• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria Diwilayah Kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria Diwilayah Kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

WHO menyatakan dalam Laporan Malaria Dunia 2013 bahwa nyawa yang diselamatkan sebagian besar berasal dari 10 negara dengan tingkat beban malaria tertinggi dan anak-anak berusia di bawah lima tahun. Upaya global untuk memberantas malaria telah menyelamatkan 3,3 juta nyawa sejak 2000, memangkas angka kematian global akibat penyakit yang ditularkan oleh nyamuk ini sebesar 45 persen dan separuh di antara anak-anak berusia di bawah lima tahun. WHO menyatakan dalam Laporan Malaria Dunia 2013 bahwa langkah-langkah pencegahan dan pengendalian yang diperluas membantu menurunkan kematian dan sakit akibat malaria. Dari 3,3 juta nyawa yang diselamatkan, sebagian besar berasal dari 10 negara dengan tingkat beban malaria tertinggi dan anak-anak berusia di bawah lima tahun, kelompok yang paling banyak terjangkit penyakit tersebut.

(2)

malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini tersebar luas di berbagai daerah dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit malaria ini ,dengan derajat infeksi yang bervariasi (Ferdinand, 2009).

Kasus malaria di sekitar Jawa Bali pada tahun 2008 mengalami peningkatan API (Annual Parasite Index) 0,16 dari 0,15 pada tahun 2005. API (Annual Parasite Index) merupakan angka kejadian malaria yang di hitung per 1000 penduduk sedangkan AMI (Annual Malaria Insidence) untuk luar Jawa Bali di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun. Pada tahun 2008 angka kesakitan malaria sebesar 18,82 per 1000 penduduk dari 24,75 pada tahun 2005 (Depkes RI, 2008)

Dalam rangka pengendalian penyakit malaria banyak hal yang sudah maupun sedang dilakukan baik dalam skala global maupun nasional. Malaria merupakan salah satu indikator dari target Pembangunan Milenium (MDGs), dimana ditargetkan untuk menghentikan penyebaran dan mengurangi kejadian insiden malaria pada tahun 2015 yang dilihat dari indikator menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat malaria. Global Malaria Programme (GMP) menyatakan bahwa malaria merupakan penyakit yang harus terus menerus dilakukan pengamatan, monitoring dan evaluasi, serta diperlukan formulasi kebijakan dan strategi yang tepat. Di dalam GMP ditargetkan 80% penduduk terlindungi dan penderita mendapat pengobatan Arthemisinin based Combination Therapy (ACT) ( Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan,Volume 1 Triwulan I 2011).

(3)

sampai seluruh pulau tercakup guna terwujudnya masyarakat yang hidup sehat yang terbebas dari penularan malaria sampai tahun 2030. Status Indonesia masih tahap pertama yaitu pada eliminasi malaria di DKI, Bali dan Barelang Binkar pada tahun 2010.

Berdasarkan laporan sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas Sumatera Utara tahun 2008 malaria klinis menempati urutan ketiga jumlah kunjungan 30.673 (6,52%) setelah Influenza jumlah kunjungan 271.098 (57,63%) dan Diare jumlah kunjungan 94.261 (20,03%). Sumatera Utara merupakan daerah yang endemis malaria di antaranya Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Labuhan Batu, Serdang Bedagai, Asahan, Samosir, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Nias, Nias Selatan, Batu Bara, Padang Lawas, Padang Lawas Utara dan Kabupaten Labuhan Batu Utara (Pemprovsu, 2010).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sumatera Utara tahun 2011 sebanyak 67.314 warga Sumatera Utara ditemukan positif menderita malaria, untuk daerah yang paling banyak ditemukan penderita malaria diantaranya Nias dengan jumlah 14.165 kasus, Deli Serdang 9.124 kasus, Mandailing Natal (Madina) 7.011 kasus Padang Lawas dengan 6.942 kasus, Labuhan Batu 6.263 kasus, Nias Selatan 4.692 kasus, Batu Bara 4.340 kasus, Tapanuli Tengah (Tapteng) 3.416 kasus, dan Padang Lawas (Paluta) sebanyak 2.622 kasus (profil Dinkes SUMUT, 2011).

(4)

sebelah selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, sebelah timur dengan Kabupaten Tapanuli Utara,sebelah barat Berbatasan dengan Sibolga dan Samudera Indonesia.

Kabupaten Tapanuli Tengah terbagi atas 20 kecamatan, dengan luas keseluruhan 2,194.98 km². Sebagian besar wilayah kabupaten ini berada di dataran Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di pulau- pulau kecil sekitarnya. Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan daerah beriklim tropis dan hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musin hujan. Pada periode Januari – Desember 2011 suhu udara maksimum bisa mencapai 31.5ºC dan suhu minimum mencapai 21.40ºC dengan rata – rata suhu mencapai 26.20ºC.

Berdasarkan data kesakitan dan kematian akibat malaria menurut jenis kelamin, Kecamatan dan Puskesmas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah di tahun 2010 tercatat penderita malaria tanpa pemeriksaan sediaan darah di Kabupaten Tapanuli Tengah terdapat 3.405 orang penderita Malaria dan penderita malaria dengan pemeriksaan sediaan darah terdapat 480 orang penderita malaria. Pada tahun 2011, tercatat penderita malaria tanpa pemeriksaan sediaan darah terdapat 12.038 orang dan penderita malaria dengan pemeriksaan sediaan darah 11.742 orang. Pada tahun 2012,tercatat penderita malaria tanpa pemeriksaan sediaan darah 9.264 dan penderita malaria dengan pemeriksaan sediaan darah 324 orang. Dilihat dari data kesakitan dan kematian akibat malaria menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas dari dinas kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah tercatat 333 malaria yang positif.

(5)

penduduk di tahun 2012 dan 0,192 per 1000 penduduk di tahun 2013. Kecamatan Pandan merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi. Dengan luas hanya 36,31 km²,Kecamatan Pandan memiliki jumlah penduduk pada tahun 2013 sebanyak 25.961 jiwa.

Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu daerah endemis malaria dibandingkan dengan kecamatan lain yang berada di kabupaten tapanuli tengah. Berdasarkan letak geografis nya, kecamatan pandan Kabupaten Tapanuli Tengah berada dekat dengan daerah pantai dan sebagian daerah kecamatan Pandan masih terdapat daerah rawa. karena kondisi lingkungan tersebut kecamatan pandan sangat berpotensi sebagai tempat perindukan dan perkembangbiakan nyamuk Anopheles spp. Selain itu, perilaku masyarakat yang sering berada di luar rumah khususnya pada malam hari yang dapat mempermudah penularan penyakit malaria.

Puskesmas Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari 6 wilayah cakupan yaitu Pandan, Sibuluan Raya, Lubuk Tukko, Sibuluan Indah, Sibuluan Nauli dan Aek Tolang. Pandan adalah salah satu wilayah cakupan Puskesmas Pandan yang memiliki penderita malaria terbanyak dibandingkan dengan wilayah cakupan puskesmas Pandan yang lainnya. Dilihat dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah berdasarkan jenis kelamin tahun 2012 penderita malaria klinis sebanyak 81 orang dari 5.963 jiwa dan pada tahun 2013 penderita malaria klinis sebanyak 133 orang dari 5.963 jiwa dan dilihat dari letak geografis nya, Pandan berada dekat daerah rawa dan pantai.

(6)

persinggahan nyamuk disekitar rumah (Wahyuningtyas, 2011). Berdasarkan hasil penelitian Pamela (2009) menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara keberadaan langit-langit, kerapatan dinding, keberadaan parit atau selokan dengan kejadian malaria.

Upaya pengendalian penyakit malaria di pandan sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah akan tetapi angka penderita penyakit malaria masih ada. Dengan demikian berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014.

1.2. Rumusan Masalah

Tingginya angka kejadian Malaria di Kelurahan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah dan kondisi lingkungan yang mendukung tempat perindukan nyamuk Anopheles spp,maka di perlukan penelitian tentang hubungan perilaku masyarakat dan kondisi lingkungan rumah dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Pandan Kelurahan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku masyarakat dan kondisi lingkungan rumah dengan kejadian malaria.

1.3.2. Tujuan Khusus

Adapun Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah :

(7)

2) Untuk mengetahui sikap masyarakat tentang penyakit malaria. 3) Untuk mengetahui tindakan masyarakat terhadap penyakit malaria.

4) Untuk mengetahui ada atau tidak tempat perkembang biakan nyamuk Anopheles spp yang akan mengakibatkan penyakit malaria. Seperti: Genangan air,rawa-rawa dan kolam yang menjadi tempat perindukan nyamuk Anopheles Spp.

5) Untuk mengetahui tempat beristirahat nyamuk Anopheles spp yang akan mengakibatkan penyakit malaria seperti: ada atau tidak baju yang bergantungan, kolong tempat tidur.

6) Untuk mengetahuiada tidak nya kandang ternak masyarakat dan jarak kandang ternak dari rumah masyarakat di pandan.

1.4. Manfaat Penelitian

1) Sebagai masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah tentang penanggulangan penyakit malaria

2) Sebagai masukan bagi Puskesmas Pandan dalam program pencegahan malaria 3) Sebagai informasi penting bagi masyarakat bagaimana cara pencegahan dan

penanggulangan penyakit malaria

4) Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan FKM USU dan peneliti selanjutnya 5) Hasil penelitian ini diharapkan sebagai informasi yang bermanfaat bagi peneliti

selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

PEM ERINTAH KABUPATEN KLATEN PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA.. BIDANG CIPTA KARYA DPU

 Guru mengajak siswa melakukan permainan membandingkan bilangan dengan menggunakan kartu bilangan yang dibuat. Kegiatan berkreasi ini tidak digunakan untuk

Sebagaimana peneliti lapangan itu adalah suatu bentuk penelitian yang dilakukan dengan cara peneliti turun langsung di lapangan untuk mendapatkan data yang valid mengenai

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh faktor internal perusahaan yang terdiri dari komite audit, ukuran perusahaan, debt to equity ratio dan faktor eksternal perusahaan

Money Bank harus dapat menjamin layanan tersebut dapat mengakses layanan kapan saja nasabah menginginkannya, sangat disarankan untuk down time karena

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO ASSETS RATIO DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PROPERTYi. DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI

Berdasarkan hasil pengujian regresi data panel, kepemilikan manajerial (MAN), kepemilikan institusional (INST), kebijakan dividen (DPR), dan kebijakan hutang (DER) secara

Teknik analisis data adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dalam rangka menguji kebenaran hipotesis hingga memberikan kesimpulan