• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pola Tanam Tumpang Sari Jagung (Zea may L.), Kedelai (Glycine max L.), dan Padi Gogo (Oryza sativa L.) Terhadap Respon Pertumbuhan Dan Produksi Dalam Pemberian Pupuk NPK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pola Tanam Tumpang Sari Jagung (Zea may L.), Kedelai (Glycine max L.), dan Padi Gogo (Oryza sativa L.) Terhadap Respon Pertumbuhan Dan Produksi Dalam Pemberian Pupuk NPK"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia maka penyediaan pangan yang cukup bukan merupakan masalah yang mudah dan sederhana untuk mengatasi ketersediaan pangan tersebut. Beras, jagung dan kedelai merupakan bagian dari kebutuhan pokok masyarakat yang terus digenjot produksinya melalui berbagai kebijakan dan program untuk mencapai swasembada pangan dan berkelanjutan (Ariani, 2016).

Padi, jagung dan kedelai selain dapat dikonsumsi langsung juga dapat dijadikan industri pangan dalam jumlah yang sangat besar. Dalam mengatasi ketersediaan pangan salah satu yang dapat dilakukan dengan cara membuat pola tanam tumpang sari demi memberikan hasil yang lebih maksimal dalam meningkatkan hasil produksi.

Tumpang sari merupakan bagian dari multiple cropping. Tumpang sari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama. Beberapa keuntungan dari sistem tumpang sari antara lain pemanfaatan lahan kosong disela-sela tanaman pokok, peningkatan produksi total persatuan luas karena lebih efektif dalam penggunaan cahaya, air serta unsur hara, disamping dapat mengurangi resiko kegagalan panen dan menekan pertumbuhan gulma.

Sistem bertanam tumpang sari (intercropping) merupakan salah satu bentuk usaha tani terpadu yaitu pengaturan tanaman dalam suatu pola tanaman pada lahan dan waktu yang sama, maksudnya penanaman dua atau lebih jenis tanaman semusim atau seumur secara bersamaan dengan membentuk barisan

(2)

2

lurus untuk tiap jenis tanaman yang ditanam berselang seling pada sebidang tanah yang sama. Perlu dipikirkan cara pengaturan tanaman yang dapat menekan pengaruh kompetitif antara komponen pertanaman sampai ke tingkat yang paling rendah, serta meningkatkan ketersediaan hara yang lebih baik (Asrijal et al., 2005).

Budidaya padi gogo dengan sistem tumpang sari biasa dilakukan oleh petani dengan tujuan meningkatkan produktivitas lahan dan mengurangi risiko kegagalan panen. Pada sistem tanam tersebut padi gogo ditanam bersama-sama dengan tanaman semusim lainnya atau disisipkan di antara tanaman tahunan sebagai tanaman sela. Salah satu kendala pertumbuhan dan produksi padi gogo dalam tumpang sari adalah terjadinya defisit cahaya yang sampai di kanopi padi. Intensitas cahaya rendah mengakibatkan terganggunya laju fotosintesis dan sintesis karbohidrat, dan berakibat menurunnya laju pertumbuhan dan produktivitas tanaman (Vijayalaksmi et al., 1991).

Tanaman kedelai dan jagung memungkinkan untuk ditumpang sari karena tanaman jagung menghendaki nitrogen tinggi, sementara kedelai dapat memfiksasi nitrogen dari udara bebas sehingga kekurangan nitrogen pada jagung terpenuhi oleh kelebihan nitrogen pada kedelai. Kombinasi kedelai dan jagung sangat serasi, hal ini berhubungan dengan kompatibilitas beberapa sifat yang dimiliki oleh kedua jenis tanaman ini dimana kedelai termasuk tanaman golongan C3 yang cukup toleran terhadap naungan yang mempunyai akar tunggang dan membentuk bintil akar yang mampu menfiksasi N2 secara simbiosis dengan bakteri Rhizobium sp., sedangkan jagung tergolong tanaman C4 yang

(3)

3

membutuhkan pencahayaan secara langsung dan membutuhkan unsur hara yang besar terutama unsur N (Indriati, 2009).

Tantangan dalam upaya meningkatkan efisiensi pemupukan adalah mengelola pupuk secara tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kondisi lahan agar produktivitas tanaman tetap tinggi. Dalam penerapan teknologi pemupukan untuk meningkatkan produktifitas lahan perlu memperhatikan: (a) kemampuan sifat fisik, kimia dan biologi tanah dalam mendukung penyediaan nutrisi, (b) kemampuan tanaman untuk menyerap unsur hara, dan (c) pemilihan jenis pupuk yang akan digunakan. Pertimbangan ketiga hal tersebut diperlukan agar pencapaian produksi pertanian dapat dioptimalkan (Abdulrachman et al., 2009).

Untuk pertumbuhannya tanaman memerlukan suplai hara yang berasal dari berbagai sumber. Menurut Dobermann dan Fairhurst (2000), untuk setiap ton padi yang dihasilkan dibutuhkan sekitar 14,7 kg N; 2,6 kg P; dan 14,5 kg K/Ha yang dapat diperoleh tanaman dari tanah, air irigasi, sisa tanaman atau dari pupuk (organik dan/atau anorganik) yang ditambahkan.

Peningkatan dosis pemupukan N di dalam tanah secara langsung dapat meningkatkan kadar protein (N) dan produksi tanaman jagung, tetapi pemenuhan unsur N saja tanpa P dan K akan menyebabkan tanaman mudah rebah, peka terhadap serangan hama penyakit dan menurunnya kualitas produksi (Rauf et al., 2000).

Kedelai membutuhkan dan menyerap hara makro atau N, P, dan K dalam jumlah besar karena kedelai juga merupakan tanaman semusim. Unsur hara makro yang banyak dibutuhkan oleh tanamansering mengalami kekurangan dimana

(4)

4

unsur N mengalami pencucian dan penguapan, K mengalami leaching (pencucian) serta P yang banyak terangkut bersama-sama tanaman saat panen.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pola tanam tumpang sari jagung, kedelai, dan padi sehingga dapat meningkatkan hasil panen yang lebih optimal.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi jagung, kedelai, dan padi terhadap pengaruh pola tanam tumpang sari dan pemberian pupuk NPK.

Hipotesis Penelitian

Penggunaan pola tanam tumpang sari dan dosis pupuk NPK serta interaksi keduanya nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi jagung, kedelai, dan padi .

Kegunaan Penelitian

Sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Referensi

Dokumen terkait

a. Mahasiswa tidak diikutsertakan dalam kegiatan yang diadakan oleh Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan sehingga kurangnya program

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Penghasilan. Berdasarkan tabel 4.14 diketahui variabel tingkat

Namun berdasarkan hasil penelitian Anwar Sitepu (2014) ada lima faktor yang menyebabkan kesalahan dalam penetapan sasaran, yaitu: 1) basis data terpadu yang digunakan sebagai

Arus kedatangan kapal merupakan banyaknya kapal yang datang untuk melakukan aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) setiap harinya dari

Keanekaragaman dan Bio-Ekologis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Kawasan Cagar Alam Gunung Ambang Sub Kawasan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.. Fakultas MIPA,

berlandaskan perilaku religius dari pada pembiasaan yang lain, yang. kurang membantu siswa dalam berkembang, baik di lingkungan

Analisis yang dilakukan terhadap data perusahaan menggunakan matriks BCG dengan membandingkan tingkat pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relative, maka posisi Rubby Hijab

Strategi Pembiasaan Perilaku Religius di Sekolah ... Penerapan Pembiasaan Perilaku Religius di