• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Ergonomi Redesain Meja Dan Kursi Siswa Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Ergonomi Redesain Meja Dan Kursi Siswa Sekolah Dasar"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Redesain produk secara ergonomis harus disesuaikan dengan manusia

penggunanya. Apabila produk tidak ergonomis akan menimbulkan berbagai

dampak negatif bagi manusia yang akan terjadi baik dalam jangka pendek maupun

jangka panjang seperti nyeri dan kelelahan. Salah satu produk yang harus

diredesain sesuai dengan penggunanya adalah meja dan kursi sekolah. Hal ini

dikarenakan meja dan kursi sekolah cenderung memiliki ukuran yang sama mulai

dari kelas I sampai kelas 6. Padahal dimensi tubuh anak berbeda satu sama lain.

Meja merupakan salah satu fasilitas sekolah berupa permukaan datar

yang disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci. Sedangkan kursi

adalah sebuah fasilitas sekolah yang digunakan untuk duduk serta memiliki

beberapa kaki untuk mendukung berat tubuh pengguna dan ada yang memiliki

sandaran kursi. Meja dan kursi merupakan sarana pendukung yang menunjang

aktivitas belajar mengajar di sekolah. Anak menggunakan meja dan kursi sekolah

selama kurang lebih 6 jam lamanya setiap hari ketika proses belajar mengajar

berlangsung. Jika sikap duduk anak tidak benar seperti membungkuk ke depan,

maka perkembangan tulang belakang anak akan terganggu. Oleh karena itu, meja

dan kursi sekolah harus sesuai dengan ukuran tubuh anak atau ergonomis. Meja

(2)

sehat sehingga tidak menimbulkan keluhan muskuloskeletal. Sebaliknya, jika

meja dan kursi tidak ergonomis, pemakainya akan cepat merasakan lelah dan

mengalami keluhan muskuloskeletal (Musa et al., 2011).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chiu et al. (2012) di Taiwan,

ketidakergonomisan meja dan kursi pada sekolah dasar mengakibatkan sakit pada

tulang belakang dikarenakan postur tubuh bekerja secara tidak alami dan

mengganggu pertumbuhan tulang pada anak. Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Afzan et al. (2012) di Malaysia menyatakan 100 % dari tinggi

badan anak tidak sesuai dengan tinggi kursi, kedalaman kursi dan tinggi meja.

Selain itu, 44 % sandaran kursi tidak sesuai dengan tinggi anak untuk anak yang

duduk di kelas 2. Sedangkan bagi anak yang duduk di kelas 5, tinggi anak 79 %

tidak sesuai dengan tinggi kursi, 91 % dengan sandaran kursi dan 100 % dengan

kedalaman kursi dan tinggi meja. Penelitian lainnya dilakukan oleh Sutafa et al.

(2012) di Bali yang menyatakan bahwa anak mengalami keluhan muskuloskeletal

utamanya pada leher, bahu, tulang belakang, pinggang, pantat, siku, paha dan

pangkal kaki serta mampu mengurangi konsentrasi anak selama belajar yang

diakibatkan oleh ketidakergonomisan meja dan kursi sekolah.

Dari penelitian diatas dapat diketahui bahwa telah banyak penelitian

mengenai meja dan kursi pada sekolah-sekolah. Di Indonesia sendiri telah banyak

yang melakukan penelitian terhadap meja dan kursi sekolah ini. Tetapi, aplikasi

hasil penelitian masih jarang direalisasikan sehingga meja dan kursi sekolah

dalam negeri cenderung hanya memperhatikan aspek fungsional, tanpa

(3)

selain memperhatikan aspek ergonomis, fungsi meja dan kursi digunakan sebagai

penghias ruangan. Oleh karena itu, penelitian mengenai kursi dan meja sekolah

dilakukan di Medan yaitu pada Sekolah Dasar ABC.

Meja dan kursi sekolah yang ada di Sekolah Dasar ABC ini ada dua jenis

kursi dan meja dengan jenis pertama untuk anak kelas 1 dan kelas 2, serta jenis

kedua untuk anak kelas 3 sampai kelas 6. Berdasarkan penelitian pendahuluan

yang dilakukan dengan cheklist penelitian pada Lampiran 2, dari kedua sekolah

ini untuk semua jenis meja dan kursi yang digunakan siswa menyebabkan 100 %

dari tinggi meja, tinggi meja dari bawah meja dan tinggi kursi tidak sesuai dengan

anak serta 77,97 % dari tinggi sandaran punggung tidak sesuai dengan anak kelas

I. Sedangkan siswa kelas 5, 100 % dari tinggi meja tidak sesuai dengan anak,

tinggi meja dari bawah meja dan tinggi sandaran punggung sebanyak 98,73 %

yang tidak sesuai dengan anak dan 91,14 % dari tinggi kursi yang tidak sesuai

dengan anak.

Ketidaksesuaian dimensi meja dan kursi ini mengakibatkan postur tubuh

siswa Sekolah Dasar ABC berada pada posisi tubuh yang tidak normal.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan Standard Nordict

Questionaire pada Lampiran 1, posisi tubuh yang tidak normal seperti

membungkuk ini mengakibatkan siswa sering mengalami keluhan

muskuloskeletal dengan kategori agak sakit pada leher bagian atas, tangan kanan,

lutut kanan dan kaki kanan. Keluhan sakit sering dialami siswa pada bagian tubuh

punggung, pinggang, leher bagian atas, siku kiri dan lutut kanan. Hal itu

(4)

anak yang menggantung seperti pada Gambar 1.1. (a) dan tulang belakang anak

yang tidak ditopang oleh sandaran kursi seperti pada Gambar 1.1. (b).

(a) (b)

Sumber : Hasil Pengamatan

Gambar 1.1. Sikap Anak Dalam Menggunakan Meja dan Kursi Sekolah

Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan untuk meminimalisasi

ketidaksesuaian meja dan kursi sekolah terhadap siswa serta untuk mendapatkan

hasil redesain meja dan kursi yang ergonomis.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah postur tubuh anak

ketika menggunakan meja dan kursi sekolah yang tidak ergonomis sehingga

menyebabkan keluhan muskuloskeletal. Oleh karena itu, meja dan kursi sekolah

tersebut perlu diredesain secara ergonomis dan hasil redesain dianalisis kembali

(5)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melakukan redesain meja dan

kursi sekolah secara ergonomis berdasarkan antropometri tubuh siswa sekolah

dasar.

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk melakukan:

1. Analisis tingkat keluhan muskuloskeletal yang dialami oleh anak ketika

menggunakan meja dan kursi yang tidak ergonomis.

2. Analisis ketidaksesuaian dimensi tubuh anak dengan dimensi meja dan kursi

sekolah.

3. Analisis postur tubuh anak ketika menggunakan meja dan kursi yang tidak

ergonomis.

4. Analisis hasil redesain meja dan kursi sekolah yang telah diperoleh

berdasarkan sikap duduk atau postur tubuh anak.

1.4 Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar ABC, Medan.

(6)

3. Redesain hanya dilakukan untuk anak yang duduk di kelas I dan 5 sekolah

dasar yang berusia 5 sampai 12 tahun.

4. Redesain hanya dilakukan pada anak yang tidak memiliki cacat tubuh secara

fisik.

5. Hasil redesain meja dan kursi sekolah hanya berdasarkan tinggi meja, lebar

meja, panjang meja, tinggi meja dari bawah meja, tinggi kursi, lebar kursi,

panjang kursi, tinggi sandaran punggung kursi dan lebar sandaran punggung

kursi.

6. Pemecahan masalah dibatasi hanya sampai pada pemberian usulan redesain

meja dan kursi sekolah yang ergonomis sesuai dengan antropometri tubuh

siswa, tidak sampai pada pembuatan produk secara nyata.

7. Hasil redesain meja dan kursi sekolah dilakukan tanpa mempertimbangkan

jenis bahan dan faktor biaya yang dikeluarkan untuk implementasi usulan

ergonomi yang diberikan.

8. Redesain hanya dilakukan berdasarkan tahap perancangan menurut Pahl dan

Beitz.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Proses belajar mengajar yang ada di Sekolah Dasar ABC, Medan berjalan

dengan normal.

2. Alat ukur yang digunakan berada dalam kondisi baik.

3. Selama penelitian berlangsung, antropometri tubuh anak tidak mengalami

(7)

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat merancang meja dan kursi sekolah secara

ergonomis, sehingga dapat digunakan dengan lebih efektif, nyaman, aman,

sehat, dan efisien.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengurangi keluhan muskuloskeletal

yang dialami siswa ketika menggunakan meja dan kursi sekolah.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki postur kerja siswa ketika

menggunakan meja dan kursi sekolah.

1.5.2 Manfaat Akademis

Manfaat akademis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam hubungannya dengan

perancangan meja dan kursi sekolah secara ergonomis.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai

perancangan meja dan kursi sekolah secara ergonomis.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat merangsang para peneliti untuk meneliti

lebih dalam mengenai sikap belajar di sekolah, khususnya tinjauan dari

(8)

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut:

Bab I menjelaskan tentang pendahuluan dimana bab ini berisi latar

belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan dan asumsi penelitian,

manfaat penelitian berupa mamfaat praktis dan mamfaat akademis dan sistematika

penulisan tugas akhir.

Bab II menjelaskan tentang gambaran umum dimana bab ini berisi sejarah

sekolah, struktur organisasi, aktivitas sekolah dan fasilitas-fasilitas sekolah.

Bab III menjelaskan tentang landasan teori dimana bab ini berisi teori-teori

yang digunakan dalam penelitian berupa teori tentang ergonomi, metodologi

ergonomi, desain dan redesain peralatan kerja, model perancangan menurut Pahl

dan Beitz, konsep desain, postur kerja, sikap kerja duduk, work related

musculoskeletal disorders (WMSDs) dan antropometri. Sumber teori atau literatur

yang digunakan diambil dari buku-buku, jurnal penelitian dan draft tugas sarjana

mahasiswa yang pernah mengangkat topik permasalahan yang sama.

Bab IV menjelaskan tentang metodologi penelitian dimana bab ini berisi

jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, objek penelitian, instrumen

penelitian, sumber data, kerangka konseptual, tahap penelitian, metode

pengumpulan data, metode pengolahan data, analisis pemecahan masalah,

kesimpulan dan saran.

Bab V menjelaskan tentang pengumpulan dan pengolahan data dimana bab

(9)

data hasil kuesioner penelitian serta data antropometri siswa sekolah dasar.

Kemudian dari pengumpulan data yang dilakukan dilanjutkan dengan pengolahan

data berdasarkan langkah-langkah redesain meja dan kursi secara ergonomis

berdasarkan langkah-langkah perancangan menurut Pahl dan Beitz.

Bab VI menjelaskan tentang pembahasan dimana bab ini berisi

pembahasan dari hasil redesain meja dan kursi sekolah berdasarkan pengolahan

data yang dilakukan.

Bab VII menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dimana bab ini berisi

kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan saran-saran yang

Gambar

Gambar 1.1. Sikap Anak Dalam Menggunakan Meja dan Kursi Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bagian ini dibahas tentang data yang dianalisis, mengestimasi model rataan dan volatilitas return indeks pasar, mengestimasi regresi CAPM terdistribusi

Sentuhan ringan mencakup pijatan sangat ringan yang bisa membuat bulu-bulu halus berdiri dengan mengelus permukaan luar lengan ibu, mulai dari tangan sampai siku

Tambang, iarbon ofset) berbasis pada iomoditas eisport. • Kepentingan iaum iapitalisme di indonesia masih mengunaian sistem sosial yang feodalisme dimana monopoli tanah merupaian

“Sebagai seorang pendidik, guru senantiasa dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat memotivasi siswa dalam belajar mengajar

Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini dirancang untuk mengembangkan kompetensi penguasaan konsep dasar dan aplikasi fisika halam kehidupan sehari-hari,

Sebelum membincangkan tentang perkembangan ekonomi selepas merdeka, adalah perlu ditinjau terlebih dahulu dasar tanah yang telah dikuatkuasakan oleh penjajah Inggeris, kerana

Those steps are selecting a corpus of language, identifying of errors in the corpus, classifying of errors identified, explaining of the psycholinguistic cause of the errors

Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa smp melalui pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif.. Pengaruh pembelajaran berbasis