Bedah Buku
PSEUDO SHARIAH ECONOMY AND
MUSLIMS’ CIVILIZATION DEBT
Penulis Buku: Prof. Tono Saksono, Ph D.
Penerbit UTHM Malaysia
Oleh: Sofwan Jannah
FIAI UII Yogykarta
Isi buku Pseudo Shariah
• Buku ini pada dasarnya sudah pernah dibedah di Program
Pascasarjana STIE Ahmad Dahlan Jakarta pada hari Sabtu
(27/12/14) di ruang Sjahrir
• Dijelaskan dalan buku tersebut:
1. topik Ekonometri (Econometrics). diawali dari sebuah
curiosity yang mengundang pertanyaan apa dampak dari
tidak adanya kalender Islam bagi kehidupan umat Islam
dari sisi Ekonomi
2. Analisis Astronomi yang seharusnya dibangun untuk
melahirkan atau membangun kalender Islam, karena
sampai sekarang Kalender Islam (Hijriyah) pada dasarnya
“belum ada” sebab masih adanya perbedaan dalam
pelaksanaan Ibadah, terutama yang berkaitan ibadah
Zakat, Puasa, dan ibadah haji
• Selanjutnya digali secara mendalam kedua persoalan
tersebut, dan dijelaskan bahwa Ekonomi Islam tidak melulu
bergulat pada persoalan Riba, Maysir, dan Gharar.
BUKTI KALENDER HIJRIYAH BELUM ADA
KARENA MASIH ADA PERBEDAAN
1 2 3 4
Kalender Gregorian (2009)
Kalender Islam versi Islamic Finder 1430
Kalender Islam versi Search Truth 1430
Kalender Islam versi Accurate Times 1430
1 Januari 4 Muharram 3 Muharram 4 Muharram 4 Februari 9 Safar 8 Safar 8 Safar
5 Maret 8 Rabi al-Awwal 7 Rabi al-Awwal 8 Rabeea’ Awwal 6 April 10 Rabi al-Akhar 9 Rabi al Akhar 10 Rabeea’ Thani 14 Mei 19 Jumada al-Awwal 18 Jumada al-Awwal 19 Jamada Aula 10 Juni 17 Jumada al-Akhirah 16 Jumada Akhirah 16 Jamada Akhirah
3 Juli 10 Rajab 9 Rajab 10 Rajab 29 Juli 7 Sha’ban 6 Sha’ban 6 Sha’ban 24 Agustus 3 Ramadan 2 Ramadan 3 Ramadan
Perselisihan dalam menentukan kalender Islam membuktikan
bahwa kaum muslimin selama ini masih lalai dan abai.
Pengaruh Kalender Islam (Hijriyah) yang
tidak pasti (belum Ada)
• Kalender Hijriyah belum Kompak sehingga Sulit untuk
dipedomani dan merugikan banyak orang dari sisi
Ekonomi (perhatikan ada Tuslah h -7 s.d. h +7 menjelang
idul Fitri.
• Untuk pelaksanaan ibadah Zakat yang seharusnya
menggunakan kalender islam, maka terpaksa memakai
kalender Masehi (Gregorian) berarti mundur 10 – 11 hari
setiap tahunnya
• Persiapan untuk pelaksanaan Ibadah Puasa dan idul fitri,
serta Idul Adha tidak dapat diprediksi, karena ditentukan
sehari sebelumnya, idul Adha ada tenggang 10 hari.
• Kalender Hijriyah tidak mungkin dibangun dengan
berpedoman ada Rukyat, sebab tidak semua tempat
dapat melakukan rukyat terutama di daerah berlintang
tinggi, baik di Utara atau di Selatan Hatulistiwa.
Kalender Hijriyah Vs Masehi
•
Karena sulitnya berpedoman pada kalender Islam
(Hijriyah) yang masih terpaku pada Rukyat, maka
banyak Aktivitas Kemasyarakatan yang terpaksa
menggunakan Kalender Masehi (Gregorian),
termasuk dalam pelaksanaan ibadah Zakat, Puasa
wajib dan Sunnah, Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru
Hijriyah, dan peringatan hari-hari Besar Islam
lainnya. (ini sebenarnya merugikan umat Islam)
•
Keuntungan Kalender Hijriyah akan lebih produktif,
karena masanya lebih pendek 10 s.d 11 hari setiap
tahunnya.
Kesulitan Kalender berbasis Rukyat
•
Peristiwa Akhir (29 ) Sya’ban 1401 (Kamis malam pada
saat magrib, 2 Juli 1981 posisi irtifa’ hilal di Mekah = 8
10
30
), namun karena cuaca mendung di hampir
seluruh Saudi Arabia, maka diputuskan bahwa besok
dinyatakan Istikmal, dan awal puasa Ramadan 1401
dilaksanakan mulai Sabtu, 4 juli 1981.
•
Pada hari ke-28 malam, yaitu Jumat malam Sabtu 31
Juli 1981 irtifa’ hilal sudah dapat dirukyat irtifa: 4
30
31
padahal puasa baru dilakukan 28 hari saja.
•
Ketika laporan rukyat disampaikan ke pejabat yang
berwenang dan dilakukan musyawarah, maka
diputuskan malam itu juga bahwa ibadah puasa harus
di akhiri dan Sabtu 1 Agustus 1981 adalah Idul Fitri
1401 H. dan diwajibkan untuk melakukan qodo satu
hari, karena puasanya masih kurang satu hari.
Awal Kalender Masehi
Kalender Masehi ditetapkan
Kaisar Romawi pada
tahun 47 SM
dengan ketentuan:
1. Satu tahun berumur 365 hari dengan kelebihan 6
jam setiap tahun
2. Setiap tahun yang keempat (angkanya habis dibagi
4) umurnya 366 hari diberi nama tahun kabisat
(tahun panjang),
3. Adapun tahun biasa (tahun pendek) berumur 365
hari.
Cara menetapkannya:
jika bilangan tahun habis dibagi
4 berarti tahun kabisat, misalnya 2005 : 4 = 501,25
Perkembangan Kalender Masehi
Abad ke-16 terjadi pergeseran musim semi, yang
biasanya jatuh pada 21 Maret telah maju jauh, maka
konsekuensinya harus dilakukan koreksi.
Semula tahun Masehi berumur 365,25 hari, kemudian
dirubah satu tahun menjadi 365,2425 hari, karena
revolusi bumi bukan 365 hari lebih 6 jam tetapi 365
hari 5 jam 56 menit (365 hari lebih 6 jam kurang 4
menit).
Akibatnya 21 Maret 1582 terjadi pergeseran, sehingga
awal musim semi jatuh lebih cepat di Eropa, sebagai
koreksi akibat adanya pembulatan 4 menit selama 15
abad.
Dekrit Paus Gregorius XIII
Paus Gregorius XIII menetapkan sebagai berikut:
1. Setiap bilangan tahun habis dibagi 100 meskipun habis dibagi
4 (menurut ketentuan sebelumnya sebagai tahun kabisat)
tidak lagi menjadi kabisat. Hal itu karena pembulatan satu
hari untuk tahun kabisat setiap 4 tahun tersebut mendahului
beberapa menit dari sebenarnya, maka dilakukan pembulatan
lagi pada setiap 100 tahun.
2. Setiap 400 tahun sekali diadakan pembulatan satu hari, jadi
meski habis dibagi 100 maka tetap non kabisat. argumentasi
dasar perhitungannya, yaitu kelebihan 4 menit setahun; maka
selama 400 tahun menjadi 1600 menit = 26 jam 40 menit.
3. Untuk menghilangkan kelebihan dari pembulatan sebelumnya
maka dilakukan pemotongan hari, yaitu sesudah tanggal 4
Oktober 1582, hari berikutnya langsung menjadi tanggal 15
Oktober 1582. dengan demikian, tanggal 5 – 14 Oktober 1582
(selama 10 hari) tidak pernah ada pada penanggalan Masehi.
Paus Gregorius XIII
Paus Gregorius XIII
memiliki nama kelahiran
Ugo Buoncompagno
(
7 Januari
1502
–
10 April
1585
) menjabat antara
tahun
1572
-
1585
. sangat
populer/terkenal karena
menetapkan sistem
Kalender Gregorian
, yaitu
Kalender Julian
yang
disempurnakan pada
1582
Saya tidak faham yang tertulis pada halaman 69, yaitu tanggal
24 Februari 1452
Oktober 1582
Ahad
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
1
14 P W2
15 K3
16 L4
17 P15
18 P16
1917
20 W K18
21 L19
22 P20
23 P21
24 W22
25 K23
2624
27 L P25
28 P26
29 Ijtima 22:16:38,9927
30 W K28
1 Syawal29
2 L P30
331
4 PKALENDER PERUBAHAN DARI YULIAN KE GREGORIAN
(DEKRIT PAUS GREGORIUS XIII)
Simpulan pada Tahun Masehi
Sejak Tahun 1 – 2000 adalah:
- tahun 1 – 1582 semua tahun yang habis dibagi 4 adalah tahun
kabisat
- tanggal 5 – 14 Oktober 1582 tidak pernah ada dalam kalender
penanggalan Masehi
- tahun 1700, 1800, 1900 bukan merupakan tahun kabisat (3 tahun
terjadi koreksi 3 hari). Dengan demikian, Koreksi Anggaran
Gregorius sampai dengan tahun 2099 adalah
13 hari
dengan
rincian 10 hari atas putusan Paus (Dekrit) ditambah 3 hari sebagai
konsekuensi tahun 1700, 1800, dan 1900 yang bukan Kabisat.
- Maka mulai tahun 2100 s.d. 2199 Anggaran Gregorius menjadi 14
hari,
- mulai 2200 s.d. 2299 Anggaran Gregorius menjadi 15 hari, dan
- 2300 s.d. 2499 Anggaran Gregorius menjadi 16 hari dst.
Perubahan Kalender Masehi & Masyarakat
•
Berubahnya model kalender Masehi (Yulian) ke system
Gregorius XIII tidak serta merta langsung diikuti oleh
masyarakat Dunia, karena berbagai sebab:
•
Indonesia secara resmi mengikuti kalender Masehi
versi Gregorian saat dijajah Belanda di sekitar tahun
1806 -1816, meski Belanda sudah memasuki Indonesia
di sekitar tahun 1583 - 1596
•
Masyarakat Swedia baru mengikutinya tahun 1753
•
Negara Jepang mulai mengakui pada tahun 1873
•
China mulai mengakui pada tahun 1912
•
Turki baru mengakui Gregorian pada tahun 1927
URGENSI POSISI MATAHARI DAN BULAN
SEBAGAI PENENTU KALENDER & PERHITUNGANNYA
ارون رمقلاو ءايض سمشلا لعج يذلا وى
َلِزاَنَم ُهَرَّدَقَو
اوملعتل
لصفي قحلاب لاإ كلذ للها قلخ ام باسحلاو نينسلا ددع
نوملعي موقل تايلآا
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan
bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah
(tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada
orang-orang yang mengetahui. (QS, Yunus [10]: 5
PERINTAH PUASA DALAM AL QURAN
MENGUNAKAN KATA SYAHIDA
ناقرفلاو ىدهلا نم تانيبو سانلل ىدى نآرقلا ويف لزنأ يذلا ناضمر رهش
ُوْمُصَيْلَ ف َرْهَّشلا ُمُكْنِم َدِهَش ْنَمَف
مايأ نم ةدعف رفس ىلع وأ اضيرم ناك نمو
للها اوربكتلو ةدعلا اولمكتلو رسعلا مكب ديري لاو رسيلا مكب للها ديري رخأ
نوركشت مكلعلو مكادى ام ىلع
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu (menyaksikan dan) hadir (di negeri tempat tinggal-nya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS Al baqarah [2]: 185
Rasulullah tidak Puasa saat Wukuf di Arafah
ِمْوَص يِف َةَفَرَع َمْوَ ي اَىَدْنِع اوُفَلَ تْخا اًساَن َّنَأ ِثِراَحْلا ِتْنِب ِلْضَفْلا ِّمُأ ْنَع
ىَّلَص ِّيِبَّنلا
ُللها
َسْيَل ْمُهُضْعَ ب َلاَقَو ٌمِئاَص َوُى ْمُهُضْعَ ب َلاَقَ ف َمَّلَسَو ِوْيَلَع
ُوَبِرَشَف ِهِريِعَب ىَلَع ٌفِقاَو َوُىَو ٍنَبَل ِحَدَقِب ِوْيَلِإ ُتْلَسْرَأَف ٍمِئاَصِب
dari Ummu Al Fadhal binti Al Haris bahwa;
"Orang-orang ragu tentang puasa Nabi Saw pada hari 'Arafah.
Sebagian dari mereka mengatakan Beliau berpuasa,
sebagian yang lain mengatakan tidak, Lalu aku utus
seseorang membawakan segelas susu ketika Beliau
sedang wuquf, maka Beliau meminumnya". (HR
Nabi Saw melarang Puasa hari Arofah
pada saat Wukuf di Arofah
يِف َةَرْ يَرُى يِبَأ َدْنِع اَّنُك َلاَق ُةَمِرْكِع اَنَ ثَّدَح ِّيِرَجَهْلا ٍّيِدْهَم ْنَع
َلوُسَر َّنَأ اَنَ ثَّدَحَف ِوِتْيَ ب
ِللها
ىَّلَص
ُللها
ِمْوَص ْنَع ىَهَ ن َمَّلَسَو ِوْيَلَع
َةَفَرَعِب َةَفَرَع ِمْوَ ي
dari Mahdi Al Hajari, telah menceritakan kepada
kami 'Ikrimah, ia berkata; dahulu kami pernah di sisi
Abu Hurairah di rumahnya, kemudian ia bercerita
kepada kami bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam telah melarang berpuasa pada hari 'Arafah
di 'Arafah. (HR Abu Dawud: 1024)
Pahala Puasa Sunnah
ىَّلَص َّيِبَّنلا ىَتَأ ٌلُجَر َةَداَتَ ق يِبَأ ْنَع
ُللها
ُلوُسَر َبِضَغَ ف ُموُصَت َفْيَك َلاَقَ ف َمَّلَسَو ِوْيَلَع
ِللها
ىَّلَص
ُللها
َيِضَر ُرَمُع ىَأَر اَّمَلَ ف َمَّلَسَو ِوْيَلَع
ُللها
اَنيِضَر َلاَق ُوَبَضَغ ُوْنَع
ِللهاِب
ٍدَّمَحُمِبَو اًنيِد ِم َلَْسِْلْاِبَو اِّبَر
ُذوُعَ ن اِّيِبَن
ِللهاِب
ِبَضَغ ْنِم
ِللها
َيِضَر ُرَمُع َلَعَجَف ِوِلوُسَر ِبَضَغَو
ُللها
ىَّتَح َم َلََكْلا اَذَى ُدِّدَرُ ي ُوْنَع
َلوُسَر اَي ُرَمُع َلاَقَ ف ُوُبَضَغ َنَكَس
ِللها
َلاَق ْوَأ َرَطْفَأ َلاَو َماَص َلا َلاَق ُوَّلُك َرْىَّدلا ُموُصَي ْنَمِب َفْيَك
َفْيَك َلاَق ٌدَحَأ َكِلَذ ُقيِطُيَو َلاَق اًمْوَ ي ُرِطْفُ يَو ِنْيَمْوَ ي ُموُصَي ْنَم َفْيَك َلاَق ْرِطْفُ ي ْمَلَو ْمُصَي ْمَل
َم
ْن
ُرِطْفُ يَو اًمْوَ ي ُموُصَي ْنَم َفْيَك َلاَق م َلََّسلا ِوْيَلَع َدُواَد ُمْوَص َكاَذ َلاَق اًمْوَ ي ُرِطْفُ يَو اًمْوَ ي ُموُصَي
َ ي
ِنْيَمْو
ُلوُسَر َلاَق َّمُث َكِلَذ ُتْقِّوُط يِّنَأ ُتْدِدَو َلاَق
ِللها
ىَّلَص
ُللها
ُناَضَمَرَو ٍرْهَش ِّلُك ْنِم ٌث َلََث َمَّلَسَو ِوْيَلَع
ِوِّلُك ِرْىَّدلا ُماَيِص اَذَهَ ف َناَضَمَر ىَلِإ
َةَفَرَع ِمْوَ ي ُماَيِص
َأ
ىَلَع ُبِسَتْح
ِللها
ُوَلْ بَ ق يِتَّلا َةَنَّسلا َرِّفَكُي ْنَأ
ُهَدْعَ ب يِتَّلا َةَنَّسلاَو
ىَلَع ُبِسَتْحَأ َءاَروُشاَع ِمْوَ ي ُماَيِصَو
ِللها
ُوَلْ بَ ق يِتَّلا َةَنَّسلا َرِّفَكُي ْنَأ
dari Abu Qatadah bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi Saw dan bertanya, "Bagaimana Anda berpuasa?" Mendengar pertanyaan itu, Rasulullah Saw marah. Dan ketika Umar melihat Rasulullah Saw marah, ia berkata, "Kami rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Rasul. Kami berlindung kepada Allah, dari murka Allah dan Rasul-Nya." Umar mengulang ucapan tersebut hingga kemarahan Rasulullah Saw reda. Kemudian ia bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang yang berpuasa sepanjang tahun?" Beliau menjawab: "Dia tidak berpuasa dan tidak juga berbuka." -atau beliau katakan dengan redaksi 'Selamanya ia tak dianggap berpuasa dan tidak pula dianggap berbuka-- Umar bertanya lagi, "Bagaimana dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka sehari?" beliau menjawab: "Itu adalah puasa Dawud 'As" Umar bertanya lagi, "Bagaimana dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka dua hari?" beliau menjawab: "Aku senang, jika diberi kekuatan untuk itu." kemudian Rasulullah Saw bersabda: "Puasa tiga hari setiap bulan, puasa dari Ramadlan ke Ramadlan sama dengan puasa setahun penuh. Sedangkan puasa pada hari Arafah, aku memohon pula kepada Allah, agar puasa itu bisa menghapus dosa setahun setahun penuh
sebelumnya dan setahun sesudahnya. Adapun puasa pada hari 'Asyura`, aku memohon kepada Allah agar puasa tersebut bisa menghapus dosa setahun sebelumnya.“ (HR Bukhari: 1976)
Jika mau Berkurban tidak boleh memotong
kuku dan Rambut
ىَّلَص َّيِبَّنلا َّنَأ َةَمَلَس ِّمُأ ْنَع
ُللها
ْنَأ ْمُكُدَحَأ َداَرَأَو ُرْشَعْلا ْتَلَخَد اَذِإ َلاَق َمَّلَسَو ِوْيَلَع
يِّنِكَل َلاَق ُوُعَ فْرَ ي َلا ْمُهَضْعَ ب َّنِإَف َناَيْفُسِل َليِق اًئْيَش ِهِرَشَبَو ِهِرَعَش ْنِم َّسَمَي َلََف َيِّحَضُي
ُوُعَ فْرَأ
Dari Ummu Salamah bahwa Nabi Saw bersabda: "Jika telah tiba
sepuluh (Zul Hijjah) dan salah seorang dari kalian hendak berkurban, maka janganlah mencukur rambut atau memotong kuku sedikitpun." Dikatakan kepada Sufyan, "Sebagian orang tidak memarfu'kan
(hadits ini)?" Sufyan menjawab, "Akan tetapi saya memarfu'kannya.“ (HR Muslim: 3653)
َّنَذُخْأَي َلََف َيِّحَضُي ْنَأ ُديِرُي ٌةَّيِحْضُأ ُهَدْنِعَو ُرْشَعْلا َلَخَد اَذِإ َلاَق ُوُعَ فْرَ ت َةَمَلَس ِّمُأ ْنَع
اًرُفُظ َّنَمِلْقَ ي َلاَو اًرْعَش
dari Ummu Salamah dan dimarfu'kan kepada Nabi Saw, beliau bersabda: "Jika (Salah seorang) telah masuk sepuluh (Zul Hijjah), sedangkan ia memiliki hewan kurban yang hendak dikurbankan, maka jangan sekali-kali ia mencukur rambut atau memotong
Ketika sudah terlihat hilal Zulhijah dan ada niat
berkurban, maka tidak boleh memotong kuku dan
Rambut
ْنَع
ىَّلَص َّيِبَّنلا َّنَأ َةَمَلَس ِّمُأ
ُللها
ِةَّجِحْلا يِذ َل َلَِى ْمُتْ يَأَر اَذِإ َلاَق َمَّلَسَو ِوْيَلَع
ِدْبَع ُنْب ُدَمْحَأ اَنَ ثَّدَح و ِهِراَفْظَأَو ِهِرْعَش ْنَع ْكِسْمُيْلَ ف َيِّحَضُي ْنَأ ْمُكُدَحَأ َداَرَأَو
ِللها
ٍسَنَأ ِنْب ِكِلاَم ْنَع ُةَبْعُش اَنَ ثَّدَح ٍرَفْعَج ُنْب ُدَّمَحُم اَنَ ثَّدَح ُّيِمِشاَهْلا ِمَكَحْلا ِنْب
ِداَنْسِْلْا اَذَهِب ٍمِلْسُم ِنْب وِرْمَع ْوَأ َرَمُع ْنَع
ُهَوْحَن
dari Ummu Salamah bahwa Nabi Saw bersabda: "Jika kalian telah melihat hilal sepuluh Zul Hijjah, dan salah seorang dari kalian
hendak berkurban, hendaknya ia tidak mencukur rambut dan tidak memotong kuku terlebih dahulu." Dan telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdullah bin Al Hakam Al Hasyimi telah mencerita-kan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritamencerita-kan kepada kami Syu'bah dari Malik bin Anas dari Umar atau 'Amru bin Muslim dengan sanad ini, seperti hadits tersebut.“(HR Muslim: 3655)
PERINTAH PUASA DALAM HADIS
ِدْبَع ُنْب ُمِلاَس يِنَرَ بْخَأ
ِللها
َيِضَر َرَمُع َنْبا َّنَأ َرَمُع ِنْب
ُللها
ُتْعِمَس َلاَق اَمُهْ نَع
َلوُسَر
للها
ىَّلَص
ُللها
اوُرِطْفَأَف ُهوُمُتْ يَأَر اَذِإَو اوُموُصَف ُهوُمُتْ يَأَر اَذِإ ُلوُقَ ي َمَّلَسَو ِوْيَلَع
اوُرُدْقاَف ْمُكْيَلَع َّمُغ ْنِإَف
ُوَل
telah mengabarkan kepada saya Salim bin 'Abdullah bin 'Umar bahwa Ibnu'Umar r.a. berkata; Aku mendengar Rasulullah Saw
bersabda: "Jika kamu melihatnya maka berpuasalah dan jika kamu melihatnya lagi maka berbukalah. Apabila kalian terhalang oleh awan maka perkirakanlah jumlahnya. (HR Bukhari: 1767)
ِدْبَع ْنَع
ِللها
َيِضَر َرَمُع ِنْب
ُللها
َلوُسَر َّنَأ اَمُهْ نَع
ِللها
ىَّلَص
ُللها
َناَضَمَر َرَكَذ َمَّلَسَو ِوْيَلَع
ُوَل اوُرُدْقاَف ْمُكْيَلَع َّمُغ ْنِإَف ُهْوَرَ ت ىَّتَح اوُرِطْفُ ت َلاَو َل َلَِهْلا اْوَرَ ت ىَّتَح اوُموُصَت َلا َلاَقَ ف
dari 'Abdullah bin 'Umar r.a. bahwa Rasulullah Saw menceritakan tentang bulan Ramadan lalu Beliau bersabda: "Janganlah kalian
berpuasa hingga kalian melihat hilal dan jangan pula kalian berbuka hingga kalian melihatnya. Apabila kalian terhalang oleh awan maka perkirakanlah jumlahnya . (HR Bukhari: 1773)
PERINTAH PUASA DALAM HADIS
َيِضَر َةَرْ يَرُى اَبَأ ُتْعِمَس
ُللها
ىَّلَص ُّيِبَّنلا َلاَق ُلوُقَ ي ُوْنَع
ُللها
وُبَأ َلاَق َلاَق ْوَأ َمَّلَسَو ِوْيَلَع
ىَّلَص ِمِساَقْلا
ُللها
اوُلِمْكَأَف ْمُكْيَلَع َيِّبُغ ْنِإَف ِوِتَيْؤُرِل اوُرِطْفَأَو ِوِتَيْؤُرِل اوُموُص َمَّلَسَو ِوْيَلَع
َنيِث َلََث َناَبْعَش َةَّدِع
aku mendengar Abu Hurairah r.a. berkata; Nabi Saw bersabda, atau katanya Abu Al Qasim Saw telah bersabda: "Berpuasalah kalian dengan melihatnya (hilal) dan berbukalah dengan melihatnya pula. Apabila kalian terhalang oleh awan maka sempurnakanlah jumlah bilangan hari bulan Sya'ban menjadi tiga puluh".(HR Bukhari: 1776)
َلا َلاَقَ ف َناَضَمَر َرَكَذ ُوَّنَأ َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِّيِبَّنلا ْنَع اَمُهْ نَع ُللها َيِضَر َرَمُع ِنْبا ْنَع
ُوَل اوُرِدْقاَف ْمُكْيَلَع َيِمْغُأ ْنِإَف ُهْوَرَ ت ىَّتَح اوُرِطْفُ ت َلاَو َل َلَِهْلا اْوَرَ ت ىَّتَح اوُموُصَت
dari Ibnu Umar r.a. dari Nabi Saw bahwa beliau menyebutkan Ramadan, dan beliau pun bersabda: "Janganlah kalian berpuasa hingga kalian melihat Hilal (bulan sabit) dan jangan pula berbuka hingga melihatnya kembali.
Namun, jika hilal itu tertutup dari pandanganmu, makan hitunglah.“ (HR Muslim: 1795)