ABSTRAK
Perkembangan musik di Indonesia, khususnya band di kota Bandung sangat
pesat. Band baru banyak yang bermunculan tetapi tidak di imbangi dengan promosi yang
memadai untuk lebih memperkenalkan musik mereka kepada masyarakat luas. Hal ini
menyebabkan band baru yang memiliki kualitas baik tidak dapat bersaing dengan band
yang telah memasuki major label. Pada saat ini di Bandung banyak sekali
diselenggarakan pergelaran musik maupun festival musik, namun kebanyakan dalam
pergelaran tersebut yang ditampilkan kebanyakan adalah band yang telah dikenal
masyarakat luas. Tentu saja hal tersebut kurang baik untuk perkembangan musik di
Indonesia.
Salah satu solusi untuk permasalahan ini adalah merancang event musik sebagai
media promosi band-band baru tersebut. Dalam festival musik tersebut semua band baru
mendapatkan kesempatan mempromosikan musik mereka. Fungsi festival musik ini
selain mempromosikan musik yang mereka bawakan, bisa juga menjadi wadah untuk
menambah pengalaman para musisi-musisi muda dan sebagai ajang untuk menemukan
bibit berkualitas penerus musik Indonesia. Dalam event ini, rancangan grafis promosi
dapat berperan dalam mempublikasikan festival atau event tersebut. Hasil rancangan
promosi di grafis meliputi poster-poster promosi, umbul-umbul, x-banner, spanduk,
catalugue, website, gimmick, tiket, panggung, booth, dan sign-system. Selain itu dapat
pula menjual memoriabilia maupun mini album dari setiap band yang tampil agar
masyarakat bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai peserta festival.
ABSTRAC
The development of music in Indonesia especially the Group Bands in Bandung
are growing rapidly. There’s a lot of new Bands showing up, but their music did not get
a proper promotion to the public. This problem cause several new Bands that has the
potential cannot compete with the other Group Bands that’s already in Major Label.
Currently there’s a lot of music performance and music festival held in Bandung, but the
group bands that’s attending that show is only the group bands that’s already widely
known by the public, and this of course is not good for the development of music in
Indonesia.
One of the Solution for this problem is to prepare a Music event as a Promotion
tools for all of the new bands. In this event, the Graphic Design for promotion can also
be a tools for publicize the Festival or Event. This festival also functioned to give
experience to all of those new bands, and as a place to search for new potential in order
to preserve the Indonesian Music World. The Graphic Design can be shape as a
Promotional Posters, Banners, X- Banners, Catalogue, Website, Gimmick, Tickets,
Stage, Booth and sign-system. It can also sell memoriabilia or mini album from all
bands that performed in the event so people can get more detailed information regarding
the festival participants.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
LEMBAR PENGESAHAN ………... ii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ………..…………... iii
KATA PENGANTAR………...………. iv
ABSTRACT ………...………...…... vi
ABSTRAK... vii
DAFTAR ISI ………...………..……... viii
DAFTAR GAMBAR ………...……….……..….. xii
DAFTAR TABEL ………... xiv
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……….……...1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ………3
1.2.1 Identifikasi Masalah ………3
1.2.2 Rumusan Masalah ………...4
1.3 Tujuang Penelitian ……….………4
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ……….….………… 4
1.5 Skema Penelitian ……….………..5
BAB II : LANDASAN TEORI 2.1 Desain Komunikasi Visual ……….……...7
2.1.1 Desain Komunikasi Visual ……….……7
2.1.2 Komunikasi Visual ……….………7
2.2 Promosi…… ………...……….. 8
2.2.1 Pengertian Promosi …….. ………..…………...8
2.2.3 Media Pendukung Promosi………..……… 9
2.2.3.1 Pengertian Media ………...……….. 9
2.2.3.2 Seleksi Media ………..………10
2.2.4 Jenis-Jenis Media ………..……….11
2.2.4.1 Above the Line ………..…………..11
2.2.4.2 Below the Line ………..………..16
2.3 Event .………..………..19
2.3.1 Jenis-jenis Event ………20
2.4 Musik……… ………..………..21
BAB III : Data dan Fakta 3.1 Data dan Fakta ………..………22
3.1.1 Data Lembaga yang Terkait ………..…….…22
3.1.2 Hasil Kuisioner ………...…26
3.1.3 Tinjauan Terhadap Proyek atau Persoalan Sejenis .………33
3.2 Analisis Terhadap Permasalahan berdasarkan Data dan Fakta …..….……..38
3.2.1 Segmentasi, Targeting, dan Positioning ………..…………..39
3.2.2 SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat) …….….…..40
BAB IV : PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ………..………..41
4.1.1 Konsep Awarness ……….………41
4.1.2 Konsep Informing ………42
4.2.1 Gaya Gambar ………...42
4.2.2 Layout ………..42
4.2.3 Tipografi ………..43
4.2.4 Warna ………..43
4.3 Konsep Media ……….……….…...43
4.3.1 Media Primer ……….……….……..44
4.3.1.1 Poster ………/…….……..44
4.3.1.2 Spanduk ………..…….……..44
4.3.1.3 Umbul-umbul ………...…….44
4.3.1.4 Gimmick ………..…….…….44
4.4 Logo ………..………. 45
4.5 Hasil Karya ………..……….. 46
4.5.1 Perancangan Media ………..………….. 46
4.5.2 Perancangan Poster ………..………... 47
4.5.3 Umbul-umbul ………..……… 50
4.5.4 Spanduk ……….………. 51
4.5.5 X-Banner ……… 51
4.5.6 Catalogue ………... 52
4.5.7 Panggung ……… 53
4.5.9 Website ……….... 54
4.5.10 Booth ……….……… 55
4.5.11 Sign System ……….………….. 56
4.5.12 Gimmick ……….………... 57
4.6 Penerapan Karya ……… 58
4.6.1 Penerapan Poster ………. 58
4.6.2 Penerapan X-Banner ………... 59
4.6.3 Penerapan Spanduk ………. 59
4.6.4 Penerapan Umbul-umbul ……… 60
4.7 Timeline ……….……… 61
4.8 Budgeting ……….……….. 62
BAB V : PENUTUP 5.1 Kesimpulan ………...63
5.2 Saran ……….64
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Perancangan..………6
Gambar 3.1 Logo www.indiebandung.com .………...………33
Gambar 3.2 Logo Symponesia ….………...………33
Gambar 3.3 Poster Symponesia 2012 ………..34
Gambar 3.4 Media Sosial Symponesia 2012 ………...………35
Gambar 3.5 Logo KickFest ………...…………..35
Gambar 3.6 Poster KickFest ………..……….36
Gambar 3.7 Website KickFest ……….37
Gambar 3.8 Media Sosial KickFest ………...………..38
Gambar 4.1 Font Caviar Dreams………...…………..43
Gambar 4.2 Logo Indie Session ………..………45
Gambar 4.3 Poster Indie Session ………47
Gambar 4.4 Seri Poster Indie Session ………48
Gambar 4.5 Invitation Poster Indie Session ……….. 49
Gambar 4.6 Umbul-umbul Indie Session ………...50
Gambar 4.7 Spanduk Indie Session ………51
Gambar 4.8 X-Banner Indie Session ………..52
Gambar 4.10 Panggung Indie Session ………53
Gambar 4.11 Tiket Indie Session ………53
Gambar 4.12 Website Indie Session ………54
Gambar 4.13 Booth Indie Session ………..55
Gambar 4.14 Sign System Indie Session ………56
Gambar 4.15 Gimmick Indie Session ……….57
Gambar 4.16 Penerapan Poster ………...58
Gambar 4.17 Penerapan X-Banner ……….59
Gambar 4.18 Penerapan Spanduk ………...59
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Responden Mengetahui Indie ……… 26
Tabel 3.2 Responden Pernah Melihat atau Mendengarkan Musik Indie …… …….. 26
Tabel 3.3 Responden Ingin Mendengarkan Musik Indie ………... 27
Tabel 3.4 Responden Mengetahui Indie ……….… ………27
Tabel 3.5 Respon dari Responden Terhadap Musik Indie ………. ……… 28
Tabel 3.6 Responden Pernah Datang ke Konser Musik ……….……… 28
Tabel 3.7 Responden Mengetahui Konser Musik ……….……… 29
Tabel 3.8 Respon dari Responden terhadap Konser Musiknya ……….………. 29
Tabel 3.9 Responden ingin Mendatangi Konser Musik ……….……… 30
Tabel 3.10 Kisaran Harga Tiket Konser Musik yang Diinginkan Responden …… .. 30
Tabel 3.11 Genre Musik yang Disukai Oleh Responden ……… 31
Tabel 3.12 Tanggapan Responden bila Ingin Mendengarkan Musik Indie …………. 32
Tabel 4.1 Timeline ………58
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dewasa ini dunia musik di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat
pesat dibandingkan dengan seni lainnya. Kemajuan dunia musik di Indonesia dapat
dilihat dari semakin banyaknya peminat musik di Indonesia dan acara musik di televisi,
dari ajang pencarian penyanyi hingga acara musik yang biasa diadakan di stasiun
televisi. Dan untuk perkembangan musik di kota Bandung, semakin banyak
konser-konser offair dan semakin meningkat pula peminat konser-konser offair.
Perkembangan musik jaman dulu dengan sekarang berbeda. Perkembangan
musik di Indonesia sangat pesat pada era 70 hingga era 90-an, dengan icon Koes Plus
pada era 70-an, Ebit G Ade dan Franky and Jane pada era 80-an, Dedy Dores, Nike
Ardila, dan Inka Christy pada era 90-an. Perkembangan musik Indonesia tidak berhenti
sampai situ saja, pada tahun 2000 hingga 2009 banyak penyanyi dan band baru yang
bermunculan, tetapi lebih di dominasi oleh grup-grup musik. Seperti Peterpan, Ungu,
Dewa, Gigi, Ten 2 Five, SHEILA ON 7, dan masih banyak yang lainnya.
Pada era 90-an, istilah Indie baru mulai dikenal. Awalnya Indonesia lebih
mengenal istilah underground untuk musik yang “nyeleneh” dari trend budaya
mainstream.
Indie itu sendiri adalah singkatan yang berasal dari kata Independent yang berarti
merdeka, berdiri sendiri, berjiwa bebas, dan tidak suka bergantung kepada orang.
Artinya musik di jalur Indie adalah istilah untuk bukan hanya membedakan antara musik
yang dimainkan oleh musisi profesional dengan musisi amatir. Namun, Indie adalah
gerakan bermusik yang berbasis dari apa yang kita miliki, Do It Yourself ( D.I.Y ),
etika yang dimiliki mulai dari rekaman, mendistribusikan dan mempromosikan
albumnya dengan dana pribadi.
Perbedaan Major Label dan Indie Label biasanya terlihat dari tema lagu,
Major Label biasanya tentang artifisial dan platonis seperti cinta, perselingkuhan atau
sakit hati. Tetapi musik Indie Label mengangkat tentang isu gender, sosial, seksualitas,
dan buruh, yang jarang ada di Major Label. Untuk jenis musik, Major Label terlalu di
dominasi oleh Pop Romantis. Sedangkan Indie Label memiliki banyak jenis musik, dari
Jazz, rock n roll, country, pink, balada, tango, waltz, blues, dll.
Kota Bandung telah melahirkan banyak musisi terkenal di Indonesia, contohnya
adalah Peterpan, MOCCA, Dygta, Hetty Koes Endang, Trie Utami, dan lain-lain. Kota
Bandung merupakan “gudang”-nya musisi. Sekarang musisi baru asal Bandung sudah
sangat banyak, tetapi mereka biasanya terhalang oleh beberapa kendala yang ada.
Kendala yang biasanya terjadi adalah masalah promosi dan tempat untuk menambah jam
terbang mereka. Tidak sedikit band baru di Bandung memakai label Indie dan
menggunakan jalur Indie.
Band-band baru di Bandung yang melalui jalur Indie adalah band yang tidak
ingin selamanya menjadi band Indie. Tetapi mereka mempunyai keinginan untuk masuk
ke Major label. Sehingga jalur Indie dibuat sebagai batu loncatan untuk meraih
popularitas.
Namun musisi di jalur Indie menyadari bahwa ada keterbatasan untuk dapat
menembus industri musik sekarang. Karena mereka memainkan musik sesuai dengan
apa yang mereka inginkan. Mereka menyebutnya sebagai idealisme. Dan band baru
memakai jalur Indie biasanya dikarenakan terbatasnya dana yang mereka miliki. Karena
band-band jalur Indie tidak selalu membuat musik yang sedang menjadi trend di
pasaran. Maka sedikit major label yang ingin mempromosikan band tersebut.
Banyak cara untuk memberikan dukungan kepada band-band baru di Bandung.
Dengan banyak mengadakan konser-konser di Bandung, sehingga band tersebut selain
mudah untuk mempromosikan bandnya, juga dapat menambah pengalaman jam terbang
agar dapat lebih profesional. Pemerintah juga dapat memberikan fasilitas yang baik
untuk berlatih, dengan membangun sanggar-sanggar kesenian di Bandung.
Untuk mendukung gerakan mempromosikan band-band baru di Bandung dapat
band-band baru. Kita harus mempromosikan band-band baru di Bandung dengan
membuat konser-konser. Dan kita harus ikut mempromosikan konser-konser tersebut
agar band-band baru tesebut tertarik dan ingin mengikuti konser tersebut.
Desain komunikasi dianggap mampu untuk memecahkan permasalahan atau
topik tentang “Mempromosikan Band Baru di Jalur Indie Melalui Konser Musik”.
Dipilih menjadi permasalahan yang akan dibahas dan diteliti karena dianggap sangat
relevan dan berkolerasi dengan tema tugas akhir pada semester ini, yaitu “Hiburan”.
Disamping itu, permasalahan ini dipilih untuk diteliti karena band-band baru di kota
Bandung kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah yang berupa promosi dan
wadah untuk menambah pengalaman.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Berdasarkan fenomena dan kendala yang telah diuraikan dalam latar belakang
masalah diatas, jalur Indie perlu lebih dipromosikan karena merupakan batu loncatan
untuk band-band baru yang ingin terkenal.
1.2.1 Indentifikasi Masalah
Sesuai cuplikan data dan kejadian yang diperoleh dilapangan, berikut ini akan
diindentifikasikan dan diregister permasalahan yang muncul jika tidak dicarikan solusi
dan jalan pemecahannya akan mempengaruhi dunia musik di kota Bandung.
1. Perlunya wadah bagi musisi dan band alternatif di Bandung
2. Kurangnya fasilitas dan kesempatan band-band baru untuk mempromosikan
band barunya.
3. Promosi untuk musik Indie tidak sebanyak promosi untuk musik mainstream
1.2.2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan indentifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, berikut
ini akan dirumuskan dan dibatasi pokok-pokok persoalan yang akan dibahas :
1. Bagaimana merancang dan mempromosikan suatu event musik di Bandung?
2. Bagaimana caranya membantu mempromosikan band-band baru di Bandung?
3. Bagaimana desain grafis dapat membantu mempromosikan band baru / indie
di Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
Berikut ini akan dipaparkan garis besar hasil yang diperoleh, setelah masalah
dianalisis, diuji, dan dijawab, yaitu sebagai berikut :
1. merancang dan mempromosikan suatu event musik di Bandung.
2. Membantu mempromosikan band-band baru di Bandung
3. Desain grafis membantu dalam hal mempromosikan band baru di Bandung
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan suatu penelitian atau pelaporan tugas akhir dilakukan
penelitian dan pengamatan langsung ditempat pelaksanaan dan perencanaan sebuah
karya desain yang memerlukan data yang harus memadai, konkret dan lengkap sebagai
dasar pemikiran dan arahan konsep perancangan.
Berdasarkan informasi deskripsi dan data yang dikumpulkan dapat dibedakan
jenis-jenis datanya.
1.Sumber Data Primer
Penulis melakukan observasi langsung yaitu melakukan pengamatan langsung
kepada band-band yang baru. Dalam pengamatan, penulis melakukan wawancara
langsung kepada band Indie itu sendiri, pemilik studio rekaman, pemilik studio musik,
dan komunitasi musik Indie Bandung. Dan penulis membagikan kuisioner yang
pun mewawancarai beberapa komunitas musik di Bandung, pemilik studio rekaman, dan
studio musik.
2. Sumber Data Sekunder
Penulis melakukan tinjauan pustaka dan browsing mengenai definisi singkat
tentang jalur Indie sebelum melakukan observasi langsung. Penulis pun meminta
pendapat masyarakat tentang perkembangan musik, khususnya jalur Indie di Indonesia.
1.5Skema Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan tahan-tahap, langkah-langkah dan procedural
yang runtun terurur sistematis, kronologis, dan berkesinambungan. Dimulai dari awal
penelitian sampai akhir penelitian yaitu ditandai dengan dihasilkannya karya peneliti
yang akan dikomunikasikan kepada target atau audience yang telah ditentukan.
Berikut ini akan ditampilkan bagan / skema / alur proses / pemetaan / road map
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Untuk mempromosikan festival musik dapat menggunakan media promosi
seperti poster, flyer, x-banner, baliho, dan spanduk. Promosi melalui media sosial dapat
menggunakan website. Penempatan media promosi di lokasi yang tepat bisa
mempengaruhi kesuksesan event musik. Penempatan media promosi diharuskan di
daerah yang banyak dilalui oleh target market.
Cara yang dapat ditempuh untuk mempromosikan band-band baru di Bandung
adalah dengan membuat event musik yang dikhususkan untuk band-band baru di
Bandung. Festival musik Indie dirasa perlu dirancang sebagai wadah baru sebagai
band-band baru untuk mempromosikan band-band mereka. Didalam event musik tersebut, dapat
dibuat lokasi khusus untuk stand supaya mereka dapat mempromosikan band mereka
dengan menjual mini-album dan memoribilia.
Desain komunikasi visual dapat berperan penting dalam mempromosikan festival
musik. Untuk mempromosikan suatu event musik di Bandung, kita memerlukan desain
yang baik dan cocok untuk target pasar. Selain itu desain untuk event musik Indie,
diperlukan suatu ciri khas yang unik, mencerminkan musik Indie yang unik. Selain itu,
karena festival musik indie merupakan perkumpulan banyak genre musik, maka
5.2 Saran Penulis
Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat dikemukakan saran-saran yang perlu
diperhatikan pada saat mendesain. Terutama yang berminat mendesain festival musik
indie.
5.2.1 Bagi Desainer Berikutnya
Desain yang digunakan untuk membuat festival musik harus menyesuaikan
dengan selera target pasar dan harus mengikuti selera desain di kota tujuan. Bila desain
sudah ditentukan, diusahakan agar desain tidak terlalu ramai dan juga tidak monoton
untuk layout posternya. Agar dapat dibedakan poster mana yang digunakan sebagai
informing dan poster yang digunakan sebagai ajakan untuk ikut serta didalam bagian
dari festival musik tersebut.
Teori-teori yang dipakai dalam penulisan harus lengkap dan menjelaskan apa
yang ingin dilakukan untuk membuat festival musik.
Penulis berharap agar kita dapat lebih menghargai band-band baru, dan
pemerintah untuk dapat mendukung semua event musik yang akan diselenggarakan
untuk membantu dan menjadi media promosi untuk band-band baru yang ada di
Bandung ini. Dengan demikian diharapkan band-band baru yang ada di Bandung dapat
lebih berkembang dan lebih cepat untuk menjadi terkenal.
Penulis juga berharap kepada pihak swasta untuk dapat ikut mendukung agar
event musik seperti ini dapat berlangsung, pihak swasta dapat mendukung melalui
mengiklankan and baru tersebut agar dapat menjadi alternatif lain untuk
DAFTAR PUSTAKA
Venus, Antar. 2010. Manajemen Kampanye. Indonesia : Simbiosa Rekatama Media
Soeharto, M. 1978. Kamus Musik. Indonesia : Gramedia
Academia.(2012), “11 Elemen Komunikasi Massa”
http://www.academia.edu369023/11_elemen _komunikasi_massa
Enggiagarcia’s Weblog, (2012), “Media Above the line dan Media Below the line”
http://enggiagarcia.wordpress.com/2012/02/03/media-above-the-line-dan-media-below-the-line/
DeSaKovi (2012), “Definisi Desain Komunikasi Visual”