• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI MEMINIMALKAN KEBOCORAN PARIWISATA BALI (STRATEGY TO MINIMIZE THE LEAKAGE OF BALI TOURISM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI MEMINIMALKAN KEBOCORAN PARIWISATA BALI (STRATEGY TO MINIMIZE THE LEAKAGE OF BALI TOURISM)"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1

(STRATEGY TO MINIMIZE THE LEAKAGE OF BALI TOURISM)

Oleh

Made Antara; Agung Suryawan Wiranatha; Agung Ayu Suryawardhani Pusat Penelitian Pariwisata, Universitas Udayana Bali

Email: balitruly@yahoo.com dan antara_unud@yahoo.com ABSTRACT

Tourism has become an engine of the economy, both at the national and regional levels, as well as in Bali. Tourists expenditure in Bali for various purposes has been captured by various groups engaged in tourism activities. But there is a phenomenon that the tourists expenditure in Bali are not all enjoyed by the people of Bali, because there is a leak (leakages). Based on the research first stage (2012), total leakage tourism through all hotels in bali (non-star and star) is Rp 3.119.328.498.425 per year or by 24% of the average income of the hotel, or by 12.46% on tourism income from foreign tourists (Rp 38,867,763,900,000), or 6.09% on the total tourism revenue from foreign tourists and domestic tourists in 2011 (foreign tourists+national tourists=Rp 38.867.763.900.000+Rp 12.394.464.264.000=Rp 51.262.228.164.000.

Short-term research goals in the second (2013) was formulated 'strategy to minimize leakage of tourism in Bali’. If the at first-year study using quantitative methods, but research in second year (2013) using qualitative methods, ie with the help of SWOT and Focus Group Discussion (FGD), the respondent is expert in tourism to make an assessment and consideration of the internal factors dan external factors of bali tourism, and the strategies and programs that have been formulated to minimize the leakage of Bali tourism.

The results of research showed that the strategy of minimizing leakage bali tourism, especially the leakage of accommodation, among others: (1) Improve the image of Bali as a world tourism destination based on the unique local culture; (2) Improve comfort for travelers in Bali; (3) Enhance the competitiveness of bali tourist products; (4) Improve the quality and quantity of managers/ local workforce, making them competitive; (5) Develop and promote domestic and local agriculture to supply of bali hotels; (6) Develop and promote the national production hotels equipment in order to international standard, so it is ready to supply the needs of the hotels; (7) Reduce the import needs of the hotel and substitution with domestic or local products; (8) Reduce foreign investment by providing local and domestic investment priorities; (9) Increase the quantity, quality and continuity and diversification of local agricultural products, so as to reduce imports; (10) Increase production of hotel equipment, thus reducing imports; (11) National Policy for pro-local products, in order to stimulate the development of agricultural and industrial of hotels equipment; (12) Improve the performance and competitiveness of tourist destinations of Bali,so as to compete with other tourist destinations of the country ; (13) Increase the quality of goods and services of domestic and Bali, so as to compete in the era of economic globalization, and (14) Increase competitiveness manager / local hospitality workforce.

Based on the research results, it can be recommended, among other things: (1) Stakeholder tourism, especially the hotel and restaurant management in hotels need to implement programs that are formulated in this study, resulting in leakage of tourism, particularly from sector accommodation can be minimized, and (2) In an effort to determine the leakage impact on the economy of Bali, simulation leakage reduction through further research needs to be done in 2014 MP3EI the "Impact of Bali tourism leakage on the growth sectors of the economy and the distribution of income (year-3, 2014).

Key Words Strategy , Leakages, Bali Tourism

*) Penelitian Prioritas Nasional Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011- 2025 (PENPRINAS MP3EI 2011-2025), Fokus/Koridor Pariwisata /KE-Bali Nusa Tenggara

(3)

2 ABSTRAK

Pariwisata telah menjadi mesin penggerak perekonomian, baik di tingkat nasional maupun regional, seperti halnya di Bali. Pengeluaran wisatawan di Bali untuk berbagai keperluan telah ditangkap oleh berbagai kalangan yang bergerak di berbagai aktivitas pariwisata. Namun ada fenomena bahwa pengeluaran wisatawan di Bali tidak semuanya dinikmati oleh masyarakat Bali, karena ada yang mengalami kebocoran (leakages).

Berdasaarkan penelitian tahap pertama (2012) total kebocoran pariwisata bali melalui semua hotel di bali (hotel non bintang dan hotel bintang) adalah sebesar Rp 3.119.328.498.425 per tahun atau sebesar 24% terhadap rata-rata pendapatan hotel, atau sebesar 12,46% terhadap pendapatan pariwisata bali dari wisman (Rp 38,867,763,900,000), atau sebear 6,09% terhadap pendapatan total pariwisata dari wisman dan wisnus tahun 2011 (Wisman+Wisnus=Rp 38,867,763,900,000+Rp 12,394,464,264,000=Rp 51.262.228.164.000.

Tujuan penelitian jangka pendek tahun kedua (2013) adalah merumuskan ’Strategi meminimalkan kebocoran pariwisata Bali’. Jika pada penelitian tahun-1 menggunakan metode kuantitatif, tetapi penelitian pada tahun ke-2 (2013) menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan bantuan SWOT dan Focus Group Discussion (FGD), yang respondennya adalah expert bidang pariwisata untuk memberi penilaian dan pertimbangan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal pariwisata bali, dan terhadap strategi dan program yang telah dirumuskan meminimalkan kebocoran pariwisata bali.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi meminimalkan kebocoran pariwisata bali, khususnya kebocoran dari akomodasi, antara lain: (1) Meningkatkan citra Bali sebagai destinasi wisata dunia berbasis budaya lokal yang unik; (2) Meningkatkan kenyamanan wisatawan selama di Bali; (3) Meningkatkan daya saing produk-produk wisata bali; (4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas manajer/ tenagakerja lokal, sehingga kompetitif; (5) Mengembangkan dan memajukan pertanian DN dan lokal bali untuk memasok kebutuhan hotel; (6) Mengembangkan dan memajukan produksi peralatan hotel DN yang berstandar internasional, sehingga siap memasok kebutuhan hotel; (7) Mengurangi impor kebutuhan hotel dan mensubstitusinya dengan produk dalam negeri(DN) atau lokal; (8) Mengurangi investasi asing dengan memberikan prioritas investasi DN atau lokal Bali; (9) Meningkatkan kuantitas, kualitas dan kontinyuitas serta diversifikasi produk pertanian lokal, sehingga dapat mengurangi impor; (10) Meningkatkan produksi peralatan hotel, sehingga mengurangi impor;

(11) Kebijakan pro-produk DN dan lokal, agar merangsang perkembangan pertanian dan industri peralatan hotel (Pergub 2013 tentang buah-buahan lokal); (12) Meningkatkan kinerja dan daya saing destinasi wisata Bali, sehingga mampu bersaing dengan destinasi wisata negara lain; (13) Meningkat kualitas produk barang dan jasa DN dan Bali, sehingga mampu bersaing di era globalisasi ekonomi; dan (14) Meningkatkan daya saing manajer/ tenagakerja perhotelan lokal.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat direkomendasikan, antara lain: (1) Stakeholder pariwisata, khususnya manajemen hotel dan restoran di hotel-hotel perlu mengimplementasikan strategi dan program-program yang dirumuskan dalam penelitian ini, sehingga kebocoran pariwisata, khususnya dari sektor akomodasi dapat diminimalkan; dan (2) Dalam usaha mengetahui kebocoran berdampak terhadap perekonomian Bali, simulasi pengurangan kebocoran perlu dilakukan melalui penelitian lanjutan MP3EI pada tahun 2014 yakni “Dampak kebocoran pariwisata Bali terhadap pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dan distribusi pendapatan (tahun ke-3, tahun 2014)

Kata-kata kunci: Strategi, Kebocoran, Pariwisata Bali.

(4)

3

GBHN TAP MPR No. II/MPR/1998 menegaskan bahwa pariwisata menjadi tumpuan harapan dalam menunjang pembangunan ekonomi dengan berbagai aspek positifnya bagi perekonomuian nasional. Karenanya pemerintah Indonesia serius mendorong perkembangan pariwisata dengan terus berupaya meningkatkan citra pariwisata dengan jalan meningkatkan keamanan, menyelenggarakan konferensi bertaraf Internasional, mengembangkan objek-objek wisata dan keunikan yang ada sebagai salah satu unsur attraction, memperbaiki sarana dan prasarana pariwisata sebagai unsur amenities, sehingga accesibility dari dan menuju daerah tujuan wisata tercipta, dan regulasi yang berkaitan dengan kelembagaan dan organisasi pelayanan jasa kepariwisata sebagai unsur ancillary, sehingga menambah kenyamanan wisatawan dalam berkunjung ke objek dan daerah tujuan wisata di Indonesia.

Sektor pariwisata yang memperoleh prioritas dalam pembangunan perekonomian Bali telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, yang ditandai oleh beberapa indikator antara lain adanya peningkatan devisa dalam total kunjungan wisatawan, lama tinggal, pengeluaran wisatawan dan jumlah sarana dan prasarana pariwisata. Dari perspektif ekonomi, dampak positif pariwisata di Bali pada umumnya adalah (1) mendatangkan devisa bagi negara, melalui penukaran mata uang asing untuk dibelanjakan di daerah tujuan wisata; (2) pasar potensial bagi produk barang dan jasa di Bali; (3) meningkatkan pendapatan masyarakat yang kegiatannya terkait langsung atau tidak langsung dengan jasa pariwisata; (4) memperluas penciptaan kesempatan kerja, baik pada sektor-sektor yang terkait langsung seperti perhotelan, restoran, agen perjalanan, maupun sektor-sektor yang tidak terkait langsung seperti industri kerajinan, penyediaan produk-produk pertanian, atraksi budaya, bisnis eceran, jasa-jasa lain dan sebagainya; (5) sumber pendapatan asli daerah (PAD), dan (6) merangsang kreaktivitas seniman, baik seniman pengrajin industri kecil maupun seniman tabuh dan tari yang diperuntukkan konsumsi wisatawan.

Kunjungan wisatawan mancanegara yang langsung datang ke Bali setiap tahun terus mengalami peningkatan, hanya ketika terjadi bom Bali I tahun 2002 kunjungan wisatawan mengalami penurunan. Tahun 1989 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang langsung ke Bali hanya berjumlah 436.358 orang dengan kontribusi devisa sebesar 26,87%

terhadap devisa pariwisata nasional. Kunjungan wisman langsung ke Bali tahun 2000 sebanyak 1.42.839 orang dengan kontribusi devisa sebesar 20,91%, dan tahun 2012 kunjungan wisma langsung ke Bali sebanyak 3.137.385 dengan kontribusi devisa sekitar 40%

dari total devisa nasional.

(5)

4

Jadi tampak jelas bahwa peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara akan meningkatkan pengeluaran total wisatawan sebagai injector dalam perekonomian Bali.

Pengeluaran wisatawan mancanegara ini akan menjadi pendapatan para pelaku pariwisata, kemudian dikeluarkan lagi untuk berbagai macam keperluan, dan pengeluaran ini akan menjadi pendapatan para pelaku ekonomi lainnya di luar sektor pariwisata, dan akhirnya akan menciptakan dampak pengganda berupa menciptakan pendapatan dan penyerapan tenagakerja pada sector-sektor ekonomi di Provinsi Bali.

Namun perlu diketahui bahwa total pengeluaran wisatawan di suatu daerah tujuan wisata seperti halnya Bali dalam suatu kurun waktu tertentu, tidak seluruhnya menjadi pendapatan pelaku-pelaku pariwisata dan masyarakat di daerah tersebut, ada sebagian yang mengalami kebocoran (leakages) sebelum sempat berputar dalam perekonomian bali menjadi pendapatan masyarakat bali. Berdasaarkan penelitian tahap pertama (tahun 2012), total kebocoran pariwisata bali melalui semua hotel di bali (hotel non bintang dan hotel bintang) adalah sebesar Rp 3.119.328.498.425 atau sebesar 24% terhadap rata-rata pendapatan hotel, atau sebesar 12,46% terhadap pendapatan pariwisata bali dari wisatawan mancanegara (Rp 38,867,763,900,000), atau sebear 6,09% terhadap total pendapatan pariwisata dari wisman dan wisnus tahun (Wisman+Wisnus = Rp 38,867,763,900,000 + Rp 12,394,464,264,000 = Rp 51.262.228.164.000). Jika kebocoran ini dirinci berdasarkan klasifikasi kelompok hotel, maka kelompok hotel bintang 4 dan5 yang membocorkan pendapatan pariwisata bali terbesar yaitu Rp 2.278.255.301.110 (73% dari total kebocoran), kelompok hotel bintang 1,2, 3 membocorkan sebesar Rp 157.914.870.365 (5% dari total kebocoran), dan kelompok hotel non bintang membocorkan sebesar Rp 683.158.326.950 atau 22% dari total kebocoran.

Walau tampak kebocoran kelompok hotel non bintang lebih besar daripada kelompok hotel bintang 1, 2, dan 3, hal ini semata-mata disebabkan oleh populasi hotel non bintang terbanyak, sehingga ketika rata-rata kebocoran dikembangkan terhadap populasi (blow-up), diperoleh kebocoran kelompok hotel non bintang menjadi lebih besar daripada kebocoran kelompok hotel bintang 1, 2, dan 3. Usaha-usaha memininmalkan kebocoran ini harus dilakukan melalui penelitian tahap kedua (2013) yaitu ‘strategi meminimalkan kebocoran pariwisata bali’.

Tujuan penelitian (tahun ke-2) adalah merumuskan strategi dan program meminimalkan kebocoran pariwisata Bali. Berdasarakan penelitian diharapkan diperoleh manfaat praktik yaitu sebagai dasar pengambilan kebijakan bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam rangka meminimalkan kebocoran pariwisata Bali, dan manfaat

(6)

5

lain yang perekonomian daerahnya berbasis pariwisata.

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Bali dipilih secara sengaja (purposive), didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu: (1) Bali adalah daerah tujuan wisata utana dunia, yang setiap tahunnya dikunjungi setidaknya 3 juta wisatawan, di mana total pengeluaran wisatawan selama di Bali ditangkap oleh berbagai kalangan sehingga menjadi pendapatan masyarakat dan pemerintah Bali. (2) Sampai saat proposal ini diajukan belum pernah ada melakukan penelitian tentang strategi mengurangi kebocoran pariwisata bali, sehingga sangat urgen dilakukan penelitian “Strategi Meminimalkan Kebocoran Pariwisata bali”, selanjutnya pada tahun berikutnya sebagai bahan dasar untuk sosialisasi kepada para pelaku pariwisata bali.

Expert Penelitian

Dalam penelitian perumusan strategi meminimalkan kebocoran pariwisata bali tidak dikenal istilah populasi dan sampel, tetapi dikenal istilah expert yaitu orang yang benar-benar tahu dan ahli di bidang pariwisata, terutama bidang perhotelan. Expert dalam penelitian ini berjumlah setidaknya 25 orang untuk diajak diskusi kelompok terfokus, yang dikenal dengan istilah Focus Group Disccusion (FGD), berdiskusi menjastifikasi faktor-faktor internal dan eksternal pariwisata dan perhotelan, serta memberi pertimbangan terhadap strategi yang dirumuskan oleh peneliti. Penentuan expert secara ngaja (purposive), artinya sengaja dipilih orang-orang atau tokoh-tokoh yang paham dan mengerti tentang pariwisata dan perhotelan di bali.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data berbentuk angka-angka, antara lain, perkembangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara 2008-2012, rata-rata pengeluaran wisatawan per orang per hari, rata- rata lama tinggal wisatwan mancanegara, kontribusi devisa pariwisata bali terhadap devisa nasional, dll. Data kualitatif adalah data berbentuk kata atau kalimat, antara lain, faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan pariwisata bali, faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman pariwisata bali, pendapat para ekspert terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, dsb.

(7)

6

Sumber data penelitian adalah sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah data yang bersumber dari sumber pertama atau atau secara langsung diperoleh pada tempat penelitian, yaitu hotel non bintang, dan hotel bintang, baik yang tidak berjaringan maupun berjaringan internasional (international chain) yang menjadi objek penelitian.

Sumber sekunder adalah data yang bersumber dari pihak kedua seperti instnasi pemerintah, seperti Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, Bali Tourism Board, Bappeda, Dinas Pariwisata Provinsi Bali, dll.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan beberapa metoda yaitu, observasi, wawancara mendalam, diskusi kelompk terfokus (Focus Group Discussion, FGD), dan studi dokumentasi.

1) Observasi, yaitu melakukan pengamatan ke lokasi hotel, terutama hotel bintang, hotel melati dan villa yang pada tahun-1 menjadi objek penelitian.

2) Wawancara mendalam, yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak manajemen hotel untuk menggali informasi-informasi yang bersifat kualitatif, terutama strategi meminimlkan kebocoran dari berbagai jenis impor makanan, minuman, dsb.

3) Focuss Gropu Discussion (FGD), yaitu melakukan diskusi terfokus membicarakan faktor-faktor internal dan eksternal pariwisata dan perhotelan di bali, dan mendiskusikan strategi meminimalkan kebocoran.

4) Studi dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen-dokumen, baik dokumen yang dimiliki oleh pihak hotel maupun instansi pemerintah, baik sebagai sumber data primer ataupun sumber data sekunder.

Metode Analisis Data (1) Deskriptif kualitatif

Analisis deskriptif-kualitatif adalah proses mengatur,, mengurutkan, mengelompokkan, member kode, mengkategori, mengartikan dan menginterpretasikan atau menafsirkan data dan informasi kualtitatif dan kuantitatif tanpa ada hitung-hitungan. Proses ini berusaha mendeskripsikan, menggambarkan fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti dengan sistematis, actual dan akurat.

(8)

7 (2) Analisis SWOT

Metode analisis data dan perumusan strategi yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Analisis SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats). Merujuk Rangkuti (2002), analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan.

Proses perumusan ‘Strategi Meminimalkan Kebocoran Pariwisata Bali’ dengan SWOT dapat dilakukan melalui delapan tahap, yaitu:

1). Membuat daftar kekuatan internal pariwisata Bali, khususnya hotel-hotel di Bali;

2). Membuat daftar kelemahan internal pariwisata Bali, khususnya hotel-hotel di Bali;

3). Membuat daftar peluang eksternal pariwisata Bali, khususnya hotel-hotel di Bali;

4). Membuat daftar ancaman eksternal pariwisata Balial, khususnya hotel-hotel di Bali;

5). Menginterpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities);

6). Menginterpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi WO (Weaknesses Opportunities);

7). Menginterpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threats);

8). Menginterpretasikan daru kombinasikan kelemahan-kelemahan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi WT (Weaknesses Threats).

Internal

EksternalS

STRENGTHS (S) Tentukan Faktor-Faktor

Kekuatan Internal

WEAKNESSES (W) Tentukan Faktor-Faktor

Kelemahan Internal OPPORTUNITIES (O)

Tentukan Faktor-Faktor Peluang Eksternal

STRATEGI SO Ciptakan Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

STRATEGI WO Ciptakan Strategi yang meminimalkan kelemahan

untuk memanfaatkan peluang THREATS (T)

Tentukan Faktor-Faktor Ancaman Eksternal

STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

Gambar 1

Matriks SWOT Perumusan “Strategi Meminimalkan Kebocoran Pariwisata Bali”

(Sumber: Diadaptasi dari Rangkuti, 2002)

(9)

8

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal

Identifikasi Faktor-Faktor Internal

Berdasarkan identifikasi tim penelitian dan kesepakatan dalam Focus Group Discussion dengan stakeholder pariwisata, maka berhasil diidentifikasi dan disepakati sebanyak delapan faktor yang menjadi kekuatan (Strength, S) dan lima factor yang menjadi kelemahan (Weakness, W) pariwisat bali, seperti disajikan pada tabel 1.

Tabel 1

Faktor-Faktor Internal Pariwisata Bali Faktor-Faktor Internal

Kekuatan (Strength, S) Kelemahan (Weakness, W)

1. Bali adalah destinasi wisata dunia 1. Impor berbagai kebutuhan hotel (foods, beverages, fruits and vegetables, dan utensils) 2. Fasilitas hotel bintang dan non-bintang

sangat memadai

2. Kegiatan jasa di luar negeri (services abroad), spt.: promosi, public relation, membayar orang asing yang menjadi agen di LN, dan lain-lain 3. Pelayanan hotel sangat memuaskan 3. Pembayaran produksi luar negeri (payments

for foreign productions), spt.: transfer

pembayaran komisi, biaya mengimpor barang, transfer keuntungan bagi pemilik asing, pembayaran bunga pinjaman dana asing, dan lainnya

4. Pariwisata budaya yang unik 4. Kepemilikan dan/atau pengelolaaan hotel bintang di Bali oleh perusahaan asing 5. Beranekaragam daya tarik wisata 5. Keterbatasan pasokan produk pertanian lokal

(kuantitas, kualitas dan kontinyuitas), sehingga harus mengimpor

6. Keramah-tamahan penduduk lokal 6. Keterbatasan pasokan produk industri peralatan hotel sehingga harus mengimpor 7. Bali sebagai destinasi yang kompetitif

(value for money)

7. Kebijakan pemerintah yang masih pro-impor, sehingga menghambat perkembangan pertanian dan industri peralatan hotel dalam negeri

8. Lokasi geografis Bali yang strategis di antara benua Asia dan Australia, serta di antara Indonesia Bagian Barat (IBB) dan Indonesia Bagian Timur (IBT)

(10)

9

Berdasarkan pencematan tim peneliti dan kesepatan dalam Focus Group Discussion dengan stakeholder pariwisata, maka dapat diidentifikasi lima factor yang menjadi peluang (Opportunity, O) dan tujuh factor yang menjadi ancaman (Threaths, T) pariwisata bali seperti disajikan pada tabel 2.

Tabel 2

Faktor-Faktor Eksternal Pariwisata Bali Faktor-Faktor Eksternal

Peluang (Opportunity, O) Ancaman (Threath, T) 1. Tren peningkatan jumlah wisatawan

dunia (tourism as lifestyle)

1. Krisis ekonomi di beberapa negara Eropa, seperti Spanyol, Italy, Portugal, dll.

2. Globalisasi informasi dan teknologi 2. Perkembangan destinasi wisata negara lain 3. Banyak penerbangan asing yang

langsung ke Bali

3. Globalisasi ekonomi (aturan World Trade Organization tentang perdagangan bebas / free trade)

4. Bali sering menjadi lokasi MICE bertaraf internasional, seperti APEC, Miss World.dll.

4. Globalisasi dan mobilitas manajer/

tenagakerja expatriate, khususnya di perhotelan

5. Meningkatnya kemakmuran negara- negara Asia Timur yang menjadi pemasok wisman ke Bali, seperti Jepang, China, Taiwan, Korsel, dll.

5. Penerapan liberalisasi jasa termasuk negara kerja di ASEAN mulai tahun 2015 (AFTA)

6. Perkembangan dan kemajuan pertanian negara-negara di luar negeri, seperti Thailand, China, Australia, dan New zealand yang lebih siap memasok kebutuhan hotel

7. Perkembangan dan kemajuan produksi peralatan hotel di luar negeri, sehingga lebih siap memasok kebutuhan hotel berstandar internasional

Strategi Meminimalkan Kebocoran Pariwisata Bali

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal dan eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.

Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan

(11)

10

(Weakness). Sementara analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (ThreathS).

Analisis SWOT “Strategi Mengurangi Keboocoran Pariwisata Bali” menggambarkan strategi dan program yang dapat diimplementasikan untuk mengurangi kebocoran pariwisata, khususnya kebocoran akomodasi” berdasarkan kombinasi factor-faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:

1. Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan pariwisata bali untuk memanfaatkan peluang yang berkembang di luar pariwisata bali.

2. Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan pariwisata bali untuk mengatasi ancaman yang berasal dari luar pariwisata bali.

3. Strategi WO adalah strategi yang meminimalkan kelemahan pariwisata bali untuk memanfaatkan peluang yang berkembang di luar pariwisata bali

4. Strategi WT adalah strategi yang meminimalkan kelemahan pariwisata bali dan menghindari ancaman yang berasal dari luar pariwisata bali.

Keempat macam strategi tersebut diungkapkan dalam bentuk matriks SWOT seperti disajikan pada tabel 3. dan lebih rionci masing-masing strategi dituangkan dalam tabel 4, 5, 6, dan 7.

(12)

11

Strategi Alternatif Meminimalkan Keboocoran Pariwisata Bali

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan(Strength, S): Kelemahan (Weakness, W) 1. Bali adalah destinasi wisata dunia

2. Fasilitas hotel bintang dan non- bintang sangat memadai

3. Pelayanan hotel sangat memuaskan 4. Pariwisata budaya yang unik 5. Beranekaragam daya tarik wisata 6. Keramah-tamahan penduduk lokal 7. bali sebagai destinasi yang

kompetitif (value for money) 8. Lokasi geografis Bali yang

strategis di antara benua Asia dan Australia, serta di antara Indonesia Bagian Barat (IBB) dan Indonesia Bagian Timur (IBT)

1. Impor berbagai kebutuhan hotel (foods, beverages, fruits and vegetables, and utensils)

2. Kegiatan jasa di luar negeri (services abroad), spt.: promosi, public relation, membayar orang asing yang menjadi agen di LN, dan lain- lain

3. Kegiatan jasa di luar negeri (services abroad), spt.: promosi, public relation, membayar orang asing yang menjadi agen di LN, dan lain- lain

4. Pembayaran produksi luar negeri (payments for foreign productions), spt.: transfer pembayaran komisi, biaya mengimpor barang, transfer keuntungan bagi pemilik asing, pembayaran bunga pinjaman dana asing, dan lainnya

5. Kepemilikan dan/atau pengelolaaan hotel bintang di Bali oleh perusahaan asing

6. Keterbatasan pasokan produk pertanian lokal (kuantitas, kualitas dan kontinyuitas), sehingga harus mengimpor

7. Keterbatasan pasokan produk industri peralatan hotel sehingga harus mengimpor

8. Kebijakan pemerintah yang masih pro-impor, sehingga menghambat perkembangan pertanian dan industri peralatan hotel dalam negeri

Peluang (Opportunity, O): Strategi SO Strategi WO

1. Tren berwisata Masyarakat Dunia sebagai Gaya Hidup (tourism as lifestyle)

2. Globalisasi informasi dan teknologi

3. Banyak penerbangan asing yang langsung ke Bali

4. Bali sering menjadi lokasi MICE bertaraf internasional, seperti APEC, Miss World.dll.

5. Meningkatnya kemakmuran negara-negara Asia Timur yang menjadi pemasok wisman ke Bali, seperti Jepang, China, Taiwan, Korsel, dll.

1) Meningkatkan citra Bali sebagai destinasi wisata dunia berbasis budaya lokal yang unik.

2) Meningkatkan kenyamanan wisatawan selama di Bali.

1) Mengurangi impor kebutuhan hotel dan mensubstitusinya dengan produk dalam negeri(DN) atau lokal.

2) Mengurangi investasi asing dengan memberikan prioritas investasi DN atau lokal Bali

3) Meningkatkan kuantitas, kualitas dan kontinyuitas serta diversifikasi produk pertanian lokal, sehingga dapat mengurangi impor 4) Meningkatkan produksi peralatan hotel, sehingga mengurangi impor 5) Kebijakan pro-produk DN dan lokal, agar merangsang perkembangan

pertanian dan industri peralatan hotel (Pergub 2013 tentang buah-buahan lokal)

Ancaman (Threath, T): Strategi ST Strategi WT

1. Krisis ekonomi di beberapa negara Eropa, seperti Spanyol, Italy, Portugal, dll.

2. Perkembangan destinasi wisata negara lain

3. Globalisasi ekonomi (aturan World Trade Organization tentang perdagangan bebas / free trade)

4. Globalisasi dan mobilitas manajer/ tenagakerja expatriate, khususnya di perhotelan

5. Penerapan liberalisasi jasa termasuk negara kerja di ASEAN mulai tahun 2015 (AFTA)

6. Perkembangan dan kemajuan pertanian negara-negara di luar negeri, seperti Thailand, China, Australia, dan New zealand yang lebih siap memasok kebutuhan hotel

7. Perkembangan dan kemajuan produksi peralatan hotel di luar negeri, sehingga lebih siap memasok kebutuhan hotel berstandar internasional

1) Meningkatkan daya saing produk-produk wisata bali

2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas manajer/ tenagakerja lokal, sehingga kompetitif

3) Mengembangkan dan memajukan pertanian DN dan lokal bali untuk memasok kebutuhan hotel

4) Mengembangkan dan memajukan

produksi peralatan hotel DN yang berstandar internasional, sehingga siap memasok kebutuhan hotel

1) Meningkatkan kinerja dan daya saing destinasi wisata Bali, sehingga mampu bersaing dengan destinasi wisata negara lain.

2) Meningkat kualitas produk barang dan jasa DN dan Bali, sehingga mampu bersaing di era globalisasi ekonomi 3) Meningkatkan daya saing manajer/ tenagakerja

perhotelan lokal

(13)

12

Tabel 4

Strategi Kekuatan-Peluang (SO) Meminimalkan Kebocoran Pariwisata Bali

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan(Strength, S):

1. Bali adalah destinasi wisata dunia

2. Fasilitas hotel bintang dan non-bintang sangat memadai 3. Pelayanan hotel sangat memuaskan

4. Pariwisata budaya yang unik 5. Beranekaragam daya tarik wisata 6. Keramah-tamahan penduduk lokal

7. bali sebagai destinasi yang kompetitif (value for money) 8. Lokasi geografis Bali yang strategis di antara benua Asia

dan Australia, serta di antara Indonesia Bagian Barat (IBB) dan Indonesia Bagian Timur (IBT)

Peluang (Opportunity, O): Strategi SO

1. Tren berwisata Masyarakat Dunia sebagai Gaya Hidup (tourism as lifestyle)

2. Globalisasi informasi dan teknologi

3. Banyak penerbangan asing yang langsung ke Bali 4. Bali sering menjadi lokasi MICE bertaraf internasional,

seperti APEC, Miss World.dll.

5. Meningkatnya kemakmuran negara-negara Asia Timur yang menjadi pemasok wisman ke Bali, seperti Jepang, China, Taiwan, Korsel, dll.

1. Meningkatkan citra Bali sebagai destinasi wisata dunia berbasis budaya lokal yang unik.

2. Meningkatkan kenyamanan wisatawan selama di Bali.

(14)

13

Strategi Kekuatan-Ancaman (ST) Meminimalkan Keboocoran Pariwisata Bali

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (Strength, S):

1. Bali adalah destinasi wisata dunia

2. Fasilitas hotel bintang dan non-bintang sangat memadai 3. Pelayanan hotel sangat memuaskan

4. Pariwisata budaya yang unik 5. Beranekaragam daya tarik wisata 6. Keramah-tamahan penduduk lokal

7. bali sebagai destinasi yang kompetitif (value for money) 8. Lokasi geografis Bali yang strategis di antara benua Asia

dan Australia, serta di antara Indonesia Bagian Barat (IBB) dan Indonesia Bagian Timur (IBT)

Ancaman (Threath, T): Strategi ST

1. Krisis ekonomi di beberapa negara Eropa, seperti Spanyol, Italy, Portugal, dll.

2. Perkembangan destinasi wisata negara lain

3. Globalisasi ekonomi (aturan World Trade Organization tentang perdagangan bebas / free trade)

4. Globalisasi dan mobilitas manajer/ tenagakerja expatriate, khususnya di perhotelan

5. Penerapan liberalisasi jasa termasuk negara kerja di ASEAN mulai tahun 2015 (AFTA)

6. Perkembangan dan kemajuan pertanian negara-negara di luar negeri, seperti Thailand, China, Australia, dan New zealand yang lebih siap memasok kebutuhan hotel

7. Perkembangan dan kemajuan produksi peralatan hotel di luar negeri, sehingga lebih siap memasok kebutuhan hotel

berstandar internasional

1) Meningkatkan daya saing produk-produk wisata bali

2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas manajer/ tenagakerja lokal, sehingga kompetitif

3) Mengembangkan dan memajukan pertanian DN dan lokal bali untuk memasok kebutuhan hotel

4) Mengembangkan dan memajukan produksi peralatan hotel

DN yang berstandar internasional, sehingga siap memasok

kebutuhan hotel

(15)

14

Tabel 6

Strategi Kelemahan-Peluang (WO) Meminimalkan Keboocoran Pariwisata Bali

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kelemahan (Weakness, W)

1.

Impor berbagai kebutuhan hotel (foods, beverages, fruits and vegetables, and utensils)

2.

Kegiatan jasa di luar negeri (services abroad), spt.: promosi, public relation, membayar orang asing yang menjadi agen di LN, dan lain-lain

3.

Kegiatan jasa di luar negeri (services abroad), spt.: promosi, public relation, membayar orang asing yang menjadi agen di LN, dan lain-lain

4.

Pembayaran produksi luar negeri (payments for foreign productions), spt.:

transfer pembayaran komisi, biaya mengimpor barang, transfer keuntungan bagi pemilik asing, pembayaran bunga pinjaman dana asing, dan lainnya

5.

Kepemilikan dan/atau pengelolaaan hotel bintang di Bali oleh perusahaan

asing

6.

Keterbatasan pasokan produk pertanian lokal (kuantitas, kualitas dan kontinyuitas), sehingga harus mengimpor

7.

Keterbatasan pasokan produk industri peralatan hotel sehingga harus mengimpor

8.

Kebijakan pemerintah yang masih pro-impor, sehingga menghambat perkembangan pertanian dan industri peralatan hotel dalam negeri

Peluang (Opportunity, O): Strategi WO

1. Tren berwisata Masyarakat Dunia sebagai Gaya Hidup (tourism as lifestyle)

2. Globalisasi informasi dan teknologi

3. Banyak penerbangan asing yang langsung ke Bali 4. Bali sering menjadi lokasi MICE bertaraf internasional,

seperti APEC, Miss World.dll.

5. Meningkatnya kemakmuran negara-negara Asia Timur yang menjadi pemasok wisman ke Bali, seperti Jepang, China, Taiwan, Korsel, dll.

1) Mengurangi impor kebutuhan hotel dan mensubstitusinya dengan produk dalam negeri(DN) atau lokal.

2) Mengurangi investasi asing dengan memberikan prioritas investasi DN atau lokal Bali

3) Meningkatkan kuantitas, kualitas dan kontinyuitas serta diversifikasi produk pertanian lokal, sehingga dapat mengurangi impor

4) Meningkatkan produksi peralatan hotel, sehingga mengurangi impor 5) Kebijakan pro-produk DN dan lokal, agar merangsang perkembangan

pertanian dan industri peralatan hotel (Pergub 2013 tentang buah-buahan lokal)

(16)

15

Strategi Kelemahan-Ancaman (WT) Meminimalkan Keboocoran Pariwisata Bali

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kelemahan (Weakness, W)

1.

Impor berbagai kebutuhan hotel (foods, beverages, fruits and vegetables, and utensils)

2.

Kegiatan jasa di luar negeri (services abroad), spt.: promosi, public relation, membayar orang asing yang menjadi agen di LN, dan lain-lain

3.

Kegiatan jasa di luar negeri (services abroad), spt.: promosi, public relation, membayar orang asing yang menjadi agen di LN, dan lain-lain

4.

Pembayaran produksi luar negeri (payments for foreign productions), spt.: transfer pembayaran komisi, biaya mengimpor barang, transfer keuntungan bagi pemilik asing, pembayaran bunga pinjaman dana asing, dan lainnya

5.

Kepemilikan dan/atau pengelolaaan hotel bintang di Bali oleh perusahaan asing

6.

Keterbatasan pasokan produk pertanian lokal (kuantitas, kualitas dan kontinyuitas), sehingga harus mengimpor

7.

Keterbatasan pasokan produk industri peralatan hotel sehingga harus mengimpor

8.

Kebijakan pemerintah yang masih pro-impor, sehingga menghambat perkembangan pertanian dan industri peralatan hotel dalam negeri

Ancaman (Threath, T): Strategi WT

1. Krisis ekonomi di beberapa negara Eropa, seperti Spanyol, Italy, Portugal, dll.

2. Perkembangan destinasi wisata negara lain

3. Globalisasi ekonomi (aturan World Trade Organization tentang perdagangan bebas / free trade)

4. Globalisasi dan mobilitas manajer/ tenagakerja expatriate, khususnya di perhotelan

5. Penerapan liberalisasi jasa termasuk negara kerja di ASEAN mulai tahun 2015 (AFTA)

6. Perkembangan dan kemajuan pertanian negara-negara di luar negeri, seperti Thailand, China, Australia, dan New zealand yang lebih siap memasok kebutuhan hotel

7. Perkembangan dan kemajuan produksi peralatan hotel di luar negeri, sehingga lebih siap memasok kebutuhan hotel berstandar internasional

1) Meningkatkan kinerja dan daya saing destinasi wisata Bali, sehingga mampu bersaing dengan destinasi wisata negara lain.

2) Meningkat kualitas produk barang dan jasa DN dan Bali, sehingga mampu bersaing di era globalisasi ekonomi

3) Meningkatkan daya saing manajer/ tenagakerja perhotelan lokal

(17)

16

Program Meminimalkan Kebocoran Pariwisata Bali

Program adalah penjabaran dari strategi yang masih bersifat umum atau global, atau kumpulan dari kegiatan. Program yang dijabarkan atau diturunkan dari strategi dimaksudkan untuk lebih mengkonkritkan strategi yang masih bersifat umum. Sebenarnya dari program bisa dijabarkan lagi menjadi kegiatan adan target yang sudah siap dilaksanakan. Namun penjabaran sampai ke tingkat kegiatan dan target tidak dilakukan, karena hal tersebut sudah berhubungan dengan penganggaran.

Strategi meminimalkan kebocoran pariwisata Bali dijabarkan menjadi program, artinya setiap strategi dapat dijabarkan setidaknya dua program, atau lebih dari dua macam program. Kemudian masing-masing program diberikan argumentasi pentingnya dari program dimaksud. Program-program yang telah dirumuskan dari setiap strategi disajikan pada tabel 8;

9; 10; dan 11.

Tabel 8

Program Meminimalkan Kebocoran Pariwisata Bali Berdasarkan Strategi SO

Strategi SO:

(Ciptakan Strategi yang menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang)

Program

(Penjabaran dari setiap strategi berdasarkan interpretasi dan judgement pakar dan peneliti)

1. Meningkatkan citra Bali sebagai destinasi wisata dunia berbasis budaya lokal yang unik

1) Melestarikan atau mengajegkan adat-istiadat Bali yang unik

2) Membina kelompok-kelompok kesenian yang unik 3) Mempertahankan keramah-tamahan masyarakat Bali

terhadap wisatawan

4) Menghimbau pelaku-pelaku bisnis pariwisata agar berlaku jujur dan ramah terhadap wisatawan 5) Sosialisasi Sadar Wisata dan Sapta Pesona kepada

masyarakat 2. Meningkatkan keamanan

dankenyamanan wisatawan selama di Bali.

1) Melaksanakan sistem keamanan terpadu berbasis masyarakat dengan melibatkan petugas keamanan 2) Menugaskan petugas keamanan (polisi pariwisata)

untuk menjaga keamanan dan kenyamanan di berbagai daya tarik wisata

3) Meningkatkan kualitas sarana/prasarana penunjang pariwisata (seperti pedestrian, parkir, lalu-lintas, dll.) 4) Sosialisasi Sadar Wisata dan Sapta Pesona kepada

pelaku pariwisata

(18)

17

Program Meminimalkan Kebocoran Pariwisata Bali Berdasarkan Strategi ST Strategi ST

(Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk

mengatasi ancaman)

Program

(Penjabaran dari setiap strategi berdasarkan interpretasi dan judgement pakar dan peneliti)

1. Meningkatkan daya saing produk pariwisata Bali

1) Meningkatkan kualitas produk-produk pariwisata Bali 2) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada wisatawan 3) Menjaga standar harga-harga produk pariwisata Bali 4) Menghindari terjadinya kecurangan-kecurangan yang

dilakukan pelaku usaha terhadap wisatawan 2. Meningkatkan kualitas

SDM pariwisata lokal, sehingga lebih kompetitif

1) Memberikan pelatihan kepada SDM lokal tentang berbagai kompetensi pariwisata bekerjasama dengan asosiasi industri dan organisasi profesi

2) Melakukan sertifikasi kompetensi SDM pariwisata lokal bekerjasama dengan asosiasi industri, organisasi profesi dan Lembaga Sertifikasi Profesi

3) Melakukan pertukaran tenaga kerja ke luar negeri melalui kerjasama organisasi profesi dan asosiasi industri

3. Mengembangkan dan memajukan pertanian DN dan lokal Bali untuk memasok kebutuhan hotel

1) Meningkatkan produksi pertanian dalam negeri untuk memasok kebutuhan hotel di Indonesia

2) Meningkatkan produksi pertanian Bali untuk memasok kebutuhan hotel di Bali

3) Memberikan pelatihan kepada petani tentang produksi pertanian yang berkualitas sesuai standar kebutuhan pariwisata

4) Memberikan dukungan finansial kepada petani untuk dapat memproduksi produk pertanian yang berkualitas sesuai kebutuhan pariwisata

4. Mengembangkan dan memajukan industri peralatan hotel DN yang berstandar internasional, sehingga siap memasok kebutuhan hotel

1) Membina industri peralatan hotel di dalam negeri agar mampu memproduksi peralatan hotel yang memenuhi standar internasional

2) Memberikan dukungan finansial kepada industri peralatan hotel di dalam negeri (khususnya Bali) untuk dapat memproduksi peralatan hotel yang berkualitas sesuai kebutuhan pariwisata

(19)

18 Tabel 10

Program Meminimalkan Kebocoran Pariwisata Bali Berdasarkan Strategi WO Strategi WO

(Ciptakan Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang)

Program

(Penjabaran dari setiap strategi berdasarkan interpretasi dan judgement pakar dan peneliti)

1. Mengurangi impor kebutuhan hotel dan mensubstitusinya dengan produk dalam negeri(DN) atau lokal.

1) Mengurangi impor makanan (foods) dan mensubstitusi dengan produk dalam negeri dan lokal Bali

2) Mengurangi impor minuman (beverages) dan mensubstitusi dengan produk dalam negeri dan lokal Bali

3) Mengurangi Impor buah dan sayur (fruits and vegetables) dan mensubstitusi dengan produk dalam negeri dan lokasl Bali

4) Mengurangi Impor peralatan makan dan dapur (utensils), mensubstitusi dengan produk dalam negeri yang

berstandar internasional 2. Mengurangi investasi asing

dengan memberikan prioritas investasi DN atau lokal Bali

1) Memberikan prioritas kepada investor dalam negeri, dan khususnya lokal Bali untuk berinvestasi di Bali

2) Memberikan insentif kepada investor lokal Bali untuk berinvestasi di Bali

3) Menyusun aturan investasi yang memasukkan unsur- unsur budaya lokal (kearifan lokal) dalam persyaratan investasi di Bali

3. Meningkatkan kuantitas, kualitas dan kontinyuitas serta diversifikasi produk pertanian lokal, sehingga dapat

mengurangi impor

1) Meningkatkan kuantitas produk pertanian lokal,

sehingga mampu memasok kebutuhan hotel-hotel di Bali terus meningkat

2) Meningkatkan kualitas produk pertanian lokal, sehingga mampu bersaing dengan produk impor

3) Meningkatkan kontinyuitas produk pertanian lokal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan hotel

4) Melakukan diversifikasi produk pertanian lokal, sehingga produk lebih beragam

4. Meningkatkan produksi peralatan hotel, sehingga mengurangi impor

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk peralatan makan dan minum yang digunakan hotel yang

diproduksi oleh industri dalam negeri, sehingga dapat mengurangi impor

2) Meningkatkan kualitas dan kuantitasproduk peralatan dapur yang digunakan hotel yang diproduksi oleh industri dalam negeri, sehingga dapat mengurangi impor 5. Kebijakan pro-produk dalam

negeri dan lokal, agar merangsang perkembangan pertanian dan industri

peralatan hotel (contoh Pergub 2013 tentang buah-buahan lokal)

1) Kebijakan pemerintah pusat yang memprioritaskan produk industri peralatan hotel dalam negeri

2) Kebijakan pemerintah yang memprioritaskan produk pertanian dalam negeri

3) Kebijakan pemerintah provinsi yang memprioritaskan produk pertanian lokal (Pergub 2013 tentang buah- buahan lokal)

(20)

19

Program Meminimalkan Kebocoran Pariwisata Bali Berdasarkan Strategi WT

Strategi WT

(Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman)

Program

(Penjabaran dari setiap strategi berdasarkan interpretasi dan judgement pakar dan peneliti)

1)

Meningkatkan kinerja dan daya saing destinasi wisata Bali, sehingga mampu bersaing dengan destinasi wisata negara lain

1) Menggali, mengidentifikasi, dan

mengembangkan daya tarik wisata baru berbasis potensi lokal Bali.

2) Mengembangkan daya tarik wisata buatan (seperti theme park) yang tidak bertentangan dengan kearifan lokal Bali

3) Optimalisasi pemberdayaan budaya lokal sebagai daya tarik wisata

4) Mempertahankan keunikan budaya lokal Bali

2)

Meningkat kualitas produk barang dan jasa produksi dalam negeri dan Bali, sehingga mampu bersaing di era gloBalisasi ekonomi

1) Standarisasi kualitas produk barang dan jasa produksi dalam negeri dan Bali

2) Sertifikasi kualitas produk barang dan jasa produksi dalam negeri dan Bali

3) Meningkatkan daya saing manajer/ tenagakerja perhotelan lokal

3) Standarisasi kualitas manajer/ tenagakerja perhotelan di Bali

4) Sertifikasi kompetensi manajer/ tenagakerja

perhotelan Bali agar mampu bersaing dengan

manajer/ ternagakerja asing

(21)

20

SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan

Strategi meminimlakn kebocoran pariwisata bali, khususnya kebocoran dari akomodasi yaitu:

a) Meningkatkan citra Bali sebagai destinasi wisata dunia berbasis budaya lokal yang unik.

b) Meningkatkan kenyamanan wisatawan selama di Bali.

c) Meningkatkan daya saing produk-produk wisata bali

d) Meningkatkan kualitas dan kuantitas manajer/ tenagakerja lokal, sehingga kompetitif e) Mengembangkan dan memajukan pertanian DN dan lokal bali untuk memasok kebutuhan

hotel

f) Mengembangkan dan memajukan produksi peralatan hotel DN yang berstandar internasional, sehingga siap memasok kebutuhan hotel

g) Mengurangi impor kebutuhan hotel dan mensubstitusinya dengan produk dalam negeri(DN) atau lokal.

h) Mengurangi investasi asing dengan memberikan prioritas investasi DN atau lokal Bali i) Meningkatkan kuantitas, kualitas dan kontinyuitas serta diversifikasi produk pertanian

lokal, sehingga dapat mengurangi impor

j) Meningkatkan produksi peralatan hotel, sehingga mengurangi impor

k) Kebijakan pro-produk DN dan lokal, agar merangsang perkembangan pertanian dan industri peralatan hotel (Pergub 2013 tentang buah-buahan lokal)

l) Meningkatkan kinerja dan daya saing destinasi wisata Bali, sehingga mampu bersaing dengan destinasi wisata negara lain.

m) Meningkat kualitas produk barang dan jasa DN dan Bali, sehingga mampu bersaing di era globalisasi ekonomi

n) Meningkatkan daya saing manajer/ tenagakerja perhotelan lokal.

Rekomendasi Kebijakan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat direkomendasikan, antara lain:

1) Stakeholder pariwisata, khususnya manajemen hotel dan restoran di hotel-hotel perlu mengimplementasikan strategi dan program-program yang dirumuskan dalam penelitian ini, sehingga kebocoran pariwisata, khususnya dari sektor akomodasi dapat diminimalkan;

2) Dalam usaha mengidentifikasi kebocoran berdampak terhadap perekonomian Bali, simulasi pengurangan kebocoran perlu dilakukan melalui penelitian lanjutan MP3EI pada

(22)

21

sektor ekonomi dan distribusi pendapatan (tahun ke-3, tahun 2014)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1999. ‘Rancangan Naskah Pola Dasar Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Tahun 1999/2000-2003/2004. Pemerintah Propinsi Dati I Bali.

Anonim. 2003. Highligh BC Stat, BC Stat. Ministry of Management and Service, British Columbia , Canada.

Antara, M. 1999. ‘Dampak Pengeluaran Pemerintah dan Wisatawan Terhadap Kinerja Perekonomian Bali: Pendekatan Social Accounting Matrix’. Disertasi program Doktor Pada Program Pascasarjana Institut pertanian Bogor.

Cooper, C. ?. Tourism and Human Resources. Foundation Frofessor of Tourism the University of Queenland, Australia: in Website:google: Tourism Labour Market.

Depbudpar. 2006. National Tourism Satellite Account 2006. Ministry of Culture and Tourism, Republic of Indonesia Republic of Indonesia.

Depbudpar. 2007a. Highlight Pariwisata. Pusat Data dan Informasi, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.

Depbudpar. 2007b. Bali Tourism Satellite Account 2007. Ministry of Culture and Tourism, Republic of Indonesia.

Fridgen, J.D. 1996. Dimensions of Tourism. Educational Institute of the American Hotel &

Lodging Association. The United States of America.

Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) TAP MPR No. II/ MPR/1998.

Lejarraga, I. and P. Walkenhorst. 2010. On Linkages and Leakages: Measuring The Secondary Effects of Tourism. Applied Economics Letters Journal. 17. 417-421.

Marpaung, H. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta.

Mill, R C and A. M. Morisson. 2009. The Tourism System. Kendall Hunt Publising Company. The United States of America.

Rangkuti, F. 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Redetzi. 1989. Internationaler Tourismus Und Entwicklungslander; Die Auswirkungen des Einfach-Tourismus aufeine Landliche Region des Indonesischen Insel Bali. Munster Lit.Verlag.

Spillane. 1987. Pariwisata Indonesia: Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta : Kanisius.

Unluonen, K., A. Kiliclair and S. Yukel. 2011. The Calculation Approach for Leakages of International Tourism Receipts: The Turkish Case. Tourism Economics Journal. 17(4) 785-802.

Vorlauter 1996. Tourimus in Entwicklungslanders Entwicklung durch Fremdenverkehr.

Darmstadt : Wissenschaftliche Buchgeselhschaft.

Yoeti. O.A. 1996. Pemasaran Pariwisata. Bandung : PT. Angkasa Bandung.

(23)

22

Yoeti, O.A. 1996. ‘Pengantar Ilmu pariwisata’. Penerbit Angkasa, Bandung.

Yotopoulos, P.A. and J.B. Nugent. 1976. 'Economics of Development Emperical Investigation'. Harper & Row Publisher, New York.

Zheng Gu. 2000. Strategies for Minimising Tourism Leakages in Indo-Chinese Development Countries. In Asia Pacific Journal of Tourism Research Volume 5, Issue 2, 2000.

pages 11-20.

(24)

1

LAPORAN

PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL

MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025

(PENPRINAS MP3EI 2011-2025)

FOKUS/KORIDOR

PARIWISATA/KE-BALI-NUSA TENGGARA TOPIK KEGIATAN

STUDI KEBOCORAN PARIWISATA

(Tahun-2: Strategi Meminimalkan Kebocoran Pariwisata Bali)

Prof.Dr.Ir. Made Antara, MS (Ketua Peneliti)

Ir. Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc., P.hd. (Anggota Peneliti) Ir. Agung Ayu Suryawardhani, M.Mgt. (Anggota Peneliti)

UNIVERSITAS UDAYANA 2013

Fokus Kegiatan:

Pariwisata

(25)

2

PENDAHULUAN

• Perkemb par yg pesat berpengaruh thd struktur perek Bali

• Trasformasi struktur perek Bali dari pert jasa2,

menyimpang dr teori umum pert industri jasa2

Pariwisata menjd leading sector perek Bali membuka beragam peluang menciptakan berbagai aktivitas eko yg terkait langsung dan tidak langsung

• Ind pariw telah meyebabkan sektor2 yg terkait langsung

spt perdag, hotel dan restoran, pengangkutan, keuangan

dan jasa-jasa memberikan kontribusi yg cukup besar thd

PDRB Bali.

(26)

3

• Dari perspektif ekonomi, dampak positif pariwisata (kasus: pariwisata Bali-

Indonesia) yaitu:

1. Mendatangkan devisa bagi negara 2. Pasar potensial bagi produk barang

dan jasa

3. Meningkatkan pendapatan masya 4. Memperluas kesemptn kerja,

5. Sumber pendaptn asli daerah (PAD), dan

6. Merangsang kreaktivitas seniman,

(27)

4

• Kemajuan dan perkembangan pariwisata yang pesat di Bali, telah menjadikan

pariwisata sbg leading sector dlm

perekonomian Bali, sehingga pariwisata menimbulkan tricle down effect thd sektor lainnya.

• Perkembangan sektor pariwisata juga

mampu menimbulkan spread effect ke

berbagai bagian wilayah, berbagai sektor,

dan ke berbagai kelompokk-kelompok

masyarakat.

(28)

5

Urgensi Penelitian

• Pariwisata telah menjadi mesin penggerak perekonomian, baik di tingkat nasional

maupun regional, seperti halnya di Bali.

• Pengeluaran wisatawan di Bali untuk berbagai keperluan telah ditangkap oleh berbagai

kalangan yang bergerak di berbagai aktivitas pariwisata.

• Namun ada fenomena bahwa pengeluaran wisatawan di Bali tidak semuanya menjadi pendapatan pariwisata Bali, karena ada yang mengalami kebocoran (leakages), baik berupa impor produk-produk kebutuhan

hotel, transfer ke owner hotel di luar negeri,

gaji expatriate, dsb.

(29)

6

• Berdasaarkan penel MP3EI tahap pertama

(2012), total kebocoran pariwisata bali melalui semua hotel di bali (hotel non bintang dan hotel bintang) adalah sebesar Rp 3.119.328.498.425 per tahun (data tahun 2011) atau sebesar 24%

terhadap rata-rata pendapatan hotel, atau

sebesar 12,46% terhadap pendapatan pariwisata bali dari wisman (Rp 38,867,763,900,000), atau sebear 6,09% terhadap pendapatan total

pariwisata dari wisman dan wisnus tahun 2011

(Wisman+Wisnus = Rp 38,867,763,900,000+ Rp

12,394,464,264,000 = Rp 51.262.228.164.000).

(30)

7

• Jika kebocoran ini dirinci berdasarkan klasifikasi kelompok hotel, maka kelompok hotel bintang 4 dan5 yang membocorkan pendapatan pariwisata bali terbesar yaitu Rp 2.278.255.301.110 (73% dari total kebocoran), kelompok hotel bintang 1,2, 3 membocorkan sebesar Rp 157.914.870.365 (5%

dari total kebocoran), dan kelompok hotel non bintang membocorkan sebesar Rp

683.158.326.950 atau 22% dari total kebocoran.

• Mencermati data tsb, kebocoran yang relatif besar dan harus ditekan seminimal mungkin.

• Usaha-usaha memininmalkan kebocoran ini harus

dilakukan melalui penelitian tahap kedua (2013)

yaitu ‘strategi meminimalkan kebocoran pariwisata

bali’.

(31)

8

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum: Meminimalkan kebocoran pariwisata Bali.

Tujuan Khusus:

• Mengidentifikasi jenis dan mengkalkulasi besar kebocoran pariwisata Bali (tahun ke-1, tahun 2012)

Merumuskan strategi

meminimalkan kebocoran

pariwisata Bali (tahun ke-2, tahun 2013)

• Mensosialisasi strategi meminimalkan

kebocoran pariwisata Bali (tahun ke-3,

tahun 2014)

(32)

9

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Praktis

Sebagai dasar pengambilan kebijakan bagi

pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam rangka meminimalkan kebocoran pariwisata Bali.

Jika kebocoran ini mampu diminimalkan, maka semakin banyak pengeluaran wisatawan dalam satu tahun yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat di Bali.

1.4.2. Manfaat Teoritis

Sebagai referensi akademik untuk penelitian

sejenis atau yang terkait di daerah lain yang

perekonomian daerahnya berbasis pariwisata,

seperti DI. Yogyakarta, DKI Jakarta, dll.

(33)

10

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian di wilayah Bali (purposive) pertimbangan, al.:

1. Bali adalah daerah tujuan wisata utana dunia, yang setiap tahunnya dikunjungi setidaknya 3 juta wisatawan, di mana total pengeluaran wisatawan selama di Bali ditangkap oleh

berbagai kalangan sehingga menjadi pendapatan masyarakat dan pemerintah Bali.

2. Sampai saat proposal ini diajukan belum pernah ada melakukan penelitian tentang strategi

mengurangi kebocoran pariwisata bali, sehingga sangat urgen dilakukan penelitian “Strategi

Meminimalkan Kebocoran Pariwisata bali”,

selanjutnya pada tahun berikutnya sebagai bahan dasar untuk sosialisasi kepada para pelaku

pariwisata bali.

(34)

11

Expert Penelitian

− Dalam penel perumusan strategi

meminimalkan kebocoran pariwisata bali tidak dikenal istilah populasi dan sampel, tetapi dikenal istilah expert, yaitu orang yang benar2 tahu dan ahli di bidang

pariwisata, terutama bidang perhotelan, shg expert ini bisa memberikan justifikasi dan pertimbangan thd faktor-faktor

internal dan eksternal yang dirumuskan,

dan sekaligus mampu diajak merumuskan

strategi mengurangi kebocoran pariwisata

bali.

(35)

12

− Expert dalam penel ini berjumlah

setidaknya 25 orang untuk diajak diskusi kelompok terfokus, yang dikenal dengan istilah Focus Group Disccusion (FGD), berdiskusi menjustifikasi factor-faktor internal dan eksternal pariwisata dan

perhotelan, serta memberi pertimbangan terhadap strategi yang dirumuskan oleh peneliti.

− Penentuan expert secara sengaja

(purposive), artinya sengaja dipilih orang- orang atau tokoh-tokoh yang paham dan mengerti tentang pariwisata dan

perhotelan di bali.

(36)

Jenis dan Sumber Data

– Jenis data kualitatif dan kuantitatif – Sumber data Sumber Primer dan

Sumber Sekunder

Metode Pengumpulan Data – Observasi

– Wawancara mendalam

– Focus Group Discussion (FGD) – Studi dokumentasi

Metode Analisis Data – SWOT

– Deskriptif kualitatif

13

(37)

14

Proses perumusan ‘Strategi Meminimalkan Kebocoran Pariwisata Bali’ dengan SWOT dapat dilakukan melalui delapan tahap, yaitu:

• Membuat daftar kekuatan internal pariwisata Bali, terutama hotel dan villa illegal;

• Membuat daftar kelemahan internal pariwisata Bali, terutama hotel, dan villa illegal;

• Membuat daftar peluang eksternal pariwisata Bali, terutama hotel, dan villa illegal;

• Membuat daftar ancaman eksternal

pariwisata Bali, terutama hotel, dan villa

illegal;

(38)

15

• Menginterpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities);

• Menginterpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi WO (Weaknesses Opportunities);

• Menginterpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threats);

• Menginterpretasikan daru kombinasikan

kelemahan-kelemahan dan ancaman-ancaman

kemudian catat hasilnya dalam sel strategi WT

(Weaknesses Threats).

(39)

16

IFAS

EFAS

STRENGTHS (S)

Tentukan Faktor-Faktor Kekuatan Internal

WEAKNESSES (W)

Tentukan Faktor-Faktor Kelemahan Internal OPPORTUNITIES (O)

Tentukan Faktor-Faktor Peluang Eksternal

STRATEGI SO

Ciptakan Strategi yang menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI WO

Ciptakan Strategi yang meminimalkan kelemahan

untuk memanfaatkan peluang

THREATS (T) Tentukan Faktor-Faktor

Ancaman Eksternal

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

Gambar 3.1

Matriks SWOT Perumusan “Strategi Meminimalkan Kebocoran Pariwisata Bali” (Sumber:

Diadaptasi dari Rangkuti, 2002)

(40)

17

Keterangan :

1) Strategi SO (Strengths Opportunities)

Strategi SO adalah strategi yang dibuat berdasarkan jalan pikiran objek, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2) Strategi ST (Strengths Threats)

Strategi ST adalah strategi yang dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek untuk mengatasi ancaman.

3) Strategi WO (Weaknesses Opportunities)

Strategi WO adalah strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4) Strategi WT (Weaknesses Threats)

Strategi WT adalah strategi yang didasarkan pada

kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghindari ancaman.

(41)

18

Adapun keluaran penelitian ini per tahun dan kaitannya dengan indikatior pencapaian luaran disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Keluaran Penelitian per tahun dan Indikator Pencapaian Luaran Tahun Tujuan Indikator Pencapaian Luaran

Pertama (2012)

Mengidentifikasi dan mengkalkulasi jenis dan besarnya kebocoran

pariwisata

Informasi:

• Jenis atau sumber kebocoran

• Besar kebocoran (Rp)

• Bagian yang bocor dari total pengeluaran wisatawan dalam satu tahun (%)

Kedua (2013)

Merumuskan strategi

meminimalkan kebocoran pariwisata

Terumuskan:

• Strategi meminimalkan kebocoran pariwisata bali

• Program meminimalkan kebocoran pariwisata bali

Ketiga (2014)

Mensosialisasi strategi

meminimalkan kebocoran pariwisata Bali

Tersosialisasinya:

• Strategi meminimalkan kebocoran

• Program meminimalkan

kebocoran

(42)

19

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

(43)

20

5.1. Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal

Faktor-Faktor Internal

Kekuatan (Strength, S) Kelemahan (Weakness, W)

1. Bali adalah destinasi wisata dunia 1. Impor berbagai kebutuhan hotel (foods, beverages, fruits and vegetables, dan utensils)

2. Fasilitas hotel bintang dan non-bintang sangat memadai

2. Kegiatan jasa di luar negeri (services abroad), spt.:

promosi, public relation, membayar orang asing yang menjadi agen di LN, dan lain-lain

3. Pelayanan hotel sangat memuaskan 3. Pembayaran produksi luar negeri (payments for foreign productions), spt.: transfer pembayaran komisi, biaya mengimpor barang, transfer keuntungan bagi pemilik asing, pembayaran bunga pinjaman dana asing, dan lainnya 4. Pariwisata budaya yang unik 4. Kepemilikan dan/atau pengelolaaan hotel bintang di Bali

oleh perusahaan asing

5. Beranekaragam daya tarik wisata 5. Keterbatasan pasokan produk pertanian lokal (kuantitas, kualitas dan kontinyuitas), sehingga harus mengimpor 6. Keramah-tamahan penduduk lokal 6. Keterbatasan pasokan produk industri peralatan hotel

sehingga harus mengimpor 7. Bali sebagai destinasi yang kompetitif (value for

money)

7. Kebijakan pemerintah yang masih pro-impor, sehingga menghambat perkembangan pertanian dan industri peralatan hotel dalam negeri

8. Lokasi geografis Bali yang strategis di antara benua Asia dan Australia, serta di antara Indonesia Bagian Barat (IBB) dan Indonesia Bagian Timur (IBT)

5.1.1 Identifikasi Faktor-Faktor Internal

Referensi

Dokumen terkait

UB Students Research Fellow Joint Study Program Development of Infrastructure Development of Entrepreneurial Campus Strengthening the role of UBBIPS UB & Regional

Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruh rasio massa kitin dengan volume NaOH dan waktu reaksi terhadap karakteristik kitosan yang disintesis dari limbah industri udang

menulis skripsi dengan judul AKIBAT HUKUM PENGGUNAAN MEREK DAGANG YANG MEMILIKI PERSAMAAN NAMA DENGAN MEREK DAGANG YANG SUDAH TERDAFTAR DITINJAU DARI UU NO 15 TAHUN 2001

Materi yang diajarkan dalam penelitian ini yaitu materi segiempat pada siswa kelas VII SMPN 1 Pogalan semester 2. Model pembelajaran yang digunakan adalah

1) Audit dititikberatkan pada obyek audit yang mempunyai peluang untuk diperbaiki. Sesuai dengan tujuan audit manajemen, yaitu menciptakan perbaikan terhadap

Dalam rangka pengisian formasi CPNSD Tahun 2014 dan sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 472 Tahun 2014 tanggal 11 Agustus

Roibin, M.H.I., selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.. Sudirman, M.A., selaku ketua Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah

Sebagai staff yang bertanggungjawab menangani laporan yang masuk di SKPD novi ingin dapat melihat komentar masyara- kat mengenai laporan yang ada sehingga novi dapat meng-