• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan dikemukakan mengenai lokasi peneitian, populasi, sampel, metode pengumpulan data, langkah-langkah penyusunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan dikemukakan mengenai lokasi peneitian, populasi, sampel, metode pengumpulan data, langkah-langkah penyusunan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab III akan dikemukakan mengenai lokasi peneitian, populasi, sampel, metode pengumpulan data, langkah-langkah penyusunan instrumen penelitian, kisi-kisi penelitian, dan analisis data.

A. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di desa Kopen kecamatan Teras kabupaten Boyolali Jawa Tengah dengan menitikberatkan pada pemanfaatan dana bergulir IDT pasca program. Pemilihan lokasi desa Kopen dengan pertimbangan telah menerima dana bergulir IDT tiga kali secara berurutan yaitu tahun anggaran 1993/1994, 1994/1995 dan 1995/1996.

B. Populasi, Sampel dan Metode Pengumpulan Data 1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah anggota dari 12 kelompok masyarakat (pokmas) penerima bantuan dana bergulir IDT (Inpres Desa Tertinggal). Satuan analisis adalah individu anggota pokmas, satuan pengamatannya adalah para pengelola dana bergulir IDT yang terdiri dari pengurus pokmas, anggota pokmas, badan-badan pemerintah dan lembaga-lembaga terkait di desa Kopen kecamatan Teras kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

(2)

2. Sampel

Mengingat populasi penelitian ini banyak maka untuk efesiensi waktu, biaya dan tenaga akan dilakukan sampling terhadap populasi yang dianggap mewakili populasi secara keseluruhan dalam penelitian.

Sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan Simple Random sample (sampel acak sederhana). Sebuah sampel dari populasi mempunyai kesempatan sama untuk dipilih sebagai sampel. Hasilnya dievaluasi secara obyektif faktor obyektif bebas dari pengaruh dari subyektivitas peneliti ataupun orang lain.

Jumlah populasi (N) sebanyak 329 KK yang terbagi dalam 12 kelompok masyarakat (pokmas) yang masing masing beranggotakan rata-rata 27 KK. Dari 12 Pokmas diambil secara acak tiap pokmas 5 responden sehingga sampel dalam penelitian ini adalah 60 KK / 60 responden.

3. Metode pengumpulan data Data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer atau data lapangan. Data primer diperoleh dengan pertanyaan kuisioner/ angket yang diberikan kepada responden yang dipilih sedangkan data sekunder di dapat dari laporan mengenai pokmas, penelitian program IDT dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan pelaksanaan program IDT.

(3)

Menurut Arikunto (2002: 178) penyusunan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1). Mengadakan identifikasi variabel-variabel yang ada di rumusan judul penelitian atau yang tertera dalam masalah penelitian; 2). Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel; 3). Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel; 4). Menderetkan deskriptor dari setiap indikator; 5). Merumuskan setiap deskriptor menjadi butiran-butiran instrumen; 6). Melengkapi instrumen (pedoman atau instruksi) dan kata pengantar.

Keseluruhan rincian variabel menjadi subvariabel kemudian diteruskan menjadi indikator dan deskriptor ini dikenal dengan kisi- kisi penyusunan instrumen (Arikunto, 2002: 178). Berikut ini kisi-kisi penelitian:

(4)

1. Kisi-Kisi Variabel Jenis Usaha

Varia-bel Sub Variabel Indikator Deskriptor Aras ukur Jenis

usaha Macam usaha yang dipilih untuk kegiat-an ekonomi, meningkat-kan penda-patan, men-cukupi kebu-tuhan dasar orang miskin. 1. Memilih jenis usaha sesuai dengan potensi SDA, SDM dan pasar merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan 2. Keterlibatan anggota pokmas dalam memilih jenis usaha. 3. Ketepatan anggota pokmas dalam menentukan jenis usaha yang dipilih. 4. Pengembangan jenis usaha yang dilaksanakan merupakan salah satu tolok ukur pemilihan jenis usaha. 1. Apakah kegiatan ekonomi yang sdr. Lakukan telah dipilih secara tepat. 2. Apakah sdr. Dilibatkan dalam pengambilan keputusan 3.Apakah jenis usaha yang sdr. pilih sebelumnya sudah ada. 4. Apakah ada keinginan atau minat sdr. untuk membuka usaha baru ordinal ordinal ordinal ordinal

(5)

2. Kisi-Kisi Variabel Besar Dana Diterima

Varia-

bel Sub Variabel Indikator Deskriptor Aras Ukur Besar dana yang dite- rima. Jumlah uang tunai yang diterima dari pokmas

1. Jumlah uang yang diterima sebagai modal kerja untuk kegiatan usaha sebagai tolok ukur keberhasilan pemanfaatan jumlah dana yang diterima.

2. Jumlah kebutuhan nyata dana yang diperlukan untuk kegiatan usaha lain sebagai tolok ukur keberhasilan pemanfaatan dana yang diterima. 3. Jumlah kebutuhan

dana lain sebagai tolok ukur keberhasilan variabel pemanfaatan jumlah dana yang diterima.

4. Jumlah dana yang dimiliki sendiri sebagai tolok ukur pemanfaatan jumlah dana yang diterima. 1. Apakah dana IDT yang diterima cukup untuk memulai kegiatan usaha? 2. Apakah dana yang diterima memadai untuk kegiatan usaha? 3. Apakah anda juga mem- butuhkan dana dari sumber lain? 4. Apakah anda mempunyai modal sendiri pada saat memulai kegiatan usaha? Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

(6)

Vari

-abel Variabel Sub Indikator Deskriptor Aras Ukur Par- tisi-pasi ang- gota pok-mas Keterli-batan secara fisik dan pikiran sejak peren- canaan, pelak- sanaan, peman- faatan hasil usaha, evaluasi dan bertang- gung jawab atas segala risiko yang terjadi 1. Frekuensi kehadiran dalam rapat pokmas merupakan tolok ukur keberhasilan variabel partisipasi 2. Frekuensi memberikan usul saran, memberikan sarana dan prasarana dalam rapat pokmas sebagai tolok ukur keberhasilan variabel partisipasi 3. Ketaatan pada keputusan rapat kelompok sebagai tolok ukur keberhasilan variabel partisipasi 4. Pengembalian

dana yang diterima tepat waktu sebagai tolok ukur keberhasilan variabel partisipasi 1. Apakah sudara sering menghadiri rapat kelompok secara teratur? 2. Apakah dalam rapat saudara memberikan usul saran? 3. Apakah sudara taat melaksanakan hasil keputusan rapat kelompok? 4. Apakah saudara mengembalikan dana IDT yang diterima tepat waktu? Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

(7)

Varia

bel Variabel Sub Indikator Deskriptor Aras Ukur Ke- ber- lanju-tan pe- man- faatan dana IDT Dana IDT yang di terima selalu dimanfat kan oleh anggota pokmas untuk menge bangkan usahanya secara terus menerus 1. Frekuensi pemanfaatan dana IDT adalah tolok

ukur dari

keberlanjutan pemanfaatan dana IDT.

2. Omset usaha terus bertambah besar adalah tolok ukur keberlanjutan pemanfaatan dana IDT.

3. Pemanfaatan dana IDT di luar kegiatan ekonomi produktif sebagai tolok ukur keberlanjutan pemanfaatan dana IDT. 4. Menabung di bank/ lembaga keuangan lainnya di desa sebagai tolok ukur keberlanjutan dana IDT. 1. Apakah saudara sering memanfaat kan dana IDT. 2. Apakah kegiatan usaha saudara lakukan omsetnya bertambah besar ? 3. Apakah dana yang diterima digunakan untuk kegiatan lain di luar kegiatan usaha produktif ? 4. Apakah dengan kegiatan ekonomi produktif dengan dana IDT yang diterima telah memberikan kesempatanme nabung yang lebih besar bagi saudara ? Ordin al Ordin al Ordin al Ordin al

(8)

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Istilah validitas sering disebut juga kesahihan yang mengandung pengertian sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dipakai untuk melakukan pengukuran. Menurut pendapat Sudaryanto (2003: 89) dalam penentuan validitas ada 3 hal penting yang harus dipenuhi yaitu kriteria pengukuran harus relevan, isi pengukuran harus relevan, dan cara pengukuran harus relevan.

Reliabilitas atau istilah lainnya yaitu reproduksibilitas, keterandalan, keandalan, presisi, atau ketepatan pengukuran adalah mencakup tingkat kepercayaan data yang diperoleh dari responden karena hal ini dipengaruhi oleh sikap, motivasi dan persepsi responden dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Dalam bukunya Sudaryanto (2003: 89) mengemukakan suatu pengukuran disebut reliabel, bila memberikan nilai yang sama atau hampir sama pada pemeriksaaan berulang-ulang.

2. Analisis Regresi Berganda.

Permasalahan yang akan dibahas adalah sampai sejauh mana pengaruh faktor jenis usaha (x1), dana yang diterima (x2), dan partisipasi anggota pokmas (x3) terhadap keberlanjutan pemanfaatan dana bergulir IDT (Y) dengan menggunakan analisis regresi berganda karena variabel dependen dipengaruhi tiga variabel independen.

Rumus matematikanya adalah sebagai berikut:

(9)

dimana: Y = Keberlanjutan Pemanfaatan Dana IDT’ a = intercept

x1 = Jenis usaha x2 = Besar dana diterima

x3 = Partisipasi anggota b = Koefisien regresi

e = error

Sedangkan untuk menganalisa model tersebut dilakukan pengujian sebagai berikut:

a. Uji t.

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan hipotesa sebagai berikut:

Hipotesis nol atau Ho: bi = 0 artinya variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Hipotesis alternatif atau Ha: bi ≠ 0 artinya variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Untuk mengetahui kebenaran hipotesis digunakan kriteria bila t hitung > t tabel maka menolak Ho dan menerima Ha artinya ada pengaruh antara variabel dependen terhadap variabel independen dengan derajat keyakinan yang digunakan adalah α = 1 %, α = 5%, α = 10 %, dan begitu pula sebaliknya.

(10)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesa yang dipakai sebagai berikut :

Ho: b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Ha: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

Cara menentukan kriteria dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel sebagai berikut:

Jika F hitung > dengan F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya semua variabel independen secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen begitu pula sebaliknya. c. Koefisien Determinasi (R²)

Uji ketepatan perkiraan (R²) dilakukan untuk mendeteksi ketepatan paling baik dari garis regresi. Uji ini dilakukan dengan melihat besarnya nilai koefisien determinasi R² merupakan besaran nilai non negatif. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai dengan 1 (1≥ R²≥0). Koefisien determinasi bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, sebaliknya nilai koefisien determinasi 1 berarti suatu kecocokan sempurna dari ketepatan pekiraan model.

(11)

a. Uji normalitas.

Uji ini dilakukan untuk memastikan e (error term) tersebar normal. Jika e tersebut normal maka koefesien OLS (β OLS) juga tersebar normal dengan demikian Y juga normal, hal ini disebabkan adanya hubungan linier antara e, β dan Y. Untuk menguji sebaran e dapat digunakan uji JB (Jarque Berra). Errorterm (e) disebut normal jika nilai JB lebih rendah atau sama dengan nilai kritis tabel chi square

(derajat bebas, alpha).

Hipotesis yang dipakai adalah Ho diterima dan Ha ditolak jika nilai JB lebih besar dari tabel chi square, berarti sebaran error (e) dan Y tidak normal dan Ho ditolak sedangkan Ha diterima jika nilai JB lebih kecil dari nilai tabel chi square berarti sebaran error (e) dan Y normal.

b. Uji multikolinearitas

Multikolinearitas sering terjadi jika diantara variabel bebas (x) saling berkorelasi sehingga tingkat penelitian pemerkiraan semakin rendah. Di samping itu interval keyakinan kesimpulan yang diambil keliru. Multikolinearitas yang berat dapat mengubah tanda koefisien regresi yang seharusnya bertanda (+) berubah (-) atau sebaliknya. Uji multikolinearitas diperoleh dengan beberapa langkah yaitu 1). melakukan regresi model lengkap Y = f (X1…Xn) sehingga kita mendapatkan R square; 2). Melakukan regresi X1 terhadap seluruh X lainnya, maka diperoleh nilai Ri square (regresi ini disebut auxiliary

(12)

regression); dan 3). Membandingkan nilai Ri square dengan R square. Hipotesa yang dapat dipakai adalah Ho diterima apabila Ri square < R square model pertama berarti tidak terjadi multikolinearitas dan Ha diterima apabila Ri square > R square model pertama berarti terjadi masalah multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah suatu kondisi dimana sebaran atau variance dari u tidak konstan sepanjang observasi. Jika harga X makin besar maka sebaran Y makin lebar atau makin sempit. Untuk menguji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji white sebagai berikut: 1). Lakukan regresi model yang kita miliki dan kita dapatkan nilai

residual untuk (estimasi error);

2). Lakukan regresi auxiliary kita dapatkan nilai R² dari regresi ini kemudian kita hitung X² dengan rumus n x X²;

3). Dibandingkan X² dari regresi diatas dengan nilai chi square dengan derajad bebas 2 dan alpha 1 %.

Jika R² x n lebih besar dari nilai tabel chi square (alpha, df) berarti terjadi heteroskedastisitas jika sebaliknya berarti tidak heteroskedastisitas. Dalam pengolahan data akan menggunakan program komputer SPSS versi 10.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memahami pola koneksi ini kita sudah bisa memakai breadboard untuk keperluan prototipe rangkaian sehingga dapat menempatkan komponen elektronik secara tepat

Tidaklah diharapkan dari Jemaat Hadhrat Masih Mau’ud as (yang telah diutus di zaman akhir agar manusia mengenal Allah dan juga saling menghormati dan menghargai

Judul Penelitian : Gambaran Histopatologi Tumor Phyllodes Dengan Pulasan Van Gieson Di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Dan Rumah Sakit

Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014 ini, telah diupayakan menampung substansi dari Rencana

Juga dari hasil analisis yang dilakukan peneliti menemukan bahwa komunikasi antarbudaya yang terjadi diakibatkan oleh adanya dua budaya berbeda di kawasan Senggarang yakni

bahwa Negara Indonesia telah mengesahkan Konvensi tentang Hak Anak dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 yang harus ditindak lanjuti oleh Pemerintah dalam upaya

sah. Aktifitas dan hubungan para pihak wajib diatur melalui kontrak antara para pihak dan Anggaran Dasar Usaha Patungan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus di rumah sakit bhayangkara Palembang tahun 2014.. Palembang: Akademi Kebidanan