• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kosmetik menjadi salah satu produk kecantikan yang dapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kosmetik menjadi salah satu produk kecantikan yang dapat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kosmetik menjadi salah satu produk kecantikan yang dapat meningkatkan penampilan serta dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Dewasa ini kosmetik tidak hanya digunakan oleh para wanita saja, melainkan juga digunakan oleh pria. Selain itu generasi millennial dan generasi Z juga menggunakan kosmetik sebagai suatu

kebutuhan yang harus dipenuhi. Oleh karena itu banyak brand kecantikan bersaing menawarkan berbagai produk kosmetik yang dibutuhkan oleh konsumen seperti lipstik, krim, bedak, blush, eye liner, eye shadow hingga produk perawatan wajah seperti pembersih wajah (micellar water, cleanser, face wash), toner, serum, sunscreen, dan lain sebagainya (Statista, 2021).

Perkembangan pasar kosmetik di Indonesia terus meningkat beberapa tahun terakhir. Berdasarkan informasi dari Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAK Indonesia) proyeksi penjualan pada tahun 2021 akan meningkat sebesar 7% menjadi US$ 7,45 juta dari tahun sebelumnya yaitu US$ 6,95 juta. Produk kosmetik yang ada di Indonesia tidak hanya berasal dari lokal saja, melainkan juga dari impor.

Nilai impor untuk produk kecantikan termasuk kosmetika atau rias mencapai US$ 102,5 juta. Dari total nilai impor tersebut, US$ 38,5 juta berasal dari Korea Selatan (BPS, 2020). Hal ini membuat produsen kosmetik Korea Selatan menyadari bahwa pangsa pasar kosmetik di Indonesia sangat menjanjikan. Hal itu didukung oleh Indonesia yang

(2)

memiliki populasi terbesar di Asia Tenggara dan juga masyarakat Indonesia khususnya usia remaja yang terpikat Korean Wave atau budaya Korea termasuk Korean beauty product (K-beauty) (Imani & Martini, 2021).

Dilansir dari beautynesia (2021), 5 brand skincare dan kosmetik yang terkenal dan paling laris di Indonesia yaitu Laneige, Nature Republic, SOME BY MI, Innisfree, dan Nacific. Fenomena diatas membuat brand- brand tersebut bersaing untuk dapat unggul dalam Industri kosmetik

khususnya kosmetik Korea.

Suatu perusahaan harus memiliki strategi yang tepat agar dapat menarik minat beli konsumen yang nantinya dapat mengarah kepada keputusan pembelian. Pada tahap evaluasi dalam keputusan pembelian, konsumen akan membentuk pandangan antar merek dalam kumpulan pilihan (Kotler & Keller, 2009). Konsumen juga akan membentuk maksud untuk membeli brand yang paling disukai. Seorang konsumen sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian, dalam benaknya akan muncul minat beli yaitu keinginan konsumen dalam membeli atau memilih suatu produk (Sari, 2020). Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu milik Putra (2016) dan Agustin et al. (2015) yang menyatakan bahwa minat beli memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Cara yang dapat dilakukan perusahaan agar dapat memicu konsumen untuk memutuskan pembelian salah satunya dengan menggunakan Brand Ambassador. Brand Ambassador merupakan orang yang mendukung sebuah brand yang berasal dari public figure populer (Sari

(3)

Dewi et al., 2020). Menurut penelitian yang dilakukan Ahmad dan Azizah (2021), dengan menggunakan brand ambassador selain dapat mengenalkan produk kepada konsumen, juga dapat menarik minat beli calon konsumen sehingga mereka memutuskan untuk membeli produk yang dipromosikan.

Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Amin & Yanti (2021), Faradasya & Trianasari (2021), Sari Dewi et al.

(2020), dan Wang & Hariandja (2016) yang menunjukkan bahwa brand ambassador berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Selain menggunakan strategi yang unik seperti Brand Ambassador, fenomena Korean Wave juga mendukung produk kosmetik Korea dikenal oleh masyarakat. Menurut Febrina (2017), Korean Wave ialah suatu fenomena dimana melajunya pertumbuhan budaya Korea melalui media massa. Di era milenial saat ini, fenomena Korean Wave berkembang dengan pesat di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Seperti yang kita ketahui, Korea terkenal dengan media hiburannya yang memakai role model untuk menarik hati publik. Contohnya seperti aktor, aktris drama korea, boy group dan girl group, hingga komedian (Siskhawati & Atman Maulana,

2021). Penelitian terdahulu oleh Siskhawati & Maulana (2021), Sagia &

Situmorang (2018), menyatakan bahwa variabel Korean Wave memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian.

Salah satu brand kosmetik Korea Selatan yang baru-baru ini sedang populer adalah Nacific. Nacific atau yang dulunya disebut sebagai Natural Pacific merupakan brand kecantikan dan perawatan kulit yang terkenal

(4)

dengan produk serumnya yaitu NACIFIC Fresh Herb Origin. Berkat kepopuleran produk tersebut, pada tahun 2020 Nacific melebarkan sayapnya dengan merilis produk kosmetik make-up seperti lip cream, lip gloss, cushion, blush, dan eye liner. Brand Nacific ini menarik dan laku

karena terdapat klaim bahwa produknya dapat menonjolkan sisi unik dalam diri dengan koleksi makeup yang disesuaikan untuk kulit orang Indonesia.

Berikut merupakan data penjualan terbanyak 5 brand skincare dan kosmetik pada dua market place di Indonesia yang tertuang pada tabel 1.1:

Tabel 1.1 Penjualan Terbanyak 5 Brand Skincare dan Kosmetik Korea pada Market Place Shopee dan Tokopedia

No. Brand Kosmetik Shopee Tokopedia Total 1.

2.

3.

4.

5.

Laneige Nature Republic

SOME BY MI Innisfree

Nacific

10.000+

10.000+

8.600 10.000+

10.000+

506 88.000

1.800 6.000 3.000

10.506+

98.000+

10.400 16.000+

13.000+

sumber: shopee dan tokopedia, diolah peneliti (2022)

Berdasarkan tabel 1.1 brand Nacific menduduki peringkat ketiga (3) dalam penjualan terbanyak di market place Shopee dan Tokopedia. Dapat dilihat bahwa meskipun brand Nacific ini cukup populer, tetapi belum dapat mengalahkan brand Nature Republic dan Innisfree sebagai brand yang paling banyak dibeli oleh konsumen di Indonesia.

Brand Ambassador yang dipilih oleh perusahaan biasanya adalah

artis atau selebriti yang populer. Stray Kids merupakan boy group Korea yang dibentuk oleh JYP Entertaiment yang beranggotakan 8 orang dan termasuk artis atau selebriti yang populer. Stray Kids diumumkan sebagai Brand Ambassador Nacific pada platform Instagram milik Nacific yaitu

(5)

@nacificcosmetics. Mereka ditunjuk sebagai ambassador dikarenakan energi cerah dan sehat dari mereka yang cocok dengan konsep brand Nacific yang mengusung kecantikan alami. Selain menggunakan strategi yang unik seperti Brand Ambassador, fenomena Korean Wave juga mendukung produk kosmetik Nacific dikenal oleh masyarakat. Fenomena ini dimanfaatkan oleh brand Kosmetik Nacific yang merilis produk dengan bonus photocard Stray Kids untuk meningkatkan minat beli yang dapat mendorong terjadinya keputusan pembelian konsumen.

Gambar 1.1 Hasil Survei pada followers @nacificcosmetics

Sumber: data primer (2022)

Sebelum Nacific menggunakan strategi pemasaran Brand Ambassador dan Korean Wave, banyak orang yang tidak mengetahui

tentang brand tersebut. Berdasarkan hasil survei, dapat dilihat bahwa sebanyak 32 dari 35 followers atau pengikut @nacificcosmetics menyatakan bahwa setelah mengetahui siapa Brand Ambassador dari Nacific mereka memiliki keinginan atau minat untuk membeli produk kosmetik Nacific.

(6)

Minat beli diduga dapat memediasi pengaruh Brand Ambassador dan Korean Wave terhadap keputusan pembelian. Apabila Brand Ambassador dan Korean Wave dapat menarik konsumen, maka minat beli

akan semakin meningkat sehingga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Brand Ambassador dan Korean Wave menjadi dorongan atau rangsangan konsumen dalam memutuskan untuk membeli. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Dewi (2019) yang menunjukkan bahwa Brand Ambassador berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian melalui

minat beli sebagai variabel intervening. Penelitian Setiawan (2021) juga menunjukkan bahwa minat beli dapat memediasi pengaruh budaya Korea terhadap keputusan pembelian.

Produk kosmetik yang diluncurkan oleh Nacific khusus diproduksi untuk konsumen di Indonesia dan disesuaikan untuk kulit orang Indonesia.

Ada kemungkinan atau dugaan bahwa yang membuat produk ini dikenal dan diminati adalah Brand Ambassadornya yang cukup terkemuka. Selain itu popularitas Korean Wave yang sedang digemari oleh masyarakat membuat produk ini diketahui oleh banyak orang. Strategi tersebut dapat membantu perusahaan mempromosikan produknya, tetapi masih belum bisa dipastikan seberapa berpengaruhnya terhadap konsumen dalam memutuskan membeli produk tersebut. Permasalahan ini didukung dengan penilitian Lestari et al. (2019) yang menyatakan bahwa ada kesenjangan dimana menunjukkan Brand Ambassador dan Korean Wave tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

(7)

Berdasarkan penjelasan yang telah dicantumkan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Brand Ambassador dan Korean Wave Terhadap Keputusan Pembelian dengan Minat Beli Sebagai Variabel Intervening Pada Kosmetik Nacific”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah Brand Ambassador berpengaruh terhadap keputusan pembelian kosmetik Nacific?

2. Apakah Korean Wave berpengaruh terhadap keputusan pembelian kosmetik Nacific?

3. Apakah Brand Ambassador berpengaruh terhadap minat beli?

4. Apakah Korean Wave berpengaruh terhadap minat beli?

5. Apakah minat beli berpengaruh terhadap keputusan pembelian kosmetik Nacific?

6. Apakah Brand Ambassador berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui variable minat beli pada kosmetik Nacific?

7. Apakah Korean Wave berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui variable minat beli pada kosmetik Nacific?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumuan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

(8)

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Brand Ambassador terhadap keputusan pembelian kosmetik Nacific.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Korean Wave terhadap keputusan pembelian kosmetik Nacific.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Brand Ambassador terhadap minat beli.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Korean Wave terhadap minat beli.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh minat beli terhadap keputusan pembelian kosmetik Nacific.

6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Brand Ambasaador terhadap keputusan pembelian melalui variabel minat beli pada kosmetik Nacific.

7. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Korean Wave terhadap keputusan pembelian melalui variabel minat beli pada kosmetik Nacific.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan Nacific khususnya bagian pemasaran, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dan masukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang berhubungan dengan strategi pemasaran dengan mempertimbangkan brand ambassador dan korean wave.

(9)

2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian yang akan datang khususnya yang berhubungan dengan brand ambassador dan korean wave.

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar.. UPI:

Alhamdulliahirobbilalamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat nya sehingga penulis dapat menyusun laporan skripsi ini dengan hidayah dan

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Komputer, Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika,

Hasil yang sama dikemukakan oleh Suwadi (dalam Yogantara, 2013) bahwa variabel komitmen organisasi tidak memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja

Berdasarkan observasi, objek kajian belum memiliki sertifikasi dari Lembaga Ekolabel Indonesia, sehingga hasil yang dicapai dari kriteria kayu bersertifikat adalah

Analisis regresi logistik digunakan untuk mengetahui dimensi jingle iklan yaitu memorability, meaningfulness, likability, adaptability dan protectability memiliki

menganalisis permasalahan dilakukan dengan cara memadukan bahan- bahan hukum (yang merupakan data sekunder) dengan data primer yang diperoleh di lapangan yaitu

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik