• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan diciptakan oleh perusahaan melalui kegiatan perusahaan dari waktu ke waktu agar mencapai nilai perusahaan yang maksimum di atas nilai buku (Nofrita (2013). Menurut Hestinoviana (2013), nilai perusahaan merupakan ukuran ekonomi yang mencerminkan nilai pasar seluruh bisnis, atau dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan adalah menetapkan harga yang harus dibayar oleh calon pembeli ketika perusahaan dijual. Myers (1977) mengemukakan konsep nilai perusahaan sebagai kombinasi aktiva yang dimiliki dan opsi investasi di masa yang akan datang. Gaver (1993) mengemukakan bahwa nilai perusahaan dapat diartikan sebagai nilai jual perusahaan maupun nilai tambah bagi pemegang saham.

(2)

harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor atas keseluruhan ekuitas yang dimiliki (Wahyudi, 2006). Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Van Horne (2005) yang menyatakan bahwa, “Value is

represented by the market price of the company’s common stock which in

turn, is a function of firm’s investment, financing and dividend decision”.

Nilai perusahaan dapat direfleksikan melalui harga pasar dimana harga pasar merupakan barometer dari kinerja perusahaan. Fenandar (2012), mendefinisikan nilai perusahaan sebagai nilai pasar, alasannya karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran atau keuntungan bagi pemegang saham jika harga perusahaan meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Brigham (1996) yang menyatakan bahwa nilai perusahaan yang tinggi berarti harga saham juga tinggi dan dipercaya akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham.

Pengukuran nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan rasio Price Book Value (PBV). Price Book Value adalah sebuah rasio valuasi yang

(3)

Nilai buku per lembar saham dapat dihitung dengan rumus berikut (Brigham, 1998):

Nilai Buku Per Lembar Saham Biasa =

Nilai buku per lembar saham menunjukkan jumlah rupiah yang akan dibayarkan kepada setiap lembar saham apabila perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat dijual dengan harga yang sama dengan nilai bukunya. Dengan membagi harga per lembar saham dengan nilai buku akan diperoleh rasio nilai pasar/ nilai buku sebagai berikut (Brigham, 1998):

Rasio PBV =

(4)

menjadi tujuan perusahaan bisnis pada saat ini, sebab nilai PBV yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran para pemegang saham.

Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh PBV yaitu sebagai berikut (Hidayati, 2006):

1) PBV mempunyai ukuran intuitif yang relatif stabil yang dapat diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan PBV sebagai perbandingan.

2) Nilai buku memberikan standar akuntasi yang konsisten untuk semua perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under atau over valuation.

3) Perusahaan-perusahaan dengan laba negatif yang tidak bisa dinilai dengan menggunakan Price to Earning Ratio (PER) dapat dievaluasi dengan menggunakan Price Book Value (PBV).

(5)

2.1.2 Keputusan Investasi

Keputusan investasi merupakan keputusan mengenai penanaman modal dimasa sekarang untuk mendapatkan hasil atau keuntungan di masa yang akan datang. Keputusan investasi penting karena perusahaan adalah kombinasi antara nilai aktiva riil dengan pilihan investasi di masa yang akan datang. Pertumbuhan perusahaan adalah faktor yang diharapkan oleh investor sehingga perusahaan tersebut dapat memberikan imbal hasil yang diharapkan. Pertumbuhan perusahaan yang selalu meningkat dan bertambahnya nilai aset diharapkan dapat mendorong ekspektasi bagi investor karena kesempatan investasi dengan keuntungan yang diharapkan dapat tercapai.

Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Tujuan keputusan investasi adalah memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko yang bisa dikelola diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan, yang artinya menaikkan kemakmuran pemegang saham.

(6)

manajemen dimasa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang besar. Nilai kesempatan investasi merupakan nilai sekarang dari pilihan-pilihan perusahaan untuk membuat investasi di masa mendatang..

Saputro (2003) dalam penelitiannya menemukan bahwa proksi IOS berkorelasi positif dengan pertumbuhan, sehingga perusahaan yang memiliki nilai IOS tinggi juga memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi. Hal yang sama juga ditemukan oleh Elloumi (2001). Kesempatan investasi atau Investment Opportunity Set (IOS) yang tinggi di masa depan membuat perusahaan dikatakan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi. (Kumar, 2007)

Banyak penelitian terdahulu yang menggunakan IOS (Investment Opportunity Set) digunakan sebagai proksi keputusan investasi, karena keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung. Karena IOS merupakan variabel laten yang tidak dapat diukur secara langsung, maka perlu dibentuk atau dikonfirmasi dengan berbagai variabel terukur.

Keputusan investasi dalam penelitian ini akan diproksikan dengan Price to Earning Ratio (PER), dimana ratio ini menunjukkan perbandingan antara closing price dengan laba per lembar saham (earning per share).

(7)

PER dipilih karena PER biasanya digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa mendatang. PER juga digunakan untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerninkan oleh Earning Per Share. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi biasanya mempunyai PER yang tinggi pula. Hal inilah yang menunjukkan bahwa pasar mengharapkan laba besar di masa mendatang.

2.1.3 Kebijakan Dividen

(8)

Kebijakan dividen adalah keputusan mengenai apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Kebijakan dividen didasarkan pada pertimbangan kepentingan pemegang saham dan juga kepentingan perusahaan. Dalam kebijakan dividen terdapat trade off dan merupakan pilihan yang tidak mudah antara membagikan laba sebagai dividen atau diinvestasikan kembali. Apabila perusahaan memilih membagikan laba sebagai dividen maka tingkat pertumbuhan akan berkurang dan berdampak negatif terhadap saham. Di sisi lain, apabila perusahaan tidak membagikan dividen maka pasar akan memberikan sinyal negatif kepada prospek perusahaan. Peningkatan dividen memberikan sinyal perubahan yang menguntungkan pada harapan manajer dan penurunan dividen menunjukkan pandangan pesimis prospek perusahaan dimasa yang akan datang (Sartono, 2001).

(9)

1. Teori Ketidakrelevanan Dividen (Dividend Irrelevance Theory)

Pendukung utama teori ini adalah Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Mereka berpendapat bahwa nilai sebuah perusahaan akan tergantung hanya pada kemampuan perusahaan memperoleh laba dari aset perusahaan, bukan pada bagaimana laba tersebut akan dibagi menjadi dividen dan saldo laba ditahan, sehingga dividend payout ratio tidak mempunyai pengaruh pada harga saham perusahaan atau biaya modalnya.

2. Bird in the Hand Theory

Gordon dan Lintner menyatakan bahwa investor memandang dividend yield lebih pasti dari pada capital gains yield. Gordon dan Lintner beranggapan

investor memandang bahwa satu burung di tangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara.

3. Tax Preference Theory

(10)

perusahaan. Teori ini menyarankan bahwa perusahaan sebaiknya menentukan dividend payout ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen.

4. Signaling Hypothesis Theory

Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Bhattacharya (1979). Teori ini didasari dugaan bahwa pengumuman perubahan dividen tunai mempunyai kandungan informasi yang mengakibatkan munculnya reaksi harga saham. Teori ini menjelaskan bahwa informasi tentang dividen kas yang dibayarkan dianggap investor sebagai sinyal prospek perusahaan di masa mendatang. Apabila terjadi peningkatan dividen, maka dianggap sebagai sinyal positif yang berarti perusahaan mempunyai prospek yang baik, sehingga menimbulkan reaksi saham yang positif. Sebaliknya, jika terjadi penurunan dividen akan dianggap sebagai tanda bahwa prospek perusahaan tidak baik, sehingga akan menurunkan harga saham.

5. Clientele Effect Theory

(11)

uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan dan melakukan investasi yang menguntungkan di masa depan.

Kebijakan dividen dalam penelitian ini akan diukur melalui Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan yang akan diinvestasikan kembali (reinvestment) atau ditahan (retained) di dalam perusahaan. Dari pengertian tersebut, dividend payout ratio didasarkan pada rentang pertimbangan antara kepentingan pemegang saham disatu sisi, dan kepentingan perusahaan disisi yang lain. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen.

Rumus untuk menghitung DPR adalah sebagai berikut:

Dividend Payout Ratio =

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian terhadap keputusan investasi, nilai perusahaan dan kebijakan dividen. Penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

(12)

Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Secara tidak langsung keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan dividen dan keputusan pendanaan.

2. Kumar (2007) dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Investment Opportunity Set, dan Rasio-Rasio Keuangan terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Komparatif pada perusahaan PMA dan PMDN di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2003-2005). Berdasarkan hasil penelitian, struktur kepemilikan yang dinilai dari kepemilikan saham manajemen dan kepemilikan saham institusi dan IOS yang tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan rasio Return on Asset (ROA) berpengaruh secara signifikan dalam perusahaan

PMDN. Namun, kepemilikan saham manajemen, IOS, ROA dan DER pada perusahaan PMA berpengaruh signifikan positif terhadap variabel DPR.

(13)

4. Fenandar (2012) dengan judul penelitian Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.Sedangkan keputusan pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

5. Kusumaningrum (2013) dengan judul penelitian Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan investasi dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan keputusan pendanaan, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

(14)
(15)

Nilai Perusahaan  Kepemilikan

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori sebelumnya, kerangka konseptual penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.3.1 Keputusan Investasi dan Nilai Perusahaan

Nilai sebuah perusahaan dapat diukur dari harga pasar saham perusahaan tersebut. Brigham (1996) menyatakan bahwa nilai perusahaan yang tinggi berarti harga saham juga tinggi dan dipercaya akan meningkatkan kemakmuran pemegang

(16)

saham. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Hasnawati (2005) menyatakan bahwa pengeluaran modal perusahaan (capital expenditure) tampak sangat penting dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan. Karena jenis investasi tersebut akan memberi sinyal tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diharapkan di masa yang akan datang, dan mampu meningkatkan nilai pasar perusahaan yang diproksi melalui return saham. Kesimpulan tersebut didasarkan pada asumsi nilai maksimum perusahaan akan diperoleh melalui pemilihan investasi yang memberi net present value positif. Artinya pengeluaran investasi yang dilakukan telah dipertimbangkan dan dianalisis melalui metode yang ada, dengan kesimpulan investasi yang dipilih menghasilkan net present value positive.

Pengeluaran investasi memberi sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan.

2.3.2 Keputusan Investasi dan Kebijakan Dividen

(17)

perusahaan yang akan digunakan untuk membayar dividen kepada pemegang saham dan sisanya ditahan sebagai laba ditahan yang akan digunakan untuk investasi perusahaan yang berguna untuk pertumbuhan di masa yang akan datang. Namun, terdapat kemungkinan perusahaan dapat menggunakan hutang sebagai pilihan pendanaan untuk membiayai kegiatan investasinya sehingga perusahaan akan tetap membagikan dividen untuk menyejahterakan para investor. Jadi kebijakan dividen yang akan diambil tergantung pada keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

2.3.3 Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan

(18)

2.3.4 Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening

(19)

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori, penelitian terdahulu, serta kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 = Keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI.

H2 = Keputusan investasi berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI.

H3 = Kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI.

H4 = Keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan pada

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Kolaka Utara merupakan salah satu kota yang berpotensi untuk berkembangnya suatu wadah yang dapat menampung kegiatan promosi dan perdagangan, ini dilihat dari

Performansi terbaik dari turbin hidrokinetik Darrieus sumbu vertikal yang disusun secara cascade dengan passive variable pitch didapatkan pada kecepatan aliran 0,8

Manajemen yang baik ialah manajemen yang tidak jauh menyimpang dari konsep, dan yang sesuai dengan obyek yang ditanganinya serta tempat organisasi itu berada Hasil

On selecting the Save button after entering the customer's information, the information will be stored in the persistent store and the table view will be refreshed (reloaded)

[r]

Aplikasi layanan akses informasi tagihan rekening listrik ini merupakan alternatif yang menyediakan kemudahan bagi pelanggan dalam memperoleh informasi tagihan dengan cepat dan

Hal itu untuk memudahkan masyarakat dalam mengetahui bentuk iklan secara mendalam Didalam pembuatan iklan haruslah menarik dan tidak ada unsur pornografi, menghasut yang

[r]