STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1
BERGAS KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
RAHMAD HIDAYAT
NIM 11111168
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
MOTTO
بسنبلا ملعتب ملعلا
ILMU ITU DIDAPAT DENGAN BELAJAR, TIDAK DENGAN
NASAB(KETURUNAN)
(Mauidhoh)
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Orang tuaku tercinta Alm. bapak Edy Wasirin dan ibu Minarsih, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan moral maupun materil dan doa yang tak pernah putus untuk putra-putrinya.
2. Ibu Asdiqoh selalu memberikan semangat dan telah sabar membimbingku dalam penyusunan skripsi ini
3. Teman-temanku dari Chrushopillum Cainito yang sama-sama berjuang dan belajar di IAIN Salatiga dan memberikan sindiran-sindiran pedas guna membangun semangatku.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI).
4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.
5. Ibu Dra. Sri Suparwi M.A, selaku pembimbing akademik.
7. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
8. Keluarga besar SMP Negeri 1 Bergas yang telah memberikan penulis tempat dalam mengadakan penelitian sehingga terselesainya skripsi ini.
9. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini
Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 30 Mei 2018 Penulis,
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN... ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
ABSTRAK ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
E. Penegasan Istilah ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 8
1. Guru Pendidikan Agama Islam ... 8
a) Pengertian Guru ... 8
b) Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ... 9
c) Tugas dan Tanggung Jawab Guru ... 13
d) Tugas Guru ... 13
e) Tanggung Jawab Guru ... 14
2. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ... 16
a) Fungsi Laten ... 17
b) Fungsi Manifes ... 17
3. Akhlakul Karimah ... 21
a) Pengertian Akhlakul Karimah ... 21
b) Akhlakul karimah Menurut Alqur’an dan Hadist ... 23
c) Faktor-Faktor yang mempengaruhi Akhlakul Karimah ... 24
B. Kajian Pustaka ... 28
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 31
B. Kehadiran Peneliti ... 31
C. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 32
D. Sumber Data ... 32
E. Prosedur Pengumpulan Data ... 33
F. Analisis Data ... 34
G. Pengecekan Keabsahan Data ... 35
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas ... 36
B. Temuan Penelitian ... 50
C. Analisis Data ... 54
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 58
B. Saran-Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Data Guru dan Karyawan ... 39
Tabel 2 : Pembagian Status Guru ... 43
Tabel 3 : Data Peserta Didik Tahun Pelajaran 2018 / 2019 ... 44
Tabel 4 : Data Ruang Kelas ... 46
DAFTAR FOTO
Foto 1. Foto Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas ...73
Foto 2. Dewan Guru dan Karyawan ... ..73
Foto 3. Foto Wawancara Dengan Kepala Sekolah dan Dewan Guru ...74
Foto 4. Foto Sarana dan Prasana ...76
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
Hidayat, Rahmad. 2018. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Akhlakul Karimah Siswa Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh M.SI.
Kata kunci: Guru pendidikan agama Islam, pembinaan, akhlakul karimah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi guru pendidikam agama Islam dalam membina Akhlakul Karimah siswa di Sekolah Menengah Pertama negeri 1 Bergas. Fokus masalah yang akan dikaji adalah: Bagaimana strategi guru pendidikan Islam dalam membina akhlakul karimah siswa di sekolah menengah pertama negeri 1 Bergas tahun pelajaran 2018 / 2019
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian dilaksanakan dengan tahap persiapan, pelaksanaan, penyelesaian. Subjek penelitian adalah guru pendidikan agama Islam. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan tiga komponen utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH.
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dari tahun ketahun terus menjadi progam pemerintah. Sebagai bukti, telah ditetapkan Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Guru merupakan komponen utama dalam menjalankan dan menentukan mutu pendidikan. Guru memegang peranan yang cukup penting dalam suatu sekolah atau lembaga pendidikan. Seorang guru mampu menjadi teladan dalam pembentukan watak dan kepribadian siswanya. Menurut Jamal Makmur (2011: 5) Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Menurut UU Guru dan Dosen (2005: 3) Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan.
tidak langsung tugas seorang guru adalah melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Strategi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1092) adalah rencana yang cermat mengenahi kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Pembelajaran merupakan proses pemberian ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Jadi strategi pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pemberian pengetahuan kepada peserta didik.
Pembinaan dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (2007: 152 ) adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperolehhasil yang lebih baik. Menurut Syafaat ,dkk (2008:153), pembinaan adalah kegiatan yang mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada dengan mengamalkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Strategi dalam pembinaan akhlakul karimah merupakan salah satu komponen terpenting dalam peningkatan kualitas pendidikan islam. Strategi tersebut nantinya akan sangat berpengaruh pada tingkat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai akhlak itu sendiri.
Peneliti melakukan pengamatan terhadap peristiwa yang terjadi di SMPN 1 Bergas masih banyak perilaku yang menujukkan kurangnya sikap moral yang melekat pada peserta didik hal ini dibuktikan dengan banyaknya peserta didik yang melakukan pelanggaran – pelanggran lalu lintas seperti kebut-kebutan saat mengendarai motor (balapan liar), seringnya keluar malam melebihi jam malam, banyaknya yang merokok, dan juga hal paling memprihatinkan adalah berani melawan orangtua. Akan tetapi ada juga siswa baik, aktif dalam pergaulan dengan sesama teman, guru, dan karyawan itu sopan dalam hal tutur kata, tingkah laku, Senyum, salam, sapa tidak lupa ditinggalkan pada saat bertemu. Di sinilah lingkungan sekolahan mempunyai peranan penting dalam membina dan mendidik peserta didik khususnya guru yang setiap hari bertatap muka dengan peserta didik.
Dengan memperhatikan perilaku siswa diatas, maka penulis ingin mengetahui bagaimana strategi guru pendidikan agama Islam dalam membina akhlakul karimah siswa dengan melakukan penelitian secara
sistematis dengan judul “ STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA SMP N 01 BERGAS KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018 /
B. FOKUS PENELITIAN
1. Bagaimanakah strategi guru PAI dalam pembinaan akhlakul karimah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas tahun pelajaran 2018 / 2019?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui strategi guru PAI dalam pembinaan akhlakul karimah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas tahun pelajaran 2018 / 2019.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat ataupun kegunaan penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu: 1. Secara Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penambahan wawasan mengenai strategi guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa.
2. Secara Praktis
E. PENEGASAN ISTILAH
Untuk memperjelas dan menghindari terjadinya kesalahan penafsiran judul skripsi, maka penulis akan memberikan pengertian – pengertian istilah yang tercantum dalam judul skripsi. Istilah – istilah tersebut antara lain:
1. Guru Pendidikan Agama Islam
Guru Pendidikan Agama Islam bisa dikatakan merupakan jabatan atau profesi yang memiliki kemampuan khusus mendidik secara prosional dalam proses interaksi dengan peserta didik dalam membentuk kepribadian utama berdasarkan ajaran Islam (Khoriyah, 2012:140).
2. Akhlakul Karimah
perilaku manusia. Dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung akhlak yang hakiki tatkala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak sang pencipta. Sedangkan karimah berarti baik atau mulia.
Dengan demikian akhlakul karimah berarti tingkah laku manusia yang sesuai dengan tujuan sang pencipta. Yaitu sikap moral yang baik dalam kehidupannya dalam rangka pengabdian / penghambaan kepada Allah SWT.
Jadi yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah bagaimana strategi atau cara guru pendidikan agama Islam dalam membina akhlakul karimah peserta didik supaya dapat melekat atau tertanam dengan baik dalam diri pribadinya dan diamalkan dikehidupan sehari-hari.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mendapat gambaran yang lebih serta menyeluruh mengenai bab yang dibahas dalam skripsi ini. Maka penulis merinci kerangka global skripsi ini kedalam sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB II : Dalam Bab ini berisi tentang Kajian pustaka, yang merupakan penjelasan tentang landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang dibahas, memuat tentang Guru Pendidikan Agama Islam,Tugas dan Tanggungjawab serta Peran Guru, Akhlakul karimah, dan Faktor yang mempengaruhi Akhlakul Karimah.
BAB III : Bab ini berisi tentang Metode Penelitian yang mencakup (Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data).
BAB IV : Berisi tentang paparan data dan temuan penelitian yang berisi tentang gambaran umum dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Bergas, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang (Letak Geografis, Keadaaan Sekolah, Visi Dan Misi Sekolah, Keadaan Siswa, Sarana Prasarana Sekolah, Kegiatan Keagamaan, gambaran inrorman), hasil temuan, dan analisis data.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasam Teori
1. Guru Pendidikan Agama Islam. a. Pengertian guru.
Guru adalah pendidik profesional yang mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendididkan formal, pendididkan dasar, dan pendididkan menengah. (UU RI, No.14 tahun 2005).
Guru dalam Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik.(Nurdin, 2010:128)
Pengertian guru semakin luas, tidak hanya terbatas dalam konteks keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual (spiritual intelligence) dan kecerdasan intelektual (intelectual intelligence), tetapi juga menyangkut kecerdasan kinestetik jasmaniyah (bodily kinesthetic), seperti guru tari, guru olahraga, dan guru musik. Semua kecerdasan itu pada hakikatnya juga menjadi bagian dari kecerdasan ganda (multiple intelligence) sebagaimana dijelaskan oleh pakar psikologi terkenal Howard Garner.(Suparlan, 2002 :36)
jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri, dan memenuhi tingkat kedewasaan, mampu mandiri dalam memenuhi tuganya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT.(Abdul Mujib, 2006 :87)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang dewasa yang profesional dan mempunyai beberapa kompetensi serta mampu mendidik, mengajar, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi peserta didik agar berkembang menjadi insan yang lebih baik dari segi intelektual maupun spiritual
b. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam
Guru adalah pendidik profesional karena guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-anak. Meskipun begitu, orang tua sebagai pendidik yang pertama bagi anaknya, sedangkan guru adalah tenaga profesional yang membantu orang tua untuk mendidik anak-anak pada jenjang pendidikkan sekolah .( Darajad, 2011:39)
Dalam literatur kependidikan Islam, seorang guru agama biasa disebut dengan berbagai sebutan antara lain sebagai berikut: ustadz, muallim, murabbiy, mursyid, mudarris dan mu’adib.
1) Ustadz
Kata ustadz biasanya digunakan untuk memanggil seorang professor. Ini mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk komitmen terhadap profesionalisme dalam mengemban tugasnya.
2) Murabbiy
Kata Murabbiy berasal dari kata dasar Rabb, Tuhan adalah sebagai Rabb Al-alamin dan Rab Al-nas, yakni yang menciptakan, mengatur dan memelihara alam seisinya termasuk manusia. Dilihat dari pengertian ini maka tugas guru adalah mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi sekaligus mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya dan lingkungan.
3) Mursyid
Kata Mursyid biasa digunakan untuk guru dalam
thariqoh (tasawuf). Dalam hal ini mursyid (guru) berusaha menularkan penghayatan akhlak dan atau kepribadiannya kepada peserta didiknya, baik berupa etos kerja, etos ibadah,
4) Muddaris
Kata Muddaris berasal dari kata darasa – yadrusu -darsan wa durusan wa dirosatan yang berarti terhapus, hilang bekasnya, menghapus, menjadikan usang, melatih, mempelajari. Dilihat dari pengertian ini tugas guru adalah berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan serta melatih ketrampilan, maka hal ini sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan siswa.
5) Mu’adib
Kata Mu’adib berasal dari kata adab yang berarti moral, etika dan adab serta kemahiran bathin, sehingga guru dalam pengertian ini adalah orang yang beradab sekaligus memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban yang berkualitas dalam masa depan. (Muhaimin, 2003: 209-213) 6) Al alim
Kata Al-Alim diungkapkan dalam bentuk jamak, yaitu
Al-Alim yang terdapat pada surat Al-Ankabut (29) ayat 43.
Kata tersebut dalam ayat dimaksud digunakan dalam hubungannya dengan orang-orang yang mampu menangkap hikmah atau pelajaran yang tersirat dalam berbagai perumpamaan yang diceritakan dalam Al-Qur’an. Kata tersebut mengacu kepada peneliti yang tidak hanya mampu menemukan pelajaran, hikmah yang bermanfaat dari setiap perumpamaan yang diciptakan Tuhan tetapi juga mampu memanfaatkannya bagi kebahagiaan dan kesejahteraan hidup manusia, dan mendorong untuk mengagungkan kekuasaan Tuhan dan selanjutnya ia tunduk dan patuh kepadanya. (Depag RI, 1990 : 634)
c. Tugas dan Tanggung Jawab Guru d. Tugas Guru
Tugas guru sesungguhnya cukup banyak, baik yang terkait oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Namun demikian juga dikelompokkan maka guru memiliki tiga jenis tugas yaitu : tugas guru dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan
tugas dalam bidang kemasyarakatan. (Al Qur’an dan terjemahannya ,
1971 : 12)
Guru memiliki banyak tugas baik yang terikat oleh dinas (bentuk pengabdian). Ada 3 jenis tugas guru, yaitu:
1) Tugas dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.
2) Tugas guru dalam bidang kemanusiaan, guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.
3) Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, dimana guru berkewajiban mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga Negara Indonesia yang bermoral Pancasila serta menceradaskan bangsa Indonesia.(Moh. Uzer Isman, 2001 : 6)
Mendidik yaitu memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik dan juga mendampinginya dalam pembelajaran di dalam dan luar kelas
Mengajar yaitu proses yang mengedepankan penyaluran ilmu pengetahuan semata. Sedangkan melatih yaitu memberi bimbingan dan pemberian contoh kepada peserta didik.
e. Tanggung Jawab Guru
Tanggung Jawab guru terdiri dari dua macam, diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Tanggung jawab mendididk akhlak peserta didik
Pendidikan memiliki peranan yang sangat besar dalam
membentuk kepribadian setiap manusia. Pendidikan
merupakan proses pengembangan potensi peserta didik
sehingga menjadi pribadi yang paripurna (insan kamil).
Salah satu indikator insan kamil tersebut adalah setiap
peserta didik melahirkan akhlakul karimah. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa ada
tiga lembaga pendidikan yang turut berperan dalam
mengembangkan potensi tersebut, yaitu pendidikan formal,
informal, dan non formal, masing-masing diwakili oleh
sekolah, keluarga, dan lingkungan atau masyarakat. Dengan
demikian sekolah sebagai lembaga pendidikan formal turut
didiknya. Itu sebabnya, ketika muncul perilaku negatif
(akhlak mazmumah) di tengah-tengah masyarakat, maka
salah satu faktor yang disorot adalah bidang pendidikan,
disamping faktor-faktor lainnya.
Tetapi tidaklah tepat jika dikatakan bahwa tanggung
jawab mendidik akhlak siswa hanyalah tanggung jawab
guru agama. Meskipun prinsip-prinsip dasar mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) tertuang dalam tiga
kerangka dasar ajaran Islam, yaitu akidah (keimanan),
syari'ah (ibadah), dan ihsan (akhlak), bukan berarti
pendidikan akhlak hanya menjadi tugas guru agama semata,
melainkan tugas semua guru.
2) Tanggung Jawab Sosial
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahawa tugas guru tebagi
menjadi dua kategori yaitu : yang pertama, tugas guru kepada peserta
didik dengan membina akhlakul karimah, membangun karakter peserta
didik yang terampil dengan intelektual akan tetapi yang paling utama
adalah menjadikan peserta didik sebagai insan yang berbudi pekerti luhur
baik. Yang kedua adalah seorang guru harus terampil dalam
berkomunikasi dengan masyarakat sekitar dan menjadi contoh yang baik
bagi murid dan masyarakat di lingkungannya.
f. Peran Guru Pendidikan Agama Islam.
Mengutip pendapat Gross, Mason dan Mc Eachern mendefinisikan peranan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang mempunyai kedudukan sosial tertentu (Khoiriyah, 2012:137).
a. Fungsi Laten
Fungsi laten adalah fungsi yang diharapkan, disengaja, dan disadari guru oleh masyarakat pada suatu ruang. Fungsi ini terdiri dari:
1) Guru sebagai pengajar 2) Guru sebagai pendidik 3) Guru sebagai teladan 4) Guru sebagai motivator b. Fungsi Manifes
Fungsi ini merupakan fungsi yang tidak diharapkan, disengaja, dan disadari guru terhadap masyarakat, antara lain:
1) Guru sebagai “penyambung lidah kelas menengah atas” 2) Guru sebagai pegekal status quo.(Damar, Khoiriyah,
2012:139)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia peran merupakan perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Berikut adalah peran guru menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:43-48) yaitu:
a. Korektor
b. Inspirator
Disini guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak anak didik. Jadi guru harus mampu memberi petunjuk baagi siswa untuk belajar dengan baik. c. Informator
Sebagai informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah mat apelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
d. Organisator
Sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru. Dalam hal ini, guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya.
e. Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah.
f. Inisiator
Proses interaksi eduktif yang ada sekarang harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan.
g. Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Lingkungan belajar yang menyenangkan, suasana ruang kelas yag pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyedidakan fasilitas, sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan bagi anak didik.
h. Pembimbing
Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena, kehadiran guru di sekolah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susiala yang cakap. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya. Jadi, bagaimanapun bimbingan guru itu sangat diperlukan pada saat anak didik belum mampu berdiri sendiri.
i. Demonstrator
intelegensi yang sedang. Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami anak didik, guru harus berusaha membantunya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, tidak akan kesalahan pengertian antara guru dan anak didik. Tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
j. Pengelola Kelas
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik. Karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru.
k. Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media nonmaterial maupun material. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses interaksi edukatif.
l. Supervisor
baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik.
m. Evaluator
Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan instrinsik. Penilaian terhadap aspek instrinsik lebih menyentuh pada aspek kepribadian anak didik, yakni aspek nilai (values).
Dari beberapa uraian yang sudah dijelaskan di atas peran guru pendidikan agama islam diantaranya: korektor, inspirator, informator, organisator, motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator, supervisor,dan evaluator. Dalam penelitian ini penulis menitik beratkan pada peran guru sebagai pembimbing.
g. Akhlakul Karimah.
a. Pengertian Akhlakul Karimah.
Dari segi etimologi kata akhlak berasal dari Arab bentuk jamak dari “khulq” yang artinya tabiat atau watak. Pada pengertian
membutuhkan banyak akal dan pikiran, sedangkan akhlakul karimah (mahmudah) adalah segala tingkah laku yang terpuji yang bisa
dinamakan fadilah atau kelebihan. (ya’qub, 1983 : 95)
Pengertian akhlak sebagai berikut: “Akhak ialah suatu ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus
diperbuat”.(Ahmad Amin, 1957 : 3)
Pengertian akhlak adalah suatu sifat yang terpatri dalam jiwa yang darinya terlahir perbuatan perbuatan dengan mudah tanpa memikirkan dan merenung terlebih dahulu, serta dapat diartikan sebagai suatu sifat jiwa dan gambaran batinnya.(Hamid al-Ghazali, Abdul Halim, 2004 : 28)
Definisi akhlak sebagai berikut: Akhlak adalah sesuatu kekuatan
dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak mana
berkombinasi membawa kecendrungan pada pemilihan pihak yang
benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (dalam hal
akhlak yang jahat).(M. Abdulah Dirroz, 1999 : 12-14)
(penciptaan). Kesamaan akar kata tersebut mengisyaratkan bahwa dalam akhlaq tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala tindakan atau perilku tersebut didasarkan kepada kehendak Khaliq. (Ilyas, 2007:1).
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahawa akhlakul karimah terdiri dari dua kata yaitu akhlak yang mengandung arti suatu kehendak yang mantab yang menciptakan perilaku atau tindakan. Dan al-karimah yang berati segala sesuatu yang mulia atau baik, jadi akhlakul karimah adalah segala bentuk perilaku yang mulia berlandaskan pada Sang Maha Pencipta.
b. Akhlakul Karimah Menurut al Qur’an dan Hadist.
Akhlak adalah tingkah laku makhluk yang diridhai Allah SWT, maka akhlak adalah bentuk perilaku makhluk dalam berhubungan baik kepada khaliknya atau kepada sesama. Sesungguhnya semua
akhlak telah dituliskan dalam Al Qur’an dan Hadist baik yang terpuji
maupun tercela. Semuanya telah tertulis jelas di Qur’an dan Hadist dan semuanya mempunyai balasan tersendiri. Tinggal manusianya sendiri yang menjalankan dan mempertanggung jawabkannya nanti di
hari akhir. Rasulullah pun berperilaku sesuai Qur’an dan Hadist.
yang mulia. Hal ini digambarkan oleh al-Quran surat Al-Ahzab, 33:
“Sesunggunya pada diri Rasulullah saw. terdapat contoh tauladan bagi mereka yang menggantungkan harapannya kepada Allah dan
Hari Akhirat serta banyak berzikir kepada Allah.”
Sedangkan akhlakul karimah menurut hadist adalah sebagai berikut : Dari Aisyah, ia berkata: aku mendengar Rasulullah SAW
”Sesungguhnya orang mukmin (dapat) dikenal dengan akhlaknya yang baik (yang pahalanya) sederajat orang yang berpuasa lagi bangun malam”
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Akhlakul Karimah.
dan aspek waritssh. Untuk itu berikut ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak.
1) Insting (Naluri)
Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan
manusia dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang. Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:
a) Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain
b) Naluri Berjodoh (seksul instinct). Laki-laki menginginkan wanita dan wanita menginginkan laki c) Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan
orang tua kepada anaknya dan seb aliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.
d) Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahankan diri dari gangguan dan tantangan.
Segenap naluri insting manusia itu merupakan paket yang inheren dengan kehidupan manusia yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu di pelajari terlebih dahulu. Dengan potensi naluri itu lah manusia dapat memperuduk aneka corak perilaku sesuai pula dengan corak instingnya 2) Adat ( Kebiasaan)
Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti berpakaian, makan, tidur, olahraga dan sebagainya.
Perbuatan yang telah menjadi adat/kebiasaan tidak cukup hanya di ulang-ulang saja, tetapi harus disertai kesukan dan kecendrungan hati terhadapnya. Jadi, terbentuknya kebiasaan itu, adalah karena adanya kecendrungan hati yang di iringi perbuatan.
3) Wirotsah ( Keturunan)
4) Milieu (lingkungan)
Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseeorang adalah faktor milieu (lingkung) dimana seseorang berada. Milieu artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam:
a) Lingkungan Alam
Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa oleh seseorang.
b) Lingkungan sosial
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku.(Zahruddin, 2004 :92)
faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti bawaan, bakat dan minat. Selanjutnya faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar pribadi seseorang seperti lingkungan sekitar tempat tinggal dan pergaulan
B. Kajian Pustaka
Kajian ini merupakan kajian tentang strategi guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa SMP Negeri 1 Bergas. Untuk menghindari adanya kesamaan dengan hasil penelitian terdahulu, maka penulis memaparkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pembahasannya yang relevan dengan penulisan ini, diantaranya:
1. Istiqomah, “Strategi guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa Al Falah Sidomukti
Salatiga” yang membahas kegiatan yang dilakukan guru
fasilitas kurang mendukung dan lingkungan masyarakat (pergaulan diluar sekolah).
2. Titis Winanci, “Upaya Guru dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Santri Taman Pendidikan Al -Qur’an Al -Mubarokah di Desa Boro Kecamatan Kedungwaru Kabupaten
Tulungagung” skripsi ini membahas upaya yang dilakukan
guru melalui pembinaan perilaku tanggung jawab yaitu melalui guru melakukan pendekatan pada santri, guru memberi contoh secara langsung pada santri agar mengerjakan tugasnya dengan tanggung jawab dan guru memberi motivasi pada santri akan pentingnya memiliki rasa tanggung jawab. Kemudian membahas upaya guru dalam membina perilaku etika islami yaitu guru membiasakan santri untuk bersikap sopan santun, selalu tersenyum, menyapa, memberi salam, guru
membiasakan santri untuk sholat berjama’ah dan guru
membiasakan santri untuk selalu berperilaku baik. Serta upaya guru dalam pembinaan disiplin santri yaitu dengan cara disusunnya tata tertib dengan tujuan santri agar disiplin dalam mematuhi tata tertib yang sudah dibuat, dibentuknya regu piket
dan diberlakukannya sholat berjama’ah dengan tujuan agar
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field research). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi penelitian terhadap salah satu lembaga pendidikan negeri yang ada di Bergas, sehingga menghasilkan informasi yang asli, lengkap dan terorganisir dengan baik. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis, gambar, dan bukan angka, yang mana data di peroleh dari orang-orang dan perilaku, kegiatan, kejadian yang dapat diamati, dalam hal ini sumber data diperoleh dari guru pendidikan agama Islam, kepala sekolah, waka kurikulum dan sumber-sumber yang menjadi penguat data yang ada di sekolahan tersebut. Adapun metode yang di gunakan dalam penulisan penelitian ini adalah
Diskriptif Kualitatif, metode kualitatif yaitu suatu metode yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis suatu peristiwa, aktivitas sosial persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok secara teratur yang ada di tempat penelitian.(LexyMeleong, 2007 :133)
B. Kehadiran Peneliti
dari informan secara langsung yang berkaitan dengan strategi pembinaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Bergas.
C. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian dalam penyusunan skripsi adalah sebuah lembaga pendidikan negeri, yaitu SMP Negeri 1 Bergas yang beralamat di lingkungan Gembongan, Kelurahan Karangjati, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019. Peneliti memilih lokasi tersebut karena ingin mengetahui secara langsung proses pendidikan yang dijalankan di sekolahan tersebut, dan ingin meneliti strategi guru pendidikan agama Islam dalam membina akhlak peserta didik. Penelitian ini dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan di SMP Negeri 1 Bergas pada tahun pelajaran 2018 / 2019. Adapun penelitian ini di laksanakan dari tanggal 27 Juli 2018 sampai selesai.
D. Sumber Data
Data merupakan suatu fakta atau keterangan dari objek yang sedang diteliti. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata
– kata, tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen lain
seperti data tertulis, foto, dan statistik. 1. Data Primer
melakukan interpretasi data. Data dan informasi diperoleh secara langsung dari orang –orang yang diteliti. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan dan guru pendidikan agama Islam. 2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang atau informasi yang diperoleh dari sumber lain. Diantaranya buku –buku dokementasi, arsip pribadi, pengamatan dan kegiatan guru.(Moleong, 2007: 157)
E. Prosedur Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh / mengumpulkan data atau keterangan – keterangan dalam sebuah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Metode Wawancara
menggali informasi dengan cara bertanya langsung (tatap muka) dengan sumber informan, dalam hal ini adalah kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, dan juga guru pendidikan agama Islam.
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mencari data mengenai hal – hal yang berupa catatan, buku, surat kabar, notulen rapat, dan agenda.(Arikunto, 2006 : 158-159). Metode ini merupakan teknik penggalian data dengan jalan dokumenter, mulai dari menghimpun sampai dengan menganalisis dokumen – dokumen, foto-foto kegiatan seperti kegiatan ekstrakurikuler, baik dokumen yang berupa hard file
maupun soft file.
F. Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah – milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensisitensikan, mencari dan menemukan pola, dan menemukan hal –hal yang penting untuk ditarik kesimpulan.(Lexy moleong, 2009 : 248)
G. Pengecekan Keabsahan Data
BAB IV
PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Bergas
1. Letak geografis
Lembaga pendidikan negeri ini didirikan pada tahun 1977 dan beroperasi. Bangunan seluas 10.000 m2 itu didirikan diatas tanah pemerintah yang berstatus hak pakai. Sekolah Menengah Pertama beralamatkan di Karangjati, Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang berdampingan dengan SD Negeri Karangjati 1 dan juga satu komplek dengan SMP PGRI Bergas dengan kode pos 50552. Di dalam sekolah juga terdapat ruang perpustakaan yang cukup luas, ruang laboratium IPA, dan juga ruang komputer, serta masjid yang sering digunakan untuk sholat dhuha dan dhuhur
berjama’ah para peserta didik yang dipandu oleh guru pendidikan
Islam. Selain itu juga terdapat ruang laboratorium dan lapangan voli, basket dan manual fungsi sebagai lapangan upacara di setiap hari senin.
2. Identitas Sekolah
Nama Madrasah : SMP Negeri 1 Bergas
Tingkat / Status Madrasah : Negeri
Luas Tanah : 10.000 m2
Status Tanah : Hak Pakai
NPSN : 20320300 Nomor Statistik Madrasah : 201032214001
Jalan/ Desa : Karangjati
Kecamatan : Bergas
Kabupaten : Semarang
Kode Pos : 50552
Nama Yayasan / Penyelenggara Madrasah : Pemerintah
SK. KEMENKUNHAM :06/BASKAP/LL/XII/2004
Tahun Berdiri : 01 April 1977
Tahun Perubahan : 18 Maret 2004
Rekening Bank : BRI Ungaran
3. Visi dan Misi a. Visi
“ Unggul Dalam Prestasi Santun Berbudi Pekerti ”
Indikator Visi sebagai berikut :
1) Terwujudnya pengembangan kurikulum
2) Terwujudnya pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan
3) Terwujudnya peningkatan proses belajar mengajar 4) Terwujudnya peningkatan fasilitas pendidikan 5) Terwujudnya peningkatan kompetensi kelulusan
7) Terwujudnya pengembangan pembiayaan pendidikan 8) Terwujudnya pengembangan penilaian
b. Misi
1) Melaksanakan kegiatan- kegiatan secara efektif guna mencapai peningkatan / pengembangan isi (kurikulum)
2) Melaksanakan pelatihan dan kegiatan yang bertujuan untuk menunjang peningkatan kinerja guru dan karyawan
3) Mengadakan pelatihan dan bimbingan agar proses pembelajaran berkualitas.
4) Mengupayakan pengadaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan fasilitas pendidikan secara optimal
5) Mengupayakan kegiatan yang berhubungan dengan kompetensi kelulusan siwa
6) Melaksanakan manajement berbasis sekolah secara efektif
7) Mengupayakan pengembangan pembiayaan pendidikan untuk mendukung kegiatan sekolah
4. Data Guru dan Karyawan
Guru adalah komponen utama dalam sebuah lembaga pendidikan, guru adalah tenaga pendididk yang bertugas untuk mengajar, mendidik, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik. Tenaga merupakan agen of change
seorang agen yang membawa perubahan pada peserta didik khususnya dalam segi intelektual, pengetahuan, kemampuan ketrampilan terlebih secara Spiritual, norma, adab, budi pekerti dan keagamaan. Tenaga pendidik dan karyawan yang bertugas di SMP negeri 1 Bergas pada tahun pelajaran 2018-2019 terbilang cukup banyak yang terdiri dari guru dan staff sebanyak 46 orang dan ditambah 5 orang harian lepas. Untuk mengetahui lebih jelasnya penulis menyajikan data guru dan karyawan di SMP negeri 1 Bergas dengan format tabel sebagai berikut :
Tabel 1 data guru dan karyawan
20 Chesna Yuni
30 Dra. Wini Apriliani Penata , IIIc Sejarah
31 Nurhadi Purwawanto, S. Pd
Penata , IIIc B. Ind
32 Liliek Budi P, SE Penata , IIIc Eko
33 Anisah Nafiati, S. Pd Penata , IIIc B. Ind
IIIb
35 Yuli Susanti, S. Pd PenMd TI,
IIIb
BK
36 Sugiarti PenMd TI,
IIIb
Persuratan
37 Catarina Novi Kristanti
PengtMd, Iia Bend
38 Yatmi Staaf TU Kesiswaan
39 Asih Windarti Staaf TU Invent
40 Jarot Mulyono Staaf TU Operator
41 Alif Muhzani Staaf TU Kebersihan
42 Dilianto Andhi S Staaf TU Perpust
43 Sukemi Staaf TU Satpam
44 M. Sutanto Staaf TU Satpam
45 Muhyar Staaf TU Penjaga
46 Kahono Staaf TU Penjaga
47 Kasri Har. Lepas Minuman
49 Luluk Nurlailiyah, S. Pd
PenatMd, IIIa
Mat
50 Rahayu Puspitasari, S. Pd
Har. Lepas Mat
51 Riska Riskiyana Har. Lepas B. Ind
Tabel II Pembagian Status Guru
NO JABATAN JUMLAH KETERANGAN
yang sangat penting dari sebuah lembaga pendidikan, karena tanpa peserta didik maka kegiatan pendidikan tidak dapat terlaksana. Peserta didik yang ada di SMP negeri 1 Bergas ini cukup banyak dan lembaga pendidikannya juga konsiten dalam menjaga dan menerima peserta didik baru. Hal ini terlihat dari kurs penerimaan peserta didik baru dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya penulis menyajikan data siswa dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel III Peserta Didik Tahun Pelajaran 2015/2016
No Kelas Jumlah Rombel Jumlah siswa
1 VII 8 282
2 VIII 8 274
3 IX 8 263
JUMLAH 24 819
Tahun Pelajaran 2016/2017
1 VII 8 279
3 IX 8 267
JUMLAH 24 830
Tahun Pelajaran 2017/2018
1 VII 8 258
2 VIII 8 271
3 IX 8 272
JUMLAH 24 801
Tahun Pelajaran 2018/2019
1 VII 8 277
2 VIII 8 257
3 IX 8 270
6. Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana adalah hal penting yang harus ada dalam suatu lembaga pendidikan agar tujuan dilaksanakannya pendidikan dapat tercapai. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan sebagai penunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel IV Data Ruang Kelas
Rusak Sedang
0
Rusak Berat
0
Rusak Total
0
TOTAL 13 0 11 24 1 24
Tabel V Ruang Belajar Tambahan/ Ekstra
NO JENIS RUANGAN JUMLAH
(BUAH)
UKURAN (m)
1 Perpustakaan 1 7 x 15
2 Lab. IPA Fisika 1 8 x 14
3 Lab. IPA Biologi 1 8 x 15
4 R. Menjahit 1 7 x 9
5 Seni Musik 1 8 x 12
6 TIK (Kom+Inter) 2 8 x 15
7 Lab. Bahasa 1 8 x 15
9 Osis 1 3 x 8
10 Seni Budaya 1 3 x 7
11 Mushola 1 7 x 7
12 Kantin 1 3 x 3
7. Kegiatan Sekolah
Dalam sebuah lembaga pendidikan tidak hanya sarana dan prasarana saja yang dibutuhkan untuk menunjang atau meningkatkan kemampuan potensi peserta didik. Akan tetapi, juga diperlukan kegiatan-kegiatan yang secara langsung dapat mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang melekat pada jiwa peserta didik. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Bergas antara lain sebagai berikut:
a. Kegiatan Intrakurikuler
1) Seluruh kegiatan pembelajaran yang mengacu pada peraturan pemerintah.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler 1) Kepramukaan 2) Tadarus A- Qur’an 3) BTQ
4) Rebana
5) PMR (Palang Merah Remaja) 6) PANSUS
7) Pencak Silat c. Kegiatan Sosial
1) Sholat Id bersama masyarakat setempat
2) Penggalangan dana untuk bakti sosial tatkala terjadi bencana di dalam maupun luar kota.
8. Gambaran Informan Penelitian
Adapun keterangan tentang informan – informan atau narasumber yang diwawancarai oleh peneliti antara lain sebagai berikut :
a. MU : Dra. Murtiningsih, M.pd
b. SU : Suswatiningsih, S. Pd
Suswatiningsih, S. Pd selaku waka kurikulum di Sekolah Menengah Pertama negeri Bergas sebagai informan tambahan yang berkaitan dengan kurikulum yang ada di sekolah
c. HA : Bapak Harsono, S. Pd
Bapak Harsono, S. Pd selaku waka kesiswaan di Sekolah Menengah Pertama negeri Bergas sebagai informan tambahan mengenai kesiswaan
d. NA : Bapak Nur Amin S. Ag,
Bapak Nur Amin S. Ag, selaku guru pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama negeri 1 Bergas dan menjadi informan utama dalam penelitian ini
e. MS : Bapak Drs. Muchlis
Bapak Drs. Muchlis selaku guru pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama negeri 1 Bergas dan menjadi informan utama dalam penelitian ini
B. Temuan Penelitian
1. Strategi Guru Pendidikan Agama IslamDalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas Tahun Pelajaran 2018 / 2019
mempengaruhi nama baik dari suatu lembaga atau pendidikan tertentu. Dalam dunia pendidikan kebijakan-kebijakan lembaga dan yang pasti peranan guru pendidikan agama Islam sangat penting dalam membina akhlak yang baik khususnya para peserta didik dan seluruh komponen lembaga pada umumnya. Berbagai cara atau strategi diterapkan oleh guru pendidikan agama islam dan dibantu kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh lembaga dalam rangka membina akhlakul karimah siswa.
Dalam ini peneliti menanyakan hal yang berkaitan dengan strategi pembinaan akhlakul karimah pada siswa SMP negeri 1 Bergas dan menjawab jawaban dari MS selaku guru pendidikan agama Islam dan humas di sekolah yang menyatakan :
“yaa cara saya membina akhlakul karimah siswa dengan
Dikuatkan oleh pernyataan HA selaku waka kesiswaan yang menyatakan bahwa :
“Pembinaan Akhlakul karimah pada siswa yang saya beri
contoh saja mas, itu yang saya lakukan pada anak anak osis,
karena saya kan menangani osis”.
Pembinaan Akhlakul karimah dimulai dari diri pribadi seorang guru yang memberikan suri tauladan atau contoh yang
baik kepada peserta didik. Seperti contohnya sholat berjama’ah
Selanjutnya peneliti mencari informasi yang lebih banyak lagi dan mendapat jawaban dari NA selaku guru pendidikan agam Islam yang mengatakan bahwa :
“seperti sholat dhuha awal awal ya saya paksa ikuti aja aturannya lama-lama kan ya jadi terbiasa ya kan mas, kadang kan ada mas siswa yang bandel harus dipaksa dulu baru mau ngerjain, tapi lama-lama kan gak kerasa mas”
Ditambahkan oleh oleh MS selaku guru pendidikan agama Islam selaku humas di SMP Negeri 1 Bergas yang mengatakan bahwa :
“ strategi yang lain ya pembiasaan, maksudnya anak mau
tidak mau pada awal pelajaran pendidikan agama islam
kami paksa untuk melakukan sholat dhuha mas “
SU selaku waka kurikulum yang mengatakan menyatakan kebijakan kurikikulum bahwa :
“setiap pagi kami melakukan pembacaan asmaul husna dan
Dari pendapat diatas bahawa pembinaan akhlakul karimah pada peserta didik juga dilakukan dengan cara pembiasaan sifat dan perilaku baik peserta didik yang di awali oleh guru, dipandu oleh guru dan juga di dukung oleh kebijakan dari waka kurikulum.
Selain itu NA selaku guru pendidikan agama Islam juga menyatakan :
“Disamping saya mendampingi dan mengamati dari anak-anak sholat dhuha maupun sholat dhuhur saya pas di dalam kelas memberikan penjelasan yang ditanyakan siswa yang
menyangkut materi maupun diluar materi pelajaran mas”
“nah dan pas di kelas saya kasih pengertian tentang sholat
berjama’ah itu jadikan anak berfikir dari apa yang yang saya sampaikan dan dan yang saya lakukan”
Sedangkan MS selaku guru pendidikan agama Islam juga sekaligus humas juga menyatakan :
“Naah kalau di dalam kelas, saya juga menjelaskan
pngerrtian-pengertian, hikmah sholat dhuha berjamaah dan
sholat dhuhur berjamaah”
Hal ini juga dikuatkan oleh MU selaku kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bergas yang menyatakan bahwa :
“ kalau kebijakan yang terkait dengan pembinaan akhlak
Dari penjelasan diatas dapat diambil sari materi bahwa dalam membina akhlakul karimah siswa di SMP N Bergas seorang guru menggunakan strategi arahan ataupun ceramah yang dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas.
C. Analisis Data
1. Strategi Guru pendidikan Islam Dalam Membina Akhlakul Karimah Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas Tahun Pelajaran 2018 / 2019
a. Pembiasaan
Strategi guru pendidikan Islam dalam dalam membina Akhlakul Karimah di sekolah menengah pertama Negeri 1 Bergas diwujudkan dengan cara melakukan pembiasaan - pembiasaan yang dilakukan oleh guru pendidikan Islam kepada peserta didik. Diantaranya dengan cara melakukan sholat dhukha dimasjid disetiap jam pelajaran pendidikan agama Islam, sholat dhuhur secara
berjamaa’ah, pembacaan Asmaul Khusna di awal jam
pelajaran dan juga baca tulis Alqur’an dalam kegiatan intra
maupun ekstrra. Sebagaimana yang disampaikan oleh MS selaku guru pendidikan agama Islam di Sekolah Menegah Pertama Negeri 1 Bergas yang menyatakan :
“ strategi yang lain ya pembiasaan, maksudnya anak
mau tidak mau pada awal pelajaran pendidikan agama
Dan juga didukung oleh pernyataan dari MU selaku kepala sekolah dengan menyatakan sebagai berikut :
“setiap pagi kami melakukan pembacaan asmaul husna
dan pembelajaran baca tulis Alqur’an selama 15 menit”
Jadi, strategi guru pendidikan agama Islam dalam membina Akhlakul Karimah pada siswa di SMP Negeri Bergas yang pertama adalah menggunakan strategi pembiasaan pada siswa.
b. Suri Tauladan
Sebagaimana Kalamulloh yang artinya, sesungguhnya telah ada pada diri Muhammad suri tauladan yang baik bagimu (umat manusia). Maka strategi guru pendidikan agama Islam dalam membina akhlakul karimah siswa juga mengacu pada ayat tersebut yaitu menggunakan strategi pencontohan atau suri tauladan, hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh NA selaku guru pendidikan agama Islam yang menyatakan :
“Kalau saya mencontohkan saya carikan figur-figur
guru sendiri tentang perilaku yang baik, seperti contoh
sholat dhuhur jama’ah,sholatnya bisa tapi kadang untuk jma’ahnya itu kan sulit mas,
Dikuatkan oleh pernyataan HA selaku waka kesiswaan yang menyatakan bahwa :
“Pembinaan Akhlakul karimah pada siswa yang saya
beri contoh saja mas, itu yang saya lakukan pada anak
Jadi strtegi yang diterapkan guru pendidikan agama Menengah Pertama Negeri 1 Bergas dilaksanakan dengan cara pemberian arahan atau ceramah dikelas dengan cara menyesuaikan keadan atau apa yang yang telah dilakukan sebelum pembelajaran. Sebagai contoh setelah siswa selesai melakukan sholat dhukha berjamaah di mushola lalu di dalam kelas guru pendidikan Islam memberikan arahan - arahan dan atau pengertian-pengertian dan manfaat sholat dhukha. Sebagaimana yang disampaikan MS selaku guru pendidikan agama Islam dan humas di SMP Negeri 1 Bergas yang menyatakan :
“Naah kalau di dalam kelas, saya juga menjelaskan
pengertian-pengertian, hikmah sholat dhuha
berjamaah dan sholat dhuhur berjamaah”
Dikuatkan oleh pernyataan MU selaku kepala sekolah yang menyatakan :
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Setelah mengkaji dan mendeskripsikan pembahasan secara global dan menyeluruh seperti apa yang sudah dijelaskan di dalam bab – bab
sebelumnya, dari pembahasan mengenai “ Strategi Guru Pendidikan Islam
Dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Bergas “, maka penulis dapa menyimpulkan beberapa
hal yang menjadi inti dari hasil penelitian antara lain sebagai berikut : 1. Strategi guru pendidikan Islam dalam pembinaan akhlakul
karimah siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas. a. Pembiasaan
Guru membina akhlakul karimah siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas dengan cara melakukan pembiasaan kepada murid, seperti : pembacaan asmaul khusna diawal pembelajaran, melakukan sholat dhukha dan dhuhur secara berjamaah.
b. Suri Tauladan
Strategi guru dalam membina akhlakul karimah siswa juga diwujudkan dengan cara memberikan suri tauladan atau contoh yang baik kepada siswa yang ada di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas.
Ceramah dan juga arahan digunakan sebagai strategi pembinaan akhlakul karimah yang tepat khususnya pada saat di dalam kelas dan umumnya disemua tempat. Misalnya seorang guru memberikan pengertian, hikmah, dan juga landasan – landasan mengapa kita sebagai manusia harus atau dianjurkan bahkan dilarang mengerjakan suatu hal atau perbuatan tertentu.
B. Saran – Saran
1. Kepada lembaga sekolah untuk senantiasa menambah progam progam yang terkait dengan pembinaan akhlakul karimah peserta didik agar menjadi pribadi yang mempunyai nilai intelektual serta diimbangi dengan kemampuan spiritual yang mumpuni. Sehingga dapat bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan agama.
2. Kepada kepala sekolah untuk senantiasa mendukung dan mengadakan progam pelatihan kepada pendidik dalam hal pembinaan akhlak siswa. 3. Kepada para pendidik umunya dan khususnya kepada guru pendidikan
agama islam senantiasa mengembangkan kompetesi spiritual dan intelektualnya.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur, 2011. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Inovatif, dan Kreatif,
Jogjakarta: Diva Press
Amin Ahmad, 1957, Etika Ilmu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang
Arikunto suharsumi, 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Bina Ilmu
Al Ghocali, Abdul Halim Mahmud, 2004, Akhlak Mulia, Jakarta: Gema Insani
Burhan Bungin, 2011. Metode Penelitian Kualitatif aktualisasi Metodologi
Kearah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Darajat Zakiyah, 2011, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara
Depag RI, 1990, Al qur’an dan Terjemahanya Edisi Revisi, Surabaya: Mahkota
Djamarah, Syaiful Bahri, 2000, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Hamalik Qomar, 2003, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara
Hamzah Ya’qub, 1983, Etika Islam, Bandung: CV. Diponegoro
Hidayah Nurul, 2013, Akhlak Bagi Muslim Panduan Berdakwah, Yogyakarta: Taman Aksara
Ilyas Yunahar, 2007, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Dan Pengamalan Islam (LPPI)
Khoiriyah, 2012. Menggagas Sosiologi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras
Moleong J Lexy, 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Muhaimin, 2003, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mujib Abdul, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Semarang: Rajawali Pers
Nurdin Muhamad, 2010, Kiat Menjadi Guru Profesional, Yoyakarta: Ar-Ruzz Media
Suparlan, 2002, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Dari Konsepsi Sampai implementasi, Jakarta: Grafindo Persada
Tim Penyusun Kamus, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Undang – Undang Sisidiknas Tahun 2008
Salatiga, 27 Mei
PEDOMAN WAWANCARA
Informan dalam hal ini adalah Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, dan Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Bergas
1. Kepala Sekolah , Waka Kurikulum, dan Waka Kesiswaan. Pertanyaan :
a. Menurut bapak/ibu, Bagaimana akhlak siswa SMP Negeri 1 Bergas? b. Apakah ada kebijakan/program khusus yang diterapkan bapak/ibu
dalam membina akhlakul karimah siswa SMP N 1 Bergas?
c. Bagaimana upaya bapak/ibu dalam meningkatkan kompetensi guru pendidikan agama Islam dalam membina akhlakul karimah siswa SMP N 1 Bergas ini?
d. Apakah ada faktor pendukung dan penghambat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan disekolah ini?
e. Kurikulum apa yang bapak terapkan disekolah ini? 2. Guru Pendidikan Agama Islam
Pertanyaan :
a. Bagaimana pendapat bapak / ibu seberapa penting akhlakul karimah? b. Menurut bapak/ibu bagaimana akhlakul karimah siswa SMP Negeri 1
Bergas?
c. Apakah ada strategi-strategi khusus yang bapak/ibu terapkan dalam membina akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Bergas?
Foto – Foto Dokumentasi 1. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bergas