• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Store Atmosphere terhadap Minat Beli pada Ritel Kagum Fashion di Sepanjang Jalan Cihampelas Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Store Atmosphere terhadap Minat Beli pada Ritel Kagum Fashion di Sepanjang Jalan Cihampelas Bandung."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori kausal yang dilakukan secara kuantitatif. Seluruh data yang ada dalam penelitian ini didapatkan melalui metode wawancara dengan alat bantu kuisioner. Sampel penelitian adalah 150 pengunjung yang akan melakukan proses pembelian atau hanya berkunjung saja di Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas Bandung. Hasil observasi akan di analisis dengan menggunakan metode Statistical Product and Service Solutions (SPSS)

Hasil analisis menggunakan Statistical product and Service Solutions (SPSS) menyimpulkan bahwa unsur store atmosphere yang dimiliki oleh Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas Bandung memiliki pengaruh sebesar 13,7% terhadap minat beli konsumen di Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas Bandung

(2)

vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This research is explanatory causal research conducted in a quantitative manner. All existing data in these studies obtained through the method of interview with AIDS questionnaire. The research sample are 150 visitors will make the process of buying or just visiting in Kagum Fashion along the side of Cihampelas street Bandung. The

data is then processed using Statistical Product and Service Solutions (SPSS).

The results of the analysis using the Statistical Product and Service Solutions

(SPSS) concluded that store atmosphere elements has a 13,7% impact on consumer purchase intention at Kagum Fashion along the side of Cihampelas street Bandung.

(3)
(4)

viii Universitas Kristen Maranatha

2.2 Rerangka Pemikiran ... 31

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 32

2.3.1 Model Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.3 Definisi Operasional Variabel (DOV) ... 35

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.5 Teknik Analisis Data ... 39

3.5.1 Uji Instrumen ... 39

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Hasil Penelitian

4.2.3 Analisis Koefisien Determinasi... 70

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Riset Empiris ... 27

Tabel 3.3 Tabel Definisi Operasional Variabel... 35

Tabel 3.4 Skala Likert ... 39

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 44

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Penghasilan per Bulan ... 45

Tabel 4.4 Tanggapan Responden SA 1 ... 46

Tabel 4.5 Tanggapan Responden SA 2 ... 47

Tabel 4.6 Tanggapan Responden SA 3 ... 47

Tabel 4.7 Tanggapan Responden SA 4 ... 48

Tabel 4.8 Tanggapan Responden SA 5 ... 49

Tabel 4.9 Tanggapan Responden SA 6 ... 50

Tabel 4.10 Tanggapan Responden SA 7 ... 50

Tabel 4.11 Tanggapan Responden SA 8 ... 51

Tabel 4.12 Tanggapan Responden SA 9 ... 52

Tabel 4.13 Tanggapan Responden SA 10 ... 52

Tabel 4.14 Tanggapan Responden SA 11 ... 53

Tabel 4.15 Tanggapan Responden SA 12 ... 54

Tabel 4.16 Tanggapan Responden SA 13 ... 54

Tabel 4.17 Tanggapan Responden SA 14 ... 55

Tabel 4.18 Tanggapan Responden MB 1 ... 56

Tabel 4.19 Tanggapan Responden MB 2 ... 57

Tabel 4.20 Tanggapan Responden MB 3 ... 57

Tabel 4.21 Tanggapan Responden MB 4 ... 58

Tabel 4.22 Tanggapan Responden MB 5 ... 59

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.24 Tanggapan Responden MB 7 ... 61

Tabel 4.25 Tanggapan Responden MB 8 ... 61

Tabel 4.26 Tanggapan Responden MB 9 ... 62

Tabel 4.27 Tanggapan Responden MB 10 ... 63

Tabel 4.28 Hasil Uji Validitas Untuk SA ... 64

Tabel 4.29 Hasil Uji Validitas Untuk MB ... 65

Tabel 4.30 Hasil Uji Reliabilitas Untuk SA ... 66

Tabel 4.31 Hasil Uji Reliabilitas Untuk MB ... 66

Tabel 4.32 Hasil Uji Normalitas ... 67

Tabel 4.33 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 68

Tabel 4.34 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... 69

Tabel 4.35 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ... 71

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Kuesioner ... 81

Rekap Kuesioner ... 84

Hasil SPSS ... 92

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Sebagai kota

besar yang terus berkembang, laju pertumbuhan perekonomian serta perubahan

teknologi dan arus informasinya pun semakin cepat. Hal ini menjadi salah satu

faktor pendorong terciptanya persaingan ketat di dalam dunia bisnis, terutama

bisnis fashion. Pasar yang semakin dinamis, mengharuskan para pelaku bisnis

untuk secara terus-menerus berimprovisasi dan berinovasi dalam mempertahankan

para pelanggannya.

Kota Bandung yang oleh masyarakat luas dikenal sebagai Entertainment

City (Kota Hiburan) menawarkan berbagai macam pilihan hiburan wisata untuk

semua kalangan tanpa batasan usia. Mulai dari wisata sejarah, wisata alam, wisata

kuliner, dan yang pastinya wisata belanja yang ditawarkan kota ini.

Bandung memang sudah sejak lama dikenal sebagai barometer fashion di

Indonesia. Di kota ini perkembangan fashion selalu bergerak dinamis dengan

segala kreativitas didalamnya. Pada pertengahan 1990 sampai sekarang, tren

distro (distribution outlet) dan FO (factory outlet) membentuk identitas kota ini

sebagai kiblat utama di bidang fashion Indonesia. Bisnis ini tumbuh subur di kota

Bandung.

Bisnis yang dijalankan dewasa ini tidak lagi berorientasi kepada laba dan

keuntungan. Namun, pemasaran aktif yang lebih berorientasi kepada pelanggan

(10)

2 Universitas Kristen Maranatha bisnis mengharuskan para pelaku bisnis mendefinisikan “want and need” dari

sudut pandang konsumen.

Dalam setiap kegiatan usaha, pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan

keuntungan yang maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di

tengah persaingan. Perusahaan harus mampu memuaskan kebutuhan dan

keinginan konsumen agar dapat menguntungkan perusahaan tersebut. Seiring

semakin berkembangnya industri fashion yang ada di Kota Bandung membuat

menjamurnya factory outlet/departement store/distro yang tersebar di Kota

Bandung. Bahkan, saat ini fenomena baru yang sedang digemari oleh masyarakat

adalah berbelanja dengan sistem online, karena dinilai lebih praktis dan efisien.

Banyaknya pesaing di bidang fashion ini menuntut para pelaku bisnis untuk

mampu memaksimalkan kinerja perusahaanya agar dapat bersaing di pasar.

Melihat kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap bisnis ritel modern

perlu meningkatkan kekuatan yang ada dalam perusahaanya dengan cara

memunculkan perbedaan atau keunikan yang dimiliki perusahaan dibandingkan

dengan pesaing untuk dapat menarik minat beli konsumen. (Durianto & Liana,

2004) mengatakan bahwa minat beli adalah sesuatu yang berhubungan dengan

rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit

produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Menyikapi hal ini, peritel yang

bermain di bisnis ini dituntut untuk selalu melakukan inovasi agar minat beli

konsumen tetap terjaga dan bahkan meningkat. Menarik minat beli konsumen

untuk melakukan pembelian juga dapat dilakukan dengan cara memberikan store

(11)

3 Universitas Kristen Maranatha Store atmosphere tidak hanya dapat memberikan suasana lingkungan

pembelian yang menyenangkan saja, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah

terhadap produk yang dijual. Selain itu, store atmosphere juga akan menentukan

citra toko itu sendiri. Citra toko yang baik dapat menjamin kelangsungan hidup

perusahaan untuk bertahan terhadap persaingan dalam membentuk pelanggan

yang loyal. Store atmosphere sebagai salah satu sarana komunikasi yang dapat

berakibat positif dan menguntungkan di buat semenarik mungkin. Tetapi

sebaliknya mungkin juga dapat menghambat proses pembelian. Minimal

konsumen akan merasa betah saat berada di toko tersebut dan hal ini akan

membuat konsumen untuk memutuskan pembelian di toko tersebut.

Mowen & Minor (2002) mengatakan bahwa suasana toko merupakan

unsur senjata yang dimiliko toko. (Utami, 2008) suasana toko merupakan

kombinasi dari karakteristik fisik toko seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan,

pemajangan, warna, temperatur, musik serta aroma yang secara menyeluruh akan

menciptakan citra dalam benak konsumen. Melalui suasana yang dengan sengaja

diciptakan, sebuah toko berusaha untuk mengkomunikasikan informasi yang

terkait dengan layanan, harga, maupun ketersediaan barang dagangan yang

bersifat fashionable. Setiap toko mempunyai tata letak fisik yang memudahkan

atau menyulitkan pembeli untuk berputar-putar didalamnya. Store Layout yang

baik akan membantu retailer agar bisa menampilkan produknya dengan baik,

memudahkan konsumen berbelanja dan meningkatkan efisiensi kinerja petugas,

menarik minat beli dan meningkatkan keuntungan bagi pemilik toko (Setiadi,

2010). Toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar

(12)

4 Universitas Kristen Maranatha toko yang tidak mempedulikan suasana tokonya dengan menaruh display toko

yang sembarangan sehingga membuat konsumen bingung untuk mencari barang

yang akan dibeli sehingga tidak dapat menarik minat beli konsumen. Dengan

melihat barang dagangan, konsumen akan tertarik serta memudahkan konsumen

dalam memilih barang yang diinginkan. Display yang baik akan mempengaruhi

konsumen untuk melakukan pembelian. Penciptaan suasana yang menyenangkan,

menarik, serta bisa membuat konsumen merasa nyaman ketika berada di dalam

toko merupakan salah satu cara agar bisa menarik konsumen untuk melakukan

tindakan pembelian (Levy & Weitz, 2001).

Kotler (2009) mengatakan identitas sebuah toko dapat dikomunikasikan

kepada konsumen melalui dekorasi toko atau secara lebih luas dari suasananya.

Meskipun sebuah suasana toko tidak secara langsung mengkomunikasikan

kualitas produk dibandingkan dengan iklan, suasana toko merupakan komunikasi

secara diam-diam yang dapat menunjukan kelas sosial dari produk-produk yang

ada di dalamnya.

Sejak dijuluki sebagai Paris Van Java, Industri fashion di Kota Bandung

terus berkembang. Ditandai dengan banyaknya toko-toko yang menjual pakaian

dengan berbagai macam model. Namun ada yang menarik, di tengah banyaknya

toko yang sama, Kagum Group memiliki ciri khas tersendiri bagi setiap tokonya.

Selain bergerak di bidang properti dan hotel, Kagum Group juga sudah lama

berkontribusi di industri fashion Kota Bandung, toko toko yang di bangun dengan

konsep ikonik turut menjadi daya tarik dari factory outlet milik Kagum Group.

(13)

5 Universitas Kristen Maranatha seiring dengan berjalannya waktu pandangan mengenai fashion dan kebutuhan

dalam berbelanja pun berubah.

Menurut Marketing Team dari Kagum Fashion Group, industri fashion

sejak tahun 2000 memang sangat berkembang pesat. Semakin berkembangnya

ekonomi dan semakin mudahnya akses informasi yang berkembang di masyarakat

kita, fashion tidak lagi sebagai kebutuhan sekunder saja, namun beralih fungsi

sebagai penunjang gaya hidup. Gengsi dalam berbusana juga sangat di junjung

tinggi bagi kalangan tertentu. Untuk kalangan menengah, banyak bermunculan

local brand yang tidak kalah bersaingan baik dari segi kualitas maupun gengsi.

Kualitas produk yang di sediakan oleh factory outlet milik Kagum Group pun

cukup baik dan tidak kalah dibanding department store. Namun minat beli

konsumen bila dibandingkan beberapa tahun silam dinilai menurun.

Hal ini dirasa sangat kontras melihat lokasi toko yang sangat strategis dan

berada di pusat Kota Bandung dengan kualitas produk yang cukup baik dan harga

yang bersaing namun tidak begitu menarik konsumen untuk membeli produk

mereka, pengunjung factory outlet ini justru didominasi oleh turis domestik.

Berdasarkan pemaparan di atas kita bisa ketahui bahwa penurunan minat beli

konsumen pasti disebabkan oleh beberapa faktor. Selain faktor eksternal yaitu dari

pesaing dan perubahan sudut pandang konsumen, namun faktor interal pun perlu

di tinjau lebih jauh. Store atmosphere mempunyai peranan cukup penting karena

hal inilah yang terlihat kasat mata dan dapat dirasakan oleh konsumen secara

(14)

6 Universitas Kristen Maranatha 1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh store atmosphere terhadap minat beli pada

factory outlet milik Kagum Group di sepanjang Jalan Cihampelas ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh store atmosphere terhadap minat beli pada factory

outlet milik Kagum Group di sepanjang Jalan Cihampelas.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademisi :

Penelitian ini dapat menambah referensi pengetahuan dan pemahaman

bagi peneliti lain mengenai pengaruh store atmosphere terhadap minat beli

konsumen.

2. Bagi Praktisi Bisnis :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

pengaruh store atmosphere terhadap minat beli. Sehingga dapat menjadi

masukan atau bahan pertimbangan bagi para pelaku pasar terutama

pemilik toko pakaian sehingga dapat memaksimalkan store atmosphere

(15)

73 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang “Pengaruh

Store Atmosphere Terhadap Minat Beli Pada Ritel Kagum Fashion di Sepanjang

Jalan Cihampelas Bandung”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari analisis statistik data responden diketahui bahwa mayoritas responden

adalah yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 77 orang atau 51,3% dan

minoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 73 orang atau

48,7%.

2. Dilihat dari uji validitas ditemukan bahwa item yang valid adalah item

SA1, SA2, SA3, SA4, SA5, SA6, SA7, SA8, SA9, SA10, SA11, SA12,

SA13, SA14, MB1, MB2, MB3, MB4,MB5, MB6, MB7, MB8, MB9,

MB10.

3. Dari hasil uji reliabilitas, instrumen dinyatakan reliabel karena lebih besar

dari nilai cronbach alpha. Variabel store atmosphere dengan cronbach

alpha = 0,635 ≥ 0,50. Variabel minat beli dengan cronbach alpha = 0,642

≥ 0,50. Dari hasil uji reliabilitas seluruh variabel yang telah dinyatakan

valid, juga dinyatakan reliabel karena nilai cronbach alpha ≥ 0,50 dan

nilai cronbach alpha if item deleted ≤ cronbach alpha.

4. Dari hasil persamaan regresi didapatkan nilai standardized beta SA

sebesar 0,171 dan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.

5. Dari hasil perhitungan koefisien determinasi dapat disimpulkan bahwa

(16)

74 Universitas Kristen Maranatha 13,7% sedangkan sisanya sebesar 86,3% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak diteliti seperti price, place, promotion, service.

6. Dari hasil uji-t diperoleh nilai p value sebesar 0,000 dapat dinyatakan

bahwa p value ≤ α sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan serta beberapa kesimpulan pada penelitian

ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar

mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:

1. Untuk manajemen FO Kagum Group di Jalan Cihampelas agar lebih

meningkatkan perkembangan mengenai store atmosphere agar dapat

menciptakan minat beli yang lebih baik dan mendorong konsumen untuk

melakukan pembelian.

2. Manajemen FO Kagum Group di Jalan Cihampelas sebaiknya membuat

brosur dan media promosi lainnya agar menarik perhatian pengunjung.

3. Manajemen FO Kagum Group di Jalan Cihampelas perlu membuat

gebrakan strategi marketing yang baru agar dapat lebih mendorong minat

(17)

75 Universitas Kristen Maranatha 5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Adanya

keterbatasan ini diharapkan dapat dilakukan perbaikan untuk penelitian yang akan

datang. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan hanya menggunakan

kuesioner sehingga data responden kurang akurat dan peneliti kurang

mendapatkan informasi secara langsung dari responden.

2. Pada penelitian ini tidak diteliti pekerjaan dari masing-masing responden

sehingga hasil yang didapat tidak mewakili.

5.4 Implikasi Penelitian

1. Implikasi penelitian ini bertujuan untuk melihat bahwa store atmosphere

harus dikelola dengan baik oleh setiap perusahaan, dimana dalam hal ini yaitu

FO Kagum Group di Jalan Cihampelas.

2. Di saat FO Kagum Grup di Jalan Cihampelas mengelola store atmosphere

dengan baik dalam hal ini untuk pengaturan musik di FO Kagum Grup di

Jalan Cihampelas, pencahayaan, rak display yang rapi, kebersihan, dan

keramahan karyawan FO Kagum Group di Jalan Cihampelas, maka

(18)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. (2007). Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta.

Ashari, A. (2012). Pengaruh Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Group Blackberry Messanger Terhadap Minat Beli Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Hasanudin. Makassar: Skripsi.

Astuti, Sri Rahayu Tri. (2010). Analisis Pengaruh Iklan, Kepercayaan Merek, dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Konsumen. Skripsi.

Berman, Barry and Joel R. Evans. (2001). Retail Management. A Strategic

Decision Model, Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol.11 (no.1): 44

Dharmesta dan Handoko, T. (2000). Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Dharmesta dan Irawan. (2005). Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua. Yogyakarta: Liberty.

(19)

Universitas Kristen Maranatha Ferdinand, Augusty. (2007). Metode Penelitian Manajemen Edisi 2.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hartono, J. (2011). Pedoman Survei Kuesioner: Pengembangan Kuesioner, Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon. Yogyakarta: BPFE UGM.

Hidayat, Elita, Setiaman. (2012). Hubungan Antara Atribut Produk Dengan Minat Beli Konsumen. Universitas Padjajaran. Vol 1. No 1

Hurlock, Elizabeth, B. (2006). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2007). Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid 1, dialihbahasakan oleh Benjamin Molan. Jakarta: PT Indeks.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2007). Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid 2, dialihbahasakan oleh Benjamin Molan. Jakarta: PT Indeks.

Kotler, Philip. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Amstrong. (2009). Marketing an Introduction, Ninth Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Amstrong. (2010). Principles Of Marketing. 13th Edition. New Jersey. Upper Saddle River: Pearson Prentice Hall.

(20)

Universitas Kristen Maranatha Lamb, Charles W, Jr, Hair, Joseph F, Jr dan McDaniel, Carl. (2001). Pemasaran.

Jakarta: Salemba Empat.

Levy & Weitz. (2001). Retailing Management, 4th edition. New York: Mc. Graw Hill, Irwin.

Meldarianda dan Lisan. (2010). Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Niat Beli pada Resort Café Atmosphere Bandung. Bandung. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha.

Mowen, John, C., dan Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen Jilid 1, Edisi Kelima (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel – Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Ruane, Janet M. (2013). Dasar- dasar Metodologi Penelitian. Bandung: Nusa Media.

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business. Edisi 4, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business, Edisi 4, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Setiadi, Nugroho. (2010). Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta: Kencana Preneda Media.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

(21)

Universitas Kristen Maranatha Sutisna dan Pawitra. (2001). Perlikau Konsumen dan Komunikasi Pemasaran.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tjiptono, Fandy. (2011). Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia

Utami, Widya Christina. (2006). Manajemen Ritel. Jakarta: Salemba Empat.

Purwaningsih, A. (2013). Pengaruh Suasana Toko Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Jadi Baru di Kebumen. Jurnal.

Zimmer, Marry R. 2001. Impression of store atmosphere.Journal of retailing. Vol. 9, No 3, hal 568-569

Gambar

Gambar 2.3 Model Penelitian ..............................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penggunaan media pembelajaran alat tambal ban portable dalam pembelajaran per- baikan roda dan ban antara lain: (a) Sarana bagi siswa untuk menguasai pengetahuan

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor teman sebaya, media sosial, dan lingkungan sosial, berpengaruh signifikan terhadap perilaku bullying pada remaja awal di SMP Kristen Setia

Part I: Mathematical model for standard conditions, 45 (1998) 11–20 Pietka, J., Plant growth influenced by photosynthetic. irradiance

Bird densities and habitat variables were measured in four habitat types (cereal fields, fallow land, stubbles, and ploughed land) during 1997/1998, and detrended

Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan bahwa UKM Pramuka bisa dijadikan sebagai alat dan alternatif dalam pembentukan karakter mahasiswa melalui kegiatan-kegiatan

We, the participants of the Global Health Security Agenda Action Package Coordination Meeting held in Jakarta, 23-25 August 2016, appreciate the role of all participating

Kelompok kerja Bagian Layanan Pengadaan Barang Jasa, telah melaksanakan tahapan Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) Dokumen Pengadaan dengan metode tanya jawab secara elektronik

Maka dari itu mahasiswa berusaha untuk memberikan solusi dengan program awal yaitu “ Rekapitulasi Data Peserta dalam Pembentukan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka