• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 - Test Repository"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1

BERGAS KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

RAHMAD HIDAYAT

NIM 11111168

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

بسنبلا ملعتب ملعلا

ILMU ITU DIDAPAT DENGAN BELAJAR, TIDAK DENGAN

NASAB(KETURUNAN)

(Mauidhoh)

(6)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Orang tuaku tercinta Alm. bapak Edy Wasirin dan ibu Minarsih, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan moral maupun materil dan doa yang tak pernah putus untuk putra-putrinya.

2. Ibu Asdiqoh selalu memberikan semangat dan telah sabar membimbingku dalam penyusunan skripsi ini

3. Teman-temanku dari Chrushopillum Cainito yang sama-sama berjuang dan belajar di IAIN Salatiga dan memberikan sindiran-sindiran pedas guna membangun semangatku.

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI).

4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

5. Ibu Dra. Sri Suparwi M.A, selaku pembimbing akademik.

(8)

7. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

8. Keluarga besar SMP Negeri 1 Bergas yang telah memberikan penulis tempat dalam mengadakan penelitian sehingga terselesainya skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini

Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 30 Mei 2018 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN... ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

(10)

E. Penegasan Istilah ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 8

1. Guru Pendidikan Agama Islam ... 8

a) Pengertian Guru ... 8

b) Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ... 9

c) Tugas dan Tanggung Jawab Guru ... 13

d) Tugas Guru ... 13

e) Tanggung Jawab Guru ... 14

2. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ... 16

a) Fungsi Laten ... 17

b) Fungsi Manifes ... 17

3. Akhlakul Karimah ... 21

a) Pengertian Akhlakul Karimah ... 21

b) Akhlakul karimah Menurut Alqur’an dan Hadist ... 23

c) Faktor-Faktor yang mempengaruhi Akhlakul Karimah ... 24

B. Kajian Pustaka ... 28

(11)

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 31

B. Kehadiran Peneliti ... 31

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 32

D. Sumber Data ... 32

E. Prosedur Pengumpulan Data ... 33

F. Analisis Data ... 34

G. Pengecekan Keabsahan Data ... 35

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas ... 36

B. Temuan Penelitian ... 50

C. Analisis Data ... 54

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 58

B. Saran-Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Data Guru dan Karyawan ... 39

Tabel 2 : Pembagian Status Guru ... 43

Tabel 3 : Data Peserta Didik Tahun Pelajaran 2018 / 2019 ... 44

Tabel 4 : Data Ruang Kelas ... 46

(13)

DAFTAR FOTO

Foto 1. Foto Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas ...73

Foto 2. Dewan Guru dan Karyawan ... ..73

Foto 3. Foto Wawancara Dengan Kepala Sekolah dan Dewan Guru ...74

Foto 4. Foto Sarana dan Prasana ...76

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

ABSTRAK

Hidayat, Rahmad. 2018. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Akhlakul Karimah Siswa Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas.

Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh M.SI.

Kata kunci: Guru pendidikan agama Islam, pembinaan, akhlakul karimah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi guru pendidikam agama Islam dalam membina Akhlakul Karimah siswa di Sekolah Menengah Pertama negeri 1 Bergas. Fokus masalah yang akan dikaji adalah: Bagaimana strategi guru pendidikan Islam dalam membina akhlakul karimah siswa di sekolah menengah pertama negeri 1 Bergas tahun pelajaran 2018 / 2019

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian dilaksanakan dengan tahap persiapan, pelaksanaan, penyelesaian. Subjek penelitian adalah guru pendidikan agama Islam. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan tiga komponen utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH.

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dari tahun ketahun terus menjadi progam pemerintah. Sebagai bukti, telah ditetapkan Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Guru merupakan komponen utama dalam menjalankan dan menentukan mutu pendidikan. Guru memegang peranan yang cukup penting dalam suatu sekolah atau lembaga pendidikan. Seorang guru mampu menjadi teladan dalam pembentukan watak dan kepribadian siswanya. Menurut Jamal Makmur (2011: 5) Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Menurut UU Guru dan Dosen (2005: 3) Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan.

(17)

tidak langsung tugas seorang guru adalah melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Strategi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1092) adalah rencana yang cermat mengenahi kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Pembelajaran merupakan proses pemberian ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Jadi strategi pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pemberian pengetahuan kepada peserta didik.

Pembinaan dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (2007: 152 ) adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperolehhasil yang lebih baik. Menurut Syafaat ,dkk (2008:153), pembinaan adalah kegiatan yang mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada dengan mengamalkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Strategi dalam pembinaan akhlakul karimah merupakan salah satu komponen terpenting dalam peningkatan kualitas pendidikan islam. Strategi tersebut nantinya akan sangat berpengaruh pada tingkat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai akhlak itu sendiri.

(18)

Peneliti melakukan pengamatan terhadap peristiwa yang terjadi di SMPN 1 Bergas masih banyak perilaku yang menujukkan kurangnya sikap moral yang melekat pada peserta didik hal ini dibuktikan dengan banyaknya peserta didik yang melakukan pelanggaran – pelanggran lalu lintas seperti kebut-kebutan saat mengendarai motor (balapan liar), seringnya keluar malam melebihi jam malam, banyaknya yang merokok, dan juga hal paling memprihatinkan adalah berani melawan orangtua. Akan tetapi ada juga siswa baik, aktif dalam pergaulan dengan sesama teman, guru, dan karyawan itu sopan dalam hal tutur kata, tingkah laku, Senyum, salam, sapa tidak lupa ditinggalkan pada saat bertemu. Di sinilah lingkungan sekolahan mempunyai peranan penting dalam membina dan mendidik peserta didik khususnya guru yang setiap hari bertatap muka dengan peserta didik.

Dengan memperhatikan perilaku siswa diatas, maka penulis ingin mengetahui bagaimana strategi guru pendidikan agama Islam dalam membina akhlakul karimah siswa dengan melakukan penelitian secara

sistematis dengan judul “ STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA SMP N 01 BERGAS KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018 /

(19)

B. FOKUS PENELITIAN

1. Bagaimanakah strategi guru PAI dalam pembinaan akhlakul karimah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas tahun pelajaran 2018 / 2019?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui strategi guru PAI dalam pembinaan akhlakul karimah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas tahun pelajaran 2018 / 2019.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat ataupun kegunaan penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu: 1. Secara Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penambahan wawasan mengenai strategi guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa.

2. Secara Praktis

(20)

E. PENEGASAN ISTILAH

Untuk memperjelas dan menghindari terjadinya kesalahan penafsiran judul skripsi, maka penulis akan memberikan pengertian – pengertian istilah yang tercantum dalam judul skripsi. Istilah – istilah tersebut antara lain:

1. Guru Pendidikan Agama Islam

Guru Pendidikan Agama Islam bisa dikatakan merupakan jabatan atau profesi yang memiliki kemampuan khusus mendidik secara prosional dalam proses interaksi dengan peserta didik dalam membentuk kepribadian utama berdasarkan ajaran Islam (Khoriyah, 2012:140).

2. Akhlakul Karimah

(21)

perilaku manusia. Dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung akhlak yang hakiki tatkala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak sang pencipta. Sedangkan karimah berarti baik atau mulia.

Dengan demikian akhlakul karimah berarti tingkah laku manusia yang sesuai dengan tujuan sang pencipta. Yaitu sikap moral yang baik dalam kehidupannya dalam rangka pengabdian / penghambaan kepada Allah SWT.

Jadi yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah bagaimana strategi atau cara guru pendidikan agama Islam dalam membina akhlakul karimah peserta didik supaya dapat melekat atau tertanam dengan baik dalam diri pribadinya dan diamalkan dikehidupan sehari-hari.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mendapat gambaran yang lebih serta menyeluruh mengenai bab yang dibahas dalam skripsi ini. Maka penulis merinci kerangka global skripsi ini kedalam sistematika pembahasan sebagai berikut:

(22)

BAB II : Dalam Bab ini berisi tentang Kajian pustaka, yang merupakan penjelasan tentang landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang dibahas, memuat tentang Guru Pendidikan Agama Islam,Tugas dan Tanggungjawab serta Peran Guru, Akhlakul karimah, dan Faktor yang mempengaruhi Akhlakul Karimah.

BAB III : Bab ini berisi tentang Metode Penelitian yang mencakup (Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data).

BAB IV : Berisi tentang paparan data dan temuan penelitian yang berisi tentang gambaran umum dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Bergas, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang (Letak Geografis, Keadaaan Sekolah, Visi Dan Misi Sekolah, Keadaan Siswa, Sarana Prasarana Sekolah, Kegiatan Keagamaan, gambaran inrorman), hasil temuan, dan analisis data.

(23)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasam Teori

1. Guru Pendidikan Agama Islam. a. Pengertian guru.

Guru adalah pendidik profesional yang mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendididkan formal, pendididkan dasar, dan pendididkan menengah. (UU RI, No.14 tahun 2005).

Guru dalam Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik.(Nurdin, 2010:128)

Pengertian guru semakin luas, tidak hanya terbatas dalam konteks keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual (spiritual intelligence) dan kecerdasan intelektual (intelectual intelligence), tetapi juga menyangkut kecerdasan kinestetik jasmaniyah (bodily kinesthetic), seperti guru tari, guru olahraga, dan guru musik. Semua kecerdasan itu pada hakikatnya juga menjadi bagian dari kecerdasan ganda (multiple intelligence) sebagaimana dijelaskan oleh pakar psikologi terkenal Howard Garner.(Suparlan, 2002 :36)

(24)

jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri, dan memenuhi tingkat kedewasaan, mampu mandiri dalam memenuhi tuganya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT.(Abdul Mujib, 2006 :87)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang dewasa yang profesional dan mempunyai beberapa kompetensi serta mampu mendidik, mengajar, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi peserta didik agar berkembang menjadi insan yang lebih baik dari segi intelektual maupun spiritual

b. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Guru adalah pendidik profesional karena guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-anak. Meskipun begitu, orang tua sebagai pendidik yang pertama bagi anaknya, sedangkan guru adalah tenaga profesional yang membantu orang tua untuk mendidik anak-anak pada jenjang pendidikkan sekolah .( Darajad, 2011:39)

(25)

Dalam literatur kependidikan Islam, seorang guru agama biasa disebut dengan berbagai sebutan antara lain sebagai berikut: ustadz, muallim, murabbiy, mursyid, mudarris dan mu’adib.

1) Ustadz

Kata ustadz biasanya digunakan untuk memanggil seorang professor. Ini mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk komitmen terhadap profesionalisme dalam mengemban tugasnya.

2) Murabbiy

Kata Murabbiy berasal dari kata dasar Rabb, Tuhan adalah sebagai Rabb Al-alamin dan Rab Al-nas, yakni yang menciptakan, mengatur dan memelihara alam seisinya termasuk manusia. Dilihat dari pengertian ini maka tugas guru adalah mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi sekaligus mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya dan lingkungan.

3) Mursyid

Kata Mursyid biasa digunakan untuk guru dalam

thariqoh (tasawuf). Dalam hal ini mursyid (guru) berusaha menularkan penghayatan akhlak dan atau kepribadiannya kepada peserta didiknya, baik berupa etos kerja, etos ibadah,

(26)

4) Muddaris

Kata Muddaris berasal dari kata darasa – yadrusu -darsan wa durusan wa dirosatan yang berarti terhapus, hilang bekasnya, menghapus, menjadikan usang, melatih, mempelajari. Dilihat dari pengertian ini tugas guru adalah berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan serta melatih ketrampilan, maka hal ini sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan siswa.

5) Mu’adib

Kata Mu’adib berasal dari kata adab yang berarti moral, etika dan adab serta kemahiran bathin, sehingga guru dalam pengertian ini adalah orang yang beradab sekaligus memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban yang berkualitas dalam masa depan. (Muhaimin, 2003: 209-213) 6) Al alim

Kata Al-Alim diungkapkan dalam bentuk jamak, yaitu

Al-Alim yang terdapat pada surat Al-Ankabut (29) ayat 43.

(27)

Kata tersebut dalam ayat dimaksud digunakan dalam hubungannya dengan orang-orang yang mampu menangkap hikmah atau pelajaran yang tersirat dalam berbagai perumpamaan yang diceritakan dalam Al-Qur’an. Kata tersebut mengacu kepada peneliti yang tidak hanya mampu menemukan pelajaran, hikmah yang bermanfaat dari setiap perumpamaan yang diciptakan Tuhan tetapi juga mampu memanfaatkannya bagi kebahagiaan dan kesejahteraan hidup manusia, dan mendorong untuk mengagungkan kekuasaan Tuhan dan selanjutnya ia tunduk dan patuh kepadanya. (Depag RI, 1990 : 634)

(28)

c. Tugas dan Tanggung Jawab Guru d. Tugas Guru

Tugas guru sesungguhnya cukup banyak, baik yang terkait oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Namun demikian juga dikelompokkan maka guru memiliki tiga jenis tugas yaitu : tugas guru dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan

tugas dalam bidang kemasyarakatan. (Al Qur’an dan terjemahannya ,

1971 : 12)

Guru memiliki banyak tugas baik yang terikat oleh dinas (bentuk pengabdian). Ada 3 jenis tugas guru, yaitu:

1) Tugas dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.

2) Tugas guru dalam bidang kemanusiaan, guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.

3) Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, dimana guru berkewajiban mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga Negara Indonesia yang bermoral Pancasila serta menceradaskan bangsa Indonesia.(Moh. Uzer Isman, 2001 : 6)

(29)

Mendidik yaitu memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik dan juga mendampinginya dalam pembelajaran di dalam dan luar kelas

Mengajar yaitu proses yang mengedepankan penyaluran ilmu pengetahuan semata. Sedangkan melatih yaitu memberi bimbingan dan pemberian contoh kepada peserta didik.

e. Tanggung Jawab Guru

Tanggung Jawab guru terdiri dari dua macam, diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Tanggung jawab mendididk akhlak peserta didik

Pendidikan memiliki peranan yang sangat besar dalam

membentuk kepribadian setiap manusia. Pendidikan

merupakan proses pengembangan potensi peserta didik

sehingga menjadi pribadi yang paripurna (insan kamil).

Salah satu indikator insan kamil tersebut adalah setiap

peserta didik melahirkan akhlakul karimah. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa ada

tiga lembaga pendidikan yang turut berperan dalam

mengembangkan potensi tersebut, yaitu pendidikan formal,

informal, dan non formal, masing-masing diwakili oleh

sekolah, keluarga, dan lingkungan atau masyarakat. Dengan

demikian sekolah sebagai lembaga pendidikan formal turut

(30)

didiknya. Itu sebabnya, ketika muncul perilaku negatif

(akhlak mazmumah) di tengah-tengah masyarakat, maka

salah satu faktor yang disorot adalah bidang pendidikan,

disamping faktor-faktor lainnya.

Tetapi tidaklah tepat jika dikatakan bahwa tanggung

jawab mendidik akhlak siswa hanyalah tanggung jawab

guru agama. Meskipun prinsip-prinsip dasar mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) tertuang dalam tiga

kerangka dasar ajaran Islam, yaitu akidah (keimanan),

syari'ah (ibadah), dan ihsan (akhlak), bukan berarti

pendidikan akhlak hanya menjadi tugas guru agama semata,

melainkan tugas semua guru.

2) Tanggung Jawab Sosial

(31)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahawa tugas guru tebagi

menjadi dua kategori yaitu : yang pertama, tugas guru kepada peserta

didik dengan membina akhlakul karimah, membangun karakter peserta

didik yang terampil dengan intelektual akan tetapi yang paling utama

adalah menjadikan peserta didik sebagai insan yang berbudi pekerti luhur

baik. Yang kedua adalah seorang guru harus terampil dalam

berkomunikasi dengan masyarakat sekitar dan menjadi contoh yang baik

bagi murid dan masyarakat di lingkungannya.

f. Peran Guru Pendidikan Agama Islam.

Mengutip pendapat Gross, Mason dan Mc Eachern mendefinisikan peranan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang mempunyai kedudukan sosial tertentu (Khoiriyah, 2012:137).

(32)

a. Fungsi Laten

Fungsi laten adalah fungsi yang diharapkan, disengaja, dan disadari guru oleh masyarakat pada suatu ruang. Fungsi ini terdiri dari:

1) Guru sebagai pengajar 2) Guru sebagai pendidik 3) Guru sebagai teladan 4) Guru sebagai motivator b. Fungsi Manifes

Fungsi ini merupakan fungsi yang tidak diharapkan, disengaja, dan disadari guru terhadap masyarakat, antara lain:

1) Guru sebagai “penyambung lidah kelas menengah atas” 2) Guru sebagai pegekal status quo.(Damar, Khoiriyah,

2012:139)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia peran merupakan perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Berikut adalah peran guru menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:43-48) yaitu:

a. Korektor

(33)

b. Inspirator

Disini guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak anak didik. Jadi guru harus mampu memberi petunjuk baagi siswa untuk belajar dengan baik. c. Informator

Sebagai informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah mat apelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.

d. Organisator

Sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru. Dalam hal ini, guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya.

e. Motivator

Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah.

f. Inisiator

(34)

Proses interaksi eduktif yang ada sekarang harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan.

g. Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Lingkungan belajar yang menyenangkan, suasana ruang kelas yag pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyedidakan fasilitas, sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan bagi anak didik.

h. Pembimbing

Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena, kehadiran guru di sekolah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susiala yang cakap. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya. Jadi, bagaimanapun bimbingan guru itu sangat diperlukan pada saat anak didik belum mampu berdiri sendiri.

i. Demonstrator

(35)

intelegensi yang sedang. Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami anak didik, guru harus berusaha membantunya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, tidak akan kesalahan pengertian antara guru dan anak didik. Tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

j. Pengelola Kelas

Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik. Karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru.

k. Mediator

Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media nonmaterial maupun material. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses interaksi edukatif.

l. Supervisor

(36)

baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik.

m. Evaluator

Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan instrinsik. Penilaian terhadap aspek instrinsik lebih menyentuh pada aspek kepribadian anak didik, yakni aspek nilai (values).

Dari beberapa uraian yang sudah dijelaskan di atas peran guru pendidikan agama islam diantaranya: korektor, inspirator, informator, organisator, motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator, supervisor,dan evaluator. Dalam penelitian ini penulis menitik beratkan pada peran guru sebagai pembimbing.

g. Akhlakul Karimah.

a. Pengertian Akhlakul Karimah.

Dari segi etimologi kata akhlak berasal dari Arab bentuk jamak dari “khulq” yang artinya tabiat atau watak. Pada pengertian

(37)

membutuhkan banyak akal dan pikiran, sedangkan akhlakul karimah (mahmudah) adalah segala tingkah laku yang terpuji yang bisa

dinamakan fadilah atau kelebihan. (ya’qub, 1983 : 95)

Pengertian akhlak sebagai berikut: “Akhak ialah suatu ilmu yang

menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus

diperbuat”.(Ahmad Amin, 1957 : 3)

Pengertian akhlak adalah suatu sifat yang terpatri dalam jiwa yang darinya terlahir perbuatan perbuatan dengan mudah tanpa memikirkan dan merenung terlebih dahulu, serta dapat diartikan sebagai suatu sifat jiwa dan gambaran batinnya.(Hamid al-Ghazali, Abdul Halim, 2004 : 28)

Definisi akhlak sebagai berikut: Akhlak adalah sesuatu kekuatan

dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak mana

berkombinasi membawa kecendrungan pada pemilihan pihak yang

benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (dalam hal

akhlak yang jahat).(M. Abdulah Dirroz, 1999 : 12-14)

(38)

(penciptaan). Kesamaan akar kata tersebut mengisyaratkan bahwa dalam akhlaq tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala tindakan atau perilku tersebut didasarkan kepada kehendak Khaliq. (Ilyas, 2007:1).

Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahawa akhlakul karimah terdiri dari dua kata yaitu akhlak yang mengandung arti suatu kehendak yang mantab yang menciptakan perilaku atau tindakan. Dan al-karimah yang berati segala sesuatu yang mulia atau baik, jadi akhlakul karimah adalah segala bentuk perilaku yang mulia berlandaskan pada Sang Maha Pencipta.

b. Akhlakul Karimah Menurut al Qur’an dan Hadist.

Akhlak adalah tingkah laku makhluk yang diridhai Allah SWT, maka akhlak adalah bentuk perilaku makhluk dalam berhubungan baik kepada khaliknya atau kepada sesama. Sesungguhnya semua

akhlak telah dituliskan dalam Al Qur’an dan Hadist baik yang terpuji

maupun tercela. Semuanya telah tertulis jelas di Qur’an dan Hadist dan semuanya mempunyai balasan tersendiri. Tinggal manusianya sendiri yang menjalankan dan mempertanggung jawabkannya nanti di

hari akhir. Rasulullah pun berperilaku sesuai Qur’an dan Hadist.

(39)

yang mulia. Hal ini digambarkan oleh al-Quran surat Al-Ahzab, 33:

“Sesunggunya pada diri Rasulullah saw. terdapat contoh tauladan bagi mereka yang menggantungkan harapannya kepada Allah dan

Hari Akhirat serta banyak berzikir kepada Allah.”

Sedangkan akhlakul karimah menurut hadist adalah sebagai berikut : Dari Aisyah, ia berkata: aku mendengar Rasulullah SAW

”Sesungguhnya orang mukmin (dapat) dikenal dengan akhlaknya yang baik (yang pahalanya) sederajat orang yang berpuasa lagi bangun malam”

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Akhlakul Karimah.

(40)

dan aspek waritssh. Untuk itu berikut ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak.

1) Insting (Naluri)

Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan

manusia dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang. Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:

a) Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain

b) Naluri Berjodoh (seksul instinct). Laki-laki menginginkan wanita dan wanita menginginkan laki c) Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan

orang tua kepada anaknya dan seb aliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.

d) Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahankan diri dari gangguan dan tantangan.

(41)

Segenap naluri insting manusia itu merupakan paket yang inheren dengan kehidupan manusia yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu di pelajari terlebih dahulu. Dengan potensi naluri itu lah manusia dapat memperuduk aneka corak perilaku sesuai pula dengan corak instingnya 2) Adat ( Kebiasaan)

Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti berpakaian, makan, tidur, olahraga dan sebagainya.

Perbuatan yang telah menjadi adat/kebiasaan tidak cukup hanya di ulang-ulang saja, tetapi harus disertai kesukan dan kecendrungan hati terhadapnya. Jadi, terbentuknya kebiasaan itu, adalah karena adanya kecendrungan hati yang di iringi perbuatan.

3) Wirotsah ( Keturunan)

(42)

4) Milieu (lingkungan)

Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseeorang adalah faktor milieu (lingkung) dimana seseorang berada. Milieu artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam:

a) Lingkungan Alam

Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa oleh seseorang.

b) Lingkungan sosial

Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku.(Zahruddin, 2004 :92)

(43)

faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti bawaan, bakat dan minat. Selanjutnya faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar pribadi seseorang seperti lingkungan sekitar tempat tinggal dan pergaulan

B. Kajian Pustaka

Kajian ini merupakan kajian tentang strategi guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa SMP Negeri 1 Bergas. Untuk menghindari adanya kesamaan dengan hasil penelitian terdahulu, maka penulis memaparkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pembahasannya yang relevan dengan penulisan ini, diantaranya:

1. Istiqomah, “Strategi guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa Al Falah Sidomukti

Salatiga” yang membahas kegiatan yang dilakukan guru

(44)

fasilitas kurang mendukung dan lingkungan masyarakat (pergaulan diluar sekolah).

2. Titis Winanci, “Upaya Guru dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Santri Taman Pendidikan Al -Qur’an Al -Mubarokah di Desa Boro Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

Tulungagung” skripsi ini membahas upaya yang dilakukan

guru melalui pembinaan perilaku tanggung jawab yaitu melalui guru melakukan pendekatan pada santri, guru memberi contoh secara langsung pada santri agar mengerjakan tugasnya dengan tanggung jawab dan guru memberi motivasi pada santri akan pentingnya memiliki rasa tanggung jawab. Kemudian membahas upaya guru dalam membina perilaku etika islami yaitu guru membiasakan santri untuk bersikap sopan santun, selalu tersenyum, menyapa, memberi salam, guru

membiasakan santri untuk sholat berjama’ah dan guru

membiasakan santri untuk selalu berperilaku baik. Serta upaya guru dalam pembinaan disiplin santri yaitu dengan cara disusunnya tata tertib dengan tujuan santri agar disiplin dalam mematuhi tata tertib yang sudah dibuat, dibentuknya regu piket

dan diberlakukannya sholat berjama’ah dengan tujuan agar

(45)
(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field research). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi penelitian terhadap salah satu lembaga pendidikan negeri yang ada di Bergas, sehingga menghasilkan informasi yang asli, lengkap dan terorganisir dengan baik. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis, gambar, dan bukan angka, yang mana data di peroleh dari orang-orang dan perilaku, kegiatan, kejadian yang dapat diamati, dalam hal ini sumber data diperoleh dari guru pendidikan agama Islam, kepala sekolah, waka kurikulum dan sumber-sumber yang menjadi penguat data yang ada di sekolahan tersebut. Adapun metode yang di gunakan dalam penulisan penelitian ini adalah

Diskriptif Kualitatif, metode kualitatif yaitu suatu metode yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis suatu peristiwa, aktivitas sosial persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok secara teratur yang ada di tempat penelitian.(LexyMeleong, 2007 :133)

B. Kehadiran Peneliti

(47)

dari informan secara langsung yang berkaitan dengan strategi pembinaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Bergas.

C. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian dalam penyusunan skripsi adalah sebuah lembaga pendidikan negeri, yaitu SMP Negeri 1 Bergas yang beralamat di lingkungan Gembongan, Kelurahan Karangjati, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019. Peneliti memilih lokasi tersebut karena ingin mengetahui secara langsung proses pendidikan yang dijalankan di sekolahan tersebut, dan ingin meneliti strategi guru pendidikan agama Islam dalam membina akhlak peserta didik. Penelitian ini dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan di SMP Negeri 1 Bergas pada tahun pelajaran 2018 / 2019. Adapun penelitian ini di laksanakan dari tanggal 27 Juli 2018 sampai selesai.

D. Sumber Data

Data merupakan suatu fakta atau keterangan dari objek yang sedang diteliti. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata

– kata, tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen lain

seperti data tertulis, foto, dan statistik. 1. Data Primer

(48)

melakukan interpretasi data. Data dan informasi diperoleh secara langsung dari orang –orang yang diteliti. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan dan guru pendidikan agama Islam. 2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang atau informasi yang diperoleh dari sumber lain. Diantaranya buku –buku dokementasi, arsip pribadi, pengamatan dan kegiatan guru.(Moleong, 2007: 157)

E. Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh / mengumpulkan data atau keterangan – keterangan dalam sebuah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Wawancara

(49)

menggali informasi dengan cara bertanya langsung (tatap muka) dengan sumber informan, dalam hal ini adalah kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, dan juga guru pendidikan agama Islam.

2. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mencari data mengenai hal – hal yang berupa catatan, buku, surat kabar, notulen rapat, dan agenda.(Arikunto, 2006 : 158-159). Metode ini merupakan teknik penggalian data dengan jalan dokumenter, mulai dari menghimpun sampai dengan menganalisis dokumen – dokumen, foto-foto kegiatan seperti kegiatan ekstrakurikuler, baik dokumen yang berupa hard file

maupun soft file.

F. Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah – milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensisitensikan, mencari dan menemukan pola, dan menemukan hal –hal yang penting untuk ditarik kesimpulan.(Lexy moleong, 2009 : 248)

(50)

G. Pengecekan Keabsahan Data

(51)

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Bergas

1. Letak geografis

Lembaga pendidikan negeri ini didirikan pada tahun 1977 dan beroperasi. Bangunan seluas 10.000 m2 itu didirikan diatas tanah pemerintah yang berstatus hak pakai. Sekolah Menengah Pertama beralamatkan di Karangjati, Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang berdampingan dengan SD Negeri Karangjati 1 dan juga satu komplek dengan SMP PGRI Bergas dengan kode pos 50552. Di dalam sekolah juga terdapat ruang perpustakaan yang cukup luas, ruang laboratium IPA, dan juga ruang komputer, serta masjid yang sering digunakan untuk sholat dhuha dan dhuhur

berjama’ah para peserta didik yang dipandu oleh guru pendidikan

Islam. Selain itu juga terdapat ruang laboratorium dan lapangan voli, basket dan manual fungsi sebagai lapangan upacara di setiap hari senin.

2. Identitas Sekolah

Nama Madrasah : SMP Negeri 1 Bergas

Tingkat / Status Madrasah : Negeri

Luas Tanah : 10.000 m2

Status Tanah : Hak Pakai

(52)

NPSN : 20320300 Nomor Statistik Madrasah : 201032214001

Jalan/ Desa : Karangjati

Kecamatan : Bergas

Kabupaten : Semarang

Kode Pos : 50552

Nama Yayasan / Penyelenggara Madrasah : Pemerintah

SK. KEMENKUNHAM :06/BASKAP/LL/XII/2004

Tahun Berdiri : 01 April 1977

Tahun Perubahan : 18 Maret 2004

Rekening Bank : BRI Ungaran

3. Visi dan Misi a. Visi

“ Unggul Dalam Prestasi Santun Berbudi Pekerti ”

Indikator Visi sebagai berikut :

1) Terwujudnya pengembangan kurikulum

2) Terwujudnya pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan

3) Terwujudnya peningkatan proses belajar mengajar 4) Terwujudnya peningkatan fasilitas pendidikan 5) Terwujudnya peningkatan kompetensi kelulusan

(53)

7) Terwujudnya pengembangan pembiayaan pendidikan 8) Terwujudnya pengembangan penilaian

b. Misi

1) Melaksanakan kegiatan- kegiatan secara efektif guna mencapai peningkatan / pengembangan isi (kurikulum)

2) Melaksanakan pelatihan dan kegiatan yang bertujuan untuk menunjang peningkatan kinerja guru dan karyawan

3) Mengadakan pelatihan dan bimbingan agar proses pembelajaran berkualitas.

4) Mengupayakan pengadaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan fasilitas pendidikan secara optimal

5) Mengupayakan kegiatan yang berhubungan dengan kompetensi kelulusan siwa

6) Melaksanakan manajement berbasis sekolah secara efektif

7) Mengupayakan pengembangan pembiayaan pendidikan untuk mendukung kegiatan sekolah

(54)

4. Data Guru dan Karyawan

Guru adalah komponen utama dalam sebuah lembaga pendidikan, guru adalah tenaga pendididk yang bertugas untuk mengajar, mendidik, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik. Tenaga merupakan agen of change

seorang agen yang membawa perubahan pada peserta didik khususnya dalam segi intelektual, pengetahuan, kemampuan ketrampilan terlebih secara Spiritual, norma, adab, budi pekerti dan keagamaan. Tenaga pendidik dan karyawan yang bertugas di SMP negeri 1 Bergas pada tahun pelajaran 2018-2019 terbilang cukup banyak yang terdiri dari guru dan staff sebanyak 46 orang dan ditambah 5 orang harian lepas. Untuk mengetahui lebih jelasnya penulis menyajikan data guru dan karyawan di SMP negeri 1 Bergas dengan format tabel sebagai berikut :

Tabel 1 data guru dan karyawan

(55)
(56)

20 Chesna Yuni

30 Dra. Wini Apriliani Penata , IIIc Sejarah

31 Nurhadi Purwawanto, S. Pd

Penata , IIIc B. Ind

32 Liliek Budi P, SE Penata , IIIc Eko

33 Anisah Nafiati, S. Pd Penata , IIIc B. Ind

(57)

IIIb

35 Yuli Susanti, S. Pd PenMd TI,

IIIb

BK

36 Sugiarti PenMd TI,

IIIb

Persuratan

37 Catarina Novi Kristanti

PengtMd, Iia Bend

38 Yatmi Staaf TU Kesiswaan

39 Asih Windarti Staaf TU Invent

40 Jarot Mulyono Staaf TU Operator

41 Alif Muhzani Staaf TU Kebersihan

42 Dilianto Andhi S Staaf TU Perpust

43 Sukemi Staaf TU Satpam

44 M. Sutanto Staaf TU Satpam

45 Muhyar Staaf TU Penjaga

46 Kahono Staaf TU Penjaga

47 Kasri Har. Lepas Minuman

(58)

49 Luluk Nurlailiyah, S. Pd

PenatMd, IIIa

Mat

50 Rahayu Puspitasari, S. Pd

Har. Lepas Mat

51 Riska Riskiyana Har. Lepas B. Ind

Tabel II Pembagian Status Guru

NO JABATAN JUMLAH KETERANGAN

(59)

yang sangat penting dari sebuah lembaga pendidikan, karena tanpa peserta didik maka kegiatan pendidikan tidak dapat terlaksana. Peserta didik yang ada di SMP negeri 1 Bergas ini cukup banyak dan lembaga pendidikannya juga konsiten dalam menjaga dan menerima peserta didik baru. Hal ini terlihat dari kurs penerimaan peserta didik baru dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya penulis menyajikan data siswa dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel III Peserta Didik Tahun Pelajaran 2015/2016

No Kelas Jumlah Rombel Jumlah siswa

1 VII 8 282

2 VIII 8 274

3 IX 8 263

JUMLAH 24 819

Tahun Pelajaran 2016/2017

1 VII 8 279

(60)

3 IX 8 267

JUMLAH 24 830

Tahun Pelajaran 2017/2018

1 VII 8 258

2 VIII 8 271

3 IX 8 272

JUMLAH 24 801

Tahun Pelajaran 2018/2019

1 VII 8 277

2 VIII 8 257

3 IX 8 270

(61)

6. Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana adalah hal penting yang harus ada dalam suatu lembaga pendidikan agar tujuan dilaksanakannya pendidikan dapat tercapai. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan sebagai penunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel IV Data Ruang Kelas

(62)

Rusak Sedang

0

Rusak Berat

0

Rusak Total

0

TOTAL 13 0 11 24 1 24

Tabel V Ruang Belajar Tambahan/ Ekstra

NO JENIS RUANGAN JUMLAH

(BUAH)

UKURAN (m)

1 Perpustakaan 1 7 x 15

2 Lab. IPA Fisika 1 8 x 14

3 Lab. IPA Biologi 1 8 x 15

4 R. Menjahit 1 7 x 9

5 Seni Musik 1 8 x 12

6 TIK (Kom+Inter) 2 8 x 15

7 Lab. Bahasa 1 8 x 15

(63)

9 Osis 1 3 x 8

10 Seni Budaya 1 3 x 7

11 Mushola 1 7 x 7

12 Kantin 1 3 x 3

7. Kegiatan Sekolah

Dalam sebuah lembaga pendidikan tidak hanya sarana dan prasarana saja yang dibutuhkan untuk menunjang atau meningkatkan kemampuan potensi peserta didik. Akan tetapi, juga diperlukan kegiatan-kegiatan yang secara langsung dapat mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang melekat pada jiwa peserta didik. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Bergas antara lain sebagai berikut:

a. Kegiatan Intrakurikuler

1) Seluruh kegiatan pembelajaran yang mengacu pada peraturan pemerintah.

(64)

b. Kegiatan Ekstrakurikuler 1) Kepramukaan 2) Tadarus A- Qur’an 3) BTQ

4) Rebana

5) PMR (Palang Merah Remaja) 6) PANSUS

7) Pencak Silat c. Kegiatan Sosial

1) Sholat Id bersama masyarakat setempat

2) Penggalangan dana untuk bakti sosial tatkala terjadi bencana di dalam maupun luar kota.

8. Gambaran Informan Penelitian

Adapun keterangan tentang informan – informan atau narasumber yang diwawancarai oleh peneliti antara lain sebagai berikut :

a. MU : Dra. Murtiningsih, M.pd

(65)

b. SU : Suswatiningsih, S. Pd

Suswatiningsih, S. Pd selaku waka kurikulum di Sekolah Menengah Pertama negeri Bergas sebagai informan tambahan yang berkaitan dengan kurikulum yang ada di sekolah

c. HA : Bapak Harsono, S. Pd

Bapak Harsono, S. Pd selaku waka kesiswaan di Sekolah Menengah Pertama negeri Bergas sebagai informan tambahan mengenai kesiswaan

d. NA : Bapak Nur Amin S. Ag,

Bapak Nur Amin S. Ag, selaku guru pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama negeri 1 Bergas dan menjadi informan utama dalam penelitian ini

e. MS : Bapak Drs. Muchlis

Bapak Drs. Muchlis selaku guru pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama negeri 1 Bergas dan menjadi informan utama dalam penelitian ini

B. Temuan Penelitian

1. Strategi Guru Pendidikan Agama IslamDalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas Tahun Pelajaran 2018 / 2019

(66)

mempengaruhi nama baik dari suatu lembaga atau pendidikan tertentu. Dalam dunia pendidikan kebijakan-kebijakan lembaga dan yang pasti peranan guru pendidikan agama Islam sangat penting dalam membina akhlak yang baik khususnya para peserta didik dan seluruh komponen lembaga pada umumnya. Berbagai cara atau strategi diterapkan oleh guru pendidikan agama islam dan dibantu kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh lembaga dalam rangka membina akhlakul karimah siswa.

Dalam ini peneliti menanyakan hal yang berkaitan dengan strategi pembinaan akhlakul karimah pada siswa SMP negeri 1 Bergas dan menjawab jawaban dari MS selaku guru pendidikan agama Islam dan humas di sekolah yang menyatakan :

“yaa cara saya membina akhlakul karimah siswa dengan

(67)

Dikuatkan oleh pernyataan HA selaku waka kesiswaan yang menyatakan bahwa :

“Pembinaan Akhlakul karimah pada siswa yang saya beri

contoh saja mas, itu yang saya lakukan pada anak anak osis,

karena saya kan menangani osis”.

Pembinaan Akhlakul karimah dimulai dari diri pribadi seorang guru yang memberikan suri tauladan atau contoh yang

baik kepada peserta didik. Seperti contohnya sholat berjama’ah

Selanjutnya peneliti mencari informasi yang lebih banyak lagi dan mendapat jawaban dari NA selaku guru pendidikan agam Islam yang mengatakan bahwa :

“seperti sholat dhuha awal awal ya saya paksa ikuti aja aturannya lama-lama kan ya jadi terbiasa ya kan mas, kadang kan ada mas siswa yang bandel harus dipaksa dulu baru mau ngerjain, tapi lama-lama kan gak kerasa mas”

Ditambahkan oleh oleh MS selaku guru pendidikan agama Islam selaku humas di SMP Negeri 1 Bergas yang mengatakan bahwa :

“ strategi yang lain ya pembiasaan, maksudnya anak mau

tidak mau pada awal pelajaran pendidikan agama islam

kami paksa untuk melakukan sholat dhuha mas “

SU selaku waka kurikulum yang mengatakan menyatakan kebijakan kurikikulum bahwa :

setiap pagi kami melakukan pembacaan asmaul husna dan

(68)

Dari pendapat diatas bahawa pembinaan akhlakul karimah pada peserta didik juga dilakukan dengan cara pembiasaan sifat dan perilaku baik peserta didik yang di awali oleh guru, dipandu oleh guru dan juga di dukung oleh kebijakan dari waka kurikulum.

Selain itu NA selaku guru pendidikan agama Islam juga menyatakan :

Disamping saya mendampingi dan mengamati dari anak-anak sholat dhuha maupun sholat dhuhur saya pas di dalam kelas memberikan penjelasan yang ditanyakan siswa yang

menyangkut materi maupun diluar materi pelajaran mas”

“nah dan pas di kelas saya kasih pengertian tentang sholat

berjama’ah itu jadikan anak berfikir dari apa yang yang saya sampaikan dan dan yang saya lakukan”

Sedangkan MS selaku guru pendidikan agama Islam juga sekaligus humas juga menyatakan :

“Naah kalau di dalam kelas, saya juga menjelaskan

pngerrtian-pengertian, hikmah sholat dhuha berjamaah dan

sholat dhuhur berjamaah”

Hal ini juga dikuatkan oleh MU selaku kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bergas yang menyatakan bahwa :

“ kalau kebijakan yang terkait dengan pembinaan akhlak

(69)

Dari penjelasan diatas dapat diambil sari materi bahwa dalam membina akhlakul karimah siswa di SMP N Bergas seorang guru menggunakan strategi arahan ataupun ceramah yang dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas.

C. Analisis Data

1. Strategi Guru pendidikan Islam Dalam Membina Akhlakul Karimah Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas Tahun Pelajaran 2018 / 2019

a. Pembiasaan

Strategi guru pendidikan Islam dalam dalam membina Akhlakul Karimah di sekolah menengah pertama Negeri 1 Bergas diwujudkan dengan cara melakukan pembiasaan - pembiasaan yang dilakukan oleh guru pendidikan Islam kepada peserta didik. Diantaranya dengan cara melakukan sholat dhukha dimasjid disetiap jam pelajaran pendidikan agama Islam, sholat dhuhur secara

berjamaa’ah, pembacaan Asmaul Khusna di awal jam

pelajaran dan juga baca tulis Alqur’an dalam kegiatan intra

maupun ekstrra. Sebagaimana yang disampaikan oleh MS selaku guru pendidikan agama Islam di Sekolah Menegah Pertama Negeri 1 Bergas yang menyatakan :

“ strategi yang lain ya pembiasaan, maksudnya anak

mau tidak mau pada awal pelajaran pendidikan agama

(70)

Dan juga didukung oleh pernyataan dari MU selaku kepala sekolah dengan menyatakan sebagai berikut :

setiap pagi kami melakukan pembacaan asmaul husna

dan pembelajaran baca tulis Alqur’an selama 15 menit”

Jadi, strategi guru pendidikan agama Islam dalam membina Akhlakul Karimah pada siswa di SMP Negeri Bergas yang pertama adalah menggunakan strategi pembiasaan pada siswa.

b. Suri Tauladan

Sebagaimana Kalamulloh yang artinya, sesungguhnya telah ada pada diri Muhammad suri tauladan yang baik bagimu (umat manusia). Maka strategi guru pendidikan agama Islam dalam membina akhlakul karimah siswa juga mengacu pada ayat tersebut yaitu menggunakan strategi pencontohan atau suri tauladan, hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh NA selaku guru pendidikan agama Islam yang menyatakan :

“Kalau saya mencontohkan saya carikan figur-figur

guru sendiri tentang perilaku yang baik, seperti contoh

sholat dhuhur jama’ah,sholatnya bisa tapi kadang untuk jma’ahnya itu kan sulit mas,

Dikuatkan oleh pernyataan HA selaku waka kesiswaan yang menyatakan bahwa :

“Pembinaan Akhlakul karimah pada siswa yang saya

beri contoh saja mas, itu yang saya lakukan pada anak

(71)

Jadi strtegi yang diterapkan guru pendidikan agama Menengah Pertama Negeri 1 Bergas dilaksanakan dengan cara pemberian arahan atau ceramah dikelas dengan cara menyesuaikan keadan atau apa yang yang telah dilakukan sebelum pembelajaran. Sebagai contoh setelah siswa selesai melakukan sholat dhukha berjamaah di mushola lalu di dalam kelas guru pendidikan Islam memberikan arahan - arahan dan atau pengertian-pengertian dan manfaat sholat dhukha. Sebagaimana yang disampaikan MS selaku guru pendidikan agama Islam dan humas di SMP Negeri 1 Bergas yang menyatakan :

“Naah kalau di dalam kelas, saya juga menjelaskan

pengertian-pengertian, hikmah sholat dhuha

berjamaah dan sholat dhuhur berjamaah”

Dikuatkan oleh pernyataan MU selaku kepala sekolah yang menyatakan :

(72)
(73)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Setelah mengkaji dan mendeskripsikan pembahasan secara global dan menyeluruh seperti apa yang sudah dijelaskan di dalam bab – bab

sebelumnya, dari pembahasan mengenai “ Strategi Guru Pendidikan Islam

Dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 1 Bergas “, maka penulis dapa menyimpulkan beberapa

hal yang menjadi inti dari hasil penelitian antara lain sebagai berikut : 1. Strategi guru pendidikan Islam dalam pembinaan akhlakul

karimah siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas. a. Pembiasaan

Guru membina akhlakul karimah siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas dengan cara melakukan pembiasaan kepada murid, seperti : pembacaan asmaul khusna diawal pembelajaran, melakukan sholat dhukha dan dhuhur secara berjamaah.

b. Suri Tauladan

Strategi guru dalam membina akhlakul karimah siswa juga diwujudkan dengan cara memberikan suri tauladan atau contoh yang baik kepada siswa yang ada di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas.

(74)

Ceramah dan juga arahan digunakan sebagai strategi pembinaan akhlakul karimah yang tepat khususnya pada saat di dalam kelas dan umumnya disemua tempat. Misalnya seorang guru memberikan pengertian, hikmah, dan juga landasan – landasan mengapa kita sebagai manusia harus atau dianjurkan bahkan dilarang mengerjakan suatu hal atau perbuatan tertentu.

B. Saran – Saran

1. Kepada lembaga sekolah untuk senantiasa menambah progam progam yang terkait dengan pembinaan akhlakul karimah peserta didik agar menjadi pribadi yang mempunyai nilai intelektual serta diimbangi dengan kemampuan spiritual yang mumpuni. Sehingga dapat bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan agama.

2. Kepada kepala sekolah untuk senantiasa mendukung dan mengadakan progam pelatihan kepada pendidik dalam hal pembinaan akhlak siswa. 3. Kepada para pendidik umunya dan khususnya kepada guru pendidikan

agama islam senantiasa mengembangkan kompetesi spiritual dan intelektualnya.

(75)

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur, 2011. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Inovatif, dan Kreatif,

Jogjakarta: Diva Press

Amin Ahmad, 1957, Etika Ilmu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang

Arikunto suharsumi, 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: Bina Ilmu

Al Ghocali, Abdul Halim Mahmud, 2004, Akhlak Mulia, Jakarta: Gema Insani

Burhan Bungin, 2011. Metode Penelitian Kualitatif aktualisasi Metodologi

Kearah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Darajat Zakiyah, 2011, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara

Depag RI, 1990, Al qur’an dan Terjemahanya Edisi Revisi, Surabaya: Mahkota

Djamarah, Syaiful Bahri, 2000, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,

Jakarta: PT. Rineka Cipta

Hamalik Qomar, 2003, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara

Hamzah Ya’qub, 1983, Etika Islam, Bandung: CV. Diponegoro

Hidayah Nurul, 2013, Akhlak Bagi Muslim Panduan Berdakwah, Yogyakarta: Taman Aksara

Ilyas Yunahar, 2007, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Dan Pengamalan Islam (LPPI)

Khoiriyah, 2012. Menggagas Sosiologi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras

Moleong J Lexy, 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

(76)

Muhaimin, 2003, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mujib Abdul, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Semarang: Rajawali Pers

Nurdin Muhamad, 2010, Kiat Menjadi Guru Profesional, Yoyakarta: Ar-Ruzz Media

Suparlan, 2002, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Dari Konsepsi Sampai implementasi, Jakarta: Grafindo Persada

Tim Penyusun Kamus, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Undang – Undang Sisidiknas Tahun 2008

(77)
(78)
(79)

Salatiga, 27 Mei

(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)

PEDOMAN WAWANCARA

Informan dalam hal ini adalah Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, dan Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Bergas

1. Kepala Sekolah , Waka Kurikulum, dan Waka Kesiswaan. Pertanyaan :

a. Menurut bapak/ibu, Bagaimana akhlak siswa SMP Negeri 1 Bergas? b. Apakah ada kebijakan/program khusus yang diterapkan bapak/ibu

dalam membina akhlakul karimah siswa SMP N 1 Bergas?

c. Bagaimana upaya bapak/ibu dalam meningkatkan kompetensi guru pendidikan agama Islam dalam membina akhlakul karimah siswa SMP N 1 Bergas ini?

d. Apakah ada faktor pendukung dan penghambat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan disekolah ini?

e. Kurikulum apa yang bapak terapkan disekolah ini? 2. Guru Pendidikan Agama Islam

Pertanyaan :

a. Bagaimana pendapat bapak / ibu seberapa penting akhlakul karimah? b. Menurut bapak/ibu bagaimana akhlakul karimah siswa SMP Negeri 1

Bergas?

c. Apakah ada strategi-strategi khusus yang bapak/ibu terapkan dalam membina akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Bergas?

(86)

Foto – Foto Dokumentasi 1. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas

(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)

Gambar

Tabel 1 data guru dan karyawan
Tabel II Pembagian Status Guru
Tabel III Peserta Didik
Tabel IV Data Ruang Kelas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan karunia dan hidayah serta anugrahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “MAKNA LOGO BARU XL AXIATA (ANALISIS SEMIOTIK

Denotasi memiliki sifat langsung yang merupakan makna khusus yang terdapat dalam sebuah tanda, dan pada intinya dapat disebut sebagai gambaran sebuah

Penerapan model role playing dengan media gambar seri adalah suatu cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan imajinasi dan menemukan jati diri

Tapi lagi-lagi itu bukan sebuah jaminan untuk aku dapat berubah lebih baik, sebab walaupun cacat dirku bisa membentuk sebuah genk baru yang kita beri

Apabila ternyata data yang saya isi terbukti tidak benar, saya bersedia dinyatakan gugur dalam proses

The complimentary close and the signature are aligned and placed near the center of the letter, two spaces below the last paragraph.. Modifed

Program Magister (S2) Sistem Informasi, Manajemen, Teknik Elektro, Sastra Inggris, Psikologi, Teknik Sipil Program Doktor (S3) Ilmu Ekonomi, Teknologi Informasi / Ilmu Komputer..

(2) Setiap orang dilarang menolak untuk menerima Rupiah yang penyerahannya dimaksudkan sebagai pembayaran atau untuk menyelesaikan kewajiban yang harus dipenuhi dengan Rupiah dan/