• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SEPAK SILA DENGAN BOLA MODIFIKASI DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW | Budiman | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 7993 16135 2 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SEPAK SILA DENGAN BOLA MODIFIKASI DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW | Budiman | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 7993 16135 2 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Didin Budiman, Dede Apriansah

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SEPAK SILA

DENGAN BOLA MODIFIKASI DALAM PERMAINAN

SEPAK TAKRAW

Didin Budiman, Dede Apriansah

Universitas Pendidikan Indonesia

didinbudiman@upi.edu

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti gerak dasar sepak sila dalam permainan sepak takraw dengan menggunakan bola modifikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Tempat penelitian di Sekolah Dasar Negeri 2 Margamulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis dengan objek penelitian siswa kelas V berjumlah 24 siswa. Proses penelitian dibagi menjadi II siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 2 tindakan. Setiap tindakan menggunakan berbagai tugas gerak yang diberikan dalam bentuk permainan yang bertahap menggunakan bola modifikasi dari tingkatan yang termudah sampai yang tersulit. Data dikumpulkan dengan menggunakan format observasi. Kemudian semua data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik persentase. Nilai rata-rata keseluruhan data awal adalah 24,71% dan siklus I tindakan I adalah 32,30%, siklus I tindakan II adalah 48% siklus II tindakan I adalah 67%, dan siklus II tindakan II adalah 71,10%. Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan bola modifikasi memberikan peningkatan gerak dasar sepak sila yang dimiliki siswa.

Kata kunci:Sepak Takraw, Modifikasi, Gerak Dasar Sepak Sila

PENDAHULUAN

Pendidikan jasmani merupakan salah satu pelajaran yang diberikan di sekolah-sekolah yang sama kedudukan dan pentingnya dengan mata pelajaran yang lain. Pendidikan jasmani di sekolah dasar berpotensi untuk mengembangkan peserta didik kearah yang lebih optimal. Karena melalui pendidikan jasmani peserta didik dapat mengungkapkan kesan, kreasi dan inovasi dalam gerak yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani sekaligus turut membangun fungsi fisik dan psikis lainnya. Seperti yang dijelakskan oleh Mahendra (2009, hlm, 2). Artinya, penjas bukan hanya dekorasi atau ornament yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak akan

mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya.

(2)

“Ching Loong”, di Indonesia disebut “Rago” dan orang-orang Laos menyebutnya “Kator” ( Engel, 2010, hlm. 6).

Sepak takraw merupakan olahraga permainan yang unik. Permainan sepak takraw merupakan kombinasi dari permainan sepak bola dan bola voli. Permainan ini dilakukan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari 3 orang pemain. Tujuan dari setiap pemain adalah mengembalikan bola ke lapangan lawan. Jumlah pemain dalam permainan sepak takraw terdiri dari tiga orang untuk setiap regu, yang terdiri dari dua orang sebagai apit kanan dan apit kiri, sedangkan satu orang sebagai tekong. Cara memainkan bola dengan menyundul, mendada, memaha dan berbagai macam sepakan. Teknik-teknik gerakan dalam permainan sepak takraw memiliki persamaan dengan sepak bola.

Pembelajaran yang akan peneliti lakukan yaitu pembelajaran tentang gerak dasar sepak sila melalui modifikasi pembelajaran dalam pembelajaran permainan sepak takraw. Maka dari itu peneliti melakukan modifikasi dalam aktivitas pembelajarannya modifikasi peraturan permainannya, maupun peralatan contohnya materi pembelajaran yang dibuat lebih menarik dan menggunakan bola yang ringan (bola karet soft) sehingga siswa tidak takut dan merasa sakit saat melakukan gerak dasar sepak sila atau menimang bola.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) penelitian tindakan kelas ini adalah perbaikan praktis dimana meliputi masalah yang dialami siswa yang di ajar oleh guru sebagai pelaku penelitian tindakan kelas (PTK). tujuannya adalah memperbaiki kinerja serta kualitas pembelajaran pendidikan jasmani disekolah, agar lebih baik dalam menunjang pendidikan di Indonesia.

TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2

dilaksanakan di kelas V dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan, untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan (PJOK).

DESAIN DAN PROSEDUR

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan maka akan mempermudah alur penelitian dibuatlah skema prosedurnya. Seperti yang dikatakan oleh Kurt Lewin (Zainal Aqib, 2006: 21) menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah yaitu: perencanaan (Planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing), refleksi (reflecting). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus dimana dalam setiap siklusnya meliputi perencanaan, aksi atau tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dimana setiap siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi.

INSTRUMEN PENELITIAN

Supyanudin (dalam Hidayat, 2011, hlm.39) mengemukakan bahwa “instrumen adalah alat bantu untuk mengumpulkan informasi, melakukan pengukuran, atau mengumpulkan data”. Dalam penelitian ini penulis atau peneliti menggunakan beberapa instrumen, yaitu :

1) Lembar Observasi

(3)

169-183

Didin Budiman, Dede Apriansah

Tabel 1

Lembar Penilaian Observasi

Keterangan penilaian :

1. Kurang

2. Cukup

3. Baik

4. Baik sekali

5. Istimewa

Penilaian Keterampilan Gerak Dasar Sepak Sila

Tabel 2

Kriteria Penilaian Sepak dan Tangkap Sendiri

Kriteria Penilaian Sepak dan Tangkap Sendiri

A Lemparkan bola ke atas hingga di atas kepala lalu bola tersebut sepak

dengan menggunakan kaki bagian dalam.

B Lemparkan bola ke atas hingga di atas kepala, namun biarkan bola

memantul lantai setelah di sepak dan sepak lagi bola dengan kaki kanan dan kiri menggunakan kaki bagian dalam.

C Lemparkan bola ke atas hingga di atas kepala lalu tendang ke arah

(4)

D Lemparkan bola ke atas hingga di atas kepala lalu sepak bola ke atas kira-kira setinggi antara dada dan mata secara beruntun menggunakan kedua kaki bergantian.

Tabel 3

Kriteria Penilaian Sepak Berpasangan

Kriteria PenilaianSepak Berpasangan

A Lemparkan bola ke atas setinggi kepala, lalu sepak ke arah pasangan

(yang berdiri sejauh 10-15 kaki) menggunakan gerakan dasar sepak sila.

B Lemparkan bola ke atas setinggi kepala sama seperti di atas, hanya saja

kali ini bola tidak di tangkap melainkan kembali disepak oleh pasangan setelah memantul ke lantai menggukan sepak dasar sepak sila.

C Lemparkan bola ke atas setinggi kepala kemudian bola di sepak ke

tembok bola yang memantul ke tembok kembali di sepak oleh pasangan tersebut.

D Lemparkan bola ke atas setinggi kepala sama seperti diatas, hanya saja

setiap pemain harus melambungkan bola yang memantul dari tembok, lalu menyepaknya kembali ke tembok. Setelah itu giliran pasangan melakukan hal yang sama.

Tabel 4

Kriteria Penilaian Sepak Melingkar

Kriteria Penilaian Sepakan Melingkar

A Lemparkan bola ke atas setinggi kepala hanya saja para pemain

membentuk lingkaran, dan setiap pemain menyepak bola ke arah pemain yang berada di sebrangnya atau di seblehmanya yang kemudian menangkap bola tersebut dan dan menendangnya kembali ke pemain lain.

B Lemparkan bola ke atas setinggi kepala, kemudian sepak bola ke arah

pemain yang berada di sebrangnya atau di sebelahnya, bola tidak di tangkap melainkan disepak kembali setelah memantul ke lantai bola dimainkan dalam kelompok yang membentuk lingkaran.

C Para pemain berdiri membentuk lingkaran seperti roda pedati sejauh

(5)

169-183

Didin Budiman, Dede Apriansah

sepak sila secara.

D Pemain yang berdiri membentuk lingkaran menyentuh bola dua kali,

pertama menahan bola dan keduanya mengumpannya ke pemain lain dalam lingkaran menggunakan sepakan dasar sepak sila. Bola tidak boleh menyentuh lantai.

Tabel 5

Kriteria Penilaian Sepak Berbaris

Kriteria Penilaian Sepak Berbaris

A Pemain membentuk dua baris yang saling berhadapan hingga

membentuk sudut segitiga. Pemain yang paling ujung memulai permainan dengan cara mengumpan dirinya sendiri lalu menyepak bola ke arah pemain yang ada di hadapannya. Satu persatu pemain menyepak bola yang berdiri dihadapannya hingga orang terakhir.

B Pemain berdiri membentuk barisan menghadap seorang pelempar

(tosser) yang akan mengumpan bola. Pemain menyepak bola ke kembali ke arah sekali atau dua kali sentuhan menggunakan kaki bagian dalam. Kemudian pemain yang sudah melakukan berlari ke belakan barisan.

C Pemain berdiri membentuk sebuah barisan menghadap seorang pelempar

yang bediri di atas sebuah daerah sasaran berukuran sekitar 4x6 kaki, misalnya matras atau sebidang lantau yang telah ditandai. Pelempar mengumpan bola kepada pemain pertama, kemudian menendang kembali bola tersebut ke arah sasaran yang telah di tentukan.

D Sama seperti diatas, hanya saja pemain menahan bola pada kesempatan

pertama dan melambungkannya pada sentuhan kedua.

Tabel 6

Kriteria Penilaian Permainan

Kriteria Penilaian Permainan

A Permainan tanpa jaring lingkaran bola hidup setiap pemain hanya boleh

(6)

B Permianan berputar bola hidup berputar hampir sama seperti permainan di atas hanya saja pantulan yang diperbolehkan adalah pantulan dari lantai, dan umpan harus diarahkan kepada pemain yang berdiri di sebelahnya. Hitung berapa putaran yang bisa pemain selesaikan. Jika bola tidak memantul, keluar, dan sentuhan kurang dari team lawan makan team tersebut kalah.

C Permianan menggunakan net sama seperti permainan di atas hanya boleh

menyentuh bola tiga kali secara berturut-turut tanpa boleh mengenai tangan atau lengan. Bola diperbolehkan memantul lantai, tembok, atau langit-langit. Tetapi setelah pemain sudah menyentuh bola sebanyak 3 kali sentuhan pemain harus menyebrangkan bola ke daerah lawan, apabila lebih dari 3 sentuhan atau bola keluar dari lapangan maka 1 poin buat lawan.

D Permianan 6 vs 6 menggunakan net, sama seperti permainan di atas

hanya boleh menyentuh bola tiga kali secara berturut-turut tanpa boleh mengenai tangan atau lengan. Tetapi bola tidak diperbolehkan memantul lantai, tembok, atau langit-langit. Apabila lebih dari 3 sentuhan dan bola keluar dari lapangan maka 1 poin buat lawan.

Kriteria Penilaian menurut Lubis (2014)

1) Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam suatu penelitian tindakan kelas. Dimana catatan lapangan berisi tentang deskripsi hal-hal yang terjadi

atau muncul pada saat pelaksanaan

pembelajaran dilaksanakan. Format catatan

lapangan memiliki fungsi untuk mengamati

perilaku siswa ketika melaksanakan

pembelajaran. Catatan lapangan diisi oleh para observer, yang nantinya observer tersebut memberitahukan kepada penulis atau peneliti tentang hal-hal yang terjadi pada saat

aktivitas pembelajaran berlangsung.

Tabel 7

Catatan Lapangan

HARI :

SIKLUS :

TINDAKAN :

TEMPAT :

Permasalahan yang muncul pada waktu observasi tindakan

(7)

169-183

Didin Budiman, Dede Apriansah

2) . Rekaman Foto

Rekaman digunakan untuk

mengabadikan tindakan yang telah

dilaksanakan. Selain itu, rekaman foto berguna untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. Foto bisa menjadi bukti kuat

bahwa telah dilakukannya penelitian,

sehingga laporan yang diberikan menjadi lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

TEKNIK PENGUMPULAN DAN

ANALISIS DATA

1. Pengolahan dan Penafsiran Data

Pengolahan dan penafsiran data dilakukan pada proses penelitian dan

hasil dokumentasi selama

pelaksanaan penelitian di lapangan, yaitu berupa hasil lembar observasi, hasil pengamatan data, dokumentasi

gambar serta berbagai data

pendukung lainnya yang digunakan.

Kemudian data yang diperoleh

ditafsirkan ke dalam kalimat atau kata-kata berupa kategori, serta

dijelaskan melalui tabel hasil

penelitian.

2. Hasil Analisis Data

Sugiono (2010, hlm.335) mengemukakan bahwa : Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisir data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalam penelitian ini terdapat dua siklus, siklus satu terdiri dari tindakan 1 dan tindakan 2, kemudian siklus dua terdiri dari tindakan 3 dan tindakan 4. Kriteria penelitian dan ukuran keberhasilan tujuan penelitian ini ditentukan berdasarkan hasil

evaluasi secara individu, dan

berpatokan pada indikator-indikator dalam lembar observasi.

Adapun teknik pengolahan data yang digunakan pada teknik tes yaitu : Mencari rata-rata (Xbar)

∑X = jumlah keseluruhan

x = jumlah sampel

Mencari persentase skor rata-rata: Skor rata-ratax100%

Skor maks

3. Indikator Keberhasilan

Dari hasil yang telah diperoleh berdasarkan hasil observasi awal, yang mencerminkan sikap disiplin siswa kelas V SDN 2 Margamulya dalam mengikuti pembelajaran sepak sila, diharapkan adanya peningkatan dalam

proses pembelajaran. Indikator

keberhasilan yang ditentukan adalah

minimal 70% dari KKM yang

(8)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Grafik 1

Grafik Perolehan Nilai Keseluruhan

Keterampilan Gerak Dasar Sepak Sila Setiap Tindakan

Grafik peningkatan presentase setiap tindakan dibuat setelah menghitung nilai rata-rata setiap tindakan. Pada siklus 1 tindakan 1

memperoleh 32,30% yang mengalami

peningkatan dari observasi awal yaitu meningkat 8%, selanjutnya siklus 1 tindakan

2 memperoleh persentase 48% mengalamai peningkatan 16% dari siklus 1 tindakan 1. Kemudian pada siklus 2 tindakan 1 memperoleh 67,00% mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu 19% dan

meningkat di siklus 2 tindakan 2.

Setelah penulis bertindak sebagai peneliti dan guru (yang terjun langsung melakukan kegiatan mengajar) serta dibantu mitra peneliti (sebagai observer) dalam melakukan penelitian tindakan kelas dari awal sampai tahap akhir penelitian, diperoleh beberapa temuan sebagai berikut:

1. Dari hasil observasi awal diperoleh fakta bahwa:

a. Rendahnya keterampilan siswa dalam melakukan gerak dasa sepak sila sehingga ketika siswa menimang bola teresebut banyak jatuh dan lepas.

b. Sebagian siswa takut untuk menguasai bola dan selalu terburu-buru saat melakukan menimang.

c. Jumlah siswa yang terlalu banyak yang mencapai 24 orang dalam 1 kelas menyulitkan guru untuk mengkoordinir aktivitas serta kegiatan siswa satu persatu.

2. Dari hasil pelaksanaan tindakan kelas diperoleh beberapa teori yang mendukung dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

(9)

169-183

Didin Budiman, Dede Apriansah

meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya”. Dilanjutkan lagi oleh PERSETASI (1996, hlm. 7) menyatakan bahwa :

Sepak takraw adalah suatu permainan yang dilakukan di atas lapangan empat persegi panjang, rata, baik terbuka maupun tertutup, serta bebas dari semua 17 rintangan dan lapangan dibatasi oleh net. Bola yang dipakai terbuat dari rotan atau plastik (synthetic fibre) yang di

anyam bulat. Permainan ini menggunakan seluruh anggota tubuh, kecuali tangan. Bola

dimainkan dengan

mengembalikannya ke lapangan lawan melewati net.

Selain itu menurut (Sulaiman, 2004. 18) “Sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam. Sepak sila digunakan untuk menerima dan menguasai bola, mengumpan untuk serangan smash dan untuk menyelamatkan serangan lawan.”

Dari beberapa pendapat di atas jelas bahwa melalui penerapan bola modifikasi dalam pembelajaran sepak takraw dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar siswa dan hasil belajar yang di ujikan adalah keterampilan gerak dasar sepak sila, karena dengan bola modifikasi selain

banyak variasi dari yang mudah hingga sulit siswa diberikan tambahan pengulangan agar keterampilan gerak dasar sepak sila meningkat. Selain itu melalui bola modifikasi siswa termotivasi dan berpartisipasi dalam pembelajaran

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dari mulai observasi awal sampai dengan tindakan terakhir, yaitu siklus II tindakan II, nilai presentase adalah Pada siklus 1 tindakan 1 memperoleh 32,30% yang mengalami peningkatan dari observasi awal yaitu meningkat 8%, selanjutnya siklus 1 tindakan 2 memperoleh

persentase 48% mengalamai

peningkatan 16% dari siklus 1 tindakan 1. Kemudian pada siklus 2 tindakan 1

memperoleh 67,00% mengalami

peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu 19% dan meningkat di siklus 2

tindakan 2. Setelah penelitian

dilaksanakan mengenai “Penggunaan

bola modifikasi (bola karet) terhadap keterampilan gerak dasar sepak sila, maka peneliti menyimpulkan bahawa bola karet berpengaruh terhadap gerak dasar sepak sila siswa kelas V SDN 2 Margamulya, karena bola modifikasi siswa dapat melakukan gerak dasar sepak sila yang tadinya kurang terampil menjadi terampil dan yang terampil

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. (2006). Penelitian tindakan kelas. Bandung: Yrama Widya

Bahagia, Y.dan mujianto, S. (2010), Fasilitas dan perlengkapan penjas. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

Bahagia, Y. dan Mujianto, S.(2009). Media dan Alat Pembelajaran Penjas. Bandung

Bahagia, Y. dan Suherman, A. (2000) prinsip-prinsip pengembangan dan modifikasi cabang Olahraga. Bandung

Engel Rick (2010). Sepak Takraw 101. Bandung : Penerbit : ASC Internasional Mahendra, A. 2015. Filsafat Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sedarmayanti. dan Hidayat, S. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung : Mandar Maju http://edhay76.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-sepak-takraw.html

http://edihardiansyah4.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-dan-sejarah-sepak-takraw.html http://www.docs-engine.com/pdf/1/jurnal-sepak-takraw.html

file:///C:/Users/abahg/Downloads/Documents/6101911091.pdf

http://arispriyanto-sma1jogja.blogspot.co.id/2013/10/jurnal-penelitian-tindakan-kelas-dimuat.html

Gambar

Tabel 1 Lembar Penilaian Observasi
Tabel 3
Tabel 5
Tabel 7 Catatan Lapangan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan keseluruhan variabel-variabel independen yang diuji secara individual dapat diketahui bahwa untuk model umum dari hasil uji F menunjukkan bahwa variabel

ƒ TIK memiliki potensi yang sangat besar untuk mentransformasikan seluruh aspek di dalam pendidikan di sekolah dan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan-tujuan

[r]

Oleh karena itu kemampuan membaca dan menulis diajarkan pada sekolah tingkat dasar maupun di PAUD bedanya di sekolah dasar anak di tuntut harus bisa membaca dan menulis sedangkan

403 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016..

Diberitahukan bahwa setelah diadakan Evaluasi Administrasi, Teknis dan Kualifikasi serta Biaya oleh Panitia menurut Ketentuan – Ketentuan yang berlaku, maka Pokja

Bahan yang digunakan antaralain: kristal Na Sitrat, Na 2 CO 3 anhidrous, akuades, kupri sulfat, ksistal kuprti asetat, laritan reselsinol, HCl

Sedangkan dengan teknik dua titik, apabila sistem bersifat basa digunakan 2 buffer standar yaitu pH 7,00 dan 10,01, dan jika asam berupa pH 4,01 dan 7,00, kalibrasi