• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dukungan Sahabat terhadap Tingkat Depresi Perempuan yang Menderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Dukungan Sahabat terhadap Tingkat Depresi Perempuan yang Menderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Depresi

2.1.1. Pengertian Depresi

Depresi adalah gangguan alam perasaan hati (mood) yang ditandai oleh kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sampai hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan menilai realitas (reality testing ability/ RTA masih baik), kepribadian tetap utuh (tidak ada splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal (Hawari, 2006).

Depresi adalah gangguan suasana hati yang bervariasi dalam berat ringan pengaruhnya terhadap bermacam-macam orang dan berapa lama hal itu bertahan, yang seringkali kambuh kembali dan dihubungkan dengan sejumlah besar gejala mental dan fisik yang berbeda (Wilkinson, 1995) .

Menurut DSM IV-TR (Statistical Manual of Mental Disorder) tanda bahwa seseorang itu sedang mengalami gangguan depresi terdiri dari beberapa simtom yang telah ada selama 2 minggu berturut-turut dan menunjukkan dari keadaan sebelumnya. Beberapa simtom itu adalah :

1. Mood depresi yang hampir setiap hari terjadi (merasa sedih) 2. Menurunnya ketertarikan atau kesenangan pada semua hal 3. Kehilangan atau penambahan berat badan

4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari

(2)

5. Peningkatan atau penurunan gerak hampir setiap hari 6. Kelelahan atau kehilangan energy hampir setiap hari

7. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan 8. Berkurangnya kemampuan berpikir atau konsentrasi

9. Muncul secara berulang pikiran akan kematian 2.1.2. Faktor Penyebab Depresi

Gangguan depresi pada umumnya dicetuskan oleh peristiwa hidup tertentu. Kenyataannya peristiwa hidup tersebut tidak selalu diikuti oleh depresi, hal ini mungkin disebabkan karena adanya faktor-faktor lain yang ikut berperan mengubah atau mempengaruhi hubungan tersebut. Jarang terjadi bahwa depresi disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi lebih sering disebabkan oleh berbagai faktor yang berinteraksi dalam berbagai kombinasi sehingga menciptakan suatu kondisi tertentu yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat depresi (Lubis, 2009).

(3)

Menurut Lubis (2012) faktor-faktor penyebab timbulnya depresi yaitu : 1. Stres berat

2. Penyakit fisik kronis 3. Kematian anggota keluarga 4. Kematian orang yang dicintai

5. Perceraian atau kehilangan pekerjaan

Menurut Beck ada beberapa kondisi yang dapat menimbulkan depresi, berupa: 1. Stres yang Spesifik

Yaitu kondisi atau peristiwa yang memiliki persamaan dengan pengalaman traumatik individu pada masa lalu. Pengalaman traumatik dimasa lalu bertanggung jawab terhadap semakin kuatnya sikap-sikap negatif yang ada. Beberapa situasi stres yang dapat menimbulkan keadaan depresi, yaitu

a. Situasi yang dapat menurunkan harga diri seseorang, seperti gagal ujian, putus cinta, dipecat dari pekerjaan.

b. Situasi yang dapat menghambat tujuan penting atau menghadapi dilema yang tidak dapat dipecahkan, seperti seseorang merasa depresi karena harus mengikuti wajib militer yang menghambat cita-citanya masuk sekolah kedokteran

(4)

penyakit kanker, menyebabkannya menjadi depresi, ia merasa tidak berharga lagi dan menjadi beban setiap orang.

d. Rangkaian situasi stres yang sering datang 2. Stres Non Spesifik

Setiap individu dapat mengembangkan bentuk-bentuk gangguan psikologis tertentu bila dihadapkan pada situasi stres. Kadang-kadang ditimbulkan oleh serangkaian kejadian tetapi bukan kejadian yang traumatik. Situasi stres nonspesifik tidak hanya menimbulkan depresi saja, tetapi dapat menimbulkan reaksi patologis lainnya.

3. Faktor-faktor Lain yang Memberi Arah

Merupakan faktor diluar faktor di atas, namun mampu mengembangkan depresi. Faktor-faktor tersebut tidak didefinisikan secara khusus, tetapi Beck menyebutkan salah satunya adalah ketegangan psikologis. Pada beberapa pasien yang mengalami ketegangan psikologis yang berlebihan serta berkepanjangan akan menderita depresi.

Selain faktor yang dsebutkan diatas, Hawari (dalam lubis 2009) mengatakan bahwa depresi disebabkan oleh berbagai faktor yang dibedakan menjadi faktor intern dan ekstern. Yang termasuk dalam faktor intern misalnya :

1. Faktor Usia

(5)

masa remaja, remaja kedewasa, masa sekolah ke masa kuliah atau bekerja, serta masa pubertas hingga ke pernikahan. Hasil survei melarorkan adanya prevalensi yang tinggi dari gejala-gejala depresi pada golongan usia muda yaitu 18-44 tahun (Wilkinson dalam lubis, 2009)

2. Jenis Kelamin

Perempuan pada umumnya memiliki risiko yang lebih tinggi terkena depresi dibanding laki-laki. Perbedaan tersebut lebih ditentukan oleh faktor biologis dan lingkungan, yaitu adanya perubahan peran sosial yang lebih cepat sehingga menimbulkan berbagai konflik, adanya kondisi yang lebih stressor bagi perempuan, serta adanya perbedaan fisiologis dan hormonal dibandingkan dengan laki-laki.

3. Kepribadian

Indivdu yang lebih rentan terhadap depresi, mempunyai konsep diri serta pola pikir yang negatif, psimis, dan tipe kepribadian yang introvert

Sedangkan faktor ekstern yang mempengaruhi kondisi depresi adalah 1. Faktor Keluarga

Adanya kedekatan, interaksi dan komunikasi antar anggota keluarga, dukungan emosinal dari pasangan, serta suasana dalam rumah tangga.

2. Faktor Lingkungan

(6)

3. Faktor Tekanan Hidup

Faktor tekanan hidup, yaitu berbagai peristiwa hidup yang menyebabkan ster atau trauma bagi individu.

Selain itu, Beck berpendapat bahwa adanya gangguan depresi adalah akibat dari cara berpikir seseorang terhadap dirinya. Pasien depresi cendrung menyalahkan diri sendiri. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan kognitif terhadap diri, dunia, dan masa depannya, sehingga dalam mengevaluasi diri dan menginterpretasi hal-hal yang terjadi cenderung mengambil kesimpulan yang tidak adekuat dan berpandangan negatif.

2.1.3. Gejala-gejala Depresi

Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dapat dikelompokkan sebagai depresi. Gejala-gejala tersebut adalah :

1. Gejala Fisik

a. Gangguan pola tidur, misalnya sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur

b. Menurunnya tingkat aktivitas, orang yang depresi menunjukkan perilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti menonton TV, makan, dan tidur

c. Menurunnya efisiensi kerja. Orang dengan depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pekerjaan, sehingga mereka akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas.

(7)

e. Mudah merasa letih dan sakit 2. Gejala Psikis

a. Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cendrung memandang segala sesuatu dari sisi negative, termasuk menilai diri sendiri

b. Sensitif

c. Merasa tidak berguna. Perasaan tidak berguna muncul karena orang yang depresi merasa menjadi orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya mereka kuasai.

d. Perasaan bersalah. Orang yang mengalami depresi memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman.

e. Perasaan terbebani. Orang yang depresi merasa terlalu dibebani tanggung jawab yang berat

3. Gejala Sosial

Perilaku orang yang depresi akan mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan, seperti mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitive, mudah letih dan mudah sakit.

2.1.4. Jenis-jenis Depresi Berdasarkan Tingkat Penyakit

(8)

1. Mild Depression/Minor Depression dan Dysthymic Disorder

Pada depresi ringan, mood yang rendah datang dan pergi dan penyakit datang setelah kejadian stressful yang spesifik. Individu akan merasa cemas dan juga tidak bersemangat. Perubahan gaya hidup biasanya dibutuhkan untuk mengurangi depresi.

Minor depression ditandai dengan adanya dua gejala pada Depressive episode

(DSM-IV-TR untuk major depressive episode) namun tidak lebih dari lima gejala depresi muncul selama dua minggu berturut-turut, dan gejala itu bukan karena pengaruh obat-obatan ataupun penyakit.

2. Moderate Depression

Pada depresi sedang mood yang rendah berlangsung terus dan individu mengalami simtom fisik juga walaupun berbeda-beda tiap individu

3. Severe Depression/Major Depression

Depresi berat adalah penyakit yang tingkat depresinya parah. Individu akan mengalami gangguan dalam kemampuan untuk bekerja, tidur, makan, dan penting untuk mendapatkan bantuan medis secepat mungkin.

(9)

2.1.5. Depresi pada Pasien Kanker Payudara

Menurut Olfah, dkk (2013) kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara, atau massa tunggal yang sering terdapat pada kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakan.

Menurut Sastrodarmo (2013) kanker payudara terjadi karena adanya pertumbuhan abnormal sel pada payudara. Organ-organ dan kelenjar dalam tubuh (termasuk payudara) terdiri dari jaringan-jaringan, berisi sel. Umumnya, pertumbuhan sel normal mengalami pemisahan, dan mati ketika sel menua dan digantikan dengan sel-sel baru. Tapi ketika sel-sel lama tidak mati dan sel-sel baru terus tumbuh meski belum diperlukan. Sel yang berlebihan tersebut berkembang tidak terkendali sehingga membentuk tumor.

(10)

keadaan harga diri. Para pasien akan merasa tidak ada yang membutuhkannya dan dirinya tidak ada harganya.

Hal yang sangat penting untuk diperhatikan bagi para penderita kanker payudara dan orang disekitarnya adalah adanya gangguan psikologis penderita yang bisa saja akan mengalami penurunan secara drastis. Akibatnya, penderita akan mengalami depresi (Pamugkas, 2011).

Keadaan ini tentu membuat dokter yang menangani pasien kanker tidak hanya memfokuskan pada perawatan medis saja namun juga harus memberikan intervensi secara psikologi dan sosial (pendekatan holistik) untuk mengurangi depresi yang dialami pasien yang akhirnya pendekatan holistik ini akan lebih mempercepat penyembuhan kanker bagi para pasien kanker tahap awal dan untuk para pasien kanker tahap lanjut dapat memperpanjang harapan hidup.

Kanker dan depresi merupakan jenis penyakit yang sama sekali berlainan tetapi sama-sama berbahaya. Depresi merupakan salah satu masalah utama kesehatan mental saat ini yang mendapat perhatian serius. Di negara-negara berkembang, WHO memprediksikan bahwa pada tahun 2020 nanti, depresi akan menjadi salah satu penyakit mental yang banyak dialami dan depresi berat akan menjadi penyebab kedua terbesar kematian dan ketidakmampuan setelah serangan jantung (Pujiastuti, 2001).

(11)

dapat tertumpu pada aspek sosial, tetapi juga pada fisik, kognisi dan motivasional. Depresi dapat memperlambat proses penyembuhan bahkan mampu mengakibatkan penyakit kanker bertambah parah (Rees, 2004). Untuk itu, para pasien kanker pada dasarnya memerlukan perawatan yang bersifat terapi psikologi dan intervensi sosial untuk mengurangi beban mental atau depresi yang dialami.

2.1.6. Alat Ukur Derajat Depresi

Skala BDI (Beck Depression Inventory) merupakan skala pengukuran interval yang mengevaluasi 21 gejala depresi, masing-masing menggambarkan manifestasi yang spesifik dari 4 pernyataan yang menggambarkan tingkat intensitas gejala. Gejala-gejala depresi dikelompokkan dalam empat manifestasi, yaitu :

1. Manifestasi Emosional

Manifestasi emosional dari depresi yaitu adanya gejala-gejala seperti keadaan sedih, menangis, mudah tersinggung, adanya perasaan psimis, tidak puas, dan perasaan bersalah

2. Manifestasi Kognitif

Menggambarkan adanya gejala-gejala seperti perasaan gagal, kebencian pada diri sendiri, adanya penyimpangan citra tubuh

3. Manifestasi Motivasional

(12)

4. Manifestasi Vegetatif dan Fisik

Menggambarkan adanya gangguan tidur, merasa lelah, kehilangan selera makan, penurunan berat badan, gejala psikosomatis dan kehilangan libido.

2.2. Dukungan Sosial

2.2.1. Pengertian Dukungan Sosial

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat hidup sendirian tanpa bantuan orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah, baik ringan maupun berat. Pada saat-saat seperti itu seseorang akan mencari dukungan sosial dari orang orang disekitarnya, sehingga dirinya merasa dihargai, diperhatikan dan dicintai.

Berikut pendapat para ahli tentang dukungan sosial :

a. Sarason dkk (1987) yang dimaksud dengan dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai, dan menyayangi kita

b. Gottlieb (1987) yang dimaksud dengan dukungan sosial adalah informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan nyata atau tingkah laku diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntangan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimaya.

(13)

diberikan oleh orang yang dianggap bermakna bagi individu yang menerimanya (significant others)

Dari ketiga pendapat dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial merupakan bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orang-orang tertentu yang membuat si penerima merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai. Orang yang menerima dukungan sosial memahami makna dukungan sosial yang diberikan orang lain.

Di sisi lain, pendekatan dukungan sosial sangat diperlukan dalam upaya untuk melawan kanker meningkatkan harga diri dan mengurangi depresi bagi pasien. Bukti-bukti dari hasil penelitian menyatakan bahwa dukungan sosial dapat menjadi penentu bagi perkembangan kesehatan (Patterson, dkk 1993). Bagi pasien kanker, dukungan social dapat merupakan dorongan untuk melawan kanker (figting spirit) dan lebih membantu pasien untuk bertahan (Prokop,dkk 1991). Analisis korelasional menyatakan bahwa semakin besar dukungan sosial yang diperoleh maka semakin rendah ketegangan psikologi yang dirasakan (Sarafino, 1990). Selain itu, pasien yang memperoleh dukungan sosial yang tinggi ternyata menunjukan penyesuaian yang lebih baik (Taylor, dkk 1986).

(14)

kalangan profesional atau sukarelawan yang berfungsi sebagai pendamping bagi pasien kanker. Para sukarelawan tersebut berasal dari bermacam profesional ataupun sukarelawan yang berfungsi sebagai pendamping bagi pasien kanker. Para sukarelawan tersebut berasal dari bermacam profesi dan latar belakang, baik pasien kanker itu sendiri, orang yang pernah menderita kanker, keluarga dari pasien kanker , petugas medis atau sukarelawan lain yang non pasien. Selain itu mereka juga mendapatkan pelatihan untuk menjalankan tugasnya sebagai sukarelawan kanker yang memiliki keterampilan untuk menciptakan suasana kondusif agar paien merasa diterima dan dimengerti sehingga pasien merasa terpenuhi keperluan psikologinya dan mempercepat proses kesembuhannya.

Dari penjelasan di atas kita simpulkan bahwa pasien kanker sangat membutuhkan dukungan sosial dari lingkungan sosial mereka. Apabila pasien kanker mendapatkan dukungan sosial yang mereka butuhkan maka akan meningkatkan harga diri pasien kanker serta mengatasi depresi.

2.2.2. Dukungan Sosial yang Dipersepsikan

Dukungan sosial dapat dibedakan menjadi dukungan sosial yang aktual dan dipersepsikan (Heller dkk, 1986). Dukungan sosial yang aktual adalah dukungan sosial yang didapat melalui perlakukan objektif dari orang lain, misalnya pemberian sumbangan bagi korban bencana alam. Sedangkan dukungan sosial dipersepsikan penekanannya lebih kepada perasaan penerima terhadap bantuan yang diperolehnya.

(15)

karena itu yang lebih penting artinya adalah mencoba menggali lebih jauh bagaiman persepsi penerima dukungan sosial, karena segi ini lebih memperhatikan penghayatan individu akan pengalaman-pengalamannya dengan orang lain.

Selain itu Sarason dkk (1983) mengemukakan bahwa dukungan sosial itu selalu mencakup 2 hal penting, yaitu:

a. Persepsi bahwa ada sejumlah yang dapat diandalkan oleh individu saat ia membutuhkan bantuan.

b. Derajat kepuasan akan dukungan yang diterima, yang berkaitan dengan persepsi individu bahwa kebutuhannya terpenuhi.

Cohen & Wills (1985) juga mengemukakan hal yang kurang lebih serupa yang diajukan oleh Sarason dkk (1983). Menurut Cohen & Wills, yang terpenting bagi individu adalah persepsi akan keberadaan (avaliblity) dan ketepatan (adequency) dukungan. Jadi bukan sekedar seseorang yang memberikan bantuan, tetapi pada persepsi penerimaan dukungan, apakah bantuan yang diberikan tepat. Hal ini penting dijelaskan karena ternyata dukungan sosial yang aktual tidak selalu dipandang positif bagi penerimanya.

Heller et al (1986), mengatakan bahwa dukungan sosial dapat dikatakan mencakup dukungan sosial jika dipersepsikan oleh penerimanya sebagai sesuatu yang dapat meningkatkan harga diri (esteem enchancing) atau mencakup adanya bantuan interpersonal yang berkaitan dengan stres yang sedang dihadapi.

(16)

diperhatikan dan dihargai serta mendapatkan bantuan dari orang-orang berarti. Penilaian ini mencakup juga adanya kepuasan individu akan hubungannya dengan orang sekitarnya tanpa harus mengalami langsung prrilaku yang memang secara jelas menampilakan hal-hal tersebut (Procidano & Heller, dalam Heller et al, 1986).

Dukungan sosial yang dipersepsikan (percevied social support) adalah persepsi individu bahwa dirinya dikasihani, diperhatikan, dihargai, serta memiliki jaringan komunikasi yang dapat diandalkan.

Dalam rangka meningkatkan harga diri dan mengatasi depresi, sangat penting bagi pasien kanker untuk mereka merasa bahwa mereka dihargai, diperhatikan serta mendapatkan bantuan dari orang-orang yang berarti.

2.2.3. Sumber-sumber Dukungan Sosial

(17)

pasangan hidup tidak dapat saling membantu, bahkan sebaliknya dapat menimbulkan konflik bagi penerima dukungan (Coyne & De longis, 1986).

Menurut Rook & Dooley (dalam Kuntjoro, 2002) ada dua sumber dukungan sosial yaitu sumber artifisial dan sumber natural. Dukungan sosial yang natural diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya, misalnya anggota keluarga (anak, istri, suami, dan saudara), teman dekat atau relasi. Dukungan sosial ini bersifat non-formal. Sementara itu yang dimaksud dengan dukungan sosial artifisial adalah dukungan sosial yang dirancang ke dalam kebutuhan primer seseorang, misalnya dukungan sosial akibat bencana alam melalui berbagai sumbangan sosial.

Sumber dukungan sosial yang bersifat natural berbeda dengan sumber dukungan sosial yang bersifat artifisial dalam sejumlah hal. Perbedaan tersebut terletak dalam hal sebagai berikut:

a. Keberadaan sumber dukungan sosial natural bersifat apa adanya tanpa dibuat-buat sehingga lebih mudah diperoleh dan bersifat spontan.

b. Sumber dukungan sosial yang natural memiliki kesesuaian dengan norma yang berlaku tentang kapan sesuatu harus diberikan.

c. Sumber dukungan sosial yang natural berakar dari hubungan yang telah berakar lama.

(18)

e. Sumber dukungan sosial yang natural terbebas dari beban dan label psikologis. Menurut Wangmuba (2009), sumber dukungan sosial yang natural terbebas dari beban dan label psikologis terbagi atas :

1. Dukungan sosial utama bersumber dari keluarga

Orang-orang terdekat yang mempunyai potensi sebagai sumber dukungan dan senantiasa bersedia untuk memberikan bantuan dan dukungan ketika individu membutuhkan. Keluarga sebagai suatu sistem sosial, mempunyai fungsi-fungsi yang dapat menjadi sumber dukungan utama bagi individu, seperti membangkitkan perasaan memiliki antara sesama anggota keluarga, memastikan persahabatan yang berkelanjutan dan memberikan rasa aman bagi anggota-anggotanya

2. Dukungan sosial dapat bersumber dari sahabat dan teman

(19)

bagian dalam suatu aktivitas waktu luang yang kooperatif dan diterimanya seseorang dalam suatu kelompok sosial dapat menghilangkan perasaan kesepian dan menghasilkan perasaan sejahtera serta memperkuat ikatan sosial.

Menurut Monga, et al (2004) teman dekat merupakan sumber dukungan sosial karena dapat memberikan rasa senang dan dukungan selama mengalami suatu permasalahan

2.2.4. Komponen-komponen dalam Dukungan Sosial

Weiss (dalam Cutrona & Russel, 1990) mengungkapkan bahwa komponen-komponen dukungan sosial merefleksikan apa yang kita terima dari hubungan kita dengan orang lain. Adapun komponen-komponen dukungan sosial ini adalah sebagai berikut:

a. Kelekatan Emosional (Emontional Attachment)

Jenis dukungan sosial semacam ini memungkinkan seseorang memperoleh kelekatan (kedekatan) emosional sehingga menimbulkan rasa aman bagi yang menerima. Orang yang menerima dukungan sosial semacam ini merasa tenteram, aman dan damai yang ditunjukkan dengan sikap tenang dan bahagia. Sumber dukungan sosial semacam ini yang paling sering dan diperoleh dari pasangan hidup, atau anggota keluarga/teman dekat/ saudara yang akrab dan memiliki hubungan yang harmonis.

b. Integrasi Sosial (Social Integration)

(20)

berbagi minat, perhatian serta melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif secara bersama-sama. Sumber dukungan semacam ini memungkinkan pasien kanker mendapatkan rasa aman, nyaman serta memiliki dan dimiliki dalam kelompok. Adanya kepedulian oleh masyarakat untuk mengorganisasi pasien kanker dan melakukan kegiatan bersama tanpa ada pamrih akan banyak memberikan dukungan sosial. Mereka merasa bahagia, ceria dan dapat mencurahkan segala ganjalan yang ada pada dirinya untuk bercerita, atau mendengarkan ceramah ringan yang sesuai dengan kebutuhan para pasien kanker.

c. Adanya Pengakuan (Reanssurance of Worth)

(21)

d. Ketergantungan yang Dapat Diandalkan (Reliable Reliance)

Dalam dukungan sosial jenis ini, pasien kanker mendapat dukungan sosial berupa jaminan bahwa ada orang yang dapat diandalkan bantuannya ketika para pasien kanker membutuhkan bantuan tersebut. Jenis dukungan sosial jenis ini pada umumnya berasal dari keluarga.

e. Bimbingan (Guidance)

Dukungan sosial jenis ini adalah berupa adanya hubungan kerja atau pun hubungan sosial yang memungkinkan para pasien kanker mendapatkan informasi, saran, atau nasehat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi. Jenis dukungan sosial jenis ini bersumber dari guru, alim ulama, tokoh dalam masyarakat, figur yang dituakan, dan juga orang tua.

f. Kesempatan untuk Mengasuh (Opportunity for Nurturance)

(22)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial dapat berupa penerimaan rasa aman dalam berhubungan dengan orang lain, adanya jaringang sosial tempat individu berbagi, pengakuan atas kemampuannya dan adanya jaminan untuk memperoleh bantuan dari orang lain. Hal ini sangat dibutuhkan oleh pasein kanker dimana pasien kanker memerlukan rasa aman untuk berhubungan dengan orang lain, adanya kelompok untuk saling berbagi bagi pasien kanker dan adanya pengakuan baik dari masyarakat dan pemerintah kepada pasien kanker.

2.2.5. Teori Dukungan Sosial

Teori dukungan Sosial yang digunakan dalam tulisan ini ada dua model, yaitu dukungan sosial yang mempengaruhi kesehatan dan bentuk-bentuk dukungan sosial 2.2.5.1. Model Dukungan Sosial dalam Memengaruhi Kesehatan

Sarafino (1998) serta Taylor (999) mengemukakan dua model untuk menjelaskan bagaimana dukungan sosial dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan individu, yaitu :

1. Model Efek Langsung (The Main Effect Model)

(23)

kuat bagi kesehatan. Selain itu dukungan sosial memiliki kesan positif bagi peningkatan kesehatan seseorang walaupun tidak disertai dengan keadaan stres. Berikut ini dapat kita lihat bagaimana lingkungan sosial dapat mempengaruhi kesehatan melalui gambar 2.1

Gambar 2.1. Bagan Lingkungan Sosial yang Memengaruhi Kesehatan

Lingkungan sosial mempengaruhi kesehatan melalui berbagai proses termasuk peniruan (modeling), penguatan (reinforcement), dorongan (encouragement) dan pengaruh teman sebaya (peer influence)

2. Model Buffering (Buffering Model)

Stres model buffering (buffering model) menyatakan bahwa stres membawa pada penurunan kesehatan dan dukungan sosial sebagai pelindung dari stres. Dukungan sosial mempengaruhi kesehatan dengan melindungi individu terhadap efek negatif dari stres yang berat (Cohen, 1981 dalam Hollander, 1981). Dalam pandangan ini dinyatakan bahwa stres dapat mengakibatkan kesehatan individu

(24)

memburuk, namun dengan adanya hubungan sosial yang dijalin individu dengan orang disekitarnya, maka dampak stres itu akan dikurangi. Dalam model ini, dukungan sosial itu tidak akan berfungsi apabila tidak disertai oleh adanya situasi atau peristiwa yang dapat menimbulkan stres.

Berikut ini dapat kita lihat komponen esensial bagi stres yang dapat menimbulkan penyakit melalui gambar 2.2 di bawah ini

Gambar 2.2. Bagan Komponen Esensial Bagi Stres yang Menimbulkan Penyakit

Komponen esensial bagi stres yang dapat menimbulkan sakit adalah stres yang tinggi dan rendahnya dukungan sosial. Bila terjadi stres yang tinggi dan adanya dukungan sosial tinggi maka akibat dari stres dapat ditahan

2.2.6. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial

Sheridan & Radmacher (1992), Sarafino (1998) serta Taylor (1999) membagi dukungan sosial ke dalam lima bentuk, yaitu :

a. Dukungan Instrumental ( Tangible Assisstance)

Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan lansung, seperti pinjaman uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stres karena dapat langsung

(25)

memecahkan masalahnya yang berhubugan dengan materi. Dukungan instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah yang dianggap dapat diatasi.

b. Dukungan Informasional

Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran dan umpan balik tentang situasi dan keadaan individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah

c. Dukungan Emosional

Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperlukan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat diatasi

d. Dukungan Pada Harga Diri

Bentuk dukungan ini berupa penghargaan tinggi pada individu, pemberian semangat, persetujuan pada pendapat individu, perbandingan yang positif dengan individu lain. Bentuk dukungan seperti ini membantu individu dalam membangun harga diri dan kompetensi

e. Dukungan dari Kelompok Sosial

(26)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial memiliki dua model yaitu model dukungan sosial dalam mempengaruhi kesehatan dan bentuk-bentuk dukungan sosial. Dimana model dukungan sosial dalam mempengaruhi kesehatan terdiri dari dua model yaitu model efek langsung (main effect model) dan model buffering (buffering model). Dan ada lima bentuk dukungan sosial yang diterima pasien penderita kanker.

2.3. Sahabat

2.3.1. Pengertian Sahabat

Menurut (Ahmadi Abu, 2009), persahabatan merupakan konsep sosial yang murni. Persahabatan menuntut pemeliharaan dalam semua interaksinya. Interaksi yang mengabaikan pemeliharaan biasanya akan mengganggu kelangsungan persahabatan. Seperti telah disebut di muka, umumnya persahabatan timbul karena kecenderungan adanya persamaan. Dua orang yang semula berhubungan sebagai teman bisa berkembang menjadi persahabatan karena adanya persamaan diantara keduanya. Persamaan ini dapat berupa persamaan kesenangan atau hobby, berpikir, keinginan atau cita-cita, nasib dan sebagaianya..

2.3.2. Persahabatan dan Hubungan Ke-teman-an

(27)

Persahabatan adalah suatu hubungan antar pribadi yang akrab atau intim yang melibatkan setiap individu sebagai suatu kesatuan.

Hubungan ke-teman-an adalah merupakan hasil dari suatu hubungan formal dan suatu tingkat permulaan di dalam perkembangan suatu persahabatan. Hubungan ketemanan dibutuhkan di dalam masyarakat kita. Hubungan ketemanan dapat berkembang ke persahabatan di dalam kenyataannya, berteman dengan seseorang biasanya merupakan tingkat permulaan dan dikukuhkan suatu persahabatan. Banyak waktu yang dihabiskan dalam berhubungan persahabatan ini.

Persahabatan dan hubungan ke-teman-an memiliki beberapa ciri umum, walaupun setiap ciri umum memperlihatkan perbedaan kualitatif yang penting. Misalnya :

a. Keduanya, persahabatan dan hubungan ketemanan memerlukan beberapa ukuran di mana interaksi di sini bersifat “suka rela”, tetapi hal ini lebih penting dari pada di dalam hubungan ketemanan. Persahabatan adalah sukarela. Padahal hubungan ketemanan juga diartikan, sepanjang kita bekerja sama, kita menjadi teman. Dengan kata lain keinginan kita untuk berteman dengan orang lain kadang-kadang tidak selalu hadirnya situasi sosial yang tidak bersifat sukarela. Ketiadaan teman, dalam situasi hal ini, seringkali merupakan suatu pertahanan untuk melawan konflik.

(28)

seorang tetangga yang juga kebetulan juga teman dekat kita pindah, maka penggantinya yang menghuni rumah itu belum tentu menjadi sahabat kita. Hal ini disebabkan keunikan suatu persahabatan. Juga apa yang terjadi di dalam organisasi sosial, semuanya terlibat dalam hubungan ketemanan, dan hanya sedikit yang menjadi teman dekat.

c. Persahabatan dan hubungan ketemanan berbeda dalam hal keakraban atau keintiman di antara anggotanya. Hubungan ketemanan menjadi akrab, hubungan ini berubah bentuk menjadi persahabatan. Hubungan persahabatan melibatkan suatu tingkat keintiman sedangkan hubungan ketemanan tidak.

d. Persahabatan harus dipelihara agar tetap hidup. Persahabatan, sepertinya halnya hubungan pertemanan, lahir, sementara hidup, dan mungkin mati. Hubungan ketemanan merupakan pendahuluan atau titik permulaan dari pada persahabatan. Dengan berbagai alasan, apabila mereka suka satu sama lain, mereka kemudian akan memutuskan untuk membentuk persahabatan.

2.3.3. Ciri-ciri Persahabatan

Ada beberapa elemen pokok yang terdapat dalam persahabatan yaitu:

(29)

sebagainya. Tidak pada tempatnyalah bila seseorang hanya ingin enaknya sendiri dalam memilih teman, hanya yang menguntungkan saja yang dipilih, sehingga dalam persahabatan bila salah satu ada unsur eksploitasi, maka bisanya akan bubarlah persahabatan.

b. Persahabatan sebagai suatu hubungan antar pribadi lebih menekankan pada kualitas yang objektif satu sama yang lain. Menyukai seseorang karena rambutnya, uangnya, mobilnya, atau jabatannya, sebenarnya tidak menyukai orang itu sendiri, tetapi lebih pada barang-barang itu. Dengan demikian berarti persahabatan akan berhenti atau terputus bila teman itu kehilangan apa-apa yangt dimiliki misalnya mobilnya, jabatannya atau uangnya. Menyukai pada hal-hal yang bersifat lahiriah semacam ini akan mudah berubah, dan lebih baik bila orang menyukai satu sama lain karena hal-hal yang terdapat pada orang itu sendiri yang sifatnya stabil.

(30)

d. Akhirnya, mereka saling bersahabat karena keunikannya, dan ini sulit digantikan oleh orang lain karena uniknya. Persahabatan tidak begitu saja diputuskan karena telah ditemukannya teman lain yang lebih baik. Persahabatan selalu memperlihatkan adanya keintiman, individualis dan kesetiaan .

2.4. Landasan Teori

(31)

2.5. Kerangka Konsep

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka di atas, maka dapat diketahui kerangka konsep penelitian ini adalah :

Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian

Tingkat Depresi Penderita Kanker Payudara Dukungan Sahabat:

Gambar

Gambar 2.1. Bagan Lingkungan Sosial yang Memengaruhi Kesehatan
Gambar 2.2. Bagan Komponen Esensial Bagi Stres yang Menimbulkan Penyakit
Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi rank spearmen dengan hasil penelitian tidak ada hubungan antara pengetahuan perawat dengan pelaksanaan cuci tangan

[r]

Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau, peneliti mengobservasi 77 perawat dalam melakukan cuci tangan, ditemukan 24,7% perawat yang melaksakan cuci

Meskipun seorang siswa memiliki tingkat intelegensi yang baik, kepribadian, lingkungan rumah, dan lingkungan sekolah yang mendukungnya, namun tanpa ditunjang oleh

Dari pengertian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kode etik jurnalistik adalah norma atau landasan moral yang mengatur tindak-tanduk seorang wartawan

Di bagian ini hukum internasional telah ada semenjak 4000 SM, hubungan yang mengikat terjadi antara setiap individu dan nations, namun pola dan bentuk interaksi yang dilakukan pada

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Koperasi Primer UPN “Veteran” Jawa Timur dalam mempertanggungjawabkan kinerja koperasi selama satu periode yang telah

dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru