• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK LARISSA AESTHETIC CENTER YOGYAKARTA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus Pada Larissa Aesthetic Center Galleria Mall) - STIE Widya Wiwaha Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGARUH MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK LARISSA AESTHETIC CENTER YOGYAKARTA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus Pada Larissa Aesthetic Center Galleria Mall) - STIE Widya Wiwaha Repository"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK LARISSA AESTHETIC CENTER YOGYAKARTA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Studi Kasus Pada Larissa Aesthetic Center Galleria Mall) skripsi

Disusun Oleh :

Nama : Paramita

Nomor mahasiwa : 163115846

Jurusan : Manajemen

Bidang Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOM WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

2018

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(2)

ANALISIS PENGARUH MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK LARISSA AESTHETIC CENTER YOGYAKARTA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Studi Kasus Pada Larissa Aesthetic Center Galleria Mall) Oleh :

Paramita 163115846 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) analisis pengaruh merek terhadap keputusan pembelian produk Larissa (2) pengaruh harga terhadap keputusan pembelian produk Larissa (3) pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk Larissa (4) pengaruh merek, harga, dan kualitas produk secara simultan terhadap keputusan pembelian produk Larissa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Populasi pada penelitian ini adalah konsumen Larissa Aesthetic Center Galleria Mall. Metode pengambilan sampel dengan non probability sampling dengan cara convenience sampling dengan jumlah sebanyak 100 responden. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) terdapat pengaruh antara merek terhadap keputusan pembelian produk Larissa, hal ini dibuktikan dengan Hasil statistic uji t untuk variabel Merek (XΌ) diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel (3,104 > 1,985) dengan signifikasi 0,003 < 0,05. Maka secara parsial variabel merek (X1) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian(Y). (2) Hasil statistik uji t untuk variabel Harga (X΍) diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,905>1,985) dengan signifikan t sebesar 0,005, karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan signifikan t <0,05 (0,005<0,05). Maka secara parsial variabel merek (X΍) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian(Y). (3) Hasil statistik uji t untuk variabel Kualiatas produk (XΎ) diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,445>1,985) dengan signifikan t sebesar 0,016, karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan signifikan t <0,05(0,016<0,05). Maka secara parsial variabel merek (XΎ) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian(Y).

Kata Kunci : Merek, Harga, Kualita Produk, Keputusan Pembelian

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(3)

ANALYSIS OF BRAND INFLUENCE, PRICE AND QUALITY OF PRODUCTS LARISSA AESTHETIC CENTER YOGYAKARTA ON PURCHASE DECISION

(Case Study At Larissa Aesthetic Center Galleria Mall) By:

Paramita 163115846 ABSTRACT

The purpose of this research is to know: (1) influence of brand influence to purchase decision of Larissa product (2) influence of price to decision of purchase of Larissa product (3) influence of product quality to decision of purchase of Larissa product (4) influence of brand, price, and product quality simultaneous decision to purchase Larissa products.

This type of research is survey research. Population in this research is consumer of Larissa Aesthetic Center Galleria Mall. Sampling method with non probability sampling with convenience sampling with the number of 100 respondents. Data were collected with questionnaires that have been tested for validity and reliability. Data analysis technique used is multiple linear regression analysis.

The result of this research show that (1) there is influence between brand to decision of purchasing of Larissa product, this is proved by result of t test statistic for Brand variable (XΌ) obtained t value bigger than t table (3,104> 1,985) with significance 0,003 < 0.05. So partially the brand variable (X1) has a significant effect on purchasing decisions (Y). (2) The result of t test statistic for Price variable (X΍) obtained t value count bigger than t table (2,905> 1,985) with significant t equal to 0,005, because t value count bigger than t table and significant t <0,05 0.005 <0.05). So partially variable brand (X΍) have a significant effect on purchase decision (Y). (3) The result of t test statistic for product quality variable (XΎ) is got t value bigger than t table (2,445> 1,985) with significant t equal to 0,016, because t value count bigger than t table and significant t <0,05 (0.016 <0.05). So partially variable brand (XΎ) have a significant effect on purchase decision (Y).

Keywords: Brand, Price, Product Quality, Purchase Decision

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan terima kasih dan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK LARISSA AESTHETIC CENTER YOGYAKARTA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus Pada Larissa Aesthetic Center Galleria Mall)”

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, bimbingan dan saran dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis skripsi ini dapat berjalan dengan lancer.

2. Kedua orang tua saya, Bapak Sekijan nan Ibu Lenggai serta kedua kakak saya atas doa restu, kasih sayang, kesabaran dan dukungan moral serta financial selama proses penyususnan skripsi ini.

3. Ibu Dila Damayanti, SE,MM, selaku dosen pembimbing atas waktu , perhatian dan segala bimbingan serta arahannya selama penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Muhammad Subkhan, MM, selaku ketua STIE Widya Wiwaha

5. Sahabat-sahabat gereja saya serta sahabat manajemen angkatan 2016 yang selalu memberi motivasi dan semangat, perhatian dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Seluruh responden yang telah meluangkan waktu dan fikirannya untuk bekerjasama didalam mengisi kuesioner penelitian ini.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(5)

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah dengan tulus dan ikhlas memberikan doa dan dukungan hingga dapat terselesaikan skripsi ini.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak di atas menjadi amalan bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Disadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna, Apabila ada saran dan kritik akan digunakan penulis guna sebagai upaya untuk perbaikan selanjutnya yang dapat membangun kesempurnaan penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Yogyakarta, Penulis

Paramita

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI... i

HALAMAN JUDUL SKRIPSI ... ii

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIATRISME ... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

2.1 Rumusan Masalah ... 7

3.1 Batasan Masalah... 8

4.1 Tujuan Penelitian ... 8

5.1 Manfaat Penelitiaan ... 9

BAB II KAJIAN TEORI ... 10

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(7)

2.1 Kajian Teori ... 10

2.1.1 Pemasaran ... 10

2.1.2Manajemen Pemasaran ... 11

2.1.3Perilaku Konsumen ... 11

2.1.4Merek ... 12

2.1.5 Harga ... 13

2.1.6 Kualitas Produk ... 15

2.1.7 Keputusan Pembelian ... 17

2.2 Penelitian Terdahulu ... 19

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 23

3.3 Variabel Penelitian ... 23

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 24

3.5 Data Dan Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.6 Populasi Dan Sampel ... 27

3.7 Teknik Analisis ... 28

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Profil Perusahaan ... 34

4.2 Analisis Deskriptif ... 35

4.3 Pembahasan... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 54

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 19

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 35

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 36

Tabel 4.3 Merk ... 36

Tabel 4.4 Harga ... 37

Tabel 4.5 Kualitas Produk... 38

Tabel 4.6 Keputusan Pembelian ... 39

Tabel 4.7 Uji Validitas ... 40

Tabel 4.8 Uji Realibilitas ... 41

Tabel 4.9 Uji Normalitas... 42

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas ... 43

Tabel 4.11 Uji Regresi Berganda ... 44

Tabel 4. 12 Uji t ... 46

Taabel 4.13 Hasil Uji F ... 47

Tabel 4.14 Uji r Square ... 48

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Keputusan pembelian konsumen ... 18 Gambar 2.2 Kerangka pemikiran teoritis ... 21

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Era globalisasi dewasa ini menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Proses interaksi dan saling mempengaruhi, bahkan pergesekan kepentingan antar bangsa terjadi dengan sangat cepat dan menyangkut masalah yang semakin komplek. Batas-batas teritorial negara pun sekarang tidak lagi menjadi pembatas bagi kepentingan masing-masing negara. Di bidang ekonomi dan politik terjadi persaingan seperti pasar bebas yang semakin ketat, sehingga semakin mempersulit posisi negara-negara miskin. Kekhawatiran terhadap ekonomi pasar telah menjadi momok yang menakutkan bagi para pelaku usaha di Indonesia. Penyebabnya adalah lemahnya daya saing industri lokal, yang juga dikhawatirkan akan menggerus potensi pengusaha lokal dan beberapa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Apa lagi saat ini kita sedang dalam semangat untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan ACFTA. Pelaku UMKM diharapkan mampu bertahan di negeri sendiri, serta bersaing di pasar global. Oleh sebab itu mengingat bahwa kita berada pada posisi era yang ketat akan persaingan ini, perusahaan seharusnya mampu mengenal apa yang menjadi kebutuhan dan harapan konsumen saat ini maupun yang akan datang. Konsumen sebagai individu dalam mendapatkan atau membeli barang telah melalui proses-proses atau tahapan-tahapan terlebih dahulu seperti mendapat informasi baik melalui iklan atau referensi dari orang lain sampai akhirnya pada keputusan membeli produk tersebut.

Perilaku konsumen merupakan suatu proses yang berkaitan erat dengan proses pembelian, pada saat itu konsumen melakukan aktifitas-aktifitas seperti melakukan pencarian, penelitian, dan pengevaluasian produk. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(11)

konsumen untuk membuat keputusan pembelian.Yang termasuk ke dalam perilaku konsumen selain mengenai kualitas produk, juga meliputi harga produk atau jasa tersebut. Jika harga suatu produk tidak terlalu tinggi, maka konsumen tidak akan terlalu lama membutuhkan waktu untuk memikirkan dan melakukan aktifitas perilaku konsumen. Namun jika harga suatu barang atau jasa tersebut bisa dibilang tinggi, atau mahal, maka konsumen tersebut akan memberikan effort

lebih terhadap barang tersebut. Pembeli tersebut akan semakin lama melakukan perilaku konsumen, seperti melihat, menanyakan, mengevaluasi, dan mempertimbangkan. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.Sumarwan (dalam Daryanto & Setyabudi,2014).

Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan di saat mereka membutuhkan. Hal ini sangat penting bagi perusahaan untuk memahami ‘’mengapa’’ dan ’’bagaimana’’ tingkah laku konsumen tersebut sehingga perusahaan dapat mengembangkan (produk), dengan menentukan merek, harga dan mendistribusikan produknya secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku konsumen, perusahaan akan mengatahui kesempatan baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan dan kemudian mengidentifikasikannya untuk mengadakan segmentasi pasar. (Swastha dan Irawan,2003).

Mempelajari perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yag dibeli atau dikonsumsi, tetapi juga dimana, bagaimana kebiasaanya dan dalam kondisi macam apa barang-barang dan jasa-jasa, dibeli sehingga perusahaan akan mudah mencapai sasaran dalam memasarkan produknya.Ada dua motif yang memepengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian yaitu motif beli produk (produk buying movie) dan motif beli pelindung (patronage buying movie).Motif beli produk adalah alasan-alasan seorang konsumen dalam membeli suatu

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(12)

produk tertentu,sedangkan motif beli pelindung adalah alasan-alasan seorang konsumen berbelanja pada tempat tertentu. (Staton, Wiliam J, dan Y. Lamarto 1996).

Sejalan dengan perkembangan ekonomi, teknologi da budaya di era modern ini, perawatan kecantikan telah menjadi kebutuhan dan life style yang diaggap penting bagi sebagian masyarakat khususnya untuk kaum wanita. Fenomena tersebut mendukung munculnya banyak klinik-klinik kecantikan yang menawarkan produk dan jasanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan perawatan kecantikan. Klinik-klinik kecantikan yag muncul saat ini tidak hanya menawarkan jasa perawatan yag dapat dilakukan konsumen saat berada di klinik saja, akan tetapi juga menawarkan produk-produk sebagai kelajutan dari perawatan yang dilakukan diklinik agar konsumen mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkannya. Produk tersebut kebanyakan berupa obat obatan yang dikemas dalam berbagai macam bentuk kosmetik untuk digunakan sehari-hari oleh konsumen.

Kosmetik merupakan produk yang unik karena selain produk ini memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan mendasar wanita akan kecantikan, produk ini juga sesungguhnya memiliki resiko pemakaian yang perlu diperhatikan mengingat kandungan bahan-bahan kimia yang tidak selalu memberi efek yang sama untuk setiap konsumen (Ferrinadewi, 2005).Kondisi tersebutmenyebabkan klinik-klinik kecantikan dituntut untuk memperhatikan apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, karena pada dasarnya konsumen akan membeli suatu produk yang dapat memuaskan keinginannya tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga manfaat produk itu sendiri. Usaha tersebut dilakukan dengan menciptakan inovasi-inovasi dalam menghasilkan barang dan jasa yag berkualitas dan terdeferensiasi dari produk-produk klinik kecantikan sejenisnya.

Larissa Aesthetic Center merupkan salah satu klinik kecantikan yang berusaha memenuhi kebutuhan konsumen akan perawatan kecantikan. Berawal pada tanggal 11 juni 1984, R,Ngt. Poetji Lirnawati mendirikan Larissa Beauty Salon yang berangkat dari sebuah keinginan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(13)

memberikan pelayanan dibidang perawatan kulit dan rambut yang aman,sehat dan tanpa efek samping. Konsep yang dikembangkan oleh Larissa adalah perawatan kulit dan rambut yang menggunakan bahan-bahan alami seperti buah,sayuran, umbi, batang, dan akar yang lebih dikenal dengan konsep ‘’back to nature’’ (www.Larissa.co.id).

Merek merupakan kesatuan kompleks yang meliputi citra dan pengalaman yang ada didalam fikiran konsumen sebagai hasil komunikasi mengenai produk dan manfaat yang dijanjikan oleh produsen.Selain itu, merek merupakan identitas untuk membedakan identitas produk perusahaan dengan produk yang dihasilkan oleh pesaing.Merek juga dapat membantu perusahaan untuk memperluas lini produk serta mengembangkan posisi pasar yang spesifik bagi suatu produk. Esensi merek sebagai persepsi kolektif dari sejumlah kunci organisasi (para pelanggan, suppliers, penanaman modal, pekerja dan lain sebagainya) termasuk pengalaman konsumen mengenai apa yang dilakukan oleh produsen. ( Afem Gumilar, 2008 )

Harga yang ditawarkan oleh Larissa Aesthetic Center dapat dikategorikan sebagai harga yang cukup terjangkau denga harga yag ditawarkan oleh para pesaingnya seperti Natasha Skin Care, London Beauty Clinik (LBC) atau Erha Clinic. Harga yag cukup terjangkau menjadi salah satu daya tarik bagi konsumen untuk meilih Larissa Aesthetic Center dibandingkan dengan klinik kecantikan lainnya. Dalam pengambilan keputusan harga merupakan salah satu pertimbangan penting, karena konsumen tentunya mengharapkan uang yang mereka keluarkan sesuai dengan apa yang mereka dapatkan. Penting bagi perusahaan menetapkan harga yang sesuai atau wajar dengan nilai (value) dari produknya.Menurut Basu Swastha (2003) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

Harga yag ditawarkan oleh produsen tidak hanya berkaitan dengan produk itu sendiri, akan tetapi juga berkaitan dengan atribut yang melengkapi produk tersebut. Dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk, harga merupakan salah satu faktor yang melatarbelakangi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(14)

prilaku konsumen tersebut. Seringkali konsumen memilih produk dengan harga yang paling murah atau terjangkau meskipun kualitas atau manfaat yang didapatkan tidak terlalu memuaskan,akan tetapi tidak jarang pula konsumen memilih produk dengan harga yang mahal karena faktor kualitas dan manfaat yag memuaskan,loyalitas terhadap produk tersebut, dan lain-lain.

Kualitas adalah kemampuan suatu produk untuk memenuhi fungsi-fungsinya. Dimensinya meliputi daya tahan, kehandalan, kemudahan mengoperasikan atribut lain yang bernilai.Menurut Kotler dan Armstrong (2012) kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, Hal ini termasuk keseluruhan durabitas, reabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk juga atribu produk lainnya.Dampak kualitas terhadap pangsa pasar biasanya tergantung pada definisi tentang kualitas.Jika kualitas didefinisikan sebagai kendala, estetika tingg (bagaimana produk terlihat atau terasakan), atau konformasi (tingkat dimana produk memenuhi standar yang ditentukan) maka hubungannya dengan pangsa pasar adalah positif.Jika kualitas produk didefinisikan dalam konteks penampilan yang sangat baik atau lebih menarik, maka produk cendrung lebih mahal untuk diproduksi dan mungkin dijual dalam jumlah yang lebih sedikit karena harga yang lebih tinggi.

Pelayanan yang baik juga merupakan kunci penting dalam kesuksesan suatu bisnis atau perusahaan.Assauri (2004) mengatakan bahwa kualitas produk merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan.Jadi penilaia konsumen terhadap kualitas pelayanan merupakan refleksi persepsi evaluative terhadap pelayana yag diterimanya pada waktu tertentu. Pelayanan yang ditawarkan oleh Larissa Aesthetic Center meliputi pelayanan konsultasi dokter kulit, pelayanan dalam melakukan berbagai macam treatment dan pelayanan pembelian obat/ krim maupun produk-produk lainnya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(15)

Berdasarkan pemaparan di atas maka judul dari penelitian ini adalah ‘’Analisis Pengaruh Merek, Harga dan Kualitas Produk Larissa Aesthetic Center Yogyakarta Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Larissa Aesthetic Center Galleria Mall)’’.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian di Larissa Aesthetic Center akan diteliti secara lebih lanjut. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh dan seberapa besar pengaruh persepsi merek terhadap keputusan pembelian konsumen pada Larissa Aesthetic Center Galleria Mall ?

2. Apakah terdapat pengaruh dan seberapa besar pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian konsumen pada Larissa Aesthetic Center Galleria Mall ?

3. Apakah terdapat pengaruh dan seberapa besar pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen di Larissa Aesthetic Center Galleria Mall?

4. apakah terdapat pengaruh faktor dominan terhadap peningkatan keputusan pembelian konsumen pada produk dan jasa yag ditawarkan Larissa Aesthetic Center Galleria Mall?

C. Batasan Masalah

Penggunaan batasan masalah dimaksud untuk mempermudah analisis selanjutnya. Dismping itu dikarenakan waktu,biaya dan kemampuan penulis yag sangat terbatas maka penulis memberikan batasan penulisan sebagai berikut :

1. Penelitian ini ditujukan bagi konsumen yang membeli dan menggunakan produk Larissa Aesthetic Center Galleria Mall.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(16)

2. Faktor-faktor yang menjadi pendorong perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan membeli dan menggunakan produk Larissa Aesthetic Center Galleria Mall. Yang akan dianalisa oleh faktor eksternal diataranya adalah merek, harga dan kualitas produk. D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penulisan laporan skripsi ini adalah :

1. Mendeskripsikan pengaruh persepsi merek terhadap keputusan pembelian konsumen Larissa Aesthetic Center Galleria Mall.

2. Mendeskripsikan pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian konsumen Larissa Aesthetic Center Galleria Mall.

3. Mendeskripsikan pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen Larissa Aesthetic CenterGalleria Mall.

4. Mendeskripsikan pengaruh peningkatan terhadap keputusan pembelian konsumen Larissa Aesthetic Center Galleria Mall.

E. Manfaat Penelitiaan

Manfaat dari penulisan skripsi ini dapat dikemukan menjadi dua sisi yaitu : 1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang faktor-faktor yang memepngaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian terhadap produk Larissa Aesthetic Center , sehingga perusahaan dapat menyusun strategi dan kebijaksanaan pemasaran produk-produk perawatan kecantikan yang sesuai dengan keinginan konsumen.

STIE

(17)

2. Bagi penulis

Dapat dijadikan baha untuk menambah pemikiran baru dalam mengembangkan teori-teori dan penerapannya dan praktek untuk mengatasi permasalahan dalam pemasaran yag berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.

STIE

(18)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1PEMASARAN

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Bisnis selalu ada kompetisi antar perusahaan. Perusahaan akan terus berusaha untuk memperluas pasar dan mempertahankan eksitensi perusahaan. Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam suatu lingkaran kehidupan suatu produk yag berakhir dengan terpenuhnya kebutuhan konsumen.

Pemasran merupakan ujung tombak perusahaan. Dalam dunia persaingan yag semakin ketat, perusahaan dituntut agar tetap bertahan hidup da berkembang. Menurut Kotler dan Amstrong ( dalam Suryoto, 2012 ) “pemasaran sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan da membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujua untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalan”.

Menurut Wiliam J. Stanton ( dalam Suryoto, 2012 ) ; marketing is a total system business designed to plan,price,promotion and distribute want satisfying products to target

market to achieve organizational objective (pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pusat sasaran serta tujuan perusahaan).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(19)

2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasran adalah sebagai seni da ilmu memilih pasar sasaran serta mendapatkan, mempertahankan, da menambahkan jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul ( Kotler, 2008 )

Menurut Basu Swastha ( dalam Suryoto, 2012 ) manajemen pemasaran adalah sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

Dalam pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan rencana-rencana, tahap perencanaan khususnya, merupakan tahap yag sangat pentin dalam menentukan terhadap kelangsungan dan kesuksesan orgaisasi atau perusahaan serta memenuhi kebutuhan da keinginan.

2.2MEREK

2.2.1 Pengertian Merek

Secara legal formal, merek diatur secar tersendiri dalam perundang-undangan hak atas kewajiban intelektual atau HAKI, khususnya Undang-Undang RI No. 15 Tahun 2001.Karena di dalam era perdagangan yang telah diratifikasi Indonesia, peran merek menjadi sangat penting terutama dalam menjaga persaingan usaha yang sehat. Menurut undang-undang RI No. 15 Tahun 2001 merek adlah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsure-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Merek merupakan kesatuan kompleks yang meliputi citra dan pengalaman yang ada didalam fikiran konsumen sebagai hasil komunikasi mengenai produk dan manfaat yang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(20)

dijanjikan oleh produsen. Esensi merek sebagai persepsi kolektif dari sejumlah kunci organisasi (para pelanggan, suppliers, penanaman modal, pekerja dan lain sebagainya) termasuk pengalaman konsumen mengenai apa yang dilakukan oleh produsen. ( Afem Gumilar, 2008 )

Merek merupakan suatu atribut penting dari sebuah produk yang penggunaannya saat ini sudah meluas.Selain itu, merek merupakan identitas untuk membedakan identitas produk perusahaan dengan produk yang dihasilkan oleh pesaing.Merek juga dapat membantu perusahaan untuk memperluas lini produk serta mengembangkan posisi pasar yang spesifik bagi suatu produk.

Menurut Kotler (dalam Suryoto, 2012) merek dapat memiliki enam level pengertian : a. Atribut

Atribut berarti bahwa merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. b. Manfaat

Manfaat berarti bahwa atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional

c. Nilai

Nilai berarti bahwa merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen d. Budaya

Budaya berarti bahwa merek juga mewakili budaya tertentu e. Kepribadian

Kepribadian berarti bahwa merek juga mencerminkan kepribadian tertentu f. Pemakai

Pemakai berarti bahwa menunjukan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan merek tersebut

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(21)

Agar merek mempunyai makna-makna yang ingin disampaikan. Tjiptono (2007) mengemukakan beberapa persyaratan yang harus diperhatikan yaitu :

a. Merek harus mempunyai cirri khas dan unik

b. Merek harus menggambarkan sesuatu tentang manfaat pemakaianya c. Merek harus menggambarkan manfaat produk

d. Merek harus mudah dikenali, diucapkan dan diingat

e. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk dinegara dalam bahasa lain. 2.2.2 Strategi Perluasan Merek

Menurut Kotler (2008) ada lima pilihan strategi merek yang dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu :

a. Perluasan lini

Perluasan lini ini dilakukan jika perusahaan memperkenalkan unit produk tambahan dalam kategori produk yang sama dengan merek yang sama. Contohnya : merek shampoo pentine mengeluarkan shampoo untuk rambut rontok, rambut berketombe, rambut kering, rambut berminyak dan lain sebagainya.

b. Perluasan merek (brandextension)

Perluasan merek yaitu suatu strategi yang dilakukan perusahaan untuk meluncurkan suatu produk dalam kategori baru dengan menggunakan merek yang sudah ada.Contohnya pepsodent mengeluarkan produk mountwash, permen dan sikat gigi. c. Multi merek

Multi merek adalah suatu strategi untuk mengenal merek tambahan dalam kategori produk yang sama. Seperti : P&G pemproduksi sebelas merek detergen, Indofood meluncurkan berbagai merek produk mie instannya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(22)

d. Merek baru

Merek baru yaitu strategi perusahaan meluncurkan produk dalam suatu kategori baru, tetapi perusahaan tidak mungkin menggunakan merek yang sudah ada lalu menggunakan merek baru.Contohnya : coca cola memproduksi minuman bersoda tetapi memiliki rasa buah-buahan yang diberi merek fanta.

e. Merek bersama

Merek bersama yaitu dua atau lebih merek yang terkenal dikombinasikan dalam satu tawaran, sebagai contoh Aqua – Danone.

2.2.3 Manfaat dan Peran Merek

Merek merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu produk.Merek dapat menjadi suatu nilai tambahan bagi produk baik itu produk yang berupa barang maupun jasa.

Beberapa manfaat merek antara lain : a. Bagi konsumen

Manfaat nama merek suatu produk bagi konsumen diantaranya : 1) Mempermudah konsumen meneliti produk atau jasa.

2) Membantu konsumen atau pembeli dalam memperoleh kualitas barang yang sama, jika mereka membeli ulang serta dalam harga.

3) Menimbulkan keseragaman mutu produk yang bermerek.

4) Mutu produk biasanya lebih baik dan konsisten dan ada kecendrungan produsen untuk meningkatkan kualitas produknya.

5) Meningkatkan efisiensi di pihak konsumen.

6) Dapat mengidentifikasi mutu produk, baik berupa barang maupun jasa. Kualitas produk berupa barang nyata / tampak dari kondisi barang tersebut, baik dari kualitasnya sampai pada kemasan barang. Sedangkan produk yang berupa jasa, kualitas pelayanan adalah pelayanan kepada tamu.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(23)

7) Merek meningkatkan efisiensi pembeli. Dengan adanya nama / merek maka akan memudahkan pembeli menemukan produk yang dicari / diminati. Hal ini tentunya lebih efisien dan efektif.

8) Membantu menarik perhatian konsumen atau suatu produk baru yang mungkin memberikan keuntungan bagi mereka.

9) Untuk membantu mencegah terjadinya hal –hal yang tidak diinginkan konsumen / resiko konsumen, baik resiko dalam hal kesehatan, resiko kesalahan fungsi produk, kesalahan harga, ataupun resiko ketidaklayakan produk/jasa tersebut dikonsumsi.

b. Bagi penjual

1) Nama merek memudahkan penjualan untuk mengolah pesanan-pesanan dan menekan permasalahan.

2) Merek juga akan membantu penjual mengawasi pasar mereka karena pembeli

tidak akan menjadi bingung.

3) Merek member peluang kesetujuan konsumen pada produk.

4) Merek juga dapat membantu penjual dalam mengelompokan pasar kedalam segmen-segmen.

5) Membantu membangun citra perusahaan dapat dibina dengan adanya merek yang baik.

6) Dengan adanya merek akan melindungi penjualan dari pemalsuan ciri-ciri produk tersebut.

7) Memudahkan penjual untuk memproses pesanan dan menelusuri masalah yang timbul.

8) Sebagai perlindungan hukum terhadap cirri khas produk, sehingga tidak ada produk lain yang meniru.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(24)

9) Membantu penjual dalam menarik pelanggan / konsumen yang menguntungkan. 10) Mengidentifikasi produk dalam perdagangan.

11) Mengidentifikasi keunggulan produk yang dimiliki, yang membedakan produk tersebut dengan produk lain, terutama produk saingan.

Merek memegang peranan sangat penting, slah satunya adalah menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjanjikan sesuatu kepada konsumen.

Merek menjadi sangat penting saat ini, karena beberapa faktor seperti :

1) Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu membuat janji emosi menjadi konsisten dan stabil.

2) Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat bahwa suatu merek yang kuat mampu diterima di seluruh dunia dan budaya.

3) Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen makin banyak

barand association (asosiasi merek) yang terbentuk dalam merek tersebut. Jika

barand association yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan brand image (citra merek).

4) Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek yang

kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen.

5) Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Dengam adanya merek, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut.

6) Merek berkembang menjadi sumber asset terbesar bagi perusahaan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(25)

2.3 HARGA

2.3.1 Pengertian Harga

Peranan harga tak lepas dari proses jual beli suatu produk atau jasa. Harga membantu konsumen untuk menentukan seseorang akan membeli barang atau tidak. Suatu perusahaan menentukan nilai untuk mendapatkan laba dari produk yang dijual oleh perusahaan tersebut.Untuk menentukan harga suatu produk atau jasa, ada beberapa dasar yang harus dipertimbangkan.

Dalam ilmu ekonomi, pengertian harga mempunyai hubungan dengan pengertian nilai dan kegunaan. Nila adalah ukuran jumlah yang diberikan oleh suatu produk apabila produk itu ditukarkan dengan produk lain. Sedangkan kegunaan adalah atribut dari sebuah item yag memeberikan tingkat kepuasan tertentu pada konsumen. Menrut Kotler (dalam Suryoto,2012) harga adalah sejumlah uang yang diberikan pada suatu produk tertentu.

Menurut Basu Swastha (2003) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.Fungsi stimulus harga dapat mempengaruhi konsumen secara berbeda-beda dalam pembuatan keputusan pembelian terhadap suatu produk. Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen yag lainnya menimbulkan biaya. Harga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran paling fleksibel karena harga dapat diubah dengan cepat. Pada saat yag sama, penetapan dan persaingan harga menjadi salah satu hal yang sering dihadapi oleh para eksekutif pemasaran. (Wayan Adi,2013)

Beberapa decade terakhir, beberapa faktor diluar harga menjadi semakin penting.Namun, harga tepat menjadi salah satu elemen yang paling penting dalam menentukan pangsa dan keuntungan suatu perusahaan.Dalam menyusun kebijakan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(26)

penetapan harga, perusahaan mengikuti prosedur enam tahap penetapan harga yaitu : ( Kotler, 2008 )

a. Perusahaan memperkirakan kurva permintaan, probabilitas kualitas yang akan terjual pada tiap kemungkinan harga.

b. Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya bervariasi pada level produksi da pada berbagai level akumulasi pengalaman produksi.

c. Perusahaan menganalisa biaya, harga da tawaran pesaing. d. Perusahaan menyeleksi metode penetapan harga.

e. Perusahaan memilih harga akhir.

2.3.2 Tujuan Penetapan Harga

Menetapkan harga, perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu tujuan dari penetapan harga itu sendiri.Semakin jelas tujuannya, makin mudah harga ditetapkan.Pada dasarnya tujua penetapan harga dapat dikaitkan dengan laba atau volume tertentu.Tujuan ini harus selaras dengan tujuan pemasaran yang dikembangkan dari tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Penetapan suatu harga dapat dipengaruhi oleh faktor internal yang terdiri dari tujuan perusahaan dalam memasarkan produk, strategi yang dipakai oleh perusahaan dalam memasarkan produk, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi dan memasarkan produk dan pembiayaan karyawan serta metode yang dipakai perushaan untuk memasarkan produk dan faktor eksternal yag dapat dilihat dari model pasar yang akan dituju produk, persaingan harga dengan produk lain, serta lingkungan yang akan menjadi sasaran produk tersebut.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(27)

2.4 KUALITAS PRODUK 2.4.1 Pengertian Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.( Kotler, 2008 ) Menurut Basu Swastha (dalam Suryoto, 2012) pengertian produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, pretise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya.

2.4.2 Pengertian Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan apabila menginginkan produk yang dhasilkan dapat bersaing di pasar.Karena kemampuan ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat semakin kritis dalam mengkonsumsi suatu produk.Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang berkualitas sesuai dengan harga yang dibayar, walaupun terdapat sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa, produk yang mahal adalah produk yang berkualitas.

Jika hal itu dapat dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dapat tetap memuaskan para konsumen dan dapat menambah jumlah konsumen. Dalam perkembangan suatu perusahaan, persoalan kualitas produk akan ikut menentukan pesat tidaknya perkembangan perusahaan tersebut.

Kualitas adalah kemampuan suatu produk untuk memenuhi fungsi-fungsinya. Dimensinya meliputi daya tahan, kehandalan, kemudahan mengoperasikan atribut lain yang bernilai.

Menurut Kotler dan Armstrong (2012) kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk keseluruhan durabitas,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(28)

reabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk juga atribu produk lainnya.

Assauri (2004) mengatakan bahwa kualitas produk merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan.

Konsumen membeli suatu produk tidak hanya sekedar kumpulan atribut tampak atau nyata saja melainkan pada dasarnya konsumen membayar suatu yang dapat memenuhi dan memuaskan keinginannya, baik itu yang berwujud maupun yang berupa jasa.

Mutu suatu produk dapat dipenuhi jika segala kegiatan perusahaan ataupun organisasinya berorietasi pada kebutuhan pelanggan (consumer satisfaction).

2.4.3 Dimensi Kualitas Produk

Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008) dimensi kualitas produk adalah : a. Kinerja (Performance)

Merupakan karakteristik operasi dan produk inti yang dibeli. b. Ciri-ciri keistimewaan tambahan (futures)

Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap

c. Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

d. Kehandalan (Reability)

Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai. e. Daya Tahan (Durability)

Berkaitan dengan lama produk tersebut dapat digunakan.Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis.

f. Estetika (Esthetica)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(29)

Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.Misalnya keindahan desain produk, keunikan model produk, dan kombinasi.

g. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived quality)

Merupakan persepsi terhadap konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk.

h. Dimensi kemudahan perbaikan (Serviceebility)

Meliputi kecepatan, kemudahan, penanganan keluhan yang memuaskan.

2.5 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Perilaku konsumen merupakan aktivitas untuk mendapatkan dan mengkonsumsi produk maupun jasa serta berbagai proses yang mendahului aktivitas konsumen tersebut.

Menurut Sumarwan (dalam Daryanto & Setyabudi,2014) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

Perilaku konsumen menggambarkan bagaimana keputusan consumen membuat keputusan-keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang dan jasa.Perilaku konsumen merujuk pada perilaku akhir individu dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk mengkonsumsi pribadi.

Menurut Basu Swastha (dalam Danang & Setyabudi 2014) dalam manajemen pemasaran tentang analisa perilaku konsumen menyebutkan bahwa konsumen membeli barang dan jasa adalah untuk memuaskan berbagai keinginan dan kebutuhan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(30)

Ada tiga aspek utama dimensi perilaku konsumen yaitu : a. Tipe pelanggan meliputi :

1) Konsumen akhir atau konsumen rumah tangga 2) Konsumen bisnis

b. Peranan konsumen terdiri atau hal-hal sebagai berikut : 1) User

2) Payer 3) Buyer

c. Perilaku pelanggan, terdiri atas : 1) Aktivitas mental

2) Aktivitas fisik

Menurut Kotler (dalam Daryanto & Setyabudi, 2014) faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :

a. Faktor kebudayaan b. Faktor social c. Faktor kepriadian d. Faktor psikologi

Menurut Kotler (2000) membedakan empat tipe perilaku pembelian yaitu : (1) Perilaku membeli yang rumit (complex buying behavior), (2) Perilaku membeli untuk mengurangi ketidakcocokan ( dissonance reducing buying behavior ), (3) Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan ( habitual buying behavior ), (4) Perilaku pembeli yang mencari keragaman ( varienty seeking buying behavior)

2.6 KEPUTUSAN PEMBELIAN 2.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(31)

Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk pada dasarnya erat kaitannya dengan perilaku konsumen.Perilaku konsumen merupakan unsur penting dalam kegiatan pemasaran suatu produk yang perlu diketahui oleh perusahaan, karena perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui mengenaiapa yang ada dalam fikiran seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang dan setelah melakukan pembelian produk tersebut.

Menurut Kotler dan Armstrong (2012) keputusan pembelian adalah proses keputusan pembelian yang terdiri dari lima tahap yang dilakukan oleh seseorang konsumen sebelum sampai pada keputusan pembelian dan selanjutnya pasca pembelian.

Perilaku keputusan pembelian sangat berbeda untuk masing-masing produk.Keputusan yang lebih kompleks biasanya melibatkan peserta pembelian dan pertimbangan pembeli yang lebih banyak. Menurut Kotler dan Armstrong ( dalam Daryanto & Setyabudi 2014 ) perilaku keputusan pembelian dibagi menjadi empat jenis, yaitu :

a. Perilaku pembelian kompleks

Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antar merek.

b. Perilaku pembelian pengurangan disonansi (ketidaknyamanan)

Perilaku pembelian pengurangan disonansi terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek.

c. Perilaku pembelian kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaan terjadi ketika dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Konsumen hanya mempunyai sedikit keterlibatan dalam kategori produk ini, mereka hanya pergi ke took dan mengambil satu merek.

d. Perilaku pembelian mencari keragaman

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(32)

Perilaku pembeli mencari keragaman dalm situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah, tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus ini , konsumen sering melakukan banyak pertukaran merek.

2.6.2 Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian

Seseorang apabila akan membeli suatu produk, tentunya bukan merupakan suatu hal yang kebetulan. Hal ini melalui proses yang panjang dan mempunyai beberapa tahapan. Menurut Kotler dan Armstrong (dalam Daryanto & Setyabudi, 2014) ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yang terlihat pada Gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1

Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Sumber Daryanto & Setyabudi (2014) Pengenalan

kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pasca pembelian

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(33)

2.7 PENELITIAN TERDAHULU

Tabel 2.1

Table Penelitian Terdahulu

Pengarang Topik Penelitian Metode Hasil Penelitian/ Kesimpulan nokia, Siemens, sony erricson di wilayah sleman sony erricson di wilayah sleman Okie Niken

Dwi Astuti 2017

Pengaruh merek, harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk Procold (studi kasus pada Apotek Sari Farma jl. Wonosari km 10 Tegaltirto Berbah sleman Yogyakarta) dan citra merek terhadap

keputusan

(34)

2.8 Kerangka Pemikiran Teoritis

Dari data yang telah djelaskan di atas maka dapat dibuat kerangka pemikiran mengapa konsumen memutuskan untuk membeli produk Larissa Aesthetic Center adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran Teoritis

HΌ H΍ HΎ

H4

Sumber : Data primer yang diolah (2006)

3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :

H1 : Terdapat pengaruh antara variable merek terhadap keputusan pembelian produk Larissa Aesthetic Center

H2 : Terdapat pengaruh anatara variable harga terhadap keputusan pembelian produk Larissa Aesthetic Center

Merek (X1)

Harga (X2)

Kualitas Produk (X3)

Keputusan Pembelian (Y)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(35)

H3 : Terdapat pengaruh antara variable kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk Larissa Aesthetic Center

H4 : Merek, harga dan kualitas produk secara simultan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk Larissa Aesthetic Center

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian tentang analisis pengaruh merek, harga, kualitas produkLarissa Aesthetic Center terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukan diLarissa Aesthetic Center Yogyakarta Galeria, Galeria Mall Lantai 1, JL Jendral Sudirman, No 5-8, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Saya memilih melakukan penelitian di Galeria Mall Lantai 1, JL Jendral Sudirman, No 5-8, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta ini dikarenakan lokasinya yang strategis dan mudah untuk dijangkau dibandingkan dengan tempat maupun gerai-gerai produk Larrisa yang lainnya. Waktu penelitian adalah bulan Oktober - Desember 2017.

3.8VARIABEL PENELITIAN

Variabel digunakan untuk memudahkan suatu penelitian sehingga bermuara pada tujuan yang jelas.Variabel yang terlihat dalam penelitian ini adalah merek, harga dan kualitas produk sebagai variabel independen.Keputusan pembelian sebagai variabel dependen.

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel bebas yang dapat mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lainnya. Variabel indepeden dalam penelitian iniyaitu : merek (X1), harga (X2), dan kualitas produk (X3).

2. Variabel dependen

Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y),

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(37)

yaitu proses keputusan membeli produk Larissa Aesthetic Center bukan sekedar mengetahui berbagai faktor yang akan mempengaruhi pembeli, tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli produk Larissa Aesthetic Center. Adapun dalam keputusan membeli yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative dan keputusan pasca pembelian.

3.9DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Defisini operasional variabel berguna untuk memahami secara lebih dalam mengenai variabel di dalam sebuah penelitian.Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Merek merupakan suatu atribut penting dari sebuah produk yang penggunaannya saat ini sudah meluas.Selain itu, merek merupakan identitas untuk membedakan identitas produk perusahaan dengan produk yang dihasilkan oleh pesaing.Indikator untuk variabel merek :

a. Merek terkenal

b. Diproduksi oleh Perusahaan maju

c. Merek mempunyai citra positif bagi pelanggannya.

2. Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.Indikator untuk variabel harga :

a. Harga yang terjangkau

b. Harga bersaing dengan produk lain yang sejenis c. Harga sesuai dengan kualitas produk

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(38)

3. Kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk keseluruhan durabitas, reabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk juga atribu produk lainnya. Indikator variabel Kualitas produk :

a. Daya tahan produk

b. Kesesuaian produk dengan selera dan kebutuhan konsumen c. Kenyamanan penggunaan

4. Keputusan pembelian adalah proses keputusan pembelian yang terdiri dari lima tahap yang dilakukan oleh seseorang konsumen sebelum sampai pada keputusan pembelian dan selanjutnya pasca pembelian. Indikator variabel keputusna pembelian:

a. Keyakinan dalam membeli

b. Mencari informasi lebih lanjut tentang produk c. Merencanakan pembelian.

3.10 DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Jenis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer dan sekunder. Berikut adalah uraiannya :

a. Data primer

Data primer adalah data yan diperoleh penliti langsung dari sumber asli tanpa perantara. Data primer diperoleh dari pengisian kuisioner oleh konsumen Larissa Aesthetic Center Yogyakarta Galeria, Galeria Mall Lantai 1, JL Jendral Sudirman, No 5-8, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta

b. Data sekunder

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(39)

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung baik berupa keterangan maupun literatur yang ada hubungannya dengan peneliti.Data sekunder bersumber dari jurnal dan artikel yang diambil dari internet.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini dimaksud untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk pengukuran terhadap variabel. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa kuisioner.Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan peneliti pada responden untuk diberikan jawaban, kuisioner terdiri dari pertanyaan terbuka, yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan identitas responden untuk memilih salah satu jawaban yang telah tersedia.Pertanyaan di buat dalam bentuk angket dengan menggunakan skala likert 1-5 masing-masing mewakili pendapat dari responden. Skala tersebut adalah sebagai berikut . Sangat setuju : skor / bobot 5

Setuju : skor / bobot 4

Netral : skor / bobot 3 Tidak setuju : skor / bobot 2 Sangat tidak setuju : skor / bobot 1

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Larissa Aesthetic Center Yogyakarta Galeria, Galeria Mall Lantai 1, JL Jendral Sudirman, No 5-8, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta.

3.11 POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi

Populasi dalam statistik merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian.Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(40)

adalah konsumen Larissa Aesthetic Center Yogyakarta Galeria, Galeria Mall Lantai 1, JL Jendral Sudirman, No 5-8, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta

2. Sampel

Sampel adalah bagian terkecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.Ada dua teknik dalam pengambilan sampel yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Sampel dalam penelitian skripsi ini adalah konsumen Larissa Aesthetic Center Yogyakarta Galeria, Galeria Mall Lantai 1, JL Jendral Sudirman, No 5-8, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta

Teknik yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan cara Convenience Sampling(sampling kemudahan). Convenience Sampling adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan karena alasan kemudahan atau kepraktisan menurut peneliti itu sendiri.Dasar pertimbangannya adalah dapat dikumpulkan data dengan cepat dan murah, serta menyediakan bukti-bukti yang cukup melimpah.

Dalam penelitian ini populasi yang diambil jumlahnya tidak diketahui secara pasti, maka dalam penelitian ini digunakan rumus Rao Purba (Widiyanto, 2008) sebagai berikut :

݊ ൌͶሺ݉݋݁ሻ;ݖ;

Dimana :

݊ : jumlah sampel

ݖ : tingkat keyakinan dalam penentuan sampel 95%=1,96

݉݋݁ : Margin Of Error atau kesalahan maksimal yang bisa dikorelasi

disini ditetapkan 10%

Maka dengan demikian jumlah sampel minimal yang dapat diambil adalah :݊= ଵǡଽ଺; ସሺ଴ǡଵ଴ሻ;

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(41)

݊ ൌ ͻ͸ǡͲͶ

Dengan perhitungan tersebut, maka dapat diambil sampel sebanyak 96,04 orang, maka dapat dibulatkan menjadi 100 orang.

3.12 TEKNIK ANALISIS

Penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Berganda dengan pengolahan data menggunakan SPSS Statistik 17. Adapun tahapan-tahapan analisis adalah sebagai berikut :

1. Analisis Deskriptif Persentase

Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing indikator dalam setiap variabel.Langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini dengan menggunakan SPSS 17. Dalam penyajiannya, hasil analisis ini didasarkan pada distribusi frekuensi yang memberikan gambaran mengenai subyek menurut kategori-kategori nilai variabel.Untuk mengetahuinya didasarkan pada nilai atau skor yang telah ditetapkan untuk setiap alternative jawaban yang tersedia dalam kuisioner.Langkah-langkahyang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini adalah : a. Membuat tabel distribusi jawaban angket

b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang ditetapkan c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden

d. Memasukan skor tersebut kedalam SPSS 17

e. Hasil yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan tabel kategori 2. Uji Validitas dan Relabilitas

a. Uji Validitas

Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(42)

yang seharusnya diukur, dengan kata lain instrumen tersebut dapat mengukur

construct sesuai dengan yang diharapkan peneliti (Indriantoro&Supomo, 2002). Uji validitas digunakan untuk memilih diantara item-item pernyataan yang relevan untuk dianalisis dengan cara menguji korelasi antara skor item pernyataan dan skor total dari pernyataan tersebut. Untuk menentukan nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, perlu dikonsutasikan dengan tabel product moment. Kriteria penilaian uji validitas, adalah :

1) Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi 5% ), maka dapat dikatakan item kuisioner tersebut valid.

2) Apabila r hitung <r tabel ( pada taraf signifikansi 5% ), maka dapat dikatakan item kuisioner tersebut tidak valid.

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indicator dari variabel untuk konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten, atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali : 2006).

Konsep reliabilitas dapat dipahami melalui ide dasar konsep tersebut yaitu konsistensi.Peneliti dapat mengevaluasi instrumen penelitian berdasarkan perspektif dan teknik yang berbeda, tetapi pertanyaan mendasar untuk mengukur reliabilitas data adalah “bagaimana konsistensi data dikumpulkan”.( Indriantoro& Supomo, 2002 )

Penguji reliabilitas terhadap seluruh item atau pernyataan pada penelitian ini akan menggunakan rumus koefisien cronbach Alpha dengan asumsi bahwa daftar pernyataan yang diuji akan dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha≥ 0.6

c. Uji Asumsi Klasik

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(43)

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal.Seperti diketahui uji t dan f mengangsumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.Jika asumsi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.( Ghozali : 2006 ). Uji normalitas merupakan salah satu prasyarat analisis data atau uji asumsi klasik.Artinya sebelum melakukan analisis yang sesungguhnya, data penelitian tersebut harus di uji kenormalan distribusinya.

Adapun kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

a) Jika nilai signifikan ≥ 0.05 maka data tersebut berdistribusi normal. b) Jika nilai signifikan ≤ 0.05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. 2) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen.Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat pada nilai Tolerance dan VIF.Apabila nilai Tolerance diatas 0.1 dan nilai VIF dibawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.

d. Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam upaya untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan analisis regresi linier berganda.Analisis regresi linier berganda pada dasarnya adalah studi mengenal ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen.Jadi analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh antara merek, harga, dan kualitas produk sebagai variabel

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(44)

dependen terhadap keputusan pembelian sebagai variabel independen. Rumus umum regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

ܻ ൌ ܽ ൅ ܾΌܺΌ ൅ ܾ΍ܺ΍ ൅ ܾΎܺΎ

Y = Keputusan Pembelian a = Koefisien Konstanta bΌb΍bΎ = Koefisien Regresi ܺΌ = Variabel Merek ܺ΍ = Variabel Harga

ܺΎ = Variabel Kualitas Produk

e. Pengujian Hipotesis 1) Uji T

Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh keterlibatan merek (XΌ),

harga (X΍), dan kualitas produk (XΎ) secara parsial atau individual terhadap keputusan pembelian konsumen. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Hipotesis diterima jika nilai probabilitas t ( signifikan t ) ≥α Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas t ( signifikan t ) ≤α 2) Uji F

Uji F digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh Merek (XΌ), Harga (X΍), dan Kualitas Produk (XΎ) secara keseluruhan atau simultan terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) Dengan Kriteria :

Hipotesis diterima jika nilai probabilitas F (Signifikan F) ≥ α Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas F (Signifikan F) ≤ α

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(45)

3) Koefisien Determinasi (R²)

Koesisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Koefisien determinasi (R²) dinyatakan dalam prosentase.Nilai R² ini berkisar antara 0 < R²<1.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(46)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan

Berawal dari sebuah keinginan untuk memberikan pelayanan dibidang perawatan kulit dan rambut yang aman, sehat dan tanpa efek samping maka pada tanggal 11 juni 1984, R. Ngt. Poedji Lirnawati berbekal ilmu yang diperoleh dari Key Brown Beauty School di Los Angeles, USA dan juga beberapa perguruan tinggi khususnya dibidang ilmu kosmetologi di Jerman, Perancis, Jepang, Hongkong, Singapore, mendirikan Larissa Beauty Salon. Konsep yang dikembangkan adalah perawatan kulit dan rambut dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti buah, sayuran, umbi, batang dan akar, yang lebih dikenal dengan konsep “back to nature” seiring dengan kata Larissa itu sendiri yang berasal dari bahasa latin yang berarti bersinar atau terang. Seiring perkembangan perusahaan dan untuk lebih fokus dibidang perawatan kulit dan rambut, Larissa Beauty Salon berubah nama menjadi Larissa Skin Care & Hair Treatment.

Terhitung sejak tanggal 2 Juni 1998, Larissa sudah mempunyai sertifikat merek dari Departement Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia Direktorat Jendral Hak Atas Kekayaan Intelektual.Dengan demikian merk Larissa sudah terdaftardan mendapat perlindungan hukum. Saat ini Larissa sudah memiliki cabang yang tersebar di beberapa kota antara lain, Yogyakarta, Solo, Semarang, Klaten, Purwokerto, Tegal, Salatiga, Surabaya, Malang, Kediri, Denpasar, Magelang, Madiun, Seragen, Mojokerto, Kudus, dan Ponorogo. Produk Larissa ini juga sudah memiliki sertifikat CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik) dari BPOM. Produk kosmetik tersebut

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(47)

menggunakan merek dagang “L” yang sudah dipatenkan dan hanya tersedia digerai-gerai Larissa.

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh merek, harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk Larissa Aesthetic Center (Studi Kasus Pada Larissa Aesthetic Center Galleria Mall) , Galeria Mall Lantai 1, JL Jendral Sudirman, No 5-8, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta.

4.2.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini meliputi : analisis karakteristik responden, kategori jawaban responden dan analisis statistik deskriptif.

1. Karakteristik responden

Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin dan pekerjaan. Deskripsi karakteristk responden disajikan sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin

Deskriptif karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 24 24%

Perempuan 76 76%

Jumlah 100 100%

Sumber Data Primer yang diolah (2018)

Tabel 4.1 menunjukan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 24 orang (24%) dan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 76 orang (76%).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(48)

b. Jenis pekerjaan

Deskripsi karakteristik jenis pekerjaan responden disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Karakteristik Reponden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase

Ibu Rumah Tangga 20 20%

Sumber Data Primer yang diolah (2018)

Tabel 4.2 menunjukan bahwa jenis pekerjaan responden yang paling mendominasi adalah mahasiswa sebanyak 32 orang (32%), sedangkan yang lainnya adalah ibu rumah tangga 20 orang (20%), pegawai negeri sipil 9 orang (9%), perawat 7 orang (7%), swasta 30 orang (30%).

c. Analisis Deskriptif Presentase 1. Merek

Tanggapan reponden terhadap merek produk yang ditawarkan oleh produk kecantikan Larissa Aesthetic Center dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Merek

keterangan Pertanyann

(49)

Netral 19 19% 46 46% 46 46% 51 51% 48 48% 29 29%

Setuju 66 66% 33 33% 30 30% 34 34% 22 22% 23 23% Sangat setuju 11 11% 14 14% 9 9% 4 4% 5 5% 14 14%

Sumber Data Primer yang diolah (2018)

Bredasarkan tabel di atas, dari 100 respondenpertanyaan 1 mayoritas responden menjawab setuju sebesar 66 orang atau 66%, pertanyaan 2 mayoritas responden menjawab netral sebesar 46 orang atau 46%, pertanyaan 3 responden menjawab netral sebesar 46 orang atau 46%, pertanyaan 4 responden menjawab netral sebesar 51 orang atau 51%, pertanyaan 5 responden menjawab netral sebesar 48 orang atau 48%, pertanyaan 6 responden menjawab netral sebesar 29 orang atau 29%.

2. Harga

Tanggapan responden mengenai Harga produk Larissa Aesthetic Center.Dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Harga

keterangan Pertanyann

1 2 3 4 5 6

Sumber Data Primer yang diolah (2018)

Bredasarkan tabel di atas, dari 100 responden pertanyaan 1 mayoritas responden menjawab netral sebesar 47 orang atau 47%, pertanyaan 2 mayoritas responden menjawab netral sebesar 45 orang atau 45%, pertanyaan 3 responden menjawab netral sebesar 41 orang atau 41%, pertanyaan 4 responden menjawab netral sebesar 39 orang atau 39%, pertanyaan 5 responden menjawab setuju sebesar 30 orang atau 30%, pertanyaan 6 responden menjawab sangat tidak setuju sebesar 25 orang atau 25%.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(50)

3. Kualitas produk

Tanggapan responden mengenai Kualitas Produk Larissa Aesthetic Center Yogyakarta sangat bagus, karena menghadirkan produk kosmetik yang menggunakan bahan alami.Dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Kualitas Produk

keterangan Pertanyann

1 2 3 4 5 6

Sangat tidak setuju 2 2% 3 3% 3 3% 2 2% 0 0% 6 6% Tidak setuju 1 1% 9 9% 10 10% 10 10% 16 16% 25 25%

Netral 28 28% 43 43% 41 41% 59 59% 36 36% 27 27% Setuju 53 53% 32 32% 30 30% 20 20% 37 37% 23 23% Sangat setuju 16 16% 13 13% 16 16% 9 9% 14 14% 16 16%

Sumber Data Primer yang diolah (2018)

Bredasarkan tabel di atas, dari 100 responden pertanyaan 1 mayoritas responden menjawab setuju sebesar 53 orang atau 53%, pertanyaan 2 mayoritas responden menjawab netral sebesar 43 orang atau 43%, pertanyaan 3 responden menjawab netral sebesar 41 orang atau 41%, pertanyaan 4 responden menjawab netral sebesar 59 orang atau 59%, pertanyaan 5 responden menjawab setuju sebesar 37 orang atau 37%, pertanyaan 6 responden menjawab netral sebesar 27 orang atau 27%.

4. Keputusan pembelian

Tanggapan responden mengenaikeputusan pembelian yang dilakukan oleh responden terhadap Produk LarissaAesthetic Center.Dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(51)

Keputusan Pembelian

keterangan Pertanyann

1 2 3 4 5 6

Sangat tidak setuju 1 1% 2 2% 2 2% 4 4% 23 23% 26 26% Tidak setuju 5 5% 13 13% 17 17% 29 29% 18 18% 19 19%

Netral 62 62% 41 41% 31 31% 31 31% 18 18% 18 18% Setuju 22 22% 34 34% 28 28% 16 16% 16 16% 16 16% Sangat setuju 10 10% 10 10% 22 22% 20 20% 25 25% 21 21%

Sumber Data Primer yang diolah (2018)

Bredasarkan tabel di atas, dari 100 responden pertanyaan 1 mayoritas responden menjawab netral sebesar 62 orang atau 62%, pertanyaan 2 mayoritas responden menjawab netral sebesar 41 orang atau 41%, pertanyaan 3 responden menjawab netral sebesar 31 orang atau 31%, pertanyaan 4 responden menjawab netral sebesar 31 orang atau 31%, pertanyaan 5 responden menjawab sangat setuju sebesar 25 orang atau 25%, pertanyaan 6 responden menjawab netral sebesar 21 orang atau 21%.

4.2.2 Uji validitas

Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur, dengan kata lain instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan peneliti. (Indriantoro&Supomo, 2002). Berikut adalah hasil dari uji validitas :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Gambar

Tabel 4.2 menunjukan bahwa jenis pekerjaan responden yang paling mendominasi  adalah mahasiswa sebanyak 32 orang (32%), sedangkan yang lainnya adalah ibu rumah  tangga 20 orang (20%), pegawai negeri sipil 9 orang (9%), perawat 7 orang (7%), swasta  30 oran
Tabel 4.4  Harga
Tabel 4.5  Kualitas Produk
Tabel 4.7  Uji validitas
+6

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi yang dilakukan antara pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS dan Rumah Sakit harus berjalan dengan baik agar implementasi dari program tersebut dapat mencapai

Perangkat Telekomunikasi Call Session Control Function (CSCF) wajib memenuhi persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Lampiran yang merupakan bagian yang

Penjerapan ion logam seng (Zn 2+ ) dapat dilakukan dengan menggunakan tricalcium phosphate sebagai adsorben Kemudian Semakin rendah temperatur pada proses adsorpsi

Masrun dkk (1986) menyatakan bahwa kemandirian adalah suatu sifat yang memungkinkan seseorang bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan

Tujuan kajian ini ialah untuk mengenalpasti sikap pensyarah terhadap penggunaan LMS ini dalam proses pengajaran dan pembelajaran (P&amp;P) berdasarkan komponen afektif, kognitif

normatif” yang berarti jenis penelitian yang fokus kajiannya menitikberatkan pada asas-asas hukum dan kaidah-kaidah hukum yang terdapat dalam berbagai ketentuan

Kajian yang dilakukan oleh penyelidik ini adalah untuk menentukan tahap kefahaman kemahiran manipulatif dalam kalangan pelajar tahun empat Universiti Teknologi Malaysia yang

Nilai kejujuran ditunjukkan oleh Sang Garuda ketika ia membawa tirta amerta tanpa mencoba maupun menjamahnya terlebih dahulu; nilai kesetiaan dapat ditunjukkan oleh