• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan ekonomi di dalam proses perkembangan dan perilakunya diatur

dan dikendalikan oleh pranata-pranata hukum, agar tidak menyimpang dari politik

pembangunan yang digariskan oleh pemerintah. Di negara-negara yang

perkembangan ekonominya maju, pranata-pranata hukum bisnis telah disiapkan

jauh ke depan untuk mengantisipasi proses dan perilaku ekonomi, mencegah

terjadinya berbagai penyimpangan atau kecurangan yang terjadi. Sementara

fenomena yang terjadi di negara yang sedang berkembang, pranata hukum di

bidang ekonomi atau perdagangannya belum mampu mengakomodir aktivitas

dan proses ekonomi yang terjadi.1

Para pelaku ekonomi cenderung memiliki nilai yang bertolak dari premis

“memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang

sekecil-kecilnya”. Kondisi ini akan berpotensi menyebabkan terjadinya

penyimpangan di bidang kejahatan ekonomi, yang kadang-kadang tidak diketahui

oleh masyarakat luas, karena dilakukan dengan modus operandi yang

tersembunyi dan canggih.2

1

Erma Wahyuni dkk, Kebijakan Dan Manajemen Hukum Merek(Yogyakarta: Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia (YPAPI),2011) hlm. 1.

2

Ibid., hlm.2.

Modus operandi yang tersembunyi dan canggih

tersebut sering dilakukan dalam bidang Hak Merek yang merupakan Hak Atas

▸ Baca selengkapnya: jurnal penyesuaian iklan yang telah kadaluarsa

(2)

persoalan. Proses pendaftaran yang diperkirakan selesai dalam waktu satu atau

dua minggu ternyata memakan waktu satu tahun atau bahkan lebih. Hal ini juga

yang membuat para pelaku ekonomi mengurungkan niatnya untuk mendaftarkan

merek dagangnya ke Dirjen HKI .3

Mengingat kenyataan tersebut, merek sebagai salah satu karya intelektual

manusia yang akrab hubungananya dengan kegiatan ekonomi dan perdagangan

memegang peranan yang sangat penting. Sejak industrialisasi berkembang, merek

menjadi faktor kunci dunia perdagangan. Dalam era perdagangan global, peranan

merek menjadi penting terutama untuk menjaga persaingan bisnis yang sehat.4

3

Ibid., hlm. 5. 4

setiap persaingan yang bertentangan dengan praktek yang jujur dalam industri dan bisnis dianggap sebagai persaingan curang. Tindakan-tindakan yang dianggap sebagai persaingan curang menurut konvensi Paris 1883 adalah semua tindakan yang menimbulkan kebingungan dengan berbagai cara apapun yan terkait dengan pendirian, barang-barang atau kegiatan industri atau bisnis dari kompetitor. Valerie Selvie, “ Perlindungan Hukum Merek Terkenal Tidak Terdaftar di Indonesia”, Jurnal Gloria Juris, Vol. 6, No. 2, Mei-Agustus 2006, hlm. 157.

Merek selalu diidentikkan dengan identitas bagi suatu produk yang dihasilkan

oleh produsen, yang kemudian menjadi aset bagi produsen. Identitas suatu produk

juga menjelaskan kualitas suatu barang, hal tersebut juga menandakan barang

tersebut memiliki ciri khas tersendiri.

Perdagangan barang dan jasa di dalam lalu lintasnya, selalu

diperdagangkan menggunakan merek dagang, sebab sebagaimana diketahui

bahwa fungsi dasar merek dagang adalah menjadi pembeda antara produk barang

atau jasa dari satu produsen dengan produsen lainnya. Merek berfungsi sebagai

tanda pengenal yang menunjukkan asal barang dan jasa, sekaligus

(3)

Merek yang adalah salah satu bagian dari wujud karya intelektual

memiliki peranan penting bagi kelancaran dan peningkatan perdagangan barang

atau jasa dalam kegiatan perdagangan dan investasi yang terjadi pada

perkembangan globalisasi sekarang ini yang perlu untuk dilindungi. Perlindungan

itu sendiri berupa pendaftaran merek kepada Dirjen HKI. Berkaitan dengan

pendaftaran merek, wujud perlindungan dari negara terhadap pendaftaran merek

adalah merek hanya dapat didaftarkan atas dasar permintaan yang diajukan

pemilik merek yang beritikad baik atau dikenal dengan prinsip Good Faith.

Walaupun pemerintah telah memberlakukan prinsip itikad baik, mengatur tentang

tata cara pendaftaran akan suatu merek yang harus ditolak dan tidak dapat

didaftarkan serta perlindungan hukum terhadap pemilik merek terdaftar, tetapi

masih sering didapati permasalahan dalam pemeriksaan merek dan hal yang

sering menjadi permasalahan adalah mengenai persamaan pada pokoknya atau

keseluruhan dan mengenai merek terkenal.5

Fungsi merek tidak hanya sekedar untuk membedakan suatu produk

dengan produk yang lain, melainkan juga berfungsi sebagai asset perusahaan yang

tidak ternilai harganya, khususnya untuk merek-merek yang berpredikat terkenal

(well-known mark).6

5

Firmansyah, “Perlindungan Hukum Merek Terkenal Terhadap Tindakan Passing Off Berdasarkan Hukum Positif Di Indonesia,”Jurnal Ilmiah, 2014, hlm. 1.

6

OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual” Intellectual Property Right, cet. 4(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004),hlm. 359.

Selain sebagai pembeda, merek tertentu dalam kehidupan

sehari-hari sering dianggap sebagai jaminan kualitas atas suatu barang atau jasa.

Merek menggambarkan jaminan kepribadian( individuality )serta reputasi suatu

(4)

mencapai tahapan yang menjadikan merek dikenal luas oleh masyarakat

konsumen, maka hal itu dapat menimbulkan terdapatnya para kompetitor yang

beritikad tidak baik (bad faith) untuk melakukan persaingan tidak sehat dengan

cara peniruan, pembajakan, bahkan mungkin dengan cara pemalsuan produk

bermerek dengan mendapatkan keuntungan dagang dalam waktu yang singkat.7

Pembajakan terhadap suatu merek dalam kehidupan sehari-haribanyak

sekali terjadidi sekitar kita. Pembajakan merek tidak jarang pula dilakukan dengan

kualitas barang yang berbeda, sehingga akan berdampak terhadap dua hal, yaitu

Pertama, akan mengganggu stabilitas ekonomi, dan Kedua, terkait jaminan

perlindungan konsumen terhadap barang tersebut8

1. memiliki persamaan pada pokoknya terhadap merek yang dimiliki penggugat;

atau

.

Terhadap pendaftaran yang dilakukan dengan dasar itikad tidak baik

tersebut dapat dilakukan upaya hukum yaitu pembatalan merek. Hal tersebut

terdapat di dalam Pasal 68 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun

2001tentang Merek(selanjutnya disebut UU Merek 2001) bahwa gugatan

pembatalan pendaftaran merek dapat diajukan oleh pihak yang berkepentingan

berdasarkan alasan pada Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6 UU Merek 2001.

Ada dua macam pemeriksaan kasus pelanggaran merek. Jika salah satu

cara terpenuhi, penggugat akan menang. Penggugat harus membuktikan bahwa

merek tergugat :

7

Darmadi Durianto dkk, Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas Perilaku

Merek(Jakarta: Gramedia Utama Pustaka, 2011), hlm. 22.

8

(5)

2. persamaan yang menyesatkan konsumen pada saat membeli produk atau jasa

tergugat.9

Gugatan pembatalan yang diajukan memiliki pengaturan tambahan jika

gugatan tersebut diajukan terhadap merek dagang terkenal, karena pengaturan

mengenai merek terkenaljuga diatur dalam Konvensi Paris, yang mana Indonesia

juga menjadi negara peserta dalam Konvensi tersebut. Pasal 6 bis Konvensi Paris

menyebutkan jika pendaftaran dilakukan dengan itikad buruk tidak ada batas

waktu untuk memintakan pembatalan.

Pasal 69 ayat 1 UU Merek 2001 mengatakan bahwa gugatan pembatalan

pendaftaran merek hanya dapat diajukan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak

tanggal pendaftaran merek. Merek yang telah terdaftar dalam jangka waktu lebih

dari 5 (lima) tahun tidak dapat diajukan kembali gugatan pembatalan, kecuali

merek tersebut bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban

umum. Karena gugatan pembatalan yang diajukan lewat dari jangka waktu lebih

dari 5 tahun sejak tanggal pendaftaran merek merupakan gugatan pembatalan

yang telah kadaluarsa.10 Terdapat perlindungan khusus bagi merek-merek dagang

terkenal dimana merek dagang terkenal dapat didaftar untuk barang-barang yang

sama atau serupa oleh pihak lain selain pihak pemegang merek dagang asli.

Permohonan pendaftaran tersebut harus ditolak atau dibatalkan oleh negara

anggota, baik ex officio ataupun atas permohonan pemegang pendaftaran merek

dagang asli.11

9

Tim Lindsey dkk, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar (Bandung:P.T. Alumni,2011), hlm.147

10

Lihat Undang-Undang Merek Tahun 2001

11

(6)

Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan kajian mendalam berkaitan

dengan akibat hukum yang terjadi terkait dengan gugatan pembatalan oleh merek

dagang terkenal jika gugatan yang diajukan ternyata telah lewat dari jangka waktu

yang ditetapkan oleh peraturan yang ada di Indonesia yaitu UU Merek 2001

dimana dalam Konvensi Paris merek dagang terkenal memiliki perlindungan

khusus. Mempertimbangkan hal tersbut, perlu dilakukan studi tentang “Gugatan

Pembatalan Merek Dagang Terkenal Yang Telah Kadaluarsa Jangka Waktunya

Ditinjau Dari UU Merek 2001.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan sebelumnya,

penulis memilih beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi

ini. Adapun permasalahan yang akan dibahas, antara lain:

1. Bagaimanakah perlindunganhak merek di Indonesia ditinjau dari peraturan

perundang-undangan nasional ?

2. Bagaimanakah pembatalan pendaftaran merek di Indonesia ?

3. Bagaimanakah gugatan pembatalan merek dagang terkenal yang telah

kadaluarsa jangka waktunya ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun

(7)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan utama dalam penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi

syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara. Selain itu, yang menjadi tujuan dari pembahasan skripsi ini dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Mengetahui perlindungan hak merek di Indonesia ditinjau dari peraturan

perundang-undangan nasional.

b. Mengetahui pembatalan pendaftaran merek di Indonesia.

c. Mengetahui gugatan pembatalan merek dagang terkenal yang telah

kadaluarsa jangka waktunya ditinjau dari Undang-Undang Nomor 15

Tahun 2001.

2. Manfaat penelitian

a. Secara teoritis, penulisan skripsi ini dapat digunakan untuk memberikan

gambaran dan uraian yang komprehensif mengenai gugatan pembatalan

oleh merek dagang terkenal yang jangka waktunya telah lewat atau telah

kadaluarsa sesuai dengan peraturan UU Merek 2001, serta menambah

wawasan ilmiah baik dalam bidang ini maupun dalam bidang terkait

lainnya.

b. Secara praktis, penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukan

dan tambahan materi bagi para pembacanya baik umum maupun para

(8)

ingin membahas tentang gugatan pembatalan merek dagang terkenal yang

telah kadaluarsa jangka waktunya ditinjau dari UU Merek 2001.

D. Keaslian Penulisan

Berdasarkanhasilpenelitiandanpemeriksaan di PerpustakaanPusat

Universitas Sumatera Utara dan FakultasHukumUniversitas Sumatera Utara

makadiketahuibahwabelumpernahdilakukanpenulisan yang serupamengenai

“Gugatan Pembatalan Merek Dagang Terkenal Yang Telah Kadaluarsa

Jangka Waktunya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001”.

Penulisan skripsi ini dimulai dari mengumpulkan bahan-bahan yang

berkaitan dengan hak merek, peraturan perundang-undangan yang berkaitan, baik

melalui literatur yang diperoleh dari perpustakaan atau media cetak maupun

media elektronik. Dengandemikiankeaslianpenulisanskripsiiniadalah ide

sendiridandapatdipertanggungjawabkansecaraalamiahdanakademik.

E. Tinjauan Kepustakaan

Secara subtantif pengertian Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dapat

dikatakan sebagai hak atas kepemilikan sebagai karya-karya yang timbul atau

lahir karena adanya kemampuan intelektualitas manusia dalam bidang ilmu

pengetahuan dan tekonolgi.12

12

Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual, Perlindungan dan Dimensi Hukumnya di Indonesia ( Bandung:PT.Alumni, 2003), hlm.2.

Sedangkan Helianti Hilman, dalam makalah yang

(9)

memberikan pengertian bahwa yang dimaksud Hak kekayaan Intelektual adalah

suatu hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada seseorang atau sekelompok

orang atau entitas untuk memegang monopoli dalam menggunakan dan

mendapatkan manfaat dari karya intelektual yang mengandung HKI tersebut.Hak

Kekayaan Intelektual ada agar dapat melindungi ciptaan serta invensi seseorang

dari penggunaan atau peniruan yang dilakukan oleh pihak lain tanpa izin.13

Merek adalah tanda yang dikenakan oleh pengusaha (pabrik,produsen, dan

lain sebagainya) pada barang-barang yangdihasilkan sebagai tanda Merek sangat berharga dalam HKI karena merek dikaitkan dengan kualitas

dan keinginan konsumen dalam sebuah produk atau servis.Dengan merek,

seseorang akan tertarik atau tidak tertarik untuk mengkonsumsi sesuatu. Sesuatu

yang tidak terlihat dalam merek dapat menjadikan pemakai atau konsumen setia

dengan merek tersebut. Hal inilah yang merupakan hak milik immaterial yang

terdapat dalam merek.

Pasal 1 angka 1 UU Merek 2001 Tentang Merek diberikan pengertian atau

batasan tentang mereksebagai berikut :

Merek adalah tanda yang berupa gambar nama, kata,

hurufhuruf,angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsurunsurtersebut yang

memiliki daya pembedaan digunakandalam kegiatan perdagangan barang

atau jasa.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua dari DepartemenPendidikan

dan Kebudayaan, memberikan pengertian tentang mereksebagai berikut :

13

(10)

pengenal, cap (tanda) yang menjadipengenal untuk menyatakan nama dan

sebagainya.14

Berdasarkan pada reputasi dan kemasyhuran merek dapatdibedakan dalam

tiga jenis, yakni merek biasa (normal makes), merekterkenal (well know marks),

dan merek termasyhur (famous marks). Untuk merek terkenal didefinisikan

sebagai merek yangmemiliki reputasi tinggi. Merek yang demikian itu memiliki

kekuatanpancaran yang memukau dan menarik, sehingga jenis barang apa

sajayang berada di bawah merek itu langsung menimbulkan sentuhankeakraban

(familiar attechement) dan ikatan mitos (mythical context)kepada segala lapisan

konsumen.15

Menurut penjelasan Pasal 6 ayat 1 huruf b UU Merek 2001, kriteria untuk

menentukan bahwa suatu merekbarang atau jasa sudah masuk dalam katagori

merek terkenal (wellknow mark) adalah dilihat dari : dengan memperhatikan

pengetahuan umum masyarakat tentangmerek tersebut. Dengan memperhatikan

reputasi merek terkenal yang diperolehkarena promosi yang gencar dan

besar-besaran.Investasi dibeberapa negara didunia yang dilakukan oleh pemiliknyadan

disertai bukti pendaftaran merek tersebut di beberapa negara.16

Salah satu ciri utama dari merek terkenal adalah bahwa reputasi merek

tidak harus terbatas pada produk tertentu atau jenis produk. Contohnya, Marlboro

adalah merek yang diasosiasikan dengan produk-produk tembakau. Ternyata,

merek tersebut juga dipakai untuk pakaian. Para konsumen dapat menyaksikan

14

Getas I Gusti Gede, Peranan Merek Dalam Dunia Usaha (Denpasar: Upada Sastra, 1996,) hlm. 2.

15

Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin, Hak Kekayaan Intelektual dan BudayaHukum (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005)hlm. 87.

16

(11)

bahwa hampir seluruh jenis barang yang tidak berhubungan dengan merek

terkenal telah dieksploitasi untuk jenis barang dan jasa yang bebeda.

Kecenderungan yang sama juga muncul pada merek-merek seperti Porsche dan

Caterpillar. Ciri dari merek terkenal adalah bahwa perlindungan diberikan dalam

hubungan pemakaian secara umum dan tidak hanya berhubungan dengan jenis

barang-barang dimana merek tersebut didaftarkan. Perlindungan ini dijamin

dalam Pasal 6 ayat 2 dari UU Merek 2001.17

Berdasarkan UU Merek 2001, merek yang telah terdaftar dapat

diajukanpermohonan pembatalan jika terdapat pihak lain yang merasa

berkepentingan ataudirugikan terhadap lahirnya hak atas merek tersebut.Menurut

UU Merek 2001, permohonan pembatalanmerek dilakukan dengan gugatan

pembatalan pada Pengadilan Niaga oleh pihak-pihakyang berkepentingan atau

merasa dirugikan. Putusan Pengadilan Niagatersebut hanya dapat diajukan upaya

hukum berupa Kasasi ke Mahkamah Agung danupaya hukum luar biasa berupa

Peninjauan Kembali. Dalam hal penggugat atautergugat bertempat tinggal di luar

wilayah Negara Republik Indonesia, gugatandiajukan kepada Pengadilan Niaga di

Jakarta. Gugatan pembatalan pendaftaran merek hanya dapat diajukan dalam

jangkawaktu 5 (Lima) tahun sejak tanggal pendaftaran merek. Gugatan

pembatalan dapat diajukan tanpa batas waktu apabila merek yang bersangkutan

bertentangan denganmoralitas, agama, kesusilaan dan ketertiban umum.18

17

Tim Lindsey dkk, Op.cit ,hlm.150.

18

(12)

F. Metode Penelitian

Metode penulisan yang digunakan untuk melengkapi penulisan skripsi ini

agar dapat terarah dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah antara lain :

1. Spesifikasi penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan dalam menjawab permasalahan dalam

pembahasan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang

dilakukan berdasarkan perundang-undangan yang dalam hal ini adalah

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Penelitian hukum normatif adalah

penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa hukum yang tertulis dari

bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih dikenal dengan nama dan

bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum.19

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah Penelitian Deskriptif , yaitu

penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin

tentang keadaan yang menjadi objek penelitian sehingga akan mempertegas

hipotesa dan dapat membantu memperkuat teori lama atau membuat suatu teori

yang baru.

Pendekatan penelitian dalam skripsi ini adalah pendekatan Yuridis

Normatif, yaitu dengan menganalisis permasalahan dalam penelitian melalui

pendekatan terhadap asas-asas hukum, yang mengacu pada norma-norma hukum

yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan

19

(13)

2. PenelitianData

Data penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data

sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.

a. Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang terdiri dari peraturan

perundang-undangan di bidang hukum yang mengikat yaitu

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek, Paris Union Convention,

dan International Union for the Protection of Industrial Property.

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan

terhadap bahan hukum primer, yaitu hasil karya para ahli hukum berupa

buku-buku, tulisan ilmiah, hasil penelitian ilmiah, laporan makalah lain

yang berkaitan dengan materi penelitian.

c. Bahan hukum tersier yaitu petunjuk atau penjelasan mengenai bahan hukum

primer dan/atau bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus hukum,

ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan sebagainya.

3. Teknik pengumpulan data

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan

dapat dipertanggungjawabkan digunakan metode penelitian hukum normatif.

Dengan pengumpulan data secara studi pustaka (library research).Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan suatu penelitian kepustakaan (library research).

Dalam hal ini penelitian hukum dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan

atau di sebut dengan penelitian normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan

cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih di kenal dengan

(14)

Metode library research adalah mempelajari sumber-sumber atau bahan-bahan

tertulis yang dapat dijadikan bahan dalam penulisan skripsi ini. Berupa rujukan

beberapa buku, wacana yang dikemukakan oleh pendapat para sarjana ekonomi

dan hukum yang sudah mempunyai nama besar dibidangnya, koran dan majalah.

4. Analisa data

Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini termasuk ke dalam tipe

penelitian hukum normatif. Pengolahan data yang hakekatnya merupakan

kegiatan untuk melakukan analisa terhadap permasalahan yang akan di bahas.

Analisa data dilakukan dengan :20

a. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relavan dengan permasalahan

yang diteliti.

b. Memilih kaidah-kaidah hukum atau doktrin yang sesuai dengan penelitian

c. Mensistematiskan kaidah-kaidah hukum, asas atau doktrin.

d. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep, pasal, atau

doktrin yang ada.

e. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif. Pendekatan deduktif,

yaitu diawali dengan mengemukakan yang bersifat umum kemudian

diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat khusus.

G. Sistematika Penelitian

Untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya harus

diuraikan secara sistematis. Dalam memudahkan penulisan skripsi ini maka

20

(15)

diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per

bab yang saling berkaitan satu sama lain.

Adapun sistematika penulisan yang terdapat dalam skripsi ini adalah

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan apa yang menjadi latar belakang penulisan

skripsi, rumusan permasalahan sebagai topik yang akan dibahas

secara mendalam, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian

penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian yang digunakan

serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II PERLINDUNGAN HAK MEREK DI INDONESIA

Bab ini akan membahas mengenai bagaimana sejarah pengaturan

merek di Indonesia, perlindungan hak merek di Indonesia,

pengertian dan ruang lingkup hak merek di indonesia, kriteria

merek dagang terkenal di Indonesia dan sumber hukum merek

dagang terkenal.

BAB III PEMBATALAN PENDAFTARAN MEREK DI INDONESIA

Bab ini akan membahas mengenai, suatu merek yang dapat

didaftarkan yang tidak dapat didaftar dan yang ditolak, prosedur

pendaftaran merek di Indonesia, dan pembatalan pendaftaran

(16)

BAB IV GUGATAN PEMBATALAN MEREK DAGANG TERKENAL

YANG TELAH KADALUARSA JANGKA WAKTUNYA

DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN

2001

Bab ini akan membahas mengenai, kadaluarsa menurut peraturan

perundang-undangan di Indonesia, analisis kasus yang berkaitan

dengan gugatan pembatalan merek dagang yang telah kadalursa

tersebut, dan penafsiran hakim terkait gugatan pembatalan yang

telah kadaluarsa.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir ini akan dikemukakan kesimpulan dari bab-bab yang

telah dibahas sebelumnya dan saran-saran yang memungkinkan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian Andriana (2010), sebelumnya menyebutkan bahwa ada hubungan pemberian makanan pendamping ASI terhadap kejadian diare pada bayi usia <6 bulan di

%HUGDVDUNDQ ODWDU EHODNDQJ GLDWDV PDND SHQHOLWLDQ ³0HPEDQJXQ %XGD\D Wirausaha Melalui Peran ,EX 8QWXN 0HQLQJNDWNDQ 1LODL 7DPEDK (NRQRPL .HOXDUJD´ SHUOX GLODNXNDQ Secara rinci

Di masa globalisasi ini dimana-mana orang sangat membutuhkan informasi baik berupa suara maupun tulisan, arus informasi yang makin deras itu sekarang sudah tidak mengenal kata

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif untuk mengetahui hubungan tingkat stress dengan

Dengan menggunakan pemahaman secara mantuq ayat ini menunjukkan haramnya mengucapkan kata “ah” dan membentak kedua orang tua. Larangan atau haramnya hal

[r]

Secara tradisional, sektor publik adalah sektor yang relatif tidak leluasa dalam berhubungan dengan inovasi dibandingkan dengan sektor bisnis.. Keengganan sektor publik

Analisis efisiensi kinerja yang dilakukan sebagai pendekatan kinerja pasar digambarkan sebagai indikator suatu perusahaan dalam industri untuk menekan biaya produksi,