• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA TEKA – TEKI SILANG (TTS) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAT ADITIF MAKANAN PADA SISWA KELAS VIII.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA TEKA – TEKI SILANG (TTS) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAT ADITIF MAKANAN PADA SISWA KELAS VIII."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA TEKA – TEKI SILANG (TTS)

TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAT ADITIF MAKANAN PADA SISWA KELAS VIII

Oleh:

Triana Putri Batubara NIM 409631022

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA TEKA – TEKI SILANG (TTS)

TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAT ADITIF MAKANAN PADA SISWA KELAS VIII

TRIANA PUTRI BATUBARA ( NIM 409631022) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk ( 1 ). Untuk mengetahuibpeningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode NHT dengan media TTS. ( 2 ) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajar siswa yang diajar dengan metode NHT tanpa media TTS. ( 3 ) Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajarkan model NHT dan TTS lebih tinggi dibandingkan dengan model NHT tanpa TTS.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Meranti pada semester 2 tahun ajaran 2011/2012 yang berjumblah 6 kelas.

Sampel penelitian diambil dari dua kelas yaitu kelas VIII1 sebagai kelas

eksperimen dan kelas VIII5 sebagai kelas kontrol. Instrument penelitian ini berupa

Pre-tes dan Post-tes yang berbentuk pilihan berganda yang berjumblah 20 soal. Dari hasil penelitian diperoleh rata – rata nilai pretes kelas eksperimen 53,235 dan nilai rata – rata nilai pretes kelas kontrol 45,833. Kemudian setelah dilakukan perlakuan yang berbeda yaitu dengan pembelajaran model NHT dengan media TTS dan model NHT tanpa TTS, diperoleh nilai rata – rata postes kelas eksperimen 80,588 dan nilai rata –rata postes kelaas kontrol 63,333. Ini berarti ada pengaruh yang ditimbulkan model pembelajaran model NHT dengan media

TTS pada materi zat adtif makanan. Dari hasil uji t diperoleh thitung = 5,170,

sedangkan ttabel = 2,018. Karena thitung > ttabel maka diperoleh kesimpulan ada

perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran NHT dengan media TTS dengan yang diajarkan dengan tanpa menggunakan media TTS.

(4)

DAFTAR ISI

Daftar Isi ... ii

Daftar Lampiran ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Rumusan Masalah ... 3

1.5 Tujuan Penelitian ... 3

1.6 Manfaat Penelitian ... 4

1.7 Defenisi Operasional ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 5

2.1.1 Pengertian Belajar ... 5

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 6

2.1.3 Hasil Belajar ... 7

2.2 Model Pembelajaran ... 8

2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 8

2.2.2 Tujuan Cooperatif Learning ... 9

2.2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Number Head Together ... 9

2.2.3.1 Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together ... 10

(5)

2.3 Media Pendidikan... 12

2.3.1 Arti dan Kegunaan Media Pendidikan ... 12

2.3.2 Kriteria Pemilihan Media Pendidikan ... 13

2.3.3 Media Teka-Teki Silang ... 14

2.4 Zat Aditif pada Makanan ... 15

2.4.1 Bahan Pewarna ... 15

2.4.2 Bahan Pemanis ... 16

2.4.3 Bahan Pengawet ... 17

2.4.4 Bahan Penyedap (flavourings) ... 20

2.4.5 Antioksidan ... 20

2.4.6 Penambah Nutrisi ... 21

2.5. Kerangka Konseptual ... 22

2.6 Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

3.3 Variabel Penelitian ... 24

3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 25

3.5 Instrumen Pengumpulan Data ... 28

3.6 Prosedur Penelitian ... 32

3.7 Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 36

(6)

4.1.2. Uji Persyaratn Analisa Data ... 36

4.1.3. Pengujian Hipotesis ... 38

4.1.4. Persentase Peningkatan Hasil Siswa ... 38

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 38

4.3. Pembahasan ... 40

BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Kesimpulan ... 43

5.2. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(7)
(8)
(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Untuk menghadapi era globabalisasi, pembelajaran sebagai aspek utama

dalam bidang pendidikan perlu ditingkatkan. Karena itu perlu ada upaya berbagai

pihak, terutama institusi pendidikan dan pemerintah mencari solusi

mengembangkan kagiatan pembelajaran yang berkualitas.

Ilmu kimia juga berperan dan tidak bisa terlepas dari perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Ilmu kimia yang merupakan ilmu yang diperoleh dan

dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan

apa, mengapa, dan bagaimana gejala – gejala alam, khususnya yang berkaitan

dengan zat aditif makanan. Ilmu kimia dibangun melalui perkembangan

keterampilan proses sains yang dimulai dari mengobservasi, menyusun hipotesis,

sampai dengan mengkomunikasikannya sehingga sebagin aspek kimia bersifat

abstrak yang kebenarannya dapat dibuktikan dengan logika matimatika sehingga

rasionalitasnya dapat dirumuskan diformulasikan.

Dalam proses pembelajaran kimia perlu diperhatikan karakteristik siswa

yang dihadapi dan menyesuaikan materi yang akan diajarkan. Salah satu materi

pelajaran IPA terpadu di SMP yang berkaitan dengan pelajaran kimia adalah Zat

Aditif Makanan. Zat Aditif Makanan merupakan materi pelajaran yang sangat

penting diajarkan kepada siswa karena merupakan pokok bahasan kimia di SMP

yang membahas bahan-bahan kimia dalam makanan dan minuman, serta

dampaknya bagi tubuh. Zat Aditif Makanan adalah materi pelajaran yang bersifat

teoritis dan hafalan, dan pada umumnya disampaikan guru dengan metode

ceramah. Hal ini mengakibatkan kebosanan pada siswa terhadap materi pelajaran

sehingga mengurangi minat siswa di dalam belajar. Untuk mengatasi hal tersebut

guru hendaknya menerapkan metode dan pendekatan pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan, minat dan partisipasi aktif siswa dalam menerima

(10)

Menurut hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran,

SMP merupakan sekolah yang siswanya heterogen, baik dari segi sosial, ekonomi

maupun hasil belajarnya. Di sekolah ini, hasil belajar pada bidang studi kimia

masih tergolong rendah. Fakta ini diperoleh dari data penilaian ujian semester

pada untuk siswa kelas VIII T.P 2010/2011 dengan nilai antara 58 – 80 dan nilai

rata-rata kelas 68,72, sedangkan KKM kimia di sekolah ini adalah nilai 62.

Rendahnya nilai kimia siswa, disebabkan siswa kurang paham dengan materi

yang disampaikan kepadanya. Dari faktor utama penyebab kurangnya hasil belajar

siswa dalam belajar kimia maka perlu usaha peningkatan hasil belajar yaitu

dengan menambah variasi model pembelajaran, serta media pembelajaran yang

menarik atau menyenangkan. Salah satu model pembelajaran kooperatif

merupakan tindakan pemecahan yang dilakukan karena dapat meningkatkan

kemajuan belajar, sikap siswa yang lebih positif, menambah motivasi dan percaya

diri serta menambah rasa senang.

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah

metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.

Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media

pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus

diperhatikan dalam memilih media, antara lain: tujuan pembelajaran, jenis tugas

dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar

mengajar kimia adalah model pembelajarn kooperatif tipe NHT ( Number Head

Together). Teknik NHT ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling

membagikan ide – ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain

itu teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama

mereka ( Lie, 2007).Pembelajaran Kooperatif tipe NHT ini pernah diteliti oleh

beberapa peneliti sebelumnya, antara lain: Riris Mawarni Silaen, (2010) hasil

penelitiannya mengenai kooperatif tipe NHT menyatakan bahwa terdapat

peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 62,6 % sedangkan

(11)

yaitu Seriana, (2010) menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa

sebesar 28,87 %.

Zat Aditif makanan merupakan bagian dari materi IPA Terpadu di SMP,

yang diajarkan di kelas VIII pada semester genap. Materi ini sebagian besar

bersifat abstarak dan berkarakter hapalan sehingga siswa kesulitan dalam

menguasai materi zat aditif makanan.Untuk membantu siswa memudahkan

menguasai materi tersebut, maka pembelajarannya sangat tepat jika dilakukan

dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pada pembelajaran kooperatif tipe

NHT siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dapat mengajari siswa yang

mempunyai kemampuan rendah dalam melakukan pemecahan masalah terhadap

soal sesuai dengan pemahamannya. Kemudian guru dapat mengecek pemahaman

siswa dengan menyebut salah satu nomor anggota kelompok untuk menjawab

masalah yang diberikan. Oleh karena itu melalui pembelajaran kooperatif tipe

NHT diharapkan siswa mendapat kemudahan mempelajari materi Zat Aditif

Makanan.

Media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan untuk

menyampaikan pesan dalam proses pembelajaran. Dalam pokok bahasan Zat

Aditif Makanan ini media pembelajaran yang cocok digunakan adalah media

Teka-Teki Silang (TTS). Teka-Teki Silang merupakan permainan asah otak yang

sudah umum dikenal dan disenangi masyarakat, termasuk siswa. Dengan media

TTS siswa dimotifasi untuk belajar, sehingga siswa tertarik untuk belajar kimia.

Media TTS juga dapat merangsang dan mengingat daya ingat dan daya pikir

siswa.

Mengingat pentingnya penggunaan metode dan media dalam

pembelajaran, peneliti tertarik dan tedorong untuk meneliti pengaruh

penggunaaan TTS terhadap hasil belajar kimia siswa di tingkat Sekolah

Menengah Pertama (SMP). Dengan latar belakang di atas, maka peenelitian yang

akan dilakukan diberi judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

(12)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang peneliti paparkan diatas,

masalah-masalah yang mungkin akan dapat dikuasai oleh penelitian ini adalah:

1. Penyajian atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar

kimia cenderung monoton menggunakan metode ceramah.

2. Penggunaan media yang dapat memotivasi siswa agar belajar dengan lebih

baik.seperti media TTS masih jarang di lakukan di SMP.

3. Minat dan hasil belajar IPA siswa masih rendah.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang akan diteliti, maka penelitian ini

dibatasi hanya pada penerapan Number Head Together (NHT) dan Media

Teka-Teki Silang (TTS) Pada Pokok Bahasan Zat Aditif Makanan.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model NHT

menggunakan media TTS lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan

dengan media pembelajaran NHT tanpa media TTS.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode

NHT dengan media TTS.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode

NHT tanpa media TTS.

3. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajarkan model NHT dan

(13)

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dengan diadakannya penelitian ini

adalah:

1. Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih memahami pokok bahasan

Zat Aditif Makanan.

2. Memberikan gambaran dan informasi kepada guru tentang model

pembelajaran kooperatif dalam peningkatan hasil belajar siswa.

3. Sebagai bahan masukan kepada guru pada umumnya dan bagi peneliti

khususnya sebagai calon guru dalam usaha mengatasi kesulitan siswa dalam

mempelajari materi Zat Aditif Makanan.

4. Sebagai informasi dan perbandingan bagi peneliti lain yang akan melakukan

penelitian yang berhubungan dengan model dan media pembelajaran.

1.7. Definisi Operasional

Numbered Head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran

kooperatif yang mana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok

kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.

Teka-Teki Silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan dimana kita

harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk kotak putih) dengan huruf-huruf

yang membentuk sebuah kata berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya

biasa dibagi dalam kategori “Mendatar dan Menurun” tergantung posisi kata-kata

yang harus diisi.

Pembelajaran kooperatif Number Head Together dan media Teka-teki

Silang ini lebih menekankan kepada siswa agar merangsang daya ingat dan daya

pikir siswa serta tanggung jawab untuk memberikan skor atau nilai terbaik kepada

(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi

perlakuan dengan model pembelajaran tipe NHT dengan menggunakan

media TTS adalah 80,5 lebih tinggi daripada siswa pada kelas kontrol

yang diberi perlakuan tanpa menggunakan media TTS adalah 63,33.

Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa ada pengaruh model

pembelajaran tipe NHT terhadap hasil belajar siswa pada materi zat aditif

makanan Di Kelas VIIISemester II SMP Negeri 2 Meranti T.P. 2011/2012

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan terhadap hasil temuan dalam penelitian,

maka saran yang dapat dikemukakan antara lain:

1. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat memperhitungkan

alokasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap langkah model pembelajaran

Kooperatif tipe NHT dengan media TTS dan tanpa menggunakanTTS dan

menyesuaikan alokasi waktu yang tersedia dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama

disarankan melakukan penelitian pada lokasi dan materi pokok yang

berbeda serta melibatkan guru atau teman dalam penelitian agar lebih

mudah untuk memantau kegiatan siswa dan siswa benar-benar aktif dalam

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Anderso, R.H., (1987), Pemilihan Dan Pengembangan Media Untuk

Pembelajaran, Rajawali Press, Jakarta.

Arikunto, (2007), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta.

Arsyad, A., (2005), Media Pembelajaran, Pt Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Ibrahin,Muslimin., (2000), Pembelajaran Kooperatif, Penerbit University Press,

Surabaya.

Janua, T.A., (2008), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Numbered Heads Together(NHT),

(http://pelawiselatan.blogspot.com/2010/03/number-head-together-html)

Kagan, (2000), Cooperative Learning Structure. Numbered Heads Together,

(Online), (http://Alt.Red/clnerwork/numbered.htm, diakses 27 maret

2010)

Karim, S., (2008), Belajar IPA Kelas VIII SMP, Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional, Jakarta.

Sadiman, A. S., (2007), Media Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2007), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Simson, T., (2009), Pengantar Metode Penelitian Ilmiah, Unimed, Medan.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, PT. Rineka

Cipta, Edisi Revisi, Jakarta.

Slavin, R.E., (2008), Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Nusa

Media, Bandung.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, PT. Tarsito, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja

Rosdakarya, Cetakan keempat, Bandung.

Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Masmedia Buana Pustaka,

(16)

Tambunan, M., dan Simanjuntak, A., (2009), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA

Unimed, Medan.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana

Referensi

Dokumen terkait

[r]

• Secara nasional, ketersediaan sumber EBT tersebar dan untuk beberapa jenis energi misalnya panas bumi dan air skala besar terletak pada daerah yang konsumsi energinya masih rendah.

aya di Kacamatan Cikatomas Kabupatén Tasikmalaya, 3) ajén atikan anu nyampak dina dongéng-dongéng anu aya di Kacamatan Cikatomas Kabupatén Tasikmalaya, jeung

Pengaruh pemasaran Relasional Terhadap Kepuasan dan loyalitas Nasabah Taplus pada PT.. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., Kantor Cabang Gunungsitoli di

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, diharapkan agar Saudara dapat hadir tepat waktu dengan membawa dokumen asli dan 1 (satu) rangkap fotocopy untuk setiap data yang telah

Tabel 25 : Jawaban Responden Mengenai Apakah Berbeda Pendapat Dengan Atasan Suatu Yang Berbahaya

pengajuan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan

Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 3 Kedungwaru Tulungagung dengan menggunakan model