• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasi belajar siswa - PENINGKATAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR PKn MATERI CONTOH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MELALUI TEKNIK BRAINSTORMING MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS VSD N 01 BERKOH - repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Partisipasi belajar siswa - PENINGKATAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR PKn MATERI CONTOH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MELALUI TEKNIK BRAINSTORMING MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS VSD N 01 BERKOH - repository "

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Partisipasi belajar siswa

a. Pengertian Partisipasi belajar

Menurut Gie (dalam Suryosubroto, 2002: 279) partisipasi meliputi satu aktivitas untuk membangkitkan perasaan keikut sertaan dalam organisasi dan ikut sertanya bawahan dalam kegiatan organisasi.sedangkan menurut Suryosubroto (2002: 279) dalam ensiklopedi pendidikan bahwa partisipasi merupakan suatu gejala demokratis dan setiap orang diikut sertakan dalam perencanaan serta pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya.

Menurut Moelyarto Tjokrowinoto (dalam Suryosubroto, 2002: 293) mendefinisikan partisipasi sebagai berikut: partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan, bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut.

(2)

dalam perencanaan serta pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi lebih baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang-bidang mental serta penentuan kebijaksanaan (poerbawakatja RS, 1982: 251)

Jadi dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta didik dalam memberikan respon terhadap kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya. Sehingga diharapkan bagi seorang guru mampu menyesuaikan pembelajaran dengan kondisi peserta didik yang sedang dihadapi di kelas.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam partisipasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut:

1) Keterlibatan anggota dalam segala kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa.

2) Kemauan anggota untuk berinisiatif dan berkreasi dalam kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi.

Adapun sifat dari partisipasi tersebut adalah:

1) Adanya kesadaran dari para anggota kelompok. 2) Tidak adanya unsure paksaan

(3)

b. Tujuan dan manfaat Partisipasi belajar

Keith Davis (dalam Suryosubroto, 2009: 296) mengemukakan manfaat dari partisipasi yaitu:

1) Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar. 2) Dapat digunakan kemampuan berfikir kreatif dari para

anggotanya.

3) Dapat mengendalikan nilai-nilai martabat manusia, motivasi serta membangun kepentingan bersama.

4) Lebih mendorong orang untuk bertanggung jawab

5) Lebih memungkinkan untuk mengikuti perubahan-perubahan. Dengan adanya partisipasi akan memberikan manfaat yang penting bagi keberhasilan tujuan pembelajaran, yaitu:

1) Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karena banyaknya sumbangan pikiran

2) Pengembangan potensi diri dan kreatifitas

3) Melatih siswa untuk bertanggung jawab dan mendorong untuk membangun kepentingan bersama.

Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, sehingga tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan bisa dicapai semaksimal mungkin.

(4)

membedakan ialah kadar atau bobot keaktifan siswa dalam belajar. Ada keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi.Di sini perlu kreatifitas guru dalam mengajar agar siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Penggunaan strategi dan teknik serta media yang tepat akan menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi belajar

Banyak faktor yang mempengaruhi tumbuhnya partisipasi anggota suatu kelompok atau organisasi. Bahwa partisipasi dapat dilihat dari derajat partisipasinya, yaitu:

1) Partisipasi tanpa mengenal objek partisipasi yang berpartisipasi karena diperintahkan untuk ikut.

2) Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah mengenal ide baru tersebut, ada daya tarik dari objek dan ada minat dari subjek.

3) Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah meyakini bahwa ide tersebut memang baik.

4) Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah melihat lebih detail tentang alternatif pelaksanaan dan penerapan ide tersebut. 5) Berpartisipasi karena yang bersangkutan langsung

memanfaatkan ide dan usaha pembangunan tersebut untuk dirinya, keluarganya, dan masyarakat.

(5)

1) Adanya daya tarik dari objek yang bersangkutan 2) Karena diperintahkan untuk berpartisipasi

3) Adanya manfaat bagi dirinya. 2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan (Hamdani, 2011:137).

Menurut Sagala (2010:13) belajar merupakan komponen paling vital dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, sehingga tanpa proses belajar sesungguhnya tidak pernah ada proses pendidikan. Belajar menurut Morgan (dalam Sagala, 2010: 13) adalah setiap perubahan yang relative menetap, menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

(6)

pendidik baik ketika para siswa itu di sekolah maupun dilingkungan keluarganya sendiri.

Winkel (1996: 226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi.Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar

Menurut Abdul Kodir (dalam Hamdani, 2011: 139) mengatakan bahwa Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern).

1) Faktor internal

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sebagai berikut.

(7)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.Kemampuan ini sangat di tentukan oleh tinggi rendahnya inteligensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis

Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.Diantaranya faktor jasmaniah, yaitu pancaindra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa kelainan tingkah laku.

c) Sikap

Sikap, yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh.Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.

d) Minat

(8)

dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang pada sesuatu.

e) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

f) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehinggga semakin besar kesuksesan belajarnya.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Termasuk dalam lingkungan sosial diantaranya adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, dan lain-lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar.

(9)

(2010: 60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor keluarga, faktor sekolah, dan lingkungan masyarakat.

a) Faktor keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.Sebagaimana yang dijelaskan Slameto, bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama.Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

b) Faktor sekolah

(10)

c) Lingkungan masyarakat

Di samping orangtua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada. 3. Pengertian Belajar

Belajar menurut Slameto(2010:2) ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.Ahmadi (2004:234) berpendapat bahwa belajar secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

(11)

Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

4. Teknik Pembelajaran Brainstorming

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki guru untuk mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis. Usaha yang dilakukan guru adalah bagai mana memahami kedudukan teknik sebagai salah satu komponen yang ikut serta ambil bagian bagi keberhasilan proses pembelajaran.

(12)

demikian teknik mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Penggunaan teknik pembelajaran dalam proses pembelajaran dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa . ada banyak berbagai teknik yang digunakan oleh guru dengan disesuaikan materi pembelajaran apa yang hendak diajarkan agar penerapan teknik tepat. Salah satu teknik pembelajaran yaitu teknik Brainstorming.

a. Pengertian Teknik Brainstorming

Brainstorming merupakan bentuk dari pengembangan teknik

diskusi.Model diskusi banyak dikembangkan menjadi Teknik pembelajaran baru salah satunya yaitu teknik Branstorming.Diskusi adalah membahas suatu masalah oleh sejumlah anggota kelompok, setiap anggota kelompok bebas untuk menyumbangkan ide, saran, pendapat, informasi yang dimiliki, dan gagasan.Setiap anggota bebas untuk menanggapi, didukung, atau bahkan tidak sepihak.Sedangkan dalam teknik Brainstorming semua ide tau gagasan ditampung oleh ketua kelompok dan hasilnya kemudian dijadikan peta gagasan.Hasil dari peta gagasan menjadi kesepakatan bersama dalam kelompok.

(13)

berbagai macam ide yang lainnya. Pada akhirnya kelompok tersebut setuju dengan hasil akhirnya.

Brainstormingadalahmendorong

kelompokmenyumbangkanide-ide baru tanpa dinilai segera.Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam menyumbangkan ide-ide yang ditemukannya yang dianggap benar (Hasibuan, 2008: 21).

Sedangkan teknik brainstorming menurut Parera (1991: 190), ialah aktivitas dari sekelompok kecil yang telah berkumpul untuk memproduksi atau menciptakan gagasan yang baru, original, praktis sebanyak-banyaknya.Teknik Brainstorming merupakan suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan,pendapat, informasi, pengetahuan, dan pengalaman dari semua peserta. Tujuan

Brainstorming untuk membuat kumpulan pendapat, informasi,

pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda, dan hasilnya kemudian dijadikan peta informasi atau peta gagasan untuk menjadi pembelajaran bersama.

(14)

yang membutuhkan kreativitas tinggi dalam penyelesaiannya. Dengan teknik ini akan dihasilkan berbagai kemungkinan proses solusi yang bisa dilakukan atau ide-ide yang dapat di evaluasi, diranking dan diprioritaskan untuk dilaksanakan.

Teknik Brainstorming merupakan suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, dan pengalaman dari semua peserta. Tujuan Brainstorming untuk membuat kumpulan pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda dan hasilnya kemudian dijadikan peta informasi atau peta gagasan untuk menjadi pembelajaran bersama.

Brainstorming yaitu sebuah teknik untuk melahirkan ide-ide

dengan cara siswa diminta untuk memunculkan ide sebanyak-banyaknya. Ide yang disampaikan harus berhubungan dengan topik. Topik yang menjadi sumber untuk menjadikan petunjuk

b. Kelebihan dan Kekurangan Brainstorming

Penerapan teknik Brainstorming bermanfaat yaitu siswa lebih aktif dan berfikir kreatif mengemukakan gagasan.Terkadang penggunakan teknik Brainstorming tidak berjalan sesuai rencana karena beberapa faktor. Diantaranya peserta tidak memenuhi aturan yang telah ditetapkan misalnya:

1) memberi komentar terhadap ide yang dilontarkan oleh anggota kelompok,

(15)

3) siswa tidak bisa melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Selain itu, faktor non teknis seperti rasa takut salah, kurang antusias, dan kurangnya kerjasama antar siswa, maka dalam proses kegiatan pembelajaran berlangsung peranan guru sangat penting untuk kesuksesan pembelajaran. Semua teknik pembelajaran selain memiliki keunggulan juga kelemahan seperti halnya teknik Brainstorming juga memiliki keunggulan dan kelemahan.

Menurut Roestiyah (2008: 75) teknik brainstorming digunakan karena memiliki banyak keunggulan seperti:

1) Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat. 2) Melatih siswa berfikir dengan cepat dan tersusun logis

3) Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan guru

4) Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran

5) Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru

6) Terjadi persaingan yang sehat 7) Siswa merasa bebas dan gembira

8) Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.

Selain itu teknik Brainstorming memiliki kelemahan yang perlu diatasi ialah:

(16)

2) Siswa yang kurang selalu ketinggalan.

3) Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh siswa yang pandai saja.

4) Guru hanya menampung pendapat tidak merumuskan kesimpulannya.

5) Tidak menjamin pemecahan masalah.

6) Masalah dapat berkembang kearah yang tidak diharapkan. Teknik Brainstorming bermanfaat bagi siswa dalam membantu mengembangkan pengetahuannya didalam kelas pada pembelajaran.Brainstorming digunakan dalam proses pembelajaran dikelas berfungsi untuk mempermudah siswa untuk menemukan gagasan dan mengembangkannya setelah mendengarkan dari beberapa ide gagasan anggota kelompoknya. Teknik ini lebih dinamis dan menyenangkan karena setiap siswa diberi kesempatan untuk berbicara atau menuliskan idenya, pendapatnya, dan komentarnya. c. Langkah-langkah Brainstorming

(17)

sediakan oleh guru dengan tema yang berbeda yang telah ditentukan oleh guru. Sebelum pembelajaran berlangsung guru telah mempersiapkan fasilitas pendukung. Proses pelaksanaan Brainstorming sebagai berikut: (1) menentukan batasan waktu yang

digunakan, (2) menentukan aturan main yang digunakan dalam Brainstorming, (3) memberikan kesempatan kepada para peserta

untuk menyampaikan ide-idenya, (4) ketua kelompok menulis setiap ide yang dikemukakan oleh anggota kelompok, (5) setiap kelompok melakukan pengelompokan ide yang sejenis, (6) melakukan pembahasan ide-ide dan (7) menyimpulkan pembicaraan.

Brainstorming dalam pelaksanaannya memiliki dua aturan main yaitu sebagai berikut:

1) Teknik putaran bebas(free wheel)

a) Setiap peserta yang akan berbicara harus menunjuk jari, b) Peserta berbicara atas penunjukan ketua kelompok,

c) Peserta boleh menyampaikan beberapa ide dalam satu topik pembicaraan, diberi kesempatan khusus kepada siswa yang belum sempat menyampaikan idenya.

2) Teknik putaran teratur (Round Robin)

a) Peserta berbicara secara bergantian berputar dari kanan ke kiri berlawanan dengan arah jarum jam,

(18)

c) Tidak seorangpun diperkenankan memberikan ide sebelum tiba gilirannya,

d) Tidak diperkenankan mengeritik atau mengeluarkan perkataan yang menyakitkan terhadap ide yang dikemukakan peserta lainnya,

e) Tidak diperkenankan untuk mengevaluasi suatu ide yang dilontarkan,

f) Bagi peserta yang belum siap pada gilirannya mengatakan terus atau lanjut,

g) Dilakukan beberapa kali putaran sampai tidak ada lagi ide yang akan disampaikan.

Tahap akhir dalam proses pembelajaran setelah semua ide terkumpul selanjutnya setiap kelompok melakukan:

1) Penilaian kembali ide satu persatu.

2) Ide yang hampir sama kemungkinan dapat disatukan, ide yang belum jelas perlu ditanyakan kepada peserta yang bersangkutan.

3) Mana ide yang akan dipilih, bisa dilakukan pengambilan keputusan dengan permufakatan atau suara terbanyak (voting).

4) Penyempurnakan ide yang telah disepakati.

(19)

Tahap akhir setelah penerapan teknik Brainstorming siswa di tugasi untuk mempresentasikan hasil dari penerapan

Brainstorming secara kelompok, dan kelompok yang

presentasinya paling baik akan mendapatkan penghargaan dari guru. Setelah adanya proses presentasi diadakan Tes evaluasi individu untuk siswa.

5. Pendidikan Kewarganegaraan di SD menurut KTSP

Matapelajaran PKn menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), merupakan suatu mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan pada pancasila, UUD dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.Pembelajaran PKn diterapkan mulai dari dasar pendidikan formal yaitu SD kelas 1.

KTSP untuk jenjang pendidikan dassar dikembangkan oleh sekolah komite sekolah dengan berpedoman pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyususan kurikulum yang diterbitkan oleh BNSP.Pengembangan KTSP berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki potensi sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

(20)

pada pendidikan demokrasi dan pendidikan HAM. Pendidikan Kewarganegaraan mencakup kajian dan pembahasan tentang pemerintah, konstitusi, dan lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, hak dan kewajiban warga Negara. Proses demokrasi, partisipasi aktif dan keterlibatan warga Negara dalam masyarakat madani, pengetahuan tentang lembaga-lembaga dan sistem yang terdapat dalam pemerintahan, warisan politik, administrasi publik dan sistem hukum, pengetahuan tentang proses seperti kewarganegaraan aktif, refleksi kritis, penyelidikan dan kerja sama, keadilan sosial, pengertian antar budaya dan kelestarian lingkungan hidup dan hak asasi manusia.

(21)

bersangkutan memiliki political knowledge, awarenes, attitude, political efficacy dan political participation, serta kemampuan

mengambil keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa. Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (Penjelasan Pasal 39 Undang-Undang No 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional). b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Berfikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

(22)

c. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan Negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.

2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional

3) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM, kemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM

(23)

5) Konstitusi Negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah di gunakan di Indonesia, hubungan dasar Negara dengan konstitusi 6) Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan

kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi

7) Pancasila meliputi : kedudukan pancasila sebagai dasa Negara dan ideology Negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara, pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka

8) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

6. Materi Contoh Peraturan Perundang-Undangan

(24)

dalam kompetensi dasar ini diajarkan pada awal tatap muka materi contoh peraturan perundang-undangan.

Indikator selanjutnya yaitu tentang contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat yaitu peraturan perundang-perundang-undangan tentang lalu lintas dan korupsi. Materi pada indikator ini diajarkan pada pertengahan materi contoh peraturan perundang-undangan. Materi ini juga termasuk materi yang memerlukan konsentrasi dan pemahaman yang lebih, karena pada materi ini sangat membutuhkan daya ingat yang ekstra untuk siswa dapat mengingat lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Indikator selanjutnya merupakan yang terakhir pada materi contoh peraturan perundang-undangan yaitu tentang contoh peraturan undang-undang mengenai perpajakan.

7. Media pembelajaran

Menurut Arsyad (2009:3) kata media berasal dari bahasa latinmedius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar.Media dapat juga diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak, yaitu antara sumber pesan dengan penerima pesan atau informasi. Oleh karena itu, media pembelajaran berarti sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan (Anitah, 2008: 1)

(25)

media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006: 120)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diketahui bahwa media adalah alat, teknik atau peristiwa yang dapat digunakan guru/pendidik dalam proses pembelajaran untuk menyalurkan informasi ataupun pesan kepada siswa agar pesan atau informasi tersebut dapat sampai dan lebih dipahami oleh siswa sehingga siswa memperoleh pengetahuan atau keterampilan sebagai hasil proses pendidikan dan pengajaran disekolah.

Menurut Hamdani (2011: 244), media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa untuk terjadinya proses belajar. Sanjaya (2010: 164) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan.Media tidak hanya berupa alat atau bahan, tetapi juga hal-hal lain yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan.

Menurut Arsyad(2005: 21-23) manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran adalah:

(26)

b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungan, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasannya indera, ruang

dan waktu.

d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya (Arsyad, 2005: 26-27)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran dan dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

(27)

dan siswa harus berinteraksi dengan gambar itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Pembelajaran teknik Brainstorming pernah diteliti olehDarisah seorang mahasiswa perguruan tinggi Universitas Muhammadih Purwokerto dalam Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Upaya Meningkatkan keterampilan menulis paragraph argumentasi dengan teknik Brainstorming pada siswa kelas X 9 MAN Purwokerto 1 Tahun Ajaran 2010/2011 Kabupaten Banyumas.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan pembelajaran metobe Brainstorming keterampilan belajar siswa setiap siklusnya mengalami perubahan. Antara siklus I dan II mengalami perubahan yang menggembirakan baik dalam evaluasi ataupun dari hasil pengamatan, terbukti untuk rata-rata evaluasi kelas dari 63 menjadi 70 sedangkan dari hasil pengamatan rata-rata dari 62 menjadi 69 dan dari 63,5 menjadi 69 sedangkan aspek penampilan guru dari 77,8% (cukup) menjadi 89,8% (baik), dari 25% siswa yang tuntas menjadi 75%.

C. Kerangka Berpikir

(28)

saat guru memberikan evaluasi nilai yang diperoleh siswa masih dibawah standar KKM, maka peneliti melakukan perubahan dengan mencari model pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa dan materi pelajaran yang akan dibahas, model pembelajaran tersebut adalah pembelajaran teknik Brainstorming. pembelajaran dengan teknik Brainstorming menggunakan

media gambar ini diharapkan siswa dapat berpartisipasi aktif saat pembelajaran sehingga keberanian siswa dalam bertanya, kemampuan bekerjasama dan pemahaman terhadap materi peraturan perundang-undangan pun dapat meningkat.Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, penggunaanteknik Brainstorming dan media gambar dapat meningkatkan prestasi dan partisipasisiswa pada materi Contoh Peraturan Perundang-undangan.

D. Hipotesis Tindakan

1. Melalui pembelajaran teknik Brainstorming menggunakan media gambar dapat meningkatkan partisipasi siswa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi contoh peraturan perundang-undangan kelas V SD N 01 Berkoh.

Gambar

gambar langkah-langkah penggunaan dalam pembelajaran, yaitu guru
gambar dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan

Referensi

Dokumen terkait

• Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai

Proposal ini disusun sebagai syarat untuk mengajukan penelitian tesis pada Program Studi Magister Teknik Geologi pada Program Pasca Sarjana Universitas Pembangunan

Dari uji coba sistem kepada alumni USD, mahasiswa USD dan pejabat humas USD diperoleh kesimpulan bahwa sistem ini dapat membantu memberikan informasi lowongan pekerjaan kepada

Pembuatan alat ukur multifungsi (tinggi, berat dan suhu badan) ini memanfaatkan alat-alat elektronik antara lain untuk mengukur tinggi badan menggunakan sensor ping, untuk

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berinisiatif adalah usaha untuk memulai suatu bentuk interaksi dan hubungan dengan orang lain atau

[r]

Jawablah pert anyaan-pert anyaan berikut dalam wakt u 3 menit Untuk menyelesaikan MASALAH di atas, kamu perlu menghitung volume kaleng dan kardus tersebut?.

Pengolahan suatu data menjadi suatu informasi yang layak dikonsumsi oleh masyarakat yang memerlukannya, dewasa ini sudah menjadi suatu kewajiban bagi seorang penyaji informasi