• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang (emerging market) yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang (emerging market) yang"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang (emerging market) yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabil dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, sehingga menjadikan Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial dan penting bagi pemasaran dan penjualan produk farmasi.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh PriceWaterhouseCooper (PWC) di tahun 2013, negara berkembang (emerging market) memiliki karakteristik yang berbeda dengan negara maju yang menuntut penerapan strategi yang sesuai dengan karakteristik negara berkembang dan karakteristik tersebut antara lain:

infrastruktur, sosial, budaya, dan peran pemerintah. Menurut Lynch (www.global- strategy.net), perusahaan multinasional menetapkan strategi global (global strategy) dengan tujuan untuk memungkinkan perusahaan mencapai tujuan ekspansi internasional dan pentingnya perusahaan multinasional yang telah mempunyai strategi global untuk menyesuaikan dengan kondisi lokal negara di mana perusahaan tersebut beroperasi seperti: peraturan hukum dan kondisi geografi, penyesuaian strategi global tersebut dinamakan balancing global and local strategies.

Dalam sepuluh tahun terakhir ini, periode 2004–2014, ekonomi Indonesia selalu mengalami pertumbuhan yang mencapai nilai pertumbuhan rerata per tahun mencapai 5–6 % (BPS), seperti terlihat dalam Grafik 1.1. Pertumbuhan

(2)

2

ekonomi tersebut memberikan dampak berupa kenaikan pendapatan per kapita, kenaikan kelas menengah, peningkatan belanja di bidang kesehatan dan pendidikan dan berkurangya tingkat pengangguran. Menurut Indonesia Pharma Materials Management Club (PMMC) pemerintah mempunyai peran penting sebagai kreator dan regulator yang mempengaruhi dunia usaha atau industri.

Peran pemerintah yang paling terasa yang mempengaruhi dunia usaha seperti:

kebijakan moneter/fiskal, perpajakan, tenaga kerja dan kebijakan lain yang berpengaruh terhadap industri dan dunia usaha yang kondusif sehingga dukungan pemerintah sangat berperan penting bagi inovasi dan produktivitas industri.

Grafik 1.1: Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2004 - 2014 Sumber: BPS - Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Aimon (2012), pertumbuhan ekonomi akan meningkat apabila produktivitas, investasi fisik dan kesempatan kerja meningkat. Aimon juga menyatakan bahwa produktivitas meningkat apabila investasi pendidikan dan investasi kesehatan meningkat. Peningkatan investasi kesehatan akan memberikan dampak pada peningkatan belanja pemerintah dan masyarakat di bidang kesehatan atau produk kesehatan/farmasi, seperti: obat-obatan,

(3)

3

multivitamin dan alat kesehatan. Peningkatan permintaan produk kesehatan tersebut akan meningkatkan pasar atau industri farmasi. Industri farmasi dan bahan kimia memegang peranan penting dalam menjaga, mendukung dan meningkatkan kesehatan, kesejahteran dan produktivitas Indonesia. Industri farmasi berkaitan dengan produksi dan penyediaan produk obat-obatan dan alat kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat/sumber daya manusia untuk menjaga kondisi kesehatannya, sedangkan bahan kimia berkaitan dengan penyediaan alat, bahan baku dan bahan penolong bagi proses produksi atau industri lain. Kondisi sumber daya manusia yang sehat dan ketersediaan bahan baku akan mendukung produktivitas.

Permintaan produk kesehatan tersebut menjadikan industri farmasi dan bahan kimia memiliki peluang untuk meningkatkan penjualan. Indonesia dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil akan menjadi pasar yang sangat menjanjikan bagi industri, termasuk industri farmasi, peralatan kesehatan, bahan baku dan bahan kimia. Jumlah penduduk yang semakin meningkat dengan disertai peningkatan pendapatan, daya beli dan kesadaran penduduk yang semakin tinggi akan kesehatan menjadi penyebab Indonesia menjadi pasar yang potensial bagi industri farmasi, alat kesehatan dan bahan kimia.

Meningkatnya dukungan pemerintah di bidang kesehatan turut menjadi pendorong bagi perkembangan industri farmasi dan bahan kimia. Dukungan pemerintah antara lain sebagai berikut:

(4)

4

1. Penerbitan Undang–undang No. 36 Tahun tentang Kesehatan, yang bertujuan untuk untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional.

2. Penerbitan Undang–undang Paten (UU No. 14 Tahun 2001 Tentang Paten), yang menciptakan iklim persaingan usaha yang jujur serta dapat memberikan perlindungan yang wajar bagi investor. Paten sangat berkaitan sangat erat dan penting bagi industri farmasi. Produk utama dari industri farmasi adalah obat dan penciptaan obat memerlukan biaya yang sangat besar dan waktu yang lama sehingga untuk melindungi hak cipta tersebut maka diperlukan hak paten, sehingga perusahaan lain tidak dapat memproduksi dan memasarkan.

3. Penetapan dan atau pencantuman harga obat dengan menerbitkan:

a. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 069/Menkes/SK/II/2006 tentang Pencantuman Harga Eceran Tertinggi (HET) pada Label Obat. Pencantuman HET dapat memberikan informasi yang transparan dan jelas kepada konsumen mengenai harga suatu produk dan dapat memberikan pertimbangan bagi konsumen.

b. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. KF.03.01 / MENKES / 312 / 2014 tentang Harga Dasar Obat Program Rujuk Balik. Harga Dasar Obat Program Rujuk Balik digunakan sebagai harga dasar

(5)

5

untuk penagihan oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.

4. Registrasi obat dengan menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 10101/MENKES/PER/XI/2008.

5. Proses pembuatan obat, melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan dengan menerbitkan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik melalui Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No.

HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012.

6. Penjualan dan pemasaran dengan menerbitkan Undang–undang No. 15 Tentang Merek, yang bertujuan untuk menjaga persaingan usaha yang sehat dan memberikan layanan bagi masyarakat. Merek sangat berkaitan dengan obat yang dihasilkan oleh industri farmasi. Dengan perlindungan merek maka akan melindungi produsen obat dari penggunaan merek oleh perusahaan lain.

7. Bea masuk dengan Penerbitan Peraturan Menteri Keuangan No.

174/PMK.011/2011 tentang Pembebanan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor. Hal ini akan berpengaruh terhadap penyediaan mesin atau teknologi dan bahan baku yang didatangkan secara impor.

8. Kepemilikan perusahaan oleh pemodal asing dengan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 39 Tahun 2014 tentang Daftar Negatif Investasi. Dalam peraturan tersebut pemodal asing bisa memiliki saham maksimal 85%, angka ini meningkat dari 75% sebelumnya. Dengan meningkatnya porsi kepemilikan asing maka dapat menarik dan

(6)

6

meningkatkan investasi asing dalam industri farmasi yang padat modal dan teknologi.

9. Salah satu program pemerintah yang paling baru dan memberikan pengaruh yang sangat besar di bidang kesehatan adalah pelaksanaan kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan terbitnya UU No.

40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJKN) dan UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Menurut Laporan Frost & Sullivan (Press Released, 26 Juni 2014), Rhenu Bhuller, Senior Vice President Healthcare Asia Pasifik, pengeluaran biaya kesehatan Indonesia per kapita diperkirakan akan meningkat sebesar 14% per tahun. Laporan Worldbank menyebutkan bahwa pengeluaran biaya kesehatan Indonesia per kapita pada tahun 2013 adalah USD 107, maka dengan perkiraan peningkatan sebesar 14% per tahun maka diperkirakan di tahun 2018 adalah USD 206.

Grafik 1.2: Pengeluaran Biaya Kesehatan per Kapita 2013 - 2018 Sumber: Worldbank dan Frost & Sullivan - diolah

(7)

7

Menurut Intertecontinental Marketing Service (IMS) Health pada tahun 2014 kinerja dan pertumbuhan industri farmasi Indonesia mencapai nilai transaksi Rp58,2 triliun dengan nilai pertumbuhan sebesar 8,18% dibanding tahun 2013 yang mencapai Rp53,8 triliun (Laporan Tahunan 2014 PT. Kalbe Farma Tbk.).

IMS Health memperkirakan pada tahun 2015 pasar farmasi Indonesia akan tumbuh sebesar 11,8% dan diperkirakan mencapai nilai Rp65,1 triliun di akhir tahun 2015 (Media Pharma Indonesia, 2015). Perkembangan Pasar Farmasi Nasional selama periode 2009–2015 dapat digambarkan dalam grafik 1.3.

Pertumbuhan rerata nilai pasar farmasi nasional pada periode 2010–2014 adalah 11% per tahun.

Grafik 1.3: Pasar Farmasi Nasional 2009 - 2015

Sumber: Laporan Tahunan PT Kalbe Farma, Tbk - IMS Health - diolah Kondisi industri farmasi di Indonesia yang menjanjikan tersebut membuat banyak investor lama yang meningkatkan investasi di industri farmasi yaitu dengan pengembangan atau peningkatan kapasitas produksi yang sudah ada, melakukan inovasi produk baru, peremajaan mesin, pengembangan produk yang

(8)

8

sudah ada dan lain sebagainya. Misalnya PT Bayer Indonesia. meningkatkan produksi produk effervescent dari hanya 36,3 juta menjadi 40 juta tabung per tahun (www.ipmg-online.com) .

Investor baru juga tertarik untuk menanamkan investasi di bidang kesehatan dan bahan kimia sebagai bahan baku pembuatan obat, yaitu melalui kerja sama (joint venture) dengan perusahaan farmasi yang telah ada seperti berikut:

1. Kerjasama atau joint venture Fresensius SE & Co. KGaA dengan SOHO Grup. Bentuk kerjasama atau joint venture yang dilakukan adalah pelepasan 51% saham PT Ethica Industri Farmasi (EIF) oleh SOHO Grup kepada Fresensius Kabi, diharapkan akan terjadi transfer teknologi baru, investasi pada fasilitas pabrik dan akses ke pasar regional di Asia Tenggara (www.swa.co.id).

2. Kerjasama atau joint venture PT Pyridam Farma, Tbk dengan Hankook Korus Biopharm Co/GL Rapha Co (Korea Selatan). PT Pyridam Farma, Tbk akan menguasai 51% saham perusahaan patungan tersebut.

Pembentukan perusahaan patungan tersebut dilakukan untuk membangun pabrik biofarmasi di Indonesia senilai USD 12 juta (www.ipmg- online.com).

(9)

9

Grafik 1.4: Nilai Inventasi untuk Industri Kimia dan Farmasi 2010 - 2014 Sumber: Indoanalisis.co.id – BKPM

Di Indonesia perusahaan yang bermain di industri farmasi dan bahan kimia terdiri dari perusahaan lokal dan perusahaan multinasional. Perusahaan lokal antara lain seperti: Kalbe Farma, SOHO, Kimia Farma, Indofarma, Combhipar dan lain–lain, sedangkan perusahaan multinasional atau asing antara lain seperti:

Sanofi Aventis, Merck, Boehringer Ingelheim, Novartis, Bayer, Pfizer dan lain – lain. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2014 terdapat 206 perusahaan farmasi yang beroperasi di Indonesia, terdiri dari 4 perusahaan BUMN, 26 perusahaan multinasional dan 176 perusahaan lokal.

Dengan jumlah perusahaan farmasi yang bermain di industri kesehatan tersebut dan semakin beragam dan banyaknya produk kesehatan yang ditawarkan, membuat persaingan semakin ketat. Produk kesehatan yang ditawarkan oleh perusahaan farmasi antara lain: obat resep, obat bebas, multivitamin, infus, vaksin dan herbal.

(10)

10

Dengan banyaknya jumlah perusahaan farmasi yang beroperasi di Indonesia dan beragamamnya produk kesehatan yang ditawarkan maka menyebabkan persaingan yang ketat di industri farmasi di Indonesia. Oleh karena itu perusahaan selalu dituntut untuk beroperasi secara efektif, efisien dan memanfaatkan kesempatan yang ada, sehingga mampu bertahan bahkan memenangkan persaingan. Untuk bisa beroperasi dengan baik, efektif dan efisien maka diperlukan suatu strategi bisnis yang tepat. Perusahaan yang memiliki strategi bisnis yang baik dan tepat akan mampu bertahan dan bahkan dapat memenangkan persaingan. Perusahaan harus mampu merumuskan, menerapkan dan mengevaluasi atau menganalisis strategi bisnis perusahaan, sehingga perusahaan mampu memastikan strategi bisnis yang diterapkan tersebut telah sesuai dan mampu mencapai tujuan yang telah dirumuskan oleh perusahaan.

Perumusan strategi bisnis yang baik harus mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, serta mempertimbangkan lingkungan eksternal bisnis. Lingkungan eksternal dapat memberikan ancaman yang dapat merugikan perusahaan, tetapi di sisi lain lingkungan eksternal juga dapat memberikan peluang yang menguntungkan bagi perusahaan. Setelah strategi bisnis tersebut ditetapkan dan dijalankan, perusahaan harus selalu melakukan analisis dan evaluasi strategi bisnis. Proses analisis dan evaluasi strategi bisnis bertujuan untuk memastikan bahwa strategi bisnis yang dirumuskan dan dijalankan dapat membawa perusahaan mencapai visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.

(11)

11

1.2 Rumusan Masalah

PT Merck, Tbk merupakan salah satu perusahaan penanaman modal asing yang bergerak di bidang pembuatan dan pemasaran produk farmasi, perdagangan alat kesehatan dan bahan kimia lainnya yang unggul di pasar global maupun domestik. PT. Merck, Tbk mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1970 dan menjadi perusahaan terbuka sejak tahun 1981. Produk farmasi yang ditawarkan obat–obat yang diresepkan melalui dokter (obat resep) dan dijual bebas (obat non resep) melalui toko obat dan apotek. Jenis obat unggulan yang ditawarkan juga beragam seperti: obat untuk kardiovaskular, onkologi, fertilitas, tiroid, terapeutik dan metabolisme, multivitamin atau suplemen sehingga variasi obat yang ditawarkan sangat beragam.

Menurut data Kementrian Kesehatan di tahun 2014 terdapat 206 perusahaan farmasi, dengan banyaknya perusahaan yang bergerak di industri farmasi maka akan menuntut perusahaan untuk merumuskan dan menerapakan strategi bersaing yang sesuai dengan kemampuan dan kelemahan yang dimiliki, serta tetap mempertimbangkan kondisi lingkungan eksternal yang berpengaruh terhadap perusahaan baik yang memberikan peluang atau menjadi kendala bagi perusahaan. Strategi bersaing yang telah dirumuskan dan dilaksanakan oleh PT Merck, Tbk tetap harus dilakukan analisis dan evaluasi dengan kata lain perusahaan selalu terus mengembangkan diri dan berkomitmen untuk mempertahankan kemampuan, bersaing dengan tetap fokus pada inovasi.

Dalam perkembangannya perusahaan menemui kendala atau tantangan yang biasa dihadapi oleh industri farmasi pada umumnya dan PT Merck, Tbk

(12)

12

pada khususnya. Menurut PT Merck, Tbk (Laporan Tahunan 2014 PT Merck, Tbk), berikut ini beberapa kendala atau tantangan yang dihadapi oleh perusahaan antara:

a. Volatilitas nilai tukar rupiah yang dapat berdampak pada kenaikan harga bahan baku karena bahan baku untuk mendukung proses produksi sebagian besar diperoleh dari impor.

b. Kenaikan tarif dasar listrik (TDL), kenaikan bahan bakar minyak, kenaikan dan upah minimum regional (UMR) yang berdampak kenaikan biaya produksi.

c. Ketidakpastian situasi politik karena adanya peristiwa pemilihan umum untuk memilih anggota legislatif dan presiden di tahun 2014 yang dapat mempengaruhi kondisi bisnis di Indonesia sehingga mempengaruhi perusahaan untuk melakukan ekspansi ataupun meluncurkan produk baru.

d. Adanya persaingan usaha yang tidak sehat dengan adanya praktek tidak etik dan keberadaan obat palsu yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat dan menurunkan kepercayaan publik meskipun pemerintah telah mengeluarkan aturan atau perundangan-undangan yang mengatur hak paten dan merk.

Meskipun terdapat banyak tantangan yang dihadapi, Indonesia tetap menjadi pasar yang potensial bagi perusahaan multinasional (www.frost.com). Hal tersebut disebabkan oleh tingginya angka pertumbuhan ekonomi, pasar yang

(13)

13

besar, meningkatnya populasi kelas menengah, urbanisasi penduduk dan kondisi demografi yang kuat.

Perusahaan induk PT Merck, Tbk yaitu Merck KGaA telah menetapkan strategi khusus bagi negara–negara berkembang termasuk Indonesia. Strategi yang telah dirancang tersebut dinamakan Strategi “Access to Health” (A2H).

Strategi A2H tersebut dirancang untuk berkontribusi mengatasi hambatan dalam mengakses populasi yang ingin dilayani dan masyarakat di negara-negara berkembang dengan menetapkan cara bisnis yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Menyadari bahwa akses tantangan yang kompleks dan beragam tanpa satu ukuran cocok untuk semua solusi, program dan inisiatif tersebut disesuaikan dengan kebutuhan global, regional dan lokal (Dokumen Internal Merck Group, Juli 2014).

Saat ini strategi yang dipilih dan dirumuskan oleh PT Merck, Tbk berdasarkan pada filosofi yang dimiliki perusahaan. Filosofi tersebut adalah keberlanjutan/kesinambungan, perubahan dan pertumbuhan. Berdasarkan filosofi tersebut maka perusahaan menetapkan strategi perusahaan, misalnya dengan menetapkan strategi meliputi seluruh aspek pemasaran, penjualan, distribusi, medis, produksi, supply chain dan keuangan. Strategi yang telah dilakukan antara lain:

1. Kampanye pemasaran yang agresif dan peluncuran varian obat baru bagi merek-merek yang telah memiliki posisi kuat di pasaran, seperti:

Neurobion dan Sangobion.

(14)

14

2. Restrukturisasi organisasi untuk menjadi organisasi yang lebih ramping, lebih efisien dan berorientasi pada kinerja dengan melaksanakan program “fit for 2018”.

3. Supply-centric organization, yaitu dengan memantau dan meningkatkan kinerja tim penjualan dan untuk memastikan bahwa mereka berfokus pada pemenuhan kebutuhan medis dan pasien untuk perawatan yang tepat.

4. Penunjukan distributor dengan penunjukan distributor untuk produk Merck Serono (Ethical) kepada PT Anugerah Argon Medica (AAM) di tahun 2013 yang sebelumnya dipegang oleh PT Tempo dan untuk produk Perawatan Kesehatan Konsumen (Consumer Health Care) kepada PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL).

5. Meningkatkan dan memperbesar kapasitas produksi untuk mendukung penjualan pasar lokal dan ekspor karena merupakan satu-satunya perusahaan Merck di Asia Tenggara yang memiliki fasilitas produksi.

6. Mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 untuk Sistem Manajemen Kualitas dalam pengembangan, produksi dan distribusi bahan baku farmasi dan kimia dan Melakukan re-sertifikasi ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan

7. Pelaksanaan migrasi SAP Emerald untuk mengatasi pertumbuhan kapasitas dan kemampuan teknis platform Enterprise Resources Planning (ERP).

(15)

15

8. Meluncurkan program tanggung jawab sosial seperti: Klik Hati, Youth Take Action (YTA) dan konsultasi gratis.

9. Membangun komunikasi yang baik dengan mitra strategis seperti:

dokter, distributor, asosiasi dan pemerintah.

Dengan menerapkan strategi tersebut di atas PT Merck, Tbk dapat menghadapi kendala yang ada dan mampu bertahan namun hanya mampu bertumbuh dengan rerata pertumbuhan per tahun sebesar 9,96% dengan perincian sebagai berikut: pertumbuhan bisnis unit farmasi sebesar 9,02% dan bisnis unit bahan kimia sebesar 12,6%. Pertumbuhan rerata penjualan per tahun bisnis unit farmasi PT Merck, Tbk sebesar 9,02% tersebut lebih kecil dibandingkan nilai rerata pertumbuhan industri farmasi nasional yaitu sebesar 11%. Berikut ini adalah kinerja perusahaan berdasarkan penjualan selama kurun waktu 2009–

2014.

Grafik 1.5: Penjualan per Sektor Bisnis, 2009 - 2014 Sumber: Laporan Tahunan PT Merck, Tbk periode 2010 – 2014

(16)

16

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis mengambil topik penelitian analisis atau evaluasi strategi bisnis pada PT Merck, Tbk dalam menghadapi perubahan lingkungan dengan tetap mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT Merck, Tbk. Penelitian kali ini penulis ingin membahas:

1. Faktor–faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan yang harus dimanfaatkan secara optimal dan kelemahan perusahaan yang harus diperbaiki.

2. Faktor–faktor eksternal apa saja di sekitar bisnis yang dapat memberikan peluang ataupun ancaman bagi PT Merck, Tbk.

3. Mengevaluasi strategi bisnis yang diterapkan oleh PT Merck, Tbk.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Hal–hal yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini diantaranya adalah:

1. Apakah strategi yang digunakan PT Merck, Tbk saat ini masih efektif digunakan untuk menghadapi persaingan pada industri farmasi?

2. Strategi apakah yang tepat dilakukan oleh PT Merck, Tbk dalam menghadapi persaingan bisnis farmasi saat ini?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis faktor internal dan faktor eksternal untuk menjelaskan persaingan dalam industri farmasi.

(17)

17

2. Mengevaluasi strategi PT Merck, Tbk yang telah berjalan dalam menghadapi persaingan pada industri farmasi.

3. Melakukan formulasi strategi yang sesuai bagi PT Merck, Tbk dari hasil evaluasi strategi sebelumnya dan dari análisis faktor lingkungan industri untuk menghadapi persaingan dalam industri farmasi Indonesia.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan bahan evaluasi, pertimbangan dan masukan bagi perusahaan sehingga dapat menjadi bahan penyesuaian dan perbaikan strategi perusahaan yang sudah ada.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian dilakukan pada lingkungan industri farmasi dengan perusahaan PT Merck, Tbk – Divisi Kesehatan Konsumen (Consumer Health Division) dan Divisi Obat Resep Merck Serono (Prescription Division of Merck Serono) dengan amatan periode 5 tahun yaitu 2010–2014. Hal ini didasarkan bahwa di tahun 2014 perusahaan melakukan perubahan struktural menyusul penerapan pemerintah Peraturan Kementrian Perdagangan No.59/M-DAG/PER/9/2012 tentang ketentuan Angka Pengenal Importir (API), yang mengharuskan setiap perusahaan untuk hanya dapat memiliki satu jenis API. PT Merck, Tbk mengakhiri peran sebagai distributor produk bahan kimia dan Divisi Bahan Kimia beroperasi di bawah perusahaan afiliasi PT Merck Chemicals dan Life Sciences (MCLS).

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pengawasan dan pembinaan dari pemerintah terhadap kegiatan usaha pertambangan di wilayah masyarakat hukum adat, perlu penggembangan instrumen- instrumen

mengembangkan aspek fisik, keseimbangan antara bermain aktif dan pasif, tidak berbahaya, memiliki nilai kebaikan, memiliki aturan dan tujuan yang jelas [14]. Jumlah

Gangguan yang terjadi pada trafo tiang daya yang disebabkan oleh adanya distorsi gelombang arus dan tegangan akan menimbulkan harmonisa.. Distorsi gelombang arus

politik Sjahrir terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia sampai tahun 1947. Sedangkan penulis sebelumnya mengambil tahun 1927 dimana pada saat itu Sjahrir mulai mengikuti

Berdasarkan penelitian terdahulu (Putri dan Ferdinand; 2016) bahwa harga kompetitif berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, begitu juga pada penelitian Reven

Desa/Kelurahan Budaya adalah desa atau kelurahan yang mengaktualisasikan, mengembangkan, dan mengkonservasi kekayaan potensi budaya yang dlimilikinya yang tampak pada

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1400)

Jenis penelitian adalah operational research untuk mengetahui nilai pemakaian dan investasi obat, mengetahui jumlah pemesanan optimum dan waktu pemesanan kembali