• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM a5e3390314 BAB IIIBab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Sambas Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM a5e3390314 BAB IIIBab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Sambas Baru"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS

INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

3. 1Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang

3.1. 1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Infrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunan nasional karena turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan, maupun menjaga kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu, Ditjen Cipta Karya berperan penting dalam implementasi amanat kebijakan pembangunan nasional.

3.1.1. 1Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025

RPJPN 2005-2025 yang ditetapkan melalui UU No. 17 Tahun 2007, merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang sebagai arah dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang akan dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu 2005-2025. Dalam dokumen tersebut, ditetapkan bahwa Visi Indonesia pada tahun 2025 adalah “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur”. Dalampenjabarannya RPJPNmengamanatkan beberapa hal sebagai berikut dalam pembangunan bidang Cipta Karya, yaitu:

a. Dalam mewujudkan Indonesia yang berdaya saing maka pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan melalui pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive approach) dan pendekatan terpadu dengan sektor sumberdaya alam dan lingkungan hidup, sumber daya air, serta kesehatan.

b. Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan maka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset management) dalam penyediaan air minum dan sanitasi, (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat, (3) penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional, dan (4) penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.

(2)

difokuskan pada perumusan kebijakan pembangunan sarana dan prasarana, sementara peran swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana akan makin ditingkatkan terutama untuk proyek-proyek yang bersifat komersial.

d. Upaya perwujudan kota tanpa permukiman kumuh dilakukan pada setiap tahapan RPJMN, yaitu: • RPJMN ke 2 (2010-2014): Daya saing perekonomian ditingkatkan melalui percepatan

pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkankerjasama antara pemerintah dan dunia usaha dalam pengembangan perumahan dan permukiman.

RPJMN ke 3 (2015-2019): Pemenuhan kebutuhan hunian bagi seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, danakuntabel. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.

RPJMN ke 4 (2020-2024): terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh.

3.1.1. 2Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019

Visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan yaitu:

1.

Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjagam kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2.

Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.

3.

Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

4.

Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

5.

Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6.

Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

7.

Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA.

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

(3)

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Perbatasan negara yang selama ini dianggap sebagai pinggiran negara, ditujukan pengembangannya menjadi halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman. Pendekatan pembangunan kawasan perbatasan terdiri: (i) pendekatan keamanan (security approach), dan (ii) pendekatan peningkatan kesejahteraan masyarakat (prosperity approach), yang difokuskan pada 10 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dan 187 Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri) di 41 Kabupaten/Kota dan 13 Provinsi

Sasaran pembangunan kawasan perbatasan pada tahun 2015-2019, meliputi:

1. Berkembangnya 10 PKSN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, simpul utama transportasi wilayah, pintu gerbang internasional/ pos pemeriksaan lintas batas kawasan perbatasan negara, dengan 16 PKSN lainnya sebagai tahap persiapan pengembangan;

2. Meningkatnya efektifitas diplomasi maritim dan pertahanan, dan penyelesaian batas wilayah negara dengan 10 negara tetangga di kawasan perbatasan laut dan darat, serta meredam rivalitas maritim dan sengketa teritorial;

3. Menghilangkan aktivitas illegal fishing, illegal logging, human trafficking, dan kegiatan ilegal lainnya, termasuk mengamankan sumberdaya maritim dan Zona Ekonomi Esklusif (ZEE); dan

4. Meningkatnya keamanan dan kesejahteran masyarakat perbatasan, termasuk di 92 pulau-pulau kecil terluar/terdepan;

5. Meningkatnya kerjasama dan pengelolaan perdagangan perbatasan dengan negara tetangga, ditandai dengan meningkatnya perdagangan ekspor-impor di perbatasan, dan menurunnya kegiatan perdagangan ilegal di perbatasan.

(4)

perdagangan dengan negara tetangga secara terintegrasi dan berwawasan lingkungan. Untuk mempercepat pengembangan kawasan perbatasan tersebut diperlukan strategi pembangunan sebagai berikut:

1. Pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan negara berdasarkan karakteristik wilayah, potensi lokal, dan mempertimbangkan peluang pasar negara tetangga dengan didukung pembangunan infrastruktur transportasi, energi, sumber daya air, dan telekomunikasi-informasi;

2. Membangun sumber daya manusia (SDM) yang handal serta pemanfaatan pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam memanfaatkan dan mengelola potensi lokal, untuk mewujudkan kawasan perbatasan negara yang berdaya saing;

3. Membangun konektivitas simpul transportasi utama pusat kegiatan strategis nasional dengan lokasi prioritas perbatasan dan kecamatan disekitarnya, pusat kegiatan wilayah (ibukota kabupaten), pusat kegiatan nasional (ibukota provinsi), dan menghubungkan dengan negara tetangga. Membangun konektivitas melalui pelayanan transportasi laut untuk meningkatkan kualitas dan intensitas pelayanan terhadap wilayah perbatasan laut.

4. Membuka akses di dalam lokasi prioritas dengan transportasi darat, sungai, laut, dan udara dengan jalan/moda/dermaga non status dan pelayanan keperintisan;

5. Membangun kedaulatan energi di perbatasan Kalimantan, dan kedaulatan telekomunikasi di seluruh wilayah perbatasan negara.

6. Optimalisasi pengawasan lintas batas negara dilakukan melalui kolaborasi peran dan fungsi secara terpadu antara Custom, Immigration, Quarantine, `Security (CIQS) sesuai dengan standar internasional dalam suatu sistem pengelolaan yang terpadu. Meskipun secara kelembagaan masing-masing merupakan institusi yang mandiri dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan lintas batas negara.;

7. Meningkatkan kualitas dan kuantitas, serta standarisasi sarana-prasarana pertahanan dan pengamanan perbatasan laut dan darat, serta melibatkan peran aktif masyarakat dalam mengamankan batas dan kedaulatan negara;

8. Penegasan batas wilayah negara di darat dan laut melalui Pra-investigation, refixation, maintanance (IRM), pelaksanaan IRM, penataan kelembagaan diplomasi perundingan yang didukung oleh kelengkapan data/peta dukung dan kapasitas peran dan fungsi kelembagaan yang kuat;

(5)

10. Menerapkan kebijakan desentralisasi asimetris untuk kawasan perbatasan negara dalam memberikan pelayanan publik (infrastruktur dasar wilayah dan sosial dasar) dan distribusi keuangan negara;

11. Menerapkan kebijakan khusus dan menata pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) di kawasan perbatasan yang berorientasi pada kesejahteraan melalui pembinaan, monitoring dan evaluasi; dan

12. Mereformasi pelayanan publik di kawasan perbatasan melalui penguatan desa di kecamatan lokasi prioritas penanganan kawasan perbatasan melalui fasilitasi, supervisi, dan pendampingan.

Guna mewujudkan mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar maka salah satu strategi pembangunan perkotaan tahun 2015-2019 adalah Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota aman, nyaman, dan layak huni, yaitu dengan cara:

1. Menyediakan sarana dan prasarana dasar perkotaan sesuai dengan tipologi, fungsi dan peran kotanya;

2. Menyediakan dan meningkatkan sarana ekonomi, khususnya sektor perdagangan dan jasa termasuk perbaikan pasar rakyat, koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM);

3. Meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan sosial budaya;

4. Menyediakan sarana permukiman beserta sarana parasananya yang layak dan terjangkau;

5. Mengembangkan sistem transportasi publik yang terintegrasi dan multimoda sesuai dengan tipologi kota dan kondisi;

6. Meningkatkan keamanan kota melalui pencegahan,penyediaan fasilitas dan sistem penanganan kriminalitas dan konflik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

3.1. 2Arahan Penataan Ruang

3.1.2. 1Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional atau PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.

Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan eksport-import atau pintu gerbang menuju kawasan internasional; kegiatan industri dan jasa serta simpul transportasi. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua yang mendukung PKN untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten, seperti : kegiatan ekspor-impor, pusat kegiatan industri dan jasa, simpul transportasi.

(6)

Tabel 3. 1 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN),

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional

PROVINSI PKN PKW PKSN

Kalimantan Barat Pontianak Mempawah, Singkawang,Sambas, Ketapang, Putussibau, Entikong

Paloh,Jagoibabang, Nanga

Badau, Entikong, Jasa

Sumber : RTRWN

A. PKSN (Pusat Kegiatan Strategis Nasional) terdapat di Temajuk, Kecamatan Paloh dan Aruk, Kecamatan Sajingan Besar. Kedua daerah ini dikembangkan sebagai kawasan perkotaan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara. Pusat kegiatan ini berlokasi di bagian Utara Kabupaten, yang merupakan kawasan perbatasan Indonesia dengan Malaysia (Sarawak). Temajuk dan Aruk akan dikembangkan sebagai basis pertahanan keamanan negara RI, dipersiapkan sebagai outlet untuk perdagangan antar-negara, serta sebagai pusat permukiman.PKSN Temajuk dan Aruk diprioritaskan dikembangkan pada tahapan pengembangan jangka menengah pertama dengan arahan pengembangan pusat kegiatan baru.Temajuk dan Aruk direncanakan menjadi bagian dari 6 (enam) pintu gerbang lintas batas negara RI dengan Malaysia yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Fungsi dari PKSN Temajuk-Aruk adalah:

• Kepabeanan, Imigrasi, Karantina dan Keamanan; • Hankamnegara;

• Perdagangan dan Jasa;

• Pertanian Tanaman Pangan dan Industri Pengolahan; • Pemerintahan;

• Pendidikan dan Kesehatan

• Sistem Angkutan Penumpang dan Angkutan Barang; • Transportasi Laut;

• Transportasi Udara.

B. PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) terdapat di Kota Sambas, yang dalam RTRWN termasuk pada tahapan pengembangan II dan diarahkan untuk pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan perkotaan.PKW Sambas adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan kabupaten/kota di sekitarnya, seperti Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang.

C. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) dikembangkan di Pemangkat, Selakau, Sentebang, Tebas, Sekura dan Kota Liku. Penetapan PKL didasari oleh pertimbangan perlunya pusat-pusat permukiman yang tersebar secara proporsional di dalam ruang. Dengan pertimbangan pemerataan pembangunan wilayah, letak geografis dari pusat yang menyebar secara merata akan lebih baik dari pusat-pusat yang mengelompok. PKL tersebut berfungsi tidak hanya melayani satu kecamatan, tetapi melayani juga wilayah kecamatan di sekitarnya.

(7)

E. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dikembangkan di Seranggam, Sungai Toman, Sempadian, Pancur, Tanah Hitam, Pipit Teja, Sungai Kelambu, Sepinggan, Sabung.

3.1.2. 2 Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Kalimantan

3.1.2. 3 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kalimantan Barat

Rencana pola ruang wilayah provinsi adalah rencana distribusiperuntukan ruang wilayah provinsi yang meliputi peruntukan ruanguntuk fungsi lindung dan budi daya sampai dengan akhir masaberlakunya RTRW provinsi yang memberikan gambaran pemanfaatanruang wilayah provinsi hingga 20 (dua puluh) tahun mendatang. Rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi kawasan lindung dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis provinsi. Rencana pola ruang wilayah provinsi meliputi kawasan lindung dankawasan budi daya.

Kawasan lindung Kabupaten Sambas terdiri dari :

1. Cagar Alam

• Gunung Niyut-Penrinsen • Raya-Pasi

• Lo Fat Fun Fie • Mandor

• Muara Kendawangan

2. Kawasan Cagar Alam Laut adalah CAL Karimata. 3. Kawasan Suaka Alam Laut adalah SAL Sambas. 4. Kawasan Taman Nasional adalah

• TN Gunung Palung • TN Bukit Baka - Bukit Raya • TN Danau Sentarum • TN Betung Kerihun.

5. Kawasan Taman Wisata Alam adalah • TWA Tanjung Belimbing

• TWA Sungai Liku • TWA Gunung Asuansang • TWA Gunung Dungan • TWA Gunung Melintang • TWA Bukit Kelam • TWA Baning.

(8)

Tabel 3.2 Kawasan Hutan Lindung Provinsi Kalimantan Barat

No Lokasi Luas (Ha)

1. Kab. Sambas 26.433,51

2. Kab. Bengkayang 34.202,54

3. Kab. Landak 55.923,49

4. Kab. Mempawah 3.948,85

5. Kab. Sanggau 99.427,22

6. Kab. Sekadau 52.835,30

7. Kab. Sintang 473.257,00

8. Kab. Kapuas Hulu 804.376,33

9. Kab. Melawi 226.876,01

10. Kab. Ketapang 309.242,43

11. Kab. Kayong Utara 76.846,57

12. Kab. Kubu Raya 142..727,55

Jumlah 2.306.447,58

Sumber : RTRWP Kalimantan Barat

Rencana struktur ruang wilayah provinsi adalah rencana yang mencakuprencana sistem perkotaan dalam wilayah provinsi yang berkaitan dengankawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya, dan rencana system prasarana wilayah provinsi yang mengintegrasikan wilayah provinsi sertamelayani kegiatan skala provinsi, yang akan dituju sampai dengan akhirmasa perencanaan 20 (dua puluh) tahun.rencanastruktur ruang wilayah provinsi yang meliputi system perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan dengan kawasanperdesaan dalam wilayah pelayanannya dan sistem jaringan prasaranawilayah provinsi.

Rencana pusat-pusat kegiatan Provinsi Kalimantan Barat terdiri atas :

1. PKN yaitu Kawasan Metropolitan Pontianak yang mencakup Kota Pontianak beserta bagian wilayah Kabupaten Kubu Raya dan bagianwilayah Kabupaten Mempawah yang berbatasan dengan Kota Pontianak;

2. PKW meliputi

• Perkotaan Sambas (ibukota Kabupaten Sambas); • Perkotaan Singkawang;

• Perkotaan Mempawah (ibukota Kabupaten Mempawah);

• Perkotaan Entikong (ibukota Kecamatan Entikong di Kabupaten Sanggau); • Perkotaan Sanggau (ibukota Kabupaten Sanggau);

• Perkotaan Sintang (ibukota Kabupaten Sintang);

• Perkotaan Putussibau (ibukota Kabupaten Kapuas Hulu); • Perkotaan Ketapang (ibukota Kabupaten Ketapang); 3. PKSN meliputi

(9)

• Perkotaan Jagoi Babang (di Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang); • Perkotaan Entikong (di Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau);

• Perkotaan Jasa (di Kecamatan Ketungau Hulu Kabupaten Sintang); • Perkotaan Badau (di Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu); 4. PKWp meliputi:

• Perkotaan Bengkayang (ibukota Kabupaten Bengkayang); • Perkotaan Ngabang (ibukota Kabupaten Landak);

• Perkotaan Sekadau (ibukota Kabupaten Sekadau); • Perkotaan Nanga Pinoh (ibukota Kabupaten Melawi); dan

• Perkotaan Sukadana-Teluk Melano-Teluk Batang (di KabupatenKayong Utara); serta 5. PKL meliputi:

• Perkotaan Liku, Sekura, Sentebang, Tebas, Pemangkat, dan Selakau (Kabupaten Sambas); • Perkotaan Seluas, Ledo, Samalantan, dan Sungai Duri (Kabupaten Bengkayang);

• Perkotaan Sungai Kunyit, Sungai Pinyuh, dan Anjongan (Kabupaten Mempawah); • Perkotaan Karangan, Pahauman, dan Darit (Kabupaten Landak);

• Perkotaan Sungai Kakap, Rasau Jaya, Kubu, dan Batu Ampar (Kabupaten Kubu Raya);

• Perkotaan Kendawangan, Manismata, Tumbang Titi, Sandai, dan Balai Berkuak (Kabupaten Ketapang);

• Perkotaan Tayan, Sosok, Kembayan, Balai Karangan, dan Pusat Damai (Kabupaten Sanggau); • Perkotaan Sungai Ayak dan Nanga Taman (Kabupaten Sekadau);

• Perkotaan Kota Baru dan Nanga Ella (Kabupaten Melawi);

• Perkotaan Nanga Serawai, Nanga Mau, Nanga Sepauk, dan Nanga Merakai (Kabupaten Sintang); • Perkotaan Semitau dan Nanga Tepuai (Kabupaten Kapuas Hulu).

Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsungkegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap tata ruang di wilayah sekitarnya, kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya danpeningkatan kesejahteraan masyarakat. Berikut adalah kawasan strategis yang telah ditetapkan di Provinsi Kalimantan Barat.

1. Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah : • Kawasan Perbatasan Republik Indonesia

(10)

• kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

• kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukunglingkungan hidup.

3.1.2. 4 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sambas

Dalam Peraturan Daerah No 17 Tahun 2015 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sambas, menjelaskan rencana pola ruang Kabupaten Sambas adalah sebagai berikut

Tabel 3.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Sambas

NO KAWASAN LINDUNG LUAS (HA)

1 Suaka Alam Laut Sambas

2 Taman Wisata Alam Sungai Liku 753,79

3 Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing 1.023,31

4 Taman Wisata Alam Asuansang 4.845,01

5 Taman Wisata Alam Dungan 1.676,11

6 Taman Wisata Alam Gunung Melintang 22.171,62

7 Hutan Lindung 26.779,65

Sumber : RTRW Kabupaten Sambas

Selain kawasan lindung juga terdapat kawsan budidaya yang diarahkan untuk Kabupaten Sambas, yaitu :

1. Kawasan peruntukan hutan produksi 2. Kawasan peruntukan hutan rakyat 3. Kawasan peruntukan pertanian

4. Kawasan peruntukan perikanan, kelautan dan pulau kecil 5. Kawasan peruntukan pertambangan

6. Kawasan peruntukan industry 7. Kawasan peruntukan pariwisata 8. Kawasan peruntukan permukiman 9. Kawasan peruntukan lainnya.

Adapun arahan rencana struktur ruang di Kabpuaten Sambas adalah sebagai berikut :

1. PKSN yaitu Perkotaan Temajuk (Kecamatan Paloh) dan Perkotaan Aruk (Kecamatan Sajingan Besar) 2. PKW yaitu Perkotaan Sambas (ibukota Kabupaten Sambas)

3. PKL yaitu Perkotaan Liku, Sekura, Sentebang, Tebas, Pemangkat, dan Selakau

(11)

5. PPL yaitu Seranggam, Sungai Toman, Sempadian, Pancur, Tanah Hitam, Pipit Teja, Sungai Kelambu, Sepinggan, Sabung, Sarilaba A, dan Sijang.

Selain itu juga terdapat arahan kawasan strategis di Kabupaten Sambas, yaitu :

1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi terdiri atas:

• Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi Kecamatan Paloh dan Sajingan Besar • Kawasan Perkotaan Sambas

• Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu yang meliputi Kecamatan Pemangkat, Tebas dan Galing • Kawasan Minapolitan budidaya di Kecamatan Jawai Selatan dengan hinterlan Kecamatan

Pemangkat dan Kecamatan Jawai

• Kawasan Minapolitan penangkapan di Kecamatan Pemangkat dengan hinterland Kecamatan Selakau.

2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya yaitu :

• Kawasan Waterfront City dan Komplek Istana Kesultanan Sambas (Istana Alwatzikoebillah, Masjid Jami’, dan Makam Raja-raja Kesultanan Sambas)

• Kawasan Wisata meliputi : Pantai Sinam di Kecamatan Pemangkat, Pantai Putri Serayi di Kecamatan Jawai Selatan, Danau Sebedang di Kecamatan Sebawi, Pantai Temajuk di Kecamatan Paloh, dan Riam Merasap di Kecamatan Sajingan Besar, Wisata Tenun di Kecamatan Sambas • Kawasan Olahraga meliputi ibukota kecamatan sebagai sentra olahraga di daerah.

3. Kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam/teknologi tinggi yaitu : • Kawasan Industri Semparuk

• Terminal khusus dan kawasan industri Tanjung Api di Kecamatan Paloh

• Kota Terpadu Mandiri Subahdi Kecamatan Subah dengan hinterland terletak di Kecamatan Sajad dan Kecamatan Sejangkung

• Kota Terpadu Mandiri Gerbang Mas Perkasa Sebunga di Kecamatan Sajingan Besar dengan hinterland di Kecamatan Paloh, Galing, dan Sejangkung;

4. Kawasan strategis dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup terdiri atas: • Kawasan Kebun Raya Sambas di Kecamatan Subah

• Kawasan ekosistem Tanjung Belimbing di Kecamatan Paloh

• Kawasan ekosistem Gunung Bentarang di Kecamatan Sajingan Besar.

3.1. 3Arahan Wilayah Pengembangan Strategis A. Esensi WPS

(12)

WPS.Untuk itu diperlukanKeter strategis dalam WPS, seperti Programantar infrastruktur y Lokasi, Waktu, Besaran, dan Pendekatan Wilayah yang dituangk melalui Badan Pengembangan kedalam 35 Wilayah Pengembangan Pusat Pertumbuhan Sedang Strategis Pariwisata Nasional Kegiatan Wilayah (PKW). Terdapat perbatasan Indonesia dengan catatan Direktorat Jenderal B Kalimantan Barat sepanjang 2.117 ini Kementerian PUPR fokus dal perbatasan Indonesia-Malaysia s

Gambar 3.1 WPS Pusat Pe

eterpaduan Perencanaanantara Infrastruktur dengan pe eperti perkotaan, industri, dan maritim/ pelabuhan indus tur yang mendukung pertumbuhan kawasan-kawasan di

dan Dana).Untuk mewujudkan pencapaian sasaran str dituangkan dalam 35 Wilayah Pengembangan Strategi bangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) telah membagi w

embangan Strategis (WPS). Kabupaten Sambas sendir g Berkembang Ketapang-Pontianak-Singkawang-Samb onal (KSPN) Sambas dan sekitarnya serta Kabupaten

Terdapat Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Aruk dengan Malaysia (Serawak) dalam WPS Pertumbuhan Baru

l Bina Marga, Kementerian PUPR total ruas jalan nas ang 2.117 Km yang dapat digunakan oleh masyarakat Sesua

s dalam membenahi Trans-Kalimantan, termasuk penan aysia sejak Kalimantan Barat – KalimantanTimur - Kalimant

Pertumbuhan Sedang Berkembang Ketapang-Pontianak-S

(13)

Gambar 3.2

Program utama WPS Temajuk S • Pembangunan Pos Lint • PembangunanProgra

Aruk-Paloh

• Pembangunan ruas ja • Pembangunan Jalan Tn. H • Pembangunan Jalan Tebas • Pembangunan Aruk-G • Pembangunan RUSUS • Pembangunan Rumah S

3.1. 4 Arahan Rencana Pembangunan D A. Rencana Pembangunan

Dengan memperhatikan analisa isu strategis daerah Kabupaten S

1. Minimnya ketersediaan infr 2. Lambannya pengembangan

desa tertinggal.

3. Belum optimalnya pemanfaat kelapa sawit, dan lada) ser 4. Belum optimalnya sistem

terbatasnya infrastruktur k dan investasi.

3.2 PKSN Aruk dalam WPS Pertumbuhan Baru Temajuk-Se

ajuk Sebatik di PKSN Aruk-Paloh tahun 2016-2022 sebagai Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk dan Temajuk (Paloh) ogram for Sustainable Development(PSD) Permukiman K

s jalan Temajuk-Gunung Kukud-Simpang Tandjung an Tn. Hitam-Sp. Bantanan-Galing-Aruk

an Tebas-Sentebang-Tn. Hitam-Jeruju Liku-Merbau-Temaj uk-Galing-Sambas

SUS TNI Polri petugas perbatasan ah Susun perbatasan di Aruk embangunan Daerah

nan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Samba analisa lingkungan internal dan eksternal di atas, maka dap

paten Sambas dalam lima tahun (2012-2016) mendatang, y aan infrastruktur dasar, terutama di kawasan perbatasan.

bangan wilayah strategis dan cepat tumbuh yang ditanda

pemanfaatan/pengolahan hasil produksi komoditas pertani ) serta perikanan dan kelautan dalammendorong perkem tem distribusi dan koneksi hasil produksi pertanian, perikanan

ur khususnya jalan, yang menghambat pengembangan us -Sebatik

(14)

5. Kurangnya kesadaran pemangku kepentingan terhadap kelestarian lingkungan telah menyebabkan timbulnya konflik pemanfaatan lahan dan menimbulkan kecenderungan penurunan daya dukung lingkungan.

6. Tingginya angka kemiskinan karena terbatasnya akses terhadap kegiatan ekonomi

7. Tidak seimbangnya antara pertumbuhan angkatan kerja dengan pertumbuhan kesempatan kerja sehingga menyebabkan munculnya pengangguran.

8. Rendahnya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) akibat terbatasnya fasilitas dan belum meratanya persebaran tenaga pendidikan dan kesehatan.

9. Rendahnya partisipasi masyarakat baik dalam kehidupan berdemokrasi maupun dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan.

10. Belum optimalnya kinerja aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan publik dan dalam pengelolaan keuangan daerah baik dari sisi pendapatan maupun belanja.

11. Meningkatnya frekuensi tindak kriminal, penderita HIV AIDS, narkoba, kenakalan remaja (dekadensi moral) yang merupakan ancaman terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat, serta kualitas sumber daya manusia (generasi penerus) di masa yang akan datang.

12. Belum sinergisnya antara pemahaman nilai-nilai luhur agama dan budaya dengan penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat dan berpemerintahan.

13. Rendahnya peran dan partisipasi kaum perempuan dalam pembangunan di daerah.

Sesuai dengan analisis lingkungan internal dan eksternal serta dengan memperhatikan isu strategis daerah di atas, maka dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan Kabupaten Sambas akan ditempuh Strategi Pembangunan Daerah, sebagai berikut :

1. Percepatan pembangunan Infrastruktur untuk mendorong peningkatan perekonomian rakyat berbasis komoditas unggulan khususnya pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kelautan.

2. Peningkatan daya dukung wilayah dengan membangun dan mengoptimalkan sarana dan prasarana daerah untuk mengembangkan kawasan perbatasan serta wilayah strategis dan cepat tumbuh lainnya, sekaligus untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antar kawasan.

3. Peningkatan perekonomian masyarakat dan iklim investasi daerah yang berorientasi pasar, berwawasan lingkungan, serta berkeadilan melalui peningkatan produktivitas pertanian dan pengembangan sentra-sentra komoditas unggulan sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan kelautan serta pemberdayaan UKM dan koperasi untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.

4. Peningkatan dan pemanfaatan teknologi tepat guna dan diversifikasi kegiatan ekonomi perdesaan berdasarkan kearifan lokal untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di pedesaan.

(15)

6. Peningkatan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan untuk memberikan 7. pelayanan yang baik kepada masyarakat.

8. Peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan daerah untuk mendorong terwujudnya pelaksanaan pembangunan yang lebih efisien dan efektif.

9. Peningkatan kualitas partisipasi masyarakat dalam berdemokrasi serta dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan.

10. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat yang berlandaskan keadilan dan berorientasi pada peningkatan sosial ekonomi.

11. Peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat untuk mendukung pembangunan sosial dan ekonomi.

12. Peningkatan kualitas pemahaman dan implementasi nilai-nilai agama dan budaya untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan berpemerintahan.

Adapun tahapan prioritas program pembangunan di Kabupaten Sambas untuk 5 (lima) tahun ke depan (2012-2016) adalah sebagai berikut :

(1) Prioritas Program Pembangunan tahun 2012

Prioritas program pembangunan Tahun 2012 diarahkan untuk mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui :

a. Peningkatan infrastruktur dasar yang menunjang sektor pendidikan, kesehatan serta ekonomi kerakyatan dan investasi;

b. Reformasi birokrasi (Tata Kelola Pemerintahan) dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Penyediaan dan perbaikan infratruktur dasar untuk memberikan implikasi yang sangat luas terhadap sektor pendidikan, kesehatan, serta dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat dan investasi, sektor sosial lainnya dan pada akhirnya dapat mendongkrak peningkatan IPM Kabupaten Sambas.

Fokus program prioritas tersebut adalah dalam rangka mewujudkan visi Sambas Mandiri, Berprestasi dan Madani.

(2) Prioritas Program Pembangunan tahun 2013

Pada prinsipnya prioritas program pembangunan pada tahun 2013 masih melanjutkan prioritas program pembangunan tahun 2012, yaitu tetap mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui peningkatan infrastruktur dasar yang menunjang sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan dan investasi, reformasi birokrasi (tata kelola pemerintahan), serta peningkatan kesempatan kerja dan penanggulangan kemiskinan.

(16)

Fokus program prioritas tersebut dalam rangka meningkatkan kualitas untuk mewujudkan Sambas Mandiri, Berprestasi dan Madani.

(3) Prioritas Program Pembangunan tahun 2014

Pada tahun 2014 program prioritas pembangunan masih secara konsisten diarahkan pada peningkatan IPM melalui peningkatan infrastruktur dasar yang menunjang sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan dan investasi, peningkatan kualitas pelayanan publik melalui reformasi birokrasi (tata kelola pemerintahan) serta peningkatan kualitas kehidupan beragama.

Perbaikan derajat ekonomi masyarakat yang berlangsung selama dua tahun sebelumnya akan semakin efektif meningkatkan akses masyarakat akan pelayanan yang berkualitas pada pendidikan, kesehatan, ketenaga kerjaan dan penanggulangan kemiskinan. Disisi lain bahwa reformasi birokrasi (tata kelola pemerintahan) dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kapasitas pemerintah untuk peningkatan pelayanan masyarakat serta meningkatkan kualitas kehidupan beragama melalui pembinaan dan peningkatan sarana dan prasarana ibadah.

Fokus program prioritas tersebut untuk mewujudkan Sambas Mandiri, Berprestasi, Madani dan Sejahtera.

(4) Prioritas Program Pembangunan tahun 2015

Demikian pula untuk tahun 2015, program prioritas masih konsisten diarahkan dalam rangka meningkatkan IPM, yaitu melalui peningkatan infrastruktur dasar, pengembangan kesehatan dan KB, pengembangan pendidikan, reformasi birokrasi (tata kelola pemerintahan), peningkatan kualitas kehidupan beragama. Dengan semakin meningkatnya kegiatan ekonomi masyarakat dan investasi, serta ditunjang oleh peningkatan pelayanan sektor publik oleh pemerintah, maka diharapkan akan dapat mengoptimalkan akses masyarakat terhadap kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, ketenaga kerjaan, pemberdayaan perempuan, KB dan anak serta semakin meningkatkan kualitas ibadah dalam kehidupan beragama.

Fokus program prioritas pembangunan tersebut adalah untuk mempercepat visi Sambas Berprestasi dan Sejahtera.

(5) Prioritas Program Pembangunan tahun 2016

Adapun prioritas program pembangunan pada tahun 2016 yang merupakan tahun terakhir pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sambas periode 2012-2016 adalah peningkatan tata kelola pemerintahan (reformasi birokrasi), peningkatan kapasitas keuangan daerah, peningkatan keamanan dan ketertiban serta peningkatan kualitas kehidupan beragama dan tetap memperhatikan program-program penunjang peningkatan IPM.

(17)

dan efisien, serta didukung oleh semakin meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat, guna menjamin rasa aman dan nyaman dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Fokus program prioritas pembangunan tersebut untuk mewujudkan Sambas Madani dan Sejahtera.

B. Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2015 Tentang Bangunan Gedung, Kabupaten Sambas

Peraturan Daerah Bangunan Gedung ini bertujuan untuk:

• Mewujudkan Bangunan Gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata Bangunan Gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya;

• Mewujudkan tertib penyelenggaraan Bangunan Gedung yang menjamin keandalan teknis Bangunan Gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan;

• Mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan Bangunan Gedung.

Fungsi Bangunan Gedung merupakan ketetapan mengenai pemenuhan persyaratan teknis Bangunan Gedung ditinjau dari segi tata bangunan dan lingkungan maupun keandalannya serta sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW, RDTR dan/atau RTBL.

Fungsi Bangunan Gedung meliputi:

a) Bangunan Gedung fungsi hunian, dengan fungsi utama sebagai tempat manusia tinggal, terdiri dari: • bangunan rumah tinggal tunggal;

• bangunan rumah tinggal deret; • bangunan rumah tinggal susun; dan • bangunan rumah tinggal sementara.

b) Bangunan Gedung fungsi keagamaan dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan ibadah, terdiri dari:

• bangunan masjid, mushalla, langgar, surau; • bangunan gereja, kapel;

• bangunan pura; • bangunan vihara; • bangunan kelenteng; dan

• bangunan keagamaan dengan sebutan lainnya.

c) Bangunan Gedung fungsi usaha dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan usaha, terdiri dari:

• Bangunan Gedung perkantoran seperti bangunan perkantoran non-pemerintah dan sejenisnya; • Bangunan Gedung perdagangan seperti bangunan pasar, pertokoan, pusat perbelanjaan, mal dan

(18)

• Bangunan Gedung perhotelan seperti bangunan hotel, motel, hostel, penginapan dan sejenisnya; • Bangunan Gedung wisata dan rekreasi seperti tempat rekreasi, bioskop dan sejenisnya;

• Bangunan Gedung terminal seperti bangunan stasiun kereta api, terminal bus angkutan umum, halte bus, terminal peti kemas, pelabuhan laut, pelabuhan sungai, pelabuhan perikanan, bandar udara;

• Bangunan Gedung tempat penyimpanan sementara seperti bangunan gudang, gedung parkir dan sejenisnya; dan

• Bangunan Gedung tempat penangkaran atau budidaya seperti bangunan sarang burung walet, bangunan peternakan sapi dan sejenisnya.

d) Bangunan Gedung fungsi sosial dan budaya dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan sosial dan budaya, terdiri dari:

• Bangunan Gedung pelayanan pendidikan seperti bangunan sekolah taman kanak kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, kursus dan semacamnya;

• Bangunan Gedung pelayanan kesehatan seperti bangunan puskesmas, poliklinik, rumah bersalin, rumah sakit termasuk panti-panti dan sejenisnya

• Bangunan Gedung kebudayaan seperti bangunan museum, gedung kesenian, Bangunan Gedung adat dan sejenisnya

• Bangunan Gedung laboratorium seperti bangunan laboratorium fisika, laboratorium kimia, dan laboratorium lainnya, dan

• Bangunan Gedung pelayanan umum seperti bangunan stadion, gedung olah raga dan sejenisnya e) Bangunan Gedung fungsi khusus dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan

yang mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi dan/atau tingkat risiko bahaya tinggi, terdiri dari: • bangunan gedung untuk reaktor nuklir

• bangunan gedung untuk instalasi pertahanan dan keamanan; • bangunan sejenis yang ditetapkan oleh Menteri

f) Bangunan Gedung lebih dari satu fungsi, terdiri dari: • bangunan rumah dengan toko (ruko)

• bangunan rumah dengan kantor (rukan) • bangunan gedung mal-apartemen-perkantoran

• bangunan gedung mal-apartemen-perkantoran-perhotelan; • bangunan sejenisnya

Klasifikasi Bangunan Gedung terdiri dari kompleksitas, permanensi, resiko kebakaran, lokasi, ketinggian bangunan gedung, dan kepemilikan.

(19)

a) Bangunan Gedung sederhana, yaitu Bangunan Gedung dengan karakter sederhana serta memiliki kompleksitas dan teknologi sederhana dan/atau Bangunan Gedung yang sudah memiliki desain prototip;

b) Bangunan Gedung tidak sederhana, yaitu Bangunan Gedung dengan karakter tidak sederhana serta memiliki kompleksitas dan atau teknologi tidak sederhana; serta

c) Bangunan Gedung khusus, yaitu Bangunan Gedung yang memiliki penggunaan dan persyaratan khusus, yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya memerlukan penyelesaian/teknologi khusus. Klasifikasi berdasarkan tingkat permanensi meliputi:

a) Bangunan Gedung darurat atau sementara, yaitu Bangunan Gedung yang karena fungsinya direncanakan mempunyai umur layanan sampai dengan 5 (lima) tahun;

b) Bangunan Gedung semi permanen, yaitu Bangunan Gedung yang karena fungsinya direncanakan mempunyai umur layanan di atas 5 (lima) sampai dengan 10 (sepuluh) tahun; serta

c) Bangunan Gedung permanen, yaitu Bangunan Gedung yang karena fungsinya direncanakan mempunyai umur layanan di atas 20 (dua puluh) tahun.

Klasifikasi berdasarkan tingkat risiko kebakaran meliputi:

a) Tingkat risiko kebakaran rendah, yaitu Bangunan Gedung yang karena fungsinya, disain penggunaan bahan dan komponen unsur pembentuknya, serta kuantitas dan kualitas bahan yang ada di dalamnya tingkat mudah terbakarnya rendah;

b) Tingkat risiko kebakaran sedang, yaitu Bangunan Gedung yang karena fungsinya, disain penggunaan bahan dan komponen unsur pembentuknya, serta kuantitas dan kualitas bahan yang ada di dalamnya tingkat mudah terbakarnya sedang; serta

c) Tingkat risiko kebakaran tinggi, yaitu Bangunan Gedung yang karena fungsinya, dan disain penggunaan bahan dan komponen unsur pembentuknya, serta kuantitas dan kualitas bahan yang ada di dalamnya tingkat mudah terbakarnya sangat tinggi dan/atau tinggi.

Klasifikasi berdasarkan lokasi meliputi:

a) Bangunan Gedung di lokasi renggang, yaitu Bangunan Gedung yang pada umumnya terletak pada daerah pinggiran/luar kota atau daerah yang berfungsi sebagai resapan;

b) Bangunan Gedung di lokasi sedang, yaitu Bangunan Gedung yang pada umumnya terletak di daerah permukiman; dan

c) Bangunan Gedung di lokasi padat, yaitu Bangunan Gedung yang pada umumnya terletak di daerah perdagangan/pusat kota.

Klasifikasi berdasarkan ketinggian Bangunan Gedung meliputi:

a) Bangunan Gedung bertingkat rendah, yaitu Bangunan Gedung yang memiliki jumlah lantai sampai dengan 4 (empat) lantai;

(20)

c) Bangunan Gedung bertingkat tinggi, yaitu Bangunan Gedung yang memiliki jumlah lantai lebih dari 8 (delapan) lantai.

Klasifikasi berdasarkan kepemilikan meliputi:

a) Bangunan Gedung milik negara, yaitu Bangunan Gedung untuk keperluan dinas yang menjadi/akan menjadi kekayaan milik negara dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari dana APBN, dan/atau APBD, dan/atau sumber pembiayaan lain, seperti: gedung kantor dinas, gedung sekolah, gedung rumah sakit, gudang, rumah negara, dan lain-lain;

b) Bangunan Gedung milik perorangan, yaitu Bangunan Gedung yang merupakan kekayaan milik pribadi atau perorangan dan diadakan dengan sumber pembiayaan dari dana pribadi atau perorangan; dan c) Bangunan Gedung milik badan usaha, yaitu Bangunan Gedung yang merupakan kekayaan milik badan

usaha non pemerintah dan diadakan dengan sumber pembiayaan dari dana badan usaha non pemerintah tersebut.

Peraturan Bangunan Gedung juga memuat tentang persyaratan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dalam setiap kegiatan dalam bangunan dan/atau lingkungannya yang mengganggu atau menimbulkan dampak penting harus dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Kegiatan dalam bangunan dan/atau lingkungannya yang tidak mengganggu atau tidak menimbulkan dampak penting tidak perlu dilengkapi dengan AMDAL tetapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan atau RTBL memuat program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi dan ketentuan pengendalian rencana dan pedoman pengendalian pelaksanaan

Program bangunan dan lingkungan memuat jenis, jumlah, besaran, dan luasan Bangunan Gedung, serta kebutuhan ruang terbuka hijau, fasilitas umum, fasilitas sosial, prasarana aksesibilitas, sarana pencahayaan, dan sarana penyehatan lingkungan, baik berupa penataan prasarana dan sarana yang sudah ada maupun baru.

Rencana umum dan panduan rancangan merupakan ketentuan-ketentuan tata bangunan dan lingkungan pada suatu lingkungan/ kawasan yang memuat rencana peruntukan lahan makro dan mikro, rencana perpetakan, rencana tapak, rencana sistem pergerakan, rencana aksesibilitas lingkungan, rencana prasarana dan sarana lingkungan, rencana wujud visual bangunan, dan ruang terbuka hijau.

(21)

Ketentuan pengendalian rencana merupakan alat mobilisasi peran masing-masing pemangku kepentingan pada masa pelaksanaan atau masa pemberlakuan RTBL sesuai dengan kapasitasnya dalam suatu sistem yang disepakati bersama, dan berlaku sebagai rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk mengukur tingkat keberhasilan kesinambungan pentahapan pelaksanaan pembangunan.

Pedoman pengendalian pelaksanaan merupakan alat untuk mengarahkan perwujudan pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan/kawasan yang berdasarkan dokumen RTBL, dan memandu pengelolaan kawasan agar dapat berkualitas, meningkat, dan berkelanjutan.

3. 2 Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.2. 1 Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKPKP) Kabupaten Sambas Tahun 2015

Kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Sambas sebagaimana penjelasan pada Dokumen SPPIP Kabupaten Sambas meliputi kawasan permukiman pada 21 kawasan perkotaan. Mengacu pada Dokumen SPPIP Kabupaten Sambas mengenai karakteristik masing – masing kawasan perkotaan, terdapat dua karakteristik utama permukiman perkotaan di Kabupaten Sambas, yakni:

kawasan permukiman yang saat ini sudah menunjukkan gejala urban/ perkotaan seperti di ibukota kabupaten (Kota Sambas), kawasan perkotaan Tebas, Sekura, Pemangkat, Sentebang, Semparuk dan Selakau; dan

kawasan permukiman yang saat ini tidak/belum menunjukkan karakter perkotaan namun direncanakan sebagai kawasan permukiman perkotaan dan memiliki peran strategis bagi pembangunan Kabupaten Sambassebagaimana yang terdapat pada Kawasan Perkotaan Selakau Tua, Salatiga, Tekarang, Balai Gemuruh, Sebawi, Sajad, Matang Terap. Simpang Empat, Sejangkung dan kawasan perkotaan di perbatasan negara seperti Kaliau’,Aruk, Liku dan Temajuk

Permukiman di Kabupaten Sambas umumnya terpusat pada satu titik keramaian seperti pasar, atau tumbuh di sepanjang tepian sungai dan pada beberapa kawasan tumbuh menyebar di sepanjang jalan atau sesuai dengan kepemilikan lahan oleh masyarakat. Perumahan yang dibangun umumnya merupakan perumahan swadaya, namun di ibukota kabupaten dan di beberapa ibukota kecamatan seperti ibukota Kecamatan Pemangkat dan ibukota Kecamatan Tebas sudah mulai terdapat pembangunan perumahan oleh pengembang.

RKP Kumuh Perkotaan merupakan dokumen perencanaan kegiatan penanganan dengan lingkup/skala kawasan pada permukiman kumuh kawasan perkotaan yang bersifat menyeluruh (komprehensif) dan terpadu, tidak hanya berupa rencana kegiatan penanganan bersifat fisik namun mencakup juga kegiatan-kegiatan yang bersifat non-fisik (peningkatan kapasitas/pemberdayaan, sosial dan ekonomi).

Rencana aksi penanganan permukiman kumuh kotaterdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu :

(22)

• Strategi pencegahan terhadap tumbuh danberkembangnya kawasan permukiman kumuh baru,melalui pemberdayaan, pengawasan dan pengendalian.

RKP Kumuh Perkotaan diperlukan agar Pemerintah Daerah mampu menyusun dokumen perencanaan yang komprehensif sebagai acuan dalam pencapaian penanganan permukiman yang bebas kumuh. Dengan adanya Dokumen RKP Kumuh Perkotaan dapat diciptakan keterpaduan program dan pembiayaan berbagai pemangku kepentingan sesuai dengan kewenangannya.

Kawasan penanganan program RKPKP kabupaten Sambas Tahun 2015 yang merupakan hasil redelineasi dan dengan kesepakatan dengan kelompok kerja teknis (Pokjanis) adalah meliputi kawasan perumahan dan permukiman kumuh Pendawan, Tanjung Bugis di Kecamatan Sambas dan kawasan perumahan dan permukiman Kumuh Sekura di Kecamatan Teluk Keramat.

Dengan melihat karakter lokasi maupun luas deliniasi kawasan permukiman kumuh prioritas Kota Sambas yang mencapai 69,61 Ha, maka perlu dibagi beberapa kelompok blok penanganan. Dalam pembagian blok ini langkah yang dilakukan ialah mengkaji kebijakan yang terkait, karakteristik fisik, serta penjabaran permasalahan yang mana selanjutnya di kelompokan sehingga terbentuk beberapa blok dengan tema penanganan yang berbeda. Terpilihlah 3 blok kawasan sesuai SK kumuh, yaitu:

• Blok kawasan Pendawan • Blok kawasan Tanjung Bugis • Blok kawasan Sekura

(23)

Tipologi permukiman sendiri terbagi menjadi beberapa tipologi diantaranya Permukiman kumuh diatas sungai (lanting), Permukiman kumuh Di tepian Sungai/Air dan Permukiman Kumuh di Daratan. Secara umum

kawasan ini diarahkan menjadi kawasan permukiman, akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kawasan dengan fungsi permukiman dapat optimal dari segi pelayanan infrastruktur, bersinergis terhadap fungsi kegiatan lainnya, serta adapatif terhadap bencana, dan sesuai dengan tata ruang guna terciptanya hunian yang aman, nyaman, dan layak.Konsep Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan Sambas adalah melalui pendekatan penanganan dengan konsep Tribina (Bina Lingkungan, Bina Manusia, Bina Usaha) dengan pola penanganan Pemugaran, Peremajaan dan Pemukiman Kembali. Konsep Tribina tersebut dengan tetap mempertimbangkan aspek keberlanjutan (sustainable) dalam pelaksanaanya. Kata sustainable dapat diartikan sebagai keberlanjutan yang diterjemahkan pada pengembangan lingkungan permukiman yang seimbang antara kondisi fisik lingkungan, sosial ekonomi dan sosial masyarakat, yaitu dengan upaya menciptakan lingkungan hunian. Bagaimana agar Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan Sambas kedepannya tetap selaras dengan alam dan tetap memuat kebudayaan ciri khas masyarakat yang menghuninya.

Gambar 3.3 Konsep Penanganan Permukiman Kumuh Kabupaten Sambas

Sumber: Dokumen RKPKP Kabupaten Sambas, 2015

3.2. 2 Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM), Tahun 2015 3.2.2. 1 Rencana Sistem Pelayanan

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Sambas menggunakan pola pelayanan air minum berdasarkan zona pelayanan yang menyesuaikan kondisi geologis, geografis dan kependudukan. Rencana sistem pelayanan air minum meliputi:

(24)

• Pelayanan SPAM perpipaan pedesaan yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat baik melalui mekanisme SPAMDes maupun IKK.

• Pelayanan SPAM non perpipaan yang meliputi upaya pemenuhan air minum dengan Penampungan Air Hujan (PAH) dan sumur bor yang dikelola oleh pemerintah daerah maupun pihak lain yang terkait.

Rencana pengembangan SPAM Kabupaten Sambas terbagi dalam 3 zona, dimana masing-masing zona mempunyai pendekatan pengembangan SPAM yang berbeda-beda menyesuaikan kondisi hidrogeologi, geografis dan kependudukan disamping memperhatikan rencana pengembangan tata ruang dan wilayah di lokasi terkait.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sambas Tahun 2015-2035, Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) untuk Kabupaten Sambas akan dibagi ke dalam 3 zona wilayah pelayanan sebagai berikut:

• Zona I meliputi Kecamatan Selakau, Kecamatan Selakau Timur, Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Semparuk, Kecamatan Salatiga.

• Zona II meliputi Kecamatan Sambas, Kecamatan Tebas, Kecamatan Sebawi, Kecamatan Subah, Kecamatan Sejangkung, dan Kecamatan Sajad.

• Zona III meliputi Kecamatan Paloh, Kecamatan Tangaran, Kecamatan Teluk Keramat, Kecamatan Galing, Kecamatan Sajingan Besar, Kecamatan Tekarang, Kecamatan Jawai, dan Kecamatan Jawai Selatan.

(25)

Gambar 3.4 Peta Zonasi Pengembangan RISPAM di Kabupaten Sambas

(26)

A. Zona Pelayanan Air Minum I (Zona-I)

Zona-1 akan mencakup 5 (lima) Kecamatan, yaitu : Kecamatan Selakau, Kecamatan Selakau Timur, Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Semparuk, dan Kecamatan Salatiga. Rencana sistem pelayanan SPAM adalah sebagai berikut:

• SPAM IKK Selakau, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu SPAM Unit Selakau yang akan melayani Kecamatan Selakau: Desa Semelagi Besar,Desa Gayung Bersambut, Desa Sungai Daun, Desa Sungai Rusa, Desa Sungai Nyirih, Desa Parit Baru.

SPAM IKK Selakau Timur, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu SPAM Unit Selakau yang akan melayani Kecamatan Selakau Timur: Desa Gelik, Desa Seranggam, Desa Selakau Tua, dan Desa Buduk Sempadang.

SPAM IKK Salatiga, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu SPAM Unit Selakau yang akan melayani Kecamatan Salatiga: Desa Parit Baru, Desa Serumpun, dan Desa Salatiga.

SPAM IKK Pemangkat, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu SPAM Unit Pemangkat yang akan melayani Kecamatan Pemangkat: Desa Pemangkat Kota,Desa Sebatuan,DesaLonam, Desa Gugah Sejahtera, Desa Harapan, Desa Perapakan, dan Desa Penjajab.

SPAM IKK Semparuk, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu SPAM Unit Semparuk yang akan melayani Kecamatan Semparuk: Desa Singa Raya, dan Desa Semparuk.

Rencana pengembangan SPAM di wilayah Zona I disajikan pada Tabel dan Gambar berikut:

Tabel 3.2 Rencana Sistem Pelayanan SPAM di Wilayah Zona I

(27)

NO KECAMATAN DESA/KELURAHAN

Sumber: RISPAM Kabupaten Sambas, 2015

B. Zona Pelayanan Air Minum II (Zona II)

Zona-II meliputi 9 (sembilan) kecamatan, yaitu: Kecamatan Sambas, Kecamatan Tebas, Kecamatan Sebawi, Kecamatan Subah, Kecamatan Sejangkung, Kecamatan Sajad, Kecamatan Tekarang, Kecamatan Jawai, dan Kecamatan Jawai Selatan. Salah satu kecamatan yang dilayani di zona-I adalah Kecamatan Sambas, pada daerah ini terdapat Kota Sambas yang merupakan ibu kota dari Kabupaten Sambas. Rencana sistem pelayanan SPAM adalah sebagai berikut :

• SPAM Ibu Kota Kabupaten Sambas, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu PDAM Tirta Muare Ulakan yang akan melayani Kecamatan Sambas: Desa Lubuk Dagang,Desa Tanjung Bugis, Desa Pendawan, Desa Pasar Melayu, Desa Durian, Desa Lorong, Desa Jagur, Desa Tumuk Manggis, Desa Tanjung Mekar, Desa Dalam Kaum, Desa Kartiasa, Desa Saing Rambi, Desa Lumbang, Desa Sungai Rambah, Desa Gapura, Desa Sumber Harapan, Desa Semangau, dan Desa Sebayan.

• SPAM IKK Tebas, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu SPAM Unit Tebas yang akan melayani Kecamatan Tebas: Desa Tebas Kuala,Desa Tebas Sungai, Desa Bekut, Desa Makrampai, Desa Mensere, Desa Pusaka, Desa Sungai Kelambu, dan Desa Serumpun Buluh

• SPAM IKK Sebawi, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu SPAM Unit Tebas yang akan melayani Kecamatan Sebawi: Desa Rantau Panjang,Desa Sebawi, Desa Sepuk Tanjung, dan Desa Sempalai Sebedang.

• SPAM IKK Subah, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu PDAM Tirta Muare Ulakan yang akan melayani Kecamatan Subah: Desa Sabung, Desa Madak, Desa Tebuah Elok, dan Desa Mukti Raharja. • SPAM IKK Sejangkung, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu PDAM Tirta Muare Ulakan yang

(28)

• SPAM IKK Sajad, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu PDAM Tirta Muare Ulakan yang akan melayani Kecamatan Sajad: Desa Jirak, Desa Mekar Jaya, dan Desa Tengguli.

Rencana pengembangan SPAM di wilayah Zona II disajikan pada Tabel berikut:

Tabel 3.3 Rencana Sistem Pelayanan SPAM di Wilayah Zona II

(29)

NO KECAMATAN DESA/KELURAHAN

Sumber: RISPAM Kabupaten Sambas, 2015

C. Zona Pelayanan Air Minum III (Zona III)

Zona-III akan mencakup 5 (lima) Kecamatan yaitu: Kecamatan Paloh, Kecamatan Tangaran, Kecamatan Teluk Keramat, Kecamatan Galing, dan Kecamatan Sajingan Besar. Rencana sistem pelayanan SPAM adalah sebagai berikut :

(30)

• SPAM IKK Tangaran, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu SPAM Unit Tangaran yang akan melayani Kecamatan Tangaran: Desa Simpang Empat,Desa Tangaran, Desa Semata, Desa Merpati, Desa Pancur, Desa Arung Medang dan Desa Arung Parak.

• SPAM IKK Teluk Keramat, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu SPAM Unit Sekura yang akan melayani Kecamatan Teluk Keramat: Desa Pipit Teja,Desa Mekar Sekuntum, Desa Sabing, Desa Tri Mandayan, Desa Sungai Serabek, Desa Sungai Kumpai, Desa Teluk Kaseh, Desa Lela, Desa Mulia, Desa Pedada, Desa Sekura, Desa Puringan, dan Desa Sayang Sedayu.

• SPAM IKK Galing, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu SPAM Unit Aruk yang akan melayani Kecamatan Galing: Desa Ratu Sepudak,Desa Tri Kembang, Desa Sijang, dan Desa Galing.

• SPAM IKK Sajingan Besar, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu SPAM Unit Aruk yang akan melayani Kecamatan Sajingan Besar: Desa Kaliau,Desa Sebunga, Desa Senatap, dan Desa Santaban. • SPAM IKK Tekarang, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu SPAM Unit Teluk Keramat yang

akan melayani Kecamatan Tekarang: Desa Tekarang, Desa Merubung, dan Desa Sari Makmur.

• SPAM IKK Jawai, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu SPAM Unit Teluk Keramat yang akan melayani Kecamatan Jawai: Desa Sarang Burung Kuala, Desa Parit Setia, Desa Sungai Nyirih, dan Desa Sentebang.

• SPAM IKK Jawai Selatan, yang akan dilayani oleh 1 sistem SPAM yaitu SPAM Unit Teluk Keramat yang akan melayani Kecamatan Jawai Selatan: Desa Jawai Laut, Desa Jelu Air, Desa Matang Terap, dan Desa Suah Api.

Rencana pengembangan SPAM di wilayah Zona II disajikan pada Tabel berikut:

Tabel 3.4 Rencana Sistem Pelayanan SPAM di Wilayah Zona III

(31)
(32)

NO KECAMATAN DESA/KELURAHAN

Sumber: RISPAM Kabupaten Sambas, 2015

D. Prioritas Pengembangan SPAM 1) Jangka Mendesak (2016-2020)

Jangka Mendesak (2016 – 2020): Pada periode ini kegiatan pengembangan SPAM di Kabupaten Sambas diutamakan untuk:

• Optimalisasi IPA di Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Selakau, Kecamatan Sambas, Kecamatan Tebas, Kecamatan Teluk Keramat, dan Kecamatan Sajingan Besar.

• Optimalisasi bangunan intake di Kecamatan Sambas, Kecamatan Tebas, Kecamatan Teluk Keramat,Kecamatan Selakau, Kecamatan Sebawi, dan Kecamatan Sajingan Besar

• Pembangunan IPA Lengkap kapasitas 30 L/detdiKecamatan Jawai, dan IPA kapasitas 10 L/det masing-masing di Kecamatan Selakau Timur, Kecamatan Salatiga, Kecamatan Galing, Kecamatan Paloh dan Kecamatan Tangaran.

• Pembangunan intake di Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Selakau Timur, Kecamatan Semparuk, Kecamatan Salatiga, Kecamatan Jawai, Kecamatan Galing, Kecamatan Paloh, dan Kecamatan Tangaran dengan kapasitas 30 L/det, 10 L/det, 30 L/det, 10 L/det, 30 L/det, 10 L/det,10 L/det, dan 10 L/det.

(33)

o SPAM IKK Tebas : 40 l/det menjadi 56 ldet. o SPAM IKK Pemangkat : 30 l/det menjadi 37 l/det. o SPAM IKK Semparuk : 10 l/det menjadi 21 l/det. o SPAM IKK Teluk Keramat : 10 l/det menjadi 53 l/det. o SPAM IKK Selakau : 10 l/det menjadi 26 l/det. o SPAM IKK Sebawi : 10 l/det menjadi 13 l/det. o SPAM IKK Sajingan Besar : 10 l/det menjadi 15 l/det.

• Pemeliharaan, perawatan, dan penggantian jaringan pipa lama PDAM Kabupaten Sambas. • Rehabilitasi bangunan penangkap air (Broncaptering) di Kecamatan Subah.

• Pemasangan dan penambahan daya listrik pada setiap pembangunan Intake dan IPA baru di Kabupaten Sambas.

• Penambahan bangunan reservoir pada setiap wilayah pelayanan SPAM IKK Kabupaten Sambas. • Penambahan pompa distribusi pada pembangunan IPA di Kabupaten Sambas.

• Penambahan Sambungan Rumah (SR) di wilayah pelayanan SPAM IKK Kabupaten Sambas. • Pemasangan water meter di setiap zona pelayanan SPAM.

• Revitalisasi kelembagaan dan jaringan SPAMDes di wilayah Kecamatan Teluk Keramat, Kecamatan Selakau, Kecamatan Sebawi, Kecamatan Sajingan Besar, Kecamatan Tebas, Kecamatan Paloh, Kecamatan Subah, Kecamatan Sejangkung, Kecamatan Sajad, Kecamatan Tangaran, Kecamatan Tekarang, dan Kecamatan Jawai Selatan.

• Pembangunan jaringan intake dan distribusi SPAMDes di wilayah Kecamatan Teluk Keramat, Kecamatan Selakau, Kecamatan Sebawi, Kecamatan Sajingan Besar, Kecamatan Tebas, Kecamatan Paloh, Kecamatan Subah, Kecamatan Sejangkung, Kecamatan Sajad, Kecamatan Tangaran Kecamatan Tekarang, dan Kecamatan Jawai Selatan.

2) Jangka Pendek (2021-2025)

Jangka Pendek (2021 – 2025): Pada periode ini kegiatan pengembangan SPAM di Kabupaten Sambas diutamakan untuk:

• Optimalisasi IPA di Kecamatan Sambas, Kecamatan Tebas, Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Semparuk, Kecamatan Jawai, Kecamatan Teluk Keramat, Kecamatan Salatiga, Kecamatan Selakau, Kecamatan Selakau Timur, Kecamatan Sebawi, Kecamatan Paloh, Kecamatan Tangaran, Kecamatan Galing, dan Kecamatan Sajingan Besar.

(34)

• Pembangunan IPA Lengkap di Kecamatan Subah, Kecamatan Sejangkung, dan Kecamatan Jawai Selatan, dengan kapasitas 20 L/det, 20 L/det, 20 L/det.

• Pembangunan intake di Kecamatan Kecamatan Subah, Kecamatan Sejangkung, dan Kecamatan Jawai Selatan, dengan kapasitas 20 L/det, 20 dan 20 L/det.

• Penambahan kapasitas produksi dan distribusi air minum dengan debit :

o

PDAM Tirta Muare Ulakan : 76 l/det menjadi 103l/det.

o

SPAM IKK Tebas : 56 l/det menjadi 78 ldet.

o

SPAM IKK Pemangkat : 37 l/det menjadi 52 l/det.

o

SPAM IKK Semparuk : 21 l/det menjadi 29 l/det.

o

SPAM IKK Teluk Keramat : 53 l/det menjadi 75 l/det.

o

SPAM IKK Selakau : 26 l/det menjadi 38 l/det.

o

SPAM IKK Selakau Timur : 10 l/det menjadi 14 l/det.

o

SPAM IKK Salatiga : 10 l/det menjadi 20 l/det

o

SPAM IKK Sebawi : 13 l/det menjadi 19 l/det.

o

SPAM IKK Galing : 10 l/det menjadi 21 l/det.

o

SPAM IKK Tangaran : 10 l/det menjadi 27 l/det.

o

SPAM IKK Paloh : 10 l/det menjadi 29 l/det.

o

SPAM IKK Jawai : 30 l/det menjadi 48 l/det.

o

SPAM IKK Sajingan Besar : 15 l/det menjadi 20 l/det.

• Pemeliharaan, perawatan, dan penggantian jaringan pipa lama PDAM Kabupaten Sambas

• Pemasangan dan penambahan daya listrik pada setiap pembagunan Intake dan IPA baru di Kabupaten Sambas.

• Penambahan bangunan reservoir pada setiap zona pelayanan SPAM IKK Kabupaten Sambas. • Penambahan pompa distribusi pada pembangunan IPA di Kabupaten Sambas.

• Penambahan Sambungan Rumah (SR) di setiap zona pelayanan SPAM IKK Kabupaten Sambas. • Pemasangan water meter di setiap zona pelayanan SPAM.

3) Jangka Menengah (2025-2030)

Jangka Menengah (2025 – 2030): Pada periode ini kegiatan pengembangan SPAM di Kabupaten Sambas diutamakan untuk:

• Optimalisasi IPA di Kecamatan Sambas, Kecamatan Tebas, Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Semparuk, Kecamatan Jawai, Kecamatan Teluk Keramat, Kecamatan Salatiga, Kecamatan Selakau, Kecamatan Selakau Timur, Kecamatan Sebawi, Kecamatan Paloh, Kecamatan Tangaran, Kecamatan Galing,Kecamatan Subah, Kecamatan Sejangkung, Kecamatan Jawai Selatan dan Kecamatan Sajingan Besar.

(35)

• Pembangunan IPA Lengkap di Kecamatan Sajad, dan Kecamatan Tekarang dengan kapasitas 20 L/det, dan 20 L/det.

• Pembangunan intake di Kecamatan Kecamatan Sajad, dan Kecamatan Tekarang dengan kapasitas 20 L/det, dan 20 L/det.

• Penambahan kapasitas produksi dan distribusi air minum dengan debit :

o PDAM Tirta Muare Ulakan : 103 l/det menjadi 138l/det. o SPAM IKK Tebas : 78 l/det menjadi 105ldet.

o SPAM IKK Pemangkat : 52 l/det menjadi 70 l/det. o SPAM IKK Semparuk : 29 l/det menjadi 40 l/det. o SPAM IKK Teluk Keramat : 75 l/det menjadi 103 l/det. o SPAM IKK Selakau : 38 l/det menjadi 53 l/det. o SPAM IKK Selakau Timur : 14 l/det menjadi 20 l/det. o SPAM IKK Salatiga : 20 l/det menjadi 28 l/det. o SPAM IKK Sebawi : 19 l/det menjadi 25 l/det. o SPAM IKK Galing : 21 l/det menjadi 28 l/det. o SPAMIKK Tangaran : 27 l/det menjadi38 l/det. o SPAM IKK Paloh : 29 l/det menjadi41 l/det. o SPAM IKK Jawai : 48 l/det menjadi 65 l/det. o SPAM IKK Subah : 20 l/det menjadi 31 l/det. o SPAM IKK Sejangkung : 20 l/det menjadi 32 l/det. o SPAM IKK Jawai Selatan : 20 l/det menjadi 27 l/det. o SPAM IKK Sajingan Besar : 20 l/det menjadi 28 l/det.

• Pemeliharaan, perawatan, dan penggantian jaringan pipa lama PDAM Kabupaten Sambas

• Pemasangan dan penambahan daya listrik pada setiap pembagunan Intake dan IPA baru di Kabupaten Sambas.

• Penambahan bangunan reservoir pada setiap wilayah pelayanan SPAM IKK Kabupaten Sambas. • Penambahan pompa distribusi pada pembangunan IPA di Kabupaten Sambas.

• Penambahan Sambungan Rumah (SR) di setiap zona pelayanan SPAM IKK Kabupaten Sambas. • Pemasanganwater meterdi setiap zona pelayanan SPAM.

4) Jangka Panjang (2030-2035)

Jangka Panjang (2030 – 2035): Pada periode ini kegiatan pengembangan SPAM di Kabupaten Sambas diutamakan untuk:

• Optimalisasi IPA di Kecamatan Sambas, Kecamatan Tebas, Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Semparuk, Kecamatan Jawai, Kecamatan Teluk Keramat, Kecamatan Salatiga, Kecamatan Selakau, Kecamatan Selakau Timur, Kecamatan Sebawi, Kecamatan Paloh, Kecamatan Tangaran, Kecamatan Galing,Kecamatan Subah, Kecamatan Sejangkung, Kecamatan Jawai Selatan, Kecamatan Sajad, Kecamatan Tekarang,dan Kecamatan Sajingan Besar.

(36)

Tangaran, Kecamatan Galing,Kecamatan Subah, Kecamatan Sejangkung, Kecamatan Jawai Selatan, Kecamatan Sajad, Kecamatan Tekarang,dan Kecamatan Sajingan Besar.

• Penambahan kapasitas produksi dan distribusi air minum dengan debit :

o PDAM Tirta Muare Ulakan : 138 l/det menjadi 181 l/det. o SPAM IKK Tebas : 105 l/det menjadi 141 ldet.

o SPAM IKK Pemangkat : 70 l/det menjadi 94 l/det. o SPAM IKK Semparuk : 40 l/det menjadi 55 l/det. o SPAM IKK Teluk Keramat : 103 l/det menjadi 140 l/det. o SPAM IKK Selakau : 53 l/det menjadi 73 l/det.

o SPAM IKK Selakau Timur : 20 l/det menjadi 29 l/det. o SPAMIKK Salatiga : 28 l/det menjadi 40 l/det. o SPAM IKK Sebawi : 25 l/det menjadi 33 l/det. o SPAM IKK Galing : 28 l/det menjadi 37 l/det. o SPAM IKK Tangaran : 38 l/det menjadi 53 l/det. o SPAM IKK Paloh : 41 l/det menjadi 57 l/det. o SPAM IKK Jawai : 65 l/det menjadi 87 l/det. o SPAM IKK Subah : 31 l/det menjadi 43 l/det. o SPAM IKK Sejangkung : 32 l/det menjadi 41 l/det. o SPAM IKK Jawai Selatan : 27 l/det menjadi 36 l/det. o SPAM IKK Sajad : 20 l/det menjadi 21 l/det. o SPAM IKK Tekarang : 20 l/det menjadi 29 l/det. o SPAM IKK Sajingan Besar : 28 l/det menjadi 38 l/det.

• Pemeliharaan, perawatan, dan penggantian jaringan pipa lama PDAM Kabupaten Sambas

• Pemasangan dan penambahan daya listrik pada setiap pembagunan Intake dan IPA baru di Kabupaten Sambas.

• Penambahan bangunan reservoir pada setiap wilayah pelayanan SPAM IKK Kabupaten Sambas. • Penambahan pompa distribusi pada pembangunan IPA di Kabupaten Sambas.

• Penambahan Sambungan Rumah (SR) di setiap zona pelayanan SPAM IKK Kabupaten Sambas • Pemasanganwater meterdi setiap zona pelayanan SPAM Kabupaten Sambas.

3.2.2. 2 Rencana Pengembangan SPAM A. Bentuk Layanan

1. Pengembangan Layanan Air Bersih a) Daerah Permukiman

(37)

daerah layanan yang merupakan daerah permukiman.Pengembangan daerah permukiman dapat diperluas dengan adanya penambahan jaringan baru dan penambahan sumber air baru.

b) Daerah Kawasan Strategis

Daerah layanan strategis merupakan daerah yang dikembangkan menjadi kawasan tematis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik disektor pariwisata, industri, pertanian maupun konservasi budaya.Kawasan ini tidak dapat dilupakan dalam kegiatan pelayanan air bersih. Kawasan strategis di kawasan Kecamatan Paloh, Kecamatan Jawai, Kecamatan Tangaran, dan Kecamatan Sajingan Besar sangat membutuhkan tambahan pasokan air.

c) Daerah Layanan Khusus

Daerah layanan khusus merupakan daerah yang sulit mendapatkan pasokan air bersih karena letak geografi yang tidak memungkinkan untuk mendistribusikan air secara gravitasi.

2. Pengembangan Layanan Air Siap Minum

Layanan air siap minum sangat potensial untuk dikembangkan, terutama untuk melayani sektor pemerintahan, sekolah, rumah sakit dan perusahaan swasta.Pengelolaan air minum dapat langsung dikelola oleh PDAM atau anak perusahaan/koperasi yang bernaung dibawah PDAM.

B. Tahapan Rencana Pengembangan

Penentuan prioritas pengembangan dilakukan berdasarkan kebutuhan.Beberapa kebutuhan digolongkan menjadi kebutuhan mendesak, sedang, tidak mendesak. Dalam hal ini kebutuhan mendesak adalah kebutuhan yang harus dilayani paling lambat hingga 5 tahun yang akan datang, dan sudah dilakukan mulai tahun depan. Kebutuhan sedang adalah kebutuhan yang pemenuhannya dapat ditargetkan terpenuhi selama 10 -15 tahun yang akan. Kebutuhan tidak mendesak merupakan kebutuhan yang pemenuhannya dapat dipenuhi selama 15 – 30 tahun. Prioritas layanan secara lebih dalam ditentukan oleh beberapa aspek antara lain, ketersediaan keuangan, kemudahan implementasi, sosial dan keuntungan finansial.

Selain beberapa aspek penentu prioritas, terdapat aspek lain yang menentukan prioritas, yaitu aspek pengembangan kawasan yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sambas 2015 – 2035. Dimana rentang waktu tersebut selaras dengan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sambas 2015 – 2035.

Rencana pengembangan SPAM Kabupaten Sambas dibagi dalambeberapa tahapan, sebagai berikut:

1. Tahap Mendesak : 2016 – 2020

2. Tahap I (Jangka Pendek) : 2021 – 2025

(38)

4. Tahap III (Jangka Panjang) : 2031 – 2035

Kondisi masing-masing tingkat pelayanan SPAM digunakan sebagai dasar dalam penentuan proyeksi tingkat pelayanan setiap tahapan pengembangan SPAM. Tingkat pelayanan eksisting PDAM Kabupaten Sambas di tahun 2015 sebesar 40%, dengan SPAMDes < 2% sehingga sisanya dari non perpipaan dan lain-lain sekitar 58%. Tingkat pelayanan jaringan perpipaan dinaikkan seiring dengan rencana pengembangan SPAM, tahun 2016 sebesar 50%, tahun 2021 sebesar 60%, tahun 2026 sebesar 70%, tahun 2031 sebesar 80% dan akhir tahun perencanaan 2035 sebesar 90%.

Kebutuhan air minum dihitung berdasarkan jumlah penduduk wilayah pelayanan dan rencana tingkat pelayanan, sehingga dicapai target pelayanan dan pemenuhan kebutuhan air minum.Sedangkan penyediaan/suplai air minum didasarkan pemenuhan kebutuhan setiap tahapan pengembangan, dalam hal ini direncanakan tahun 2017 telah tercapai keseimbangan suplai dan kebutuhan air minum.Mulai tahun 2030 telah terjadi surplus penyediaan/suplai air minum.

Cakupan pelayanan air minum di Kabupaten Sambas direncanakan sebagai berikut:

1. Target pelayanan sesuai dengan MDG’s 2015 adalah 80% dari penduduk perkotaan dan 40% penduduk perdesaan terlayani air minum pada tahun 2015. Untuk mengejar target MDG’s tersebut, maka total cakupan pelayanan jaringan air minum baik PDAM dan SPAMDes pada tahun 2015 ditetapkan 50% (cakupan pelayanan jaringan eksisting 2015 PDAM sebesar 40%, SPAMDes kurang dari 2% dan sistem BJP seperti PAH dan sumur bor sebesar 58%).

2. Cakupan pelayanan PDAM tersebut setiap tahun meningkat, tahun 2021 sebesar 60%, 2026 sebesar 70%, 2031sebesar 80% sampai dengan akhir periode perencanaan 2035 sebesar 90%. 3. Sasaran dan prioritas pengembangan pelayanan ditujukan pada daerah berkepadatan tinggi dan

rawan air minum, kawasan strategis dan daerah pengembangan sesuai dengan arahan pengembangan kota/wilayah.

4. Cakupan pelayanan di luar daerah perkotaan dan daerah yang memiliki potensi sumber air diarahkan untuk dipenuhi melalui pengembangan SPAMDes yang dapat menjangkau masyarakat sekitar sumber air dengan jaringan perpipaan.

Untuk lebih jelasnya data kebutuhan air penduduk Kabupaten Sambas pada setiap tahap dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 3.5 Rencana Kapasitas Pelayanan SPAM Kabupaten Sambas Tiap Tahap

(39)

NO KECAMATAN

10 Sejangkung 12 17 24 32 41

11 Sajad 6 9 12 16 21

12 Tekarang 8 12 16 22 29

13 Jawai 24 35 48 65 87

14 Jawai Selatan 11 15 20 27 36

15 Paloh 14 20 29 41 57

16 Tangaran 12 18 27 38 53

17 Teluk Keramat 37 53 75 103 140

18 Galing 11 15 21 28 37

19 Sajingan Besar 10 15 20 28 38

Sumber: RISPAM Kabupaten Sambas, 2015

C. SPAMIbu Kota Kecamatan Zona I (IKK Zona I)

SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK) Zona I mencakup pelayanan:

• Kecamatan Selakau (9 desa sekitar SPAM IKK) • Kecamatan Selakau Timur (4 desa sekitar SPAM IKK) • Kecamatan Pemangkat (5 desa sekitar SPAM IKK) • Kecamatan Semparuk ( 5 desa sekitar SPAM IKK) • Kecamatan Salatiga ( 5 desa sekitar SPAM IKK)

Untuk wilayah lainnya yang tidak terjangkau oleh sistem perkotaan akan dibangun SPAM tersendiri, pada daerah-daerah dengan kepadatan sedang - tinggi dan terdapat potensi air baku baik air permukaan ataupun air tanah yang cukup akandibuat sistem dengan jaringan perpipaan, jika tidak memungkinkan maka yang dikembangkan adalah sistem bukan perpipaan (BJP). Untuk sistem perpipaan yang cukup besar jangkauan dan jumlah SR-nya akan dikelola oleh pemerintah kabupaten, dan masuk dalam katagori SPAM IKK (Ibu Kota Kecamatan) sistem SPAM ini tidak terbatas untuk ibu kota kecamatan saja, jika sistemnya kecil dan dikelola oleh masyarakat akan masuk dalam katagori SPAM perdesaan.

1) SPAM IKK Selakau

Gambar

Tabel 3.2 Kawasan Hutan Lindung Provinsi Kalimantan Barat
Tabel 3.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Sambas
Gambar 3.1WPS Pusat Pe Pertumbuhan Sedang Berkembang Ketapang-Pontianak-Sk-Singkawang-Sambas
Gambar 3.2 3.2PKSN Aruk dalam WPS Pertumbuhan Baru Temajuk-Se-Sebatik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Investasi pada bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Dompu ditujukan pada upaya memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib,

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat

SATGAS RPIJM KABUPATEN WAJO 41 Kotamobagu, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Tomohon, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud, Kabupaten

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional atau PKN adalah kawasan perkotaan yang

pelarangan alih fungsi pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung; pembatasan pengembangan sarana dan prasarana di dalam dan di sekitar kawasan yang ditetapkan

Yang cukup khas dari masyarakat Mandar di kabupaten Polewali Mandar adalah beragamnya ritual-ritual adat yang juga menawarkan kehangatan sekaligus kemegahan sebuah

Rencana daerah pelayanan air minum akan disesuaikan dengan arah pengembangan wilayah Kabupaten Dharmasraya, Sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

Untuk itu, Ditjen Cipta Karya perlu melakukan pengembangan wilayah pada skala. perkotaan (city-wide) maupun penataan kawasan di beberapa kota yang