumusan Masalah ……….4

C. Batasan Masalah ………...4

D. Tujuan Penelitian ………..4

E. Manfaat Penelitian ………5

F. Sistematika Penulisan ………...5

BAB. II LANDASAN TEORI A. Manajemen ………7

(12)

C. Masa Kerja ………..14

D. Kinerja ……….16

E. Hipotesis ……….19

BAB. III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………20

B. Waktu dan Tempat Penelitian ……….20

C. Subyek dan Obyek Penelitian ……….20

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ………21

E. Teknik Pengumpulan Data ………...24

F. Data yang Dicari ………...25

G. Populasi dan Sampel ………...25

H. Teknik Pengambilan Sampel ………..26

I. Analisis Data ………...26

BAB. IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ……….29

B. Organisasi ………...37

C. Proses Produksi ………...49

D. Tanggung Jawab Sosial ………...54

BAB. V ANALISIS MASALAH DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ……….58

B. Analisis Prestasi Kerja Ditinjau dari Perbedaan Tingkat Pendidikan dan Masa Kerja ………62

(13)

BAB. VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Kesimpulan ……….70

B. Saran ………...71

C. Keterbatasan Penelitian ………...72

DAFTAR PUSTAKA ………...73

LAMPIRAN Lampiran I : Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Karyawan ……….74

Lampiran II : Data Karyawan Produksi Bagian Pengolahan ………76

Lampiran III : Surat Keterangan Pengambilan Data ………..82

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan ………58

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja ……….59

Tabel 5.3 Interprestasi Data Prestasi Kerja ………...61

Tabel 5.4 Prestasi kerja dan tingkat pendidikan ………...63

Tabel 5.5 Nilai chi-square ………64

Tabel 5.6 Prestasi kerja dan masa kerja ………66

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 ………...27

Gambar 5.1 Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Perbedaan Prestasi Kerja Karyawan

ditinjau dari Tingkat Pendididkan ………63

Gambar 5.2 Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Perbedaan Prestasi Kerja Karyawan

(16)

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang masalah

Seperti yang telah kita ketahui bersama, di zaman globalisasi sekarang ini banyak perusahaan-perusahaan bersaing dan banyak pula bermunculan perusahaan-perusahaan baru yang ikut serta bersaing dalam bidang dunia usaha. Persaingan dalam dunia usaha bisa dalam berbagai macam bentuk diantaranya persaingan dalam pelayanan, persaingan dalam harga, maupun persaingan dalam mutu produk. Untuk dapat menghadapi persaingan dan dapat memenangkan persaingan tersebut perusahaan diwajibkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Mengingat pentingnya peranan sumber daya manusia dalam kegiatan operasional perusahaan. Salah satu tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah untuk dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat.

(17)

Menyadari pentingnya peranan sumber daya manusia dalam operasi perusahaan, maka perusahaan perlu mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin. Karena manusia merupakan unsur yang memegang peranan penting bagi suatu organisasi dalam pengelolaan kegiatannya secara internal. Kebarhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan kemampuannya dalam menghadapi berbagai persoalan dan ancaman, baik yang sifatnya internal maupun aksternal sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan.

Banyak perusahaan yang menerima karyawan yang berbeda-beda untuk melakukan pekerjaan yang sama. Sebagai contoh perbedaan adalah: Perusahaan menerima tenaga kerja baik yang sudah memiliki pengalaman dalam bekerja maupun yang belum memiliki pengalaman, dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan setiap perusahaan dituntut agar dapat melaksanakan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien.

(18)

Salah satu ciri kehidupan moderen adalah selalu terjadi perubahan yang cepat sehingga perusahaan harus dinamis dalam mengikuti perubahan dan perkembangan yang terjadi. Masa kerja yang dimiliki seseorang dapat digunakan sebagai alat yang efektif guna melaksanakan tugas yang memang dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan. Seseorang yang memiliki masa kerja yang lebih lama mampu dan berpotensi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Masa kerja yang dimiliki seseorng akan berpengaruh terhadap kinerja orang itu sendiri. Seseorang yang memiliki masa kerja yang lebih lama akan dapat bekarja lebih baik sehingga produktivitasnya semakin tinggi. Dengan demikian karyawan yang berpendidikan dan masa kerja yang dimiliki dapat bekerja dengan lebih produktif dari pada yang tidak berpendidikan dan yang sama sekali belum mempunyai pengalaman kerja.

Dalam dunia usaha masalah prestasi kerja merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena perusahaan pasti mengharapkan karyawannya meraih prestasi yang semakin meningkat dari waktu kewaktu. Untuk dapat meningkatkan prestasi kerja dituntut pekerja yang terampil, namun dalam kenyataannya prestasi kerja karyawan dalam suatu perusahaan bervariasi. Ada karyawan yang mempunyai prestasi kerja yang baik, cukup, maupun kurang berprestasi.

(19)

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis bermaksud merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan? 2. Apakah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari masa kerja?

C. Batasan Masalah

Dalam manajemen sumberdaya manusia, faktor-faktor yang dapat mempengarhi prestasi kerja meliputi faktor dari dalam diri karyawan dan faktor dari luar karyawan. Faktor dari dalam diri karyawan terdiri faktor pisikis dan faktor fisik. Masalah yang diteliti oleh penulis merupakan sebagian dari faktor dari dalam diri karyawan.

Oleh karena penulis menyadari banyak masalah yang ada dalam manajemen personalia, maka dalam penelitian ini penulis membatasi untuk mengadakan analisis mengenai perbedaan prestasi kerja karyawan bagian operasional departemen process plant ditinjau dari tingkat pendidikan dan masa kerja karyawan pada PT.INCO Tbk.

D. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui apakan ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan.

(20)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan pengelolaan manajemen personalia, khususnya mengenai perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan dan masa kerja.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan bagi civitas akademika sehingga dapat menambah fungsi kepustakaan universitas sebagai wahana menggali ilmu pengetahuan serta mengadakan penelitian lebih lanjut. 3. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan disiplin ilmu yang didaptkan selama kuliah dan menambah wawasan tentang apa yang terjadi didalam perusahaan.

F. Sistematika Penulisan

Bab. I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab. II : LANDASAN TEORI

(21)

Bab. III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, metode pengumpulan data, lokasi dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel penelitian dan pengukuran variabel, data yang dicari, dan teknik analisis data.

Bab. IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi gambaran umum perusahaan yang mencakup sejarah nerdirinya perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi, proses produsi, tanggung jawab sosial.

Bab. V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan teknik yang digunakan dalam menganalisis data dan pembahasan.

Bab. VI : KESIMPULAN

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen

Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan mencakup bidang sangat luas dan salah satunya adalah manajemen sumberdaya manusia. Penulis akan membahas manajemen terlebih dahulu sebelum berbicara mengenai hal-hal yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia.

1. James A.F Stoner (1983:8)

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

2. Manulang (1982:95)

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya, terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

3. Prof. Oei Liang Lee

(23)

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Setelah memahami pengertian manajemen dari uraian sebelumnya, maka penulis akan menjelaskan arti manajemen sumber daya manusia.

Ada beberapa ahli yang memberikan pendapatnya mengenai devinisi dari manajemen sumber daya manusia.

1) Menurut Michael J. Lucius

Manajemen sumber daya manusia adalah sebagian dari manajemen yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dengan menggunakan suatu angkatan kerja dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan lancar. (Sudarsono 1996:136) 2) Menurut Henry Simamora

Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja (Simamora 1949:3)

3) Menurut T. Hani Handoko

Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan individu maupun organisasi.

(24)

2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Fungsi manajemen sumber daya manusia dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi manajerial dan fungsi operasional.

1. Fungsi Manajerial

Fungsi manajerial adalah fungsi yang mempunyai wewenang kepemimpinan terhadap sumber daya manusia, yang mencakup fungsi-fungsi didalam perusahaan sebagai berikut (Hani Handoko 1990:23):

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah fungsi manajerial berupa kegiatan-kegiatan yang meliputi pemilihan atau penerapan tujuan-tujun organisasi serta penentuan strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Setiap manajer pasti menyadari arti atau pentingnya perencanaan, karena bagi menejer sumber daya manusia perencanaan berarti menentukan terlebih dahulu suatu program sumber daya manusia yang akan membantu pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

b. Pengorganisasian (organizing)

(25)

perusahaan telah menetapkan fungsi-fungsi sumber daya manusia tertentu maka manajer sumber daya manusia harus membentuk suatu organisasi dengan perancangan struktur hubungan antar jabatan, sumber daya manusia dan faktor-faktor fisik.

c. Pengarahan (directing)

Pengarahan adalah kegiatan untuk membuat para tenaga kerja melakukan apa yang diinginkan perusahaan dan apa yang seharusnya mereka lakukan.

d. Pengawasan (controlling)

Pengawasan adalah kegiatan mengawasi dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana dan mengoreksinya bila terjadi penyimpangan atau bila perlu dapat menyesuaikan kembali rencana yang telah dibuat.

2. Fungsi operasional

a. Pengadaan tenaga kerja (personal recruitmen)

Pengadaan tenaga kerja adalah usaha untuk memperoleh jumlah dan jenis karyawan guna mencapai tujuan organisasi. Fungsi pengadaan tenaga kerja ini menyangkut penentuan kebutuhan dan jumlah tenaga kerja serta menariknya sesuai dengan kebutuhan suatu perusahaan.

b. Pengembangan tenaga kerja (personal development)

(26)

c. Pemberian kompensasi

Pemberian kompensasi adalah pemberian imbalan jasa dalam bentuk finansial dan non finansial yaitu gaji, tunjangan, asuransi, beasiswa, rumah dinas dan sebagainya.

d. Pengintegrasian tenaga kerja (personal integration)

Pengintegrasian tenaga kerja adalah usaha untuk menghasilkan suatu rekonsiliasi (kecocokan) yang layak atas kepentingan-kepentingan perorangan (individu) masyarakat dan organisasi.

Melalui fingsi pengintegrasian tenaga kerja ini diharapkan perusahaan dapat memahami perasaan dan sikap dari tenaga kerja untuk dipertimbangkan dalam pembuatan berbagai kebijaksanaan organisasi.

e. Pemeliharaan tenaga kerja (personal maintenance)

(27)

B. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan sasaran yang tepat untuk mengembangkan sumberdaya manusia. Setiap perusahaan yang melaksanakan proses seleksi ingin mendapatkan orang yang tepat. Pendidikan merupakan salahsatu faktor yang diperlukan untuk seleksi dan menerima tenaga kerja. Didalam bekerja faktor pendidikan merupakan syarat pokok untuk memegang funsi-fungsi tertentu. Untuk mencapai sukses dalam bekerja, dituntut pendidikan yang sesuai dengan jabatan yang dipegangnya.

1. Pendidikan

Banyak ahli yang mengemukakan definisi pendidian yang tidak sama artinya. Beberapa definisi pendidikan menurut para ahli adalah sebagai berikut:

a. S.P Siagian (1984:175)

Pendidikan adalah keseluruhan proses teknik dan metode belajar mengajar dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah disepakati.

b. Heidjrachman Ranupandoyo dan Suad Husnan (1984:77)

Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan kegiatan mencapai tujuan.

Pendidikan dapat dibedakan dalam beberapa bentuk (Soelaiman 1992:65) sebagai berikut ini:

1. Pendidikan formal

(28)

situasi belajar yang secara khusus bercirikan adanya interaksi langsung antara pendidik dan anak didik serta dengan sarana dan fasilitas yang direncanakan dan diadakan secara khusus.

2. Pendidikan non-formal

Pendidikan non-formal adalah pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti peraturan-peraturan yang ketat dan tetap.

3. Pendidikan informal

Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar sejak seseorang lahir sampai mati di dalam keluarga, pekerjaan, maupun masyarakat sekitar.

Dengan pendidikan yang diperoleh seseorang baik formal, nonformal, maupun informal, ia dapat mempunyai kemampuan berfikir serta wawasan yang lebih luas. Dengan demikian tingkat pendidikan akan berhubungan dengan pola tingkat keleluasaan wawasan dan kemampuan berpikir. Hal ini akan membantu dirinya dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Tingkat pendidikan merupakan pendidikan yang diperoleh secara teratur sistematis dan berkaitan dengan menggunakan syarat-syarat tertentu. Ukuran variabel tingkat pendidikan ini berdasarkan pada jenjang pendidikan formal yang telah dicapai pekerja misalnya SD, SMP, SMA, Diploma, S1 dan sebagainya.

2.Pentingnya pendidikan

(29)

dituntut pendidikan yang sesuai dengan jabatan yang dipegangnya. Pengeluaran untuk pendidikan bukanlah semata-mata merupakan suatu konsumsi, tetapi juga dianggap sebagai suatu investasi human capital. Dalam pendidikan investasi tersebut ditanamkan dalam sumber daya manusia dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang bersangkutan sebagai tenaga kerja. Asumsi dasar human capital

adalah bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilan melalui peningkatan pendidikan (Simanjuntak 1985:59). Hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan dimungkinkan melalui produktivitas kerja. Pendidikan yang lebih tinggi membawa produktivitas yang lebih tinggi dan karenanya akan meningkatkan tingkat penghasilan yang lebih tinggi pula (Simanjuntk 1985:66).

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan tingkat tantangan yang tinggi semakin kuat. Harapan-harapan dan ide-ide kreatif akan dituangkan dalam usaha menyelesaikan tugas yang sempurna. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pula keahlian dan keterampilan seseorang, atau setidaknya mempunyai pengetahuan teori yang cukup dari hasil pendidikan yang mereka peroleh sebelumnya.

C. Masa kerja

(30)

Menurut Drs. Moh. As’ad ( 1986:5 ) masa kerja adalah lamanya waktu seseorang tenaga kerja bekerja di dalam suatu organisasi.

Seseorang yang memiliki masa kerja yang lama didalam perusahaan menurut S. P. Siagian ( 1984:174 ) membawa dampak positif sebagai berikut:

1. Cakrawala pandangan makin besar dan memungkinkan seseorang untuk lebih mampu memahami dan mengantisipasi perubahan yang terjadi.

2. Meningkatkan produktivitas yang pada dasarnya dapat meningkatkan penghasilan seseorang sekaligus menambah kepuasan batin yang semakin besar.

3. Memungkinkan peluang promosi yang besar. Masa kerja yang dimiliki seseorang sejak awal tampaknya memegang peranan dalam karir seseorang tenaga kerja. Secara umum perusahaan cenderung memilih dan menarik tenaga kerja yang memiliki masa kerja yang lebih lama karena akan mendapat keuntungan sebagai berikut:

1. Waktu pelatihan yang dapat dipersingkat. 2. Biaya pelatihan dapat diperkecil

3. Pelatihan tidak terlalu ketat.

(31)

D. Kinerja

1. Pengertian kinerja atau yang lazim juga disebut sebagai prestasi kerja. Menurut James A.F. Stoner (1996:300):

Kinerja adalah hasil-hasil pekerjaan yang diukur berdasarkan sasaran atau standar dan untuk mengetahui bagaimana suatu pekerjaan dilakukan dengan baik atau buruk.

Menurut Henry Simamora (1995:327)

Penilaian kinerja adalah proses pengukuran kinerja karyawan. Kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Menurut Poerwadarminto (1996:768)

Prestasi kerja adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Menurut H. Malayu S.P. Pasibuan:

Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan berdasarkan kecakapan, pengalaman, kesungguhan, dan waktu.

Dari devinisi diatas kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang diukur berdasarkan sasaran atau standar diantaranya kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu.

2. Tujuan penilaian kinerja

Tujuan penilaian kinerja (Michael Amstrong, 1998:75) sebagai berikut:

(32)

b. Mengenal karyawan yang berpotensi untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar, sekarang atau dimasa yang akan datang dan memberikan bimbingan mengenai apa yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa potensinya akan berkembang.

c. Membantu dalam memutuskan kenaikan gaji yang seimbang antara prestasi dan tingkat gaji.

3. Manfaat penilaian kinerja

Menurut Marwan Asri dan Dwi Sulistyobudi (1986:109), manfaat penilaian kinerja adalah:

a. Promosi

Informasi mengenai kinerja dan potensi karyawan dapat diperoleh dari hasil penilaian kinerja karyawan yang bersangkutan dan kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk promosi.

b. Mutasi atau transfer

Penilain kinerja karyawan oleh perusahaan dijadikan bahan pertimbangan untuk mengadakan mutasi karyawan. Apakah karyawan pada jabatan baru dapat mendukung kelancaran pekerjaannya atau malah sebaliknya.

c. Pengembangan kualitas personel

(33)

4. Indikator penilaian kinerja.

Pekerjaan karyawan dinilai berdasarkan faktor-faktor yang dianggap penting bagi pelaksanaan pekerjaan karyawan. Setiap perusahaan memiliki faktor-faktor yang berbeda atas penilaian kinerja karyawannya, tergantung jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawan tersebut. Adapun faktor-faktor yang dijadikan sebagai indikator pengukuran kinerja antara lain:

a. Kedisiplinan

Kedisiplinan dapat ditunjukkan dengan ketepatan waktu hadir di tempat kerja, serta ketepatan waktu dalam memenuhi penugasan dari atasan.

b. Kuantitas dan kualitas kerja.

Pengukuran kualitas kerja karyawan berkaitan dengan mutu dari hasil pekerjaan karyawan yang menyangkut baik tidaknya hasil secara fisik. Pengukuran kuantitas menyangkut basarnya hasil yang diperoleh karyawan dalam jumlah satuan tertentu. c. Keterampilan kerja.

Keterampilan kerja dikaitkan dengan tingkat pendidikan dan pengalaman yang dimiliki karyawan, karena berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

d. Tanggung jawab kerja.

(34)

e. Kerja sama.

Karyawan dikatakan memiliki kinerja yang baik apabila mampu memberi sumbangan pada kelompok kerjanya, berbagi informasi yang penting, meminta ide dan pendapat orang lain. Selain itu karyawan juga dinilai berdasarkan hubungan kerjanya dengan karyawan lain dan berkomitmen mencapai tujuan bersama. Hal ini dikarenakan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh faktor eksternal misalnya faktor kerja sama, lingkungan kerja, fasilitas-fasilitas, suhu udara, penerangan dan lain-lain. f. Keselamatan kerja (safety)

Kepatuhan menggunakan peralatan keselamatan dan melaksanakan prosedur kerja standar dalam melaksanakan pekerjaan.

g. Motivasi berkarya

Merupakan komitmen untuk melakukan pekerjaan dengan efektif, efisien, memenuhi standar operasi serta mencapai target yang ditetapkan.

Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Soeratno 1993 : 22). Kesimpulan tentang benar tidaknya hipotesis yang diajukan akan dapat disimpulkan setelah mengadakan penelitian.

Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan karyawan.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan kasus, yaitu pengumpulan data dengan melakukan penelitian terhadap beberapa objek yang populasinya terbatas. Dengan demikian kesimpulan yang akan ditarik hanya berlaku pada objek yang diteliti saja.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1) Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juli – Agustus tahun 2006. 2) Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. INCO Sorowako Sulawesi Selatan.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1) Subyek Penelitian

Karyawan departemen proses plan bagian pengolahan (operation). 2) Obyek Penelitian.

(36)

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

1. Variabel Penelitian

a. Variabel terikat (dependent variable) dari penelitian ini adalah prestasi kerja. b. Variabel bebas (independent variable) dari penelitian ini adalah usia, tingkat

pendidikan dan massa kerja. 2. Pengukuran Variabel

a. Variabel terikat (dependent variable) : Kinerja/prestasi kerja karyawan 1) Batasan

Kinerja adalah tingkat dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.

2) Indikator kinerja

Untuk menilai kinerja perlu ditentukan indikator-indikator penilaian kinerja. Adapun faktor-faktor yang menjadi indikator dalam menentukan kinerja karyawan antara lain: kedisiplinan, keselamatan kerja (safety), penyelesaian tugas, kerjasama team, motivasi berkarya.

3) Pengukuran kinerja

Pengukuran dengan metode rating scale. Metode rating scale adalah suatu metode penilaian yang didasarkan pada pendapat penilai yang membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan faktor-faktor yang dianggap penting bagi pelaksanaan kerja tersebut.(T. Hani Handoko 1987:142).

(37)

merupakan data kualitatif, maka data tersebut diubah dalam bentuk kuantitatif dengan pembobotan untuk masing-masing kriteria penilaiannya.

Setelah menetapkan metode rating scale dan menetapkan indikator-indikator untuk mengukur kinerja karyawan, maka langkah selanjutnya adalah mengukur masing-masing indikator dengan menggunakan skala pengukuran yang biasa dipakai yaitu skala likert dengan menggunakan berbagai kategori (T. Hani Handoko 1987 : 144) yaitu :

A (baik) : Nilai 3 B (cukup) : Nilai 2 C (kurang) : Nilai 1

Pada prinsipnya penilaian-penilaian kinerja akan lebih akurat dan bermanfaat manakala evaluasi-evaluasinya berasal dari penilai-penilai yang dekat dengan orang yang tengah dinilai(Henry Simamora 1997 : 446).

Dari hasil penilaian tersebut, akan dihasilkan skor-skor untuk setiap karyawan bagian pengolahan. Setelah skor masing-masing karyawan diperoleh, kemudian dinilai dengan Penilaian Acuan Norma tipe II sebagai berikut :

Skor-skor Nilai

> M + 1 S Baik

M - 1 S dan M + 1 S Cukup

(38)

Rumus Mean (M) dan Standar Deviasi (σ ) sebagai berikut (Masidjo, 1995 : 164) :

1)

N X

M =

Dimana : M = Mean

X = Jumlah skor dari kinerja karyawan bagian pengolahan N = Jumlah responden

2) 1 2

(

)

2

X X

N

N

= σ

Dimana : σ = Standar deviasi

X = Jumlah skor dari kinerja karyawan bagian pengolahan. N = Jumlah responden

b. Variabel bebas (independent variable) 1) Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan diukur dari pendidikan yang dimiliki oleh karyawan departemen proses plant bagian operation. Dalam hal ini adalah tingkat pendidikan formal dengan ijsah terakhir yang dimiliki karyawan.

Untuk mengukur tingkat pendidikan dari karyawan, maka dikelompokkan menjadi tiga bagian. Ketiga bagian tersebut adalah:

Tinggi : Perguruan Tinggi (Diploma, Strata, dan seterusnya) Sedang : SLTA (SMU, SMK dan sederajat)

(39)

2) Masa kerja

Masa kerja yang dimaksud adalah lamanya waktu karyawan bekerja di perusahaan tersebut. Dinyatakan dalam satuan tahun.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan melihat dan mempelajari buku-buku, catatan dan dokumen serta arsip-arsip yang berhubungan dengan obyek yang diteliti. Data ini meliputi gambaran umum perusahaan, data tingkat pendidikan, data masa kerja karyawan, dan data mengenai prestasi kerja karyawan serta data-data lain yang menunjang penelitian.

2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap subyek yang diteliti mengenai kegiatan yang dilakukan serta keadaan perusahaan.

3. Wawancara

(40)

F. Data yang Dicari

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

1. Data hasil penilaian prestasi kerja karyawan departemen proses plant bagian pengolahan (operation).

2. Data mengenai tingkat pendidikan karyawan departemen proses plant bagian pengolahan (operation).

3. Data mengenai masa kerja karyawan departemen proses plant bagian pengolahan (operation).

4. Data mengenai gambaran umum perusahaan .

5. Data lain yang menunjang kelengkapan dalam penelitian.

G. Populasi dan Sampel

Menurut Djarwanto dan Pangestu Subagyo (1993 : 107 - 111), populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan atau individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasinya).

(41)

H. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non random sampling yaitu sampling accidental.

Sampling accidental yaitu suatu metode pemilihan sampel dimana tidak semua individu atau elemen mendapat pelung atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel tergantung dari penulis dan bersifat subyektif.

I. Analisi Data

Untuk menganalisis hipotesis pertama dan kedua, digunakan metode statistik :

Chi Square (X2). Metode analisis ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan dan masa kerja.

Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut (S. Hadi, 1996:315): 1. Menentukan formulasi hipotesis nol

(

H0

)

dan hipotesis alternatif (Ha).

0

H : P1 = P2… = Pk (=P)

0

H : Tidak ada perbedaan prestasi kerja antara tingkat pendidikan / masa kerja.

a

H : P1 = P2 … Pk ( P)

a

H : Ada perbedaan prestasi kerja antara perbedaan tingkat pendidikan / masa

kerja.

2. Memilih level kepercayaan

(42)

3. Taraf Signifikasi

Taraf signifikasi adalah 5%, nilai kritis (Df) Df = (k-1)(b-1)

Dimana : K = Kategori pengamatan kolom. B = Kategori pengamatan baris.

4. Kriteria pengujian

Gambar 3.1

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

H0 diterima apabila X2 X2 ( ; (b-1) (k-1)) H0 ditolak apabila X2 > X2 ( ; (b-1)(k-1))

5. Perhitungan Chi Square (X2)

(

)

Fh fh f x = −

2

(43)

Dimana : X2 = Chi Square

F0 = frekuensi yang diobservasi (tingkat pendidikan / masa kerja) Fh = frekuensi yang diharapkan (prestasi kerja)

Untuk memperoleh frekuensi yang diharapkan (Fh) digunakan rumus :

seluruhnya jumlah baris jumlah x kolom jumlah Fh=

6. kesimpulan

Setelah melalui tahap-tahap perhitungan diatas, maka diketahui nilai Chi Square

(X2) dari sampel yang diambil, kemudian dibandingkan dengan nilai kritis dari tabel. Apabila dari perhitungan ternyata nilai Chi Square (X2) lebih besar dari nilai

kritik Chi Square (X2) yang tertera dalam tabel, maka kesimpulan kita adalah bahwa ada perbedaan antara f0 (frekuensi yang diobservasi) dengan fh (frekuensi yang diharapkan). Ini berarti H0 ditolak

Atau H0 ditolak apanila:

(

1; 1

)

2

2 > k b X X tab

Apabila dari perhitungan ternyata nilai Chi Square (X2) lebih kecil atau sama dengan nilai kritik Chi Square (X2) dalam tabel, maka kesimpulan kita adalah tidak ada perbedaan antara f0 (frekuensi yang diobservasi) dengan fh (frekuensi yang diharapkan), ini berarti H0 diterima.

Atau H0 diterima apabila :

(

1; 1

)

2

(44)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

1. Profile PT. INCO

PT. INCO (PT. International Nickel Indonesia, Tbk) adalah merupakan salah satu produsen utama nickel di dunia. Nickel adalah logam serbaguna yang bermanfaat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Selama lebih dari tiga dekade sejak kontrak karya ditandatangani dengan Pemerintah Repoblik Indonesia pada tahun 1968, perseroan telah menyediakan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan, memperlihatkan kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat dimana perusahaan beroperasi, memberikan keuntungan bagi para pemegang saham dan memberi sumbangan yang positif kepada ekonomi Indonesia.

PT. INCO menghasilkan nickel dalam matte, yaitu produk setengah jadi, dari biji laterik dari fasilitas pertambangan dan pengelolaan yang terpadu dekat sorowako, Sulawesi Selatan. Keseluruhan produksinya dijual dalam Dollar Amerika Serikat berdasarkan kontrak-kontrak jangka panjang untuk dimurnikan di Jepang.

(45)

Saham perusahaan sebanyak 58,7 persen dimiliki oleh INCO Limited Kanada, salah satu produsen terkemuka di dunia dan 20,1 persen oleh Sumitomo Metal Mining Co., Ltd., Jepang , sebuah perusahaan tambang dan peleburan yang utama. Disamping itu, 20,0 persen saham PT. INCO dimiliki oleh pemegang saham publik dan sisanya oleh empat perusahaan Jepang lainnya.

2. Kontrak karya

Bekerjasama dengan perusahaan pertambangan berkelas-dunia yang berpengalaman yang memiliki reputasi integritas tinggi, yaitu Inco Limited, Canada, dengan mitra usaha yang terpercaya dari Jepang, PT Inco berdiri sebagai anak perusahaan yang menjalankan operasinya berdasarkan Kontrak Karya. Kontrak Karya adalah sebuah perjanjian internasional yang mengikat para pihak terkait, yaitu Pemerintah Republik Indonesia dan PT Inco. Untuk mengelola pertambangan nikel di kawasan Kontrak Karya.

Wilayah kontrak karya : Area danau, Bahudopi, Lingke, Bulubalang, Latao, Suasua, Paopao, Pomalaa, Torobulu, Malapulu, Kolonodale, Matarape, Lasolo yang total luasnya : 218.528,99 Ha

Untuk menjamin lingkungan bisnis yang stabil hingga ke abad mendatang, Kontrak Karya yang ada telah diperpanjang hingga ke tahun 2025.

a. 25 Juli 1968

(46)

b. 26 Juli 1968

Kontrak karya ditandatangani dan berlaku 30 tahun sejak produksi komersil 1 April 1978 sampai 31 Maret 2008.

c. 15 Januari 1996

Perubahan dan perpanjangan kontrak karya ditandatangani dan berlaku 30 tahun mulai tanggal 29 Desember 1955 sampai 28 Desember 2025.

3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan.

Visi

PT Inco ingin tetap menjadi pemimpin di antara perusahaan multinasional di Indonesia dengan secara konsisten memberikan hasil investasi yang tinggi sekaligus taat pada nilai-nilai korporasi yang kuat.

Mewujudkan visi perusahaan dengan cara memberi kesempatan kepada setiap karyawan untuk menggapai potensi optimal karirnya dan mencapai prestasi yang tinggi untuk Perusahaan.

Perusahaan akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memberikan lingkungan kerja yang aman, sehat dan menarik yang dapat memaksimalkan kesempatan untuk meningkatkan keberhasilan PT Inco sebagai penghasil nikel berkualitas.

(47)

Misi

PT. INCO akan tumbuh secara menguntungkan sebagai penghasil nickel primer yang dapat diandalkan dan berbiaya terendah di dunia.

Perusahaan memiliki komitmen kepada : a. Karyawan

Dengan memastikan bahwa tempat kerja mereka aman, sehat, dan memberi imbalan yang baik.

b. Pelanggan

Dengan memenuhi kewajiban perusahaan yang berkenaan dengan mutu, biaya dan pengiriman dari pengolahan dan produk perusahaan.

c. Penanam modal (Investor)

Melalui sasaran kami terhadap pertumbuhan keuntungan yang berkesinambungan dan jangka panjang.

Tujuan

Tujuan perusahaan :

Memberikan keuntungan yang berkesinambungan dan kompetitif bagi pemegang saham melalui kegiatan produksi nikel yang menguntungkan. Mengoperasikan lingkungan kerja yang aman dan sehat mencerminkan pemeliharaan lingkungan yang bertanggungjawab.

(48)

4. Kronologi perkembangan PT.INCO

Adapun kronologi perkembangan PT. INCO sebagai berikut: a) Tahun 1901

Bijih nikel mula-mula ditemukan oleh seorang Belanda bernama Kruyt pada saat meneliti bijih besi di pegunungan Verbeek, Sulawesi .

b) Tahun 1937

Seorang ahli geologi INCO LIMITED bernama Flat Elves diundang oleh sebuah perusahaan eksplorasi Belanda untuk melanjutkan studi endapan nikel laterit di Sulawesi . Ia mengunjungi Sorowako.

c) Tahun 1966

Survei geologi yang komprehensif atas endapan di pulau Sulawesi dilakukan oleh Pemerintah Indonesia .

d) Tahun 1967

Pemerintah mengundang perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia untuk mengajukan proposal bagi eksplorasi dan pengembangan endapan mineral di pulau Sulawesi .

INCO LIMITED mengirim tim ahli geologi ke Sulawesi untuk mengumpulkan data dan menjelaskan kemampuan-kemampuan INCO.

e) Tahun 1968

Pada bulan Januari, INCO terpilih dari enam perusahaan untuk merundingkan sebuah Kontrak Karya.

(49)

27 Juli, Kontrak Karya ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan PT INCO.

Kegiatan eksplorasi berskala penuh dimulai segera setelah penandatanganan Kontrak Karya. Daerah eksplorasi mula-mula seluas 6,6 juta hektar yang mencakup beberapa bagian dari tiga provinsi di Sulawesi, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Tes pemboran di daerah Pomalaa merupakan awal alih teknologi yaitu ketika ahli-ahli geologi dari INCO LIMITED mulai mendidik rekan-rekan kerjanya dari Indonesia , cara sistematis mengambil contoh endapan laterit dan menganalisanya.

f) Tahun 1970

Contoh bijih dari Sulawesi dalam jumlah besar pertama sebanyak 50 ton dikirim ke fasilitas riset INCO Kanada di Port Colborne, Ontario. Sebuah pabrik Pereduksi-Pelebur baru dalam skala kecil menunjukkan bahwa bahan dari Sorowako dapat diolah dengan hasil yang memuaskan.

g) Tahun 1971

Eksplorasi yang dilakukan telah cukup membuktikan bahwa endapan laterit di sekitar Sorowako mampu mendukung pabrik nikel yang besar.

h) Tahun 1973

(50)

i) Tahun 1974

Sebagai reaksi atas lonjakan harga minyak yang pertama, maka diambillah keputusan untuk mengganti Pembangkit Listrik Tenaga Uap menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Ukuran pabrik peleburan ditingkatkan tiga kali untuk mengurangi biaya per unit dan mengimbangi kapasitas PLTA tersebut.

j) Tahun 1976

10.000 tenaga kerja Indonesia dan 1.000 tenaga asing dipekerjakan membangun fasilitas-fasilitas pengolahan nikel dan pembangkit tenaga, bersama dengan jalan-jalan, perkotaan, pelabuhan, lapangan udara serta sarana dan prasarana lain yang dibutuhkan.

k) Tahun 1977

31 Maret, Presiden Soeharto mengunjungi Sorowako dan meresmikan fasilitas-fasilitas penambangan dan pengolahan nikel.

l) Tahun 1978

1 April, PT INCO mulai berproduksi secara komersial. m) Tahun 1988

INCO LIMITED menjual 20 persen dari saham PT INCO yang dimilikinya kepada Sumitomo Metal Mining Co., Ltd., dari Jepang.

n) Tahun 1990

(51)

o) Tahun 2000

PT INCO meningkatkan produksi 30 persen menjadi 130,5 juta pon nikel dalam matte, sejalan dengan rencana Perseroan untuk mencapai kapasitas yang diperluas sebesar 150 juta pon produksi per tahun.

PT INCO menyelesaikan penelitian dan rekayasa atas presipitator elektrostatis Tanur Pengering No.2 yang dirancang untuk mengurangi keseluruhan emisi debu pabrik lebih dari 40 persen.

14 Desember, penanda-tanganan Kesepakatan Kerja Bersama untuk masa dua tahun dengan Serikat Pekerja, di Sorowako.

p) Tahun 2003 - 2004

Tahun 2003, PT Inco membangun daerah penambangan baru di Petea (sebelah Timur Danau Matano, berdekatan dengan wilayah timur penambangan bijih (ore body PT Inco)

Petea memiliki 5 juta ton cadangan mineral terbukti dengan kualitas 1,81% nikel dan 24 juta ton cadangan mineral terduga dengan kualitas 1,78% nikel Investasi yang dialokasikan sebesar US$11.8 juta

(52)

Pada tahun 2004, PT Inco memulai kegiatan pengeboran di Bahodopi dan Pomalaa, dan uji coba penambangan bijih di Petea

Pada tahun 2004, PT Inco melakukan tahap pertama dari rencana optimalisasi besar-besaran yang direncanakan akan menelan biaya US$275-580 juta dengan membangun bendungan ketiga di Karebbe, Sungai Larona, untuk meningkatkan kapasitas listrik tenaga air dari 275 MW ke 365 MW

q) Tahun 2005

Berhasil memasang teknologi Bag House System di Tanur Listrik No. #4. Alat ini mampu mengurangi emisi debu tanur listrik hingga berada di bawah ambang batas ketentuan pemerintah.

Direncanakan tahun 2008 semua tanur listrik akan dilengkapi dengan alat ini

B. Organisasi

Perusahaan internasional, PT. INCO dikelola secara profesional dengan membagi pusat-pusat kegiatan kedalam dua lokasi yaitu :

Kantor Pusat Perusahaan

Berkedudukan di Jakarta, dikepalai seorang President atau Chief Executive

Oficer yang membawahi :

Senior Vice President atau Chief Operating Officer.

Vice President Administration and service.

Vice President Operations.

Vice President and Chief Financial Officer.

(53)

Kantor Kegiatan Operasional

Berkedudukan di Sorowako, dilihat dari fungsinya dapat dibagi menjadi tiga kelompok organisasi yaitu :

A. Kelompok operasi di pimpin oleh Vice President Operation yang membawahi departemen-departemen utama seperti :

Mining (pertambangan)

Maintenance (perawatan)

Process Plant (pengelolaan)

Engineering and Central Maintenance Utilities

Logistic

B. Kelompok administrasi, dipimpin oleh Vice President Administration and Service

yang membawahi departemen-departemen penunjang seperti :

Human Resources and Training Departement.

Safety, Environment and Government, Public Relations.

Medical Service Security and Plant Protection.

C. Kelompok keuangan, dipimpin oleh Vice President and Financial Officer yang terdiri dari :

Controller Departement (bagian keuangan)

Internal Audit (Pemeriksa Keuangan)

External Audit (Pemeriksa Keuangan)

(54)

Penjelasan Umum Tiap Departemen a. Departemen Tambang (Mining)

Fungsi utama dari departemen ini adalah melakukan penambangan untuk menyediakan biji nickel dengan kadar tertentu. Dalam pengoperasiannya, departemen ini dibagi atas beberapa bagian, yaitu :

Mine Operation

Bertanggung jawab terhadap operasi tambang.

Mine Geologi

Melaksanakan semua program geologi yang mencakup pengontrolan kadar nickel baik sebelum, salama maupun sesudah penambangan.

Melakukan penaksiran cadangan nickel dan berbagai penelitian.

Mine Engineering

Membuat perencanaan, penambangan, perhitungan keperluan tambang.

Mine Coastal Exploration

Bagian ini melakukan explorasi untuk penelitian cadangan bijih nickel guna keperluan pertambangan dimasa yang akan datang.

Mobile Equipment Maintenance (M.E.M)

Bagian ini bertanggung jawab terhadap ketersediaan :

Kendaaraan dan alat-alat berat tambang, alat angkut logistic. Kendaraan ringan untuk angkut karyawan.

(55)

b. Department Technical Service

Bagian ini bertanggung jawab atas tersedianya peralatan diseluruh departemen yang digunakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Departemen ini dibagi lagi menjadi beberapa bagian, antara lain :

Support Service

Construction Service

Engineering Service

Bertanggung jawab memberikan pelayanan rekayasa semua pelayanan terhadap semua perubahan / modifikasi / penggantian sarana pabrik. Selain itu juga bertanggung jawab memberi laporan kepada manajemen tentang kemajuan proyek yang sedang berlangsung.

c. Department Utilities

Departemen utilities mempunyai tugas utama yaitu menyediakan atau menyuplai kebutuhan listrik untuk operasi di Process Plant. Selain itu menyediakan steam

(uap panas), air dan udara bertekanan merupakan tanggung jawab dari departemen ini serta menjamin ketersediaan listrik untuk menjamin kelancaran proses produksi.

Hasil dari operasi yang dilakukan di departemen utilities adalah : 1. Tenaga listrik (Electronic power)

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh utilities adalah :

(56)

d) PLTD Plant Site (MBDG) = 3 X 8,3 MW. 2. Steam (uap panas)

Steam diperlukan untuk keperluan PLTU yang berkapasitas 28,2 MW dan

auxilary steam kebutuhan pabrik. Steam dibangkitkan oleh suatu unit oil-fired boiler (boiler uap yang berbahan minyak ringan) dan berbahan bakar minyak mentah (HSFO / Higher Sulfur Fuel Oil), electric boiler (boiler uap air) dan package boiler serta tiga unit WHRB (Waste Head Recovery

Boiler) yang memanfaatkan gas buang dari generator diesel (MBDG).

Steam yang dibangkitkan oleh oil fired boiler, elctric boiler, package boiler dan tiga unit WHRB digunakan untuk kebutuhan pabrik yaitu

outomazing burner di kiln reduksi dan dryer. Namun dalam kondisi tertentu sebagian steam dari oil-fired boiler dapat pula diperuntukkan untuk kebutuhan pabrik.

3. Compressed Air (Udara Bertekanan)

Udara bertekanan yang dihasilkan oleh departemen utilities terbagi menjadi tiga bagian yaitu :

1) Service Air Compressed

(57)

2) Instrument Air Compressed

Instrument air compressed digunakan untuk menyuplai air instrument

bagi control-control valve yang terdapat pada pabrik, dan kebutuhan lainnya yang membutuhkan air instrument. Air instrument merupakan udara bersih dan kering sehingga penggunaannya bersifat khusus dibandingkan dengan udar service. Air instrument dihasilkan dari

centac compressor (satu unit), dan PHE compressor (dua unit).

d. Department Process Plant

Kegiatan dari departemen ini adalah melakukan pengolahan biji nickel laterit menjadi nickel matte berkadar 78%.

Proses plant terbagi atas : Material Prepation

Reduction, Smelting and Converting Process technologiy

Process Plant Maintenance Fungsi utama dari setiap bagian adalah :

Material Preparation

Bagian ini bertanggung jawab untuk mengangkut biji nickel yang dihasilkan departemen tambang (mining), dari stock pile ke dryer (tanur pengeringan) untuk dikurangi kadar airnya. Kemudian biji nickel yang kering disimpan di

(58)

Reduction, Smelting & Converting

Bagian dari proses pengolahan dan bertanggung jawab mereduksi biji nickel di kiln (tanur putar)menjadi kalsin yang tereduksi. Kalsin ini dilebur pada temperatur tinggi di furnace (tanur listrik) sehingga akan terpisah nickel matte dan slag. Nickel matte kemudian dimurnikan di converter sehingga kadar nickelnya meningkat dari 25% menjadi 75%. Nickel matte ini kemudian di granulasi dan menjadi produksi akhir PT. INCO.

Process Technology

Bagian ini bertanggung jawab atas pengawasan teknologi pabrik pengolahan yang meliputi pengendalian nickel matte yang akan dikirim ke pembeli, pengawasan terhadap proses pengolahan untuk meminimalkan kehilangan nickel dengan menggunakan proses pyrometalurgi yang mutakhir sehingga dapat mengontrol hasil limbah cair, padat dan gas serendah mungkin. Proses tegnologi juga membuat perencanaan produksi untuk penambangan, pengolahan, dan penjualan.

Process Plant Maintenance

(59)

e. Department Logistic

Departemen ini bertanggung jawab terhadap pengadaan kebutuhan perusahaan baik berupa barang maupun jasa, pengadaan tersebut berasal dari dalam maupun luar luar negeri (impor).

Departemen logistik terdiri dari :

Inventory and Domestic Purchasing

Mengurus pembelian barang dan jasa didalam negeri. Menjamin penyediaan barang sesuai kebutuhan standar. Bagian ini mempunyai tiga kantor yang mengurus yaitu : Jakarta, Makassar, dan Sorowako.

Warehousing

Merupakan tempat penyimpanan semua barang-barang persediaan termasuk bahan bakar, belerang suku cadang pabrik, suku cadang semua kendaraan ringan dan sarana penunjang lainnya.

Fuel / General Cargo Handling and Material Transport

Mengurus bongkar muat barang di pelabuhan Balantang, pengangkutan barang ke Sorowako, mengirim nickel matte dari pabrik ke kapal dilepas pantai untuk di eksport. Serta penerimaan dan pengiriman minyak (HSFO) dari tanjung Mangkasa ke pabrik.

International Purchasing

(60)

f. Departemen Keselamatan Kerja, Lingkungan, Pemerintah dan Masyarakat.

Tugas dari departemen ini adalah melaksanakan program keselamatan kerja, analisis dampak lingkungan, administrasi pemeliharaan kota, komunikasi kedalam dan keluar negeri serta menjalin hubungan baik dengan pemerintah dan masyarakat sekitar perusahaan.

Departemen ini dibagi lagi menjadi :

Comunication, Rown & Community

Safety, Fire & Environment Control

Publik Affair & Government Relation

• Kantor perwakilan makassar

g. Departemen Personalia

Departemen ini bertanggung jawab terhadap administrasi kepegawaian dan hubungan industri serta pelatihan dan pengembangan karyawan.

Departemen ini terbagi atas :

Human Resources Development & Training

Bagian ini bertanggung jawab dalam kegiatan pengembangan dan pelatihan bagi karyawan, pihak luar yang akan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan.

(61)

Bagi karyawan yang sedang bekerja, umumnya diberikan pengetahuan dan pelatihan yang bersifat pengembangan kemampuan/keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan/sedang diemban oleh karyawan yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan perkembangan perusahaan. Instruktur biasanya didatangkan dari pihak luar perusahaan yang berkompeten dibidangnya.

Bagi pihak luar yang akan berhubungan langsung atau melakukan kegiatan yang bersangkutan dengan perusahaan, akan mendapatkan penjelasan umum tentang kegiatan perusahaan dan ketentuan-ketentuan yang tidak boleh dilanggar selama melakukan kegiatan yang berhubungan dengan perusahaan.

Bagian ini dilengkapi dengan sarana dan prasarana berupa infrastruktur yang memadai untuk memperlancar kegiatan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan.

Personal & Industri Relation

Bagian ini bertnggung jawab terhadap administrasi karyawan, semua data menyangkut kepegawaian, antara lain :

Mengatur hari dan jam kerja.

(62)

Pagi : 07.00 – 15.00 Sore : 15.00 – 23.00 Malam : 23.00 – 07.00

Setip dua hari didakan pergantian sift, dimana setelah melaksanakan sift ketiga (malam), karyawan berhak mendapatkan hari libur selama dua hari. Sedang departemen lain yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan produksi perusahaan, jam kerjanya diatur sebagai berikut :

Hari kerja : Senin – Jumat Jam kerja : 08.00 – 16.00 Libur : Sabtu – Minggu Sistem Upah

Sistem pengupahan tenaga kerja tergantung dari status kepegawaian setiap karyawan. Bagi pegawai/karyawan tetap biasanya upah diserahkan pada akhir bulan yang ditransfer langsung ke rekening karyawan. Sedangkan bagi karyawan kontrak diserahkan setelah pekerjaannya selesai.

Program Jaminan Sosial

(63)

a. Kesehatan, dimana perusahaan menyediakan rumah sakit khusus bagi karyawa dan keluarganya secara gratis, dan bila terpaksa harus berobat di rumah sakit lain perusahaan akan menanggung seluruh biaya pengobatan/perawatannya.

b. Kesejahteraan, disamping gaji yang diterima karyawan perusahaan juga memberikan tunjangan hari raya dan tahun baru, tunjangan cuti, bonus dan insentif yang lainnya. Bagi karyawan menengah keatas tersedia perumahan khusus beserta isinya disediakan oleh perusahaan. c. Jaminan hari tua, dalam hal ini perusahaan menyediakan program

pensiun untuk para karyawan yang purna bakti.

h. Bagian Penunjang Lainnya

Medical Service

Bagian ini memberikan pelayanan kesehatan terhadap karyawan, keluarga karyawan dan masyarakat setempat meliputi penyediaan rumah sakit dengan standar yang memadai dilengkapi para medis.

• Keamanan (Security)

(64)

Computer Service

Bagian ini bertanggung jawab terhadap penyediaan perangkat komputer dan pengolahan kepegawaian, keuangan, logistik, produksi yang sebagian kegiatannya dioperasikan secara komputerisasi.

Pengembangan IT (Tekhnology Information) untuk membantu kelancaran kegiatan perusahaan, serta sebagai penyedia informasi bagi pihak – pihak dari dalam maupun luar perusahaan.

C. Proses Produksi

Untuk mendapatkan nickel dari biji laterit dapat peroleh melalui proses :

Pyrometalurgi : Proses pengolahan biji nickel dengan menggunakan panas atau api.

Hydrometalurgy : Proses pengolahan biji nickel dengan menggunakan larutan kimia.

Vapometalurgy : Proses pengolahan nickel dengan menggunakan penguapan. Proses pengolahan yang digunakan oleh pabrik PT. INCO adalah proses pyrometalurgy, yaitu suatu proses yang menggunakan panas atau api untuk memperoleh logam nickel sulfida berkadar minimal 75% murni (nickel matte).

(65)

1. Penambangan biji nickel

Biji nickel laterit yang ditambang oleh PT. INCO mengandung unsur nickel (Ni) berkadar rata – rata 1,9% (1,5 – 2,1)disamping unsur kimia lainnya. Grade atau kadar nickel yang diperoleh dalam prakteknya tergantung pada daerah – daerah yang ditambang atau lapisan laterit yang dipilih.

Kegiatan utama operasi penambangan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Pengeboran

pada jarak spasi 25 - 50 meter untuk mengambil sample batuan dan tanah guna mendapatkan gambaran kandungan nikel yang terdapat di wilayah tersebut.

2) Pembersihan (Clearing)

Merupakan pembersihan tanaman / tumbuhan dengan menggunakan bulldozer, pohon ukuran besar ditebang dan kayunya dimanfaatkan untuk bangunan.

3) Pengupasan (Stripping)

(66)

4) Penambangan biji (Ore Mining)

Biji nickel kadar sedang, diangkut dan ditumpuk pada tempat tertentu. Biji nickel kadar tinggi rata – rata 1,8 % pada East Block dan 2,1 % pada West Block, yang selanjutnya diangkut ketempat penyaringan biji (Screening Station).

5) Tempat penyaringan (Screening Station)

Pada bagian ini biji bongkahan besar dipisahkan, fraksi ukuran 16” dibuang, fraksi lebik besar dari 18” dan 6” dipisahkan, hasil akhir adalah fraksi ukuran kurang dari 6”yang siap dikonsumsi oleh pabrik. Kemudian dapat langsung diangkut dan dikirim ke pabrik ataupun ditumpuk pada lokasi penimbunan biji basah (ore stock pile).

6) Penghijauan

Penghijauan lahan-lahan purna tambang. Dengan metode open cast mining

yang dilakukan sekarang, dimana material dari daerah bukaan baru, dibawa dan dibuang ke daerah purna tambang, untuk selanjutnya dilakukan landscaping, pelapisan dengan lapisan tanah pucuk, pekerjaan terasering dan pengelolaan drainase sebelum proses penghijauan/penanaman ulang dilakukan.

2. Proses pengolahan biji nickel

(67)

1) Pengeringan (Ore Dryer)

Di dalam unit pengeringan yang berbentuk tabung yang berdiameter 5 sampai 5,5 meter dan panjang 50 meter, panas dari minyak residu dihembuskan untuk mengeringkan biji nickel basah dengan kandungan air 33 %. Kapasitas tabung pengeringan ini 300 sampai 500 ton biji nickel basah dari tambang, stock pile, juga lumpur debu yang ditangkap oleh unit peredam polusi udara (E.S.P) dan terak dari converter. Didalam unit pengeringan ini, produk disaring yang memisahkan batuan fraksi +25 mm untuk dihancurkan di unit crusher dan dimanfaatkan seperti produk yang -25 mm. Biji nickel kering disimpan dalam gudang (dried ore storage), dimana biji dari East Block dipisah dengan yang dari West Block.

2) Reduksi

PT. INCO mempunyai 5 unit kilang reduksi, 3 buah kilang reduksi berdiameter 5,5 meter dan panjang 100 meter. 1 buah berdiameter 6 meter, panjang 116 meter. Kilang produksi no. 5, dibangun tahun 1997 dengan kapasitas kilang 150 sampai 180 ton / jam. Biji nickel kering dari East Block dan West Block dicampur agar nisbah silikan terhadap magnesia tidak lebih dari 20 %. Terak converter dimasukkan ke kilang reduksi tidak melampaui 16 % sampai 17 %. Campuran dipanaskan oleh gas hasil residu (HSFO) dan reduksi terjadi didalam kilang yang berputar.

(68)

• Menghilangkan kandungan air dan kristal.

• Pemanasan diatas 8000C untuk persiapan reduksi di dalam kilang yang berputar. Reduksi dari Ni (Nickel), Fe (Ferrum), CO2.

• Pencampuran dengan carbon batu bara, persiapan untuk dimasukkan ke tanur listrik.

• Pencampuran kalsin hasil dari kilang reduksi dengan blerang yang dicairkan agar nickel matte yang dihasilkan mengandung sulfide (-10 %).

• Kalsin panas (700−10000C) yang keluar dari kilang dimasukkan

kedalam suatu wadah (Surge Bin), yang segera diangkut dan dimasukkan kedalam tanur listrik (furnace).

3) Peleburan

Pada proses peleburan, kalsin panas dari kilang reduksi dimasukkan kedalam tanur listrik (electric furnace) dengan ukuran diameter luar 18 meter dan tinggi 16 meter. Perusahaan mempunyai 4 buah tanur listrik, dimana setiap tanur dilengkapi dengan tiga buah elektroda karbon dengan tegangan 700 -1000 Volt atau maksimum 1600 Volt dan daya sebesar maksimum 65 MVA dialirkan untuk melebur kalsin didalam tanur.

Proses yang berlangsung adalah : 1. Menghilangkan air dan kristal.

2. Merampungkan proses reduksi dengan menggunakan karbon atau batu bara yang tercampur dalam kalsin.

(69)

4. Fase matte dan fase terak (Slag) akan berpisah berdasarkan berat jenisnya.

5. Fase matte merupakan lapisan bagian bawah dikeluarkan (tapping) ditampung kedalam wadah (laddle) untuk diserahkan ke tungku pemurnian (converter), komposisi matte dari tanur listrik (furnace) diharapkan Ni : 25 % – 35 % ; Fe : 55 % – 60 % ; C : 1%.

4) Pemurnian

Untuk meningkatkankadar nickel menjadi 78 % - 80 % dilakukan didalam converter dengan cara mengikat besi (Fe) menggunakan silica flux kemudian membuang fase terak (converter slag) dan hasil akhir adalah nickel matte yang kemudian digranulasi, dikeringkan, disaring dan dimasukkan dalam kantong dengan kapasitas 3000 Kg untuk dieksport. Dimana produk akhir diharapkan mengandung 78% - 80% Ni ; 0,7 Fe ; 20% - 22% S.

D. Tanggung Jawab Sosial

Sebagai perusahaan yang telah beroperasi selama lebih kurang dari 30 tahun, PT. INCO merasa bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat lokal di sekitar wilayah operasinya meliputi tiga proinsi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

(70)

Oleh karena itu, sejak awal program pemberdayaan masyarakat senantiasa mendapat perhatian penuh dari perusahaan.

Provinsi Sulawesi Tengah

• Sektor Pendidikan, mencakup program rehabilitasi sekolah, fasilitas pembelajaran dan penyediaan laboratorium bahasa, pembangunan gedung universitas lokal, beasiswa untuk pelajar dan mahasiswa, serta tunjangan untuk guru yang mengajar di wilayah terpencil.

• Kesehatan dan Kesejahteraan, melalui pembangunan pusat kesehatan masyarakat, penyediaan obat-obatan dan fasilitas medis untuk puskesmas, mobil ambulance dan sepeda motor untuk tenaga paramedis.

• Pertanian dan Perkebunan, dengan menyediakan unit-unit generator dan traktor tangan, perlengkapan teknologi perkebunan, pengembangan irigasi serta pembuatan sarana jalan untuk para petani.

Provinsi Sulawesi Tenggara

• Pendidikan,yang mencakup pengembangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan, rehabilitasi sejumlah sekolah mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Umum, menyediakan sejumlah perabotan dan laboratorium bahasa, beasiswa dan memfasilitasi kegiatan penulisan sejarah kawasan setempat.

(71)

• Pertanian dan Perkebunan,dengan cara mengembangkan sarana jalan bagi para petani, menyediakan sejumlah kebutuhan produktif, mulai dari bibit dan pupuk hortikultura, traktor tangan, mesin perontok padi sampai ke penangkaran benih ternak dan pompanisasi tambak ikan dan udang.

Sorowako dan sekitarnya

• Bidang Pendidikan, yang mencakup pembangunan Akademi Teknik Sorowako, Program Pelatihan Industri, Program Ketrampilan Remaja dan Magang Kerja, serta mensponsori acara-acara kegiatan Mahasiswa.

• Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan,yang mencakup bantuan obat-obatan, peralatan dan fasilitas medis, serta bimbingan dan konsultasi kesehatan. Pada tahun 2005, atas bantuan PT Inco bertambahlah dua fasilitas kesehatan di kabupaten luwu timur, berupa dua puskesmas plus masing-masing di Sorowako dan Wowondula.

• Pertanian dan Perkebunan, yang terdiri atas pengembangan pilot proyek dalam bidang perkebunan, mendukung fasilitas produksi, meningkatkan sistem irigasi dan intensifikasi perikanan.

• Pengembangan Usaha Lokal, melalui pelatihan kewirausahaan professional, pengembangan pasar umum, pemberdayaan kontraktor lokal dan bursa tenaga kerja, serta peningkatan usaha peternakan.

(72)

ikan, pembangunan pos-pos keamanan lingkungan,

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Tabel 5.3 Interprestasi Data Prestasi Kerja
Tabel 5.4
+3

Referensi

Dokumen terkait

penelitian budidaya lorong ini, pengaruh pemberian kapur dengan dosis sebesar 2,5 ton/ha pada tingkat pemberian bahan organik yang sama yaitu 5,0 ton/ha (lihat pada perlakuan B dan

Dalam perumusan fungsi evaluasi dan penetapan ruang solusi, terlihat bahwa semakin banyak variabel solusi di dalam fungsi evaluasi, maka algoritma genetik agak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara gaya kognitif kecerdasan logika-matematika, kecerdasan linguistik, kecerdasan interpersonal,

Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Evaluasi Kondisi Perekonomian & Keuangan Daerah Persiapan Penyusunan RKPD Pengolahan Data

diinokulasikan ke dalam KCNB. Hasil uji positif ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan koloni yang ditandai dengan terjadinya kekeruhan. Hasil uji negatif ditunjukkan dengan

jo Pasal 4 UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dalam proses. penetapan tersangka NYD dalam perkara prostitusi daring ,

Pr insip pengembangan jalan lingkungan yang dimasudkan dapat mengur angi fampak negatif ter hadap lingkungan antar a lain adalah dengan mengmbangkan jar ingan lingkungan yang

Dari latar belakang masalah yang dipaparkan maka peneliti akan mengadakan penelitian tentang “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division