• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelidikan Pendahuluan Daerah Panas Bumi Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyelidikan Pendahuluan Daerah Panas Bumi Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN PASAMAN BARAT, PROVINSI SUMATERA BARAT

Oleh : Suparman, Robertus S. L. Simarmata, Bangbang Sulaeman PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

SARI

Kabupaten Pasaman Barat dengan luas wilayah 3.887,77 km2 secara geografis

terletak pada koordinat 0o 36’ 25,95” Lintang Utara sampai 0o 10’ 52,11” Lintang

Selatan dan 99o 9’36,18” – 100o 6’ 55,52” Bujur Timur atau pada posisi 517.810 mT -

624.120 mT dan 67.128 mU - 20.022 mS. Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara di sebelah utara, Kabupaten Pasaman di sebelah timur, Kabupaten Agam di sebelah selatan dan Samudera Indonesia di sebelah barat.

Kabupaten Pasaman Barat di bagi menjadi 4 (empat) satuan morfologi, yaitu : morfologi perbukitan terjal, perbukitan bergelombang, kerucut vulkanik dan pedataran. Manifestasi panas bumi di Kabupaten Pasaman Barat pada umumnya berupa mata air panas yang muncul pada lingkungan vulkanik dan sedimen dan dikontrol oleh sesar mendatar dan normal. Dari pemunculan manifestasi panas bumi maka Kabupaten Pasaman Barat mempunyai 2 (dua) daerah panas bumi, yaitu : daerah panas bumi Talu – Tombang dimana sumber panas diperkirakan dari Gunung Talamau dan daerah panas bumi Pincurak – Sitabu dimana sumber panas diperkirakan berasal dari Gunung Malintang.

Tipe air panas Talu – Tombang dan Pincurak - Sitabu termasuk ke dalam tipe air klorida bikarbonat dan sulfat dan lingkungan pemunculannya berada diantara

batuan vulkanik dan sedimen dan umumnya berada pada zona “immature water”.

Perkiraan temperatur bawah permukaan untuk daerah panas bumi Talu _

Tombang dan Pincurak – Sitabu sebesar 98 - 154oC menggunakan geotermometer

SiO2 (conductive cooling) sedangkan dengan geotermometer Na-K menunjukkan

estimasi temperatur sebesar 163 - 246oC dan termasuk kedalam entalpi sedang -

tinggi (intermediate- high enthalphy).

Potensi sumberdaya spekulatif untuk Kabupaten Pasaman Barat adalah sebesar ±100 MWe.

PENDAHULUAN

Kabupaten Pasaman Barat

dengan luas wilayah 3.887,77 km2

secara geografis terletak pada koordinat

0o 36’ 25,95” Lintang Utara sampai 0o 10’

52,11” Lintang Selatan dan 99o 9’36,18”

– 100o 6’ 55,52” Bujur Timur atau pada

posisi 517.810 mT - 624.120 mT dan 67.128 mU - 20.022 mS (Gambar 1). Wilayahnya berbatasan dengan

(2)

METODOLOGI

Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui latar belakang pembentukan manifestasi panas bumi di Kabupaten Pasaman Barat baik secara geologi maupun geokimia di daerah setempat, disamping untuk mengetahui potensi sumber daya panas bumi spekulatif. Hasil penyelidikan akan dipakai sebagai acuan dalam penelitian lanjut yang lebih rinci dikemudian hari.

HASIL PENYELIDIKAN

Geomorfologi

Berdasarkan pengamatan bentang alam, tingkat kemiringan lereng

dan batuan penyusunnya, maka morfologi daerah penyelidikan dapat dikelompokkan menjadi empat satuan morfologi (Gambar 2), yaitu:

Satuan Kerucut Vulkanik (KV) menempati bagian tengah dan bagian tenggara daerah penyelidikan menempati sekitar 8 % luas daerah penyelidikan, meliputi gunung Talamau dan gunung Malintang.

Satuan Perbukitan Terjal (PT) menempati bagian utara, timurlaut bagian tengah memanjang berarah tenggara baratlaut meliputi Talu, Tombang, Gunung Panjang, Simpanglolo dan setempat-setempat di bagian baratlaut daerah penyelidikan sekitar kampung Banjar Simpangbatung dan Batang Bulatan menempati sekitar 40% luas daerah penyelidikan.

Satuan Perbukitan Bergelombang (PG) merupakan kumpulan bukit kecil dengan kemiringan lereng antara 10° – 20°. Satuan ini terdapat di bagian tengah dan barat daya daerah penyelidikan, menempati sekitar 20 % luas daerah penyelidikan, yaitu menempati sekitar kampung Silaping, Banjar suluk dan Baringi.

Satuan Pedataran (PD) menempati bagian tengah dari tenggara berarah baratlaut dan bagian selatan daerah penyelidikan hingga ke pantai, menempati sekitar 32% luas daerah penyelidikan.

Daerah Panas Bumi Talu – Tombang Terdapat 6 (enam) pemunculan manifestasi panas bumi berupa mataair panas yaitu APTL-1, APTL-2, APTL-3 dan APTL-4 yang berada di daerah Talu sedangkan APTB-1 dan APTB-2 berada di daerah Tombang dengan temperatur terukur berkisar antara 38,9 – 48,6°C, temperatur udara berkisar antara 26 – 26,5°C, pH normal (6,71 – 7,25), daya hantar listrik berkisar antara 347 – 639 mhos dan debit air berkisar antara 0,2 – 2,5 liter/detik.

Lingkungan geologi daerah panas bumi Talu – Tombang ini tersusun atas 4 (empat) satuan batuan (Gambar 3) dimana urutan dari yang paling tua ke yang muda adalah Satuan Batuan Sedimen, mengacu dari geologi regional (Rock, N.M.S. dkk, 1983) sebanding dengan Formasi Kuantan yang berumur Perm – Karbon, Satuan Batuan Malihan mengacu dari geologi regional (Rock, N.M.S. dkk, 1983) sebanding dengan Formasi Woyla yang berumur Jura- Kapur, Satuan Vulkanik mengacu dari geologi regional (Rock, N.M.S. dkk, 1983) berumur Miosen dan Aluvium yang berumur Holosen. Pemunculan manifestasi panas bumi daerah panas bumi ini dikontrol oleh struktur berupa sesar normal yang berarah barat laut – tenggara dan timur laut – barat daya.

Berdasarkan hasil analisis kimia dan kemudian diplot kedalam diagram

segitiga Cl-SO4-HCO3 (Gambar 4)

(3)

kandungan ion sulfat cukup dominan antara 144 – 231 ppm.

Hasil pengeplotan dalam

diagram segitiga Na/1000-K/100-√Mg

menunjukkan seluruh sampel air panas

berada pada zona “immature waters

(Gambar 5).

Hasil pengeplotan dalam diagram segitiga Cl-Li-B menunjukkan mata air panas Talu berada cenderung kearah Cl sedangkan mata air panas Tombang cenderung mendekati kearah B (Gambar 6).

Perkiraan temperatur bawah

permukaan, untuk daerah panas bumi

Talu sebesar 148 – 154 oC, Tombang

adalah sebesar 113 – 129 oC

menggunakan geotermometer SiO2

(conductive cooling) sedangkan dengan

geotermometer Na-K menunjukkan

estimasi temperatur sebesar 163 - 254oC

daerah panas bumi Talu dan 163 -

224oC daerah panas bumi Tombang

termasuk kedalam entalpi sedang - tinggi

(intermediate-high enthalphy).

Berdasarkan data hasil isotop 18O

dan Deuterium yang diperoleh dari sampel APTL-1 dan APTB-1 setelah diplot kedalam diagram hubungan antara Oksigen-18 dan Deuterium dimana cenderung berada sekitar garis air

meteorik (Meteoric Water Line) (Gambar

7).

Berdasarkan data hasil analisis sampel tanah dan udara tanah di lapangan pada titik lokasi pengambilan sampel daerah manifestasi Talu - Tombang dan sekitarnya diperoleh derajat keasaman atau pH tanah adalah berkisar antara 6,10 – 7,10 dan temperatur udara tanah pada kedalaman

1 meter berkisar antara 22,6 – 29,5 oC.

Kandungan unsur Hg tanah antara 16 - 2315 ppb dimana kandungan Hg tinggi dijumpai disekitar manifestasi panas bumi Tombang cukup luas penyebarannya (Gambar 8) sedangkan

kandungan CO2 dalam udara tanah

antara 0,28– 17,77 % dimana

kandungan CO2 tinggi berada disekitar

manifestasi Tombang (Gambar 9).

Daerah Panas Bumi Pincurak - Sitabu Terdapat 4 (empat) pemunculan manifestasi panas bumi di daerah panas bumi Pincurak – Sitabu ini berupa mataair panas, yaitu APPCR-1 dan APPCR-2 berada di daerah Pincurak, sedangkan APSTB-1 dan APSTB-2 berada di daerah Sitabu dengan temperatur terukur berkisar antara 23,6 – 78,6°C, temperatur udara berkisar antara 22 – 23,6°C, pH berkisar antara 4,35 – 6,93, daya hantar listrik berkisar antara 698 – 2150 mhos dan debit air berkisar antara 2 – 3 liter/detik. Pada APPCR-1 dan APPCR-2 ditemukan sedikit endapan belerang yang berwarna agak keputihan.

(4)

Malintang yang berumur Plio-Plistosen dan Aluvium yang berumur Holosen. Pemunculan manifestasi panas bumi daerah panas bumi ini dikontrol oleh struktur berupa sesar mendatar yang relatif berarah barat laut – tenggara.

Berdasarkan hasil analisis kimia, APPCR-1 dan APPCR-2 yang diplot

kedalam diagram segitiga Cl-SO4-HCO3

menunjukkan tipe air sulfat dengan kandungan ion sulfat cukup dominan antara 560 – 701 ppm sedangkan APSTB-1 dan APSTB-2 menunjukkan tipe air bikarbonat dengan kandungan ion bikarbonat (Gambar 11).

Hasil pengeplotan dalam

diagram segitiga Na/1000-K/100-√Mg

menunjukkan APPCR-1, APPCR-2, APSTB-1 dan APSTB-2 menunjukkan

berada pada zona “immature

equilibrium” (Gambar 12).

Dari hasil pengeplotan dalam diagram segitiga Cl-Li-B, mata air panas Pincurak berada diantara Cl dan B sedangkan mata air panas Sitabu mendekati Cl yang menunjukkan lingkungan pemunculan kedua mata air panas pada umumnya berada diantara batuan vulkanik dan sedimen (Gambar 13).

Perkiraan temperatur bawah

permukaan untuk daerah panas bumi

Pincurak - Sitabu sebesar 98 -163 oC

menggunakan geotermometer SiO2

(conductive cooling) sedangkan dengan

geotermometer Na-K menunjukkan

estimasi temperatur sebesar 232 - 246oC

dan termasuk kedalam entalpi rendah

sampai tinggi (low – high enthalphy).

Berdasarkan data hasil isotop 18O

dan Deuterium yang diperoleh dari sampel APPCR setelah diplot kedalam diagram hubungan antara Oksigen-18 dan Deuterium dimana cenderung

menjauhi garis air meteorik (Meteoric

Water Line), sedangkan APSTB-2

setelah diplot kedalam diagram

hubungan antara Oksigen-18 dan Deuterium dimana cenderung menjauhi garis air meteorik kearah kiri dari garis

meteorik (Meteoric Water Line) (Gambar

14).

Berdasarkan data hasil analisis sampel tanah dan udara tanah di lapangan pada titik lokasi pengambilan sampel daerah manifestasi Pincurak - Sitabu diperoleh derajat keasaman atau pH tanah adalah berkisar antara 6,10 – 7,10 dan temperatur udara tanah pada kedalaman 1 meter berkisar antara 21,0

– 30,0 oC dengan kandungan unsur Hg

tanah antara 24 -641 ppb dimana kandungan Hg tinggi dijumpai diantara manifestasi Pincurak dengan Simpang Lolo cukup luas penyebarannya (Gambar 15) sedangkan kandungan

CO2 dalam udara tanah manifestasi

Pincurak - Sitabu antara 0,55 – 4,86 % (Gambar 16).

PEMBAHASAN

(5)

Dari analisa geokimia, tipe air panas dari manifestasi Talu dan Tombang adalah tipe air klorida - bikarbonat dan tipe air sulfat dengan lingkungan berada pada batuan sedimen. Konsentrasi kimiawi yang cukup tinggi merupakan indikasi bahwa fluida panas yang berasal dari kedalaman pada temperatur tinggi dan tekanan yang membawa senyawa kimia terlarut sebagai hasil interaksi fluida panas dengan batuan di kedalaman. Mata air panas Talu dan Tombang

berada pada zona “immature water”, hal

ini menggambarkan kondisi air panas kemungkinan berasal langsung dari kedalaman dengan temperatur cukup tinggi dan kondisi mata air panas mengalami sedikit sekali pengaruh dari air permukaan atau pengenceran air meteorik. Hal ini didukung oleh data isotop dari mata air panas dimana cenderung menjauhi garis air meteorik

(Meteoric Water Line) yang

mengindikasikan telah terjadinya

pengkayaan 18O karena adanya interaksi

fluida panas dengan batuan di kedalaman.

Perkiraan temperatur bawah

permukaan untuk daerah manifestasi

Talu dan Tombang sebesar 129 – 154

oC menggunakan geotermometer SiO

2

(conductive cooling) sedangkan dengan

geotermometer Na-K menunjukkan

estimasi temperatur sebesar 163 - 224oC

dan termasuk kedalam entalpi sedang

(intermediate-enthalphy).

Berdasarkan data hasil analisis sampel tanah dan udara tanah, pH tanah relatif netral, terdapat anomali Hg dan

CO2 yang tinggi di sekitar manifestasi

Talu dan Tombang dimana temperatur tanah juga relatif lebih tinggi sehingga diperkirakan bahwa tedapat zona-zona lemah di bawah permukaan akibat dari sesar yang memungkinkan munculnya manifestasi panas bumi di daerah ini.

Berdasarkan luas daerah prospek, temperatur fluida bawah permukaan yang diperoleh, maka dilakukan penghitungan potensi sumber daya spekulatif dengan cara sebagai berikut:

Hel = A x Qel (SNI 13-6171-1999).

dengan catatan:

Hel = Besarnya sumber daya (MWe)

A = Luas daerah prospek panas bumi

(km2)

Qel = Daya listrik yang dapat

dibangkitkan per satuan luas (MWe/km2)

Potensi sumberdaya spekulatif untuk manifestasi Talu dan Tombang , dengan

luas daerah prospek sekitar 2,5 km2 dan

temperatur fluida bawah permukaan

sebesar 129 – 154 oC, termasuk ke

dalam entalpi sedang, maka potensi sumberdaya spekulatifnya adalah 50 MWe.

(6)

pemunculan manifestasi panas bumi di daerah Pincurak

Dari analisa geokimia, tipe air panas dari manifestasi Pincurak adalah tipe air sulfat dengan lingkungan berada antara batuan sedimen dan vulkanik. Konsentrasi kimiawi yang cukup tinggi merupakan indikasi bahwa fluida panas yang berasal dari kedalaman pada temperatur tinggi dan tekanan yang membawa senyawa kimia terlarut sebagai hasil interaksi fluida panas dengan batuan di kedalaman. Mata air panas Pincurak berada pada zona

immature waters”, hal ini

menggambarkan kondisi air panas kemungkinan berasal langsung dari kedalaman dengan temperatur cukup tinggi serta menunjukkan bahwa kondisi mata air panas relatif sedikit sekali terpengaruh air permukaan atau pengenceran air meteorik. Hal ini didukung oleh data isotop dari mata air panas dimana cenderung menjauhi garis

air meteorik (Meteoric Water Line) yang

mengindikasikan telah terjadinya

pengkayaan 18O karena adanya interaksi

fluida panas dengan batuan di kedalaman.

Perkiraan temperatur bawah

permukaan untuk daerah manifestasi

Pincurak sebesar 98 – 163 oC

menggunakan geotermometer SiO2

(conductive cooling) sedangkan dengan

geotermometer Na-K menunjukkan estimasi temperatur sebesar 232 – 246

oC dan termasuk kedalam entalpi sedang

- tinggi (intermediate- high enthalphy).

Berdasarkan data hasil analisis sampel tanah dan udara tanah, pH tanah relatif netral, terdapat anomali Hg dan

CO2 yang tinggi di sekitar manifestasi

dimana temperatur tanah juga relatif lebih tinggi sehingga diperkirakan bahwa tedapat zona-zona lemah di bawah permukaan akibat dari sesar yang

memungkinkan munculnya manifestasi panas bumi di daerah ini.

Potensi sumberdaya spekulatif untuk manifestasi Pincurak dan Sitabu , dengan luas daerah prospek sekitar 2.5

km2 dan temperatur fluida bawah

permukaan sebesar 161 – 163 oC,

termasuk ke dalam entalpi sedang, maka potensi sumberdaya spekulatifnya adalah 50 MWe.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penyelidikan geologi dan geokimia daerah panas bumi Kaupaten Pasaman Barat, maka dapat dibuat simpulan sebagai berikut :

1. Kabupaten Pasaman Barat di bagi menjadi 4 (empat) satuan morfologi, yaitu : morfologi perbukitan terjal, perbukitan bergelombang, kerucut vulkanik dan pedataran.

2. Manifestasi panas bumi di

Kabupaten Pasaman Barat pada umumnya berupa mata air panas yang muncul pada lingkungan vulkanik dan sedimen dan dikontrol oleh sesar mendatar dan normal. 3. Dari pemunculan manifestasi panas

bumi maka Kabupaten Pasaman Barat mempunyai 2 (dua) daerah panas bumi, yaitu : daerah panas bumi Talu – Tombang dimana sumber panas diperkirakan dari Gunung Talamau dan daerah panas bumi Pincurak – Sitabu dimana sumber panas diperkirakan berasal dari Gunung Malintang.

4. Tipe air panas (diagram segitiga

Cl-SO4-HCO3) Talu – Tombang dan

(7)

Daerah Manifestasi

Kabupate n

Lokasi Manifest asi

Tempera tur air panas (oC)

Poten si (Mwe)

Sarana penunj ang

Talu - Tombang

Pasaman Barat

Persawah

an 37 - 41 50 baik

Pincurak - Sitabu

Pasaman Barat - Mandailin

g Natal Tepi

sungai 23 - 78,6 50 Akses sangat terbatas

zona “immature water” (diagram

segitiga Na/1000-K/100-√Mg).

5. Perkiraan temperatur bawah

permukaanuntukdaerah panas bumi

Talu _ Tombang dan Pincurak –

Sitabu sebesar 98 - 154oC

menggunakan geotermometer SiO2

(conductive cooling) sedangkan

dengan geotermometer Na-K

menunjukkan estimasi temperatur

sebesar 163 - 246oC dan termasuk

kedalam entalpi sedang - tinggi

(intermediate- high enthalphy).

6. Potensi sumberdaya spekulatif untuk daerah panas bumi Talu - Tombang sebesar ±50 MWe dan untuk daerah panas bumi Pincurak – Sitabu sebesar ±50 MWe. Dengan demikian, potensi sumber daya panas bumi spekulatif di Kabupaten Pasaman Barat adalah sebesar ±100 MWe.

SARAN

Melihat tabel di atas, apabila dilihat dari sarana penunjang menuju ke lokasi maka daerah panas bumi Talu - Tombang dapat lebih diprioritaskan dibandingkan dengan daerah panas bumi Pincurak – Sitabu untuk dilakukan penyelidikan terpadu geologi, geokimia dan geofisika untuk mendapatkan gambaran lebih detail mengenai sistem panasbuminya sehingga dapat ditingkatkan status potensinya.

UCAPAN TERIMA KASIH

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasaman Barat, 2009., Pasaman Barat Dalam Angka, Kerja sama BPS dan Bappeda Kabupaten Pasaman Barat,

Badan Standardisasi Nasional, 2000., Angka Parameter Dalam Estimasi Potensi energi panas bumi, SNI 13- 6482- 2000.

Bemmelen, van R.W., 1949, The Geology of Indonesia, Vol. I A, The Hague. Netherlands.

Fournier, R.O., 1981, Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and Reservoir Engineering, Geothermal System: Principles and Case Histories, John Willey & Sons. New York.

Kastowo, dkk, 1996, Peta Geologi Regional Bersistem Lembar Padang, Sumatera, Skala 1:250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung

Mahon K., Ellis, A.J., 1977, Chemistry and Geothermal System, Academic Press Inc. Orlando.

Giggenbach, W.F., 1988, Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo - Indicators, Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.

Rock, N.M.S., dkk. 1983, Peta Geologi Regional Bersistem Lembar Lubuk Sikaping, Sumatera, Skala 1:250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung.

Tim Survei Pendahuluan, 2010, Survei Pendahuluan Panas Bumi, Daerah Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat, Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi.

(9)

Gambar 2. Peta Geomorfologi daerah penyelidikan Gambar 1 Lokasi Penyelidikan

Daerah

(10)

Gambar 3. Peta Geologi Daerah Talu - Tombang

% Cl

HCO3/Cl

% SO4

20 20

40 40

60 60

80 80

Cl

SO4 HCO3

Cl

SO4 HCO3

M a tu

re wa

te rs

P h e rip

he ra

l w a te rs Vo

lca nic

w ate

rs

Steam heated waters

Gambar 4 Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 Daerah Talu - Tombang, Pasaman Barat

Immature waters Partial equilibrium Full equilibrium

K/100

ROCK Na/1000

% Na K

% Mg 20

20

40 40

60 60

220°

weir box

160° 100°

80 80

Mg T Km

T Kn

Gambar 6 Diagram segitiga Cl-Li-B Daerah Talu-Tombang,Pasaman Barat

Cl/100

B/4

Li 20

20

40 40

60 60

80 80

Li less or C

l absor ption

Rhy olite

Basalt

Lo

w B

/Cl

s

tea

m

Low B/Cl steam

A

bs

orp

tion

o

f

Abs orption of

Gambar 7. Diagram Isotop Oksigen-18 dan

(11)

612000 mE 610000 mE 606000 mE 608000 mE

598000 mE 600000 mE 602000 mE 604000 mE

21000 mN 22000 mN 23000 mN 24000 mN 34000 mN

30000 mN 31000 mN 32000 mN 33000 mN

29000 mN

27000 mN 28000 mN

26000 mN

25000 mN

500 500

90 0 900

B. Tin ggan AP.Tombang 1

AP.Tombang 1

AP.Talu 1 - 2

‹

‹ ‹‹

PETA INDEKS

DAERAH P ENYELIDIKAN > 200 ppb

100 - 200 ppb

< 100 ppb

9 9º

Peta Topografi Lembar

Cib a da k Ai rma ni s

Kag ol o g ol o M ua ras a i bi Bataha n Natal

Koordinator Tim Panas Bumi

Ir.Sri Widodo

P2K Pusat Sumber Daya Geologi

Ir. Sabtanto Joko Suprapto

Lubuk Sikaping, Padang

2010

Bangbang Sulaeman, B.Sc, Janes Simanjuntak, MT

Lampiran

BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran ( DIPA ) Nomor : 0164.0/020-13.1/-/2010

Disusun

Digambar

Diperiksa

Disetujui/Disahkan

Kampung Jalan Setapak Air Panas

Titik Ukur Geokimia

Kontur Interval 100 m

Sungai

Jalan Raya

Pekan b aru

Am p alu

PETA DISTRIBUSI Hg DAERAH PANAS BUMI TALU - TOMBANG KAB. PASAMAN BARAT, PROVINSI SUMATERA BARAT

995

G. TABAT Tanang Silalang

Botung Sarasah

Batang Semut

Baharu

Gambar 8. Peta distribusi Hg daerah panas bumi Talu - Tombang

612000 mE 610000 mE 606000 mE 608000 mE

598000 mE 600000 mE 602000 mE 604000 mE

21000 mN 22000 mN 23000 mN 24000 mN 34000 mN

30000 mN 31000 mN 32000 mN 33000 mN

29000 mN

27000 mN 28000 mN

26000 mN

25000 mN

50 0 50 0

90 0 900

B. Tin ggan

AP.Tombang 1

AP.Tombang 1

AP.Talu 1 - 2

‹

‹ ‹‹

PETA INDEKS

DAERAH P ENYELIDIKAN 99 º

Peta Topografi Lembar

Ci ba d a k Ai rm a ni s

Kag o l og ol o Mu a ra sa i b i Ba tahan Na tal

L UBUKSIKAPING

Bas o Batuga j ah L ub u k ban d aharo Tandu n M u ara takus

Koordinator Tim Panas Bumi

Ir.Sri Widodo

P2K Pusat Sumber Daya Geologi

Ir. Sabtanto Joko Suprapto

Lubuk Sikaping, Padang

2010

Bangbang Sulaeman, B.Sc, Janes Simanjuntak, MT

Lampiran

BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran ( DIPA ) Nomor : 0164.0/020-13.1/-/2010

Disusun

Digambar

Diperiksa

Disetujui/Disahkan

Kampung Jalan Setapak Air Panas

Titik Ukur Geokimia

Kontur Interval 100 m

Sungai

Jalan Raya

Pek a nbaru

Am p al u

PETA DISTRIBUSI CO2 DAERAH PANAS BUMI TALU - TOMBANG KAB. PASAMAN BARAT, PROVINSI SUMATERA BARAT

> 15 %

10 - 15 %

< 10 %

995

G. TABAT Tanang Silalang

Botung Sarasah

Batang Semut

(12)

Gambar 10. Peta Geologi Daerah Pincurak - Sitabu

% Cl

HCO3/Cl

% SO4

20 20

40 40

60 60

80 80

Cl

SO4 HCO3

Cl

SO4 HCO3

M atu

re w a te rs

P h e riph

e ra l w

a te rs Vo

lca nic w

aters

Steam heated waters

Gambar 11 Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 Daerah Pincurak-Sitabu,Pasaman Barat

Immature waters Partial equilibrium Full equilibrium

K/100

ROCK Na/1000

% Na K

% Mg

20 20

40 40

60 60

220°

weir box 160°

100°

80 80

Mg T Km

T Kn

Gambar 13 Diagram segitiga Cl-Li-B Daerah Pincurak - Sitabu,Pasaman Barat

Cl/100

B/4

Li 20

20

40 40

60 60

80 80

Li less or Cl a

bsor ption

Rhyolite

Ba salt

Lo

w B

/Cl

s

team

Low B/C l steam

A

bso

rption of

Abs orption

of

Gambar 14. Diagram Isotop Oksigen-18

(13)

102º

Barungbarung Rendah Abai KOTOTUJUH

101º Bukit Gadang Palaular Solok Cupak

Painan Paadang Panjang

100º30'

DAERAH PENYELIDIKAN Muarasaibi Natal PETA INDEKS

Kagologolo 300300300300 300

581000 mE 580000 mE 54000 mN

582000 mE 583000 mE 584000 mE 585000 mE 42000 mN

576000 mE 577000 mE 578000 mE 579000 mE 575000 mE

43000 mN 44000 mN 45000 mN 49000 mN

48000 mN

46000 mN 47000 mN 50000 mN 51000 mN 52000 mN 53000 mN

900

Laut Tinggal

B.S

Koordinator Tim Panas Bumi

Ir.Sri Widodo

P2K Pusat Sumber Daya Geologi

Ir. Sabtanto Joko Suprapto

Lubuk Sikaping, Padang Peta Topografi Lembar Disetujui/Disahkan

BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran ( DIPA )

Nomor : 0164.0.020-13.1/-/2010 Disusun

Jalan Setapak > 300 ppb

150 - 300 ppb

Air Panas

Titik Ukur Geokimia Kampung

Sungai Jalan Raya Kontur Interval 100 m

Bangbang Sulaeman,B.Sc, Janes Simanjuntak, MT PETA DISTRIBUSI Hg DAERAH PANAS BUMI PINCURAK KAB. PASAMAN BARAT, PROVINSI SUMATERA BARAT

2010

Gambar 15. Peta distribusi Hg daerah panas bumi Pincurak - Sitabu

581000 mE 580000 mE 54000 mN

582000 mE583000 mE584000 mE585000 mE

42000 mN

576000 mE577000 mE578000 mE579000 mE

575000 mE 43000 mN 44000 mN 45000 mN 49000 mN

48000 mN

46000 mN 47000 mN 50000 mN 51000 mN 52000 mN 53000 mN

900 Laut Tinggal

B.

DAERAH PENYELIDIKAN PETA INDEKS

98º30'

444444444

2. 4

0 1.000 2.000

meter U

‹ KETERANGAN

Lampiran

Ir.Sri Widodo

Lubuk Sikaping, Padang Peta Topografi Lembar Disetujui/Disahkan Disusun

Digambar

Diperiksa

Bangbang Sulaeman,B.Sc, Janes Simanjuntak, MT

S u w a r n o

Koordinator Tim Panas Bumi

P2K Pusat Sumber Daya Geologi

Ir. Sabtanto Joko Suprapto 1.000 0

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran ( DIPA ) Nomor : 0164.0.020-13.1/-/2010

2.000

meter U

BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Jalan Setapak

Air Panas

Titik Ukur Geokimia Kampung

Sungai Jalan Raya Kontur Interval 100 m PETA DISTRIBUSI CO2 DAERAH PANAS BUMI PINCURAK KAB. PASAMAN BARAT, PROVINSI SUMATERA BARAT

2010

Gambar

Gambar 1 Lokasi Penyelidikan
Gambar 3.  Peta Geologi Daerah Talu - Tombang
Gambar 8.  Peta distribusi Hg  daerah panas bumi  Talu - Tombang
Gambar 10. Peta Geologi Daerah Pincurak - Sitabu
+2

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik Geokimia Panas Bumi Berdasarkan Data Air Panas Gunung Welirang Provinsi Jawa Timur.. Panduan Teknik Panasbumi, Jurusan Teknik

Dalam sistem panas bumi Lilli- Sepporaki, suplai fluida berasal dari daerah resapan yang berasal dari satuan vulkanik Walimbong atau pada satuan morfologi vulkanik denudasional yang

Zona anomali di bagian tengah diperkirakan berasosiasi dengan kontak antara batuan vulkanik berumur Kuarter dengan batuan intrusi granit juga dengan beberapa manifestasi panas

Manifestasi panas bumi yang muncul di permukaan di daerah penyelidikan diduga akibat adanya tubuh terobosan batuan granit, granodiorit maupun batuan metamorf serta sesar Masaingi

hidrotermal yang terbentuk pada litologi breksi dan lava andesit di sumur CBD-1 ini diperkirakan sebagai bagian dari batuan penudung (caprock) sistem panas bumi Cubadak

peta kompilasi daerah panas bumi Wapsalit (Gambar 8). 1) Prospek panas bumi daerah Wapsalit berada di lingkungan batuan metamorf derajat rendah. 2) Sumber Panas sistem panas

Sedangkan di bagian selatan didominasi batuan produk Bilungala dan batuan vulkanik Pinogoe berumur Tersier Atas-Kuarter Bawah (Andesit, piroklastik). 3) Terdapat dua sistem

panas bumi Makale disusun oleh batuan sedimen seperti Batugamping, Batulempung, dan Batupasir. Sedangkan di bagian tengah dan sedikit di bagian utara didominasi batuan produk