PENDAHULUAN Latar Belakang
Andisol merupakan tanah muda yang berkembang dari bahan induk vulkanik pada ketinggian tempat di atas 700 meter dari permukaan laut, didaerah iklim humid dengan curah hujan tinggi, drainase baik dan tidak pernah kering total. Andisol berasal dari batuan volkanik yang cukup beragam. Andisol adalah salah satu jenis tanah yang relatif subur namun mempunyai tingkat jerapan P yang tinggi karena dirajai oleh mineral amorf seperti alofan, imogolit, ferihidrit dan oksida-oksida hidrat Al dan Fe dengan permukaan spesifik yang luas (Mukhlis, 2011).
Permasalahan Andisol yang paling umum adalah nilai retensi fospat yang tinggi ( > 85%) dan sebagian besar fospat terikat oleh koloid liat tanah sehingga P tidak tersedia bagi tanaman. Pemberian pupuk P dan penambahan bahan organik, masalah kekahatan P pada Andisol dapat diatasi. Meskipun pada Andisol mengandung bahan organik yang tinggi akan tetapi dengan penambahan bahan organik ke dalam tanah dapat meningkatkan terlepasnya P dari dalam humus tanah oleh proses dekomposisi bahan organik tambahan (Ferela, 2008).
Fosfor (P) adalah unsur penting setelah nitrogen yang berperan penting dalam fotosintesis, perkembangan akar, pembentukan bunga, buah dan biji. Fosfor yang diserap tanaman adalah fosfat yang sebagian besar bentuk fosfat terikat oleh koloid tanah , Fe dan Al sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu usaha untuk mengurangi unsur P yang terikat di dalam tanah.
organik. Mikroorganisme dan bahan organik, masing-masing dapat menghasilkan asam organik yang mengkhelat logam dalam tanah sehingga fosfat tidak tersedia menjadi tersedia. Pemanfaatan mikroorganisme pelarut fosfat dan bahan organik diharapkan dapat mengatasi masalah P pada tanah masam yang juga dapat menekan penggunaan pupuk anorganik dan diperlukan untuk mempertahankan kesuburan tanah dengan menjaga dan meningkatkan fungsi mikroorganisme tanah sehingga dapat meningkatkan ketersediaan hara dan juga meningkatkan efektivitas pemupukan.
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas umbi-umbian dengan kebutuhkan fosfor (P) yang lebih tinggi dibanding tanaman hortikultura lainnya. Kentang banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi juga berpotensi sebagai sumber karbohidrat alternatif yang dapat menggantikan bahan pangan penghasil karbohidrat lainnya. Peningkatan produktivitas kentang sangat ditunjang oleh sistem pemupukan dan lingkungan tumbuh yang sesuai. Pemupukan sangat diperlukan untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman dan dapat memperbaiki kondisi tanah sehingga perakaran dapat tumbuh baik serta dapat menyerap unsur hara dalam jumlah cukup.
Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji pengaruh pemberian mikroba pelarut fosfat dalam meningkatkan ketersediaan P dan produksi tanaman kentang pada Andisol Sinabung.
2. Untuk menguji pengaruh pemberian beberapa bahan organik (kotoran ayam, kotoran sapi, jerami padi dan titonia) dalam meningkatkan ketersediaan P dan produksi tanaman kentang pada Andisol Sinabung. 3. Untuk menguji pengaruh pemberian mikroba pelarut fosfat dan beberapa
bahan organik (kotoran ayam, kotoran sapi, jerami padi dan titonia) dalam meningkatkan ketersediaan P dan produksi tanaman kentang pada Andisol Sinabung.
Hipotesis Penelitian
1. Aplikasi mikroba pelarut fosfat dapat meningkatkan ketersediaan P dan produksi tanaman kentang pada Andisol Sinabung.
2. Aplikasi beberapa bahan organik (kotoran ayam, kotoran sapi, jerami padi dan titonia) dapat meningkatkan ketersediaan P dan produksi tanaman kentang pada Andisol Sinabung.
3. Aplikasi mikroba pelarut fosfat dan beberapa bahan organik (kotoran ayam, kotoran sapi, jerami padi dan titonia) dapat meningkatkan ketersediaan P dan produksi tanaman kentang pada Andisol Sinabung. Kegunaan Penelitian