i
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
TBParu adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis dan telah ada sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Kuman TB paru dapat menyerang semua bagian tubuh manusia, dan yang paling sering terkena
adalah organ paru (90%).1 Mycobacterium Tuberculosis telah menginfeksi sepertiga penduduk di dunia dan untuk itu pada tahun 1993 World Health Organisation (WHO) mencanangkan kedaruratan global penyakit TB karena pada sebagian besar negara di dunia, pada pasien yang menderita TB paru harus
melakukan pengobatan penyakit TB yang memerlukan jangka waktu yang lama
dan rutin yaitu 6-9 bulan.
Pada tahun 1882 Robert Koch menemukan basil penyebab tuberkulosis dan istilah saat itu untuk penyakit ini adalah “consumption”, yang merupakan penyebab kematian utama di masa itu Pada tanggal 24 Maret 1882, Koch mempersentasikan hasil penemuannya tersebut di Berlin dan hasil penelitiannya itu dipublikasikan pada jurnal setempat, sehingga setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai hari tuberkulosis di seluruh dunia.iPada tahun 1915, di
Amerika Serikat dilakukan kampanye pemberantasan TB, saat itu masih dianut paham bahwa penularan TB adalah melalui kebiasaan meludah disembarangan tempat dan ditularkan melalui debu dan lalat. Hingga tahun 1960, paham ini masih dianut di Indonesia.1
Menurut WHO setiap tahun di dunia diperkirakan terdapat 8,7 juta kasus
TB paru dan 1,7 juta kematian akibat TB paru. Bila tidak diupayakan
pengendalian yang 25 tahun kemudian diperkirakan angka kematian akan
mencapai 40 juta orang per tahun.4 Penderita TB paru meningkat setiap tahunnya
oleh karena setiap satu penderita TB paru dengan sputum mengandung Bakteri
Tahan Asam (BTA) positif akan menularkan pada 10-15 orang setiap tahunnya.
vi dua penyebab tingginya angka mortalitas dewasa sementara di Indonesia TB
Paru menduduki peringkat 3 dari 10 penyebab kematian dengan proporsi 10% dari mortalitas total. Angka insidensi semua tipe TB paru Indonesia tahun 2010 adalah 450.000 kasus atau 189 per 100.000 penduduk, angka prevalensi semua tipe TB paru 690.000 atau 289 per 100.000 penduduk dan angka kematian TB paru 64.000 atau 27 per 100.000 penduduk atau 175 orang per hari.4 Meskipun memiliki beban penyakit TB paru yang tinggi, Indonesia merupakan negara pertama diantara High Burden Country (HBC) di wilayah WHO Asia Tenggara yang mampu mencapai target global TB paru untuk deteksi kasus dan keberhasilan pengobatan pada tahun 2006.10
Di Indonesia, saat ini diperkirakan terdapat 450.000 penderita TB menular setiap tahunnya (atau prevalensi sebesar 300/100.000) dengan angka insidens 225.000 kasus per tahunnya ; sebagian besar penderita termasuk dalam kelompok usia produktif, yaitu antara 20-49 tahun. Keadaan di negara-negara yang sedang berkembang lainnya tidak banyak berbeda, bahkan di negara-negara Afrika yang tertimpa wabah AIDS, keadannya jauh lebih buruk. Semua
inilah yang mendorong WHO untuk menyatakan “Kegawatan TB secara
Global” (TB Global Emergency) pada tahun 1994.
TB paru merupakan suatu penyakit kronik yang salah satu kunci
keberhasilan pengobatannya adalah kepatuhan dari penderita. Penyakit menular ini sebenarnya dapat disembuhkan dengan obat yang efektif, namun pengobatan TB paru harus dilakukan selama minimal 6 bulan dan harus diikuti dengan manajemen kasus dan tata laksana pengobatan yang baik.7DirectlyObserved Treatment Shortcourse (DOTS)adalah strategi penyembuhan TB paru jangka
vi
pendek dengan pengawasan secara langsung, dengan menggunakan strategi DOTS, maka proses penyembuhan TB paru dapat berlangsung secara cepat. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan penderita TB paru di puskesmas kota Medan.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan umum dari penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan penderita TB paru di Puskesmas Helvetia Kota Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui karakteristik responden dari jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, pekerjaan dan kategori penderita.
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit TB paru.
3. Mengetahui sikap penderita TB paru yang telah terinfeksi.
4. Untuk mengetahui tindakan penderita TB paru yang telah terinfeksi penyakit TB paru.
vi
1.4 Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Memberikan informasi bagi peneliti tentang pengetahuan, sikap dan tindakan penderita TB paru.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai TB paru sehingga masyarakat mengetahui faktor risiko TB paru dan dapat melakukan
pencegahan sebelum timbulnya gejala TB paru.
3. Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti atau pembaca yang berkaitan dengan pengetahuan dan sikap petugas kesehatan terhadap tentang TB paru.
4. Sebagai bahan bacaan ilmiah di perpustakaan dan tambahan pengetahuan bagi petugas kesehatan tentang penyakit TB paru.