• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP BAGI GURU PESERTA DIKLAT DI LINGKUNGAN BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MEDAN. Oleh:.Abd. Wahab

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP BAGI GURU PESERTA DIKLAT DI LINGKUNGAN BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MEDAN. Oleh:.Abd. Wahab"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP BAGI GURU PESERTA DIKLAT DI LINGKUNGAN BALAI DIKLAT

KEAGAMAAN MEDAN

Oleh: .Abd. Wahab

ABSTRACT

This paper entitled: Syllabus & Lesson Plan Development Strategy for teachers who take part in teacher training at Balai Diklat Keagamaan Medan is made to give teachers knowledge, skill, and mastery in syllabus & lesson plan development. The syllabus and lesson plan development is under authority of BSNP and teacher. The development of syllabus and lesson plan under the authority of BSNP is from the basic concept of syllabus and lesson plan. Teachers developing the syllabus and lesson plan should refer to National Education Standard (SNP) and be integrated with the formulation of BSNP. The development of syllabus and lesson plan made by them is the end of development process which is appropriate to concrete and factual data in the field. The element of syllabus and lesson plan development consist of material, dedicated time, indicator, lesson, study resource, learning method, media, learning activity, the KKM, key answer, scoring, and quality control. As conclusion, this study will give the teachers who take part in teacher training a competence on syllabus and lesson plan development based on KTSP pattern. It is also suggested for those who take part in this training to have other references as comparison.

KEY WORDS

Syllabus and Lesson Plan Development Concept

(2)

ABSTRAK

Tulisan ini berjudul: Strategi Pengembangan Silabus Dan Rpp Bagi Guru Peserta Diklat Di Lingkungan Balai Diklat Keagamaan Medan, bertujuan untuk memberi bekal kepada guru peserta diklat, dalam bentuk pengetahuan, keahlian dan keterampilan, yang berkenaan dengan pengembangan silabus dan RPP.. Pengembangan silabus dan RPP ada pada kewenangan BSNP dan ada pada kewenangan tingkat satuan pendidikan (Guru). Kewenangan BSNP mengembangakan silabus dan RPP dari konsep dasar pengembangan silabus dan RPP,. Tingkat satuan pendidikan mengembangan silabus dan RPP beracuan pada standar nasional pendidikan (SNP) dan berpanduan pada rumusan BSNP. Pengembangan silabus dan RPP yang dikembangkan oleh tingkat satuan pendidikan merupakan pengembangan terakhir, ia merupakan pengembangan kongret dan faktual yang sesuai dengan kondisi lapangan. Unsur pengembangan silabus dan RPP terdiri dari: materi pokok,alokasi waktu, indikator, materi ajar, sumber belajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, kegiatan pembelajaran, KKM, soal evaluasi, kunci jawaban, pensekoran dan pembobotan. Sebagai kesimpulan bahwa uraian ini dapat memberi kompetensi pengembangan silabus dan RPP berbasis KTSP, terhadap guru peserta diklat, untuk itu disarankan supaya guru peserta diklat membaca reerensi lainnya sebagai perbandingan dan penajaman.

KEY WORDS

Konsep Pengembangan Silabus dan RPP I. Pendahuluan

Yang dikembangkan adalah konsep dasar silabus dan RPP. Perturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (2005 Psl.20: 23)”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana peleksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Silabus dan RPP KTSP mempunyai komsep dasar. Konsep dasar silabus dan RPP dikembangkan oleh BSNP, namun pengembangan belum sempurna dan memadai, karenanya perlu pengembangan lebih lanjut yang sesuai dengan kebutuhan tingkat satuan pendidikan. Pengembangan silabus dan RPP lebih lanjut menjadi

(3)

kewenangan dan kewajiban guru bidang studi dari masing-masing tingkat satuan pendidikan, dengan mempergunakan acuan konsep dasar silabus dan RPP, serta berpanduan kepada konsep yang telah disusun oleh BSNP.

Kunandar (2007:243) “Guru adalah pengembang kurikulum yang berada dalam kedudukan yang menentukan dan strategi”. Setiap guru yang mengajar mata pelajaran di tingkat satuan pendidikan, wajib memiliki kompetensi pengembangan silabus dan RPP. Sebab kompetensi inilah sebagai bekal seorang guru dalam membuat perencanaan proses kegiatan pembelajaran. Seorang guru yang belum memiliki kompetensi ini, tentunya mengajar tanpa perencanaan yang mempunyai haluan yang jelas, sehingga melahirkan hasil belajar yang tidak memenuhi standar.

Dengan demikian bahwa satuan pendidikan sangat membutuhkan tenaga pendidik yang mampu mengembangan silabus dan RPP secara benar. Sementara dewasa ini banyak para guru, baik pada tingkat dasar maupun tingkat menengah belum memahami secara benar tentang pengembangan silabus dan RPP. Hal ini mengakibatkan mereka mengabdi tanpa kompetensi yang diharapkan, bila hal ini terus berjalan, akan terjadi kehancuran dalam dunia pendidikan, sehingga bukanlah melahirkan peserta didik yang cerdas dan terampil serta mandiri, akan tetapi melahirkan peserta didik yang memiliki kompetensi yang sangat lemah. Yang akhirnya mengakibatkan kehancuran di dunia pendidikan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, penulis mengupayakan sebuah tulisan yang sederhana, mudah dan fokus, sehingga pendidik dapat memahami dan dapat diterapkan sebagaimana mestinya. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya dapat mengenal pengembangan silabus dan RPP dengan benar dan baik, sehingga secara bertahap melahirkan tenaga pendidik yang professional.

(4)

Untuk mrngenal pengembangan silabus dan RPP secara mudah dan dapat diterapkan, maka penulis menyederhanakan rumusan masalahnya kepada hal-hal yang mudah dicerna oleh guru peserta diklat. Rumusan masalah dimaksud adalah: ” Apakah dengan penulisan makalah ini guru peserta diklat kompetensi tentang konsep pengembangan silabus

dan RPP berbasis KTSP ”?

Kajian terhadap rumusan masalah ini bertujuan untuk supaya guru peserta diklat cerdas dan terampil dalam memahami pengembangan silabus dan RPP, dan diharapkan senantiasa berjalan dalam proses rambu-rambu keilmiahan dalam mewujudkan perencanaan kegiatan pembelajaran yang berkualitas. Dan hal ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan cita-cita pendidikan nasional.

II. Pembahasan

Permen Diknas Nomor 41( unsur A dari poin II:7)” menyatakan bahwa silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan, berdasarkan standar isi (SI), dan standar kompetensi lulusan (SKL), serta panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dibuat oleh BSNP”.

Konsep dasar silabus menjadi acuan satuan pendidikan dalam mengembangkan silabus yang lebih luas dan memadai, sesuai dengan kebutuhan tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan. Pengembangan yang dilakukan oleh BSNP, merupakan konsep yang dijadikan panduan oleh tingkat satuan pendidikan dalam mengembangkan silabus yang lebih sempurna dan memadai.

Upaya pengembangan silabus dan RPP, dilakukan secara cermat dan terkendali, yakni dikembangkan sesuai dengan prinsip pengembangan silabus dan RPP.

(5)

1. Prinsip pengembangan silabus

Mulyasa (2006:191) mengemukakan bahwa prinsip pengembangan silabus adalah sebagai berikut:

a. Ilmiah, yakni keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar, logis, dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan pengembangan silabus.

b. Relevan, ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan materi dalam silabus disesusikan dengan karakteristik peserta didik.

c. Fleksibel, yakni bahwa pelaksanaan program, peserta didik dan lulusan memiliki ruang grak dan kebebasan dalam bertindak, artinya dapat mengakomodasi berbagai ide baru atau memperbaiki ide-ide sebelumnya.

d. Kontinunitas, yakni berkesinambungan, artinya bahwa setiap program pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain dalam membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik.

e. Konsisten, yakni bahwa antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan system penilaian memiliki hubungan yang konsisten (ajeng) dalam membentuk kompetensi peserta didik.

f. Memadai, yakni ruang lingkup indicator, materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar dan system penilaian yang dilaksanakan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

g. Aktual dan konstektual, yakni ruang lingkup kompetensi dasar, indicator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan system penilaian yang dikembangkan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni mutakhir

(6)

dalam kehidupan nyata, dan pristiwa yang sedang terjadi dan berlangsung dimasyarakat.

h. Efektif, yakni memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran, dan tingkat pembentukan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan.

i. Efesien, yakni upaya untuk memperkecil atau menghemat penggunaan dana, daya dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi standar yang ditetapkan.

2. Prinsip pengembangan RPP

Sebuah RPP dikatagorikan berkualitas, manakala muatan RPP itu telah memenuhi unsur-unsur prinsip pngembangan RPP. Mulyasa (2006:219) prinsip pengembangan KTSP sebagai berikut:

a. Kompetensi harus jelas, makin kongkrit, mudah diamati, dan dapat dilaksankan dalam proses kegiatan pembelajaran.

b. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan pleksibel, serta dapat dilaksankan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik.

c. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan.

d. Rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilaksankan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.

e. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila program pembelajaran dilaksanakan secara tim, atau dilaksanakan diluar kelas, agar tidak mengganggu jam-jam mata pelajaran lain.

(7)

Silabus dan RPP dapat dikembangkan melalui dua konsep, konsep pertama melalui pengembangan format strukturnya, dan konsep yang kedua melalui pengembangan muatannya.

1. Pengembangan format struktur silabus dan RPP

Yang dimaksud dengan pengembangan format struktur silabus dan RPP adalah penyusunan format silabus dan RPP secara sistimatis dan sistemik. Sistimatis adalah menyusun sesuatu dengan urutan tertentu. Sistemik adalah mendahulukan mana yang seharusnya duluan dan mengkemudiankan yang seharusnya dikemudiankan.

Mendahulukan atau mengkemudiankan urutan dari unsur-unsur silabus dan RPP melalui analisis kritis, yakni mengkaji unsur silabus dan RPP yang tidak konstan. Konstan seperti urutan SK dan KD. Selain SK dan KD dapat diurut setelah dianalisa melalui pendekatan prasyarat. Unsur pra syarat susunanya duluan dari unsur yang tidak prasyarat.

BSNP (2007:8) unsure silabus adalah sebagai berikut:” (1) Identitas mata pelajaran, (2) Standar kompetensi, (3) Kompetensi dasar, (4) Materi pembelajaran, (5) Kegiatan pembelajaran, (6) Indikator pencapaian kompetensi,(7) Penilaian,(8) Alokasi waktu,(9) Sumber belajar”.

:

Dari sembilan unsur urutan format struktur silabus, unsur yang berpeluang dijadikan analisis adalah:

a. Apakah relevan unsur kegiatan pembelajaran duluan dari unsure indikator ?, apakah langkah-langkah kegiatan pembelajaran dapat disusun tanpa indikator, apakah indikator dapat disusun tanpa langkah-langkah kegiatan pembelajaran?

b. Apakah relevan unsur kegiatan pembelajaran duluan dari unsure alokasi waktu? Apakah langkah-langkah kegiatan pembelajaran efesien tanpa mengetahui alokasi waktu, apakah alokasi waktu dapat ditentukan tanpa ada langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

(8)

c. Apakah relevan unsur kegiatan pembelajaran duluan dari unsure sumber belajar? Apakah langkah-langkah kegiatan pembelajaran dapat disusun tanpa mengetahui sumber belajar, apakah sumber belajar dapat ditentukan tanpa ada kegiatan pembelajaran?

d. Apakah relevan unsur indikator pencapaian kompetensi duluan dari unsur alokasi waktu? Apakah indikator dapat disusun tanpa mengetahui alokasi waktu, apakah alokasi waktu dapat ditentukan tanpa mengetahui indikator?

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

NO URAIAN PERTANYAAN JAWABAN KESIMPULAN DAPAT TIDAK Unsur Indikator duluan dari kegiatan pembelajaran 1. Apakah langkah-langkah kegiatan

pembelajaran pembelajaran dapat disusun tanpa indicator ?

Apakah indicator dapat disusun tanpa langkah-langkah kegiatan

pembelajaran?

Apakah relevan unsure kegiatan pembelajaran duluan dari unsur indicator?

2. Apakah langkah-langkah kegiatan pembelajaran efesien tanpa mengetahui alokasi waktu ?  Unsur alokasi waktu duluan dari pada langkah-langkah pembelajaran Apakah alokasi waktu dapat ditentukan

tanpa ada langkah-langkah kegiatan pembelajaran.?

Apakah relevan unsur kegiatan

pembelajaran duluan dari unsure alokasi waktu?

(9)

3. Apakah langkah-langkah kegiatan pembelajaran dapat disusun tanpa mengetahui sumber belajar?

Unsur sumber belajar duluan dari unsur kegiatan pembelajaran Apakah sumber belajar dapat ditentukan

tanpa ada kegiatan pembelajaran?  Apakah relevan unsur kegiatan

pembelajaran duluan dari unsure sumber belajar?

4. Apakah indikator dapat disusun tanpa

mengetahui alokasi waktu? 

Unsur alokasi waktu duluan

dari unsur indikator Apakah alokasi waktu dapat unsur

indikator

ditentukan tanpa mengetahui indikator?

Apakah relevan unsur indicator pencapaian kompetensi duluan dari unsur alokasi waktu?

Dengan hasil analisis di atas, maka urutan unsur pengembangan silabus, sebagai berikut:

1. Identidas, 2. Standar kompetensi, 3. Kompetensi dasar, 4. Materi pokok, 5. Alokasi waktu, 6. Indikator, 7. Sumber belajar, 8. Kegiatan pembelajaran,

(10)

Hasil analisis urutan unsur silabus, menjadi urutan unsur RPP, sepanjang unsur itu menjadi unsur RPP. Unsur dan urutan RPP berdasarkan rumusan yang dibuat oleh BSNP adalah sebagai berikut:

1. Identitas mata pelajaran : a. Satuan pendidikan : b. Kelas/ semester : c. Program keahlian :

d. Mata/ tema mata pelajaran : e. Jumlah pertemuan :

2. Standar kompetensi : 3. Kompetensi dasar :

4. Indikator Pencapaian kompetensi : 5. Tujuan pembelajaran :

6. Materi ajar : 7. Alokasi waktu :

8. Metode pembelajaran : 9. Kegiatan pembelajaran : 10. Penilaian hasil belajar : 11. Sumber belajar :

Dengan mencermati unsur dan urutan RPP di atas, maka ditemukan adanya penambahan unsur bila dibandingkan dengan unsur silabus. Penambahan itu adalah unsur tujuan pembelajaran unsur materi ajar dan unsur metode. Sepanjang pengamatan penulis tidak titemukan adanya kesenjangan urutan, ketiga unsur tambahan.

Diatas telah dikemukakan bahwa urutan hasil analisis silabus berlaku terhadap urutan unsur RPP. BSNP (2007:8) unsure-unsur sebagai mberikut:

1. Idenitas mata pelajaran :

a. Satuan pendidikan : b. Kelas/ semester :

(11)

c. Program keahlian :

d. Mata/ tema mata pelajaran : e. Jumlah pertemuan :

2. Standar kompetensi : 3. Kompetensi dasar :

4. Indikator Pencapaian kompetensi : 5. Tujuan pembelajaran : 6. Materi ajar : 7. Sumber belajar : 8. Alokasi waktu : 9. Metode pembelajaran : 10. Kegiatan pembelajaran : 11. Penilaian hasil belajar :

2. Pengembangan muatan silabus dan RPP

Mulyasa (2009:134) “Pengembangan silabus KTSP dapat dilakukan melalui tiga cara berikut: (1) mengembangkan silabus sendiri, (2) menggunakan model silaus yang dikembangkan oleh BSNP, (3) menggunakan atau memotokopi silabus dari sekolah lain”. Yang dimaksud dengan muatan silabus dan RPP disini adalah unsur-unsur silabus dan RPP. Kuantitas unsur silabus dan RPP Apakah sudah memadai, tidak perlu lagi dikembangkan oleh tingkat satuan pendidikan, yang jelas tingkat satuan pendidikan berkewenangan, bahkan menjadi kewajiban untuk mengembangkannya, manakala memang ada peluang untuk pengembangannya.

Menindak lanjuti tuntutan kontek di atas diperlukan keahlian dan keterampilan pendidik untuk membaca peluang pengembangan silabus dan RPP, sekaligus menganalisanya dengan analisis kritis. Membaca peluang dapat dilakukan melalui pengidentifikasian objek, apakah dibutuhkan atau tidak, menentukan dibutuhkan atau tidak, ia merupakan hasil analisis, yakni dengan mengkaji relevansi, kebermaknaan dan pemadaan.

(12)

PENGANALISISAN NO PERTANYAAN OBJEK ASUMSI JAWABAN ASUMSI ANALISIS HASIL ANALISIS YA TDK YA TDK 1. Apakah perlu jumlah waktu untuk satu semester dicantumkan dalam identitas silabus ? YA Memperoleh alokasi waktu KD dari jumlah waktu untuk satu semester, karenanya waktu untuk satu semester perlu dicantumkan dalam identitas silabus YA 2. Apakah perlu tahun ajaran dicantumkan dalam indentitas silabus? YA

Identitas silabus akan memberi informasi keterangan diri

silabus. Tahun ajaran merupakan bagian dari keterangan silabus YA 3. Apakah perlu KKM dicantumkan sebagai salah satu unsur silabus? YA Sistem pembelajaran KTSP kan system tuntas, untuk mengetahui tuntas dan belum tuntasnya hasil belajar siswa, tentunya berdasarkan KKM, karenanya KKM perlu

dicantumkan dalam

(13)

silabus 4. Apakah perlu media pembelajran menjadi salah satu unsur silabus? YA

Media bagian penting dalam proses kegiatan pembelajran. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh media pembelajaran. YA 5. Apakah perlu silabus ditanda tangani oleh: Guru bidang studi, Kepala Sekolah, dan Pengawas? YA Tanda tangan merupakan lambang siap bertanggung jawab atas segala beban tugas,

karenanya penanda tanganan silabus, merupakan salah satu tugas dari tupoksi guru bidang studi, kepala sekolah dan pengawas. YA 6. Apakah perlu alokasi waktu untuk satu KD dicantumkan dalam identitas RPP? YA Dalam RPP, pembagian waktu berdasarkan estimasi watu. Estimasi waktu merupakan rincian dari alokasi waktu, maka alokasi waktu perlu dicantumkan

(14)

dalam identitas RPP. 7. Apakah perlu KKM dicantumkan dalam identitas RPP? YA Fungsi KKM adalah untuk mengukur ketuntasan belajar siswa, maka sah-sah saja dicantumkan dalam identitas ataun diluar identitas.

YA 8. Apakah perlu soal-soal dicantumkan di RPP? YA

Soal adalah alat tes hasil belajar secara berkesinambungan dan akan diujikan setelah selesai program

pembelajaran untuk 1 KD, karenanya soal-soal sangat perlu dicantumkan dalam RPP. YA 9. Apakah perlu kunci jawaban di cantumkan dalam RPP? YA

Kunci jawaban soal fungsinya untuk alat ukur kebenaran jawaban dari soal-soal yang telah disediakan, karenanya soal-soal perlu dicantumkan dalam RPP. YA 10. Apakah perlu skor dan bobot soal YA Pemeriksa hasil jawaban siswa belum tentu guru bidang

(15)

dicantumkan dalam RPP?

studi sendiri, karenanya untuk menjamin mutu dan kebenarannya sangat diperlukasn skor dan bobot soal, perlu dicantumkan dalam RPP.

11. Apakah perlu RPP ditanda tangani oleh Guru bidang studi, Kepala sekolah, dan pengawas? YA RPP merupakan produk perencanaan pembelajaran guru, RPP harus baik dan benar, karenanya guru bidang studi harus mempertanggung jawabkannya, kepala sekolah harus mengetahuinya, dan pengawas harus mengesahkannya, karenanya RPP perlu ditanda tangani oleh guru, kepala sekolah dan pengawas.

YA

Dengan uraian di atas maka RPP dapat diformat, sebagai berikut: RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN

(16)

Satuan pendidikan : Kelas/ semester : Program keahlian : Mata/ tema pelajaran : KKM : Alokasi waktu : Jumlah pertemuan : Tahun ajaran : 2. Standar kompetensi : 3. Kompetensi dasar :

4. Indikator Pencapaian kompetensi : 5. Tujuan pembelajaran : 6. Materi ajar : 7. Sumber belajar : 8. Media pembelajaran : 9. Metode pembelajaran : 10. Kegiatan pembelajaran :

NO. KEGIATAN PEMBELAJARAN ESTIMASI

WAKTU I. Kegiatan Awal

a. Persepsi : b. Motivasi : II. Kegiatan Inti

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. 2. 3. dst 1. 2. 3. dst III. Kegiatan Penutup

a. Simpulan : b. Feedback :

(17)

c. Tindak lanjut :

11. Lampiran : Soal-soal : Kunci jawaban :

Skor dan bobot penilaian :

Medan,

Mengetahui: Guru Bidang Studi

Kepala Sekolah

( ) ( )

III. Penutup

Dengan uraian pengembangan silabus dan RPP di atas dapat disimpulkan bahwa dengan membaca tulisan ini para pendidik dapat memiliki kompetensi pengembangan silabus dan RPP dan dapat mengimplementasikannya di lapangan. Oleh karenanya disarankan kepada tenaga pendidik, supaya membaca tulisan ini secara seksama dan juga referensi lainnya, supaya pengetahuan, keahlian dan keterampilan dapat lebih berkembang secara profesional

DAFTAR PUSTAKA

BSNP, 2007, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan

(18)

Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Kunandar, 2007, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Lembaga Administrasi Negara, 2008, Peraturan Kepala Lembaga Administrasi NegaraNomor 9 Tahun 2008, tentang Pedoman

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bagi Widyaiswara, Jakarta:

Lembaga Administrasi Negara

Lintang, 2009, Rambu-Rambu Karya Tulis Ilmiah Widyaiswara, Bogor: Penerbit Buku Ilmiah Populer

Mulyasa, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,Bandung: PT Remaja Rosda

………, 2009, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005, 2005,

tentang Standar Nasional Pendidikan,Jakarta: Eko Jaya

Univeersitas Negeri Padang,Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah,Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi bagaimana kontribusi dari diversifikasi produk pembiayaan diantaranya

Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib dan harus dilaksanakan di Program Studi Teknik Elektro Industri Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) sebagai

menanggung seluruh modal usaha/investasi. BMT menerima bagi hasil atas keuntungan yang didapat dari usaha yang dikelola oleh nasabah sesuai kesepakatan pada saat akad.

Penggunaan susu rendah lemak dengan konsentrasi kefir grains serta lama simpan kefir dalam suhu rendah akan berpengaruh terhadap kadar lemak, kadar protein dan

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian untuk merancang prototype dan membuat program aplikasi mobile dan python

Latainer dalam Sutrisno (2011:87) mengartikan disiplin sebagai suatu kekuatan yang berkembang di dalam tubuh karyawan dan menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri dengan

Penambahan tepung terigu dan air pada donat kulit pisang berpengaruh pada rasa, hal ini dibuktikan dari perbandingan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2014 tentang Penetapan Universitas Diponegoro Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (Lembaran Negara