1
Keadaan Ketenagakerjaan Nusa Tenggara Barat Agustus 2017Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus 2017 No. 74/11/Th. XI, 06 November 2017
Keadaan
Ketenagakerjaan NTB
Agustus 2017
BERITA
RESMI
STATISTIK
• Angkatan kerja pada Agustus 2017 sebanyak 2.396.169 orang. Penduduk bekerja di NTB pada Agustus 2016 sebanyak 2.316.720 orang.
• Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2017 sebesar 3,32 persen.
• Pada Agustus 2017, sebesar 73,62 persen penduduk bekerja pada kegiatan informal, dan persentase pekerja informal naik 0,51 persen poin dibanding Agustus 2016.
• Selama setahun terakhir, sektor-sektor yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja adalah Sektor Industri (2,91 persen poin), Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi (2,84 persen poin), dan Sektor Konstruksi (0,90 persen poin).
• Pada Agustus 2017, terdapat 36,93 persen penduduk bekerja
tidak penuh (jam kerja kurang dari 35 jam seminggu) mencakup
17,27 persen setengah penganggur dan 19,66 persen pekerja paruh waktu.
Agustus 2017:
Tingkat
Pengangguran
Terbuka (TPT)
sebesar 3,32
persen
BADAN PUSAT STATISTIK
3
2
Keadaan Ketenagakerjaan Nusa Tenggara Barat Agustus 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Nusa Tenggara Barat Agustus 20171. Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja, dan Pengangguran
Jumlah Angkatan Kerja NTB pada Agustus 2017 sebanyak 2.396.169 orang, turun 124.505 orang dibanding Februari 2017 (semester lalu) dan turun 68.162 orang dibanding Agustus 2016 (setahun yang lalu). Komponen pembentuk Angkatan Kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran. Penduduk yang bekerja pada Agustus 2017 sebanyak 2.316.720 orang, turun 106.720 orang dibanding keadaan semester lalu dan berkurang 50.590 orang dibanding keadaan setahun yang lalu. Sementara itu, jumlah pengangguran sebanyak 79.449 orang, mengalami penurunan sekitar 17.775 orang dibanding semester lalu dan berkurang sebanyak 17.572 orang dibanding setahun yang lalu.
Sejalan dengan turunnya jumlah Angkatan Kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami penurunan. TPAK pada Agustus 2017 tercatat sebesar 68,49 persen, turun 4,13
persen poin dibanding semester lalu dan turun sebesar 3,07 persen poin dibanding setahun yang lalu. Penurunan TPAK disebabkan musim panen bergeser ke bulan september sehingga pekerja masih belum terserap dan tergolong sebagai bukan angkatan kerja.
Tabel 1
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama 2016–2017
Status Keadaan Ketenagakerjaan
1 Tahun
Lalu Semester Lalu Saat Ini Perubahan 1 Tahunan
(Agt 2016–Agt 2017) Perubahan 1 Semester(Feb 2017–Agt 2017) Agustus
2016 Februari 2017 Agustus 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Ribu Orang Ribu Orang Persen Ribu Orang Persen
Penduduk Usia Kerja 3.443,45 3.470,95 3.498,40 54,95 1,60 27,45 0,79
Angkatan Kerja 2.464,33 2.520,67 2.396,17 -68,16 -2,77 -124,50 -4,94
Bekerja 2.367,31 2.423,45 2.316,72 -50,59 -2,14 -106,73 -4,40
Pengangguran 97,02 97,22 79,45 -17,57 -18,11 -17,77 -18,28
Bukan Angkatan Kerja 979,12 950,27 1.102,23 123,11 12,57 151,96 15,99
Sekolah 306,81 258,22 273,34 -33,47 -10,91 15,12 5,86
Mengurus Rumah Tangga 546,73 569,55 695,31 148,58 27,18 125,76 22,08
Lainnya 125,58 122,50 133,58 8,00 6,37 11,08 9,04
Persen Persen Poin Persen Poin
Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) 3,94 3,86 3,32 -0,62 -0,54
Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) 71,57 72,62 68,49 -3,07 -4,13
Berdasarkan jenis kelamin, terdapat perbedaan TPAK antara laki-laki dan perempuan. Pada Agustus 2017, TPAK laki-laki sebesar 82,11 persen sementara TPAK perempuan hanya 56,18 persen. Namun demikian, dibanding kondisi setahun yang lalu TPAK perempuan mengalami penurunan sebesar 5,80 persen poin sementara TPAK laki-laki juga mengalami penurunan sebesar 0,06 persen poin (Gambar 1).
5
4
Keadaan Ketenagakerjaan Nusa Tenggara Barat Agustus 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Nusa Tenggara Barat Agustus 2017Gambar 1
Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Menurut Jenis Kelamin, 2016–2017
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja. Berbagai kebijakan pemerintah terkait penciptaan lapangan kerja tampaknya cukup berhasil menekan tingkat pengangguran, ditunjukkan oleh TPT yang bergerak turun dari 3,94 persen pada
Agustus 2016 menjadi 3,32 persen pada Agustus 2017 (Gambar 2).
TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding TPT di perdesaan. Pada Agustus 2017, TPT
di perkotaan sebesar 4,52 persen, sedangkan TPT di perdesaan hanya 2,32 persen. Dibandingkan
setahun yang lalu, terjadi penurunan tingkat pengangguran TPT di perdesaan turun sebesar 1,50
persen poin sedangkan di perkotaan TPT naik sebesar 0,42 persen poin.
Gambar 2
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2016–2017
82,18 83,24 82,11
61,99 63,03 56,18
71,57 72,62
68,49
Agst 16 Feb 17 Agst 17
laki perempuan total
1,33 4,39 6,43 9,67 3,00 2,73 <= SD SMP SMU
umum kejuruanSMU DiplomaI/II/III PT
4,09 3,88 4,52 3,82 3,84 2,32 3,94 3,86 3,32
Agst 16 Feb 17 Agst 17
kota desa TPT
Dilihat dari tingkat pendidikan pada Agustus 2017, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain yaitu sebesar 9,67 persen. TPT tertinggi
berikutnya terdapat pada Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 6,43 persen. Dengan kata lain,
ada penawaran tenaga kerja yang berlebih terutama pada tingkat pendidikan SMK dan SMA. Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, dapat dilihat dari TPT SD ke bawah paling kecil diantara semua tingkat pendidikan yaitu sebesar 1,33 persen.
2. Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
Kondisi ketenagakerjaan baik menyangkut tingkat pengangguran dan penduduk yang bekerja tidak terlepas dari kinerja sektor-sektor perekonomian yang ada. Jumlah penduduk yang bekerja pada tiap sektor menunjukkan kemampuan sektor tersebut dalam penyerapan tenaga
kerja. Berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Agustus 2017, penduduk NTB paling banyak bekerja pada Sektor Pertanian yaitu sebanyak 829.637 orang (35,81 persen), disusul oleh Sektor Perdagangan dan Jasa Kemasyarakatan masing-masing sebanyak 514.871 orang (22,22 persen) dan 363.364 orang (15,68 persen) (Gambar 3).
Dilihat berdasar tren sektoral, hampir tidak ada lapangan pekerjaan yang konsisten naik
atau turun kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja. Kontribusi penyerapan tenaga kerja
bergerak fluktuatif antar semesternya. Selama Agustus 2016–Agustus 2017, sektor-sektor yang
mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja adalah Sektor Industri (2,91 persen poin), Sektor Perdagangan (2,84 persen poin), Sektor Konstruksi (0,90 persen poin). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Pertanian (3,09 persen poin), Sektor Jasa Kemasyarakatan (1,56 persen poin), Sektor lainnya (listrik gas dan air minum ,Pertambangan dan Penggalian) (0,98 persen poin), Sektor Transportasi dan Pergudangan dan Komunikasi (0,88 persen poin), dan Sektor Keuangan (0,14 persen poin).
Gambar 3
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2016–2017
38,90 8,87 6,51 19,39 4,71 1,76 17,24 2,62 35,81 11,78 7,41 22,22 3,84 1,62 15,68 1,64 pertanian industri konstruksi perdagangan transportasi pergudangan keuangan jasa kemasyarakatan lainnya Agustus 2016 Agustus 2016 Agustus 2017 Agustus 2016
7
6
Keadaan Ketenagakerjaan Nusa Tenggara Barat Agustus 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Nusa Tenggara Barat Agustus 20173. Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama
Dari seluruh penduduk bekerja pada Agustus 2017, status pekerjaan utama yang terbanyak
sebagai Buruh/Karyawan/Pegawai (23,91 persen). Diikuti berusaha dibantu buruh tidak tetap/ buruh tidak dibayar (21,82 persen), pekerja bebas (20 persen), status Berusaha sendiri (17,23
persen),dan Pekerja keluarga (14,47 persen). Sementara penduduk yang bekerja dengan status
Berusaha dibantu buruh tetap memiliki persentase yang paling kecil yaitu sebesar 2,47 persen. Dalam setahun terakhir (Agustus 2016–Agustus 2017), persentase penduduk bekerja dengan status pekerja bebas meningkat cukup tinggi dari 16 persen menjadi 20 persen. Penurunan
terjadi pada status berusaha sendiri dan pekerja keluarga, yaitu masing-masing sebesar 1 persen poin dan 3 persen poin.
Gambar 4
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, 2016–2017
Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Pekerja formal mencakup status berusaha dengan dibantu buruh tetap dan buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka
pada Agustus 2017 sebanyak 611.170 orang (26,38 persen) penduduk bekerja pada kegiatan formal dan sebanyak 1.705.550 orang (73,62 persen) bekerja pada kegiatan informal. Persentase pekerja informal mengalami peningkatan dibanding kondisi Agustus 2016. Selama setahun terakhir pekerja informal meningkat dari 73,11 persen pada Agustus 2016 menjadi 73,62 persen pada Agustus 2017 (Gambar 5).
Gambar 5
Jumlah dan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Kegiatan Formal/Informal, 2016–2017
Agustus 2016 Agustus 2016 Agustus 2017 Agustus 2016 617,17 636,50 626,40 611,17 1678,27 1730,81 1797,05 1705,55
Feb-16 agt 2016 Feb-17 agt 2017
formal informal 425,401, 18% 529,563, 22% 78,638, 3% 557,859, 24% 365,051, 16% 410,798, 17% 399267, 17% 505484, 22% 57319, 3% 553851, 24% 465629, 20% 335170, 14% 425,401, 18% 529,563, 22% 78,638, 3% 557,859, 24% 365,051, 16% 410,798, 17% 399267, 17% 505484, 22% 57319, 3% 553851, 24% 465629, 20% 335170, 14%
5. Pekerja Penuh/Tidak Penuh
Indikator lain yang lebih mendalam menyangkut Angkatan Kerja adalah pekerja penuh dan
pekerja tidak penuh. Indikator ini mampu menjelaskan bahwa tidak semua penduduk bekerja memiliki produktivitas yang tinggi, diindikasikan oleh perbedaan jam kerja. Pekerja tidak penuh
terbagi menjadi dua kelompok yaitu pekerja setengah penganggur dan pekerja paruh waktu. Persentase pekerja penuh pada Agustus 2017 sebesar 63,07 persen sedikit menurun
dibandingkan keadaan Agustus 2016 (65,80 persen). Sedangkan persentase pekerja tidak penuh
sebesar 36,93 persen naik 2,74 persen poin jika dibanding Agustus 2016 (34,20 persen). Pekerja setengah penganggur, persentasenya naik dari 13,87 persen menjadi 17,27 persen dalam setahun terakhir. Sementara persentase pekerja paruh waktu turun dari 20,32 persen menjadi 19,66 persen.
Gambar 7
Persentase Pekerja Penuh, Setengah Penganggur dan Paruh Waktu, 2016–2017
4. Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2017 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah yaitu SMP ke bawah sebanyak 1.559.978 orang (67,34 persen). Sedangkan penduduk bekerja berpendidikan menengah (SMA sederajat) sebanyak 513.943 orang (22,18
persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 242.799 orang (10,48 persen) mencakup 41.481 orang berpendidikan Diploma dan 201.318 orang berpendidikan Universitas
(Gambar 6 ).
Gambar 6
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2016- 2017
Agustus 2016 Agustus 2016 rendah, 1485,80 , 63% menengah, 578,359, 24% tinggi, 303,155, 13% rendah, 1559,978, 67% menengah , 513,943, 22% tinggi, 242,799, 11% Agustus 2017 Agustus 2016
9
8
Keadaan Ketenagakerjaan Nusa Tenggara Barat Agustus 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Nusa Tenggara Barat Agustus 20176. Penjelasan Teknis
a. Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas.
b. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja (punya pekerjaan namun sementara
tidak bekerja) dan pengangguran.
c. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang kegiatan utamanya sekolah, mengurus
rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.
d. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam
seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak
terputus. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi.
e. Penganggur adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi berharap mendapat pekerjaan, dan kegiatannya terdiri dari: Mencari pekerjaan, Mempersiapkan usaha, Tidak mencari pekerjaan karena alasan merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (putus asa), Tidak mencari
pekerjaan karena sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
f. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah rasio jumlah angkatan kerja terhadap jumlah
penduduk usia kerja.
g. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio jumlah penganggur terbuka terhadap jumlah angkatan kerja.
h. Penduduk yang bekerja pada sektor informal adalah penduduk bekerja yang berstatus
berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar, pekerja bebas, dan
pekerja keluarga. Sedangkan penduduk yang bekerja pada sektor formal adalah penduduk berstatus berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar dan buruh/karyawan/pegawai.
i. Pekerja penuh adalah penduduk yang bekerja dengan jam kerja 35 jam atau lebih dalam
seminggu, dan termasuk mereka yang kondisinya sementara tidak bekerja. Sedangkan pekerja tidak penuh adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu, dan terdiri dari:
• Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan
masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan (dahulu disebut setengah
pengangguran terpaksa).
• Pekerja paruh waktu adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (dahulu disebut setengah
pengangguran sukarela).
j. Upah/gaji sebulan adalah imbalan/balas jasa yang diterima selama sebulan yang lalu dari pekerjaan utama oleh buruh/karyawan/pegawai, baik berupa uang maupun barang yang dibayarkan oleh perusahaan/kantor/majikan. Imbalan/balas jasa tersebut terdiri dari beberapa
komponen yaitu gaji, tunjangan (yang sifatnya rutin), upah lembur, uang transportasi dan uang
makan.
k. Buruh/karyawan/pegawai adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau instansi/
kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Buruh/karyawan/pegawai yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai
buruh/karyawan/pegawai, tetapi sebagai pekerja bebas. Seseorang dianggap memiliki majikan tetap jika memiliki 1 (satu) majikan yang sama dalam sebulan terakhir. Khusus pada sektor
konstruksi batasannya tiga bulan. Apabila majikannya instansi/lembaga, boleh lebih dari satu.
Diterbitkan oleh:
Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan, mendistribusikan,
mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan
komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik
Jl. Gunung Rinjani No 2 Mataram
Arrief Chandra Setiawan S.ST, M.Si
Kepala Bidang Statistik Sosial
Telepon: 0370 (621385), E-mail: arrief@bps.go.id Website: www.bpsntb.go.id
Tabel 1. Kabupaten/Kota menurut Jenis Kegiatan Propinsi Nusa Tenggara Barat, Agustus 2017
Kabupaten/Kota Bekerja Pengangguran Sekolah Rumah TanggaMengurus Lainnya Total TPAK TPT
Lombok Barat 316827 10749 37171 99680 16532 480959 96,72 3,28 Lombok Tengah 446246 13338 56089 123000 24387 663060 97,10 2,90 Lombok Timur 540513 20422 49335 174484 42830 827584 96,36 3,64 Sumbawa 205672 8522 20223 73919 12383 320719 96,02 3,98 Dompu 103112 2488 14044 40340 2502 162486 97,64 2,36 Bima 243632 3836 23621 43536 10217 324842 98,45 1,55 Sumbawa Barat 58336 3168 8422 24877 3758 98561 94,85 5,15 Lombok Utara 106043 1877 9899 28775 5623 152217 98,26 1,74 Mataram 212434 12000 44179 66443 12737 347793 94,65 5,35 Kota Bima 83905 3049 10357 20253 2614 120178 96,49 3,51 NTB 2316720 79449 273340 695307 133583 3498399 96,68 3,32 LAMPIRAN