vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori kausal yang dilakukan secara kuantitatif. Seluruh data yang ada dalam penelitian ini didapatkan melalui metode wawancara dengan alat bantu kuisioner. Sampel penelitian adalah 150 pengunjung yang akan melakukan proses pembelian atau hanya berkunjung saja di Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas Bandung. Hasil observasi akan di analisis dengan menggunakan metode Statistical Product and Service Solutions (SPSS)
Hasil analisis menggunakan Statistical product and Service Solutions (SPSS) menyimpulkan bahwa unsur store atmosphere yang dimiliki oleh Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas Bandung memiliki pengaruh sebesar 13,7% terhadap minat beli konsumen di Kagum Fashion sepanjang jalan Cihampelas Bandung
vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
This research is explanatory causal research conducted in a quantitative manner. All existing data in these studies obtained through the method of interview with AIDS questionnaire. The research sample are 150 visitors will make the process of buying or just visiting in Kagum Fashion along the side of Cihampelas street Bandung. The
data is then processed using Statistical Product and Service Solutions (SPSS).
The results of the analysis using the Statistical Product and Service Solutions
(SPSS) concluded that store atmosphere elements has a 13,7% impact on consumer purchase intention at Kagum Fashion along the side of Cihampelas street Bandung.
viii Universitas Kristen Maranatha
2.2 Rerangka Pemikiran ... 31
2.3 Pengembangan Hipotesis ... 32
2.3.1 Model Penelitian ... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
3.1 Jenis Penelitian ... 34
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
3.3 Definisi Operasional Variabel (DOV) ... 35
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.5 Teknik Analisis Data ... 39
3.5.1 Uji Instrumen ... 39
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1 Hasil Penelitian
4.2.3 Analisis Koefisien Determinasi... 70
xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR
xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Riset Empiris ... 27
Tabel 3.3 Tabel Definisi Operasional Variabel... 35
Tabel 3.4 Skala Likert ... 39
Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 44
Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Penghasilan per Bulan ... 45
Tabel 4.4 Tanggapan Responden SA 1 ... 46
Tabel 4.5 Tanggapan Responden SA 2 ... 47
Tabel 4.6 Tanggapan Responden SA 3 ... 47
Tabel 4.7 Tanggapan Responden SA 4 ... 48
Tabel 4.8 Tanggapan Responden SA 5 ... 49
Tabel 4.9 Tanggapan Responden SA 6 ... 50
Tabel 4.10 Tanggapan Responden SA 7 ... 50
Tabel 4.11 Tanggapan Responden SA 8 ... 51
Tabel 4.12 Tanggapan Responden SA 9 ... 52
Tabel 4.13 Tanggapan Responden SA 10 ... 52
Tabel 4.14 Tanggapan Responden SA 11 ... 53
Tabel 4.15 Tanggapan Responden SA 12 ... 54
Tabel 4.16 Tanggapan Responden SA 13 ... 54
Tabel 4.17 Tanggapan Responden SA 14 ... 55
Tabel 4.18 Tanggapan Responden MB 1 ... 56
Tabel 4.19 Tanggapan Responden MB 2 ... 57
Tabel 4.20 Tanggapan Responden MB 3 ... 57
Tabel 4.21 Tanggapan Responden MB 4 ... 58
Tabel 4.22 Tanggapan Responden MB 5 ... 59
xiii Universitas Kristen Maranatha
Tabel 4.24 Tanggapan Responden MB 7 ... 61
Tabel 4.25 Tanggapan Responden MB 8 ... 61
Tabel 4.26 Tanggapan Responden MB 9 ... 62
Tabel 4.27 Tanggapan Responden MB 10 ... 63
Tabel 4.28 Hasil Uji Validitas Untuk SA ... 64
Tabel 4.29 Hasil Uji Validitas Untuk MB ... 65
Tabel 4.30 Hasil Uji Reliabilitas Untuk SA ... 66
Tabel 4.31 Hasil Uji Reliabilitas Untuk MB ... 66
Tabel 4.32 Hasil Uji Normalitas ... 67
Tabel 4.33 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 68
Tabel 4.34 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... 69
Tabel 4.35 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ... 71
xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner ... 81
Rekap Kuesioner ... 84
Hasil SPSS ... 92
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Sebagai kota
besar yang terus berkembang, laju pertumbuhan perekonomian serta perubahan
teknologi dan arus informasinya pun semakin cepat. Hal ini menjadi salah satu
faktor pendorong terciptanya persaingan ketat di dalam dunia bisnis, terutama
bisnis fashion. Pasar yang semakin dinamis, mengharuskan para pelaku bisnis
untuk secara terus-menerus berimprovisasi dan berinovasi dalam mempertahankan
para pelanggannya.
Kota Bandung yang oleh masyarakat luas dikenal sebagai Entertainment
City (Kota Hiburan) menawarkan berbagai macam pilihan hiburan wisata untuk
semua kalangan tanpa batasan usia. Mulai dari wisata sejarah, wisata alam, wisata
kuliner, dan yang pastinya wisata belanja yang ditawarkan kota ini.
Bandung memang sudah sejak lama dikenal sebagai barometer fashion di
Indonesia. Di kota ini perkembangan fashion selalu bergerak dinamis dengan
segala kreativitas didalamnya. Pada pertengahan 1990 sampai sekarang, tren
distro (distribution outlet) dan FO (factory outlet) membentuk identitas kota ini
sebagai kiblat utama di bidang fashion Indonesia. Bisnis ini tumbuh subur di kota
Bandung.
Bisnis yang dijalankan dewasa ini tidak lagi berorientasi kepada laba dan
keuntungan. Namun, pemasaran aktif yang lebih berorientasi kepada pelanggan
2 Universitas Kristen Maranatha bisnis mengharuskan para pelaku bisnis mendefinisikan “want and need” dari
sudut pandang konsumen.
Dalam setiap kegiatan usaha, pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di
tengah persaingan. Perusahaan harus mampu memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen agar dapat menguntungkan perusahaan tersebut. Seiring
semakin berkembangnya industri fashion yang ada di Kota Bandung membuat
menjamurnya factory outlet/departement store/distro yang tersebar di Kota
Bandung. Bahkan, saat ini fenomena baru yang sedang digemari oleh masyarakat
adalah berbelanja dengan sistem online, karena dinilai lebih praktis dan efisien.
Banyaknya pesaing di bidang fashion ini menuntut para pelaku bisnis untuk
mampu memaksimalkan kinerja perusahaanya agar dapat bersaing di pasar.
Melihat kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap bisnis ritel modern
perlu meningkatkan kekuatan yang ada dalam perusahaanya dengan cara
memunculkan perbedaan atau keunikan yang dimiliki perusahaan dibandingkan
dengan pesaing untuk dapat menarik minat beli konsumen. (Durianto & Liana,
2004) mengatakan bahwa minat beli adalah sesuatu yang berhubungan dengan
rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit
produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Menyikapi hal ini, peritel yang
bermain di bisnis ini dituntut untuk selalu melakukan inovasi agar minat beli
konsumen tetap terjaga dan bahkan meningkat. Menarik minat beli konsumen
untuk melakukan pembelian juga dapat dilakukan dengan cara memberikan store
3 Universitas Kristen Maranatha Store atmosphere tidak hanya dapat memberikan suasana lingkungan
pembelian yang menyenangkan saja, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah
terhadap produk yang dijual. Selain itu, store atmosphere juga akan menentukan
citra toko itu sendiri. Citra toko yang baik dapat menjamin kelangsungan hidup
perusahaan untuk bertahan terhadap persaingan dalam membentuk pelanggan
yang loyal. Store atmosphere sebagai salah satu sarana komunikasi yang dapat
berakibat positif dan menguntungkan di buat semenarik mungkin. Tetapi
sebaliknya mungkin juga dapat menghambat proses pembelian. Minimal
konsumen akan merasa betah saat berada di toko tersebut dan hal ini akan
membuat konsumen untuk memutuskan pembelian di toko tersebut.
Mowen & Minor (2002) mengatakan bahwa suasana toko merupakan
unsur senjata yang dimiliko toko. (Utami, 2008) suasana toko merupakan
kombinasi dari karakteristik fisik toko seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan,
pemajangan, warna, temperatur, musik serta aroma yang secara menyeluruh akan
menciptakan citra dalam benak konsumen. Melalui suasana yang dengan sengaja
diciptakan, sebuah toko berusaha untuk mengkomunikasikan informasi yang
terkait dengan layanan, harga, maupun ketersediaan barang dagangan yang
bersifat fashionable. Setiap toko mempunyai tata letak fisik yang memudahkan
atau menyulitkan pembeli untuk berputar-putar didalamnya. Store Layout yang
baik akan membantu retailer agar bisa menampilkan produknya dengan baik,
memudahkan konsumen berbelanja dan meningkatkan efisiensi kinerja petugas,
menarik minat beli dan meningkatkan keuntungan bagi pemilik toko (Setiadi,
2010). Toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar
4 Universitas Kristen Maranatha toko yang tidak mempedulikan suasana tokonya dengan menaruh display toko
yang sembarangan sehingga membuat konsumen bingung untuk mencari barang
yang akan dibeli sehingga tidak dapat menarik minat beli konsumen. Dengan
melihat barang dagangan, konsumen akan tertarik serta memudahkan konsumen
dalam memilih barang yang diinginkan. Display yang baik akan mempengaruhi
konsumen untuk melakukan pembelian. Penciptaan suasana yang menyenangkan,
menarik, serta bisa membuat konsumen merasa nyaman ketika berada di dalam
toko merupakan salah satu cara agar bisa menarik konsumen untuk melakukan
tindakan pembelian (Levy & Weitz, 2001).
Kotler (2009) mengatakan identitas sebuah toko dapat dikomunikasikan
kepada konsumen melalui dekorasi toko atau secara lebih luas dari suasananya.
Meskipun sebuah suasana toko tidak secara langsung mengkomunikasikan
kualitas produk dibandingkan dengan iklan, suasana toko merupakan komunikasi
secara diam-diam yang dapat menunjukan kelas sosial dari produk-produk yang
ada di dalamnya.
Sejak dijuluki sebagai Paris Van Java, Industri fashion di Kota Bandung
terus berkembang. Ditandai dengan banyaknya toko-toko yang menjual pakaian
dengan berbagai macam model. Namun ada yang menarik, di tengah banyaknya
toko yang sama, Kagum Group memiliki ciri khas tersendiri bagi setiap tokonya.
Selain bergerak di bidang properti dan hotel, Kagum Group juga sudah lama
berkontribusi di industri fashion Kota Bandung, toko toko yang di bangun dengan
konsep ikonik turut menjadi daya tarik dari factory outlet milik Kagum Group.
5 Universitas Kristen Maranatha seiring dengan berjalannya waktu pandangan mengenai fashion dan kebutuhan
dalam berbelanja pun berubah.
Menurut Marketing Team dari Kagum Fashion Group, industri fashion
sejak tahun 2000 memang sangat berkembang pesat. Semakin berkembangnya
ekonomi dan semakin mudahnya akses informasi yang berkembang di masyarakat
kita, fashion tidak lagi sebagai kebutuhan sekunder saja, namun beralih fungsi
sebagai penunjang gaya hidup. Gengsi dalam berbusana juga sangat di junjung
tinggi bagi kalangan tertentu. Untuk kalangan menengah, banyak bermunculan
local brand yang tidak kalah bersaingan baik dari segi kualitas maupun gengsi.
Kualitas produk yang di sediakan oleh factory outlet milik Kagum Group pun
cukup baik dan tidak kalah dibanding department store. Namun minat beli
konsumen bila dibandingkan beberapa tahun silam dinilai menurun.
Hal ini dirasa sangat kontras melihat lokasi toko yang sangat strategis dan
berada di pusat Kota Bandung dengan kualitas produk yang cukup baik dan harga
yang bersaing namun tidak begitu menarik konsumen untuk membeli produk
mereka, pengunjung factory outlet ini justru didominasi oleh turis domestik.
Berdasarkan pemaparan di atas kita bisa ketahui bahwa penurunan minat beli
konsumen pasti disebabkan oleh beberapa faktor. Selain faktor eksternal yaitu dari
pesaing dan perubahan sudut pandang konsumen, namun faktor interal pun perlu
di tinjau lebih jauh. Store atmosphere mempunyai peranan cukup penting karena
hal inilah yang terlihat kasat mata dan dapat dirasakan oleh konsumen secara
6 Universitas Kristen Maranatha 1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh store atmosphere terhadap minat beli pada
factory outlet milik Kagum Group di sepanjang Jalan Cihampelas ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh store atmosphere terhadap minat beli pada factory
outlet milik Kagum Group di sepanjang Jalan Cihampelas.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademisi :
Penelitian ini dapat menambah referensi pengetahuan dan pemahaman
bagi peneliti lain mengenai pengaruh store atmosphere terhadap minat beli
konsumen.
2. Bagi Praktisi Bisnis :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
pengaruh store atmosphere terhadap minat beli. Sehingga dapat menjadi
masukan atau bahan pertimbangan bagi para pelaku pasar terutama
pemilik toko pakaian sehingga dapat memaksimalkan store atmosphere
73 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang “Pengaruh
Store Atmosphere Terhadap Minat Beli Pada Ritel Kagum Fashion di Sepanjang
Jalan Cihampelas Bandung”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari analisis statistik data responden diketahui bahwa mayoritas responden
adalah yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 77 orang atau 51,3% dan
minoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 73 orang atau
48,7%.
2. Dilihat dari uji validitas ditemukan bahwa item yang valid adalah item
SA1, SA2, SA3, SA4, SA5, SA6, SA7, SA8, SA9, SA10, SA11, SA12,
SA13, SA14, MB1, MB2, MB3, MB4,MB5, MB6, MB7, MB8, MB9,
MB10.
3. Dari hasil uji reliabilitas, instrumen dinyatakan reliabel karena lebih besar
dari nilai cronbach alpha. Variabel store atmosphere dengan cronbach
alpha = 0,635 ≥ 0,50. Variabel minat beli dengan cronbach alpha = 0,642
≥ 0,50. Dari hasil uji reliabilitas seluruh variabel yang telah dinyatakan
valid, juga dinyatakan reliabel karena nilai cronbach alpha ≥ 0,50 dan
nilai cronbach alpha if item deleted ≤ cronbach alpha.
4. Dari hasil persamaan regresi didapatkan nilai standardized beta SA
sebesar 0,171 dan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.
5. Dari hasil perhitungan koefisien determinasi dapat disimpulkan bahwa
74 Universitas Kristen Maranatha 13,7% sedangkan sisanya sebesar 86,3% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti seperti price, place, promotion, service.
6. Dari hasil uji-t diperoleh nilai p value sebesar 0,000 dapat dinyatakan
bahwa p value ≤ α sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan serta beberapa kesimpulan pada penelitian
ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar
mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:
1. Untuk manajemen FO Kagum Group di Jalan Cihampelas agar lebih
meningkatkan perkembangan mengenai store atmosphere agar dapat
menciptakan minat beli yang lebih baik dan mendorong konsumen untuk
melakukan pembelian.
2. Manajemen FO Kagum Group di Jalan Cihampelas sebaiknya membuat
brosur dan media promosi lainnya agar menarik perhatian pengunjung.
3. Manajemen FO Kagum Group di Jalan Cihampelas perlu membuat
gebrakan strategi marketing yang baru agar dapat lebih mendorong minat
75 Universitas Kristen Maranatha 5.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Adanya
keterbatasan ini diharapkan dapat dilakukan perbaikan untuk penelitian yang akan
datang. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan hanya menggunakan
kuesioner sehingga data responden kurang akurat dan peneliti kurang
mendapatkan informasi secara langsung dari responden.
2. Pada penelitian ini tidak diteliti pekerjaan dari masing-masing responden
sehingga hasil yang didapat tidak mewakili.
5.4 Implikasi Penelitian
1. Implikasi penelitian ini bertujuan untuk melihat bahwa store atmosphere
harus dikelola dengan baik oleh setiap perusahaan, dimana dalam hal ini yaitu
FO Kagum Group di Jalan Cihampelas.
2. Di saat FO Kagum Grup di Jalan Cihampelas mengelola store atmosphere
dengan baik dalam hal ini untuk pengaturan musik di FO Kagum Grup di
Jalan Cihampelas, pencahayaan, rak display yang rapi, kebersihan, dan
keramahan karyawan FO Kagum Group di Jalan Cihampelas, maka
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. (2007). Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta.
Ashari, A. (2012). Pengaruh Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Group Blackberry Messanger Terhadap Minat Beli Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Hasanudin. Makassar: Skripsi.
Astuti, Sri Rahayu Tri. (2010). Analisis Pengaruh Iklan, Kepercayaan Merek, dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Konsumen. Skripsi.
Berman, Barry and Joel R. Evans. (2001). Retail Management. A Strategic
Decision Model, Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol.11 (no.1): 44
Dharmesta dan Handoko, T. (2000). Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Dharmesta dan Irawan. (2005). Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua. Yogyakarta: Liberty.
Universitas Kristen Maranatha Ferdinand, Augusty. (2007). Metode Penelitian Manajemen Edisi 2.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hartono, J. (2011). Pedoman Survei Kuesioner: Pengembangan Kuesioner, Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon. Yogyakarta: BPFE UGM.
Hidayat, Elita, Setiaman. (2012). Hubungan Antara Atribut Produk Dengan Minat Beli Konsumen. Universitas Padjajaran. Vol 1. No 1
Hurlock, Elizabeth, B. (2006). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2007). Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid 1, dialihbahasakan oleh Benjamin Molan. Jakarta: PT Indeks.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2007). Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid 2, dialihbahasakan oleh Benjamin Molan. Jakarta: PT Indeks.
Kotler, Philip. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Amstrong. (2009). Marketing an Introduction, Ninth Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Kotler, Amstrong. (2010). Principles Of Marketing. 13th Edition. New Jersey. Upper Saddle River: Pearson Prentice Hall.
Universitas Kristen Maranatha Lamb, Charles W, Jr, Hair, Joseph F, Jr dan McDaniel, Carl. (2001). Pemasaran.
Jakarta: Salemba Empat.
Levy & Weitz. (2001). Retailing Management, 4th edition. New York: Mc. Graw Hill, Irwin.
Meldarianda dan Lisan. (2010). Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Niat Beli pada Resort Café Atmosphere Bandung. Bandung. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha.
Mowen, John, C., dan Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen Jilid 1, Edisi Kelima (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel – Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Ruane, Janet M. (2013). Dasar- dasar Metodologi Penelitian. Bandung: Nusa Media.
Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business. Edisi 4, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business, Edisi 4, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Setiadi, Nugroho. (2010). Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta: Kencana Preneda Media.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.
Universitas Kristen Maranatha Sutisna dan Pawitra. (2001). Perlikau Konsumen dan Komunikasi Pemasaran.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tjiptono, Fandy. (2011). Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia
Utami, Widya Christina. (2006). Manajemen Ritel. Jakarta: Salemba Empat.
Purwaningsih, A. (2013). Pengaruh Suasana Toko Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Jadi Baru di Kebumen. Jurnal.
Zimmer, Marry R. 2001. Impression of store atmosphere.Journal of retailing. Vol. 9, No 3, hal 568-569