• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DARING TEMA 2 SUBTEMA 2 MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BHAKTIKARYA YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DARING TEMA 2 SUBTEMA 2 MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BHAKTIKARYA YOGYAKARTA"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DARING TEMA 2 SUBTEMA 2 MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BHAKTIKARYA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Havinda Ermawati NIM: 171134016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

SKRIPSI

ii

Havinda Ermawati NIM: 171134016

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Drs. YB. Adimassana, M.A. Tanggal 1 Oktober 2021

Pembimbing II

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DARING TEMA 2 SUBTEMA 2 MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BHAKTIKARYA YOGYAKARTA

Oleh:

Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. Tanggal 5 Oktober 2021

(3)

SKRIPSI

iii

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DARING TEMA 2 SUBTEMA 2 MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BHAKTIKARYA YOGYAKARTA

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Havinda Ermawati NIM : 171134016

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 18 Oktober 2021

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. ...

Sekretaris Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ...

Anggota Drs. YB. Adimassana, M.A. ...

Anggota Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. ...

Anggota Dr. Rusmawan, M.Pd. ...

Yogyakarta, 18 Oktober 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi yang telah peneliti buat, peneliti persembahkan kepada:

1. Allah SWT. Atas limpahan berkah, rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa memberikan kemudahan dalam setiap langkah perjalanan hidup yang dilakukan oleh peneliti.

2. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sukiman dan Ibu Sukarmi yang selalu memberikan doa, dukungan dan motivasi agar tetap semangat dalam menjalani kehidupan peneliti.

3. Adik tercinta, Amalia Titisari yang selalu memberikan doa dan dukungan serta semangat peneliti.

4. Teman-teman tercinta, yang selalu memberikan dukungan, hiburan dan semangat dalam menjalani kehidupan peneliti.

5. Teman-teman satu payung PGSD angkatan 2017 yang selalu memberikan motivasi dan semangat.

6. Guru-guru Sekolah Dasar.

7. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

8. Almamater Universitas Sanata Dharma.

9. Segala pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi.

(5)

v

HALAMAN MOTTO

“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.”

- Terjemahan Q.S At- Talaq: 4 –

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

-Terjemahan dari Q.S Al-Insyirah: 5-6 -

“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar.”

-Terjemahan dari Q.S Ar-Rum: 60 -

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Oktober 2021 Penulis,

Havinda Ermawati

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Havinda Ermawati

Nomor Indun Mahasiswa 171134016

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DARING TEMA 2 SUBTEMA 2 MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BHAKTIKARYA YOGYAKARTA beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 18 Oktober 2021 Yang menyatakan

Havinda Ermawati

(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DARING TEMA 2 SUBTEMA 2 MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BHAKTIKARYA YOGYAKARTA

Havinda Ermawati Universitas Sanata Dharma

2021

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan pengembangan perangkat pembelajaran daring untuk masa pandemi. Tujuan penelitian ini untuk mengembangan perangkat pembelajaran daring tema 2 sub tema 2 menggunakan model pembelajaran inkuiri pada siswa kelas V SD Negeri Bhaktikarya Yogyakarta dan mengetahui kualitas perangkat pembelajaran daring yang dikembangkan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D), menggunakan 5 dari 10 tahapan pada desain R & D Borg & Gall. Subjek penelitian 3 dosen dan 2 guru SD. Objek penelitian ini perangkat pembelajaran daring tema 2 subtema 2 untuk kelas V SD. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini wawancara dan pengisian kuesioner. Instrumen penelitian yang digunakan pedoman wawancara dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif.

Pengembangan perangkat pembelajaran daring tema 2 subtema 2 menggunakan model pembelajaran inkuiri dilaksanakan dalam 5 langkah, yaitu:

1) Potensi dan masalah, 2) Mengumpulkan informasi, 3) Desain produk, 4) Validasi desain, dan 5) Perbaikan desain. Kualitas perangkat pembelajaran daring yang telah dikembangkan secara keseluruhan “Sangat Baik” (rerata skor 3,45). Hasil validasi perangkat pembelajaran menurut 2 dosen menghasilkan rerata skor 3,3 (Sangat Baik). Hasil validasi perangkat pembelajaran daring menurut 2 guru kelas V menghasilkan rerata skor 3,6 (Sangat Baik). Dengan demikian produk perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan “sangat layak” untuk digunakan.

Kata Kunci: perangkat pembelajaran, daring, tema 2 subtema 2, model pembelajaran inkuiri.

(9)

ix ABSTRACT

DEVELOPMENT OF ONLINE LEARNING’S TOOLS THEME 2 SUB- THEME 2 BY USING INQUIRY LEARNING’S MODEL TOWARDS 5TH

GRADE’S STUDENTS BHAKTIKARYA’S YOGYAKARTA STATE ELEMENTARY SCHOOL

Havinda Ermawati Sanata Dharma University

2021

This research is by the need to develope online learning’s tools for pandemic period. This objectve of this research is to develop online learning’s tools theme 2 sub-theme 2 by using inquiry learning’s model towards 5th grade’s students Bhaktikarya Yogyakarta’s State Elementary School and to find out the quality of online learning’s tools theme 2 sub-theme 2 by using inquiry learning’s model towards 5th grade’s students Bhaktikarya Yogyakarta’s State Elementary School.

The researcher uses research and development’s research (R&D). The subject of this research is 5th grade’s students Bhaktikarya Yogyakarta’s State Elementary School 2020/2021 school year. Also the object of this research is development of online learning’s tools theme 2 sub-theme 2 by using inquiry learning’s model towards 5th grade’s students Bhaktikarya Yogyakarta’s State Elementary School. The researcher uses interview and quesioner to gather the data. For the instrument of research that used by researcher is interview and quesioner guidlines. The researcher analyzes the data by using quantitative and qualitative data.

The development of online learning’s tools for theme 2 sub-theme using inquiry learning’s model is carried out in 5 steps such as 1) Problem and potention, 2) Gathering the information, 3) Product design, 4) Design validation, and 5) Design improvement. Overall average quality of online learning’s tools based on the validation from four validator show score: 3,45 (Very Good). The result of online learning’s tools validation from 2 lecturers show score: 3,3 (Very Good). The result of online learning’s tools’ validation from 2 5th grade teachers show score: 3,6 (Very Good). In conclusion, the quality of learning’s tools theme 2 sub-theme 2 by using inquiry learning’s model is “very feasible” to use.

Keywords: learning media, online, tema 2 subtema 2, inquiry learning model

(10)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Pengembangan Perangkat Pembelajaran Daring Tema 2 Subtema 2 Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Bhaktikarya Yogyakarta. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat doa, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.PSi., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. YB. Adimassana, M.A. sebagai dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

6. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yang dengan ikhlas, sabar dan tulus memberikan ilmu selama proses perkuliahan.

7. Para validator ahli dan guru kelas V SD yang telah membantu peneliti.

(11)

xi

8. Yuliana Rismiyati, S.Pd. sebagai narasumber dan telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi.

9. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan doa, dukungan, motivasi, dan biaya selama proses perkuliahan.

10. Adik tercinta yang selalu memberikan motivasi dan dukungan selama proses penyusunan skripsi.

11. Kakek dan nenek yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada peneliti dalam menyusun skripsi.

12. Febrianto yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan membantu peneliti dalam menyusun skripsi.

13. Mbak Nana yang memberikan motivasi, semangat, dan membantu peneliti dalam menyusun skrispi.

14. Ayunda Cynthia yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan bantuan dalam menyusun skripsi.

15. Syifa Aliffia yang telah membantu peneliti dalam menyusun skripsi.

16. Veronika Silvia yang selalu memberikan dukungan dan membantu peneliti dalam menyusun skripsi.

17. Teman-teman satu payung yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam penyusunan skripsi.

18. Teman-teman PGSD angkatan 2017 dan seluruh pihak yang telah membantu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti berharap mendapatkan kritikan maupun saran dari pembaca yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi yang telah peneliti buat memberikan inspirasi bagi pembaca.

Penulis,

Havinda Ermawati

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Operasional ... 10

F. Spesifikasi Produk ... 11

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

A. Kajian Pustaka ... 13

1. Perangkat Pembelajaran Daring ... 13

2. Pembelajaran Daring ... 14

4. Model Pembelajaran Inkuiri ... 18

6. Media Pembelajaran Daring ... 27

7. Teori Perkembangan Anak ... 35

8. Penerapan Teori Piaget untuk Pendidikan ... 37

(13)

xiii

C. Kerangka Berpikir ... 43

D. Pertanyaan Penelitian ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

A. Jenis Penelitian ... 46

B. Setting Penelitian ... 50

1. Tempat penelitian ... 50

2. Subjek Penelitian ... 51

3. Objek Penelitian ... 51

4. Waktu Penelitian ... 51

C. Prosedur Pengembangan ... 51

1. Potensi dan Masalah ... 51

2. Pengumpulan Data ... 52

3. Desain Produk ... 52

4. Validasi Produk ... 52

5. Revisi Produk ... 53

D. Teknik Pengumpulan Data ... 54

1. Wawancara ... 54

2. Kuesioner atau Angket ... 55

E. Instrumen Penelitian... 55

1. Pedoman Wawancara ... 56

2. Kuesioner ... 56

F. Teknik Analisis Data ... 60

1. Data Kualitatif ... 61

2. Data Kuantitatif ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 63

A. Hasil Penelitian Pengembangan ... 63

1. Proses Pengembangan Produk ... 63

2. Kualitas Produk ... 86

B. Pembahasan ... 91

1. Proses pengembangan ... 91

2. Kualitas Produk ... 94

BAB V PENUTUP ... 99

A. Kesimpulan ... 99

(14)

xiv

C. Saran ... 100 DAFTAR REFERENSI ... 101 LAMPIRAN ... 106

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 KD, Indikator, dan Materi Pembelajaran ... 29

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ... 56

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Prota ... 57

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Prosem... 57

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Silabus ... 58

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner RPP ... 58

Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Validasi Kuesioner Perangkat Pembelajaran ... 60

Tabel 3.7 Konvensi Nilai ... 61

Tabel 3.8 Konvensi Nilai Persentase... 62

Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Perangkat Pembelajaran ... 75

Tabel 4.2 Saran dan Revisi Validasi Perangkat Pembelajaran Daring Tema 2 Subtema 2 ... 76

Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli terhadap Perangkat Pembelajaran Daring Tema 2 Subtema 2 ... 85

Tabel 4.4 Saran Hasil Validasi Ahli ... 87

(16)

DAFTAR GAMBAR

xvi

Gambar 2.1 Literature Map ... 42

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 43

Gambar 3.1 Bagan langkah-langkah R&D menurut Borg & Gall ... 47

Gambar 3. 2 Bagan 5 Langkah Pengembangan dalam Penelitian ... 54

Gambar 4.1 Screenshot Prota SDN Bhaktikarya ... 66

Gambar 4.2 Screenshot Prosem SDN Bhaktikarya ... 67

Gambar 4.3 Screenshot Silabus SDN Bhaktikarya ... 68

Gambar 4.4 Screenshot RPP di SDN Bhaktikarya ... 69

Gambar 4.5 Screenshot Cover Perangkat Pembelajaran yang Telah Peneliti Rancang ... 70

Gambar 4.6 Screenshot Prota yang Telah Peneliti Rancang ... 71

Gambar 4.7 Screenshot Prosem yang Telah Peneliti Rancang ... 72

Gambar 4.8 Screenshot Silabus yang Telah Peneliti Rancang ... 72

Gambar 4.9 Screenshot RPP yang Telah Peneliti Rancang ... 73

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

xvii

Lampiran 1 Hasil Wawancara dengan Guru Kelas V ... 108

Lampiran 2 Hasil Validasi Instrumen Dosen 1 ... 110

Lampiran 3 Hasil Validasi Produk Dosen 1 ... 112

Lampiran 4 Hasil Validasi Produk Dosen 2 ... 122

Lampiran 5 Hasil Validasi Produk Guru Kelas V SDN Bhaktikarya ... 133

Lampiran 6 Hasil Validasi Produk Guru Kelas V SDN Jombor ... 143

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian ... 153

Lampiran 8 Surat Izin Validasi Instrumen Dosen 1 ... 154

Lampiran 9 Surat Izin Validasi Produk Dosen 1 ... 155

Lampiran 10 Surat Izin Validasi Produk Dosen 2 ... 156

Lampiran 11 Surat Izin Validasi Produk Guru Kelas V SDN Bhaktikarya ... 157

Lampiran 12 Surat Izin Validasi Produk Guru Kelas V SDN Jombor ... 158

Lampiran 13 Curriculum Vitae ... 159

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan sebagai sarana bagi anak, siswa, remaja bahkan orang tua untuk menuntut ilmu. Sekolah juga harus mempunyai komponen lengkap agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik. Peran Pedagogis dalam penyelenggaraan pendidikan sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Guru di setiap sekolah mempunyai kewenangan yang cukup untuk membuat rancangan dan menentukan materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar siswa (Daryanto

&Dwicahyono, 2014:1).

Kegiatan pembelajaran tentunya melibatkan berbagai macam komponen, antara lain: peserta didik, guru, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan.

Guru termasuk komponen yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran yang memiliki tanggung jawab dan sangat menentukan dalam pencapaian keberhasilan penyelenggaraaan pendidikan. Sebelum melaksanankan pembelajaran, guru dituntut untuk memperhatikan standar kurikulum dan sistem pembelajaran. Menurut Suhendra (2019:24) sebuah kurikulum yang sudah dirancang dan baik, tidak akan berarti jika tidak diimplementasikan dalam proses pembelajaran.

(19)

Perangkat pembelajaran berperan penting untuk menyukseskan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang meliputi: Program tahunan, program semester, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dibuat oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas. Hal ini dilakukan oleh guru agar tujuan pembelajarannya tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Pada satuan pendidikan, setiap pendidik diwajibkan untuk membuat sebuah perangkat pembelajaran yang lengkap dan terstruktur guna menciptakan pembelajaran yang aktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, mendorong peserta didik untuk ikut serta secara efektif, inovatif, dan mandiri sesuai bakat, minat, serta perkembangan fisik dan psikologis peserta didik (Depdiknas, 2007). Menurut Akbar (2013:2) keterlaksanaan kurikulum competency based sangat ditentukan oleh kemampuan guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Program tahunan, program semester, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan guru yang kompeten yang mampu menyusun perangkat pembelajaran yang benar-benar layak untuk diimplementasikan.

Menurut Permen Diknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Akademik Dan Kompetensi Guru, menjelaskan bahwa kompetensi profesional yang harus dimiliki guru adalah : (1) memahami materi, struktur, ide, dan sikap logis yang menunjang mata pelajaran yang diajarkan; (2) memahami kemampuan dan keterampilan mata pelajaran yang diajarkan; (3) mengembangkan materi

(20)

pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik secara kreatif; (4) melakukan kegiatan yang reflektif untuk mengembangkan sikap professional secara berkelanjutan; dan (5) untuk mengembangkan diri memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Pada saat ini Indonesia bahkan dunia sedang melawan virus covid-19 di mana virus ini sangat cepat menyebar ke individu satu ke individu yang lainnya. Sehingga mengakibatkan aktivitas manusia terhenti total dan pemerintah menghimbau untuk tinggal di rumah saja. Peristiwa ini sangat berdampak pada kegiatan belajar mengajar di sekolah. Seluruh kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah harus terhenti demi memutus rantai penyebaran virus covid-19. Sistem pendidikan pun harus mengalami perubahan. Kegiatan pembelajaran yang biasanya bertatap muka diganti dengan pembelajaran secara daring atau dalam jaringan. Hal ini menuntut guru mengubah pelaksanaan pembelajaran dengan jarak jauh.

Kesulitan guru dalam bertatap muka untuk menyampaikan materi dan membimbing siswa mengharuskan guru untuk bersikap lebih kreatif dan inovatif dalam merancang pembelajaran jarak jauh. Upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menyusun perangkat pembelajaran.

Salah satunya adalah menyusun perangkat pembelajaran melalui media daring dan menggunakan model pembelajaran yang menarik bagi peserta didik. Selain menghilangkan rasa bosan pada diri peserta didik guru juga harus melakukan pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka. Pada kurikulum 2013 banyak model pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif. Salah satu model

(21)

pembelajaran yang ada dalam kurikulum 2013 yaitu model pembelajaran inkuiri. Menurut Anam (2015:12) titik yang paling utama pembelajaran inkuiri pada pengembangan berpikir kritis siswa tidak lagi pada guru.

Berdasarkan wawancara pada tanggal 1 Desember 2020 dengan guru kelas V pembelajaran daring yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas V SD Negeri Bhaktikarya Yogyakarta selama pandemi covid-19 ini memiliki keuntungan dan kelebihan. Keuntungannya yaitu (1) peserta didik dan orang tua menjadi canggih dalam mengoperasikan teknologi terutama handphone, (2) kesadaran peserta didik untuk belajar secara mandiri menjadi lebih meningkat karena tanpa pendampingan guru di rumah, dan (3) keaktifan dalam hal mencari ide-ide penggunaan benda-benda di sekitar rumah untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran juga semakin meningkat. Kemudian pembelajaran daring selain memberikan keuntungan pastinya memberikan kekurangan.

Kekurangannya yaitu (1) tidak semua peserta didik bisa mengirimkan tugas secara tepat waktu; (2) orang tua tidak terlalu memperhatikan tugas-tugas anaknya yang telah diberikan oleh guru; dan (3) ada beberapa peserta didik yang salah kirim atau bahkan tidak lengkap dalam mengerjakan tugasnya.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan pada masa pandemi menuntut wali kelas untuk menyusun perangkat pembelajaran secara daring dengan baik.

Guru kelas V SD Negeri Bhaktikarya selama pandemi covid-19 ini menggunakan metode penugasan. Guru kelas tetap membuat video pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik yang kemudian dibagikan melalui WhatsApp Group. Kemudian untuk

(22)

pembahasan soal melalui zoom meeting dan evaluasi pembelajaran dilakukan melalui google form. Dalam kegiatan pembelajaran daring kelas V SD Negeri Bhaktikarya Yogyakarta hanya menggunakan metode penugasan saja tentunya memiliki kekurangan. Menurut guru kelas V SD Negeri Bhaktikarya Yogyakarta kekurangan dalam metode penugasan yaitu (1) guru tidak dapat mengontrol langsung apakah tugas tersebut dikerjakan sendiri atau orang tua bahkan bisa menyontek pekerjaan teman yang lainnya; (2) siswa kesulitan dalam mencari sumber belajar yang digunakan untuk mengerjakan tugas dari guru; dan (3) guru membutuhkan waktu yang lama untuk mengkoreksi atau menilai hasil pekerjaan siswa. Permasalahan-permasalahan di lapangan selama pembelajaran terjadi karena guru belum maksimal dalam menyusun pembelajaran. Hal ini mengakibatkan siswa kekurangan sumber belajar; media daring pengumpulan tugas belum memadai; guru terlalu lama dalam menganalisis hasil belajar siswa sehingga guru kesulitan dalam memberikan umpan balik kepada siswa. Selain itu, guru belum menggunakan model pembelajaran secara maksimal. Oleh karena itu, menyusun perangkat pembelajaran daring dengan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak sangat diperlukan.

Implementasi perangkat pembelajaran yang tepat akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Audrylia (2019) bahwa perangakat pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri berdasarkan hasil validasi serta hasil uji coba terbatas dari guru kelas II sekolah dasar memperoleh skor 4,44 dengan kategori

(23)

“sangat baik”. Penelitian lain juga dilakukan oleh Asri (2019) menyimpulkan bahwa Hasil validasi dan hasil uji coba terbatas perangkat pembelajaran inovatif dalam sub-tema Tugasku Sehari-hari di Sekolah mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar mendapat skor rerata sebesar 4,40 dengan kualitas “sangat baik”, sehingga perangkat pembelajaran inovatif yang dikembangkan layak untuk diujicobakan secara lebih luas.

Ciri khas dari model pembelajaran inkuiri adalah anak mencari pengetahuan yang baru walaupun sudah ada penemuan yang terdahulu.

Menurut Piaget dalam Hamruni, ada kalanya anak dituntut untuk memperbaharui pengetahuan yang sudah terbentuk setelah ia menemukan informasi yang tidak sesuai (Lahadisi, 2014:90).

Penelitian terdahulu belum ada yang meneliti pengembangan perangkat pembelajaran daring menggunakan model pembelajaran inkuiri pada tema 2 subtema 2 kelas V SD. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berupaya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran daring dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri pada tema 2 subtema 2 kelas V SD. Peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran daring karena dengan menggunakan media daring yang efektif dapat mengatasi permasalahan di lapangan, mengingat bahwa saat ini guru sedang dihadapkan pada kesulitan untuk berinteraksi langsung dengan siswa. Selain itu, melalui media daring yang efektif siswa dapat mengakses sumber belaja yang dibutuhkan siswa.

Selain itu, dibutuhkan model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa selama pembelajaran daring. Peneliti memilih model pembelajaran

(24)

inkuiri karena model ini sesuai dengan pendekatan kontruktivisme. Menurut piaget, pembelajaran yang baik adalah kegiatan belajar yang dapat memperlakukan anak untuk aktif belajar, pembelajaran diarahkan untuk mendapatkan penemuan, memikirkannya, dan mendiskusikannya (dalam Mulyadi, Basuki & Rahardjo, 2016:209). Hal ini sesuai dengan ciri utama pembelajaran inkuiri yaitu (1) strategi pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan sehingga peserta didik sebagai subjek belajar, (2) seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, dan (3) tujuan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, kritis, logis dan analitis (Mudlofir & Rusydiyah, 2016:67). Selain itu, menurut Shoimin (2014:86) model pembelajaran inkuiri mempunyai beberapa keuntungan yaitu:

1. Strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran dengan strategi ini dianggap lebih bermakna,

2. Mampu memberikan tempat kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya,

3. Strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman, dan

4. Mampu memfasilitasi peserta didik yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata.

(25)

Media pembelajaran daring yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah zoom, video materi yang dapat diakses dari youtube, dan rumah belajar.

Media daring tersebut diharapkan dapat efektif dalam mendukung guru dan siswa dalam interaksi selama pembelajaran, evaluasi pembelajaran dapat dianalisis dengan cepat dan mudah, serta sumber belajar dapat dipelajari siswa melalui berbagai media daring yang mudah mengaksesnya. Penggunaan media daring dalam proses pembelajaran dapat mengarahkan dan mengoptimalkan perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan agar mudah dipahami dan menumbuhkan motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa (Marjuki, 2020:14).

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti berupaya untuk mengembangkan penelitian R&D yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Daring Tema 2 Subtema 2 Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri pada Siswa Kelas V SD Negeri Bhaktikarya Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran daring tema 2 subtema 2 menggunakan model pembelajaran inkuiri pada siswa kelas V SD Negeri Bhaktikarya Yogyakarta?

2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran daring tema 2 subtema 2 menggunakan model pembelajaran inkuiri pada siswa kelas V SD Negeri Bhaktikarya Yogyakarta?

(26)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran daring tema 2 subtema 2 menggunakan model pembelajaran inkuiri pada siswa kelas V SD Negeri Bhaktikarya Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran daring tema 2 subtema 2 menggunakan model pembelajaran inkuiri pada siswa kelas V SD Negeri Bhaktikarya Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru:

Guru memiliki wawasan dan pemahaman tentang pengembangan perangkat pembelajaran daring kelas V pada tema 2 subtema 2.

2. Bagi siswa:

Siswa mendapatkan pengalaman belajar secara daring sesuai dengan perangkat pembelajaran salah satunya melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) daring.

3. Bagi sekolah:

Sekolah mendapatkan referensi produk berupa pengembangan perangkat pembelajaran daring kelas V tema 2 sub tema 2.

(27)

4. Bagi peneliti lain:

Pengembangan perangkat pembelajaran daring kelas V pada tema 2 subtema 2 dapat menjadi referensi bagi penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perangkat pembelajaran daring adalah perencanaan kegiatan pembelajaran melalui komunikasi jarak jauh yang tersambung jaringan internet untuk berinteraksi dan menyampaikan materi kepada siswa yang tersusun secara sistematis sebelum melaksanakan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Tema 2 subtema 2 merupakan pada tema 2 yaitu tentang udara bersih bagi kesehatan dan pada subtema 2 tentang pentingnya udara bersih bagi kesehatan.

3. Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan yang menuntut siswa aktif dalam proses pembelajaran untuk mencari tahu sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan oleh guru sehingga siswa harus berpikir sistematis, kritis, logis, dan analitis.

4. Penelitian R&D merupakan penelitian yang menganalisis kebutuhan produk kemudian mengembangkan produk tersebut.

(28)

F. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Produk berisi Program Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem), silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) daring tema 2 subtema 2 menggunakan model pembelajaran inkuiri dari pertemuan pertama sampai ke-enam.

2. Produk disusun menggunakan kertas HVS 80 gram dan cover produk menggunakan hard cover dove yang didesain menarik dengan mencantumkan logo Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Warna cover dominan berwarna hijau muda. Jenis huruf yang digunakan beragam, ukuran huruf yaitu 12, 14, dan 16, spasi 1,5 dan diberi halaman.

3. Komponen Program Tahunan (Prota) disusun secara lengkap. Komponen Prota terdiri dari: identitas (judul, tahun pelajaran, satuan pendidikan, dan kelas), tema, subtema, dan alokasi waktu.

4. Komponen Program Semester (Prosem) memuat komponen secara lengkap yaitu: komponen identitas (judul, satuan pendidikan, kelas, dan tahun pelajaran), tema, subtema, pertemuan, bulan, alokasi waktu, dan keterangan.

5. Komponen dalam Silabus ditulis secara lengkap berikut ini: identitas (judul, tema, subtema, dan kelas), Kompotensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), muatan pelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

(29)

6. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) daring disusun secara lengkap. Komponen RPP terdiri dari 25 yaitu satuan pendidikan (nama sekolah), kelas/ semester, tema, sub tema, pembelajaran keberapa, muatan pembelajaran, alokasi waktu, hari/ tanggal, tujuan pembelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, pendekatan, model, metode, langkah pembelajaran, media, alat/bahan, sumber pembelajaran, teknik penilaian, instrumen penilaian, lampiran materi, LKPD, dan refleksi.

7. Perangkat pembelajaran daring ditulis menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), mudah dimengerti, dan petunjuk ditulis dengan jelas.

(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II menjelaskan tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

1. Perangkat Pembelajaran Daring

a. Pengertian Perangkat Pembelajaran Daring

Perangkat pembelajaran adalah suatu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melakukan proses pembelajaran (Daryanto & Dwicahyono, 2014:v). Selaras dengan pendapat Niki, Theodora dan Susilo (2019) menyatakan bahwa perangkat pembelajaran merupakan persiapan-persiapan yang dibuat oleh guru yang dapat dilakukan sendiri maupun secara kelompok dalam Kelompok Kerja Guru atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dengan tujuan untuk terlaksanakannya pembelajaran dan evaluasi yang terstruktur dan apa yang ingin diwujudkan dalam pembelajaran tersebut tercapai. Sedangkan Akbar (2013:2) mengemukakan bahwa di satuan pendidikan perangkat pembelajaran perlu diimplementasikan dalam praktik pembelajaran sehari-hari.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa perangkat pembelajaran adalah persiapan guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran sehari-hari agar tersusun secara baik dan apa yang diinginkan guru dalam pembelajaran tercapai.

13

(31)

2. Pembelajaran Daring

Pembelajaran Daring atau online merupakan “asynchronous”, di mana pengajar/ guru/ dosen/ instruktur dan orang yang belajar siswa tidak bertemu disaat yang sama (Dwiyogo, 2018:65). Sedangkan menurut Husamah (2014:132) e-learning online merupakan serangkaian pemecahan masalah yang mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan memanfaatkan teknologi internet. Selaras dengan pendapat Suharyanto & Malingkay (2016) bahwa e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi komputer atau biasanya disebut internet. Berdasarkan ketiga pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa e-learning atau pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan antara guru dan peserta didik tidak bertemu langsung tetapi menggunakan teknologi internet agar tetap terjalin komunikasi antara guru dan peserta didik.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, perangkat pembelajaran adalah persiapan yang guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran sehari- hari menggunakan internet agar tersusun secara sistematis dan apa yang diinginkan oleh guru dalam pembelajaran tercapai walaupun antara peserta didik dan guru tidak dapat bertemu langsung.

Perangkat pembelajaran meliputi Program Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem), Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(32)

a. Program Tahunan (Prota)

Menurut Basuni (2018:19) Prota merupakan sebuah rencana untuk menetapkan pembagian waktu dalam satu tahun pelajaran guna tercapainya tujuan (standar kemampuan dan kompetensi dasar) yang telah disepakati oleh sekolah. Sejalan dengan pendapat Ariani (2020:17) Program Tahunan merupakan perencanaan alokasi waktu yang sudah ditetapkan dalam satu tahun pelajaran guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Sedangkan Darwyan Syah & Kunandar (dalam Gahara 2016:98) Prota merupakan rencana kegiatan yang disusun secara lengkap berkaitan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru dalam satu tahun ajaran.

Berdasarkan tiga pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa program tahunan adalah penetapan alokasi waktu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam waktu satu tahun.

b. Program Semester (Prosem)

Basuni (2018:20) menyatakan bahwa Program Semester yaitu suatu bentuk penjabaran dari program tahunan yang digunakan untuk menjawab minggu keberapa atau pembelajaran kompetensi dasar itu dilakukan. Senada dengan pendapat Sanjaya (2015:53) bahwa prosem merupakan penjabaran dari program tahunan, akan tetapi prosem berisi tentang jadwal atau kapan pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar dilakukan. Sedangkan menurut Nugraha (2018:36)

(33)

Prosem yaitu suatu rancangan dalam mendistribusikan berapakah waktu yang dialokasikan dalam tiap pertemuan.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas Program Semester adalah penjabaran dari Program Tahunan tetapi berisi pembagian waktu dalam tiap pertemuan dalam satu semester.

c. Silabus

Astuti, Margunayasa, dan Suarjana (2019:270) menyatakan bahwa silabus digunakan sebagai acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Ariani (2020:17) menyatakan bahwa Silabus adalah penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sedangkan menurut Ambara, Margunayasa, dan Kusmariyatni (2019:115) silabus merupakan panduan yang digunakan dalam menyusun kerangka pembelajaran.

Berdasarkan ketiga pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran yang dijabarkan dari standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam pembelajaran.

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Daring

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan langkah- langkah kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai KD yang telah ditetapkan dalam salah satu standar proses penilaian yaitu

(34)

standar isi (Daryanto & Dwicahyono, 2014:87). Sedangkan menurut Al- Tabany, (2014:255) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berguna untuk memberikan arahan dalam proses pembelajaran yang dibuat berdasarkan silabus dengan tujuan akhir tercapainya KD (Amri, 2013:50). Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran adalah administrasi tertulis yang telah direncanakan untuk mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada standar isi kurikulum guna mencapai kompetensi dasar yang diharapkan.

Pada penelitian ini, peneliti berupaya membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Daring (RPP Daring) sebagai solusi untuk mempersiapkan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Daring adalah administrasi tertulis yang telah direncanakan untuk mempersiapkan kegiatan pembelajaran menggunakan teknologi internet yang berpedoman pada standar isi kurikulum guna mencapai kompetensi dasar yang diharapkan.

3. Prinsip-Prinsip Perencanaan Pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan pedoman yang jelas dan akurat. Pembuatan perencanaan pembelajaran seharusnya memperhatikan dan mengikuti beberapa prinsip-prinsip perencanaan perangkat

(35)

pembelajaran. Menurut Krissandi, Widanarto, dan Radityo (2018:24) prinsip pembelajaran antara lain: 1) sesuai dengan kurikulum yang berlaku;

2) sesuai dengan kondisi yang ada; 3) sesuai dengan model pembelajaran yang akan dilaksanakan; 4) memperhitungkan waktu yang tersedia; 5) sistematis dan sistemik; dan 6) fleksibel.

4. Model Pembelajaran Inkuiri

a. Pengertian Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran menurut Marjuki (2020:14) merupakan kerangka dan pola praktis yang dijadikan pedoman atau acuan guru dalam merancang dan memfasilitasi proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Senada dengan pendapat Akbar (2013:3) bahwa model pembelajaran pada hakikatnya merupakan pola atau langkah pembelajaran dan perangkatnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pendapat lain disampaikan oleh Amri (2013:4) yang menyatakan model pembelajaran adalah suatu penggambaran pada proses rincian yang menciptakan situasi lingkungan sehingga memungkinkan siswa berinteraksi dan terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa.

Berdasarkan dari pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah gambaran suatu pola yang menjelaskan rancangan proses pembelajaran agar terjadi perubahan pada diri peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Salah satu model pembelajaran yang mampu menuntun peserta didik untuk aktif ikut serta dalam proses pembelajaran adalah model

(36)

pembelajaran inkuiri (Shoimin, 2014:85). Pendapat yang sama dikemukakan oleh Al- Tabany (2014:82) bahwa pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Sementara itu, Mudlofir & Rusydiyah (2016:66) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk melibatkan secara utuh kemampuan yang dimiliki untuk mencari dan menemukan sesuatu benda/ manusia/ kejadian/ secara kritis, analitis, logis, dan sistematis sehingga dengan percaya diri yang penuh peserta didik mampu membuat rumusan sendiri tentang penemuannya.

Berdasarkan dari 3 (tiga) pendapat ahli, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan yang menuntut siswa aktif dalam proses pembelajaran untuk mencari tahu sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan oleh guru sehingga siswa harus berpikir sistematis, kritis, logis dan analitis.

b. Ciri-Ciri Pembelajaran Inkuiri

Ciri utama pembelajaran inkuri menurut Mudlofir & Rusydiyah (2016:67) yaitu:

1) Menekankan pada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan, sehingga peserta didik sebagai subjek belajar;

(37)

2) Semua kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta didik didorong untuk membuat peserta didik mancari dan menemukan jawaban dari sebuah pertanyaan yang ditanyakan secara mandiri;

3) Tujuan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan seseorang dalam berpikir secara sistematis, kritis, logis dan analitis.

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri

Langkah-langkah sintaks model pembelajaran inkuiri menurut Piaget (dalam Shoimin, 2014:85) sebagai berikut:

1) Membina suasana yang responsif di antara siswa, 2) Mengemukakakan permasalahan;

3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa;

4) Merumuskan hipotesis;

5) Menguji hipotesis;

6) Pengambilan kesimpulan.

Menurut Sanjaya (2016:201-2) langkah-langkah dalam model pembelajaran inkuiri yaitu:

1) Orientasi: menjelaskan topik, tujuan, hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan, dan menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.

2) Merumuskan masalah: masalah hendaknya dirumuskan oleh siswa, masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung

(38)

teka-teki, dan konsep-konsep dalam masalah adalah konsep- konsep yang sudah diketahui oleh siswa.

3) Mengajukan hipotesis: cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) yaitu dengan cara mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan jawaban.

4) Mengumpulkan data: aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

5) Menguji hipotesis: proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

6) Merumuskan kesimpulan: proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Menurut Mudlofir dan Rusydiyah (2016:69) ada beberapa langkah dalam model pembelajaran inkuiri adalah:

1) Merumuskan masalah: kemampuan yang dituntut adaalah kesadaran terhadap masalah, melihat pentingnya masalah, dan merumuskan masalah. Masalah adalah penyimpangan antara yang terjadi dengan apa yang diharapkan.

2) Mengembangkan hipotesis: kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis adalah menguji dan menggolongkan data yang diperoleh, melihat, dan merumuskan hubungan yang ada secara logis dan merumuskan hipotesis.

(39)

3) Menguji jawaban tentatif: kemampuan yang dituntut adalah merakit peristiwa, menyusun data, dan analisis data.

4) Menarik kesimpulan: kemampuan yang dituntut adalah mencari pola dan makna hubugan dan merumuskan kesimpulan.

5) Menerapkan kesimpulan dan generalisasi.

d. Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri

Menurut Anam (2014:85) kelebihan dari model pembelajaran inkuiri adalah:

1) Rencana pembelajaran yang secara seimbang memfokuskan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor sehingga pembelajaran dengan model ini dianggap lebih bermakna;

2) Mampu memberikan tempat kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya;

3) Model ini dianggap searah dengan kemajuan psikologi pembelajaran yang modern yang berarti bahwa sebuah proses berubahnya tingkah laku seseorang dikarenakan pengalaman yang diperoleh; dan

4) Mampu memfasilitasi peserta didik yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata.

Lain halnya menurut Mudlofir & Rusydiyah (2016: 68) kelebihan model pembelajaran inkuiri adalah:

1) Mampu mendorong peserta didik untuk berpikir atas inisiatif sendiri;

(40)

2) Membantu peserta didik mengembangkan konsep diri yang positif;

3) Mengembangkan bakat individu peserta didik secara optimal dan;

4) Menciptakan suasana akademik yang mendukung berlangsungnya pembelajaran yang berpusat pada siswa.

e. Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri

Kelemahan model pembelajaran inkuiri menurut Anam (2014:87) adalah:

1) Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model inkuiri membutuhkan tingkat kecerdasan peserta didik yang tinggi.

Sehingga apabila siswa kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang efektif;

2) Peserta didik yang memiliki kebiasaan mendapatkan informasi dari guru secara mentah tanpa dipelajari kembali, perlu untuk diubah kebiasaannya;

3) Kebiasaan guru sebagai pemberi informasi harus diubah menjadi pembimbing, fasilitator, dan motivator peserta didik dalam belajar;

4) Model pembelajaran ini memungkinkan adanya peserta didik yang tidak aktif dalam proses pembelajaran dikarenakan model pembelajaran ini dilaksanakan secara berkelompok;

5) Pembelajaran inkuiri kurang cocok pada anak yang masih berada di kelas bawah.

(41)

6) Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang baik;

7) Kelas dengan jumlah siswa yang banyak, akan sangat merepotkan guru;

8) Membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya kurang efektif jika pembelajaran ini diterapkan pada situasi kelas kurang mendukung; dan

9) Proses pembelajaran akan kurang bermakna apabila guru tidak memahami situasi kelas yang baik.

f. Pemilihan Inkuiri Dilakukan Atas Beberapa Pertimbangan.

Berikut ini adalah beberapa pertimbangan yang dikemukakan oleh Mudlofir & Rusydiyah (2016:67) sebagai dasar dalam memilih model pembelajaran inkuiri:

1) Karakteristik individu dengan kemandirian cukup memadai;

2) Menyediakan sumber referensi, alat, media, dan bahan cukup;

3) Jumlah peserta didik dalam kelas tersebut tidak terlalu banyak;

4) Materi pembelajaran tidak terlalu luas;

5) Alokasi waktu cukup tersedia.

(42)

g. Model-model Pembelajaran Inkuiri

Berikut ini macam model pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Sund dan Trowbrigde dalam Hamruni (Lahadisi, 2014:95):

1) Guide Inquiry

Pembelajaran inkuiri terbimbing adalah salah satu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru memberikan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa.

2) Modified Inquiry

Ciri dari model ini adalah guru hanya memberikan permasalahan tersebut melalui pengamatan, percobaan, atau prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban.

3) Free Inquiry

Pada model ini siswa harus mengidentifikasi dan merumuskan macam masalah yang dipelajari dan dipecahkan.

4) Inquiry Role Approach

Model ini merupakan model pembelajaran inkuiri pendekatan peranan yang melibatkan siswa dalam kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari empat orang untuk memecahkan masalah yang diberikan guru.

(43)

5) Invitation Into Inquiry

Pada model ini siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah-masalah dengan cara-cara yang ditempuh ilmuwan.

6) Pictorial Riddle

Model ini merupakan metode mengajar yang dapat mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil maupun besar, gambar, peragaan, atau situasi nyata yang dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa.

7) Synectics Lesson

Model synectics lesson lebih memusatkan keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk kiasan agar siswa dapat membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya.

8) Value Clarification

Pada model ini siswa lebih difokuskan pada pemberian kejelasan tentang suatu tata aturan atau nilai-nilai pada suatu proses pembelajaran.

(44)

6. Media Pembelajaran Daring

a. Pengertian Media Pembelajaran Daring

Media pembelajaran menurut Marjuki (2020:14) adalah sarana yang didayagunakan dalam proses pembelajaran sebagai perantara dalam penyampaian materi pelajaran dengan tujuan untuk mempermudah ketercapaian tujuan pembelajaran baik berupa informasi, pengetahuan, maupun keterampilan. Sementara itu, Jalius

& Ambiyar (2016:4) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perangkat lunak dan perangkat keras yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi dari sumber belajar kepada peserta didik (individu atau berkelompok), yang dapat menghidupkan pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga pembelajaran sistem di dalam/ di luar kelas lebih baik. Sedangkan menurut Suryani, Setiawan & Putria (2018:5) media pembelajaran adalah jenis sarana yang digunakan untuk menyampaikan materi sesuai dengan teori pembelajaran. Berdasarkan ketiga pendapat ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu sarana untuk menyampaikan materi atau bahan ajar kepada peserta didik yang dapat merangsang, perasaan, perhatian dan minat belajar dalam diri peserta didik.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media pembelajaran daring sebagai cara menyampaikan materi atau bahan ajar kepada siswa agar proses pembelajaran tetap berlangsung

(45)

walaupun di tengah pendemi covid-19. Media pembelajaran daring adalah suatu sarana yang menggunakan teknologi internet pengganti tatap muka antara guru dan peserta didik untuk menyampaikan materi atau bahan ajar kepada peserta didik yang dapat merangsang, perasaan, perhatian dan minat belajar dalam diri peserta didik agar tetap terjalin komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik.

b. Tema 2 Subtema 2

Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada pembelajaran siswa kelas V di sekolah dasar. Peneliti merancang kegiatan pembelajaran Tema 2: Udara Bersih bagi Kesehatan, Subtema 2: Pentingnya Udara Bersih bagi Pernapasan.

Kegiatan pembelajaran dirancang selama 6 pertemuan.

Kompetensi Inti berdasarkan Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 yaitu:

1) Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama islam yang dianutnya.

2) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya, serta cinta tanah air.

3) Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan

(46)

benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.

4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dan kritis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Berdasarkan kompetensi inti tersebut, dapat diuraikan dengan rinci kompetensi dasar, indikator dan materi pembelajaran dari pertemuan 1-6 pada tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar, Indikator dan Materi Pembelajaran Pertemuan 1-6.

Pembelajaran 1

Mupel Kompetensi Dasar Indikator Materi

3.2 Menjelaskan organ 3.2.1 Menganalisis Penyebab pernapasan dan fungsinya penyebab gangguan gangguan pada hewan dan manusia, pernapasan pada pernapasan pada serta cara memelihara manusia. manusia.

IPA kesehatan organ pernapasan manusia.

4.2 Membuat model 4.2.1 Membuat bagan sederhana organ

pernapasan manusia.

penyebab terjadinya

gangguan pernapasan -

pada manusia.

3.2 Mengklasifikasi 3.2.1 Menguraikan Macam-macam informasi yang didapat informasi yang didapat kata tanya.

dari buku ke dalam aspek: dari buku ke dalam apa, di mana, kapan, aspek: apa, di mana, siapa, mengapa, dan kapan, siapa, mengapa,

bagaimana. dan bagaimana.

Bahasa Indonesia

4.2 Menyajikan hasil klasifikasi informasi yang didapat dari buku yang

4.2.1 Menggabungkan hasil klasifikasi informasi yang didapat dikelompokkan dalam dari bacaan yang

aspek: apa, di mana, dikelompokkan dalam - kapan, siapa, mengapa, aspek: apa, di mana,

dan bagaimana kapan, siapa, mengapa, menggunakan kosakata dan bagaimana

baku.

(47)

menggunakan kosakata baku.

Pembelajaran 2

Mupel Kompetensi Dasar Indikator Materi

IPA

3.2 Menjelaskan organ pernapasan dan fungsinya pada hewan dan manusia, serta cara memelihara kesehatan organ pernapasan manusia.

3.2.1 Memerinci salah satu penyakit akibat gangguan pernapasan.

Penyakit akibat gangguan pernapasan.

4.2 Membuat model sederhana organ pernapasan manusia.

4.2.1

Mendemonstrasikan pembuatan model sederhana organ pernapasan manusia.

-

Bahasa Indonesia

3.2 Mengklasifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek:

apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.

3.2.1 Memilah-milah informasi yang didapat dari bacaan ke dalam aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.

Macam- macam kata tanya dan cara mencari informasi menggunakan kata tanya.

4.2 Menyajikan hasil klasifikasi informasi yang didapat dari buku yang dikelompokkan dalam aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana

menggunakan kosakata baku.

4.2.1 Membuat diagram hasil klasifikasi

informasi yang didapat dari bacaan yang dikelompokkan dalam aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana

menggunakan kosakata baku.

-

SBdP

3.3 Memahami pola lantai dalam tarian dalam tari kreasi daerah.

3.3.1 Menguraikan nama tarian, asal tarian dan tarian yang

menggunakan properti.

Macam- macam tarian, asal dan properti yang digunakan.

4.3 Mempraktikkan pola lantai pada gerak tari kreasi daerah.

4.3.1 Membuat bagan nama tarian, properti dan daerah asal.

- Pembelajaran 3

Mupel Kompetensi Dasar Indikator Materi

Bahasa Indonesia

3.2 Mengklasifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek:

apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.

3.2.1 Menganalisis informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.

Macam-macam kata tanya dan cara mencari informasi menggunakan kata tanya.

4.2 Menyajikan hasil klasifikasi informasi yang didapat dari buku yang dikelompokkan dalam

4.2.1 Menyimpulkan hasil klasifikasi informasi yang didapat dari buku yang

-

(48)

aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana

menggunakan kosakata baku.

dikelompokkan dalam aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana

menggunakan kosakata baku.

IPS

3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan

kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.

3.3.1 Memerinci usaha ekonomi sendiri dan usaha ekonomi kelompok.

- Jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola sendiri.

- Jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola kelompok.

4.3 Menyajikan hasil analisis tentang peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan

kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan.

4.3.1 Membuat bagan tentang usaha sendiri dan usaha kelompok.

-

PPKn

1.2 Menghargai kewajiban, hak dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan umat beragama dalam kehidupan sehari-hari.

1.2.1 Menunjukkan kewajiban sebagai warga masyarakat dan umat beragama dalam kehidupan sehari-hari.

-

2.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam memenuhi kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab

menjalankan kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

-

3.2 Memahami hak, kewajiban dan tanggung jawab sebagai warga dalam kehidupan sehari- hari.

3.2.1 Menguraikan hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari.

Hak sebagai warga masyarakat.

Kewajiban sebagai warga masyarakat.

4.2 Menjelaskan hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

4.2.1 Membuat tabel hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

-

Pembelajaran 4

Mupel Kompetensi Dasar Indikator Materi

Bahasa Indonesia

3.2 Mengklasifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek:

3.2.1 Memecahkan informasi yang didapat dari buku ke dalam

Macam-macam kata tanya dan

cara mencari

(49)

apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.

aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.

informasi dengan kata tanya.

4.2 Menyajikan hasil klasifikasi informasi yang didapat dari buku yang dikelompokkan dalam aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana

menggunakan kosakata baku.

4.2.1 Menyampaikan hasil klasifikasi informasi yang didapat dari buku yang

dikelompokkan dalam aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana

menggunakan kosakata baku.

-

PPKn

1.2 Menghargai kewajiban, hak dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan umat beragama dalam kehidupan sehari-hari.

1.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab sebagai warga masyarakat dalam beragama.

-

2.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam memenuhi kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.1 bersikap tanggung jawab terhadap

kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

-

3.2 Memahami hak, kewajiban dan tanggung jawab sebagai warga dalam kehidupan sehari- hari.

3.2.1 Menganalisis tanggung jawab di lingkungan keluarga dalam kehidupan sehari- hari.

- Tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban.

4.2 Menjelaskan hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

4.2.1 Membuat poster tanggung jawab di lingkungan keluarga dalam kehidupan sehari- hari.

-

IPS

3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan

kehidupan masyarakat di bidang social dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.

3.3.1 Mengaitkan jenis- jenis ekonomi dan pengaruhnya.

- Jenis-jenis kegiatan ekonomi.

- Pengaruh kegiatan ekonomi.

4.3 Menyajikan hasil analisis tentang peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan

kehidupan masyarakat di bidang social dan budaya

4.3.1 Membuat Mind Map kegiatan ekonomi yang ada di lingkungan

sekitar. -

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap 5 spesies ikan hasil tangkapa dominan di Danau Aneuk Laot Kota Sabang dengan teknik traditional morphometric dan truss

i. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk

Berdasarkan fonomena di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah hubungan tingkat pengetahuan dengan keterampilan perawat dalam melaksanakan

sekunder dalam penelitian ini adalah sumber yang dapat memberikan informasi terkait dengan data sekunder yang meliputi dokumen yang berhubungan dengan Persatuan

Sehinga dalam penelitian ini akan menghasilkan pengetahuan tentang performa data spasial hasil ekstraksi citra Sentinel 2a dengan metode klasifikasi minimum distace

Proses interpretasi dalam al-Qur’an pembahasannya tidak terbatas pada analisis sinkronis, melainkan mengutamakan analisis diakronis, dan itu pun bukan hanya dalam bentuk semiotika

Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Perempuan Untuk Berpartisipasi Aktif Dalam Pembangunan Di Desa Sumberjaya Kecamatan Wai Ratai Kabupaten Pesawaran ini memiliki

Peneliti memancing konseli untuk membuka keyakinan irasionalnya kembali. Konseli mengungkapkan bahwa dia merasa bahwa dia sudah gagal dalam hidup ini. Dia merasa