• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TEHADAPHASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKO BESARANSATUAN DAN PENGUKURAN DI KELAS X SEMESTER 1SMA NEGERI 17 MEDANT.P 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TEHADAPHASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKO BESARANSATUAN DAN PENGUKURAN DI KELAS X SEMESTER 1SMA NEGERI 17 MEDANT.P 2013/2014."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN,

SATUAN DAN PENGUKURAN DI KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 17 MEDAN

T.P 2013/2014

Oleh : Rahma Desfi Nori

NIM 409421021

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Rahma Desfi Nori lahir di Rao ,pada tanggal 26 maret 1991. Ayahanda

bernama Nuzul Samiran, Sp. Dan ibunda Dasfina , Sp dan merupakan anak ke tiga

dari lima bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD Negeri 1 Sei- aur dan lulus

pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Sei

– aur , dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di

SMA Negeri 1 Gunung tuleh ,dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis di

terima di program studi pendidikan fisika jurusan fisika , Falkultas Matematika dan

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dikaruniakan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi berjudul ”Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Besaran,Satuan dan Pengukuran di Kelas X Semester I SMA Negeri 17 Medan T.P 2013/2014” disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr.Nurdin Bukit,M.Si sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ibuk Dra. Derlina, M.Si, Bapak Drs.Sehat Simatupang , M.Si. serta pak Drs.Nurdin Seregal,M.Si sebagai penguji I, II, dan III yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Abd.Hakim S, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D, selaku dekan FMIPA UNIMED, serta Ibu Dr. Derlina, M.Si, selaku ketua jurusan Fisika.

(5)

v

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, 8 Juli 2014 Penulis,

(6)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TEHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKO BESARAN

SATUAN DAN PENGUKURAN DI KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 17 MEDAN

T.P 2013/2014

Rahma Desfi Nori ( 409421021 ) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa secara kognitif dan bagaimana aktivitas siswa selama menggunakan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok Besaran, satuan dan pengukuran X Semester 1 SMA Negeri 17 Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.

Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan design Two group pretes-postes design dengan populasi seluruh siswa kelas yang terdiri dari 4 kelas dengan sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik random sampling, yaitu kelas X-8 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan jumlah siswa 43 orang dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dengan jumlah siswa 43 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal dengan 4 pilihan jawaban yang telah divalidasi.

(7)

ii

2.1.3. Pengertian Model Pembelajaran 10

2.1.4. Model Pembelajaran Inkuiri 10

2.1.5. Pegertian Pembelajaran Inkuiri 11

2.1.6. Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri 11

(8)

3.4. Instrumen Penelitian 31

3.5 Uji Validitas Tes 32

3.6. Jenis dan Desain Penelitian 33

3.6.1. Prosedur Penelitian 34 3.7. Teknik Analisis Data 36 3.7.1. Mengetahui Deskriptif Statistik tiap Kelompok 36 3.7.2. Mengetahui Data Observasi Aktivitas siswa 36 3.7.3 . Uji Normalitas Data 37

3.7.4. Uji Homogenitas 38

3.7.5. Pengujian Hipotesis 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41

4.1. Hasil Penelitian 41

4.1.1. Data Hasil Penelitian 41

4.1.2. Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa 47

4.2. Pembahasan 49

BAB V HASIL KESIMPULAN DAN SARAN 52

5.1. Kesimpulan 52

5.2. Saran 53

DAFTAR PUSTAKA 54

(9)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1.Tahapan Pembelajaran Inkuiri 15

Tabel 2.2.Macam – Macam Alat Ukur 20

Tabel 3.2.Two Group Pretes – Postes Design 33

Tabel 3.3.Katagori Aktivitas 37

Tabel 4.1.Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 41

Tabel 4.2.Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata,

Standar Desviasi, Dan Varians 42

Tabel 4.3.Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontol 43

Tabel 4.4.Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas 43

Tabel 4.5.Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Awal /Pretes 44

Tabel 4.6.Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 44

Tabel 4.7.Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata,

Standar Deviasi dan Varians 45

Tabel 4.8.Ringkasan Hasil Ujian Normalitas Kelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol 45

Tabel 4.9.Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas 46

Tabel 4.10.Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Portes Siswa 46

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1.Mistar 22

Gambar 2.2.Jangka Sorong 22

Gambar 2.3.Mikrometer Sekrup 23

Gambar 2.4.Neraca Tiga Lengan 24

Gambar 3.1.Diagram Skema Penelitian 36 Gambar 4.1.Diagram Batang Hasil Pretes siswa Kelas

Eksperimen dan kontrol 42 Gambar 4.2.Diagram Batang Hasil postes siswa Kelas

Eksperimen dan kontrol 44 Gambar 4.3.Rata –rata aktivitas Siswa 49

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.:RPP 56

Lampiran 2.:Lembar Kerja Siswa 110 Lampiran 3.:Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 121 Lampiran 4.:Instrumen Penelitian 136 Lampiran 5.:Observasi Aktifitas Siswa 141 Lampiran 6.:Distribusi Hasil Belajar Siswa pada Pretes Kelas Eksperimen 152 Lampiran 7.:Distribusi Hasil Belajar Siswa pada Postes Kelas Eksperimen 151

Lampiran 8.:Analisis ketuntasan siswa dalam kategori soal pretes di 158 Kelas Eksperimen

Lampiran 9.:Analisis ketuntasan siswa dalam kategori soal postes di 159 kelas eksperimen

Lampiran 10.:Distribusi Hasil Belajar Siswa pada Pretes Kelas Kontrol 160 Lampiran 11.:Distribusi Hasil Belajar Siswa pada Postes Kelas Kontrol 163 Lampiran 12.:Analisi ketuntasan siswa dalam kategori soal pretes di 166 kelas kontrol

Lampiran 13.:Analisis ketuntasan siswa dalam kategori soal postes di 167 kelas kontor

Lampiran 14.:Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 168 Lampiran 15.:Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 170 Lampiran 16.:Perhitungan rata-rata varians dan standar deviasi 173

Lampiran 17.:Uji Normalitas 176 Lampiran 18.:Uji Homogenitas 179

Lampiran 19.:Uji Hipotesis 182 Lampiran 20.:Dokumentasi Penelitian 186 Lampiran 21.:Validasi Instrumen oleh Validator 186

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Unsur terpenting dalam mengajar adalah merangsang serta mengarahkan

siswa belajar. Mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong para

siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap serta ide dan apresiasi

yang menjurus kepada perubahan tingkah laku dan perubahan siswa ( Subiyanto,

1988: 30 ). Cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan prasyarat bagi

siswa untuk dapat belajar dengan baik. Salah satu tolah ukur bahwa siswa telah

belajar dengan baik ialah jika siswa itu dapat mempelajari apa yang seharusnya

dipelajari, sehingga indikator hasil belajar yang diinginkan dapat dicapi oleh

siswa.

Menurut kaum konstruktivis mengajar bukanlah kegiatan memindahkan

pengetahuan dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan

siswa membangun sendiri pengetahuannya. Menurut Court (dalam Suparno,

1997:65) mengajar berarti partisipasi dengan pebelajar dalam membentuk

pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan

mengadakan justifikasi. Di lain pihak pembelajaran fisika yang hanya

menekankan pada aspek produk seperti menghapal konsep-konsep, prinsip-prinsip

atau rumus tidak memberikan kesempatan siswa terlibat aktif dalam

proses-proses fisika serta tidak dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa.

Menurut Kurikulum 2004, tujuan pembelajaran fisika di SMA adalah selain

memahami konsep-konsep fisika siswa juga dituntut mampu menggunakan

metode ilmiah yang dilandasi oleh sikap ilmiah untuk memecahkan masalah yang

dihadapinya (Depdiknas, 2004). Dari tujuan pembelajaran fisika di SMA di atas

tampaknya bahwa dalam mengajarkan fisika di SMA guru diminta untuk

mencapai produk IPA dan proses IPA. Ini berarti bahwa selain mengembangkan

fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip guru juga harus mengembangkan

(13)

2

Fisika di sekolah hendaknya tidak diarahkan semata-mata menyiapkan anak didik

untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, namun yang lebih

penting adalah menyiapkan anak didik untuk (1) mampu memecahkan masalah

yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan konsep-konsep

sains yang telah mereka pelajari, (2) mampu mengambil keputusan yang tepat

dengan menggunakan konsep-konsep ilmiah, dan (3) mempunyai sikap ilmiah

dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga memungkinkan mereka

untuk berpikir dan bertindak secara ilmiah ( Ndraka ,1985:16).

Carin dan Sund dalam Trianto (2007:100) mendefenisikan Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun

secara teratur, berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data hasil

observasi dan eksperimen”. Mata pelajaran fisika, baik yang di SMP maupun

SMA adalah bagian dari mata pelajaran IPA yang dalam mempelajarinya

diperlukan pembuktian konsep dengan eksperimen dan mengaitkannya dengan

kehidupan nyata. Oleh sebab itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat

menyiapkan peserta didik untuk mampu berpikir logis, kritis, serta dapat

berargumentasi dengan benar. Untuk itu guru perlu melaksanakan pembelajaran

yang efektif dan efisien untuk memahami setiap materi pelajaran.

Fisika adalah salah satu cabang IPA yang merupakan suatu ilmu

pengetahuan yang mempelajari gejala – gejala alam dan interaksi di dalamnya.

Pembelajaran fisika pada umumnya lebih menekankan pada pemberian lasung

untuk meningkatkan kompetensi sehingga siswa kurang mampu berpikir kritis dan

sistematis dalam memahami konsep fisika. Pemahaman yang kurang akan

pembelajaran fisika akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Pembelajaran fisika pada saat ini masih dianggap sebagai pembelajaran

yang sulit dan membosankan serta menempatkan posisi terahir sebagai pilihan

mata yang disajikan kurang Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya

belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada

(14)

Dalam prakteknya guru (pengajar) harus ingat bahwa tidak ada model

pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu,

dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi

siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia dan kondisi guru itu

sendiri.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis di SMA Negeri 17

Medan dalam pembelajaran fisika diketahui bahawa model megajar yang

digunakan adalah ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal dan pembelajaran

hanya berlangsung satu arah, disertai dengan fasilitas yang kurang memadai

sehingga siswa menjadi kurang efektif dalam belajar. Guru tidak

mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran. Kalaupun siswa diberi kesempatan

untuk bertanya, sedikit sekali yang melakukannya hal ini dikarenakan siswa takut

atau pun bingung mengenai apa yang ditanyakan. Selain itu siswa kurang terlatih

dalam mengambangkan ide – idenya didalam memecahkan masalah. Siswa masih

minder atau pasif, belum mampu berpikit kritis dan berani mengemukakan

pendapat.

Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi fisika SMA Negeri 17

Medan, Laboratorium kurang dimamfaatkan oleh guru bidang studi IPA. Guru

lebih banyak melakukan kegiatan belajar mengajar di ruang kelas saja tanpa

disertai percobaan ataupun demonstrasi. Hal ini disebabkan karena kurangnya

kesadaran guru untuk menggunakan laboratorium sebagai sarana ilmu

pengetahuan.

Masalah yang diungkapkan diatas juga tampak berdasarkan observasi yang

dilakukan di SMA Negari 17 medan dari daftar kumpulan nilai (DKN) Siswa

kelas X SMA Negeri 17 medan. Diperoleh nilai rata – rata fisika untuk semester

ganjil 2011/2012 hanya 63,55. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) diperoleh

tersebut adalah 62. Meskipun KKM sudah tercapai, namun nilai yang diperoleh

siswa merupakan nilai gabungan dari penilaian siswa terhadap tugas pribadi /

(15)

4

Mengingat anggapan – anggapan negatif siswa dalam proses pembelajaran

siswa maka perlu diterapkan model pembelajaran yang dapat membantah semua

anggapan siswa.

Oleh karena itu pengamat mengakat Model Inkuiri dalam penelitiannya.

Inkuiri memang bagian dari Kontekstual akan tetapi kegiatan pembelajaran yang

mengantar pada upaya menemukan.

Dilihat dari segi kepuasan secara emosional, sesuatu hasil menemukan

sendiri nilai kepuasan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pemberian.

Berangkat dari logika yang cukup sederhana itu tampaknya akan memiliki

hubungan yang erat bila dikaitan pendekatan pembelajaran. Dimana hasil

pembelajaran merupakan hasil dan kreativitas siswa sendiri, akan bersifat lebih

tahan lama diingat oleh siswa bila dibandingkan dengan sepenuhnya merupakan

pemberian dari guru. Untuk memudahkan kebiasaan siswa secara kreatif agar bisa

menemukan pengalaman belajarnya sendiri, berimplikasi pada strategi yang

dikembangkan oleh guru.

Dalam jurnal penelitian yang relevan mengenai inquiry antara lain Alfin

Nofi Rohmawati (2011). Dari hasil penelitian yang dilakukan,kesimpulan yang

diperoleh Penerapan pembelajaran IPA Terpadu dengan model pembelajaran

inkuiri berjalan dengan baik. Di prtoleh dari jumlah siswa 32 orang,Jumlah siswa

yang tuntas adalah 28 siswa (84,85%), sedangkan siswa yang belum tuntas adalah

5 siswa (15,15%). Sebagian besar respon siswa terhadap pembelajaran IPA

Terpadu dengan model pembelajaran inkuiri adalah baik. Respon siswa tertinggi

terdapat pada pernyataan siswa setuju jika IPA Terpadu diterapkan di SMP

(93,94%). Sedangkan respon siswa terendah (77,27%) adalah pada pernyataan

bahwa IPA Terpadu selalu membuat kelas selalu menggairahkan.

Dalam hal ini, peneliti mencoba mengunakan model inkuri dengan kembali

untuk membawa siswa ke dalam proses belajar fisika yang tidak hanya menerima

teori saja tetapi siswa akan lebih aktif dan dapat melakukan langsung

(16)

langsung di laboratorium akan lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap

konsep-konsep fisika.

Berdasarkan uraian diatas latar belakan di atas, penelitian akan melakukan

penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiry Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Besaran, Satuan dan Pengukuran Kelas X Semester I SMA Negeri 17 Medan T.P 2013/2014.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang

dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut.

1. Rendahnya motivasi siwa terhadap pembelajaran fisika

2. Pengunaan model pembelajaran yang tidak berfariasi,dan hanya monoton

pada guru saja, belajar satu arah.

3. Kurangnya keterampilan berfikir kiritis siswa dalam pembelajaran fisika .

4. Pemberdayaan Laboratorium yang kurang dioptimalkan

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan, maka perlu dilakukan pembatasan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Subjek penelitian adalaha siswa kelas X semester I SMA Negeri 17 medan

Tahun Pembelajaran 2013/2014.

2. Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang digunakan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol mengunakan pembelajaran konvensional

3. Hasil belajar sisa pada materi pokok Besaran, Satuan dan Pengukuran

4. Aktifitas belajar siswa pada materi pokok Besaran, Satuan dan Pengukuran

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa berupa tes kognitif yang diajarkan dengan

Model Inkuiri Pada Materi Besaran, Satuan dan Pengukuran Kelas X

(17)

6

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan Model Inkuiri Pada

Materi Besaran, Satuan dan Pengukuran .

3. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran

konvensional Pada Materi pokok Besaran, Satuan dan Pengukuran.

4. Apakah Ada Pengaruh Model Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Materi pokok Besaran, Satuan dan Pengukuran.

5. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama pembelajaran inkuiri berlangsung .

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika berupa tes kognitif yang diajakan

mengunakan model Inkuiri Pada materi Besaran, Satuan dan Pengukuran.

kelas X semester I SMA 17 Medan T.P 2013 / 2014.

2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika yang diajakan mengunakan model

Inkuiri Pada materi Besaran, Satuan dan Pengukuran.

3. Untuk mengetahui hasil belajar fisika yang diajakan mengunakan

pembelajaran konvesional Pada materi Besaran, Satuan dan Pengukuran.

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Inkuiri terhadap

keterampilan berfikir kritis siswa.

5. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa mengunakan model pembelajaran

inkuiri

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi guru fisika yang relevan dan tepat dalam proses

belajar mengajar.

2. Sebagai wawasan dan bekal bagi peneliti dalam melaksanksn pengajaran

dengan mengunakan model Inkuiry dalam mempersiapkan menjadi seorang

guru nantinya

3. Dapat mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran

(18)

1.7. Defenisi Operasional

Model Pembelajaran suatu perencanaan ataupun suatu pola yang

mengunakan suatu pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atauapun

pembelajaran

Inquiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara

maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

penemuannya dengan penuh percaya diri.Secara emosional, sesuatu hasil

menemukan sendiri nilai kepuasan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil

pemberian. Berangkat dari logika yang cukup sederhana itu tampaknya akan

memiliki hubungan yang erat bila dikaitan pendekatan pembelajaran

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajar yang berupa nilai yang mencakup ranah kognitif,

afektif dan psikomotorik. Dalam hal ini, penelitian mencakup pada kognitif.

Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur penguasan kognitif siswa pada

materi pokok Besaran, satuan dan pengukuran. Tes disusun berdasarkan

taksonomi Bloom dalam ranah kognitif, yaitu :

Keterangan : C1= Pengetahuan/ ingatan C4= Analisis

C2= Pemahaman C5= Sintesis

(19)

55

DAFTAR PUSTAKA

Anggreini,Tria. 2011.Pengaruh Mosel Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajarar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Newton diKelas VII SMP Tunas Harapan Sayurmanggi T.P. 2011/2012,Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Arikunto,S.2006.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Djamarah dan Zain. 2010.Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta, Jakarta

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 2009. Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Pendidikan, FMIPA Unimed,Medan.

Istarani. 2012. 58 Metode Pengajaran Inovatif .Media Persada , Medan

Joyce, B.dkk. 2009. Model-Model Pembelajaran,Edisi delapan. Penerbit Pustaka Belajar,Yokyakarta.

Kanginan, M. 2006. Fisika I Untuk SMA Kelas X. Penerbit Erlangga, Jakarta.

N.K., Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit Rineka Cipta ,Jakarta.

Nofi, Alfin. 2011. Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Tema Mata (Studi Kasus Di SMP negeri 1 Marulak Kimongan ),76-91

Pintaito, Rizki. 2011.Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMA 2 Medan Pada Sub Materi Suhu dan Pengukuran TP 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Rusman. 2011. Model – Model Pembelajaran. Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

Ruwanto,Bambang.2005.Fisika UntukKelas X Semester Sekolah Menengah Atas.Penerbi tYudhistira, Jakarta.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif –Progresif . Penerbit Prenada Media Group, Jakarta.

Sanjaya,Wina. 2006. Strategi Pembelajaran.Prenada Media, Jakarta.

(20)

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Gambar

Gambar 2.1.Mistar

Referensi

Dokumen terkait

diangkat sebagai kepala sekolah adalah guru yang telah mempunyai sertifikasi. dan pengalaman kerja

The problem faced by teacher of SMP N 2 Simo Boyolali in teaching reading to the second year students are that the student feels bored in learning English, because they have

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

Hipotesis yang diajukan peneliti adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap kualitas komunikasi ayah dalam keluarga dengan konsep diri pada remaja. Semakin positif

[r]

Penelitian dengan judul “Pengaruh Price-Earning Ratio, Volume Penjualan dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Return Saham Perusahaan yang bergerak di Bidang Finansial di Bursa

Dengan membandingkan nilai sumbangan relatif dan efektif nampak bahwa variabel pengalaman mengajar memiliki pengaruh yang lebih tinggi terhadap kinerja guru

BAGIAN D : Masa mulai berlaku: Amendemen Ketujuh ini mul ai berlaku segera setelah ditandatangani oleh Para Pihak... IN WITNESS WHEREOF, USAID and the Grantee,