• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nutrisi adalah zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan

dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima

makanan atau bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan

bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan

sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2003).

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat

gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi

yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan

rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan

tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran

mukosa, konjungtiva, dan lain-lain (Hidayat, 2006).

Masalah nutrisi erat kaitannya dengan pemasukan makanan dan

metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.status nutrisi

seseoraang muncul dari gabungan beberapa faktor yakni faktor lingkungan,

genetik, dan juga perilaku individu.perilaku merupakan faktor terbesar kedua

yang mempengaruhi status nutrisi seseorang. Untuk mengatasi nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh diperlukan perubahan sosial berupa gaya hidup, aktivitas fisik,

perilaku makan, dan disertai dengan penyiapan lingkungan yang kondusif

(Notoadmojo, 2003).

Pada 2010-2012, FAO (Food Agricultural Organization) memperkirakan

(2)

2

penduduk dunia menderita kurang gizi. Sebagian besar (852 juta)di antaranya

tinggal di negara-negara berkembang (Kompas, 19 Januari 2015).

Anak-anak merupakan penderita gizi buruk terbesar diseluruh dunia.

Dilihat dari segi wilayah, lebih dari 70% kasus gizi buruk pada anak didominasi

kawasan Asia, sedangkan 26 persen di Afrika, dan 4 persen di Amerika Latin

serta Karibia (Kompas, 19 Januari 2015).

Menurut Laporan Nutrisi Global 2014, Indonesia salah satu dari 17 negara

dengan masalah serius terkait jumlah anak pendek, kurus akibat gizi buruk,

sekaligus kelebihan berat badan pada balita (Kompas, 19 Januari2015).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, 2010, 2013 menunjukkkan

bahwa Indonesia masih memiliki msalah kekurangan gizi. Kecenderungan

prevalensi kurus (wasting) anak balita dari 13,6% menjadi 13,3% dan menurun

12,1%. Sedangkan kecenderungan prevalensi anak balita pendek (stunting)

sebesar 38,6 %, 35,6%, 37,2%. Prevalensi gizi kurang (underweight) berturu-turut

18,4%, 17,9%,dan 19,6%. Prevalensi kurus anak sekolah remaja berdasarkan

Riskesdas 2010 sebesar 28,5% (lampiran Permenkes Indonesia Nomor 41 tahun

2014 tentang pedoman gizi seimbang).

Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2008) prevalensi

kasus gizi buruk di Sumut tahun 2007, sebesar 4,4% dan gizi kurang 18,8%.

Berdasrkan data tersebut, kasus di Sumut masih dibawah angka nasional yang

menetapkan maksimal kasus gizi buruk 5% dan untuk gizi kurang 20%.

Fenomena gizi buruk bagai gunung es dimana banyak kasus gizi buruk yang tidak

(3)

3

partisipasi ibu dan keluarganya untuk memanfaatkan posyandu dan puskesmas

yang berada dilingkungannya.

Kota Medan merupakan salah satu kota di Sumut yang mengalami

masalah peningkatan kasus gizi buruk. Pada tahun 2007, di Kota Medan terdapat

8 kasus gizi buruk pada balita sedangkan tahun 2008 ditemukan 460 (0,34%)

kasus balita gizi buruk. Pada tahun 2008 ditemukan sebanyak 460 kasus gizi

buruk karena dilaksanakan kegiatan secara aktif untuk menjaring balita gizi buruk

melalui opersi timbang wajib yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas dan

puskesmas pembantu sehingga balita yang selama ini tidak pernah datang

keposyandu dapat terjaring pada saat opersi ini (Dinkes Kota Medan, 2009).

Kasus gizi buruk terbanyak di Kota Medan berada di Puskesmas Amplas

Kecamatan Medan Amplas yaitu sebanyak 43 kasus (0,61%). Jumlah balita yang

berada diwilayah kerja Puskesmas Amplas sebanyak 13.811 sedangkan balita

yang ditimbang hanya 7.021 balita (Dinkes Kota Medan, 2009).

B.Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mendapatkan

gambaran serta memberikan asuhan keperawatan dengan prioritas masalah

kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2. Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian pada klien dengan prioritas masalah nutrisi

(4)

4

2) Menentukan diagnosa keperawatan yang terkait dengan prioritas

masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3) Menentukan dan melakukan perencanaan keperawatan pada klien

dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

4) Menentukan dan melakukan implementasi keperawatan pada klien

dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

5) Menentukan dan melakukan evaluasi keperawatan pada klien

dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

C.Manfaat

1. Untuk institusi pendidikan

Sebagai bukti kasus dalam praktek keperawatan di Kelurahan Haarjosari II

Kecamatan Medan Amplas yang bisa dijadikan masukan dan intervensi

kasus tentang masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

2. Untuk pelayanan Keperawatan

Memberikan informasi tambahan bagi pelayanan keperawatan mengenai

pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah

kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3. Untuk peserta didik

Memberikan pengalaman khusus kepada peserta didik dalam melakukan

asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar

Referensi

Dokumen terkait

IL-10 were produced by group housed subjects. The data demonstrate that social housing condition affects immune responses. While not unidirectional, these effects generally

consisting of three adjoining traditional cages 90 = 45 = 90 cm. All cages were supplied with nest boxes. At 5 months of age, the siblings were removed leaving the females

Beliau juga memegang berbagai posisi senior di Grup Jaya Konstruksi dan Grup Jaya, menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur Jaya Konstruksi, tahun 2007 hingga tahun 2011, menjabat

) Corresponding author.. cant differences at any time point between the standard dose and the placebo groups in the sign vocalization. The low-dose clomipramine group produced

The history of bookkeepers presented in this paper is intended to give a space to the many workers in the accounting industry who have to date been rendered practically invisible by

minor has ability to oxidase and methylate with antioxidant role as defensive activities against iAs, but it also needs more than 14 days to recover in high level

Within the constraints of the production focus of NedCar, the control focus of the commercial partners must be said to be quite broad because MMC and VCC do not con®ne their

It was concluded that both methods of karyotyping are considered as valuable protocol for genetic normal-abnormal base on the number of chromosomes. This study