• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSENTRASI TRIBUTIL FOSFAT DAN LAMA WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP PEMISAHAN ION LOGAM CU2+ DENGAN TEKNIK EMULSI MEMBRAN CAIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KONSENTRASI TRIBUTIL FOSFAT DAN LAMA WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP PEMISAHAN ION LOGAM CU2+ DENGAN TEKNIK EMULSI MEMBRAN CAIR."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONSENTRASI TRIBUTIL FOSFAT DAN LAMA WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP PEMISAHAN ION LOGAM Cu2+

DENGAN TEKNIK EMULSI MEMBRAN CAIR

Oleh: Ronald J Sitinjak NIM : 408231043 Program Studi Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENGARUH KONSENTRASI TRIBUTIL FOSFAT DAN LAMA WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP PEMISAHAN ION LOGAM Cu2+

DENGAN TEKNIK EMULSI MEMBRAN CAIR

Ronald J Sitinjak (NIM: 408231043)

ABSTRAK

Sungai Deli memiliki sumber daya air yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air tersebut dimanfaatkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimal aktifitas tributil fosfat dalam penyerapan ion logam Cu2+ pada air sungai. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel perbandingan konsentrasi tributil fosfat : kerosene (1 : 3), (1 : 1), (3 : 1) dan menggunakan variabel lama waktu ekstraksi yaitu 10, 20, dan 30 menit. Emulsi dihasilkan dari campuran antara span-80 dengan tributil fosfat : kerosene dan ditambahkan larutan HCl 0.5 M kemudian didiamkan 5 menit dan terbentuk 2 fasa kemudian diaduk dengan kecepatan 1000 rpm kemudian didiamkan 5 menit dan terbantuklah emulsi. Emulsi yang terbantuk dikontakkan dengan sample yang mengandung ion logam Cu2+ dan dilakukan pengadukan ekstraksi dengan wkatu 10, 20, dan 30 menit dengan kecepatan 1000rpm, dan didiamkan 5 menit dan dilakukan penyaringan. Filtrat dari larutan tersebut diukur konsentrasi Cu2+ menggunakan SSA dengan panjang gelombang 324.7 nm.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Batasan Masalah 3

1.3. Rumusan Masalah 3

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Logam Tembaga (Cu) 5

2.1.1. Logam Tembaga (Cu) Pada Manusia 6

2.2. Membran Cair 7

2.3. Pemisahan Ion Logam Dengan Emulsi Membran Cair 8 2.4. Proses Perolehan Logam Dari Larutan 9 2.5. Mekanisme Pemisahan Dengan Emulsi Membran Cair 10

2.5.1. Permeasi Selektif 10

2.5.2. Reaksi Kimia Dalam Fasa Internal 11 2.5.3. Reaksi Kimia Dalam Membran 11

2.6. Karakteristik Tributil Fosfat 13

2.7. Spektroskopi Serapan Atom 14

2.7.1. Cara Kerja AAS 14

2.8. Hipotesis 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 17

3.2. Alat dan Bahan 17

3.2.1. Alat 17

3.2.2. Bahan 17

3.3. Rancangan Penelitian 17

3.4. Pelaksanaan Penelitian 19

3.4.1. Pembuatan Larutan 19

3.4.1.1. Larutan Standar Cu2+ 19

3.4.1.2. Larutan HCl 0.5 M 20

3.4.1.3. Larutan Pembawa 20

(4)

3.4.1.6. Pengamatan Dan Pengumpulan Data 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 24

4.1.1. Pengukuran Tembaga dengan SSA 24 4.1.2. Penentuan Kurva Standart Tembaga 25 4.1.3. Penentuan Persen Receovery Ion Cu 26 4.1.4. Pengaruh Variasi Konsentrasi 27 4.1.5. Pengaruh Variasi Waktu Ekstraksi 28 4.1.6. Pengaruh Interaksi Konsentrasi dan Waktu Ekstraksi 28

4.2. Pembahasan 31

4.2.1. Fungsi Reagen 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 35

5.2. Saran 35

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 18

Tabel 4.1. Parameter Logam Tembaga pada SSA 24

Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Larutan Standar Cu2+ 25

Tabel 4.3. Data Persen Perolehan Pemisahan Ion Cu2+ 26

Tabel 4.4. Data % Recovery dengan Konsentrasi 27

Tabel 4.5. Data % Recovery dengan Waktu Ekstraksi 28

Tabel 4.6. Data Interaksi Konsentrasi Dan Waktu Ekstraksi

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Dispersi Emulsi Membran Cair 7

Gambar 2.2. Susunan molekul-molekul surfaktan dalam emulsi W/O 8

Gambar 2.3. Membran permeasi selektif 10

Gambar 2.4. Reaksi Kimia dalam Fasa Internal 11

Gambar 2.5. Reaksi Kimia dalam Membran 11

Gambar 2.6. Struktur Kimia Tributil Fosfat 13

Gambar 3.1. Diagram Alir Pembuatan Emulsi 22

Gambar 3.2. Diagram Alir Tahap Ekstraksi Ion Cu (II) 23

Gambar 4.1. Grafik Absorbansi vs Konsentrasi 25

Gambar 4.2. Grafik % Recovery vs Konsentrasi 27

Gambar 4.3. Grafik % Recovery vs Lama Waktu Ekstraksi 28

Gambar 4.4. Grafik Interaksi Konsentrasi dan Waktu Ekstraksi

vs % Recovery 30

Gambar 4.5. Mekanisme Reaksi Pembuatan Emulsi 33

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pembuatan Larutan 36

Lampiran 2. Perhitungan % Recovery 39

Lampiran 3. Perhitungan Statistik 42

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air adalah salah satu di antara pembawa penyakit yang berasal dari tinja

untuk sampai kepada menyebabkan pembawa bibit panyakit, maka pengolahan air

baik berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah mutlak

diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber

penyakit dangan air yang sangat di perlukan.(Sutrisno, 2004)

Kesulitan untuk mendapatkan air bersih merupakan salah satu masalah

yang perlu mendapat perhatian yang seksama karena dengan penyediaan air

bersih, maka penyebaran penyakit dapat dikurangi seminimal mungkin.

Pencemaran air terjadi akibat tingginya kandungan logam berat yang diduga

disebabkan oleh pembuangan limbah dan puluhan industri yang berada di sekitar

sungai. Menurut hasil penelitian, sedikitnya terdapat 24 industri yang berada di

sekitar daerah aliran sungai yang diduga membuang limbah ke sungai dan belum

lagi pabrik-pabrik yang terdapat di sepanjang DAS Deli yang belum diketahui

jumlahnya. Jenis industri di sekitar sungai tersebut yaitu pabrik (baterai kering,

pelapisan logam, pembuatan piva PVC, minyak inti sawit, pupuk dolimit,

pengawetan kayu, pembuatan kapur, dan arang) serta terdapat sejumlah

peternakan hewan.

Kondisi sungai yang tercemar dapat dilihat dari warna fisik sungai yang

coklat kehitaman dan mengeluarkan aroma busuk menyengat. Banyak dari

tanaman yang tumbuh disekitar sungai ini menjadi kerdil dan layu, selain itu

hewan air seperti ikan akan sulit hidup dan jika ikan tersebut hidup tidak aman

jika dikonsumsi manusia akibat cemaran logamnya yang terakumulasi dalam

daging ikan (Putra, 2008).

Masuknya logam berat tersebut menyebabkan tingginya kadar logam

seperti Fe, Mn, Zn, Cr, Ni, dan Cu dapat menimbulkan masalah yang cukup serius

pada air. Secara umum dapat disebut bahwa potensi air permukaan di Indonesia

ditentukan oleh beberapa faktor antara lain kondisi daerah aliran sungai (DAS)

(9)

dan ragam fisik sumber daya air, luas dan volume, tampungannya (alami maupun

buatan), pengaruh iklim, dan tentu saja aspek pengolahan sumber daya air itu

sendiri oleh manusia (Darmono, 2001).

Tembaga (Cu) dalam bentuk murni maupun dalam bentuk senyawa

merupakan bahan kimia yang digunakan dalam industri metalurgi, electroplating,

dan pewarnaan. Tembaga dapat berpotensi sebagai polutan yang berbahaya

apabila industri menggunakan bahan baku tembaga tidak mengolah terlebih

dahulu limbahnya sebelum dibuang ke lingkungan. Berdasarkan Enviromental

Polici Act (Damanhuri, 1994) dinyatakan bahwa tembaga merupakan bahan yang

beracun dan berbahaya, oleh sebab itu adanya logam berat tembaga dilingkungan

hidup yang melebihi ambang batas dapat membahayakan kehidupan organisme

dilingkungan tersebut. Tembaga dalam air menyebabkan penghambatan aktivitas

organisme. Apabila masuk ke dalam tubuh manusia dapat membahayakan

gangguan dalam sistem syaraf pusat dan system koordinasi otot.

Telah ditemukan alat teknik baru dalam upaya pemisahan logam, terutama

untuk tujuan pemanfaatan kembali logam yang dipisahkan, Pemisahan logam

dengan teknik kromatografi telah lama dikenal. Demikian juga teknik pemisahan

dengan metode ekstraksi pelarut telah banyak dilakukan. Pada umumnya teknik

pemisahan tersebut hanya bertujuan untuk memisahkan logam dari campurannya

tanpa memanfaatkan kembali logam hasil pemisahan tersebut.

Telah banyak dilakukan cara untuk mengurangi emisi limbah logam berat

ke lingkungan hidup, diantaranya adalah dengan metode Konsentrasi Gravitasi

(Tylecote : 1992), Magnetic Separation (Lazaridis et al : 2004), dan Emulsi

Membran Cair (Emmy Purba : 2004). Dari ketiga metode ini teknik emulsi

membran cair merupakan cara yang paling mudah secara optimum dapat

mereduksi emisi logam berat ke lingkungan.

Teknik emulsi membran cair adalah teknik analisis yang memiliki tingkat

selektivitas yang lebih baik terutama sangat diperlukan untuk pemisahan ion

logam yang berkonsentrasi rendah dari suatu larutan yang mengandung suatu

(10)

dapat dilaksanakan dua fase cair. Fase ini mengandung zat pembawa yang secara

selektif akan membawa senyawa baik diantara fase cair tersebut (Lenni, 2005).

Dalam penelitian yang akan dilakukan ini dipelajari kemungkinan

penggunaan teknik emulsi membran cair untuk memisahkan ion Cu2+ dari limbah.

Percobaan ini meliputi pemilihan komponen pembentuk membran cair dan

estimasi parameter proses untuk memperoleh kestabilan emulsi. Oleh karena itu,

dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Konsentrasi Tributil Fosfat dan

Lama Waktu Ekstraksi terhadap Pemisahan Ion Logam Cu2+ dengan Teknik Emulsi Membran Cair ”.

1.2. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka diperoleh batasan

masalah sebagai berikut:

1. Konsentrasi tributil fosfat : kerosene yang digunakan dengan variasi (3 : 1, 1 :

1, 1 : 3) terhadap pemisahan ion logam Cu2+ dengan menggunakan teknik

emulsi membran cair.

2. Lama pengadukan pada proses ekstraksi dengan variasi waktu 10, 20, dan 30

menit terhadap pemisahan ion logam Cu2+ dengan menggunakan teknik emulsi

membran cair.

3. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak, pada posisi atas kita-kira

30 cm di bawah permukaan sungai, posisi tengah kira-kira 120 cm di bawah

permukaan sungai, posisi bawah kira-kira 180 cm dibawah permukaan sungai.

Dan posisi pengambilan sampel di Sungai Deli yang terletak di Martubung,

dan paling dekat 200 m dari lokasi industri.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatasa maka dapat dirumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh konsentrasi tributil fosfat terhadap pemisahan ion Cu2+

(11)

2. Apakah ada lama waktu pengadukan pada proses ekstraksi terhadap

pemisahan ion Cu2+ dengan teknik emulsi membran cair ?

3. Apakah ada interaksi antara konsentrasi tributil fosfat dengan lama waktu

ekstraksi ?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui konsentrasi optimum tributil fosfat terhadap pemisahan ion Cu2+

dengan teknik emulsi membran cair.

2. Mengetahui lama pengadukan optimum pada proses ekstraksi terhadap

pemisahan ion Cu2+ dengan teknik emulsi membran cair.

3. Mengetahui interaksi antara konsentrasi tributil fosfat dengan lama waktu

ekstraksi.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian adalah:

1. Mengembangkan teknik emulsi membran cair dalam pemisahan ion logam

Cu2+ pada limbah.

2. Memberikan sumbangan ilmiah terhadap peneliti lain dalam pemisahan ion

(12)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pengaruh konsentrasi tributil fosfat pada pemisahan ion logam Cu2+ berada

pada perbandingan volume tributil fosfat : kerosene (3 : 1). Dengan nilai

optimumnya sebesar 65.06%.

2. Pengaruh lama waktu ekstraksi pada pemisahan ion logam Cu2+ barada pada

waktu 30 menit. Dengan nilai optimumnya sebesar 69.51%.

3. Interaksi konsentrasi tributil fosfat dan lama waktu ekstraksi pada pemisahan

ion logam Cu2+ berada pada perbandingan volume tributil fosfat : kerosene (3

: 1) dengan lama waktu ekstraksi 30 menit (C3t3). Dengan % Recovery yang

dihasilkan sebesar 74.84%.

5.2. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pemisahan ion logam Cu2+

dengan teknik emulsi membran cair dengan menambahkan lama waktu

ekstraksi.

2. Kepada masyarakat supaya tidak menggunakan air sungai secara langsung,

karena kandungan logam pada air sungai tersebut sangat besar.

3. Untuk peneliti selanjutnya agar mengukur ion filtrat dan residu, untuk

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Alif, A., Amran, A., dan Pelita E., (2010), Permiasi Ni(II) Melalui Membran Cair

Fasa Ruah dengan Oksin sebagai Pembawa, FMIPA ANDALAS, Padang

Darmono, (1995), “Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup”, Cetakan Pertama , UI-Press, Jakarta

Day, Underwood., (1989), Analisa Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta

Herhady, dan R. Didiek., (2010), Presentasi Proses Olah Ulang Bahan Bakar

Nuklir, STTN-BATAN, Yogyakarta

Juliana, L., (2005), Pengaruh Konsentrasi Benzoilaseton Terhadap Pemisahan

Ion Cu2+ Dengan Teknik Emulsi Membran Cair, Skripsi, KIMIA FMIPA

UNIMED, Medan

Khopkar, S.M., (1990), Konsep Dasar Kimia Analitik, UI-Press, Jakarta

Lazaridis dan Albert, N.K., (2004), The Living World of the Old Testament, Springer-Verlag, New york.

Nanda, Yobhi., (2011), Teknik Membran Cair Ruah Dengan Zat Pembawa

Tributil Fosfat Untuk Menghilangkan Ion Tembaga, Skripsi, Universitas

Airlangga, Surabaya

Noviandri, I., (1992), Ekstraksi Ion Tembaga II Dengan Emulsi Membran Cair, Tesis, ITB, Bandung

Palar, H.,(1994), Pencemaran Dan Toksilogi Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta

Permatasari, (2001), Pemisahan Fenol dalam Air Limbah Menggunakan Teknik

Emulsi Membran Cair, Skripsi, ITB, Bandung

Purba, Emmy., (2004), Pengaruh Konsentrasi Benzoilaseton terhadap Pemisahan

Ion Pb2+ dengan Teknik Emulsi Membran Cair, Skripsi, KIMIA FMIPA

UNIMED, Medan

Putra., (2008), Cemaran Logam Pada Hewan Air, USU Press, Medan

Sihombing, Sabar., (2011), Perbandingan Efektivitas Arang Aktif dan Silika Gel

dari Sekam Padi sebagai Adsorben Logam Cu2+, Skripsi, KIMIA FMIPA

UNIMED, Medan

(14)

Sudjana, (1994), Desain Dan Analisis Eksperimen, Edisi III, Penerbit TARSITO, Bandung

SNI 13-6974-2003, (2003), Penentuan Kadar Pb, Cu, Zn, Fe, Mn, dan Cd dengan

Spektrofotometer Serapan Atom, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta

Sutrisno, C., (2004), Teknologi Penyediaan Air Bersih, Cetakan Kelima, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Tylecote, R. F., (1992). A History of Metallurgy, Ottawa, Canada

Gambar

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Postes bertujuan untuk mengetahui pencapaian dan peningkatan kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematik siswa, selain itu pada kelas eksperimen

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis melakukan penelitian yang mengambil judul “ Rancang Bangun Website E-Market Pada Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan

Virus flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus unfluenza yang. ditularkan

Bursa Indonesia hari ini diperkirakan akan bergerak melemah akibat kondisi IHSG yang sudah jenuh dan mulai bergerak reversal kebawah didera aksi profit

Hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian yang menunjukan 80,6% orang tua memberikan gawai pada anak tetapi tidak membatasi anak dalam penggunaan gawai.. Penggunaan gawai

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan dukungan administratif penyusunan skripsi ini dan selaku dosen pembimbing

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga pada kesempatan kali ini penulis

Utami dan Rahayu (2003) dalam penelitiannya yang berjudul “Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama