• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MEMINIMALKAN KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL FISIKA RAGAM ESAI MELALUI PELATIHAN PENYELESAIAN SOAL DENGAN LANGKAH-LANGKAH SISTEMATIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MEMINIMALKAN KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL FISIKA RAGAM ESAI MELALUI PELATIHAN PENYELESAIAN SOAL DENGAN LANGKAH-LANGKAH SISTEMATIS"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYA MEMINIMALKAN KESALAHAN SISWA DALAM

MENYELESAIKAN SOAL-SOAL FISIKA RAGAM ESAI

MELALUI PELATIHAN PENYELESAIAN SOAL DENGAN

LANGKAH-LANGKAH SISTEMATIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Rusmi Togatorop

NIM: 081424037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

“Tidak ada satupun di dunia ini, yang bisa di dapat dengan mudah.

Kerja keras dan doa adalah cara untuk mempermudahnya."

“Tuhan akan mengangkat engkau jadi kepala dan bukan

menjadi ekor,

engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau

mendengarkan perintah Tuhan,…”. (Kitab Ulangan 28:13a)

Skripsi Ini kupersembahkan untuk

Tuhan Yesus Sumber kekuatanku

Yang tercinta Ayahanda &Ibunda

Kakak2 &Adikku

Almamaterku

(5)
(6)

ABSTRAK

Upaya Meminimalkan Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Fisika Ragam Esai Melalui Pelatihan Penyelesaian Soal dengan Langkah-Langkah

Sistematis

Rusmi Togatorop

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma (2013).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika serta kesalahan apa saja yang dapat diminimalkan setelah siswa diberi pelatihan penyelesaian soal fisika dengan langkah-langkah yang sistematis.

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 11 Yogyakarta dengan mengambil kelas XI IPA 3 sebagai subjek penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2012. Instrumen yang digunakan berupa tes uraian tentang Usaha dan Energi, lembar penyelesaian soal dengan langkah-langkah sistematis, dan soal-soal latihan. Berdasarkan prakiraan yang telah disusun, dilakukan analisis terhadap jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa baik untuk pretes maupun postes. Selanjutnya dilihat perbedaan jenis dan jumlah kesalahan dari kedua tes tersebut.

(7)

vii

ABSTRACT

Efforts to Minimize Students Error in Solving Essays of Various Physics Problem by Training Solving the Problems with Systematically Steps

Rusmi Togatorop

Study Program of Physics Education, Mathematics and Science Department, Teacher and Education Science Faculty, Sanata Dharma University (2013).

This study aims to determine the types of errors made by students in solving physics problems as well as any errors can be minimized after the completion of the training students are given physical problem with systematic steps.

The study was conducted in SMA 11 Yogyakarta to take classes XI IPA 3 as a research subject. The research was conducted in November 2012. The instruments used in the form of a test description Works and Energy, about the settlement sheet with systematic steps, and practice questions. Based on the forecasts that have been prepared, carried out an analysis of the types of errors made by the students' pretest and posttest for both. Further visits different types and number of errors of two tests.

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Rusmi Togatorop

Nomor Mahasiswa : 081424037

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

UPAYA MEMINIMALKAN KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL FISIKA RAGAM ESAI MELALUI PELATIHAN PENYELESAIAN SOAL DENGAN LANGKAH-LANGKAH SISTEMATIS.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 29 Agustus 2013

Yang menyatakan

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan seluruh proses pengerjaan skripsi yang

berjudul “Upaya Meminimalkan Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Fisika Ragam Esai Melalui Pelatihan Penyelesaian Soal dengan Langkah-Langkah

Sistematis”

Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Saya menyadari

bahwa tanpa dukungan dari berbagai pihak tentu saja saya tidak akan mampu

menyelesaikan proses penyelesaian skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, dengan

kerendahan hati saya mengucapkan terimakasih kepada pihak yang dengan cara yang

terbaik telah mendukung dan membantu saya. Dengan tulus hati penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs. Aufridus Atmadi, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi

2. Dra. Baniyah, Selaku kepala sekolah SMA N 11 Yogyakarta yang telah

memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian

3. Drs. Tata Widiatmana, selaku guru fisika SMA N 11 Yogyakarta yang telah

memberikan waktu dan masukan dalam pelaksanaan penelitian

(10)

5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

6. Keluarga besar GKN Gloria Yogyakarta khususnya persekutuan pemuda

yang selalu memberikan dorongan dan semangat.

7. Saudara-saudaraku dalam Love Comunity„JOY‟ yang selalu mendoakan dan

menjadi tempat berbagi

8. Sahabat dan teman-teman sepermainan

9. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2008, yang telah bekerjasama

dalam menempuh studi pendidikan fisika.

Saya selaku penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan

dalam pembuatannya, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak yang terkait untuk menyempurnakan laporan ini. Harapan saya semoga

dengan laporan ini dapat bermanfaat bagi saya sebagai pribadi untuk terus

meningkatkan kemampuan saya sebagai calon pendidik dan juga semua pihak yang

membutuhkannya.

Yogyakarta, 12 Juni 2013

(11)

xi

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

(12)

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II DASAR TEORI A. Deskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan 1. Belajar dan Menyelesaikan Soal Fisika ... 6

2. Langkah-Langkah Menyelesaikan Soal Fisika ... 9

3. Tinjauan tentang Jenis-Jenis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Fisika………. ..19

4. Hakikat Tes Esai ... 26

5. Penelitian yang Relevan ... 28

B. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

C. Subyek Penelitian Penelitian ... 32

D. Variabel Penelitian ... 32

E. Perlakuan Penelitian ... 32

F. Instrumen Penelitian ... 33

(13)

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Analisis Data ... 39

1. Analisis Jenis Kesalahan ... 40

2. Analisis Tingkat Keumuman ... 50

B. Pembahasan ... 51

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 56

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Soal-soal pretes ... 59

Lampiran II. Soal-soal postes ... 60

Lampiran III. Pedoman jawaban soal-soal pretes ... 61

Lampiran IV. Pedoman jawaban soal-soal postes ... 64

Lampiran V.Tabel kesalahan setiap siswa terkait kemampuan menyelesaiakan soal pada pretes ... 67

Lampiran VI. Tabel kesalahan setiap siswa terkait kemampuan menyelesaikan soal pada postes ... 74

Lampiran VII. Surat ijin penelitian dari dinas perijinan ... 83

Lampiran VIII. Surat pernyataan telah melakukan penelitian ... 84

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tabel jumlah kesalahan terkait kemampuan menyelesaikan soal . 34

Tabel 3.2. Tabel jumlah siswa yang melakukan kesalahan ... 36

Tabel 3.3. Tabel perbedaan jumlah kesalahan pada pretes dan postes ... 37

Tabel 3.4. Tabel perbedaan jumlah siswa yang melakukan kesalahan pada pretes dan postes ... 38

Tabel 4.1. Tabel jumlah kesalahan terkait kemampuan menyelesaikan soal . 40 Tabel 4.2. Tabel jumlah siswa yang melakukan kesalahan ... 50

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Contoh kesalahan siswa yang melakukan strategi coba-coba ... 41

Gambar 2. Contoh kesalahan siswa dalam menentukan simbol ... 44

Gambar 3. Contoh kesalahan siswa dalam menuliskan satuan ... 45

Gambar 4. Grafik perbedaan jumlah kesalahan pada pretes dan postes ... 52

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan ini, banyak orang tidak menyadari bahwa di balik

setiap teknologi yang membuat orang dapat menghemat tenaga, sumber daya, dan

pikiran telah terlebih dahulu digunakan berbagai hasil penelitian fisika. Hal

tersebut ditunjukkan dengan digunakannya fisika dalam banyak kepentingan

dalam kehidupan sehari-hari, antara lain dalam bidang teknik, geografi, dll. Oleh

karena itu tidak dapat disangkal bahwa fisika mempunyai peranan penting dalam

melayani ilmu pengetahuan dan teknologi.

Agar manusia dapat menerapkan fisika tersebut, tentu saja diperlukan

bekal ilmu fisika. Bekal ilmu fisika dapat diperoleh melalui berbagai jalur

pendidikan. Salah satunya adalah pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Dalam kegiatan belajar disekolah, siswa sering dihadapkan pada masalah yang

harus dipecahkan, khususnya menyelesaikan soal-soal. Kemampuan

menyelesaikan tes hasil belajar merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan

siswa dalam memahami fisika. Hasil belajar ini merupakan prestasi belajar fisika

(17)

kesalahan-kesalahan tersebut bukanlah hal yang selalu berarti negatif bagi siswa

sebagai seorang pelajar maupun bagi guru selaku pendidik. Melalui

kesalahan-kesalahan tersebut dapat diambil manfaat guna memperbaiki jalannya proses

belajar mengajar selanjutnya. Burhan Nurgiyanto (1994: 12) menyatakan seorang

siswa yang telah menyadari kesalahan-kesalahan yang dilakukannya sering akan

memberikan reaksi baik secara internal maupun secara eksternal. Secara internal

ia akan mengkritik diri sendiri. Dalam diri siswa terjadi semacam konflik tentang

kesalahan yang telah diperbuatnya, sehingga ia akan mencoba untuk menghindari

kesalahan yang sama pada kesempatan yang lain. Secara eksternal, siswa akan

menerima kritik dari orang lain (misalnya guru) tentang kesalahan yang

diperbuatnya dan ia pun dapat mengkritik orang lain yang berbuat kesalahan yang

sama. Atas penilaian itu sekaligus siswa akan merefleksikan kesalahan dirinya,

sehingga ia akan turut mencoba menghindari kesalahan yang sama.

Agar siswa dapat menghindari kesalahan yang sama, maka perlu

diupayakan informasi-informasi tentang jenis-jenis kesalahan yang banyak

dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal fisika. Informasi ini diharapkan dapat

digunakan dalam mempersiapkan proses belajar mengajar yang menunjang

keberhasilan pendidikan fisika pada masa mendatang. Sekolah sebagai lembaga

formal mempunyai tanggung jawab untuk membantu siswa dalam mengatasi

setiap kesulitan yang mereka hadapi dalam pembelajaran. Maka dari itu perlu

diupayakan informasi serta adanya langkah-langkah yang tepat untuk membantu

(18)

Setiap siswa mempunyai cara untuk mengerti sendiri pelajaran fisika

(Suparno 2007: 13). Di dalam setiap proses pembelajaran fisika selalu diikuti

pemecahan masalah-masalah secara kuantitatif, untuk itu guru harus mampu

mengenali cara setiap siswanya untuk mengerti sendiri pelajaran fisika. Selain itu

guru juga harus mampu memilih metode belajar yang tepat dan sesuai sehingga

tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Metode tersebut harus benar-benar

dapat membantu siswa untuk mengerti pelajaran fisika dan bersikap positif

terhadap pembelajaran yang dilakukan. Salah satu cara untuk mengembangkan

proses pembelajaran yang bermakna adalah dengan memberikan latihan soal

dalam pembelajaran.

Latihan soal merupakan salah satu cara yang efektif untuk membantu

siswa dalam memahami fisika. Ketika siswa sering melakukan latihan

memecahkan soal-soal fisika, asumsi bahwa fisika itu sulit karena dipenuhi

dengan rumus-rumus dan hitungan yang rumit akan sedikit berkurang dan

sebaliknya siswa akan terbiasa memecahkan masalah-masalah fisika dan merasa

lebih tertantang ketika soal-soal yang harus dipecahkannya tergolong rumit.

Latihan soal memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengukur sejauh mana

pemahamannya terhadap konsep, hukum-hukum dan teori yang telah dipelajari.

Kemampuan menyelesaikan soal-soal secara sistematis merupakan salah

(19)

Penyelesaian soal yang tidak sistematis akan membuat siswa bingung atau bahkan

penyelesaian akan terhenti pada suatu tahap. Oleh karena itu peneliti berpendapat

bahwa selain pemahaman fisika dan kemampuan matematika, langkah atau

strategi penyelesaian soal akan membantu siswa dalam menyelesaikan soal. Atas

dasar pemahaman itulah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul “ Upaya meminimalkan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal

fisika ragam esai melalui pelatihan penyelesaian soal dengan langkah-langkah

sistematis “. Dengan adanya pelatihan penyelesaian soal terhadap siswa

diharapkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal fisika akan

meningkat.

B. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian sebelumnya, permasalahan yang akan diteliti adalah:

1. Jenis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan

soal-soal fisika ragam esai?

2. Apakah Penyelesaian soal secara sistematis dapat meminimalkan

kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika?, serta jenis

kesalahan apa saja yang berkurang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

(20)

soal-soal fisika serta kesalahan apa saja yang dapat dikurangi ketika siswa

dapat mengerjakan soal secara sistematis.

D. Manfaat Penelitian

1. Siswa

Dengan diketahuinya kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

diharapkan adanya usaha dari diri pribadi siswa untuk mengatasi

kesalahan tersebut sehingga pencapaian belajar fisika akan menjadi lebih

baik. Siswa juga dapat mengerjakan soal fisika secara sistematis yang

akan meningkatkan hasil belajar mereka

2. Guru

Dengan diketahuinya kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa,

diharapakan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru agar dapat

mengusahakan pengajaran yang lebih tepat sehingga kesalahan yang

dilakukan siswa menjadi sekecil mungkin dan pada akhirnya prestasi

siswa dalam belajar fisika menjadi lebih baik

3. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengalaman serta membantu

dalam menyumbangkan pemecahan masalah belajar siswa dalam fisika

(21)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan

1. Belajar dan Menyelesaikan Soal Fisika

“I understand the concepts, I just can’t solve the problems’. Ken Heller,

seorang pengajar di Universitas Minnesota mengatakan bahwa pernyataan seperti

ini sering ditemukan pada siswa dalam pembelajaran fisika dikelas. Kurangnya

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal menjadi pokok persoalan dalam

setiap kegiatan pembelajaran. Banyak siswa yang mampu menjelaskan

konsep-konsep fisika secara teoritis, akan tetapi ketika diperhadapkan dengan persoalan

yang sebenarnya mereka tidak dapat menyelesaikannya dengan menggunakan

teori yang telah diajarkan.

Belajar yang sebenarnya adalah tidak hanya sekedar untuk menghafal

sesuatu tetapi untuk menangkap makna dan dapat mengaplikasikannya untuk

menjelaskan fenomena-fenomena fisika yang ada. Untuk memecahkan masalah

yang kompleks diperlukan kemampuan menghubungkan konsep, prinsip, dan

hukum yang satu dengan yang lain. Menurut Winkel (1989), belajar merupakan

suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Berdasarkan uraian tersebut maka

(22)

mengevaluasi suatu masalah sehingga akan lebih mudah memperoleh hasil belajar

yang memuaskan. Pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan dalam

kemampuan, sikap atau perilaku siswa yang relatif permanen sebagai akibat dari

pengalaman atau pelatihan.

Menurut Moh. Uzer Usman (1990), Metode keilmuan merupakan

perpaduan antara rasionalisme dan empirisme. Sebagai perpaduan dari

rasionalisme yang meyakini bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui pikiran

dan empirisme yang meyakini bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui

pengalaman. Metode keilmuan memiliki kerangka dasar prosedur yang dijabarkan

dalam enam langkah, yaitu:

a. Pengamatan dan pengumpulan data yang relevan

b. Penyusunan dan klasifikasi data

c. Perumusan hipotesis

d. Deduksi dan hipotesis

e. Tes dan pengujian kebenaran hipotesis

Perkembangan ilmu pengetahuan sangat cepat, sehingga tidak mungkin

siswa hanya belajar disekolah dengan mengharapkan informasi dari guru saja.

Akan tetapi masih banyak guru yang hanya mengejar waktu agar materi pelajaran

dapat tersampaikan semua sehingga siswa hanya memiliki pengetahuan tetapi

(23)

Problem solving atau pemecahan masalah merupakan hal yang sangat

penting dalam pembelajaran fisika. Problem dapat diartikan sebagai keadaan yang

dialami oleh individu atau kelompok yang memerlukan suatu pemecahan. Dalam

pembelajaran fisika, problem adalah soal-soal yang biasanya terdapat didalam

buku-buku teks fisika. Kemampuan menyelesaikan soal dapat mencerminkan

keberhasilan kegiatan pembelajaran. William J Leonard (1996) dalam artikelnya

mengemukakan perbedaan antara para ahli dan para pemula yang mempelajari

fisika. Para pemula memahami problem solving sebagai proses mengingat,

menuangkan kembali dan memanipulasi persamaan untuk dapat menjawab suatu

soal. Sedangkan para ahli memahami problem solving sebagai penerapan

sejumlah ide-ide utama untuk menjelajahi konteks penyelesaian soal dalam

tingkat yang lebih luas. Para ahli cenderung menyelesaikan soal secara kualitatif

dimana pemahaman konsep lebih penting daripada sekedar menerapkan rumus

dan menghitung secara kuantitatif.

Pemecahan masalah dalam pembelajaran fisika tidak berbeda dengan

pemecahan masalah pada umumnya yang sering dihadapi dalam kehidupan

sehari-hari. Apabila siswa pernah menemui masalah sebelumnya dan telah mengetahui

solusinya, maka siswa dapat memecahkan masalah itu dengan mengingat kembali

pemecahannya.

Menurut Sriyono (1992) metode pemecahan masalah adalah suatu cara

mengajar dengan menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar dipecahkan dan

diselesaikan. Metode pemecahan masalah menempatkan siswa sebagai subyek

(24)

untuk memecahkan masalah yang diberikan guru kepada siswa. Keberadaan guru

hanya sebagai fasilitator proses belajar siswa untuk membantu menciptakan

kondisi yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan baik. Metode pemecahan

masalah mendorong dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa

untuk berinisiatif dan berpikir secara sistematis dalam menghadapi suatu masalah.

2. Langkah-Langkah Menyelesaikan Soal fisika

Menurut Kartika Budi (2000) langkah-langkah penyelesaian soal secara

sistematis adalah sebagai berikut:

a. Analisis adalah tahap mengidentifikasi masalah dan data-data yang

tersedia.

b. Rencana adalah tahap mengidentifikasi peristiwa, menentukan

langkah-langkah yang akan ditempuh untuk memecahkan masalah sesuai data yang

tersedia, menentukan atau memilih konsep, hukum, dan persamaan yang

cocok.

c. Penyelesaian adalah tahap merealisasikan penyelesaian sesuai dengan

langkah-langkah, konsep, hukum, persamaan yang telah dipilih, yang

dalam praktek berupa perhitungan- perhitungan.

d. Penilaian adalah tahap pengujian atau pemeriksaan kembali apa yang telah

dilakukan, baik tahap analisis, rencana dan penyelesaian.

(25)

a. Memahami soal

Untuk menyelasikan soal matematis diperlukan pemahaman

terhadap soal dan mengetahui bagian-bagian penting dari soal yaitu hal

yang diketahui, ditanyakan, dan mengetahui data yang diberikan dan

syarat yang diperlukan.

b. Menyusun rencana penyelesaian

Merencanakan penyelesaian soal antara lain: menentukan

hubungan antara data dengan yang ditanyakan, menentukan teorema atau

rumus yang relevan, menentukan strategi penyelesaian dengan

mengidentifikasi data-data, syarat-syarat dan variabel-variabel yang ada.

c. Melaksanakan rencana penyelesaian

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam melaksanakan rencana

penyelesaian soal adalah melakukan komputasi atau manipulasi

simbol-simbol matematis dengan menggunakan kaidah yang benar, dan

menerapkan rumus atau teorema yang relevan dengan memilih data yang

tepat.

d. Mendapatkan penyelesaian dan memeriksanya

Jika akhirnya didapat penyelesaian maka langkah akhir adalah

memeriksa kembali metode penyelesaian dan hasil yang diperoleh.

Kebenaran dari hasil penyelesaian sangatlah tergantung dari kebenaran

(26)

Menurut Kennet-Heller langkah-langkah problem Solving pengerjaan

soal secara sistematis adalah sebagai berikut:

a. Mencermati Permasalahan

Mencermati masalah misalnya dengan membaca berulang – ulang

masalah tersebut, sehingga diperoleh bayangan peristiwa yang dijelaskan

dalam soal. Situasi yang ada dalam pertanyaan dapat divisualkan atau

dituangkan dalam bentuk gambar agar lebih mudah dimengerti. Pertanyaan

secara kualitatif akan membantu siswa memahami konsep yang ada pada soal.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram berikut: Cermati Permasalahan

Rumuskan masalah secara fisika

Rancang pemecahannya

Laksanakan rancangan

(27)

Rumusan Masalah (Soal)

b. Merumuskan masalah secara fisika

Pada tahap ini masalah akan dirumuskan secara fisika sehingga

dapat ditentukan hubungan antara besaran yang terlibat dalam dimensi

ruang dan waktu. Menentukan besaran apa saja yang diketahui, yang

belum diketahui dan besaran yang ditanyakan.

Rumusan Soal

Visualkan urutan kejadian lengkap dengan informasi yang disajikan dalam soal

Bayangkan urutan kejadian seperti yang dijelaskan dalam soal

Cermati pertanyaan

Pilihlah pendekatan kualitatif yang kiranya dapat membawa anda pada suatu penyelesaian soal

Pastikan bahwa semua simbol yang digunakan menunjukkan besaran-besaran yang terlibat telah terdefinisikan secara benar

dalam diagram

Buatlah diagram yang memperlihatkan tata hubung antar besaran yang terlibat dalam dimensi ruang dan waktu

Rumuskan besaran yang ditanyakan

(28)

c. Merancang Pemecahannya

Merancang pemecahan lebih menekankan pada penggunaan

persamaan yang dianggap sesuai.

Rumusan Masalah Dari Sisi Pandang Fisika

Adakah besaran tambahan yang belum diketahui Pilihlah satu persamaan yang menyatakan hubungan kuantitatif antar besaran yang

diketahui, termasuk besaran yang ditanyakan

YA TIDAK

Pilihlah persamaan lain dari hubungan-hubungan kuantitatif yang telah anda temukan, mencakup besaran yang belum diketahui

Selesaikan persamaan untuk mengungkap besaran yang belum diketahui tadi dan substitusikan dalam persamaan yang terdahulu

(29)

d. Melaksanakan rancangan

Melaksanakan rancangan setelah rancangan pemecahannya

dianggap sudah sesuai dengan masalah, kemudian melakukan perhitungan

Rancangan Penyelesaian

Periksa apakah satua-besaran tersebut berada dalam system yang sama

Masukkan data-data dari besaran-besaran yang diketahui (beri perhatian khusus pada satuan) kedalam persamaan yang telah anda pilih

BELUM SUDAH

Ubahlah satuan dari besaran-besaran yang belum se-sistem tersebut

Gunakan matematika yang benar secara benar untuk menyelesaikan persamaan untuk menuju ke besaran yang ditanyakan

(30)

e. Mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan

Pekerjaan yang telah dilakukan dilihat kembali atau dikoreksi

ulang. Melakukan koreksi ulang untuk memperkecil kesalahan yang

dilakukan. Bila jawaban dianggap tidak sesuai dapat dilakukan

perencanaan kembali atau bahkan bisa mulai langkah awal sehingga

diperoleh hasil penyelesaian yang benar.

Pelaksanaan pengerjaan soal

Periksalah apakah jawaban sudah masuk akal Periksalah jawaban apakah sudah dirumuskan secara benar

TIDAK MASUK AKAL OK

Periksa ulang penyelesaian yang anda buat

Periksa apakah jawaban sudah lengkap dan semua pertanyaan sudah dijawab

(31)

Suatu diagram yang didasarkan pada pendapat Ken Heller dan Patricia

Heller diberikan oleh Vince K Huo sebagai berikut:

Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa penyelesaian suatu soal

merupakan suatu siklus. Untuk memecahkan suatu soal perlu berkali-kali

meninjau ulang setiap langkah penyelesaian yang telah dibuat karena suatu

langkah yang keliru akan membawa pada penyelesaian yang salah.

Contoh Penyelesaian soal fisika dengan langkah-langkah sistematis:

Sebuah Benda bermassa 4 kg mula-mula diam, kemudian bergerak lurus dengan

percepatan 3 ms/s2. Berapakah besarnya usaha yang diubah menjadi energi kinetik

selama 2 sekon?

Langkah-langkah Penyelesaian:

1. Mencermati Masalah

Understanding the problem

Making a plan

Carrying out the plan Looking

back

Managerial process Problem

(32)

a. Visualisasi urutan kejadian dan informasi yang dinyatakan dalam soal

Keadaan Benda mula-mula dan setelah bergerak dengan kecepatan 3 m/s2

b. Pertanyaan secara Kualitatif

Usaha yang diubah menjadi Energi Kinetik

c. Pendekatan secara kualitatif (Teori yang berkaitan)

Usaha sama dengan perubahan Energi kinetic

2. Merumuskan masalah secara fisika

a. Menuliskan hal yang diketahui

Massa benda (m) = 4 kg

Kecepatan awal (Vo) = 0 (diam)

Percepatan (a) = 3 m/s2

Selang waktu (t) = 2 sekon

b. Menuliskan hal yang ditanyakan

4 Kg

(33)

3. Merancang Pemecahan

a. Langkah-langkah penggunaan persamaan yang sesuai untuk menyelesaikan

soal.

- Menghitung Kecepatan akhir (Vt)

Vt = Vo + a t

- Menghitung Usaha

W = ΔEk, W = ½ mVt2

4. Melaksanakan Rancangan

Masukkan besaran yang ada ke dalam persamaan untuk menjawab pertanyaan.

- Menghitung Vt

Vt = 0 + (3m/s2) (2s) = 6 m/s

- Menghitung W = ΔEk

W = ½ (4kg)(6m/s)2 = 72 Joule

5. Mengevalusi penyelesaian

a. Periksa kembali apakah jawaban sudah dirumuskan dengan benar

Sudah, karena selain nilai satuannya juga sudah tepat

b. Apakah jawaban masuk akal?

Masuk akal karena dengan kecepatan 3 m/s2 usaha yang diubah menjadi

energy kinetik adalah 72 Joule selama 2 sekon.

c. Apakah jawaban sudah lengkap?

(34)

3. Tinjauan tentang Jenis-Jenis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan

Soal-Soal Fisika.

Setiap siswa dalam kegiatan belajarnya pasti menjumpai

kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya. Demikian juga halnya saat menyelesaikan soal-soal

fisika. Karena untuk menyelesaikan soal fisika terutama yang membutuhkan

perhitungan matematis siswa dituntut untuk memahami masalah, menguasai

konsep fisika beserta penerapannya, terampil dalam melakukan perhitungan, serta

harus mempunyai keuletan dan ketelitian yang tinggi. Ketidakmampuan siswa

memahami masalah maupun yang lainnya dapat menyebabkan terjadinya

kesalahan dalam menyelesaikan soal fisika.

Newman, memulai memberikan deskripsi (gambaran) tentang kesalahan

sebagai dasar definisi kategori tentang kesalahan pada tahun 1977. Newman

memberikan definisi suatu hirarki problem yang ia terapkan dalam pemecahan

masalah – masalah dengan langkah tunggal. Hirarki tersebut terdiri dari lima

tingkatan dan ditunjukkan dalam diagram berikut.

Hirarki Newman untuk Problem matematis langkah tunggal

Karakteristik pertanyaan

Pengkodean

Keterampilan

(35)

Casey dengan memodifikasi dan mengembangkan hirarki Newman

menghasilkan hirarki yang lebih umum, sehingga dapat diaplikasikan untuk

menganalisis kesalahan-kesalahan permasalahan matematis dalam beberapa

langkah. Hirarki Casey ditunjukkan dalam diagram berikut;

Hirarki Casey untuk analisis kesalahan pemecahan Masalah

(36)

Diagram analisis kesalahan juga dikemukakan oleh Widiastuti (2003: 19)

sebagai pedoman untuk menyelesaikan soal-soal matematis.

Diagram analisis kesalahan oleh Widiastuti

Start

Garis tidak patah-patah : Benar

(37)

Dengan menggunakan diagram tersebut dapat dianalisis kesalahan yang

dilakukan siswa dalam mengerjakan soal fisika.

Beberapa penyebab kesalahan yang disebutkan oleh Suwito (2004) dalam

menyelesaikan soal-soal fisika ragam esai antara lain:

1. Kesalahan mengidentifikasi besaran dan satuan

a. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara transparan

b. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara tidak transparan

c. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang ditanyakan

d. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara tidak langsung

e. Kesalahan mengidentifikasi besaran vektor

f. Kesalahan mengidentifikasi besaran skalar

g. Kesalahan mengidentifikasi simbol

h. Kesalahan menuliskan satuan

i. Kesalahan mengkonversi satuan ke dalam bentuk yang saling cocok

2. Kesalahan menggambarkan diagram bebas sesuai rumusan soal

a. Kesalahan menggambarkan obyek atau system

b. Kesalahan menentukan besaran yang ada pada obyek atau system

3. Kesalahan mengidentifikasi formula

a. Kesalahan mengidentifikasi formula dasar

b. Kesalahan mengidentifikasi formula antara

4. Kesalahan melakukan penyelesaian secara matematik

a. Kesalahan memanipulasi persamaan

(38)

c. Kesalahan menghitung nilai suatu besaran dengan perhitungan matematik.

Widiyowati (2009) menyebutkan beberapa kategori kesalahan yang yang

hampir serupa, yakni:

1. Kesalahan mengidentifikasi besaran dan satuan

a. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara transparan

b. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara tidak transparan

c. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang ditanyakan

d. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara tidak langsung

e. Kesalahan mengidentifikasi besaran vektor

f. Kesalahan mengidentifikasi besaran skalar

g. Kesalahan mengidentifikasi simbol

h. Kesalahan menuliskan satuan

i. Kesalahan mengkonversi satuan ke dalam bentuk yang saling cocok

2. Kesalahan menggambarkan diagram bebas sesuai rumusan soal

a. Kesalahan menggambarkan obyek atau system

b. Kesalahan menentukan besaran yang ada pada obyek atau system

3. Kesalahan melakukan penyelesaian secara matematis

a. Kesalahan memanipulasi persamaan

b. Kesalahan mensubstitusi nilai besaran ke dalam suatu persamaan

(39)

Berdasarkan uraian analisis kesalahan dan hasil penelitian yang telah

diperoleh olah para peneliti , kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal

fisika ragam esai dapat dibuat seperti berikut:

a. Kesalahan karena menggunakan strategi coba-coba (Trial and Error)

Strategi coba-coba biasanya digunakan untuk mendapatkan gambaran

umum pemecahan masalah. Proses mencoba-coba ini tidak akan selalu berhasil,

adakalanya gagal. Strategi coba-coba banyak digunakan oleh siswa apabila

mereka mengalami kesulitan dalam menganalisis soal, terlebih untuk soal

kompleks. Dalam hal ini biasanya penyebabnya adalah karena siswa kurang

memahami konsep yang akan digunakan untuk menganalisis soal

b. Kesalahan menentukan notasi, besaran dan satuan

Dalam menyelesaikan soal fisika selalu dengan menggunakan notasi dan

simbol yang tidak secara langsung ditunjukkan dalam soal. Soal fisika yang

berupa kalimat perlu ditransformasikan kedalam bentuk matematis dengan

menggunakan notasi dan simbol serta satuan yang tepat. Dalam hal ini siswa

banyak melakukan kesalahan seperti:

1) Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara transparan

2) Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara tidak

transparan

3) Kesalahan mengidentifikasi besaran yang ditanyakan

4) Kesalahan mengidentifikasi besaran vector

5) Kesalahan mengidentifikasi besaran skalar

(40)

7) Kesalahan menuliskan satuan

8) Kesalahan mengkonversi satuan kedalam bentuk yang saling cocok

c. Kesalahan memilih rumus dan interpretasi masalah

Kesalahan yang dimaksud adalah kesalahan siswa dalam mengubah

soal terapan (soal cerita) dalam bentuk bahasa sehari-hari kedalam kalimat

matematis. Kesalahan dalam jenis ini antara lain:

1) Kesalahan menggambarkan obyek atau system

2) Kesalahan menentukan besaran yang ada pada obyek atau sistem

3) Kesalahan mengidentifikasi formula dasar

4) Kesalahan mengidentifikasi formula antara

d. Kesalahan komputasi

Hal ini terkait dengan kemampuan matematika yang dimiliki oleh

siswa. Diperlukan ketelitian dalam melakukan perhitungan untuk

mendapatkan jawaban yang benar. Yang termasuk kesalahan jenis ini antara

lain:

1) Kesalahan memanipulasi persamaan

2) Kesalahan mensubstitusi nilai besaran kedalam suatu persamaan

3) Kesalahan menghitung nilai suatu besaran dengan perhitungan

matematik

(41)

4. Hakikat Tes Esai

a. Tes Esai

Tes esai yang juga sering dikenal dengan tes subyektif, adalah salah satu

jenis tes hasil belajar yang memiliki karakteristik sebagaimana dikemukakan

berikut ini;

Pertama, tes tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah yang

menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya

cukup panjang.

Kedua, bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada testee

untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan,

membedakan dan sebagainya.

Ketiga, jumlah butir soalnya umumnya terbatas, yaitu berkisar antara lima

sampai dengan sepuluh butir.

Menurut Suharsimi Arikunto (1984: 35) yang dimaksud dengan tes

subyektif adalah adalah sejenis tes kemajuan hasil belajar yang memerlukan

jawaban yang bersifat kata-kata. Kartika Budi menyatakan bahwa tes subyektif

adalah tes dimana siswa harus mengungkapkan (menyusun) jawabannya sendiri

dalam bentuk pernyataan, penjelasan, atau perhitungan bergantung pada jenis

soalnya. Nana Sudjana (1989: 25) menjelaskan tes subyektif sebagai salah satu

jenis tes dimana siswa diminta menjawab pertanyaan dengan uraian atau

(42)

b. Prosedur pembuatan soal

Prosedur pembuatan soal bentuk esai menurut Nana Sudjana (1990: 39)

hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:

1) Dari segi yang diukur

Segi yang diukur hendaknya di tentukan secara jelas abilitasnya,

misalnya pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep, analisis suatu

permasalahan, dan aspek kognitif lainnya.

2) Dari segi bahasa

Gunakan bahasa yang baik dan benar sehingga mudah diketahui

makna yang terkandung dalam rumusan pertanyaan. Bahasanya

sederhana, singkat, tetapi jelas apa yang ditanyakan. Hindari bahasa yang

berbelit-belit, membingungkan, atau mengecoh siswa.

3) Dari segi teknis penyajian soal

Hendaknya jangan mengulang pertanyaan terhadap materi yang

sama sekalipun untuk abilitas yang berbeda sehingga soal atau pertanyaan

yang diajukan lebih komprehensif daripada segi lingkup materinya.

Beberapa petunjuk operasional berikut ini dapat dijadikan pedoman

dalam menyusun butir-butir soal tes obyektif.

Pertama, dalam menyusun butir-butir soal tes uraian, sejauh

(43)

Kedua, untuk menghindari timbulnya perbuatan curang oleh testee,

hendaknya diusahakan agar susunan kalimat soal dibuat berlainan dengan

susunan kalimat yang terdapat dalam buku pelajaran atau bahan lain yang

diminta untuk mempelajarinya.

Ketiga, sesaat setelah butir-butir soal dibuat hendaknya segera

disusun dan dirumuskan secara tegas bagaimana atau seperti apakah

seharusnya jawaban yang dikehendaki oleh tester sebagai jawaban yang

betul.

Keempat, dalam menyusun butir-butir soal tes uraian hendaknya

diusahakan agar pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintahnya jangan

dibuat seragam, melainkan dibuat secara bervariasi.

Kelima, kalimat soal hendaknya disusun secara ringkas, padat dan

jelas, sehingga cepat dipahami oleh testee dan tidak menimbulkan

keraguan atau kebingungan bagi testee dalam memberikan jawabannya.

Keenam, suatu penting yang tidak boleh dilupakan oleh tester

ialah, agar dalam menyusun butir-butir soal tes subyektif, sebelum sampai

pada butir-butir soal yang harus dijawab atau dikerjakan oleh testee,

hendaknya dikemukakan pedoman tentang cara mengerjakan atau

menjawab butir-butir soal tersebut.

5. Penelitian yang Relevan

(44)

a. Suwito (2004) , dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisis kesalahan

dalam menyelesaikan soal fisika ragam esai pokok bahasan hukum

Newton dan Gaya Gesek” menemukan bahwa hampir semua jenis

kesalahan yang diusulkan ditemukan dalam hasil pekerjaan siswa. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa jenis kesalahan dalam memanipulasi

persamaan memiliki kajian yang paling tinggi.

b. Widiyowati (2009), dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisis

kesalahan siswa dalam mengerjakan soal fisika ragam Esai berdasarkan

perbedaan jenis kelamin SMA N 1 Jogonalan Klaten” menemukan bahwa

jenis kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh siswa adalah kesalahan

melakukan perhitungan secara matematis. Widiyowati juga mengusulkan

metode pemecahan masalah sebagai salah satu strategi untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika.

c. Simfrosa Talaga (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “ Kemampuan

siswa mengerjakan soal kompleks secara sistematis” mengemukakan

bahwa penyelesaian soal dengan langkah sistematis dapat meningkatkan

(45)

sebab kemampuan mengerjakan soal berhubungan langsung dengan prestasi

belajar. Apabila siswa semakin terampil dalam menyelesaikan soal fisika, maka

prestasi belajar siswa dalam bidang fisika juga semakin baik. Dengan masih

rendahnya prestasi belajar fisika yang dicapai oleh siswa mengindikasikan bahwa

siswa melakukan kesalahan-kesalahan ketika mengerjakan soal-soal fisika. Oleh

karena itu perlu diupayakan informasi tentang kesalahan-kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal fisika. Informasi tersebuat dapat digunakan sebagai usaha

perbaikan proses pendidikan dimasa yang akan datang.

Untuk dapat mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa

diperlukan adanya suatu tes prestasi belajar. Tes dalam penelitian ini dilakukan

dengan memberikan soal fisika kepada siswa dalam bentuk Esai. Dari lembar

jawab siswa tersebut diharapkan dapat diteliti kesalahan yang dilakukan siswa

dalam menyelesaikan soal fisika. Salah satu upaya yang dapat meningkatkan

keterampilan mengerjakan soal siswa adalah dengan melatih siswa mengerjakan

soal secara sistematis. Dengan pengerjaan langkah-langkah yang sistematis siswa

diarahkan menuju penyelesaian soal yang tepat sehingga kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal akan berkurang. Dengan berkurangnya jumlah kesalahan

siswa dalam mengerjakan soal-soal fisika maka prestasi belajar siswa akan

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, penelitian ini termasuk penelitian

eksperimental. Beberapa hal yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu: 1)

mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam

menyelesaikan soal fisika; 2) memberikan pelatihan penyelesaian soal fisika

dengan langkah-langkah sistematis; 3) menentukan apakah kemampuan

menyelesaikan soal siswa meningkat yang ditandai dengan berkurangnya jenis

dan jumlah kesalahan yang dilakukan siswa saat mengerjakan soal-soal fisika.

Siswa diminta mengerjakan soal secara bebas atau dengan cara mereka

sendiri. Kemudian di periksa dan dianalisis jenis-jenis kesalahan apa yang

dilakukan siswa saat mengerjakan soal-soal fisika. Setelah itu siswa diberikan

pelatihan penyelesaian soal dengan langkah-langkah sistematis yang kemudian

akan kembali di tes dan diperiksa serta dianalisis jenis kesalahan apa yang masih

dilakukan siswa. Melalui hasil tes tersebut dapat diketahui pengaruh pelatihan

penyelesaian dengan langkah-langkah penyelesaian yang diberikan terhadap

(47)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 11 Yogyakarta. Waktu

penelitian dilaksanakan pada November 2012.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas XI- IPA3 SMA Negeri 11

Yogyakarta

D. Variabel Penelitian

Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel bebas, yakni variabel yang mempengaruhi tingkah laku yang

lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah proses

pelatihan penyelesaian soal dengan problem solving yang meliputi

penyelesaian soal dengan langkah-langkah yang sistematis.

2. Variabel terikat, yakni variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau

variabel yang lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat

adalah jenis dan jumlah kesalahan yang dilakukan siswa dalam

mengerjakan soal fisika setelah pelatihan penyelesaian soal dengan

langkah-langkah yang sistematis.

E. Perlakuan Penelitian

Penelitian akan dilakukan oleh peneliti sendiri. Tugas dari peneliti adalah

(48)

langkah-langkah yang telah dibuat. Penelitian akan dilakukan sesuai dengan waktu yang

telah disepakati bersama pihak sekolah tempat diadakannya penelitian. Dalam

penelitian ini, peneliti hanya akan menekankan pada latihan soal. Adapun tahapan

pelaksanaan penelitian adalah:

1. Melakukan tes tahap pertama

2. Latihan pengerjaan soal sesuai dengan langkah-langkah penyelesaian soal

yang telah dirancang sebelumnya

3. Melakukan tes tahap kedua

F. Instrumen Penelitian

Ada dua jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran. Instrumen perlakuan berupa

rancangan pelatihan penyelesaian dengan langkah-langkah sistematis. Sedangkan

instrumen pengukuran berupa soal tes serta lembar analisis kesalahan. Jenis tes

yang diberikan adalah tes tertulis berupa soal-soal ragam esai pada pokok bahasan

Usaha dan Energi. Soal pretes dan postes merupakan soal yang berbeda namun

setara baik dalam isi maupun tingkat kesulitannya.

G. Metode Analisis Data

(49)

dianalisis dengan cara yang sama. Data disajikan dalam bentuk tabel yang

memuat jenis kesalahan dan jumlah kesalahan untuk tiap siswa. Tabel untuk data

tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Tabel jumlah kesalahan terkait kemampuan menyelesaikan soal

No

1. Kesalahan karena menggunakan strategi coba-coba(Trial and

error)

2. Kesalahan menentukan Notasi, besaran dan satuan

a. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara

transparan

b. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara tidak transparan

c. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang ditanyakan

d. Kesalahan mengidentifikasi besaran vector

e. Kesalahan mengidentifikasi besaran scalar

f. Kesalahan menentukan symbol

g. Kesalahan menuliskan satuan

h. Kesalahan mengkonversi satuan kedalam bentuk yang saling cocok

3. Kesalahan memilih rumus dan interpretasi masalah

a. Kesalahan menggambarkan objek atau sistem

b. Kesalahan menentukan besaran yang ada pada obyek atau

sistem

c. Kesalahan mengidentifikasi formula dasar

d. Kesalahan mengidentifikasi formula antara

4 Kesalahan komputasi

a. Kesalahan memanipulasi persamaan

b. Kesalahan mensubstitusi nilai besaran kedalam suatu persamaan

c. Kesalahan menghitung nilai suatu besaran dengan perhitungan

matematik

(50)

Pada tiap kolom soal akan diisi angka tertentu sesuai dengan jumlah

kesalahan yang terdeteksi. Dengan demikian total kesalahan untuk semua soal

dapat dihitung.

1. Analisis jenis kesalahan

Analisis ini dimaksudkan untuk menentukan jenis kesalahan yang

dilakukan oleh siswa. Analisis ini didasarkan pada prakiraan yang telah disusun.

Melalui hasil pekerjaan siswa akan dideskripsikan jenis kesalahan terkait yang

dilakukan siswa saat menyelesaikan soal. Melalui analisis ini dapat diketahui

jenis kesalahan yang paling banyak terjadi. Dalam hal ini, tidak tertutup

kemungkinan muncul kesalahan lain diluar jenis kesalahan yang telah

diprakirakan sebelumnya. Hal ini akan menambah daftar jenis kesalahan yang

telah diprakirakan sebelumnya.

2. Analisis tingkat keumuman

Untuk menentukan banyaknya siswa yang melakukan suatu jenis

kesalahan dilakukan dengan menghitung jumlah siswa yang melakukan kesalahan

tersebut. Jumlah siswa yang melakukan kesalahan tersebut kemudian dinyatakan

dengan persentase terhadap jumlah siswa keseluruhan. Melalui analisis ini dapat

(51)

Tabel 3.2. Tabel Jumlah siswa yang melakukan kesalahan

3. Analisis peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal

Setelah diberikan perlakuan terhadap siswa dalam hal menyelesaikan

soal-soal fisika, peneliti berasumsi bahwa kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal akan meningkat. Suatu jenis kesalahan yang

kemungkinan akan dilakukan oleh seluruh siswa bisa jadi adalah merupakan jenis

kesalahan kecil yang seringkali diabaikan dan dianggap tidak berpengaruh

terhadap penyelesaian soal. Setelah dilakukan pelatihan jenis kesalahan ini

diharapkan tidak terjadi lagi.

Peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal ditandai

dengan berkurangnya jenis dan jumlah kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Hal

ini dapat diketahui dengan melihat hasil pekerjaan siswa pada saat pretes dan

postes. Melalui hasil pekerjaan siswa akan dianalisis setiap jenis kesalahan,

apakah jenis tersebut berkurang atau tidak. Jika suatu jenis kesalahan setelah

diberikan perlakuan dapat berkurang atau bahkan tidak muncul lagi,

menunjukkan bahwa metode yang diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin

No Jenis Kesalahan

Jumlah siswa Jumlah Persentase

(%)

1 Kesalahan karena menggunakan strategi coba-coba (Trial and error)

2 Kesalahan menentukan Notasi, Besaran, dan Satuan

a. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara transparan

(52)

dicapai. Selain jenis kesalahan, juga akan dibandingkan tingkat keumuman untuk

setiap kesalahan.

Untuk setiap jenis kesalahan yang dilakukan siswa saat mengerjakan soal

fisika tentunya memerlukan strategi yang berbeda dalam penangannya. Sehingga

dari data yang dianalisis nantinya akan diketahui jenis kesalahan apa saja yang

dapat diminimalis dengan metode penyelesaian soal yang diberikan. Perbedaan

hasil pekerjaan siswa sebelum dan sesudah pelatihan akan dimasukkan dalam

tabel. Tabel pertama memuat jenis kesalahan dan jumlah kesalahan dan tabel

kedua memuat jenis kesalahan dan jumlah siswa yang melakukan kesalahan.

Untuk memudahkan dalam melihat perbedaan hasil pretes dan postes, dari tabel

nantinya akan dibuat grafik hubungan antara jenis kesalahan dengan jumlah

kesalahan, serta grafik hubungan antara jenis kesalahan dengan jumlah siswa yang

melakukan kesalahan.

Tabel 3.3. Tabel perbedaan jumlah kesalahan pada pretes dan postes

No Jenis Kesalahan

Jumlah siswa yang melakukan kesalahan

Pretes Postes Jumlah % Jumlah %

1 Kesalahan karena menggunakan

strategi coba-coba (Trial and error)

2 Kesalahan menentukan Notasi,

Besaran, dan Satuan

(53)

Tabel 3.4. Tabel perbedaan jumlah siswa yang melakukan kesalahan pada pretes dan postes

No Jenis Kesalahan

Jumlah kesalahan Pretes Postes

1 Kesalahan karena menggunakan strategi coba-coba (Trial and error)

2 Kesalahan menentukan Notasi, Besaran, dan Satuan

a. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara transparan

(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Analisis Data

Data yang diperoleh berupa hasil pekerjaan siswa sebelum dan sesudah

diadakannya pelatihan mengenai penyelesaian soal dengan langkah yang

sistematis. Soal yang diberikan berupa soal fisika yang kompleks pada pokok

bahasan Usaha dan Energi. Walaupun dalam soal tidak ada soal yang mencakup

pertanyaan yang konseptual akan tetapi dalam soal fisika yang kompleks juga

memuat pemahaman konseptual.

Untuk memperoleh data tes maka peneliti melaksanakan pelatihan

mengenai penyelesaian soal secara sistematis. Tujuan dari pelatihan ini adalah

untuk membimbing siswa mengerjakan soal fisika sesuai dengan langkah yang

sudah dibuat sebelumnya. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan waktu yang

telah disepakati bersama dengan pihak sekolah. Latihan soal yang diberikan oleh

peneliti sesuai dengan materi yang telah diajarkan oleh guru yang bersangkutan

yaitu pada pokok bahasan Usaha dan Energi. Dengan demikian peneliti hanya

fokus pada penyelesaian soal tanpa harus mengajarkan materi pelajaran . Adapun

(55)

1. Analisis Jenis Kesalahan

Jenis kesalahan dianalisis berdasarkan prakiraan yang telah disusun

sebelumnya, yaitu kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan

soal fisika terkait dengan kemampuan menggunakan strategi coba-coba,

kemampuan menentukan notasi, besaran dan satuan, kemampuan memilih rumus

dan interpretasi masalah, kemampuan komputasi serta kemampuan

menyimpulkan. Berdasarkan kemampuan tersebut maka dapat dipaparkan

bagaimana kesalahan yang terjadi dalam tabel berikut:

Tabel 4.1. Tabel jumlah total kesalahan terkait kemampuan menyelesaikan soal

No Jenis Kesalahan

Jumlah Kesalahan Pretes Postes

1. Kesalahan karena menggunakan strategi coba-coba (Trial and error)

18 0

2. Kesalahan menentukan Notasi, Besaran, dan Satuan a. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui

secara transparan

41 23

b. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara tidak transparan

3 1

c. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang ditanyakan 15 8

d. Kesalahan mengidentifikasi besaran vector 0 0

e. Kesalahan mengidentifikasi besaran scalar 0 0

f. Kesalahan mengidentifikasi simbol 78 35

g. Kesalahan menuliskan satuan 36 20

h. Kesalahan mengkonversi satuan kedalam bentuk yang saling cocok

12 9

3. Kesalahan memilih rumus dan interpretasi masalah

a. Kesalahan menggambarkan obyek atau system 25 13

b. Kesalahan menentukan besaran yang ada pada obyek atau system

45 33

c. Kesalahan mengidentifikasi formula dasar 48 21

d. Kesalahan mengidentifikasi formula antara 141 71

4. Kesalahan Komputasi

a. Kesalahan memanipulasi persamaan 102 41

(56)

a. Kesalahan terkait dengan kemampuan menggunakan strategi coba-coba

Strategi coba-coba banyak ditemukan pada hasil pekerjaan siswa pada

saat pretes. Berikut contoh hasil pekerjaan siswa yang menggunakan strategi

coba-coba.

Soal 1: Sebuah balok bermassa 3 kg bergerak keatas pada bidang miring yang

sudut kemiringannya 600, dengan energy kinetik awal 18 J. jika koefisien

gesekannya 0,3 maka jarak terjauh yang dicapai balok pada saat meluncur pada

bidang miring adalah?

Contoh jawaban siswa persamaan

c. Kesalahan menghitung nilai suatu besaran dengan perhitungan matematik

5 5

(57)

Dari jawaban siswa tersebut terlihat bahwa siswa sama sekali tidak

memiliki rancangan penyelesaian dan hanya sekedar mencoba menjawab saja.

Model jawaban seperti ini menunjukkan siswa tidak mengerti konsep fisika yang

berkaitan dengan soal. Ada sebanyak 18 kesalahan yang ditemukan pada pretes.

Sementara pada postes tidak ada lagi siswa yang mengerjakan soal dengan model

coba-coba tersebut.

b. Kesalahan terkait dengan kemampuan menentukan notasi, besaran, dan

satuan

Seperti yang ditunjukkan pada tabel, kesalahan yang paling banyak

dilakukan siswa secara berurutan yaitu: kesalahan mengidentifikasi simbol,

kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara transparan, kesalahan

menuliskan satuan, kesalahan mengidentifikasi besaran yang ditanyakan,

kesalahan mengkonversi satuan kedalam bentuk yang saling cocok serta kesalahan

dalam mengidentifikasi besaran yang diketahui secara tidak transparan.

Sedangkan kesalahan dalam mengidentifikasi besaran vektor dan skalar tidak

ditemukan dalam jawaban siswa.

1) Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui

Pada umumnya siswa terlebih dahulu menuliskan setiap besaran yang ada

dalam soal. Akan tetapi ada juga siswa yang tidak menuliskan besaran-besaran

tersebut. Sebenarnya tidaklah menjadi masalah jika besaran-besaran yang ada

dalam soal tidak dituliskan pada bagian diketahui. Yang menjadi masalah adalah

(58)

buat tanpa kembali menganalisa soal. Hal tersebut menyebabkan kesalahan untuk

tahap selanjutnya. Ada 41 kesalahan jenis ini yang dilakukan siswa pada tes tahap

pertama dan menurun menjadi 23 kesalahan pada tes tahap kedua.

Selain besaran yang diketahui secara transparan, biasanya dalam

soal-soal fisika yang kompleks ada besaran-besaran yang diketahui secara tidak

transparan. Demikian juga dalam soal yang diberikan pada siswa pada penelitian

ini. Akan tetapi ada siswa yang tidak memperhatikan hal tersebut. Ketidakjelian

siswa menyebabkan besaran-besaran tersebut terlewatkan dan menyebabkan

kesalahan pada jawaban. Kesalahan jenis ini ditemukan dalam jawaban siswa

pada tes tahap pertama sebesar 3 kesalahan dan 1 kesalahan pada tes tahap kedua.

2) Kesalahan mengidentifikasi besaran yang ditanyakan

Kesalahan dalam menuliskan apa yang ditanyakan juga ditemukan dalam

jawaban siswa. Kesalahan ini biasanya terkait dengan kesalahan menentukan

simbol. Misalnya pada soal pretes nomor 2, yang ditanyakan adalah energy

potensial pada titik tertinggi. Akan tetapi siswa menyimbolkannya dengan Ek

yang menyebabkan kesalahan pada tahap penyelesaian selanjutnya. Ada 15

kesalahan pada pretes dan 8 kesalahan pada postes.

3) Kesalahan mengidentifikasi simbol

(59)

 Kesalahan dalam menuliskan simbol utama dan tambahan seperti energi

potensial (EP) pada suatu titik misalnya titik A, siswa menuliskannya

sebagai EPA seharusnya adalah menjadi EPA.

 Kesalahan dalam menentukan jenis huruf untuk simbol. Percepatan

grafitasi bumi (g) disimbolkan dengan G. padahal G dan g merupakan

dua simbol dalam fisika yang sangat berbeda. Waktu (t) disimbolkan

dengan T, serta gaya (F) yang disimbolkan dengan f.

 Kesalahan dalam memilih simbol. Koefisien gesekan disimbolkan

dengan m, w dan beberapa siswa tidak mengetahui simbolnya. Contoh

siswa yang salah dalam memilih simbol yang berakibat sangat fatal

terhadap penyelesaian soal ditunjukkan pada contoh berikut:

Dari contoh diatas siswa menuliskan simbol untuk koefisien

gesekan sebagai w seharusnya adalah μ , dan ketika melakukan

perhitungan dengan rumus siswa secara konsisten menggunakan nilai

koefisien yang diketahui tersebut sebagai nilai dari usaha (w).

(60)

4) Kesalahan menuliskan satuan

Besaran dan satuan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Kadang siswa melupakan satuan ketika menyelesaikan soal dan hanya terfokus

pada nilai besaran yang harus dihitung. Selain siswa yang tidak menuliskan satuan

juga terdapat dalam hasil pekerjaan siswa satuan-satuan yang salah maupun yang

tidak tepat. Contoh dari kesalahan satuan ditunjukkan sebagai berikut:

Dalam jawaban tersebut ditemukan siswa menuliskan satuan dengan tidak tepat

yang seharusnya derajat (...0 ) menjadi persen (%).

5) Kesalahan mengkonversi satuan kedalam bentuk yang saling cocok

Konversi satuan yang terdapat dalam soal adalah konversi yang sangat

sederhana, yakni mengkonversi gram (g) ke kilogram (kg) . Beberapa siswa

melakukan kesalahan dalam mengkonversi satuan tersebut. Kemungkinan siswa

(61)

c. Kesalahan terkait kemampuan memilih rumus dan interpretasi masalah.

Kesalahan jenis ini dari yang paling banyak dilakukan oleh siswa secara

berurutan yaitu kesalahan mengidentifikasi formula antara, kesalahan

mengidentifikasi formula dasar, kesalahan menentukan besaran yang ada pada

obyek atau system, kesalahan menggambarkan obyek atau sistem.

1) Kesalahan menggambarkan obyek atau sistem

Kesalahan yang dilakukan oleh siswa ketika menginterpretasikan soal

dalam bentuk gambar adalah dalam menentukan arah dari komponen-komponen

yang ada dalam soal. Gambar yang dibuat siswa kebanyakan tidak lengkap dan

terlihat bahwa gambar tidak dipergunakan untuk memahami soal melainkan hanya

sebagai pelengkap jawaban saja.

Setelah dilakukan pelatihan siswa lebih memahami bahwa gambar sangat

berguna dalam membimbing kearah penyelesaian soal. Hal ini dibuktikan dengan

hasil pada tes tahap kedua dimana banyak siswa yang terlebih dahulu

menggambarkan situasi dalam soal sebelum melakukan penyelesaian.

Menggambarkan dan menentukan besaran yang ada pada obyek atau

sistem merupakan dua hal tidak dapat dipisahkan. Dari hasil pekerjaan siswa pada

pretes ditemukan bahwa ketika menuangkan soal dalam bentuk gambar

besaran-besaran yang terkait tidak turut serta ada dalam gambar. Berbeda dengan hasil

pekerjaan siswa pada pretes, pada postes sudah banyak siswa yang dapat

menunjukkan besaran-besaran terkait dalam gambar. Bahkan beberapa siswa

(62)

dikerjakan. Beberapa kesalahan siswa yang terkait dengan kemampuan

menggambarkan dan menentukan besaran pada objek yang dapat dianalisa antara

lain:

 Kesalahan dalam menentukan arah besaran yang terkait , contohnya

adalah gaya-gaya yang bekerja.

 Beberapa besaran dalam soal tidak diperlihatkan pada gambar

2) Kesalahan mengidentifikasi formula

Rumus atau formula tidak dapat dipisahkan dengan soal –soal fisika yang

kompleks. Semua soal yang digunakan dalam penelitian ini harus dikerjakan

dengan menggunakan rumus. Kesalahan siswa dalam menentukan rumus terutama

rumus dasar dapat diartikan bahwa siswa tidak mengetahui konsep apa yang harus

digunakan untuk menyelesaikan soal. Banyak ditemukan siswa cenderung

mencari rumus yang langsung terkait dengan semua besaran yang diketahui.

Sebuah soal yang kompleks harus diselesaikan dengan menggunakan

beberapa formula atau rumus. Formula utama untuk menemukan jawaban harus

didukung dengan beberapa formula tambahan agar formula utama dapat

digunakan. Dalam hasil pekerjaan siswa dapat dilihat upaya siswa dalam

(63)

Untuk menghitung nilai Percepatan (a), rumus yang dipergunakan adalah:

, kemudian dijabarkan menjadi . Akan tetapi dalam jawaban

siswa tidak terdapat penjabaran tersebut dan langsung memasukkan nilai F yang

akhirnya menimbulkan kesalahan. Dalam mengidentifikasi formula dasar terdapat

48 kesalahan pada saat pretes dan berkurang menjadi 21 pada postes, serta 141

kesalahan pada saat pretes dan 71 kesalahan pada postes untuk kesalahan dalam

mengidentifikasi formula antara.

d. Kesalahan terkait dengan kemampuan komputasi

Jenis Kesalahan dari yang paling banyak terjadi secara berurutan yaitu

kesalahan memanipulasi persamaan, kesalahan mensubstitusi nilai besaran

kedalam suatu persamaan, dan kesalahan dalam menghitung nilai suatu besaran

dengan perhitungan matematik. Untuk setiap kesalahan tersebut pada pretes dan

postes berbeda hasilnya. Ada yang mengalami penurunan pada postes dan ada

juga yang tidak dapat dikurangi.

1) Kesalahan memanipulasi persamaan

Terdapat 102 kesalahan pada saat pretes dan berkurang menjadi 41

kesalahan pada postes. Kesalahan ini banyak disebabkan karena besaran yang

(64)

dan h =

. Ada siswa yang tidak dapat mengoperasikan kedua

rumus tersebut untuk mendapatkan nilai EP.

2) Kesalahan mensubstitusi nilai besaran kedalam suatu persamaan

Ketidakcocokan antara besaran yang terdapat dalam rumus dengan nilai

yang dimasukkan menjadi pokok kesalahan jenis ini. Ada siswa yang

memasukkan nilai-nilai apa saja yang diketahui meskipun tidak ada kaitannya

dengan besaran dalam rumus.

3) Kesalahan menghitung nilai suatu besaran dengan perhitungan matematik

Kemampuan matematika sangat berkaitan dengan kemampuan dalam

menyelesaikan sal-soal fisika. Ada siswa mengerti konsep, menggunakan rumus

yang tepat , tetapi salah dalam menghitung.

e. Kesalahan terkait dengan kemampuan menyimpulkan

Ada siswa yang dapat menyelesaikan soal sampai akhir, akan tetapi

ketika menyimpulkan mereka membuat kesalahan. Beberapa kesalahan terkait

dengan menyimpulkan yang dianalisa yaitu

(65)

2. Analisis Tingkat Keumuman

Tabel 4.2. Tabel Jumlah siswa yang melakukan kesalahan

Jika dilihat jumlah siswa siswa yang memiliki jumlah kesalahan tinggi,

maka tampak jelas jenis kesalahan paling umum atau jenis kesalahan yang paling

No Jenis Kesalahan

Jumlah siswa yang melakukan kesalahan

Pretes Postes Jlh % Jlh %

1. Kesalahan karena menggunakan strategi coba-coba (Trial and error)

14 45,2 0 0

2. Kesalahan menentukan Notasi, Besaran, dan Satuan a. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang

diketahui secara transparan

27 87,1 22 71

b. Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara tidak transparan

3 9,2 1 3,2

c. KKesalahan mengidentifikasi besaran yang ditanyakan

h. Kesalahan mengkonversi satuan kedalam bentuk yang saling cocok

7 22,3 5 16,1

3. Kesalahan memilih rumus dan interpretasi masalah

a. Kesalahan menggambarkan obyek atau system 9 29 12 38,7

b. Kesalahan menentukan besaran yang ada pada obyek atau system

18 58,1 20 64,5

c. Kesalahan mengidentifikasi formula dasar 31 100 23 74,2 d. Kesalahan mengidentifikasi formula antara 31 100 29 93,5

4. Kesalahan Komputasi

a. Kesalahan memanipulasi persamaan 31 100 24 77,4

Gambar

Tabel 3.1.  Tabel jumlah kesalahan terkait kemampuan menyelesaikan soal
Tabel 3.2. Tabel Jumlah siswa yang melakukan kesalahan
tabel. Tabel pertama memuat jenis kesalahan dan jumlah kesalahan dan tabel
Tabel 3.4. Tabel perbedaan jumlah siswa yang melakukan kesalahan pada pretes dan postes
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa dalam usaha rneningkatkan kelancaran petugas bidang Pemerintahan, Pembangunan dan kemasyarakatan sebagaimana digariskan dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah

Gambar IV.1. flowmap pendataan narapidana yang berjalan.. Narapidana yang telah menerima surat keputusan dari pengadilan yang akan di serahkan ke lembaga pemasyarakatan

Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengenalan pola klasifikasi status daftar ulang calon mahasiswa baru Universitas Sanata Dharma dengan menerapkan algoritma Reduct

Finally, the writer expects that the designed set of English reading materials for Biology teachers of SMAN 3 Yogyakarta could give benefits for those who need it especially

Konseling yang berisi kegiatan tanya jawab dengan menantang pikiran-pikiran berkaitan dengan masalah pikiran irasional konseli dinilai sebagai cara konvensional dan

Dengan bantuan sistem informasi pelayanan perizinan terpadu yang dioperasikan oleh petugas, izin dapat diproses secara paralel di bagian pemrosesan dan administrasi

Selain itu, sebagian hakim mengacu pada Kompilasi Hukum islam pasal 7 ayat 4 huruf e, bahwasanya isbat nikah dapat dilaksanakan bagi perkawinan yang dilakukan oleh

Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) untuk pekerjaan yang pernah dilaksanakan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (PHO/FHO) (asli dan