Konstruksi Pesan Dakwah Dalam Rubrik Khasanah Di
Caknun.com Edisi Mei 2017
Skripsi Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh:
Muhamad Iqbal Mi’rojuddin NIM. B01213014
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM PROGRAM STUDI KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM
ABSTRAK
Muhamad Iqbal Mi’rojudin (B01213014): “Konstruksi Pesan Dakwah Dalam Rubrik Khasanah Di Caknun.com Edisi Mei 2017”
Kata Kunci: Konstruksi, Pesan Dakwah, Media
Penelitian ini berangkat dari permasalahan bentuk-bentuk penyampaian pesan dakwah yang selama ini banyak dipahami hanya melalui teknik lisan. Padahal jika mengamati lebih dalam, banyak wacana pesan dakwah yang dikembangkan oleh media massa melalui berbagai bentuk, misalnya seperti tulisan berita, artikel, esai dst.
Esai yang ditulis oleh seorang budayawan intelektual asal Jombang, Emha Ainun Nadjib pada rubrik Khasanah di caknun.com pada bulan Juli 2017 lalu, merupakan esai dengan menjelaskan beberapa permasalahan yang terjadi baru-baru ini. Dalam beberapa esai tersebut Emha Ainun Nadjib memberikan pandangan kepada mad’u/pembaca disertai saran untuk menghadapi situasi yag terjadi saat ini.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis wacana, penelitian ini berusaha mendeskriptifkan atau memaparkan esai-esai karya Emha Ainun Nadjib yang telah dianalisis secara teliti kemudian menjelaskan dan menerangkan permasalahan yang ada di penelitian ini. Teknik pengumpulan data ini diambil dari beberapa esai karya Emha Ainun Nadjib yang dimuat di website
caknun.com pada bulan Mei 2017 dan sudah dipilih secara baik. Analisis wacana yang digunakan pada penelitian kali ini menggunakan model wacana yang digunakan oleh Van Dijk.
Penelitian ini menghasilkan bahwasannya Emha Ainun Nadjib sudah melakukan proses konstruksi dakwah dalam menyampaikan pesn dakwahnya. Konstruksi berita yang dipakai Emha Ainun Nadjib ini membangun sebuah pemikiran di masyarakat bahwa NKRI harus lebih bertabayyun, berpuasa yang hakiki, lebih sederhana, dan lebih fleksibel dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bernegara.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN...ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI...iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...v
KATA PENGANTAR………...vi
ABSTRAK...ix
DAFTAR ISI...x
DAFTAR TABEL...xii
BAB I : PENDAHULUAN A; Latar Belakang...13
B; Rumusan Masalah...17
C; Tujuan Penelitian...17
D; Manfaat Penelitian...17
E; Definisi Konsep...18
F; Sistematika Pembahasan...21
BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN A; Konstruksi Pesan...23
1; Konsep Konstruksi...23
2; Konstruksi Media Terhadap Realitas………..25
a; Tahap Menyiapkan Konstruksi...28
b; Tahap Sebaran Konstruksi...29
c; Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas...29
3; Pesan Dakwah...30
B; Media Online...35
1; Konsep dan Teori Media Online...35
2; Dakwah Media Online...……….41
C; Penelitian Terdahulu Yang Relevan...43
BAB III: METODE PENELITIAN A; Jenis dan Pendekatan Penelitian...45
B; Unit Analisis...46
C; Tahap-tahap Penelitian...55
BAB IV : PENYAJIAN DATA ANALIS DATA
A; Deskripsi Subyek dan Obyek Penelitian...62
1; Emha Ainun Nadjib………...………....62
2; Website Caknun.com...………..63
B; Penyajian Data………..…....65
1; Esai “Najwa Menanti Shoikhah”...65
2; Esai “Rindu Tuhan Kepadamu”...68
3; Esai “NKRI Patigeni”...73
4; Esai “Puasa Ibunda”...76
5; Esai “Shummun-Bhukmun”...79
C; Analisis Data...81
D; Temuan Analisis... ...100
E; Konfirmasi Temuan Dengan Teori...103
BAB V : PENUTUP A; Kesimpulan...105
B; Saran...106
DAFTAR PUSTAKA...107
BAB I
PENDAHULUAN
A; Latar Belakang
Islam adalah agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk
senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah, bahkan maju mundurnya
umat islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah
yang di lakukannya. Oleh karena itu Al-Qur’an menyebutkan kegiatan
dakwah dengan Absanu Qaula. Dengan kata lain biasa kita simpulkan
bahwa menempati posisi yang begitu tinggi dan mulia dalam kemajuan
agama islam. Kita tidak dapat membayangkan apabila kegiatan dakwah
mengalami kelumpuhan.2
Dakwah juga dapat diartikan dengan suatu proses upaya mengubah
suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam, atau
proses mengajak manusia ke jalan Allah, yakni Al-Islam.3 Pengertian lain
tentang dakwah adalah mengajak dan menggerakkan manusia agar
menaati ajaran-ajaran Allah (Islam), termasuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.4
Pada saat ini kita dihadapkan di era digital yang penyebaran
informasi dapat berlangsung secara cepat. Sehingga informasi dapat
diakses secara cepat dari seluruh penjuru dunia dan menimbulkan ledakan
informasi. Sekarang adalah era dimana teknologi informasi mendominasi
di segala bidang.5
Dengan demikian akan lebih baik bila media internet digunakan
sebagai sarana dakwah mendukung keberhasilan dakwah yang telah
2 Didin Hafiduddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema InsaniPress,1998), h. 79
3 Masdar Helmy, Da’wah dalam Alam Pembangunan ,(Semarang: Toha Putra, 1973), h. 31.
dilakukan selama ini melalui media lain.6 seperti yang dijelaskan oleh
QS.An-Nahl 125 :
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Komunikasi dakwah adalah sebuah konsep yang kadang kala masih
dianggap oleh akademisi sebagai sesuatu yang mengandung
“kegamangan”. Hal ini bisa saja terjadi manakala orang memahami
dakwah sebagai sebuah aktifitas sederhana yang hanya menggunakan
suara seperti tabligh, ceramah, istiqhotsah. Padahal komunikasi dakwah
memiliki sejumlah keragaman fenomena yang apabila dicermati
mengandung makna yang dalam dan spektrum yang luas dari sisi
komunikator, pesan, media dan efek. Komunikasi dakwah memang
mengandung dua konsep dari dua disiplin keilmuan yaitu komunikasi dan
dakwah. Tetapi keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Karena itu
komunikasi dakwah mempunyai ciri khusus yang dapat dengan
komunikasi.7
Kini internet dapat digunakan sebagai sarana atau media dakwah
yang dapat menunjang kegiatan atau aktifitas dakwah dan penyebarluasan
materi ataupun pesan dakwah dapat dilakukan dengan mudah. Dakwah bi
al-Qalam adalah sarana dan metode dalam penyampaian pesan-pesan
6 Nur Syam, Filsafat Dakwah Pemahaman Filosofi Tentang Ilmu Dakwah, (Surabaya:Jenggala Pustaka Utama 2003),h.14
dakwah kepada mad’u melalui media tulisan, hal tersebut dapat dilakukan
melalui internet.
Dakwah melalui internet, baik melalui website, blog, media sosial
dan lain sebagainya berpotensi dibaca oleh jutaan bahkan lebih oleh semua
orang diseluruh penjuru dunia. Dakwah Islam akan berkembang menjadi
luar biasa. Karena informasi dapat diakses dengan cepat dan mudah
melalui internet.
Untuk itu penulis tertarik untuk mengkaji dunia dakwah melalui
internet, khususnya melalui website. Penulis memilih untuk meneliti
website caknun.com, situs resmi Emha Ainun Nadjib. Sebagai pendakwah,
Cak Nun tentunya tidak terlepas dari kegiatan dakwah. Terkait dengan
kegiatan dakwah melalui fasilitas media internet via web alangkah lebih
baik apabila fasilitas internet via web digunakan untuk sarana dakwah
meningkatkan kualitas dakwah melalui pesan-pesan dakwah untuk
mendukung keberhasilan meningkatkan umat manusia untuk lebih taat
kepada Allah melalui pesan dakwah dan program-program dakwah
lainnya. Sekarang banyak sekali media-media online yang berbasis
dakwah. Dengan mengandalkan teknologi yang ada sekarang, tidak sedikit
orang berdakwah melalui media online. Mulai dari situs majalah, koran,
sampai situs milik pribadi juga banyak terdapat di internet. Seperti halnya
situs caknun.com ini. Situs ini mengatasnamakan Emha Ainun Nadjib atau
Cak Nun dan ditujukan khususnya untuk jamaah maiyah dan umumnya
untuk masyarakat umum. Dengan memberikan pandangan berbeda melalui
Maka dari itu peneliti ingin meneliti konstruksi pesan dakwah pada esai
Emha Ainun Nadjib yang berada di situs caknun.com.
Dalam meneliti website caknun.com, peneliti memilih rubrik
Khasanah. Dalam rubrik ini terdapat banyak sekali esai, terutama esai
Emha Ainun Nadjib dan beberapa orang lainnya. Karena dalam rubrik
tersebut terdapat beberapa esai Emha Ainun Nadjib yang memberikan
pandangan berbeda dan sangat menarik untuk dikaji. Untuk itu peneliti
memilih untuk meneliti rubrik Khasanah pada bulan Mei 2017. Peneliti
sangat tertarik untuk meneliti konstruksi pesan dakwah yang disampaikan
Emha Ainun Nadjib dalam esai. Karena Emha Ainun Nadjib selalu
memberikan pandangan berbeda kepada mad’u dan selalu berusaha berada
posisi tengah. Dan esai yang akan diteliti adalah esai yang ditulis Emha
Ainun Nadjib pada bulan Mei 2017 karena pada bulan Mei esai Emha
Ainun Nadjib lebih fokus kepada bulan Ramadhan dan hari raya.
B; Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakng yang telah diuraikan di atas, maka
penulis menuliskan rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana konstruksi pesan dakwah Emha Ainun Nadjib melalui
esai dalam rubrik khasanah di caknun.com ?
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
konstruksi pesan dakwah Emha Ainun Nadjib melalui esai dalam rubrik
khasanah di caknun.com
D; Manfaat Penelitian
Suatu manfaat dari setiap kegiatan pasti ada, baik itu manfaat
secara personal maupun manfaat untuk orang lain. Hal itupun juga berlaku
pada penelitian ini. Hasil dari penelitian ini diharapkan menarik minat
peneliti lain, khususnya dikalangan mahasiswa untuk melakukan
penelitian lanjutan tentang masalah serupa.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1; Teoritis :
a; Hasil penelitian ini diharapkan mampu untuk menambah wawasan ataupun pengetahuan bagi peneliti sendiri agar menjadi insan
akademis yang baik.
b; Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh kalangan mahasiswa pada umumnya dan sebagai referensi bagi mahasiswa
Jurusan Komunikasi Program Studi (KPI) Komunikasi Penyiaran
Islam, yang ingin melakukan penelitian mengenai gaya berdakwah
Emha Ainun Nadjib melalui internet.
2; Praktis :
a; Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan yang positif kepada khalayak umum.
b; Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan bagi pelaksana dakwah
E; Definisi Konsep
Konsep merupakan unsur pokok dari suatu penelitian. Penentuan dan
Penegasan dari konsep yang terpilih perlu untuk menghindarkan salah
pengertian tentang arti konsep yang digunakan. Karena konsep bersifat
abstrak, maka perlu upaya penerjemahan dalam bentuk kata-kata
sedemikian hingga dapat diukur secara empiris. Konsep adalah abstraksi
mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari
sejumlah karakteristik kejadian keadaan, kelompok atau variabel-variabel.
Untuk memperjelas penguraian penulisan atau istilah yang berkaitan
dengan pokok-pokok pembahasan yang terkandung dalam pengertian.8
Jadi, fungsi dari definisi konseptual dalam penelitian ini untuk
menghindari kerancuan pemahaman serta menjelaskan spesifikasi masalah
agar nampak jelas, maka perlu kiranya peneliti membahas sejumlah
konseptualisasi yang diajukan dalam penelitian, dengan harapan tidak
terjadi kesalahan dalam menginterpretasikan. Oleh karena itu peneliti akan
memberikan beberapa definisi terhadap konsep yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu :
a; Konstruksi Pesan Dakwah
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, konstruksi adalah
/kon·struk·si/ n : susunan (model, tata letak) suatu bangunan. Istilah
konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality) menjadi
terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas
Luckman. ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan
interaksinya, dimana individu menciptakan secara terus-menerus suatu
realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif.9
8 Muhammmad Idur, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualiatatif Dan Kuantitatif Edisi 2, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 17.
Sedangkan pengertian dakwah ditinjau dari segi bahasa Da’wah
berarti: panggilan, seruan atau ajakan. Orang yang berdakwah disebut
dengan Da’i dan orang yang menerima dakwah atau orang yang di
dakwahi disebut dengan Mad’u.10 Jika dilihat dari segi bahasa
(etimologi), maka dakwah dapat berarti memanggil, mengundang,
mengajak, menyeru, mendorong ataupun memohon.11
Pesan adalah sesuatu yang bisa disampaikan dari seseorang
kepada orang lain, baik secara individu maupun kelompok yang dapat
berupa buah pikiran, keterangan, pernyataan dari sebuah sikap.12
Pesan dakwah adalah segala sesuatu yang harus disampaikan oleh
subyek kepada obyek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang
ada dalam kitabullah maupun dalam sunnah Rasul-Nya. Pada
dasarnya isi pesan dakwah adalah materi dakwah yang berisi ajaran
Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut dibagi menjadi tiga yaitu masalah
keimanan (Aqidah), masalah hukum Islam (Syari’ah) dan masalah budi pekerti (Akhlak).13
Pada hakekatnya, pesan dakwah tidak lain adalah Al-Islam yang
bersumberkan Al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama.14 Sama hal
nya dengan apa yang dikatakan oleh Toto Tasmara bahwa pesan
dakwah adalah semua pernyataan yang bersumberkan Al-Qur an dan‟
As-Sunnah baik tertulis atau lisan dengan pesan-pesan (risalah).15
10 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 1.
11 Yoyon Mudjiono, Metodologi Dakwah (Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 1984),h.7.
12 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta:Gaya Media Pratama, 1997), h. 9
13 Ibid.,h. 38
14 Wardi Bakhtiar, Methodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, h. 34
Jadi, pesan dakwah adalah sesuatu yang disampaikan kepada
orang lain berupa informasi baik secara langsung maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan ajaran-ajaran Islam.
Jadi, konstruksi pesan dakwah disini adalah sebuah aktifitas yang
bertujuan untuk membangun atau mengemas suatu makna pesan
dakwah kepada objek. Dalam konstruksi dakwah, da’i memiliki peran
penting dalam membangun pesan dakwah sesuai dengan realitas yang
ada, karena dengan membangun pesan dakwah yang benar dan sesuai
dengan realitas yang ada maka dakwah bisa membuahkan hasil yang
optimal.
b; Media Online
Media online merupakan media komunikasi yang pemamfaatannya mengunakan perangkat internet. Media online
tergolong media massa yang populer dan bersifat khas. Berdasarkan
pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media online adalah media komunikasi yang memiliki jaringan teknologi informasi.
Sebagai media baru, internet dan produk turunannya memiliki
karakteristik khas dibanding dengan media konvensional yang telah
ada.
Dalam penelitian ini mengacu pada esai yang ditulis oleh Emha
Ainun Nadjib dengan melihat dari kategori di atas.
Adanya sistematika pembahasan ini bertujuan agar penelitian
menjadi lengkap dan sistematis. Dalam suatu penelitian terdiri dari lima
bab yang dipaparkan, diantaranya sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, konseptualisasi, dan sistematika
pembahasan.
BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN
Pada bab ini, berisi dua sub bab yaitu sub bab pertama mengenai
presepsi meliputi pengertian, jenis-jenis, faktor-faktor yang
mempengaruhi, proses terjadinya persepsi. Sub bab kedua kajian tentang
konstruksi dakwah, meliputi pengertian dakwah, konstruksi, media online.
Selain itu, pada bab ini juga membahas tentang kajian teori dan hasil
penelusuran penelitian terdahulu.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi seputar pendekatan dan jenis penelitian, subjek,
objek, dan lokasi penelitian, jenis dan sumber data, tahapan penelitian,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik pemeriksaan dan
keabsahan data.
BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Pada bab ini berisi penyajian data seputar konstruksi pesan dakwah
Emha Ainun Nadjib melalui esai dalam rubrik khasanah di caknun.com,
objek yang berupa esai Emha Ainun Nadjib yang dimuat di rubrik
khasanah, temuan penelitian, dan yang terakhir yaitu konfirmasi teori.
Bab V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dari hasil kajian terhadap permasalahan yang
ada. Pada bab ini penulis semaksimal mungkin memberikan kesimpulan
dari bab 4 yang menjelaskan hasil dari penelitian konstruksi pesan dakwah
pada esai yang ditulis Emha Ainun Nadjib dalam rubrik Khasanah di
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN TENTANG KONSTRUKSI PESAN DAKWAH MELALUI MEDIA ONLINE
A; Konstruksi Pesan
1; Konsep Konstruksi
Kata konstruksi dalam kenyataannya adalah konsep yang cukup sulit untuk dipahami dan disepakati kata konstruksi mempunyai beragam interpretasi, tidak dapat didefinisikan secara tunggal, dan sangat tergantung pada konteksnya. Beberapa definisi konstruksi berdasarkan konteksnya perlu dibedakan atas dasar: proses, bangunan, kegiatan, bahasa dan perencanaan..
Sementara itu dikutip dari kamus ilmiah populer, konstruk mempunyai arti merupakan konsepsi, bentuk susunan, rancangan, menyusun, membangun, melukis dan memasang.16 Konstruksi pesan melihat sifatnya mempunyai tujuan untuk membangun pemahaman makna kepada komunikan (objek).
Berikut adalah definisi konstruksi menurut beberapa tokoh :
b; Menurut Sarwiji yang dimaksud dengan makna konstruksi (construction meaning) adalah makna yang terdapat dalam konstruksi kebahasaan. Jadi, makna konstruksi dapat diartikan sebagai makna yang berhubungan dengan kalimat atau kelompok kata yang ada didalam sebuah kata dalam kajian kebahasaan.18
c; Eriyanto mengemukakan pandangan konstruksi realitas “pandangan tertentu terhadap realitas masyarakat yang berbeda-beda, tergantung pada bagaimana konsepsi masyarakat dalam menyikapi realitas”. Objek komunikasi (masyarakat) penyususn, sekaligus penerima pesan yang disampaikan bukan hanya menggambarkan realitas, bukan hanya menunjukkan sumber pada pesan, tetapi juga menggambarkan bagaimana media yang menjadi konsumsi. Namun masyarakat ikut berperan dalam mengkonstruksi realitas melalui konstruksi pesan dari hasil media.19
Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan obyek penelitian pada konstruksi pesan dakwah. Pengertian pesan sendiri dalam ilmu komunikasi, merupakan suatu makna yang ingin disampaikan oleh seorang komunikator kepada komunikan. Konstruksi pesan dimaksudkan mempunyai tujuan untuk pemahaman makna pada pesan agar terjadi kesamaan maksud antara komunikator dan komunikan, karena pesan sendiri mempunyai peranan penting dalam komunikasi.
Menurut beberapa definisi konstruksi pesan diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa konstruksi pesan adalah sebuah aktifitas yang
18http://googleweblight.com/?lite_url=http://seputarpengertian.blogspot.com/2016/10/pengertian-
konstruksi.html?m%3D1&ei=lHQRKJ28&lc=id-ID&s=1&m=777&host=www.google.co.id&ts=1498746837&sig=ALNZjWnoy_6TxEywFji_leAa SYbQQ1NxQA yang diakses pada Kamis 29/6/2017 pukul 22.12
bertujuan untuk membangun suatu makna pesan kepada objek. Pesan dalam media diharapkan mampu memberikan pemahaman yang jelas.
Sebagaimana peneliti memilih media online sebagai sarana penyampaian pesan. Media online yang didalamnya banyak terdapat tulisan-tulisan seperti artikel yang mampu mempengaruhi dan membangun pembaca dalam kehidupan sosial. Media cenderung memberi pengaruh besar pada masyarakat. Dalam pandangan lain konstruksi pesan yang ada dalam media khususnya esai, dilihat dari cara kerjanya media dalam mengkonstruksikan realitas memiliki akibat tertentu kepada objek komunikasi.
2; Konstruksi Media Terhadap Realitas
Dalam pandangan konstruksionis, media bukanlah sekedar saluran bebas, ia menjadi subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Di sini media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendeinisikan realitas. pandangan semacam ini menolak argument yang menyatakan seolah-olah sebagai saluran bebas. Berita yang dibaca bukan hanya menggambarkan realitas, bukan hanya menunjukkan pandangan sumber berita, melainkan dari konstruksi media itu sendiri. Lewat berbagai instrument yang dimilikinnya, media ikut membentuk realitas yang tersaji dalam pemberitaan.20
Bagi kaum konstruksionis, realitas bersiat subjektif. Realitas itu hadir, karena dihadirkan oleh konsep subjektif penulis. Realitas tercipta konstruksi, sudut pandang tertentu dari penulis. Di sini tidak ada realitas yang bersifat objektif, karena realitas itu tercipta lewat konstruksi dan pandangan tertentu. Realitas bisa berbeda-beda, tergantung pada
bagaimana konsepsi ketika realitas itu bisa dipahami oleh penulis yang mempunyai pandangan berbeda.21
Pandangan konstruksionis mempunyai posisi yang berbeda dibandingkan positivis dalam media. Dalam pandangan positivis, media dilihat sebagai saluran. Media adalah sarana bagaimana pesan disebarkan dari komunikator ke penerima (khalayak). Media di sini dilihat murni sebagai saluran, tempat bagaimana transaksasi pesan dari semua pihak yang terlibat dalam berita. Pandangan semacam ini, tentu saja melihat media bukan sebagai agen, melainkan hanya saluran.22
Pendekatan konstruksi sosial atas realitas terjadi secara stimulan melalui tiga proses sosial, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Proses ini terjadi karena antara individu satu dengan lainnya di dalam masyarakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah objektif, subjektif, dan simbolis atau intersubjektif.23
Realitas objektif adalah realitas yang berbentuk dari pengalaman di dunia objektif yang berada di luar individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas simbolis merupakan ekspresi simbolis dari realitas objekti dalam berbagai bentuk. Sedangkan realitas subjektif adalah realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali realitas objektif dan simbolis ke dalam individu melalui proses internalisasi.24 Eksternalisasi (penyesuaian diri) sebagaimana yang dikatakan Berger
dan Luckmann25 merupakan produk-produk sosial dari eksternalisasi manusia yang mempunyai suatu sifat yang sui generic dibandingkan dengan konteks organismus dan konteks lingkungannya, maka penting
21 Ibid,. h 22 22 Ibid,. h 25 23 Ibid,. h 192 24 Ibid,. 192
ditekankan bahwa eksternalisasi itu sebuah keharusan antropologis yang berakar dalam perlengkapan biologis manusia. Keberadaan manusia tak mungkin berlangsung dalam suatu lingkungan interioritas yang tertutup dan tanpa gerak. Manusia harus terus menerus mengekternalisasikan dirinya dalam aktivitas.
Objektivitas. Tahap obyektivitas produk sosial, terjadi dalam dunia
intersubjektif masyarakat yang dilembangkan. Pada tahap ini sebuah
produk sosial berada pada institusionalisasi, Sedangkan individu oleh Berger dan Luckman, dikatakan memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi produsen-produsennya, maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia bersama. Objektivasi ini bertahan lama sampai melampaui batas tatap muka di mana mereka dapat dipahami secara langsung.26
Internalisasi, dalam arti umum internalisasi merupakan dasar bagi pemahaman mengenai ”sesama saya”, yaitu pemahaman individu dan orang lain serta pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang maknawi dan kenyataan sosial.27
Individu oleh Berger dan Luckmann dikatakan, mengalami dua proses sosialisasi, yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi skunder. Sosialisasi primer dialami individu dalam masa kanak-kanak, yang dengan itu, ia menjadi anggota masyarakat. Sedangkan sosialisasi sekunder adalah proses lanjutan dari sosialisasi primer yang mengimbas ke individu, yang sudah disosialisasikan ke dalam sektor-sektor baru di dalam dunia objektif masyarakatnya.28
26 Bungin, sosiologi komunikasi hal 194 27 Ibid,. h197-198
Menurut Burhan Bungin, proses kelahiran konstruksi sosial media massa berlangsung dengan melalui dengan melalui tahap-tahap sebagai berikut. 29
a; Tahap Menyiapkan Konstruksi
Ada tiga hal penting dalam penyiapan materi konstruksi sosial30, yaitu: (1) keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Artinya, media massa digunakan oleh kekuatan-kekuatan kapital untuk dijadikan sebagai mesin penciptaan uang/pelipatgandaan modal. (2) keberpihakan semu kepada masyarakat. Artinya, bersikap seolah-olah
simpati, empati, dan berbagaipartisipasi kepada masyarakat. (3) keberpihakan kepada kepentingan umum. Artinya sebenarnya adalah
visi setiap media massa.
b; Tahap Sebaran Konstruksi
Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua informasi harus sampai pada pemirsa atau pembaca secepatnya dan setepatnya berdasarkan pada agenda media. Apa yang dipandang penting oleh media, menjadi penting pula bagi pemirsa atau pembaca.31
c; Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas
1; Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas
Tahap berikut sebaran konstruksi, di mana pemberitaan (penceritaan) telah sampai pada pembaca dan pemirsanya (penonton), yaitu terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat
melalui tiga tahap yang berlangsung generic. Pertama, konstruksi realitas pembenaran; kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa; ketiga, sebagai pilihan konsumtif.32
2; Pembentukan Konstruksi Citra
Pembentukan konstruksi citra adalah bangunan yang diinginkan oleh tahap konstruksi. Di mana bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh media massa ini terbentuk dalam dua model; (1) model good news (story) dan (2) model bad news (story).33
3; Tahap Konfirmasi
Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca dan pemirsa (penonton) memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihanya untuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap alasan-alasan konstruksi sosial. Sedangkan bagi pemirsa dan pembaca (penonton), tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.34
3; Pesan Dakwah
a; Pengertian Pesan Dakwah
Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.35 Sementara Astrid mengatakan bahwa pesan adalah, ide, gagasan, informasi, dan opini yang dilontarkan seorang komunikator
32 Ibid,. h 208 33 Ibid h 209 34 Ibid,. h 212
kepada komunikan yang bertujuan untuk mempengaruhi komunikan kearah sikap yang diinginkan oleh komunikator.36 Sedangkan jika mengambil salah satu definisi dakwah menurut Syekh Muhammad al-Khadir Husain, dakwah adalah menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada kebaikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat, dengan demikian, yang dimaksudkan atas pesan dakwah secara singkat ialah: semua pernyataan yang bersumberkan Al-Qur an dan sunnah baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan‟ (risalah) tersebut.37
Dalam Ilmu Komunikasi pesan dakwah adalah massage, yaitu simbol-simbol. dalam literatur berbahasa arab, pesan dakwah disebut maudlu’ al-da’wah. Istilah ini lebih tepat dibanding dengan istilah “materi dakwah” yang diterjemahkan dalam bahasa arab menjadi maaddah al-dak’wah. Sebutan yang terakhir ini bisa menimbulkan kesalah pahaman sebagai logistik dakwah. Istilah pesan dakwah dipandang lebih tepat untuk menjelaskan, “isi dakwah berupa kata, gambar, lukisan, dan sebagainya yang diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah”. Jika dakwah melalui tulisan umpamanya, maka yang ditulis itulah pesan dakwah. Jika dakwah melalui lisan, maka yang diucapkan pembicara itulah pesan dakwah. Jika melalui tindakan, maka perbuatan baik yang dilakukan itulah pesan dakwah.
Dakwah berfungsi untuk mempengaruhi dan bisa mengajak manusia supaya mengikuti atau menjalankan ideologi terhadap orang yang mengajak. Sedangkan pengajak atau da'i sudah barang tentu
memiliki tujuan yang hendak dicapainya. Proses dakwah tersebut akan mencapai tujuan yang efektif dan efisien, apabila da'i mampu mengorganisir komponen-komponen atau unsur dakwah secara baik dan tepat, salah satu komponennya adalah media dan komunikasi dakwah.38
Pesan dakwah adalah setiap pesan komunikasi yang mengandung muatan nilai-nilai keilahian, ideologi, dan kemaslahatan baik secara tersirat maupun tersurat.39
Pada prinsipnya, pesan apa pun dapat dijadikan sebagai pesan dakwah selama tidak bertentangan dengan sumber utamanya, yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Dengan demikian, semua pesan yang bertentangan terhadap Al-Qur’an dan hadist tidak dapat disebut sebagai pesan dakwah. Semua orang dapat berbicara tentang moral, bahkan dengan mengutip ayat Al-Qur’an sekalipun. Akan tetapi, jika hal itu dimaksud untuk pembenaran atau dasar bagi kepentingan nafsunya semata, maka demikian itu bukan termasuk pesan dakwah. Pesan dakwah pada garis besarnya terbagi menjadi dua , yaitu pesan utama (Al-Qur’an dan Hadist) dan pesan tambahan atau penunjang (selain Al-Qur’an dan Hadist).
Maka pesan dakwah dalam penelitian ini merupakan segala sesuatu yang disampaikan oleh komunikator (Kegiatan Bantuan Sosial), yang memiliki dimensi komunikasi informasi yang bisa dilihat langsung, sekaligus di internalisasikan dengan mengandung pengertian, dan mengandung unsur-unsur dakwah islamiyah, di dalam berita yang berada pada website tersebut juga menyangkut persoalan bagaimana membantu satu sama lain, mengutamakan jiwa
38 Jamaluddin Kafie. Psikologi Dakwah, (Surabaya : Indah, 1993), hh.35-36
sosial, mengkomunikasikan, dan menginternalisasikan nilai-nilai Islam, sehingga pola fikir dan pola prilaku masyarakat bisa menjadi lebih islamiyah.
b; Karakteristik Pesan Dakwah
Karakter secara bahasa biasa diartikan sebagai pembeda, atau ciri-ciri sifat, bagaimana dengan karakteristik pesan dakwah, Karakteristik pesan dakwah berarti adalah ciri-ciri sifat pesan dakwah. Menurut Ali Aziz dalam bukunya “ilmu dakwah” karakteritik pesan dakwah dibagi tujuh, yaitu Orisinil dari Allah SWT, mudah, lengkap, seimbang, universal, masuk akal, dan membawa kebaikan.40
c; Macam-Macam Pesan Dakwah
Sebenarnya pesan dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai.41 Keseluruhan pesan yang lengkap dan luas akan menimbulkan tugas bagi da'i untuk memilih dan menentukan materi dakwah sehingga dapat disesuaikan dengan memperhatikan sikon dan timing yang ada. Dan juga harus diadakan prioritas-prioritas mana yang wajib disampaikan dan mana yang sunnah di sampaikan.42
Menurut M. Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah, mengelompokkan dalam tiga bagian. Yaitu :43
1; Tentang keimanan (Aqidah).
40 Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah,(Jakarta:Prenada Media Group),h.342 41 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah,(Surabaya: Al-Ikhlas),h. 60
42 Mahfud Syamsul Hadi dkk, Rahasia Keberhasilan Dakwah,(Surabaya: Ampel Suci,1994),h. 122-123
Kata aqidah berasal dari bahasa arab aqidah, yang bentuk jama'nya adalah aqa'id dan berarti faith, belief (keyakinan dan kepercayaan). Namun menurut Louis Ma'luf adalah ma uqida'alayh qalb wa al-dlamir, yang artinya sesuatu yang mengikat hati dan perasaan.44
2; Tentang Syari'ah
Secara bahasa, kata syari'ah berarti "jalan tempat keluarnya air untuk minuman", dan kemudian dari bangsa arab menggunakan kata ini untuk konotasi jalan lurus.
Namun pada saat akan di gunakan dalam sebuah pembahasan hukum, maka menjadi "segala sesuatu yang disyari'atkan Allah kepada hamba-hamba-Nya" sebagai jalan lurus untuk memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak.45
3; Tentang Akhlaq
Akhlaq secara etimologis berasal dari bahasa arab akhlaq yang merupakan bentuk Jama’ dari “khuluqun” yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.46 Kalimat-kalimat tersebut memiliki segi-segi persamaan dan perkataan "khalqun" yang berarti kejadian yang di ciptakan. Dari keterangan di atas, kesamaan arti kata mengisyaratkan bahwa selama akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara tuhan (kholiq) dengan perilaku manusia (makhluk).
Namun dari segi terminologi, ada beberapa pakar yangtelah mendefinisikan tentang akhlak, antara lain :
44 Study Isla IAIN Supel Surabaya, Pengantar Study Islam,(Surabaya: IAIN Supal Surabaya, 2005),h.75
45 Study Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Study Islam,(Surabaya:UIN Sunan Ampel Press).h,106
Menurut Abd Al-Karim Zaidan adalah Akhlak merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk untuk kemudian harus melakukan atau meninggalkannya.47
B; Media Online
1; Konsep Dan Teori Media Online
Menurut Romeltea dalam www.romelteamedia.com menjabarkan definisi media online sebagai berikut:
a; Pengertian Umum Media Online
Pengertian Media Online secara umum, yaitu segala jenis atau format media yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, video, dan suara. Dalam pengertian umum ini, media online juga bisa dimaknai sebagai sarana komunikasi secaraonline.
b; Pengertian Khusus Media Online
Pengertian Media Online secara khusus yaitu terkait dengan
pengertian media dalam konteks komunikasi massa. Media
--singkatan dari media komunikasi massa—dalam bidang keilmuan
komunikasi massa mempunyai karakteristik tertentu, seperti
publisitas dan periodisitas. Pengertian media online secara khusus
adalah media yang menyajikan karya jurnalistik (berita, artikel,
feature) secara online. Asep Syamsul M. Romli dalam buku
Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online (Nuansa,
Bandung, 2012) mengartikan media online sebagai berikut, “Media
online adalah media massa yang tersaji secara online di situs web
(website) internet”. Media online adalah media massa ”generasi ketiga” setelah media cetak (printed media) –koran, tabloid, majalah, buku– dan media elektronik (electronic media) –radio, televisi, dan film/video. Media Online merupakan produk jurnalistik online. Jurnalistik online –disebut juga cyber journalism didefinisikan wikipedia sebagai “pelaporan fakta atau peristiwa yang diproduksi
dan didistribusikan melalui internet”. Secara teknis atau “fisik”, media online adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet).48
Dilihat dari penggunaanya media online terdiri beberapa unsur sebagai berikut:
a; Situs Web
1; Sejarah dan Pengertian Web
World Wide Web (WWW) atau yang lebih dikenal dengan web ditemukan oleh seorang berkebangsaan Inggris yang bernama Sir Timothy John “Tim” Berners-Lee sekitar 1980-an . awalnya web ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah tukar menukar dan memperbarui informasi kepada sesama peneliti ditempat dia bekerja, yaitu di European Laboratory For Particle Physics(lebih dikenal dengan nama CERN), di kota geneva dekat perbatasan perancis dan swiss. Teknologi web semakin banyak digunakan untuk pembuatan website hingga web application. Jenis-jenis website baru pun mulai bermunculan dan dikembangkan oleh para developer web atau jasa website. Website dengan jenis baru lahir
sebagai prototype bagi pengembang lain untuk mengembangkan jenis website serupa.49
2; Jenis-jenis Web
Berikut adalah ini Jenis jenis website yang beredar saat ini dan mulai menjadi tren.
a; Basic
Secara basic, website disediakan publikasi informasi adapun informasi yang akan disediakan adalah beraneka ragam dari profil pribadi hingga commpany profiel.Fokus situs ini adalah publikasi informasi.
b; Search engine
Search engine adalah situs yang menyediakan mesin
pencari. Search engine secara otomatis mencari dan menyimpan data-data situs yang berada di internet. Adapun materi yang dapat dicari adalah segala sesuatu yang tergabung di dalam website yang terhubung di internet, seperti mencari sebuah alamat website, file-file multimedia dan grafis yang terkandung di dalam website. Dalam hal ini situs-situs lain berlomba-lomba menduduki tempat tertinggi untuk dapat dicari oleh search engine. Fokus situs ini adalah sebagai mesin pencari situs lain.
c; Portal
Situs jenis portal merupakan pintu gerbang bagi situs lain seperti halnya juga search engine. Namun, di dalam portal situs-situs tersebut lebih disusun untuk disajikan. Berbeda dengan search engine, situs-situs tersebut bukan dicari datanya secara otomatis oleh mesin pencari melainkan disimpan dan dikelola
oleh pengelola portal secara dictionary, umumnya portal-portal besar juga menyediakan layanan internet lain seperti email bagi member dan lain-lain. Fokus situs ini adalah sebagai gerbang dan facebook bagi situs lain.
d; Blog
Blog merupakan buku harian yang terpublish di internet. Seorang pengelola blog dapat dengan bebas menuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan kedalam website ini. Tulisan tersebut selanjutnya disimpan didatabase dan di publish di internet. Fungsional situs ini adalah publikasi dalam bentuk artikel di internet. Fokus situs ini adalah manajemen artikel.
e; Networking
Situs jenis networking adalah situs penyedia yang menampung member-member untuk membentuk suatu komunitas sehingga member-member didalam website tersebut dapat saling berkomunikasi dan bertukar pikiran. Didalam website ini, sesama member dapat saling berkenalan dan menjalin relasi satu sama lain. Pertukaran pesan dan testimonial pun terjadi diantara member yang belum atau sudah menjalin relasi.Fokus situs ini adalah friend relationship atau berteman dan berkomunitas di dalam internet.
f; Forum
dari berbagai sub-sub. Tujuan situs ini adalah wadah saling bertukar pikiran dalam diskusi online.
g; News
News site adalah situs yang mengelola berita untuk
dipublish ke internet. Pengelola website dapat mengelola antara lain menulis dan memanage berita. Kemudian user internet dapat melihat informasi berita bersebut melalui website.Fokus situs ini adalah manajemen berita.
h; Event Organizer
Situs jenis ini adalah situs yang mengelola manajemen informasi pengadaan acara. Informasi yang disajikan situs ini biasanya berorientasi waktu, misalnya informasi kapan diadakan
sebuah event, event yang terlewatkan dan event yang akan diadakan nantinya. Di dalam nya juga terdapat keterangan deskripsi tentang event tersebut dan judul event.Fokus situs ini adalah manajemen informasi event.
i; Gallery
Gallerry site menyediakan fasilitas publikasi foto dan
gambar secara online. Pengelola website dapat menyimpan foto atau gambar yang diinginkan lalu kategori dan dimanage setelah dipublish.Fokus situs ini adalah publikasi foto dan gambar.
j; Multimedia Streaming
dikarenakan file-file multimedia yang relatif berukuran besar. Fokus situs ini adalah publikasi audia dan video online.
k; E-Commerce
Situs dengan sistem e-commorce adalah situs yang bertujuan untuk melakukan perdagang melalui media internet. Pengelola dapat mengorganisir barang-barang yang ingin dijual lalu mempublikasikan secara online beserta harganya. Ada juga yang menyediakan transaksi online melalui website ini. Dalam hal ini website dimanfaatkan sebagai toko didalam internet. Fokus situs ini adalah perdagangan online.
l; E-Learning
E-Learning merupakan situs yang menyediakan pembelajaran online melalui internet. Pembelajaran dilakukan melalui berbagai media seperti tulisan, gambar hingga multimedia.50
2; Dakwah Media Online
Media berasal dari bahasa latin medium yang berarti perantara, pengantar atau penengah. Media adalah perantara dari sumber informasi kepenerima informasi, dengan demikian media pertama kali digunakan sebagai alat bantu penyalur pesan.51 Media ialah alat atau wahana yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.52
Jika melihat dari pengertian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa media dakwah termasuk hal yang paling mendasar sebagai media penyampai, hingga media massa.
50 Deni darmawan,Deden Hendra Permana,Desain Dan Pemprograman Website, (Bandung.Pt.Remaja Rosdakarya,2013),h.6
Media komunikasi dakwah banyak sekali jumlahnya mulai yang tradisional sampai yang modern misalnya kentongan, beduk, pagelaran kesenian, surat kabar, papan mengumuman, majalah, flim radio, televisi dan internet. Dari semua itu, pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagai media tulis atau cetak, visual, aural, dan audiovisual.53
Begitu cepatnya kemajuan teknologi komunikasi berlangsung dari waktu ke waktu, telah memberi pengaruh terhadap cara-cara manusia berkomunikasi.54
Seiring berkembangnya teknologi, manusia akan mencari kemudahan-kemudahan baru dalam menjalankan aktifitasnya, termasuk dalam hal teknologi, komunikasi, dan tentunya dakwah. Saat ini setiap orang bisa membuat media dakwah sendiri dengan kebebasan akses dan peluang yang ada di media sosial. Namun, ada hal lain yang perlu diperhatikan oleh penulis yang berdakwah melalui media meliputi:
1; Penggunaan media dakwah bukan dimaksudkan untuk mengganti pekerjaan da i atau mengurangi peranan da i.‟ ‟
2; Tiada media satupun yang harus dipakai dengan meniadakan media orang lain.
3; Setiap media memiki kelemahan dan kelebihan.
4; Gunakan media sesuai dengan karakteristiknya.
5; Setiap hendak menggunakan media harus benar-benar dipersiapkan dan diperkirakan apa yang akan dilakukan sebelum, selama dan sesudahnya.
6; Keserasian antara media, tujuan, materu dan objek dakwah harus mendapatkan perhatian serius.
C; Penelitian Terdahulu Yang Relevan
a; Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Rubrik Tausiyah Pada Republika
Online oleh Muhamad Syarifuddin, mahasiswa Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Penelitian tersebut sama-sama meneliti tentang website atau situs yang ada di internet, namun pada penelitian ini yang diteliti adalah website caknun.com website resmi dari Emha Ainun Nadjib untuk jamaah maiyah, sehingga objeknya pun berbeda tetapi sama-sama mengkaji tentang isi website.55
b; Konstruksi Dakwah Dalam Film Ku Kejar Cinta Ke Negeri Cina
(Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce Tentang Konstruksi
Pesan Dan Metode Dakwah) oleh Nawal Karomi, mahasiswa
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya
2016. Penelitian tersebut sama-sama meneliti tentang konstruksi
pesan dakwah. Namun pada penelitian ini objek kajian yang dikaji
terdapat pada website, sedangkan penelitian yang terdahulu
mempunyai objek film dalam penelitiannya.56
c; Pesan Dakwah Majalah Digital Al-Falah Rubrik Kajian Bedah
Hadits Edisi 317 - 319 : Analisis Wacana Van Dijk oleh Aswawi
mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya 2015. Dalam penelitian
tersebut sama-sama meneliti rubrik dalam media, akan tetapi objek
penelitian dalam website yang berbeda. Pada penelitian tersebut
55 Muhamad Syarifuddin, Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Rubrik Tausiyah Pada Replubika Online, (Jakarta: Dalam Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2009)
juga sama-sama meneliti pesan dakwah dengan menggunakan
analisis wacana model Van Dijk. Dalam penelitian ini juga lebih
mengkaji tentang konstruksi pesan dakwahnya.57
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A; Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
non kancah dengan metode analisis teks media. Analisis teks media
merupakan jenis penelitian yang memanfaatkan teknis analisa dan studi
kepustakaan dengan obyek kajian media. Terdapat beberapa jenis model
analisis teks media diantaranya analisis wacana, analisis semiotic, dan
analisis framing/bingkai.
Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis teks media karena
hanya pada penelitian ini hanya menganalisa sebuah tulisan yang ada pada
website caknun.com. Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan
jenis analisis wacana. Analisis wacana tersebut digunakan sebagai pisau
bedah dalam menganalisa konstruksi pesan dakwah yang terdapat dalam
esai karya Emha Ainun Nadjib di website caknun.com.
Sementara dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha
menurunkan pemecahan yang ada sekarang berdasarkan data-data
dipenyajian data, menganalisis dan menginterpretasikan, penelitian ini
tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis dan
membuat prediksi.58 Pendekatan inilah yang di gunakan peneliti pada
B; Unit Analisis
Analisis yang dipakai adalah teknik analisis milik Teun A van Dijk.
Teun A van Dijk adalah seorang sarjana di bidang linguistik teks, analisis
wacana dan Analisis Wacana Kritis. Dengan Walter Kintsch ia
memberikan kontribusi untuk perkembangan psikologi pengolahan teks.
Sejak 1980-an karyanya dalam Analisis Wacana Kritis difokuskan
terutama pada studi tentang reproduksi diskursif rasisme dengan apa yang
dia sebut ‘elite simbolik’ (politikus, wartawan, sarjana, penulis), studi
tentang berita di pers, dan pada teori ideologi dan konteks. Teun A. van
Dijk adalah seorang profesor studi wacana di Universitas Amsterdam dari
tahun 1968 hingga 2004.59
Dari sekian banyak model analisis wacana, model Van Dijk adalah
model yang paling banyak dipakai. Mungkin karena model Van Dijk
mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa diaplikasikan secara
praktis. Model yang dipakai Van Dijk ini kerap disebut sebagai “kognisi
sosial”. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan lapangan psikologi
sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu
teks.
Van Dijk membagi kerangka analisis wacana menjadi tiga bagian
struktur/tingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung,
diantaranya:
1; Struktur makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks
yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema
wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu
peristiwa.
2; Superstruktur adalah kerangka suatu teks: bagaimana struktur dan
elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh.
3; Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan
menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang
dipakau dan sebagainya.
Tabel 1.0
Elemen Wacana Van Dijk
Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen
Untuk memperoleh gamabran ihwal elemen-elemen struktur wacana
tersebut, berikut adalah beberapa hal yang dapat diamati:
a; Tematik
Secara harfiah tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan”, atau
“sesuatu yang telah ditempatkan”. Kata ini berasal dari sudut sebuah
tulisan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang
disampaikan oleh penulis melalui tulisannya. Sebuah tema bukan
merupakan hasil dari seperangkat elemen yang spesifik, melainkan
wujud-wujud kesatuan yang dapat kita lihat dalam teks atau bagi
cara-cara yang kita lalui agar beraneka kode dapat terkumpul dan koheren.
Tematisasi merupakan proses pengaturan tekstual yang diharapkan
pembaca sedemikian sehingga dia dapat memberikan perhatian pada
bagian-bagian terpenting dari isi teks, yaitu tema.
Kata tema kerap disandingkan dengan apa yang disebut topik. Kata
topik berasal dari kata Yunani topoi yang berarti tempat. Topik secara
teoritis dapat digambarkan sebagai dalil (proposisi), sebagai bagian
dari informasi penting dari suatu wacana dan memainkan peranan
penting sebagai pembentuk kesadaran sosial. Topik menunjukkan
informasi yang paling penting atau inti pesan yang ingin disampaikan
oleh komunikator.
Teun Van Dijk mendefinisikan topik sebagai struktur makro dari
suatu wacana. Dari topik, kita bisa mengetahui masalah dan tindakan
yang diambil oleh komunikator dalam mengetahui masalah dan
tindakan yang diambil oleh komunikatir dalam mengatasi suatu
masalah. Tindakan, keputusan, atau pendapat dapat diamati pada
struktur makro dari suatu wacana. Sebagai strujtur makro juga
memberikan pandangan apa yang dilakukan untuk mengatasi suatu
oleh beberapa subtopik. Masing-masing subtopik ini mendukung,
memperkuat, bahkan membentuk topik utama.60
b; Skematik
Struktur skematis atau superstruktur menggambarkan bentuk
umum dari suatu teks. Bentuk wacana umum itu disusun dengan
sejumlah kategori atau pembagian umum seperti pendahuluan, isi,
kesimpulan, pemecahan masalah, penutup dan sebagainya. Skematik
mungkin merupakan strategi dari komunikator untuk mendukung
makna umum dengan memberikan sejumlah alasan pendukung.
Apakah informasi penting disampaikan di awal, atau pada kesimpulan
bergantung kepada makna yang didistribusikan dalam wacana. Dengan
kata lain struktur skematik memberikan tekanan: bagian mana yang
didahulukan, dan bagian mana yang bisa dikembangkan sebagai
strategi untuk menyembunyikan informasi penting.
c; Semantik
Dalam pengertian umum, semantik adalah disiplin ilmu bahasa
yang menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal maupun
makna gramatikal. Makna leksikal adalah makna unit semantik yang
terkecil yang disebut leksem, sedangkan makna gramatikal adalah
makna yang terbentuk dari penggabungan satuan-satuan kebahasaan.
Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai makna
lokal (local meaning), yakni makna yang muncul dari hubungan
antarkalimat, hubungan antarproposisi yang membangun makna
tertentu dalam suatu bangunan teks. Analisis wacana banyak
memusatkan perhatian pada dimensi teks, seperti makna yang secara
eksplisit ataupun implisit. Dengan kata lain semantik tidak hanya
mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur wacana, tetapi
juga menggiring kearah sisi tertentu dari suatu peristiwa.
Semua strategi semantik selalu dimaksudkan untuk
menggambarkan diri sendiri atau kelompok sendiri secara positif;
sebaliknya menggambarkan kelompok lain secara buruk, sehingga
menghasilkan makna yang berlawanan.
Latar merupakan elemen wacana yang dapat menjadi alasan
pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Latar peristiwa itu
dipakai untuk menyediakan latar belakang hendak kemana makna
suatu teks itu dibawa. Bentuk lain dari strategi semantik adalah detail
suatu wacana. Elemen wacana detail berhubungan dengan kontrol
informasi yang ditampilkan seorang (komunikator). Tujuan akhirnya
adalah kepada publik hanya disajikan informasi yang menguntungkan
komunikator. Elemen lain adalah pengandaian (presupposition) yang
dapat memberikan citra tertentu ketika diterima khalayak. Pengandaian
hadir dengan memberi pernyataan yang dipandang terpercaya dan
karenanya tidak perlu dipertanyakan.61
d; Sintaksis
Secara rtimologis sintaksis berasal dari kata Yunani (sun =
‘dengan’ + tattein = ‘menempatkan’). Jadi kata sintaksis secara
etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi
kelompok kata atau kalimat. Ramlan yang dikutip oleh Alex Sobur
mengatakan bahwa sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa
yang membicarakan seluk beluk wacama, kalimat, klausa, dan frase.
Salah satu strategi pada level semantik ini adalah dengan
pemakaian koherensi. Kamus Webster memberikan keterangan
mengenai koherensi sebagai berikut:
1; Kohesi; perbuatan atau keadaan mneghubungkan,
mempertalikan.
2; Koneksi; hubungan yang cocok dan sesuai atau kebergantungan
satu sama lain yang rapi, beranjak dari hubungan-hubungan
alamiah bagian-bagian atau hal-hal satu sama lain, seperti
dalam bagian-bagian wacana, atau argument-argumen suatu
rentetan penalaran.
Dalam analisis wacana, koherensi adalah pertalian atau jalinan
antarkata, proposisi atau kalimat. Dua buah proposisi yang
menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan
memakai koherensi, sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun
dapat menjadi berhubungan ketika komunikator menghubungkannya.
Koherensi dapat ditampilkan melalui hubungan sebab akibat, bisa juga
sebagai penjelas.
Bentuk lain adalah dengan melakukan nominalisasi yang dapat
memberi sugesti kepada khalayak adanya generalisasi. Elemen wacana
yang berhubungan dengan pertanyaan apakah komunikator
memandang obyek sebagai sesuatu yang tunggal berdiri sendiri
ataukah sebagai suatu kelompok (komunitas).
Strategi pada level sintaksis adalah dengan menggunakan bentuk
kalimat. Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan
dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Bentuk kalimat ini
bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi
menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam
pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif, seseorang menjadi
obyek dari pernyataannya.
Bentuk lain adalah bagaimana proposisi-proposisi diatur dalam
satu rangkaian kalimat. Proposisi mana yang ditempatkan di awal
kalimat, dan mana yang timbul karena akan menunjukkan bagian mana
yang lebih ditonjolkan kepada khalayak. Elemen lain adalah kata
ganti. Dalam analisis wacana, kata ganti merupakan alat yang dipakai
oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam
wacana.62
e; Stilistik
Pusat perhatian stilistika adalah style, yaitu cara yang digunakan
seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan
menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan demikian, style dapat
diterjemahkan sebagai gaya bahasa. Gaya bahasa mencakup diksi atau
pilihan leksikal, struktur kalimat, majas dan citraan, pola rima, mantra
yang digunakan seorang sastrawan yang terdapat dalam sebuah karya
sastra.
Menyinggung soal pilihan leksikal, pengertian pilihan leksikal atau
diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh jalinan kata-kata
itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata
mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan,
tetapi juga meliputi persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau
susunannya, atau menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk
ungkapan-ungkapan.
Elemen pemilihan leksikal pada dasarnya menandakan bagaimana
seseorang melakukan pemilihan kata atau frase atas berbagai
kemungkinan kata atau frase yang tersedia.63
f; Retoris
Strategi dalam level retoris adalah gaya yang diungkapkan ketika
seseorang berbicara dan menulis. Pemakaian kata yang berlebihan
(hiperbolik), atau bertele-tele. Retoris mempunyai fungsi persuasive
dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu ingin disampaikan
kepada khalayak. Diantaranya, dengan menggunakan gaya repetisi
(pengulangan), aliterasi (pemakaian kata-kata yang permulaannya
sama bunyinya seperti sajak), sebagai suatu strategi yang menarik
perhatian, atau untuk menekankan sisi tertentu agar diperhatikan oleh
khalayak.
Strategi retoris juga muncul dalam bentuk interaksi, yakni
bagaimana pembicara menempatkan/memposisikan dirinya di antara
khalayak. Dalam analisis wacana, seorang komunikator tidak hanya
menyampaikan pesan pokok, tetapi juga kiasan, ungkapan, metafora
yang dimaksudkan sebagai ornament atau bumbu dari suatu teks.
Tetapi pemakaian metafora tidak boleh menjadi petunjuk utama untuk
mengerti makna suatu teks.
Wacana terkahir yang menjadi strategi dalam level retoris ini
adalah dengan menampilkan apa yang disebut visual image. Dalam
teks, elemen ini ditampilkan dengan penggambaran detail berbagai hal
yag ingin ditonjolkan.64
C; Tahap-tahap Penelitian
63 Ibid, h. 82-83
Penelitian ini dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap penggalian
data, tahap penyajian data, tahap analisis data, dan tahap intrepretasi
data.
Tahap-Tahap diatas akan dijelaskan sebagaimana berikut :
1; Tahap Penggalian Data
Penggalian data dalam penelitian ini akan menggunakan dua teknik
yaitu:
a; Observasi (pengamatan)
Teknik ini akan dilaksanakan dengan membaca secara cermat
esai yang akan diteliti. Setiap aspek dari esai tersebut mulai dari
pemilihan diksi, gaya bahasa, penekanan, alur, topik, tema, setting
dan lain-lain. Utamanya pada bagian-bagian yang berisikan esai
Emha Ainun Nadjib.
b; Dokumentasi
Teknik ini menekankan pada pengumpulan dokumen-dokumen
berupa kutipan esai karya Emha Ainun Nadjib yang diambil dari
website caknun.com yang berkaitan dengan objek penelitian.
2; Tahap Penyajian Data
Peneliti menggunakan metode Induktif dalam menyajikan data
yang diperoleh, Yaitu dengan membedah persoalan secara khusus,
yaitu konstruksi pesan dakwah dalam esai yang ditulis oleh Emha
Ainun Nadjib
3; Tahap Analisis Data
Analisis data, menurut Patton, adalah proses pengaturan urutan
data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan
uraian dasar.65 dalam penelitian ini penulis akan menganalisis data-data
yang dikumpulkan melalui metode Naratif, Yaitu menguraikan
fakta-fakta yang terkandung secara urut dan menyeluruh.66
4; Tahap Intrepretasi Data
Intrepretasi data, masih menurut Patton, yaitu pemberian arti yang
signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan
mencari hubungan antara dimensi-dimensi uraian.67 Dalam penelitian
ini, peneliti akan mencoba memberikan penilaian serta intrepretasi
reflektif terhadap berbagai temuan data selama proses penelitian.
5; Tahap Pengujian Keabsahan data
Demi menghindari kesalahan dalam proses pengumpulan data,
peneliti menggunakan beberapa metode dalam memferivikasi
keabsahan data. Beberapa teknik pengujian keabsahan data dalam
paradigma kualitatif dikemukakan oleh Lexy J Moloeng (2009).
Namun kami hanya mengambil beberapa diantaranya yang cocok
dengan penelitian ini. antara lain :
1; Ketekunan (Keajegan) Pengamatan
Ketekunan pengamatan menjadi hal yang sangat vital dalam
mencari secara konsisten terhadap interprestasi dengan berbagai cara
yang berkaitan dengan proses analisis yang konstan. Peneliti akan
menelaah lagi dan mencermati lagi data-data yang terkait dengan
fokus masalah penelitian sehingga data tersebut benar-benar dapat
dipahami dan tidak diragukan kebenarannya.
2; Kecukupan Referensial
Tingkat keabsahan penelitian Kualitatif tergantung pada datanya.
Dalam Penelitan ini disini mencoba untuk menyajikan data dengan
Rosdakarya,2009) Lexy J Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), h. 280
66Ibid, h. 216
ruang lingkup seluas mungkin dan sudut pandang yang sevariatif
mungkin. Diharapkan dengan teknik ini bias pemahaman bisa ditekan
seminimal mungkin.
D; Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis wacana. Analisis
wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi
kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai. Sebagaimana dikutip oleh
Alex Sobur dari buku Analisis Wacana Kritis karya Eriyanto, jika analisis
kuantitatif lebih menekankan pertanyaan “apa” (what), analisis wacana
lebih melihat pada “bagaimana” (how) dari pesan atau teks komunikasi.
Melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui isi teks berita, tetapi
juga bagaimana pesan itu disampaikan. Lewat kata, frase, kalimat,
metafora macam apa suatu berita disampaikan. Dengan melihat bagaimana
bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacama lebih bisa melihat
makna tersembunyi dari suatu teks.68
Analisis wacana lebih bersifat kualitatif karena lebih menekankan pada
pemaknaan teks. Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi, karena
analisis wacana merupakan bagian dari metode interpretatif yang
mengandalkan interpretasi dan penafsiran peneliti. Oleh karena itu, dalam
proses kerjanya, analisis wacana tidak memerlukan lembar koding yang
mengambil beberapa item atau turunan dari konsep tertentu. Meskipun ada
panduan apa yang bisa dilihat dan diamati dari suatu teks, pada prinsipnya
semua bergantung pada interpretasi dari peneliti. Isi pandang bukan
sesuatu yang mempunyai arti yang tepat, di mana peneliti dan khalayak
mempunyai penafsiran yang sama atas suatu teks. Justru yang terjadi
sebaliknya, setiap teks pada dasarnya dapat dimaknai secara berbeda dan
dapat ditafsirkan secara beragam.
Analisis wacana berpretensi memfokuskan pada pesan latent
(tersembunyi). Begitu banyak teks komunikasi disajikan secara implisit.